Penyebab dan Cara Mengatasi Rugi di Saham

Penyebab dan Cara Mengatasi Rugi di Saham

Trading saham tidak pernah lepas dari kata-kata 'profit' dan 'rugi'. Dalam trading, tidak selamanya anda profit. Pasti ada saat di mana anda harus cut loss, karena harga saham tidak bergerak sesuai harapan anda. 

Namun sebagai trader, anda harus mampu mencetak profit yang lebih besar, dengan kerugian sekecil / seminimal mungkin. Itulah ukuran seorang trader sukses. 

Jadi kalau anda sekarang masih sering rugi. Anda yang bisa profit tapi loss anda lebih besar daripada profit yang anda dapatkan, maka ada yang salah dengan trading anda. Jadi agar anda bisa sukses di pasar saham, anda harus menyadari kesalahan2 tersebut dan anda harus mulai memperbaiki sistem trading anda.

Sebenarnya dalam trading saham, saya "hanya" menemukan dua hal yang menyebabkan trader melakukan kesalahan-kesalahan fatal. 

Lantas, kenapa banyak sekali trader yang tidak mampu mengidentifikasi kerugiannya di pasar saham? Ya karena trader tidak tahu di mana letak kesalahannya. Jadi di pos ini, saya akan bahas dua kesalahan yang menyebabkan trader mengalami kerugian dan tentunya termasuk cara mengatasi kerugian2 tersebut: 

1. Belum mampu melakukan analisis chart / teknikal dengan baik

Penyebab pertama trader mengalami kerugian adalah trader belum mampu menganalisa grafik saham, memahami strategi2 trading yang baik dan mengembangkan analisa. Hal ini sering dialami terutama oleh pemula yang baru trading dibawah 3 tahun. 

Trader seringkali terjebak membeli saham yang salah karena mereka tidak tahu analisa apa yang cocok, yang harus digunakan untuk menganalisa saham. 

Karena trading saham tidak pernah lepas dari analisa teknikal dan grafik, maka hal ini bisa menjadi salah satu penyebab utama trader mengalami kerugian. Nah, kalau anda sering mengalami kerugian (beli saham harganya turun terus), cobalah untuk melihat dari chart tersebut, apa yang membuat anda salah membeli saham?

Apakah karena anda membeli saham downtrend? Apakah karena anda beli saham yang harganya sudah naik terlalu tinggi? Ataukah anda beli saham yang sangat tidak likuid? Catatlah apa yang membuat anda rugi. Jadi anda tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

Jika anda belum memahami banyak strategi analisa teknikal dan trading, dan anda ingin mengetahui strategi2 trading yang benar, anda bisa mempelajari strateginya. Anda bisa lihat disini: Belajar Analisa Teknikal Full.

Tapi saya banyak juga menjumpai rekan2 trader, di mana para trader tersebut sebenarnya memiliki pengetahuan yang luas soal dunia saham, ekonomi, finance, cara membaca dan memprediksi saham. 

Intinya mereka adalah orang-orang cerdas yang bisa mengerti lebih baik dan lebih cepat daripada saya. Just sharing, saat masih satu bulan belajar saham, saya butuh waktu pagi, siang, malam untuk memahami dan mencerna pergerakan bid-offer, gimana cara menginterpretasikan chart dengan benar, bagaimana sistem running trade, gimana cara menggunakan dua indikator, gimana cara mengaplikasikan candlestick dan lain2. 

Sedangkan rekan2 saya, hanya butuh waktu satu-dua minggu saja. Jadi kalau banyak trader yang sebenarnya pintar dan cepat membaca chart dan analisa, pertanyaannya: Masa sih banyak trader yang rugi cuma karena salah baca grafik?  

Dari sini saya baru memahami bahwa penyebab lain (penyebab kedua) trader rugi adalah karena pola pikir / mindset trading yang salah. Seperti apa itu? Kita lanjut ke poin kedua. 

2. Pola pikir trading 

Jadi sehebat apapun anda membaca chart, tapi kalau anda tidak memiliki mindset trading yang baik, maka kemungkinan besar anda akan sulit bertahan menghadapi pasar saham yang sangat fluktuatif. 

Kesalahan2 dalam trading sebenarnya ada banyak sekali kalau kita jabarkan. Dan banyak diantaranya juga adalah kesalahan2 umum yang sering terjadi. Ini akan kita bahas di beberapa paragraf setelahnya. 

Kesalahan2 mindset ini seringkali tidak disadari atau terdeteksi oleh trader itu sendiri. Akibatnya, trader banyak melakukan kesalahan2 fatal, yang berakibat pada kebangkrutan. Barangkali anda ingat ketika krisis global tahun 2008 dan 2015. 

Di saat2 perekonomian lesu, banyak trader yang akhirnya harus gulung tikar di dunia saham alias bangkrut (modalnya habis sama sekali) karena mereka tidak punya pola pikir trading yang baik dan benar. 

