Seberapa Penting Manajemen Modal dalam Trading Saham?

Seberapa Penting Manajemen Modal dalam Trading Saham?

Kalau anda seorang pemain saham, hal terpenting UTAMA yang harus anda kuasai adalah: Manajemen modal. Kenapa harus manajemen modal? Kenapa bukan analisis teknikal dan pengetahuan trading lainnya yang lebih penting? Seberapa penting peran manajemen modal dalam trading?

Di  web Saham Gain ini, saya pernah menuliskan bahwa modal trading itu ibarat nyawa. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Cara Agar Anda Tidak Bangkrut di Pasar Saham. Itulah kenapa anda harus menguasai manajemen modal. 

Analisis saham itu sangat penting, tapi kalau anda nggak punya modal sama sekali / modal anda habis sama sekali karena terlalu banyak cut loss dan saham nyangkut, gimana caranya anda beli saham? Selama anda punya modal, selalu ada peluang untuk mengembangkan modal anda menjadi profit. Tapi kalau modal anda sudah habis total, anda tidak bisa melakukan apa-apa lagi (trading).

Saya banyak menemukan trader yang sebenarnya memiliki analisis yang tajam dalam memprediksi harga saham. Tapi, sayangnya trader tidak memiliki manajemen modal yang baik, dan cenderung menjadi rakus (greed) ketika melihat harga saham yang sudah naik terlalu tinggi. 

Saya juga pernah menemukan trader yang menelan kerugian cukup besar karena dengan PD-nya melakukan averaging down menggunakan dana margin. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak trader yang belum bisa melakukan manahemen 

Jadi kalau anda tanya: Memangnya seberapa penting manajemen modal dalam trading? Maka saya jawab: Manajemen modal adalah hal yang sangat penting, bahkan lebih penting daripada canggihnya sistem teknikal yang anda ciptakan. 

Di pos ini, saya dapat menyimpulkan satu hal tentang manajemen modal: Sistem analisis teknikal yang sederhana dibarengi dengan manajemen modal yang baik, akan menghasilkan profit yang lebih besar. Tetapi sistem teknikal yang canggih dan tidak dibarengi dengan manajemen modal yang baik, maka anda tidak akan bisa menghasilkan profit yang besar. 

Jadi sehebat apapun analisis anda, saya tetap menyarankan pada anda untuk mempelajari manajemen modal trading yang benar. Manajemen modal dalam trading juga saya banyak sekali bahas secara lengkap di ebook saham. Anda bisa mendapatkannya disini: Buku Saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Membuat Trading Plan Saham

Cara Membuat Trading Plan Saham

Setiap kali trading, anda pasti akan sering dianjurkan untuk menyusun TRADING PLAN. Trading plan atau dalam Bahasa Indonesia artinya kurang lebih: Rencana / aturan trading dapat memberikan arah trading yang lebih terarah untuk anda, sehingga dengan trading plan, anda bisa mendapatkan profit konsisten. 

Kenapa anda perlu trading plan? Di pasar saham, anda akan diberikan banyak sekali pilihan saham. Tetapi tidak mungkin anda mentradingkan semuanya. Anda hanya bisa mentradingkan beberapa saham sesuai kemampuan anda. Itu artinya, anda harus memilih saham yang benar2 cocok untuk anda. 

Kedua, anda tidak bisa mengetahui masa depan. Anda tidak bisa mengetahui harga saham akan naik dan turun sampai ke harga berapa keesokan harinya. Maka, anda harus punya trading plan beli dan jual. 

Tetapi seringkali membuat trading plan ini hanya sekedar anjuran-anjuran, tanpa adanya solusi tentang cara membuat dan menjalankan trading plan secara lebih detail. 

Maka dari itu, untuk anda yang saat ini sedang mencari materi-materi mengenai cara membuat trading plan saham secara detail, komprehensif untuk level pemula sampai expert, anda bisa mendapatkan panduan lengkap menyusun trading plan saham disini: Buku Saham. 

Anda bisa lihat review ebooknya disini: Buku Saham Pemula - Expert (427 halaman). Berikut cover ebooknya: 


Berikut adalah materi-materi dan praktik menyusun trading plan yang akan kita bahas: 
  • Cara membuat dan menyusun trading plan saham dan menjalankannya
  • Membuat, menyusun manajemen modal trading pemula - master 
  • Cara melakukan diversifikasi saham berdasarkan manajemen modal
  • Poin-poin penting di dalam trading plan yang harus anda jalankan
  • Kesalahan-kesalahan trader dalam menyusun trading plan, dan bagaimana cara mengatasinya
  • Strategi2 analisa teknikal untuk mendukung trading plan 

Disini anda akan praktik langsung bagaimana menyusun serta menjalankan trading plan, termasuk di dalamnya adalah cara melakukan manajemen modal trading yang benar. Hal ini karena trading plan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen modal. 

