Dampak Virus Corona terhadap Pasar Saham

Dampak Virus Corona terhadap Pasar Saham

Wabah virus Corona yang melanda dunia pada awal tahun 2020, membuat pasar saham benar-benar jatuh. Virus Corona pertama kali terjadi di Wuhan, China. Namun penyebaran virus Corona ini terus meluas ke luar negeri dan Indonesia juga kena dampaknya. 

Sebenarnya dulu kita juga beberapa kali digemparkan dengan virus Ebola, virus Sars tahun 2002 dan virus Mers. Tapi harus saya akui, virus Corona kali ini 'berbeda', dan benar-benar membuat masyarakat dan dunia panik, sehingga pengaruhnya ke pasar saham sangatlah besar. 

Yup, karena kita tahu bahwa penyebaran virus Corona ini sangat mudah dan cepat melalui kontak dengan orang lain yang terinfeksi virus tersebut. Inilah yang membuat masyarakat semakin waspada terhadap wabah tersebut. 


Penurunan IHSG saat wabah Virus Corona

Nah, saya sering mendapatkan pertanyaan seperti ini: "Pak Heze, kenapa virus Corona membuat IHSG jatuh? Apa dampaknya virus Corona ke IHSG? Bukankah dulu juga ada wabah virus-virus lain, tapi dampaknya ke IHSG tidak terlalu besar?" 

Pertama, wabah virus Corona dapat mengguncang dunia usaha (perekonomian dunia), sehingga kalau perekonomian negara-negara turun alias melambat, para investor saham akan berpikir lagi untuk berinvestasi saham. Investor pasti akan menunggu situasi ekonomi membaik, baru kemudian berani berinvestasi. 

Kedua, wabah virus Corona membuat negara-negara menghentikan / mengurangi impor barang-barang dari Tiongkok. Dan Indonesia sudah menerapkan hal tersebut. Menurut data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia, impor Indonesia ke Tiongkok berkurang sekitar 51% satu bulan sejak wabah virus Corona. 

Padahal, tidak sedikit perusahaan di Indonesia yang bahan bakunya berasal dari Tiongkok. Kalau impor dari Tiongkok dikurangi secara drastis, hal ini akan sangat mempengaruhi operasi dan omzet perusahaan. . 

Ketiga, kegiatan bisnis terhambat. Ada banyak contoh yang bisa kita lihat sehari-hari. Anda bisa perhatikan perusahaan2 penerbangan, perusahaan jasa (menyediakan tiket pesawat) yang sudah mulai mengalami penurunan omzet karena untuk sementara waktu banyak orang yang mengurangi mobilitas. 

Di sekitar anda, mungkin anda banyak menemukan perusahaan yang omzetnya turun, PHK karena dampak virus Corona membuat perusahaan tidak bisa beroperasi secara maksimal

Selain itu, kegiatan bisnis antar negara juga pasti akan terhambat. Karena dengan wabah virus Corona ini, mobilitas masyarakat (untuk menjalankan bisnis ke antar negara) juga akan terhalang. 

Dampak virus Corona ini juga diperkirakan akan menggerus pertumbuhan ekonomi Tiongkok, dan tentu saja hal ini juga akan mempengaruhi hubungan bisnis dengan negara lain. 

Jadi sebenarnya dunia bisnis, dunia ekonomi antar negara itu saling berhubungan satu dengan yang lain 

Itulah kenapa kalau perekonomian suatu negara (terutama negara-negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat) sedang goncang, maka hal ini akan turut mempengaruhi ekonomi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Dan pada akhirnya hal tersebut akan berdampak pada pasar saham. 

Yup, jadi Indonesia dengan negara-negara lain memiliki hubungan mutualisme (saling menguntungkan) dalam bidang kerja sama ekonomi, investasi dan perdagangan. Kita banyak melakukan kegiatan impor dari Tiongkok, misalnya impor baja, impor aluminium, barang2 mesin dan lain2. 

Barang impor Indonesia dari Tiongkok - Klik gambar untuk memperbesar. Sumber: Cnbcindonesia.com
Dan semua ini kembali lagi.... Kalau perekonomian negara terganggu, maka Indonesia akan terkena dampaknya. Akibatnya, banyak perusahaan yang tidak bisa membukukan laba bersih dan omzet seperti yang diharapkan, sehingga investor saham akan berpikir untuk membeli saham2 di Indonesia. 

Jadi melalui pos ini, kita semua sudah paham dampak virus Corona terhadap pasar saham. Dampaknya sangat besar dan tidak main-main. Kita sudah lihat bagaimana IHSG turun tajam akibat wabah Virus Corona. 

Tapi tentu saja, kita pasti akan melalui ujian tersebut. Ada masanya IHSG jatuh, ada masanya IHSG dan perekonomian berjaya kembali. 