Dengan mindset trading baik, anda bukan hanya tahu bagaimana caranya dapat profit, tapi anda juga bisa bertahan dalam kondisi pasar saham apapun, baik kondisi pasar saham naik, turun, atau bahkan sideways. Anda bisa tahu apa yang harus dilakukan saat kondisi pasar saham terkesan seolah membingungkan dan nggak jelas. 

Cara Mengatasi Kerugian di Pasar Saham 

Di pasar saham ada pepatah: "Keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama"Artinya sebagai trader saham terutama kalau anda masih pemula, dan anda membuat suatu kesalahan sehingga saham anda nyangkut, anda harus mengetahui kesalahan anda, evaluasi dan perbaiki. 



Cara mengetahui hal2 apa saja penyebab trader rugi, dan cara mengatasi kerugian di pasar saham, saya bahas secara lengkap dalam Ebook Saham (berjumah 427 halaman) dan Ebook Screening Saham (365 halaman). Anda bisa mendapatkan materinya disini: Ebook Pilihan Trader Saham.

Di materi2 tersebut, saya paparkan secara detai dan lengkap tentang apa saja yang sering membuat trader rugi, kehilangan profit, lengah, emosi. Jadi dengan mengetahui kesalahan2 yang ada dalam trading, cara mengatasinya, dan mengetahui strategi2 trading di pasar saham, anda bisa melakukan evaluasi dan mampu bertahan serta mencetak profit dalam kondisi pasar saham bullish maupun bearish. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Sukses Main Saham, Apa Ukurannya?

Sukses Main Saham, Apa Ukurannya?

Di sela-sela menjalankan aktivitas trading sehari-hari, saya sering sekali mendapat pertanyaan dari rekan-rekan: 

Pak Heze, gimana sih caranya sukses main saham?

Kita bisa dikatakan sukses main saham kalau bisa dapat profit berapa persen per bulan? 

Mungkin anda yang baru membaca web Saham Gain ini atau selama ini menjadi silent reader sebenarnya juga memiliki pertanyaan yang serupa. Jujur saja, pertanyaan ini sebenarnya sulit bagi saya untuk menjawabnya. Lho kok begitu?

Ikuran sukses main saham jawabannya itu sangat relatif. Sukses main saham itu kan tergantung dari modal, pengalaman, dan tujuan anda trading. Apakah profit tersebut bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari (untuk yang trading for a living), apakah uang hasil trading bisa digunakan untuk membantu orang tua, apakah uang hasil trading bisa digunakan untuk hal-hal yang lain?

Ukuran itu tidak akan sama untuk setiap orang. Misalnya anda trading hanya dengan modal Rp1 juta. Dalam satu bulan anda bisa mendapatkan return 50%, yaitu sebesar Rp500 ribu. Return 50% per bulan itu cukup besar. Bahkan kalau untuk ukuran pemula 50% per bulan itu sudah hebat sekali. 

Di satu sisi, kalau anda trading dengan modal Rp10 juta dan mendapatkan return Rp500 ribu per bulan, apakah hal itu bisa dikatakan sukses dalam meraih profit? Hanya anda yang bisa menjawabnya. Dari contoh yang saya paparkan, saya ingin menyampaikan suatu pesan bahwa ukuran sukses main saham tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain. 

Tapi untuk memberikan sedikit pencerahan kepada anda (berdasarkan pengalaman saya main saham), sebenarnya ada beberapa ukuran anda bisa dikatakan sukses main saham.  Sebenarnya hanya ada 2 ukuran yang bisa mengatakan anda sukses main saham

1. Anda bisa profit KONSISTEN dan mengalami PENINGKATAN SECARA KONSISTEN

Profit besar bukan berarti anda sukses, kalau ternyata di bulan berikutnya anda rugi lebih besar lagi. Ukuran sukses main saham adalah kalau anda bisa profit konsisten. Misalnya, setiap bulan anda bisa profit 10% per bulan. Itu berarti anda sudah menemukan ritme permainan yang benar, bisa mengontrol emosi, bisa mengelola psikologis. 

Dalam hal ini anda bisa dikatakan sukses, karena tidak banyak pemain saham yang bisa mengelola emosi trading yang benar walaupun memiliki segudang analisis teknikal yang canggih.  

Selain profit konsisten, anda dikatakan sukses main saham jika profit anda bisa meningkat secara konsisten pula seiring dengan bertambahnya modal dan skill anda. Misalnya, anda bisa profit konsisten sebesar 10% setiap bulan dengan modal Rp100 juta. 

Maka, ketika modal anda bertambah menjadi Rp180 juta, seharusnya profit anda juga bisa mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan kalau anda sudah memiliki manajamen modal dan psikologis trading yang baik.