Serta saya lengkapi juga dengan strategi2 memilih saham berdasarkan analisa teknikal yang simpel dan dapat dipraktikkan. Hal ini karena di dalam trading plan, salah satunya anda harus bisa menentukan di harga berapa anda beli dan jual. Semuanya itu membutuhkan analisa teknikal. 

Jadi untuk anda yang sekarang sedang bingung bagaimana cara membuat TRADING PLAN saham, apa saja yang harus dipersiapkan dalam membuat trading plan, kini anda sudah mendapatkan praktik2 lengkap tentang cara membuat dan menyusun trading plan. 

Dengan adanya praktik2 membuat trading plan ini, saya berharap agar setiap trader saham bisa membuat aturan trading-nya sendiri, sehingga trader tahu apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan pasar saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Kapan Sebaiknya Merubah Strategi Trading?

Kapan Sebaiknya Merubah Strategi Trading?

Merubah strategi trading berarti anda harus mengganti cara anda membaca pergerakan saham, mengganti analisa teknikal trading yang anda gunakan sebelumnya, bahkan mungkin anda harus mengganti juga time frame trading (misalnya dari trading jangka pendek menjadi positioning).

Salah satu tulisan di web Saham Gain ini, saya pernah menuliskan bahwa sering mengganti strategi trading dampaknya tidak baik untuk anda. Karena merubah strategi trading berarti anda juga merubah trading plan yang harus anda jalankan. 

Sering merubah / mengganti trading plan justru akan menyebabkan anda bingung dengan keputusan trading yang anda buat. Tapi merubah strategi trading boleh-boleh saja dilakukan. 

Anda saya sarankan untuk merubah strategi trading jika: 

1. Anda sering rugi dengan strategi trading yang sekarang 

Artinya, ubah strategi trading jika strategi anda yang sekarang sudah tidak memberikan keuntungan lagi. Kalau anda menganalisa saham dengan analisa teknikal dan indikator2 yang anda pakai, dan anda lebih banyak rugi, maka anda bisa mencoba analisa teknikal yang lain. 

2. Anda menemukan strategi trading baru yang bisa menghasilkan profit lebih besar 

Jika anda menemukan kombinasi analisa teknikal yang ternyata bisa menghasilkan profit lebih besar dan konsisten dibandingkan strategi yang anda pakai sekarang, maka anda boleh merubah strategi trading anda. 

Meskipun strategi trading anda yang lama sebenarnya bisa menghasilkan profit, tapi nggak ada salahnya anda merubah strategi trading, jika memang bisa menghasilkan profit yang lebih baik. 

Strategi2 trading dan analisis teknikal untuk membaca saham2 yang akan naik, bisa anda pelajari juga disini: Ebook Belajar Saham

Hal ini juga pernah saya alami sendiri, di mana saya mengganti dan memodifikasi strategi trading dan beberapa analisa teknikal karena ada sistem teknikal yang lebih baik. 

3. Anda sulit menginterpretasikan analisa teknikal yang anda pakai 

Analisis teknikal diciptakan agar anda membaca potensi pergerakan saham: Apakah saham berpotensi naik? Apakah saham akan turun? Apakah saham tersebut layak beli? 

Nah kalau anda sulit membaca dan menerapkan analisa teknikal yang anda gunakan, maka itu artinya analisa teknikal tersebut tidak cocok untuk anda. Anda bisa mengganti dengan variasi analisa teknikal yang lain.

Sulit menerapkan analisa teknikal berarti anda sering terkena false signal, dan dengan adanya analisa teknikal tersebut, anda justru semakin bingung dengan keputusan trading anda. 

4. Mengganti time frame trading

Anda yang mau mengganti time frame trading, misalnya dari intraday trading ke swing trading atau sebaliknya. Atau anda dulunya trader sekarang ingin jadi investor, atau sebaliknya, maka otomatis anda merubah strategi trading anda.

Merubah strategi trading tidak harus merubah semua analisa2 anda. Anda bisa 'memodifikasi' strategi trading anda. Tapi kalau anda merasa strategi trading anda perlu diubah semua, tidak masalah.