Kalau kita menghadapi sentimen dan berita-berita negatif yang sangat mempengaruhi pasar saham, maka ada baiknya anda harus mengurangi porsi trading dan beli saham. Kita sudah membahasnya di tulisan berikut: Strategi Trading Saham Saat Turun. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Trading Saat Saham Turun

Strategi Trading Saat Saham Turun

Untuk rekan-rekan yang ingin mempelajari lebih banyak strategi2 menghadapi market saat strong bearish, beberapa waktu lalu, saya juga update ebook saham yang saya isi dengan strategi2 bagaimana cara menghadapi market saham yang sedang strong bearish dan strategi tradingnya. Anda bisa dapatkan disini: Ebook Saham New Edition: Strategi Trading Saat IHSG Bearish.

Kalau rekan-rekan sudah memiliki ebooknya (Ebook Panduan Memilih Saham Bagus), anda bisa mendapatkan free updatenya (langsung saya kirimkan via email). Rekan trader yang sudah mempraktikkan strategi2 trading & screening saham saat IHSG bearish: 

Terima kasih Pak Heze untuk materi updatenya, sangat membantu terutama ketika menghadapi kondisi "strong bearish" sebagaimana saat ini dan kemungkinan besar akan bertemu lagi di lain waktu dengan faktor pemicu lain.

Jadi di update ebook tersebut, anda akan mempraktikkan lebih banyak: 
  • Cara menganalisa IHSG yang berpotensi turun tajam / strong bearish.
  • Strategi trading & screening saham saat market saham sedang turun.
  • Strategi menemukan peluang trading di tengah market bearish.
  • Keputusan trading saat market bearish: Cut loss, hold atau averaging? 
  • Seni-seni trading untuk menghadapi market yang bearish. 
  • Disertai studi kasus dan pengalaman pribadi penulis dalam trading.
Sehingga anda bisa memiliki seni yang sebenarnya dalam menghadapi pasar saham, karena banyak trader yang bangkrut, modalnya habis akibat gegabah dalam mengambil keputusan trading saat pasar saham bearish. 

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Di pasar saham kita tidak hanya menghadapi hal-hal yang bagus. Ajakan-ajakan yang memberikan anda iming2 "pasti untung di saham" tidak seindah kenyataannya, karena kita pasti juga menghadapi market yang bearish. 

Jadi, anda harus bisa menerapkan seni trading yang benar, supaya anda bisa mengambil keputusan yang baik dan memetik profit di saat IHSG sudah bullish nantinya. 

Harga saham turun merupakan kesempatan dan peluang anda untuk membeli saham-saham di harga murah dan diskon. Pada saat saham turun, anda bisa mendapatkan saham2 dengan jumlah lot lebih banyak dan menjualnya di harga lebih tinggi. Ibarat anda membeli barang dengan harga diskon. 

Namun bagaimana kalau penurunan harga saham ini terjadi secara drastis? Dan yang turun bukan hanya beberapa saham, tetapi IHSG anjlok, mayoritas saham jatuh. Intinya, IHSG mengalami kondisi STRONG BEARISH. 

Apakah strategi tradingnya sama dengan ketika saham-saham sedang koreksi normal biasa? Well, i don't think so. Berdasarkan pengalaman saya pribadi, jika kita terburu membeli saham saat IHSG strong bearish, maka mayoritas saham bakalan turun terus. Pelajari juga tulisan saya disini: 2 Penyebab IHSG Turun

Jadi strategi trading kita saat IHSG koreksi biasa dengan IHSG strong bearish tentu saja berbeda. Untuk kondisi IHSG turun tajam, ada baiknya anda pertimbangkan beberapa hal berikut: 

1. Kurangi porsi trading 

Saat pasar saham strong bearish, ada baiknya anda mempertimbangkan untuk kurangi porsi trading. Semakin banyak anda trading, maka risikonya semakin besar. 

Hal ini karena saham2 saat strong bearish masih berpotensi untuk turun lebih banyak, walaupun kelihatannya saham-saham sudah banyak yang turun dan terlihat murah. Porsi trading harus anda kurangi dan jika anda memutuskan trading, tradinglah dengan modal kecil untuk meminimalkan risiko.  

2. Manfaatkan trading cepat & analisa momentum

Trading di saat IHSG strong bearish bisa anda lakukan dengan memanfaatkan momentum rebound. Karena sebanyak apapun turunnya saham, tidak setiap hari IHSG akan turun. 

Ada saat-saat di mana IHSG mengalami rebound. Inilah yang bisa anda manfaatkan untuk trading. Dan di saat kondisi market belum mendukung  untuk trading, ada baiknya anda memanfaaktna momen trading cepat / intraday trading. 

Yup, yang saya maksud adalah buy and sell di hari yang sama atau 1-2 hari trading. Pelajari juga: Teknik Beli Saham Pagi Jual Sore - Trading Harian

Hal ini karena dalam kondisi IHSG bearish, kenaikan saham tidak bertahan lama dan penurunan harga saham akan lebih tajam dibandingkan technical rebound, sehingga strategi buy and hold kurang tepat diterapkan dalam kondisi market yang bearish. 

Selain itu, untuk anda yang punya tipikal trading menitan, anda bisa menerapkan strategi scalping trading saat market bearish. Pelajari juga: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. 

Namun strategi scalping cukup berisiko, sehingga ada baiknya anda menggunakan modal kecil (maksimal 10% modal) dan disiplin dalam take profit. 