2. Tujuan trading anda tercapai 

Tujuan trading adalah untuk mendapat profit. Tapi ada tujuan yang lebih spesifik lagi: Anda mau trading for a living, trading untuk membiayai kuliah S3, trading untuk penghasilan tambahan per bulan, trading supaya bisa jalan-jalan ke luar negeri, dan tujuan-tujuan lainnya 

Anda dikatakan sukses main saham jika anda bisa mencapai tujuan trading anda. Saya kasih contoh, misalnya anda trading dengan tujuan trading for a living. Maka ketika hasil trading anda cukup digunakan untuk menghidupi anda dan keluarga, maka anda dapat dikatakan sukses main saham.

So, itulah dua ukuran utama untuk menentukan apakah anda sukses main saham atau belum. Nah, kini coba anda jawab pertanyaan saya: Apakah anda sudah berhasil mencapai kedua poin tersebut? Kalau sudah, berarti anda sukses main saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II

Baca pos I: 10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I. Pos ini merupakan kelanjutan dari Pos I, di mana pada pos I, saya sudah menuliskan 4 (empat_ poin pertama kesalahan yang sering dilakukan trader saham. Di Bagian II pos ini, saya akan membahas 5 poin selanjutnya:  

6. Tidak punya trading plan

Tidak memiliki rencana trading adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Pemula seringkali tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membeli saham. Mau jual di harga berapa? Mau cut loss di harga berapa? Trader pemula seringkali tidak memiliki perencanaan seperti ini setelah membeli saham. 

Tidak punya trading plan bisa menjerumuskan trader pemula untuk tergoda membeli saham2 junk stock alias saham gorengan. Tidak punya trading plan membuat aktivitas trading menjadi kacau, tidak terarah dan menjerumuskan trader pemula dalam kerugian yang lebih besar. Baca juga: Ciri-ciri Trader yang Tidak Punya Trading Plan.

7. Tidak disiplin

Trader pemula terkadang sudah punya trading plan, namun mereka tidak disiplin menjalankannya. Mengapa hal ini sering terjadi? Karena pemula masih labil dalam mengelola emosi tradingnya. Hal ini sangatlah wajar. Namun, jika anda belum bisa disiplin anda harus segera memperbaiki kesalahan anda. 

Solusinya: Anda hanya butuh berlatih. Seiring berjalannya waktu, anda pasti akan lebih mudah disiplin ketika anda sudah banyak mempelajari fluktuatif harga saham. 

8. gambling

Istilah populernya adalah judi. Ya, pemain saham pemula sering melakukan spekulasi saat memilih saham yang akan dibeli. Hal ini lebih dikarenakan pemula belum tahu cara membeli saham yang benar. Pemula juga mudah tergiur dengan keuntungan besar, sehingga cenderung mengincar saham2 lapis 3 yang sebenarnya sangat tidak saya sarankan untuk pemula. 

Baca juga: Trading Saham: Antara Analisis dan Judi? - Part I dan Trading Saham: Antara Analisis dan Judi? - Part II.

Saran saya: Ada baiknya anda mulai main saham jika anda minimal sudah memahami cara beli dan jual saham yang benar. Artinya, paling tidak anda sudah bisa baca indikator, bid-offer, sudah mengerti kategori saham. Baca juga: Memahami Saham Lapis Satu, Lapis Dua dan Tiga

9. Suka rugi, takut profit

Banyak trader pemula yang suka menahan saham rugi terlalu lama. Tidak mau cut loss diawal. Waktu saham turun terus, trader akhirnya menyerah dan cut loss. Artinya, kerugian yang sudah mereka dapatkan jauh lebih besar. Coba jika trader cut loss di awal, maka kerugian yang diderita akan jauh lebih kecil. Sebaliknya, giliran harga saham naik, trader cepat-cepat merealisasikan untung.

Pemahaman ini harus anda ubah. Jika saham yang anda beli turun terus, anda harus segera mengambil langkah cut loss. Sebaliknya, harga saham yang naik sedikit jangan langsung jual. Belilah saham2 yang harganya naik atau rebound.

Jangan membeli saham2 yang tidak jelas secara teknikal maupun fundamental. Prinsipnya: Cut your losses short and let your profit run. 

10. Tidak mengambil rest time 

Trader pemula seringkali memiliki anggapan: Semakin sering trading, semakin besar peluang mendapat keuntungan. Hal tersebut tidaklah benar. Anda membutuhkan waktu cooling down, baik ketika anda sudah mendapatkan profit besar, maupun ketika anda sedang mengalami rugi. 

Hal ini justru bertujuan untuk meminimalkan risiko rugi, serta menenangkan psikologis anda. Percayalah, dengan mengambil waktu istirahat, pengambilan keputusan trading anda di kemudian hari akan lebih berkualitas. Baca juga: Waktu Terbaik Berhenti (Rest) Trading Saham 

Oke, itulah 10 kesalahan besar yang paling sering dilakukan trader pemula. Kesalahan2 tersebut pasti akan dialami setiap pemula. Yang membedakan antara trader sukses dan trader yang gagal, adalah kemampuan mereka dalam menganalisa kelemahan trading. 