Kalau anda mengalami salah satu dari keempat kondisi diatas, anda boleh merubah strategi trading sesuai dengan kebutuhan anda. 

Tapi kalau anda sudah nyaman dengan strategi trading yang sekarang, saya tidak menyarankan anda untuk merubah strategi trading. Kalau anda ingin menggunakan analisa teknikal yang lain, cukup modifikasi analisa teknikal yang anda pakai (misalnya dengan menambah analisa teknikal tertentu).


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II

Baca pos I: 10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I. Pos ini merupakan kelanjutan dari Pos I, di mana pada pos I, saya sudah menuliskan 4 (empat_ poin pertama kesalahan yang sering dilakukan trader saham. Di Bagian II pos ini, saya akan membahas 5 poin selanjutnya:  

6. Tidak punya trading plan

Tidak memiliki rencana trading adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Pemula seringkali tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membeli saham. Mau jual di harga berapa? Mau cut loss di harga berapa? Trader pemula seringkali tidak memiliki perencanaan seperti ini setelah membeli saham. 

Tidak punya trading plan bisa menjerumuskan trader pemula untuk tergoda membeli saham2 junk stock alias saham gorengan. Tidak punya trading plan membuat aktivitas trading menjadi kacau, tidak terarah dan menjerumuskan trader pemula dalam kerugian yang lebih besar. Baca juga: Ciri-ciri Trader yang Tidak Punya Trading Plan.

7. Tidak disiplin

Trader pemula terkadang sudah punya trading plan, namun mereka tidak disiplin menjalankannya. Mengapa hal ini sering terjadi? Karena pemula masih labil dalam mengelola emosi tradingnya. Hal ini sangatlah wajar. Namun, jika anda belum bisa disiplin anda harus segera memperbaiki kesalahan anda. 

Solusinya: Anda hanya butuh berlatih. Seiring berjalannya waktu, anda pasti akan lebih mudah disiplin ketika anda sudah banyak mempelajari fluktuatif harga saham. 

8. gambling

Istilah populernya adalah judi. Ya, pemain saham pemula sering melakukan spekulasi saat memilih saham yang akan dibeli. Hal ini lebih dikarenakan pemula belum tahu cara membeli saham yang benar. Pemula juga mudah tergiur dengan keuntungan besar, sehingga cenderung mengincar saham2 lapis 3 yang sebenarnya sangat tidak saya sarankan untuk pemula. 

Baca juga: Trading Saham: Antara Analisis dan Judi? - Part I dan Trading Saham: Antara Analisis dan Judi? - Part II.

Saran saya: Ada baiknya anda mulai main saham jika anda minimal sudah memahami cara beli dan jual saham yang benar. Artinya, paling tidak anda sudah bisa baca indikator, bid-offer, sudah mengerti kategori saham. Baca juga: Memahami Saham Lapis Satu, Lapis Dua dan Tiga

9. Suka rugi, takut profit

Banyak trader pemula yang suka menahan saham rugi terlalu lama. Tidak mau cut loss diawal. Waktu saham turun terus, trader akhirnya menyerah dan cut loss. Artinya, kerugian yang sudah mereka dapatkan jauh lebih besar. Coba jika trader cut loss di awal, maka kerugian yang diderita akan jauh lebih kecil. Sebaliknya, giliran harga saham naik, trader cepat-cepat merealisasikan untung.

Pemahaman ini harus anda ubah. Jika saham yang anda beli turun terus, anda harus segera mengambil langkah cut loss. Sebaliknya, harga saham yang naik sedikit jangan langsung jual. Belilah saham2 yang harganya naik atau rebound.

Jangan membeli saham2 yang tidak jelas secara teknikal maupun fundamental. Prinsipnya: Cut your losses short and let your profit run. 

10. Tidak mengambil rest time 

Trader pemula seringkali memiliki anggapan: Semakin sering trading, semakin besar peluang mendapat keuntungan. Hal tersebut tidaklah benar. Anda membutuhkan waktu cooling down, baik ketika anda sudah mendapatkan profit besar, maupun ketika anda sedang mengalami rugi. 

Hal ini justru bertujuan untuk meminimalkan risiko rugi, serta menenangkan psikologis anda. Percayalah, dengan mengambil waktu istirahat, pengambilan keputusan trading anda di kemudian hari akan lebih berkualitas. Baca juga: Waktu Terbaik Berhenti (Rest) Trading Saham 

Oke, itulah 10 kesalahan besar yang paling sering dilakukan trader pemula. Kesalahan2 tersebut pasti akan dialami setiap pemula. Yang membedakan antara trader sukses dan trader yang gagal, adalah kemampuan mereka dalam menganalisa kelemahan trading. 