3. Wait and see

Jika IHSG sedang turun dan belum ada sinyal kenaikan saham-saham pilihan anda, ada baiknya anda wait and see dan tidak perlu memaksakan trading saham. 

Trading saham tidak harus dilakukan setiap hari, setiap saat. Setiap market buka, pasti ada kesempatan untum meraih profit. Anda tidak perlu menyesal jika tidak trading di hari tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisa Market: Indeks Dow Jones, S&P500, Nasdaq

Analisa Market: Indeks Dow Jones, S&P500, Nasdaq

Di halaman Rekomendasi Saham, saya sering mengulas analisa dan pergerakan saham-saham yang potensial. Tapi disitu, saya juga sering menambahkan ulasan-ulasan tentang kondisi pasar saham Amerika Serikat (AS) terkini khususnya indeks Dow Jones, indeks SP500 dan indeks Nasdaq. 

Dari sinilah banyak rekan-rekan pembaca web Saham Gain bertanya: "Pak kenapa sering ulas Bursa saham AS juga? Pengaruhnya apa ke IHSG? Bukankah kita trading di pasar saham Indonesia, apakah Bursa saham AS juga bisa mempengaruhi IHSG?"

Memang pergerakan pasar saham AS (ketiga indeks itu tadi) tidak selalu berpengaruh terhadap IHSG. Tetapi ada momen dan saat-saat tertentu di mana anda harus memperhatikan pergerakan indeks2 tersebut, karena indeks AS juga bisa mempengaruhi pergerakan IHSG.. 

Dalam hal apa anda perlu memperhatikan pergerakan indeks Dow Jones, SP500, Nasdaq?

Ketika pasar saham sedang mengalami kondisi (strong) bearish, dan banyak sekali sentimen2 negatif di seluruh pasar saham dunia, maka untuk anda KHUSUSNYA PARA TRADER SAHAM yang ingin trading dan mengincar saham untuk jangka pendek, anda harus pertimbangkan kondisi market AS sebelum anda membeli saham di hari besoknya. 

Kondisi pasar saham yang buruk ini sudah terjadi beberapa kali di pasar saham Indonesia dan dunia, misalnya tahun 2008, 2015, awal 2020 (saat ada wabah virus Corona). 

Jadi katakanlah sekarang adalah hari Jumat pagi... Kemudian setelah kita cek closing price indeks Dow, SP500 dan Nasdaq semalam (Kamis malam waktu Indonesia) pada berguguran. 

Maka sebaiknya anda jangan trading saham walaupun sudah banyak saham yang turun, kecuali kalau anda ingin scalping trading dengan mengincar saham2 lapis tiga. Pelajari juga: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. 

Menurut analisa yang sering saya amati, indeks saham AS bisa dikatakan turun tajam apabila penurunannya diatas 1% sehari (apalagi kalau ketiga indeks pada kompak turun). Jadi kalau sudah turun diatas 1%, apalagi sampai 2-3%, maka itu sudah pertanda kalau pembukaan IHSG bakalan ikutan drop. Contohnya seperti pergerakan 3 indeks berikut: 



Klik gambar untuk memperbesar

Ketika indeks Dow Jones jatuh sebesar 3,15%, diikuti Nasdaq -2,77% dan S&P500 -3,03%, maka IHSG paginya langsung dibuka turun 1% lebih dan masih berlanjut turun sekitar 2%. Padahal di hari2 sebelumnya, IHSG sudah turun dan banyak saham yang harganya di support. Tetapi karena ada sinyal indeks jatuh, maka hal ini turut mempengaruhi IHSG. 

Bayangkan kalau anda membeli saham di saat seperti itu, maka yang terjadi saham yang anda beli akan turun terus. Bukankah lebih baik wait and see ketika kita sudah melihat sinyal dari indeks AS yang pada berguguran?

Jadi itulah alasan mengapa anda perlu memperhatikan juga analisa indeks AS, terutama kalau kondisi market sedang acak adut.  

"Tapi Pak Heze, kenapa indeks AS turun kok bisa pengaruh ke IHSG? Kan market dan saham-sahamnya saja berbeda?" Tanya anda 

Ya ini sebenarnya lebih ke alasan psikologis saja sih. Karena bursa saham AS selalu menjadi indeks acuan, bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia. Jadi kalau indeks AS sedang jelek, hal ini bisa memicu reaksi pasar untuk menjual saham atau bahasa sahamnya adalah panic selling. 

Di satu sisi, kalau indeks AS jatuh sebanyak itu, pasti ada apa-apanya kan? Biasanya hal ini terjadi karena memang ada gejolak ekonomi sehingga membuat pasar saham jatuh.

Jadi sekali lagi, untuk anda trader saham, ketika market sedang dalam kondisi yang kurang baik dan anad ingin trading, sering2 juga perhatikan kondisi ketiga indeks tersebut (penutupan kemarin malam), untuk memutuskan apakah anda akan beli saham atau wait and see dulu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Rating Saham Indonesia dan IHSG

Rating Saham Indonesia dan IHSG

Beberapa waktu lalu, salah satu Perusahaan Manajer Investasi dan Bank terkemuka yaitu Credit Suisse memberikan penilaian alias rating terhadap saham2 di Indonesia, di mana Credit Suisse ini menurunkan (underweight) rekomendasi rating pasar saham Indonesia menjadi 10%. Padahal sebelumnya Credit Suisse justru menambah bobot (overweight) rekomendasi sebesar 20%. 