Satu hal yang terpenting lagi adalah kemauan mereka untuk mau merubah gaya trading yang selama ini salah. Baca juga: Langkah-langkah Membangun Mindset Sukses Trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I

Semua pemain saham pasti ingin mencapai kesuksesan dalam dunia trading atau investasi. Ukuran kesuksesan main saham dapat diukur dari PROFIT (keuntungan atau cuan). Seberapa besar dan konsisten profit yang bisa anda peroleh dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. 

Itulah ukuran sukses tidaknya anda di pasar saham. Memang ukuran profit ini relatif sekali ya, karena kemampuan besar kecilnya modal dan pengalaman setiap orang berbeda satu sama lain. Hanya anda yang bisa mengukur apakah anda sudah sukses meraih profit konsisten, dan profit besar atau belum.   

Tetapi, untuk mencapai kesuksesan di dunia saham, tentu saja anda membutuhkan usaha. Bahkan, anda butuh kerja keras. Seorang trader handal pun tidak akan bisa langsung menjadi trader handal. Sebelum menjadi trader handal, mereka pasti mengalami menjadi seorang pemula, dan jatuh bangun sebelum menjadi trader handal. 

Saya banyak menemui pemula yang gagal di tengah jalan (padahal belum sempat menjadi trader handal). Ternyata, ada 10 penyebab utama yang membuat trader pemula sering gagal di tengah jalan, dan tidak pernah memperbaiki atau bahkan tidak menyadari kesalahannya. 

Apa saja 10 kesalahan yang sering dibuat oleh trader pemula?  

1. Modal besar = Profit besar = Kemampuan bertahan semakin kuat

Semakin besar modal, memang anda bisa berpeluang menghasilkan profit lebih besar. Tetapi, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Trader yang belum banyak memahami dunia saham, sangat rentang terkena kerugian. Pemain saham pro sekalipun tetap pernah rugi. Bagaimana mungkin pemula bisa untung 100% setiap transaksi?

Masalahnya main saham dengan modal besar (kalau psikologi anda bekum kuat), justru akan semakin membuat pikiran anda tidak tenang. Apalagi kalau saham yang anda beli turun dan berpotensi rugi. Jadi, sebanyak apapun modal yang anda gunakan, kalau anda tidak tahu cara main saham, percayalah anda tidak akan bisa bertahan lama. 

Solusi: Sebagai trader pemula, cobalah untuk main saham dengan modal kecil terlebih dahulu. Jangan memaksa main saham dengan modal besar, apalagi menggunakan modal yang seharusnya digunakan keperluan sehari-hari. Baca: Modal Minimal Trading/Investasi Saham

2. Mengejar indikator sempurna

Saya sering heran, banyak trader yang ngotot sekali mencari indikator yang bisa membaca sinyal yang super akurat. Sampai-sampai mereka membeli indikator ini dan itu yang "katanya" indikator tersebut sangat sempurna. Kata siapa indikator itu sempurna?

Saking ingin sempurna, trader pemula akhirnya banyak sekali menggunakan indikator yang justru akhirnya membuat mereka bingung sendiri. Anda harus tahu bahwa tidak ada indiaktor sempurna. Untuk menciptakan indikator sempurna, anda harus bijaksana dalam memilih indikator. Settingan indikator bukanlah rumus matematika.

Gimana caranya? Teruslah berlatih menghadapi market, maka anda akan mengetahui indikator mana yang cocok untuk anda terapkan. Baca: Gunakan Analisis Teknikal Secara Bijak

3. Trading plan yang tidak konsisten

Trader pemula sebenarnya banyak yang sudah memiliki trading plan. Tetapi mereka plin plan. Maunya beli saham A, ternyata malah tergoda beli saham B. Maunya take profit di harga 1.000, malah ngarep naik lagi ke 1.500. Maunya simpan saham 1 minggu, akhirnya malah jadi investor dadakan. Baca: Mengapa Saya Susah Menepati Trading Plan? 

Maunya beli saham dengan 5 juta, malah nekad membeli dengan modal 20 juta. Trading plan yang tidak konsisten ini akan berdampak buruk pada karir trading anda. So, anda sebagai pemula harus bisa mengatur sistem trading anda dengan baik. Baca: Trading Plan Saham yang Baik

4. Ingin menguasai market dalam kondisi dan situasi apapun

Kesalahan selanjutnya, trader selalu ingin menjadi pemimpin pasar. Padahal, kondisi market saat itu sedang lesu, tidak bersahabat. Intinya, market sedang anjlok. Hal ini akhirnya hanya menyebabkan trader rugi sendiri, saham nyangkut di mana-mana

Nafsu mengejar profit, bukanlah sesuatu yang bijaksana. Anda sebagai trader ritel, percayalah anda tidak akan pernah bisa menguasai pasar. Anda lah yang harus mengikuti pasar. Saat pasar bearish, jangan nekad masuk sampai kondisi sudah benar2 stabil. 

