Ulasan IHSG Akhir Tahun 2019 & IHSG 2020

Pasar saham tahun 2019 resmi ditutup pada tanggal 30 Desember 2019. IHSG kita akhirnya closing di angka 6.299,54. Tahun 2019 cukup banyak gejolak di pasar saham. Hal ini membuat IHSG kita tidak seperti yang diharapkan banyak pihak. 

Sebelumnya, banyak yang memprediksi IHSG akan berada di 6.700 atau bahkan ada yang memprediksi IHSG akan mendekati 7.000 di akhir tahun 2019, namun faktanya IHSG kita masih dibawah 6.300. 

Tahun lalu, saya juga sudah pernah mengulas prediksi IHSG 2019 yaitu di kisaran 6.400-6.600 dengan mempretimbangkan banyak faktor, dan target kita memang sedikit meleset, karena IHSG ditutup di 6.299,54. Baca juga: Prediksi IHSG 2019. 

Tapi melesetnya hanya beda tipis, karena seperti yang sudah sering kita ulas, pasar saham kita dalam 1-2 tahun ini memang cukup bergejolak, terutama tahun 2019 kita menghadapi beberapa hal berikut: 

1. Tahun pilpres 

Salah satu gejolak IHSG dikarenakan adanya Pilpres 2019, di mana setiap kali kita memasuki tahun politik, IHSG selalu sulit untuk uptrend. 

Di tahun poilitik, pelaku pasar cenderung lebih banyak wait and see, dan bahkan ketika terjadi sentimen negatif sedikit saja, maka IHSG bisa turun dengan cepat. Inilah salah satu  penyebab IHSG di tahun 2019 sulit naik tinggi.  

2. Perang dagang dan ekonomi eksternal 

Kita semua tahu bahwa di tahun 2019 kita menghadapi kondisi perang dagang, dan IHSG sudah berkali-kali koreksi ketika berita2 negatif tentang perang dagang ini muncul kembali. 

3. IHSG tahun 2018 sudah naik tinggi 

Sejak akhir Oktober 2018 hingga awal Januari 2019, IHSG kita naik terus sekitar 11%, dan kenaikan ini terus berlanjut sampai bulan Februari 2019. Secara teknikal, semakin cepat harga saham atau IHSG naik, maka potensi jatuh/ koreksinya juga semakin cepat. 

Apalagi kalau IHSG sudah berada di puncak, naik terus dan jenuh beli, maka ketika ada sentimen2 negatif, mau nggak mau IHSG bakal langsung turun lagi dengan cepat. Inilah yang terjadi di tahun 2019. 

Anda bisa cek grafik IHSG di software trading anda masing2, IHSG kita memang naik terlalu cepat sejak akhir 2018, sehingga dalam kondisi yang sudah overvalue, pelaku pasar akan melakukan take profit besar-besaran. 

IHSG Indonesia
Setiap IHSG berhasil naik tinggi dengan kenaikan masif dalam kurun waktu agak singkat, mau tidak mau pasti IHSG akan mengalami penurunan yang cepat. Pola-pola seperti itu sudah sering terjadi di pasar saham. 

4. Pertumbuhan ekonomi stagnan

Pertumbuhan ekonomi kita berada dibawah ekspektasi. Kuartal III / 2019 pertumbuhan ekonomi hanya berada di angka 5,02%. Padahal sebelumnya, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 bisa berada kurang lebih 5,5%. 

Pertumbuhan ekonomi yang stagnan ini bisa kita lihat dari penurunan daya beli masyarakat, harga-harga komoditas yang cenderung downtren di tahun 2019. Anda bisa perhatikan saham2 batu bara misalnya, yang sepanjang tahun 2019 cenderung turun terus. 

Tidak bisa dihindari bahwa pertumbuhan ekonomi yang stagnan ini akan membuat trader dan investor menahan diri terlebih dulu untuk membeli saham dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan IHSG sulit bergerak naik sepanjang 2019. 

Tapi kabar baiknya, kalau IHSG kita sekarang masih berada di 6.299,54 (padahal IHSG sempat berada di angka tertinggi 6.637), maka di tahun 2020 ini IHSG justru punya peluang naik yang lebih mudah (dari sisi teknikal). 

Seperti yang saya tuliskan tadi, semakin cepat IHSG naik, apalagi kalau naiknya karena euforia market, justru hal ini harus diwaspadai. 

"Jadi berapa target IHSG di tahun 2020 nanti Pak Heze? Saham yang bagus di tahun 2020? Bagaimana strategi tradingnya?" Tanya anda. 

Anda bisa pelajari ulasan dan prediksi IHSG tahun 2020, dan hal-hal yang akan kita hadapi di tahun 2020 disini: Prediksi IHSG 2020. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.