Pertimbangannya adalah, Indeks MSCI Indonesia sudah mengalami kenaikan sebanyak 34% dibandingkan MSCI Emerging Market, sehingga Credit Suisse menilai bahwa saham2 di Indonesia ini sudah overweight, dan saatnya menjual saham2 Indonesia. 

Pertimbangan2 lainnya adalah penguatan Rupiah yang sudah signifikan, dan saham2 Indonesia valuasinya sudah premium alias mahal. 

Kabar lainnya datang dari JP Morgan yang justru memberikan rekomendasi overweight yaitu menaikkan rating rekomendasi untuk saham2 Indonesia. Meskipun demikian, berita penurunan rating saham Indonesia oleh Credit Suisse ini tidak butuh waktu lama untuk membuat IHSG koreksi selama 5 hari berturut-turut.

Tapi kalau menurut penulis sendiri, IHSG saat itu memang sudah berada di kondisi overbought, di mana IHSG kita sudah naik terlalu tinggi. Dan setiap kalau IHSG sebenarnya sudah koreksi, di akhir sesi IHSG selalu dikerek naik dengan aksi beli saham yang besar, sehingga IHSG nggak jadi turun. 

Dan pada saat berita tentang penurunan rating saham Indonesia turun, saya juga banyak melihat diskusi2 trader yang membahas soal ini. Karena meskipun saya yakin itu berita yang sifatnya hanya sementara, tapi berita2 ini cukup "mengganggu" trader, karena faktanya IHSG langsung turun setelah adanya berita soal rating saham. 

Hal-hal seperti ini juga tidak terjadi sekali dua kali. Tiap kali ada rekomendasi bobot saham Indonesia, biasanya akan berpengaruh ke IHSG. Namun setelah IHSG turun selama seminggu, IHSG langsung berbalik arah lagi dengan cepat. 

As usual, hal-hal semacam ini sudah sering terjadi di pasar saham. Dan sebenarnya tidak ada yang kita khawatirkan tentang berita2 dan dampaknya ke IHSG, apalagi berita2 tentang rating, bobot saham itu biasanya efeknya cuma jangka pendek. 

Perlu anda ketahui juga, di pasar saham berita-berita yang negatif atau berita yang punya dampak seolah-olah negatif terhadap saham, biasanya berita2 ini akan dijadikan alasan pelaku pasar untuk ambil untung. Apalagi, kalau secara teknikal, IHSG memang sudah cukup tinggi.

Jadi sebenarnya kalau IHSG lagi drop-dropnya hanya karena alasan2 seperti penurunan rekomendasi saham Indonesia, maka bukankah hal ini justru menarik bagi anda untuk beli saham di saat turun? 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Belajar Saham: Beli Saham Berdasarkan IHSG

Belajar Saham: Beli Saham Berdasarkan IHSG

Kalau anda ingin trading saham, anda mungkin sering mendengar anjuran seperti ini: "Trading saham itu nggak perlu lihat IHSG. Yang perlu dilihat adalah analisa teknikalnya. Kalau IHSG turun, tapi analisa teknikal saham mendukung, itulah saham yang bagus untuk dibeli".

Saya setuju dengan pendapat tersebut (banyak juga trader yang mengatakan hal tersebut). Logikanya, kalau anda ingin membeli saham PGAS misalnya, maka ya anda harus analisa saham PGAS (chart / analisa teknikal), bukan menganalisa IHSG. IHSG kan gabungan pergerakan semua saham di Bursa Efek, bukan hanya saham PGAS saja. 

Saya pribadi juga sering menemukan saham2 yang bisa naik saat IHSG turun, demikian juga dengan rekan-rekan trader lainnya. 

Tapi tentu saja anggapan "trading tidak perlu lihat IHSG" itu tidak selamanya benar. Karena berdasarkan pengalaman saya pribadi, menganalisa pergerakan IHSG itu sangat perlu, terutama kalau anda mengincar saham-saham yang pergerakannya cenderung mengikuti IHSG. 

Saham-saham apakah itu? Jawabannya adalah saham2 blue chip, saham2 LQ45 dan saham2 indeks IDX80. Yup, saham2 tersebut naik-turunnya cenderung searah dengan IHSG. Dan saham2 yang pergerakannya searah dengan IHSG, umumnya adalah saham2 yang likuid. 

Artinya, kalau IHSG sedang naik, saham2 tersebut akan cenderung naik juga. Sebaliknya, kalau IHSG turun sangat banyak, saham2 tersebut juga berpotensi jatuh. 

IHSG

Saham ASII

Contoh saham ASII yang chartnya kurang lebih sama dengan pergerakan IHSG. Jadi kalau memang prioritas anda adalah mengincar saham2 likuid, banyak ditradingkan, maka anda perlu menganalisa juga pergerakan IHSG. 