Saat harga saham sudah terlalu tinggi, segera realisasikan profit anda. Jangan menunggu dan berharap harga saham naik terus. Intinya, just follow the trend. 

5. fear and greed 

Rasa takut (fear) dan serakah (greed) adalah 2 hal yang pualingg sering dialami trader pemula. Rasa takut saat saham turun, dan rasa serakah saat saham naik. fear and greed adalah hal yang biasa dan semua trader pemula saya rasa pasti akan mengalaminya.

Namun, rasa takut dan serakah harus mampu anda minimalkan. Rasa takut dan serakah yang tidak anda sadari bisa mengancam kelangsungan trading anda. Baca juga: Psikologi Pasar: Fear And Greed dan Mengapa Trader Saham Harus Punya Trading Plan?

Kini anda sudah tahu 5 penyebab utama kesalahan yang sering dilakukan pemula. Ada 5 poin penting lainnya. Apa saja poin2 tersebut? Silahkan simak jawabannya di Part II. Baca: 10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Salah satu quote yang saya ciptakan untuk bisa terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah: 

"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."

Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau anda pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.

Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi anda juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya bisa merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam. 

Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana anda bisa melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro). 

Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau anda langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham anda turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik. 

Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu anda cari, dan anda sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu. 

Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?  

Tentu sangat berhubungan. Kalau anda ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, anda bisa coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya). 

Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham. 

Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, bisa membuat trader kalang kabut.  

Psikologi inilah yang membuat trader tidak bisa menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya bisa anda manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon. 

Jadi untuk menjadi seorang trader pro, anda harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan anda akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat anda tenang, analisa anda akan lebih jeli. 

Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, anda harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio anda. 

Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya anda takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap bisa naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish. 

Prinsip ini harus anda terapkan dalam trading anda. Dengan cara tersebut, anda akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana anda memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun. 

Kemampuan anda inilah yang nantinya akan menentukan apakah anda sudah bisa 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang anda masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka anda masih ada di level pemula. Artinya, anda masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Salah satu quote yang saya ciptakan untuk bisa terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah: 

"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."

Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau anda pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.

Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi anda juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya bisa merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam. 

Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana anda bisa melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro). 

Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau anda langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham anda turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik. 

Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu anda cari, dan anda sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu. 

Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?  

Tentu sangat berhubungan. Kalau anda ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, anda bisa coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya). 

Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham. 

Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, bisa membuat trader kalang kabut.  

Psikologi inilah yang membuat trader tidak bisa menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya bisa anda manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon. 

Jadi untuk menjadi seorang trader pro, anda harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan anda akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat anda tenang, analisa anda akan lebih jeli. 

Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, anda harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio anda. 

Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya anda takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap bisa naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish. 

Prinsip ini harus anda terapkan dalam trading anda. Dengan cara tersebut, anda akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana anda memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun. 

Kemampuan anda inilah yang nantinya akan menentukan apakah anda sudah bisa 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang anda masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka anda masih ada di level pemula. Artinya, anda masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Menjadi Trader Saham Sukses Indonesia

Menjadi Trader Saham Sukses Indonesia

Salah satu keunikan web Saham Gain ini, adalah saya menyediakan rekomendasi saham gratis, dan anda bisa melihatnya disini: Rekomendasi Saham Hari Ini. Memang rekomendasi saham ini "tidak lengkap" karena sifatnya adalah watchlist. Tapi dengan watchlist, justru saya ingin agar anda juga belajar menganalisa saham dari sudut pandang anda sendiri. 

"Lalu apa hubungan rekomendasi saham dengan judul di pos ini Bung Heze?" Tanya anda

Tentu saja ada kaitannya. Apa kaitannya?

Sejak ada halaman rekomendasi saham, banyak sekali rekan-rekan yang tanya prediksi saham pada saya. Namun tidak sedikit juga trader yang mulai gusar saat saham2 yang saya tuliskan di watchlist ternyata masih belum kunjung naik, plus ketika IHSG-nya mulai anjlok. 

Akhirnya, trader memilih untuk menyerah, cut loss, dan tidak sabar menunggu. Padahal kita hanya perlu menunggu sedikit saja momentum, maka saham tersebut sudah rebound melebihi harga beli anda (harga watchlist saat itu).  

Sebagai contoh, saya terkadang menuliskan saham watchlist, tapi saham tersebut tidak kunjung rebound, melainkan sideways dulu 2-3 hari. Tapi di hari berikutnya harga saham baru rebound kencang. Misalnya saya pernah watchlist HMSP (saat itu saya watchlist di 3.400-an). 

Memang setelah saya tulis di watchlist, HMSP tidak langsung rebound, melainkan turun dan sideways selama 2 hari sampai di level 3.330-3.370. Tetapi sehari setelahnya, HMSP naik drastis 9%, dan lanjut naik lagi di hari berikutnya hingga ke harga 3.920. Artinya, kalau anda mau sabar menunggu, anda sudah mendapatkan profit berlipat-lipat. Jadi, katakanlah anda beli HMSP di 3.400 dan jual di 3.900, maka profit anda adalah 14,7%!  