Satu hal yang terpenting lagi adalah kemauan mereka untuk mau merubah gaya trading yang selama ini salah. Baca juga: Langkah-langkah Membangun Mindset Sukses Trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I

Semua pemain saham pasti ingin mencapai kesuksesan dalam dunia trading atau investasi. Ukuran kesuksesan main saham dapat diukur dari PROFIT (keuntungan atau cuan). Seberapa besar dan konsisten profit yang bisa anda peroleh dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. 

Itulah ukuran sukses tidaknya anda di pasar saham. Memang ukuran profit ini relatif sekali ya, karena kemampuan besar kecilnya modal dan pengalaman setiap orang berbeda satu sama lain. Hanya anda yang bisa mengukur apakah anda sudah sukses meraih profit konsisten, dan profit besar atau belum.   

Tetapi, untuk mencapai kesuksesan di dunia saham, tentu saja anda membutuhkan usaha. Bahkan, anda butuh kerja keras. Seorang trader handal pun tidak akan bisa langsung menjadi trader handal. Sebelum menjadi trader handal, mereka pasti mengalami menjadi seorang pemula, dan jatuh bangun sebelum menjadi trader handal. 

Saya banyak menemui pemula yang gagal di tengah jalan (padahal belum sempat menjadi trader handal). Ternyata, ada 10 penyebab utama yang membuat trader pemula sering gagal di tengah jalan, dan tidak pernah memperbaiki atau bahkan tidak menyadari kesalahannya. 

Apa saja 10 kesalahan yang sering dibuat oleh trader pemula?  

1. Modal besar = Profit besar = Kemampuan bertahan semakin kuat

Semakin besar modal, memang anda bisa berpeluang menghasilkan profit lebih besar. Tetapi, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Trader yang belum banyak memahami dunia saham, sangat rentang terkena kerugian. Pemain saham pro sekalipun tetap pernah rugi. Bagaimana mungkin pemula bisa untung 100% setiap transaksi?

Masalahnya main saham dengan modal besar (kalau psikologi anda bekum kuat), justru akan semakin membuat pikiran anda tidak tenang. Apalagi kalau saham yang anda beli turun dan berpotensi rugi. Jadi, sebanyak apapun modal yang anda gunakan, kalau anda tidak tahu cara main saham, percayalah anda tidak akan bisa bertahan lama. 

Solusi: Sebagai trader pemula, cobalah untuk main saham dengan modal kecil terlebih dahulu. Jangan memaksa main saham dengan modal besar, apalagi menggunakan modal yang seharusnya digunakan keperluan sehari-hari. Baca: Modal Minimal Trading/Investasi Saham

2. Mengejar indikator sempurna

Saya sering heran, banyak trader yang ngotot sekali mencari indikator yang bisa membaca sinyal yang super akurat. Sampai-sampai mereka membeli indikator ini dan itu yang "katanya" indikator tersebut sangat sempurna. Kata siapa indikator itu sempurna?

Saking ingin sempurna, trader pemula akhirnya banyak sekali menggunakan indikator yang justru akhirnya membuat mereka bingung sendiri. Anda harus tahu bahwa tidak ada indiaktor sempurna. Untuk menciptakan indikator sempurna, anda harus bijaksana dalam memilih indikator. Settingan indikator bukanlah rumus matematika.

Gimana caranya? Teruslah berlatih menghadapi market, maka anda akan mengetahui indikator mana yang cocok untuk anda terapkan. Baca: Gunakan Analisis Teknikal Secara Bijak

3. Trading plan yang tidak konsisten

Trader pemula sebenarnya banyak yang sudah memiliki trading plan. Tetapi mereka plin plan. Maunya beli saham A, ternyata malah tergoda beli saham B. Maunya take profit di harga 1.000, malah ngarep naik lagi ke 1.500. Maunya simpan saham 1 minggu, akhirnya malah jadi investor dadakan. Baca: Mengapa Saya Susah Menepati Trading Plan? 