Ada banyak penyebab naik turunnya IHSG. Kalau anda mempelajari pergerakan IHSG, berarti anda harus mempelajari sentimen2 apa saja yang saat itu berada di pasar saham, yang bisa mempengaruhi pergerakan mayoritas harga saham. Baca juga: 2 Penyebab Turunnya IHSG. 

Kalau saat itu banyak sentimen negatif, IHSG cenderung downtrend, pasar saham sehari naik, turunnya bisa sampai 3-4 hari, maka bisa pertimbangkan untuk wait and see atau membeli saham lebih sedikit (kalau memang anda mengincar saham2 yang cenderung searah dengan IHSG). 

Karena kalau IHSG sedang merah padam, dan anda memaksakan beli saham banyak dengan asumsi saham-saham sudah murah, kemungkinan besar saham yang anda beli akan turun lagi. 

Disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal, saya juga sudah menjelaskan momentum2 terbaik untuk trading berdasarkan analisis teknikal dan IHSG / analisa market. Anda bisa pelajari dan terapkan. 

Itulah kenapa di web Saham Gain ini, terutama di halaman: Rekomendasi Saham, saya sering memberikan saran pada anda untuk selalu mencermati kondisi market (IHSG) termasuk indeks luar negeri terutama Dow Jones ketika anda ingin trading. 

"Oke, lalu sampai sebatas mana IHSG turun kita tetap boleh trading Pak Heze?" Tanya anda 

Nah ini pertanyaan bagus. Anda bisa tetap pertimbangkan trading kalau IHSG hanya koreksi normal, dalam arti sedang tidak banyak sentimen negatif yang membuat IHSG lesu (turun terus) dan transaksi saham jadi sepi. 

Untuk mengetahui hal ini, anda harus sering mengamati market, dan pelajari chart / teknikal IHSG itu sendiri. Dengan cara tersebut, anda akan mengetahui kondisi-kondisi IHSG yang turun karena koreksi dan IHSG turun karena sentimen2 jelek yang menyebabkan transaksi di pasar saham jadi cenderung sepi. 

Selain itu, tentu saja anda juga harus perhatikan analisa teknikal saham-saham pilihan anda secara spesifik, dan manfaatkan technical rebound. Anda bisa pelajari disini: Technical Rebound Saham. 

Tidak selamanya IHSG bagus untuk menjadi patokan dan analisa sebelum trading. Kalau anda adalah tipikal trader yang suka membeli saham yang pergerakannya cenderung berlawanan dengan arah IHSG... 

Contohnya seperti saham-saham gorengan / saham lapis tiga, maka anda sama sekali tidak perlu memperhatikan IHSG.. Mau IHSG naik atau turun, tetap ada saham-saham gorengan yang bisa naik puluhan persen. Tapi ingatlah juga bahwa saham2 gorengan risikonya besar (high risk). 

Kesimpulannya, di dalam trading anda harus tetap perhatikan dan pelajari kondisi pasar saham / IHSG (terutama untuk anda yang membeli saham yang punya korelasi positif dengan IHSG). Pergerakan lesu tidaknya IHSG juga menentukan reaksi market untuk membeli saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisa Saham: 2 Penyebab IHSG Turun

Analisa Saham: 2 Penyebab IHSG Turun

Setiap hari IHSG akan selalu bergerak naik dan turun (koreksi). Di pos ini, saya ingin membahas penyebab IHSG turun. Ketika mendengar kata-kata "IHSG turun", mungkin kedengarannya nggak ada yang spesial. 

Akan tetapi di dalam praktikknya, penurunan IHSG seringkali membuat para trader menjadi panic. Padahal dalam kondisi anda panic, anda justru tidak akan bisa mengambil keputusan dengan jernih untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada di market. 

Sebenarnya ada banyak sekali mengapa IHSG bisa turun di saat-saat tertentu. Akan tetapi, ada dua penyebab utama yang membuat IHSG bisa turun / koreksi. Apa saja itu? 

1. Berita / sentimen negatif 

Berita ataupun sentimen negatif bisa membuat IHSG turun. Bahkan ketika IHSG sedang bergerak normal, dan ada sentimen negatif mendadak, IHSG bisa langsung koreksi dengan cepat. 

Sentimen / berita negatif itu bisa bermacam-macam. Misalnya, terdapat berita pertumbuhan ekonomi turun, nilai tukar Rupiah terus melemah dan lain-lain. 

Beberapa waktu lalu IHSG juga sempat anjlok ketika ada berita pembubaran PT Minna Padi Asset Manajemen (MPAM) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anda bisa baca kasus reksadana Minna Padi di Google (kalau saya jelaskan disini terlalu panjang). 

MPAM ini kan menyimpan banyak saham di portofolio, di mana ada banyak saham yang juga merupakan saham-saham lapis satu (seperti BBRI, BMRI, PGAS) dan saham2 lapis dua seperti ANTM, WIKA, WSKT, PTPP. Jadi otomatis, MPAM harus menjual saham2nya secara bertahap sesuai kewajiban yang ditentukan OJK. 

Karena penjualan saham2 tersebut juga berasal dari saham2 lapis satu dan saham lapis dua (second layer), maka akan ada banyak saham yang turun, yang otomatis juga bisa membuat IHSG drop. 