Dari sini saya juga bisa menyimpulkan bahwa di dunia trading, ternyata banyak trader-trader dengan tipikal: 

- Saat IHSG jatuh, langsung panik, pesimis, cut loss (seperti contoh diatas tadi). 

- Saat IHSG naik sehari, langsung euforia, langsung yakin IHSG akan naik kencang, padahal sebelumnya sudah pesimis saat IHSG turun.

- Saat harga saham naik, banyak trader berharap terlalu tinggi (harga saham akan naik terus, sehingga tidak mau take profit). 

- Saat harga saham turun, trader langsung putus asa.

- Trader mudah terpengaruh oleh kata-kata trader lain (Misalnya saat trader lain bilang saham BKSL mau turun lagi ke 130, trader langsung tidak berani beli sahamnya, padahal BKSL rebound ke 155).

- Dan masih banyak lainnya. 

Inilah yang menyebabkan trader menjadi sulit untuk sukes di pasar saham. Kalau anda sering dengar quote: "Orang sukses hanya 10% dari total populasi manusia". Quote tersebut ada benarnya, dan di dunia saham pun walaupun banyak trader sukses, tapi faktanya trader yang gagal dan menyerah jauh lebih banyak. Baca juga: Adakah Trader Saham yang Sukses?  

Nah untuk menjadi trader sukses, intinya anda harus bisa melakukan analisa dan juga melatih mental anda. Mental trading berarti berkaitan dengan psikologis dan mindset trader. Karena tanpa dua hal tersebut, anda tidak akan bisa meraih kesuksesan dalam trading / investasi saham. 

Lalu bagaimana caranya agar anda bisa melatih mental trading yang benar, sehingga bisa menjadi trader sukses? Saya membahas materi tersebut dengan detail disini: Buku Saham.  Anda bisa mendapatkan materinya.

Jika anda sudah memiliki psikologis dan mindset trading baik, dan selama anda bisa memilih saham yang benar (momentumnya pas dan sahamnya juga likuid), sebenarnya tidak anda yang perlu khawatirkan, anda juga tidak perlu panic selling. Anda hanya perlu kesabaran menunggu momentum saham anda naik, because pattience makes difference.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Buy and Hold, Strategi Trading Terbaik?

Buy and Hold, Strategi Trading Terbaik?

Beli saham, hold, dan jual di harga yang tinggi beberapa minggu kemudian. Strategi trading ini seringkali dianggap sebagai strategi trading yang ideal. Saya setuju bahwa buy and hold adalah strategi yang cukup baik, karena saya juga menerapkannya saya bisa menyimpulkan demikian. 

Buy and hold saham biasanya juga sering diaplikasikan dala strategi SWING TRADING, di mana swing trading juga sudah pernah saya bahas strategi dan praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Namun yang namanya strategi trading itu nggak ada yang abadi. Maksudnya? Maksudnya adalah semua strategi trading bagus untuk anda aplikasikan, tetapi kondisi market, kondisi suatu saham juga menentukan apakah strategi buy and hold ini efektif atau tidak. 

Saya sering mendengar trader saham yang mengatakan: 

"Kalau bisa jual saham di harga tinggi, ngapain jual saham terlalu cepat" 
"Trading saham itu harus beli saham dan simpan, biar bisa jual di harga tinggi" 

Well, nggak ada salahnya juga mengatakan hal ini. Tapi kalau ada trader mengatakan hal tersebut, sekali lagi, kalimat tersebut tidak spesifik, soalnya ada beberapa kondisi yang harus anda perhatikan jika anda mau menerapkan buy and hold. 

Menerapkan strategi buy and hold harus mempertimbangkan kondisi-kondisi sebagai berikut: 

1. Kondisi market saat itu

Berdasarkan pengalaman trading saya, buy and hold efektif diterapkan pada saat market lagi bullish, atau cenderung bullish, pelaku pasar lagi tidak banyak keluar (sell besar2-an). 

Pasca crash market dan pulihnya IHSG, buy and hold juga sangat efektif untuk diterapkan. Sedikit bercerita pengalaman, return terbesar yang saya dapatkan justru ketika IHSG pulih setelah crash market (2008 dan 2015), karena dengan cara hold saham ini, banyak saham2 yang harganya naik drastis dalam kurun waktu tertentu. 

Sebaliknya, ketika terjadi crash market, IHSG lagi turun terus, pasar saham lagi dipenuhi sentimen2 negatif, maka strategi buy and hold ini kemungkinan besar tidak akan bisa anda realisasikan. 

Karena dalam kondisi tersebut, mayoritas saham akan lebih cepat turun. Kalau saham2 naik sehari-dua hari, umumnya saham bakalan langsung turun lebih banyak di hari2 berikutnya. 