Maunya beli saham dengan 5 juta, malah nekad membeli dengan modal 20 juta. Trading plan yang tidak konsisten ini akan berdampak buruk pada karir trading anda. So, anda sebagai pemula harus bisa mengatur sistem trading anda dengan baik. Baca: Trading Plan Saham yang Baik

4. Ingin menguasai market dalam kondisi dan situasi apapun

Kesalahan selanjutnya, trader selalu ingin menjadi pemimpin pasar. Padahal, kondisi market saat itu sedang lesu, tidak bersahabat. Intinya, market sedang anjlok. Hal ini akhirnya hanya menyebabkan trader rugi sendiri, saham nyangkut di mana-mana

Nafsu mengejar profit, bukanlah sesuatu yang bijaksana. Anda sebagai trader ritel, percayalah anda tidak akan pernah bisa menguasai pasar. Anda lah yang harus mengikuti pasar. Saat pasar bearish, jangan nekad masuk sampai kondisi sudah benar2 stabil. 

Saat harga saham sudah terlalu tinggi, segera realisasikan profit anda. Jangan menunggu dan berharap harga saham naik terus. Intinya, just follow the trend. 

5. fear and greed 

Rasa takut (fear) dan serakah (greed) adalah 2 hal yang pualingg sering dialami trader pemula. Rasa takut saat saham turun, dan rasa serakah saat saham naik. fear and greed adalah hal yang biasa dan semua trader pemula saya rasa pasti akan mengalaminya.

Namun, rasa takut dan serakah harus mampu anda minimalkan. Rasa takut dan serakah yang tidak anda sadari bisa mengancam kelangsungan trading anda. Baca juga: Psikologi Pasar: Fear And Greed dan Mengapa Trader Saham Harus Punya Trading Plan?

Kini anda sudah tahu 5 penyebab utama kesalahan yang sering dilakukan pemula. Ada 5 poin penting lainnya. Apa saja poin2 tersebut? Silahkan simak jawabannya di Part II. Baca: 10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Salah satu quote yang saya ciptakan untuk bisa terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah: 

"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."

Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau anda pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.

Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi anda juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya bisa merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam. 

Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana anda bisa melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro). 

Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau anda langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham anda turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik. 

Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu anda cari, dan anda sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu. 

Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?  

Tentu sangat berhubungan. Kalau anda ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, anda bisa coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya). 

Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham. 

Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, bisa membuat trader kalang kabut.  

Psikologi inilah yang membuat trader tidak bisa menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya bisa anda manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon. 

Jadi untuk menjadi seorang trader pro, anda harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan anda akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat anda tenang, analisa anda akan lebih jeli. 

Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, anda harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio anda. 

Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya anda takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap bisa naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish. 

Prinsip ini harus anda terapkan dalam trading anda. Dengan cara tersebut, anda akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana anda memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun. 

Kemampuan anda inilah yang nantinya akan menentukan apakah anda sudah bisa 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang anda masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka anda masih ada di level pemula. Artinya, anda masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Salah satu quote yang saya ciptakan untuk bisa terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah: 

"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."

Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau anda pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.

Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi anda juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya bisa merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam. 

Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana anda bisa melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro). 

Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau anda langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham anda turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik. 

Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu anda cari, dan anda sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu. 

Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?  

Tentu sangat berhubungan. Kalau anda ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, anda bisa coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya). 

Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham. 

Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, bisa membuat trader kalang kabut.  

Psikologi inilah yang membuat trader tidak bisa menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya bisa anda manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon. 

Jadi untuk menjadi seorang trader pro, anda harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan anda akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat anda tenang, analisa anda akan lebih jeli. 

Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, anda harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio anda. 

Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya anda takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap bisa naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish. 

Prinsip ini harus anda terapkan dalam trading anda. Dengan cara tersebut, anda akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana anda memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun. 

Kemampuan anda inilah yang nantinya akan menentukan apakah anda sudah bisa 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang anda masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka anda masih ada di level pemula. Artinya, anda masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Planning Trading Saham dengan Modal Kecil

Planning Trading Saham dengan Modal Kecil

Di pos ini: Main Saham Modal Besar atau Main saham Modal Kecil? Saya pernah menuliskan sedikit banyak perbandingan trading saham dengan modal kecil dan trading saham dengan modal besar. Di pos tersebut saya mengatakan bahwa main saham dengan modal kecil memungkinan anda untuk mendapatkan profit yang lebih konsisten. 

Jadi, kalau anda ingin trading saya menyarankan pada anda untuk menggunakan modal kecil. Jika anda bisa profit konsisten menggunakan modal kecil, anda bisa mulai menggunakan modal besar. 