Efek dominonya, ketika ada berita MNAC akan menjual saham2 dalam jumlah besar (ditambah kasus2 negatif MNAC), maka hal iin akan menimbulkan panic selling pelaku pasar sesaat, sehingga akan membuat IHSG drop lebih banyak. 

Inilah salah satu penyebab IHSG turun, dan hal ini sering sekali terjadi di market (dengan berbagai sentimen2 yang seringkali tidak kita duga).

2. Secara teknikal, IHSG sudah naik banyak 

Yang paling sering menjadi penyebab turunnya IHSG adalah karena secara analisa teknikal IHSG memang sudah naik cukup tinggi. Anda harus pahami konsep di saham bahwa harga saham itu akan selalu bergerak naik dan turun. Pelajari juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.

Demikian juga dengan IHSG. Ya jelas lah, IHSG kan adalah kumpulan dari pergerakan seluruh harga saham di Bursa Efek. 

Jadi kalau IHSG sudah naik tinggi (karena banyak yang beli saham), secara konsep analisa teknikal, cepat atau lama IHSG pasti akan balik turun  /koreksi sebagai respon dari aksi para trader yang ambil untung / take profit. Sebagai praktiknya, anda bisa lihat IHSG berikut ini: 

IHSG Turun
Perhatikan candlestick terakhir (paling kanan). Anda bisa lihat candlestick tersebut berwarna merah dengan candle yang panjang. Ini artinya IHSG sedang mengalami penurunan tajam di hari itu. 

Hal ini wajar, karena kalau kita perhatikan chart IHSG, IHSG kita juga sudah naik tinggi selama 1 bulan terakhir (tanda panah). Di satu sisi, IHSG juga membentuk pola triple top (tanda lingkaran) yan merupakan sinyal koreksi yang cukup kuat. 

Jadi kalau secara teknikal IHSG saja sudah naik tinggi, yaaa wajar saja kalau IHSG cepat atau lama bakalan koreksi. 

Pos ini menuju satu kesimpulan: Jika anda menemukan banyak saham turun dan IHSG koreksi tajam, selain cek berita yang terjadi, cek juga analisa teknikal (chart) IHSG tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu cara yang bisa anda lakukan untuk mengurangi panic selling saat IHSG turun.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Prediksi IHSG 2020

Prediksi IHSG 2020

Di tulisan yang sudah kita bahas sebelumnya disini: Ulasan IHSG Akhir Tahun 2019 & IHSG 2020, kita sudah mengulas rangkuman perjalanan IHSG tahun 2019. Di tahun 2019, kita menghadapi banyak tantangan di market, sehingga IHSG 'hanya' ditutup di angka 6.299,54. So, what's next? 

Bagaimana kira-kira pergerakan IHSG di tahun 2020 ini? Sampai ke level berapa kira-kira IHSG di tahun 2020? Bagaimana strategi tradingnya? 

Untuk menjawab prediksi IHSG 2020, kita harus melihat tantangan / hambatan2 apa yang bakal kita hadapi, serta peluang-peluang yang bisa membuat IHSG bisa kembali berada di jalur uptrend. Pertama-tama, kita bahas dulu tantangan dan hambatan di tahun 2020 yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap market. 

TANTANGAN IHSG 2020 

1. Defisit neraca perdagangan sepanjang 2019 

Di tahun 2019, kita banyak menghadapi defisit neraca perdagangan. Kuartal III/2019 Indonesia defisit neraca perdagangan sebesar US$160 juta. 

Defisit neraca perdagangan berarti suatu negara memiliki ekspor yang lebih kecil daripada impornya. Mengapa hal ini terjadi? Tentu ada banyak penyebab. Lesunya ekonomi dunia juga bisa menyebabkan ekspor kita terhalang karena daya beli yang masih belum membaik. 

Kalau ini terus berlanjut di tahun 2020, cepat atau lama akan berdampak terhadap IHSG, karena jika terus terjadi defisit, maka neraca perdagangan Indonesia akan dipandang tidak sehat (sulit menguasai ekspor), sehingga pelaku pasar juga akan berpikir untuk membeli banyak saham di Indonesia. 

2. Isu / rumor krisis ekonomi

Di berita-berita luar negeri, seperti di situs World Financial Review misalnya, sudah beberapa kali dibahas mengenai kemungkinan terjadi krisis / resesi ekonomi di tahun 2020.  

Saya pribadi tidak mengatakan pasti akan terjadi krisis ekonomi di tahun 2020. Namun karena rumor2 ini sudah cukup banyak dibicarakan, maka jika ada isu2 negatif (misalnya mulai terjadi perlambatan ekonomi, laporan kuartal tidak sesuai harapan), rumor2 krisis ekonomi ini akan dengan mudah muncul lagi ke publik, dan menyebabkan panic selling. 

3. Pertumbuhan ekonomi belum sesuai harapan 

Tahun 2019, pertumbuhan ekonomi kita belum sesuai harapan, di mana kuartal III / 2019 pertumbuhan ekonomi kita 'hanya' 5,02%. Padahal sebelumnya, diprediksi pertumbuhan ekonomi bisa sampai 5,4-5,5%. 