Sehingga kalau anda memaksakan menerapkan buy and hold dengan jangka waktu yang lama, kemungkinan besar saham anda akan nyangkut. Artinya, di dalam menerapkan strategi buy and hold, anda juga harus fleksibel, dan melihat kondisi market, jangan menelan mentah2 saran trader atau analis lain. 

2. Buy and hold bukan strategi trading terbaik 

Strategi buy and hold bukanlah strategi trading terbaik, karena strategi terbaik adalah sesuai dengan preferensi anda sebagai trader, dan strategi ini (seperti yang saya jelaskan), harus disesuaikan juga dengan kondisi market, kondisi saham.

Ini artinya tidak ada salahnya juga jika anda ingin menerapkan strategi trading harian (intraday trading). Saya pernah membahas strategi2nya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Jika anda merasa cocok dengan strategi trading yang lain, anda merasa lebih cocok membeli dan menjual saham dengan range lebih cepat, go ahead.. Selama anda bisa menerapkan dengan benar dan profit, anda tidak harus memaksakan untuk beli dan hold saham terus-menerus. 

3. Tipikal saham 

Tidak semua tipikal saham bagus untuk buy and hold.. Yup, mayoritas saham di Bursa Efek banyak diisi saham2 lapis tiga, saham2 tidak likuid seperti GZCO, BWPT, YPAS, HITS dan lain2. Saham2 ini tentu tidak cocok kalau anda terapkan strategi buy and hold karena volatilitasnya yang tinggi. 

Pilihlah saham-saham lapis dua atau saham2 LQ45, dan perhatikan momentum yang tepat untuk buy, sehingga anda bisa buy and hold di harga yang tepat. Baca juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon.

Tiga hal maha penting ini harus anda cermati dan analisa dulu kalau anda memutuskan untuk menerapkan strategi buy and hold.. Lihat kondisi market dan tipikal saham. Dan yang terpenting, anda harus melihat apakah buy and hold ini sesuai dengan tipikal anda atau tidak. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Bisnis Saham adalah Permainan Strategi

Bisnis Saham adalah Permainan Strategi

Kalau anda suka nonton bola, kadang kita melihat permainan bola seolah terkesan membosankan karena tidak ada momen-momen spektakuler (gol) dalam 45-60 menit, dan kita hanya melihat para pemain seolah mengoper bola, kemudian mengembalikan bola ke daerah pertahanan sendiri. 

Tapi sebenarnya semua itu adalah bagian dari mengatur strategi, yaitu mengatur strategi agar tim bisa mencetak gol ke gawang lawan dan permainan bola itu juga berkaitan dengan bagaimana agar bola yang dikuasi tim (ball possession) tidak mudah direbut lawan.

Artinya, dalam permainan bola kesebelasan tim nggak bisa grusa-grusu ingin langsung mencetak gol, ingin bisa menciptakan momen-momen yang bagus, ingin bisa melewati 3-4 pemain sekaligus, karena itu nggak mudah dan butuh pertimbangan serta strategi.  

Tim papan atas ketika dihadapkan dengan tim ecek-ecek atau tim yang peringkatnya paling bawah sekalipun, juga tidak bisa asal-asalan nendang bola. Tetap ada strategi, tetap ada perhitungan. Tim tetap harus bisa memanfaatkan momen yang bagus untuk mencetak gol.  

Terus, apa hubungannya sama saham? Apakah berarti bisnis saham itu sama dengan main ? 

Tidak, bukan itu maksud saya. Bisnis saham bukanlah mainan. Bisnis saham bukanlah judi. Ibarat permainan bola yang membutuhkan strategi, dalam trading saham anda juga butuh strategi yang bagus agar anda bisa mencetak profit. Istilah tepatnya adalah: MOMENTUM. 

Ya, dalam trading saham anda membutuhkan suatu momentum. Momentum itu contohnya seperti ini: Saat IHSG naik, anda nggak beli sahamnya, karena saham udah pada naik terlalu kencang. Biarpun trader lain bilang: 

"Kok you nggak beli saham sih? Itu udah pada naik, ketinggalan kereta ntar." 

"Kalau nggak beli saham, kapan profitnya?"

Namun karena trading saham itu adalah strategi, anda tetap berpegang pada prinsip momentum anda. Ketika harga saham mulai turun, turun dan turun terus. Ketika banyak trader mulai nyangkut karena beli saham di harga atas, itulah kesempatan anda membeli alias serok saham yang banyak di harga low, di harga supportnya. 

Dengan menerapkan strategi, anda bisa mendapatkan profit lebih besar, lebih konsisten dibandingkan dengan trader yang tidak menerapkan strategi yang pas. (Terkait menerapkan momentum ini, nanti akan saya tulis di pos tersendiri).

Artinya dalam trading anda harus mau menunggu (wait and see). Menunggu momentum yang tepat untuk membeli saham. Menunggu momentum IHSG koreksi. Tidak terburu masuk saat IHSG sudah naik tinggi. Baca juga: Membeli Saham yang Sudah Tinggi.