"Tapi masalahnya, kapan saya harus suntik modal? Profit konsisten itu di kisaran berapa persen (%) untuk pemula?" Tanya anda 

Untuk memudahkannya, dibawah ini adalah contoh planning trading saham menggunakan modal kecil. Perhatikan tabel dibawah ini. 


Untuk seorang pemula, anda bisa dikatakan profit konsisten apabila anda bisa melakukan di kisaran 2-5% setiap bulan. Seiring dengan pengalaman, profit yang anda dapatkan pasti akan mengalami kenaikan. 

Kalau pada bulan ini anda profit 10% tapi bulan berikutnya anda minus 5%, artinya anda belum bisa profit konsisten. Pada tabel diatas, saya mengumpamakan planning trading selama 2 tahun, dengan modal awal trading Rp3 juta. 

Setelah menggunakan modal Rp3 juta, anda bisa profit konsisten sebesar 2% selama 6 bulan berturut-turut, maka anda bisa menaikkan modal menjadi Rp5 juta. Jika anda menggunakan modal Rp5 juta dan anda bisa profit konsisten selama 5 bulan sebesar 4%, anda bisa menambah modal lagi, dan seterusnya. 

Perencanaan trading ini hanyalah contoh / ilustrasi, bukan aturan pakem. Anda bisa mengembangkannya sendiri sesuai dengan kemampuan dan pengalaman analisis anda. Tapi intinya, jika anda ingin bisa profit konsisten tradinglah dengan modal kecil. Lalu, jika anda bisa profit konsisten selama minimal 3 bulan, anda bisa menambah modal. 

Saran saya, anda bisa menambah modal sebesar Rp1-2 juta. Saya tidak menyarankan anda untuk menambah modal langsung sebanyak puluhan juta jika anda bisa profit konsisten.

Tujuannya adalah supaya anda belajar main saham secara bertahap, dan psikologis anda tidak kaget jika pasar saham tiba2 tidak bergerak sesuai keinginan anda, padahal anda sudah terlanjur main saham dengan modal puluhan juta. 

Selain itu, sebagai pemula lakukanlah planning seperti ini setidaknya selama 2 tahun untuk menguji apakah anda bisa profit konsisten dalam jangka waktu yang lebih lama. Kalau diatas 2 tahun anda bisa profit konsisten, anda bisa menambah modal diatas 1-2 juta. 

Itulah contoh perencanaan trading menggunakan modal kecil. Jika anda ingin memahami lebih dalam mengenai bagaimana cara menyusun trading plan yang benar, mempelajari psikologis saham yang benar, anda bisa mendapatkan materi lengkapnya disini: Buku Trading dan Belajar Saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengapa Anda Harus Punya Trading Plan?

Mengapa Anda Harus Punya Trading Plan?

Trading plan adalah bagian penting dari aktivitas trading yang harus anda jalankan. Trading plan memiliki cakupan yang luas, termasuk di dalamnya adalah melakukan manajemen modal dengan benar. Kalau anda belum tahu bagaimana cara menyusun trading plan, anda bisa baca pos saya disini: Strategi Analisis Teknikal, Menyusun Trading Plan dan Manajemen Modal.

Dalam trading, tidak banyak trader yang memiliki trading plan. Mengapa saya demikian? Karena banyak sekali trader yang tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membeli saham. Banyak trader yang sahamnya penuh dengan saham2 nyangkut. Banyak trader yang membeli saham tanpa tahu mengapa membeli. Sehingga dengan tidak adanya trading plan tersebut, banyak trader yang jalur tradingnya sangat tidak terarah dengan baik. 

"Jadi apakah bikin trading plan itu ribet Bung Heze?" Celetuk anda 

Trading plan tidaklah ribet. Misalnya, sore hari saat market tutup, anda memutuskan memilih beberapa saham yang ingin anda amati dan tradingkan untuk keesokan harinya. Dengan demikian, pilihan saham anda tidak 'kemana-mana' atau tidak mudah tergoda membeli saham2 gorengan. Itu juga sudah termasuk dalam bagian trading plan. Simpel tapi sangat bermanfaat. 

Tapi faktanya, tidak banyak trader yang melakukan hal tersebut. Akhirnya trader tidak bisa menikmati profit dan menyusun portofolionya dengan baik. Nah, jadi trading itu sangat penting. Mengapa anda harus punya trading plan? Ada banyak sekali manfaatnya dalam trading anda sehari-hari: 

1. Trading plan membuat keputusan anda lebih bagus

Dengan trading plan, anda sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam trading. Anda tidak mudah terpengaruh ajakan beli / jual saham, tidak mudah terpengaruh kondisi IHSG yang hanya sesaat, tidak mudah terpengaruh membeli saham2 gorengan. Keputusan yang anda buat akan lebih berkualitas.