Kondisi bisnis yang masih belum pulih ini ada kemungkinan bisa berlanjut di tahun 2020. Jadi, kalau pertumbuhan ekonomi kita juga belum sesuai harapan (kita masih menunggu angka tahunan dan kuartal I / 2020), maka suka nggak suka, IHSG kemungkinan besar akan tertahan lagi untuk melaju. 

PELUANG PASAR SAHAM 2020 

1. Secara teknikal, IHSG belum naik tinggi 

Kabar baiknya, penutupan IHSG 2019 yang kurang cemerlang ini justru bisa membuka peluang IHSG di tahun 2020 agar bisa naik tinggi. Karena berdasarkan pengalaman pergerakan IHSG, ketika IHSG naik terlalu tinggi / cepat, maka IHSG berpotensi untuk koreksi atau hanya naik terbatas. 

Kita tahu bahwa IHSG ditutup di angka 6.299,54. Di satu sisi, IHSG kita pernah menyentuh 6.600-an. Ini artinya, masih ada peluang yang cukup besar agar IHSG berada di jalur uptrendnya lagi, mengingat banyak saham yang secara teknikal juga sudah murah. 

2. Pertumbuhan ekonomi masih berada di angka yang cukup baik 

Walaupun pertumbuhan ekonomi belum sesuai harapan, namun pertumbuhan ekonomi kita masih berada di level yang tidak buruk. Yup, kita masih mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di angak 5%. 

Selain itu, sepanjang 2019, mayoritas perusahaan bagus (blue chip dan sebagian besar second liner) tetap bisa mencetak kenaikan laba bersih kuartalan. Kalau nanti pertumbuhan ekonomi meningkat, maka hal ini bisa menjadi sentimen positif untuk IHSG. 

3. Banyak sentimen negatif yang sudah terjadi

Di tahun 2019, sudah cukup banyak sentimen negatif yang membuat IHSG sulit naik dan menyebabkan banyak saham yang harganya murah. Karena sentimen2 negatif sudah banyak terjadi sebelumnya, kemungkinan besar di tahun 2020, sentimen negatif ini akan mulai berkurang. 

Kecuali kekhawatiran market terhadap krisis ekonomi seperti yang sudah kita bahas bersama. Oke, kalau sentimen negatif mulai berkurang dan IHSG masih berada di level bottom, itu artinya akan ada peluang besar market untuk membeli saham-saham Indonesia yang sudah murah.  

4. Harga CPO membaik 

Dalam 1-2 bulan terakhir, harga komoditas CPO mulai membaik. Barang komoditas juga bisa menjadi salah satu indikator bagus tidaknya kondisi ekonomi, karena kalau kondisi ekonomi sangat jelek, maka biasanya akan pengaruh ke demand komoditas. 

Grafik CPO. Sumber gambar: Seputarforex.com
Kita bisa lihat juga saham2 AALI, LSIP mulai naik sejak 2 bulan terakhir. Ini juga merupakan pertanda bahwa kondisi ekonomi Indonesia dan IHSG punya peluang naik yang besar di tahun 2020. 

PREDIKSI IHSG 2020 

Untuk tahun 2020, mempertimbangkan tantangan dan peluang market dan ekonomi makro, saya pribadi memberikan prediksi awal IHSG akan berada di level 6.750-7.000, dan menguji dulu all time high-nya di 6.693. 

Namun karena ada tantangan2 seperti yang saya sebutkan diatas, maka naiknya IHSG ini tidak akan terjadi dalam waktu cepat, melainkan pasti ada fluktuatif2 entah karena koreksi, atau ada panic selling di beberapa momen tertentu. 

Dan untuk bulan Januari-Februari, biasanya IHSG cenderung naik karena ada momen January Effect, dan awal musim pembagian dividen tahunan.


Tentu saja, dalam perjalanannya nanti, melalui web Saham Gain ini, kita akan terus pantau perkembangan saham dan IHSG, termasuk kalau ada sentimen2 tertentu yang berpengaruh besar ke market kita akan bahas lagi strategi2 trading dan proyeksi IHSG kedepan. 

STRATEGI TRADING DAN SAHAM-SAHAM YANG BAGUS

Saya pribadi tidak ada strategi khusus untuk saat ini. Tentu saja, anda harus tetap memilih saham2 yang baik secara teknikal dan fundamental. Sebagai antisipasi, kalau mulai terjadi perlambatan ekonomi yang signifikan, anda harus mulai mengurangi porsi saham anda, dan take profit. 

Sedangkan anda yang sudah beli saham2 di akhir tahun 2019, umumnya Bulan Januari saham2 pada naik. Jadi, anda bisa pertimbangkan untuk hold (sesuaikan dengan strategi masing2 tentunya), dan jual di resisten. Di web ini, kita sudah banyak membahas tentang analisa2 saham. Anda bisa pelajari kembali. 

Itulah prediksi IHSG 2020, beserta ulasan2nya. Saya juga ingin menyampaikan pada semua: 

"Selamat menjalankan tahun baru 2020 ini, semoga di tahun baru ini harapan-harapan kita semua bisa tercapai, baik harapan-harapan pribadi, keluarga, karir, target, financial dan lain-lain.