Banyak trader yang masih sering panik kalau IHSG turun, grusa-grusu ingin beli saham yang harganya udah naik, tidak sabar menunggu harga saham turun. Hal ini menyebabkan trader akhirnya sulit mendapatkan profit maksimal.

Anda tidak harus terus membeli saham. Ada saatnya anda tidak perlu trading, ada saatnya anda menungu saat yang pas untuk mengincar saham2 diskon. Trading bukan hanya sekedar buy dan sell. Anda perlu wait and see, anda perlu psikologis trading yang baik. 

Semua itu adalah bagian dari mengatur strategi trading. Dengan kata lain, seorang trader saham sesungguhnya harus memiliki intellegence dalam trading, inilah yang membedakan antara trader yang bisa mencetak profit dan tidak, dan untuk mencapai hal tersebut, anda perlu terus mengasah kemampuan anda untuk membaca pergerakan market. Baca juga: Menjadi Trader Saham Sukses. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

3 Kunci untuk Profit Saham - Alexander Elder

3 Kunci untuk Profit Saham - Alexander Elder

Alexander Elder salah satu tokoh trader saham sukses legendaris pernah memberikan nasihat yang bagus untuk para trader. Berikut nasihat beliau: 

To win in the markets, we need to master three essential components of trading: sound psychology, a logical trading system, and an effective risk management plan

Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut: "Untuk menang di pasar saham, kita perlu menguasai tiga komponen penting trading: Psikologi, sistem trading yang logis, dan rencana manajemen risiko yang efektif. 

Dengan kata lain, Alexander Elder ingin menyampaikan pada kita bahwa untuk sukses / dapat untung yang konsisten di saham, kuncinya bukan cuma bisa baca grafik (sistem trading), tapi anda harus punya psikologis dan mindset trading yang benar. 

Tiga poin Alexander Elder ini kalau dirangkum, bisa menjadi dua poin penting. Saya pernah bahas di pos ini: 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. Anda bisa baca-baca kembali. 

1. Psikologi trading yang matang

Setiap trader mungkin memiliki perencanaan untuk mengincar saham tertentu dan menjual di harga tertentu. Setiap trader mungkin sudah merencanakan analisa2 teknikal. Tetapi tanpa psikologis yang baik, tanpa mindset trading, tanpa trading plan, seluruh perencanaan anda bisa menjadi kacau balau. 

Di pasar saham, keputusan trading bukan hanya melibatkan analisa teknikal, namun juga melibatkan cara anda untuk menyikapi market, baik menyikapi maupn merubah keputusan anda, mempelajari kesalahan, menyikapi market yang euforia atau sebaliknya, market bearish. 

Dengan kata lain, kombinasi psikologis dan analisa teknikal inilah yang akan membawa trader pada arah trading yang lebih baik. 

Kalau anda mau belajar jauh lebih banyak tentang psikologis trading dan membentuk mindset trading yang baik agar anda bisa mencetak untung di pasar saham, anda bisa memiliki materinya disini: Ebook Psikologis Trading & Analiss Teknikal. 

2. Sistem trading yang logis

Trading saham harus anda lakukan dengan perencanaan, trading plan, dan target2 yang logis. Analisa teknikal sangat berperan dalam trading. Baca juga: Menyusun dan Menjalankan Trading Plan Saham

Namun anda harus bisa memasang target trading yang masuk akal. Banyak sekali trader pemula yang baru trading 1-2 bulan, namun ingin langsung cepat kaya. Ingin langsung beli saham dan sahamnya naik 20%. Memasang target untung yang tidak realistis. 

Hal ini hanya akan membuat sistem trading anda jadi amburadul. Sistem trading yang logis harus anda terapkan secara bertahap, disesuaikan dengan KEMAMPUAN MODAL dan SKILL TRADING anda. 

Kalau anda baru trading, kalau anda belum bisa dapat untung besar, maka jangan memaksakan target yang tinggi. Perencanaan2 trading yang dilakukan secara bertahap, akan membawa anda pada level trading yang lebih baik.  

3. Manajemen risiko yang efektif

Manajemen risiko harus anda lakukan terhadap portofolio. Artinya, bagaimana anda memilih saham2 yang berisiko rendah, dan cocok dengan tipikal anda. Batasan2 cut loss untuk saham yang berisiko tinggi. Hal ini akan sangat mempengaruhi sehat tidaknya portofolio anda, dan profit yang anda peroleh nantinya.

Jadi, ketiga hal ini harus anda terapkan di dalam trading. Kalau selama ini anda bisa baca grafik, tapi anda masih sering panik ketika berhadap dengan market. 

Portofolio anda tetap berisi saham2 yang tidak menguntungkan. Anda cenderung ambil risiko tinggi. Maka, anda harus menerapkan tiga kunci ini di dalam trading saham...   


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.