Biasakan membuat trading plan. Maka, perlahan anda akan mengetahui tipikal dan karakter trading yang cocok untuk anda. Karena dengan trading plan, anda akan lebih fokus dengan trading anda, sehingga anda akan lebih tahu apa yang cocok untuk anda. 

2. Trading plan membuat trading anda terarah 

Trading plan memang bukanlah analisis teknikal, tetapi trading plan adalah bagian dari eksekusi analisis yang sudah anda buat, yang sudah anda amati sebelumnya. Jadi dengan trading plan, tidak ada lagi kata profit karena untung-untungan. Saham nyangkut di mana-mana, karena faktor panic buying. Trading plan membuat trading anda benar2 menjadi sebuah bisnis yang bagus, bukan karena faktor judi / gambling / untung-untungan. 

3. Trading plan membuat trading anda disiplin 

Pernahkah anda mencoba untuk hidup disiplin? Misalnya biasanya anda sering bangun siang, makan tidak teratur, tidak pernah olahraga. Kini anda mengganti pola hidup tersebut. Anda mulai rutin bangun pagi, makan lebih teratur, olahraga setidaknya seminggu sekali, mengurangi junk food. 

Apa yang anda rasakan? 

Hidup anda lebih berkualitas, teratur dan disiplin tentunya. Hal ini juga sama ketika anda selalu membuat trading plan sebelum trading. Anda akan lebih disiplin, dan percayalah, saham-saham nyangkut  anda akan berkurang. Kedisplinan inilah yang akan membuahkan profit. 

Karena trader yang tidak punya sifat disiplin (membuat dan menjalankan trading plan), maka trader akan sulit untuk mencari celah-celah dalam trading yang bisa dimanfaatkan untuk mencari momentum saham yang baik. 

Itulah pentingnya anda punya trading plan. Dan penulis pribadi sudah merasakan sendiri manfaat (profit) dari memiliki trading plan. Anda yang belum memiliki trading plan, mulailah mencoba membuat trading plan yang simpel (eksekusi beli-jual), dan jalankan trading plan anda. Lama-kelamaan trading plan anda yang disertai dengan evaluasi trading, akan berkembang menjadi trading plan dan eksekusi yang lebih berkualitas.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mau Main Saham? Jawab Pertanyaan Trading Plan ini

Mau Main Saham? Jawab Pertanyaan Trading Plan ini

Mayoritas pemain saham yang belum bisa mendapatkan profit di pasar saham, dikarenakan mereka belum mampu menjalankan sistem trading yang jelas. Seperti apa sistem trading yang jelas itu? 

Sebenarnya, dasar-dasar trading / investasi saham tidak pernah lepas dari 2 pertanyaan penting yang harus anda jawab. Pertama: Anda mau beli saham apa? Kedua: Mengapa anda membeli saham tersebut?  

Dua hal ini kelihatannya sepele. Tapi coba anda renungkan lagi baik-baik dalam trading anda. Apakah anda sudah benar2 melakukan hal ini? Atau hanya kadang-kadang saja? 

Beli saham apa?

Hal pertama yang harus anda lakukan dalam trading adalah membeli saham. Jadi, anda setidaknya harus tahu saham apa yang mau anda beli. Pertanyaan ini sebenarnya tidak terlalu susah. Kenapa begitu?

Karena mayoritas pemain saham sudah tahu saham yang dibeli. Kalau anda ditanya beli saham apa, anda hanya perlu jawab saja saham yang anda miliki di portofolio anda. Tapi trading bukan hanya soal beli saham. Hal yang lebih penting adalah, anda harus tahu MENGAPA ANDA MEMBELI?

Mengapa anda membeli saham tersebut? 

Pertanyaan ini yang seringkali tidak bisa dijawab oleh pemain saham. Trader tahu saham apa yang dibeli, tapi banyak trader tidak tahu mengapa memilih membeli saham tersebut? Nah, inilah yang menyebabkan trader seringkali terjebak beli saham yang jelek, beli saham di harga yang terlalu tinggi, banyak cut loss dan nyangkut.  

Kalau anda beli saham tanpa melihat chart-nya. Anda beli saham hanya melihat isu / berita / rumor. Anda beli saham hanya karena kata teman / analis/ broker. Anda beli saham hanya karena IHSG lagi naik kencang, maka alasan itu masih kurang spesifik, karena anda harus punya dasar yang kuat untuk membeli saham. 