Dan memasuki tahun 2020 ini semoga keuntungan trading & investasi saham kita semua semakin konsisten. Rekan-rekan yang berniat untuk mulai belajar saham, awal tahun 2020 ini adalah awal yang baik untuk memulainya."


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Ulasan IHSG Akhir Tahun 2019 & IHSG 2020

Ulasan IHSG Akhir Tahun 2019 & IHSG 2020

Pasar saham tahun 2019 resmi ditutup pada tanggal 30 Desember 2019. IHSG kita akhirnya closing di angka 6.299,54. Tahun 2019 cukup banyak gejolak di pasar saham. Hal ini membuat IHSG kita tidak seperti yang diharapkan banyak pihak. 

Sebelumnya, banyak yang memprediksi IHSG akan berada di 6.700 atau bahkan ada yang memprediksi IHSG akan mendekati 7.000 di akhir tahun 2019, namun faktanya IHSG kita masih dibawah 6.300. 

Tahun lalu, saya juga sudah pernah mengulas prediksi IHSG 2019 yaitu di kisaran 6.400-6.600 dengan mempretimbangkan banyak faktor, dan target kita memang sedikit meleset, karena IHSG ditutup di 6.299,54. Baca juga: Prediksi IHSG 2019. 

Tapi melesetnya hanya beda tipis, karena seperti yang sudah sering kita ulas, pasar saham kita dalam 1-2 tahun ini memang cukup bergejolak, terutama tahun 2019 kita menghadapi beberapa hal berikut: 

1. Tahun pilpres 

Salah satu gejolak IHSG dikarenakan adanya Pilpres 2019, di mana setiap kali kita memasuki tahun politik, IHSG selalu sulit untuk uptrend. 

Di tahun poilitik, pelaku pasar cenderung lebih banyak wait and see, dan bahkan ketika terjadi sentimen negatif sedikit saja, maka IHSG bisa turun dengan cepat. Inilah salah satu  penyebab IHSG di tahun 2019 sulit naik tinggi.  

2. Perang dagang dan ekonomi eksternal 

Kita semua tahu bahwa di tahun 2019 kita menghadapi kondisi perang dagang, dan IHSG sudah berkali-kali koreksi ketika berita2 negatif tentang perang dagang ini muncul kembali. 

3. IHSG tahun 2018 sudah naik tinggi 

Sejak akhir Oktober 2018 hingga awal Januari 2019, IHSG kita naik terus sekitar 11%, dan kenaikan ini terus berlanjut sampai bulan Februari 2019. Secara teknikal, semakin cepat harga saham atau IHSG naik, maka potensi jatuh/ koreksinya juga semakin cepat. 

Apalagi kalau IHSG sudah berada di puncak, naik terus dan jenuh beli, maka ketika ada sentimen2 negatif, mau nggak mau IHSG bakal langsung turun lagi dengan cepat. Inilah yang terjadi di tahun 2019. 

Anda bisa cek grafik IHSG di software trading anda masing2, IHSG kita memang naik terlalu cepat sejak akhir 2018, sehingga dalam kondisi yang sudah overvalue, pelaku pasar akan melakukan take profit besar-besaran. 

IHSG Indonesia
Setiap IHSG berhasil naik tinggi dengan kenaikan masif dalam kurun waktu agak singkat, mau tidak mau pasti IHSG akan mengalami penurunan yang cepat. Pola-pola seperti itu sudah sering terjadi di pasar saham. 

4. Pertumbuhan ekonomi stagnan

Pertumbuhan ekonomi kita berada dibawah ekspektasi. Kuartal III / 2019 pertumbuhan ekonomi hanya berada di angka 5,02%. Padahal sebelumnya, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 bisa berada kurang lebih 5,5%. 

Pertumbuhan ekonomi yang stagnan ini bisa kita lihat dari penurunan daya beli masyarakat, harga-harga komoditas yang cenderung downtren di tahun 2019. Anda bisa perhatikan saham2 batu bara misalnya, yang sepanjang tahun 2019 cenderung turun terus. 

Tidak bisa dihindari bahwa pertumbuhan ekonomi yang stagnan ini akan membuat trader dan investor menahan diri terlebih dulu untuk membeli saham dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan IHSG sulit bergerak naik sepanjang 2019. 

Tapi kabar baiknya, kalau IHSG kita sekarang masih berada di 6.299,54 (padahal IHSG sempat berada di angka tertinggi 6.637), maka di tahun 2020 ini IHSG justru punya peluang naik yang lebih mudah (dari sisi teknikal). 

Seperti yang saya tuliskan tadi, semakin cepat IHSG naik, apalagi kalau naiknya karena euforia market, justru hal ini harus diwaspadai. 

"Jadi berapa target IHSG di tahun 2020 nanti Pak Heze? Saham yang bagus di tahun 2020? Bagaimana strategi tradingnya?" Tanya anda. 

Anda bisa pelajari ulasan dan prediksi IHSG tahun 2020, dan hal-hal yang akan kita hadapi di tahun 2020 disini: Prediksi IHSG 2020. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.