Artinya kalau ditanya kenapa anda beli saham tersebut, maka jawaban anda harus didasarkan pada analisis teknikal. Ada banyak cara untuk melakukan analisis teknikal saham. Saya membahasnya lengkap disini: Buku Saham. 

Apabila anda beli saham karena alasannya adalah harganya sudah diskon, stochasticnya sudah jenuh jual, candlesticknya sudah membentuk pola rebound disertai volume besar, maka itu adalah alasan-alasan beli saham yang bagus. I mean, anda punya dasar yang lebih kuat untuk menjelaskan kenapa anda beli saham tersebut. 

Anda juga bisa membalik pertanyaan 'beli saham apa dan mengapa beli saham tersebut' menjadi 'mengapa beli, dan kemudian baru anda pilih saham yang ingin anda beli'. Jadi misalnya sebelum membeli saham, anda menentukan kriteria2 saham yang hendak anda beli. 

Misalkan anda menentukan beli saham dengan kriteria harga saham harus rebound dari MA 30. Maka jika ada saham yang memenuhi kriteria anda, misalnya rebound dari MA 30, maka anda baru memilih sahamnya. Paham sampai disini?  

Kemudian anda nyeletuk: "Pak Heze, gimana kalau saya ikut beli saham dari rekomendasi saham yang diberikan analis?"

Katakan anda beli saham ASII karena alasannya menurut analis PER ASII yang paling rendah di sektornya. Alasan itu sah-sah saja. Hanya saja, anda harus melihat apakah track record analis tersebut bagus atau tidak. Apakah prediksi analis di masa lalu lebih banyak benar atau salahnya?

Demikian juga kalau anda dapat rekomendasi dari teman anda. Kalau teman anda memberikan rekomendasi beli saham SOCI tanpa ada dasar yang kuat, maka jangan langsung terpengaruh membeli sahamnya. Meskipun teman anda lebih ahli daripada anda. 

Dibalik semua itu, alasan kenapa membeli saham sebenarnya juga tidak sesimpel itu. Meskipun anda sudah punya alasan yang tepat kenapa anda membeli saham, tidak serta-merta harga saham akan naik. Artinya, belum tentu analisa anda akan selalu benar. 

"Terus bagaimana caranya supaya bisa dapat profit konsisten Bung Heze?" Tanya anda lagi 

Satu-satunya cara agar anda bisa memperoleh profit konsisten, anda harus mencoba dan berlatih trial and error analisa teknikal. Apabila hasil trading yang anda gunakan rugi, anda harus mencoba sistem analisis teknikal lain. Kalau untung, lanjutkan. 

Catat setiap analisa yang anda gunakan dalam trading, untuk menjawab pertanyaan 'mengapa beli saham'? Pahami strategi2 trading agar anda bisa meraih profit di pasar saham. Pahami psikologis trading yang baik, agar anda tidak salah melangkah dalam menerapkan trading plan anda. Baca juga: Strategi Trading Profit dan Psikologis Saham 

Lama-kelamaan anda akan tahu sendiri cara menganalisa saham yang paling cocok untuk anda. Anda akan tahu saham apa yang harus anda hindari. Anda akan tahu kapan waktunya beli saham, kapan waktunya jual. 

Anda akan lebih tenang menghadapi kondisi pasar. Anda yang dulu banyak cut loss, sekarang cut lossnya dikit dan banyak untung. Anda tidak lagi bergantung pada opini dan rekomendasi dari analis, teman, broer. 

Dengan kata lain, anda sudah 'naik level' dari trader pemula jadi trader berpengalaman. Hal ini saya alami sendiri. Artinya kalau mau mendapat untung, ya anda harus terus belajar, terus menganalisa. 

Jadi dua poin inilah yang harus anda jawab kalau anda mau main saham: Apa dan mengapa? Jangan sampai anda tahu beli saham apa tapi tidak tahu mengapa anda membeli. 

Dengan tahu mengapa anda membeli saham, anda bisa menemukan apa yang cocok untuk anda, sekaligus anda bisa mengevaluasi hasil trading anda.   

Catatan: Untuk pemula, anda disarankan untuk menghindari beli saham gorengan. Karena saham gorengan memiliki risiko (potensi kerugian) yang jauh lebih besar dibandingkan saham2 blue chip. Jadi, untuk anda yang masih pemula, ada baiknya anda memulai beli saham2 blue chip dan saham2 lapis dua yang likuid. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.