Pengertian dan Contoh Dividen Interim

Pengertian dan Contoh Dividen Interim

Di pos-pos sebelumnya kita sudah pernah membahas tentang dividen. Anda bisa baca-baca lagi disini: Daftar dan Jadwal Pembagian Dividen. Beli Saham Blue Chip dan Dividen untuk Seumur Hidup. Cara Menghitung Dividend Payout Ratio. Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen.

Ketika berbicara dividen, anda pasti sering mendengar istilah dividen interim. Apa itu dividen interim? Dan apa perbedaan dividen interim dengan dividen final? Mengingat banyak teman2 trader yang masih bingung dengan istilah dividen interim ini, maka di pos ini saya akan menjelaskannya.  

Pembagian dividen biasanya dilakukan setelah perusahaan melakukan tutup buku di akhir tahun (Bulan Desember). Untuk perusahaan go public, laporan keuangan audit (laporan keuangan satu tahun) akan dipublikasikan di antara bulan Januari sampai akhir April tahun depan. 

Oleh karena itu, perusahaan yang membagikan dividen setelah tutup buku akhir tahun, dividen ini dinamakan dengan dividen final. Yap, dinamakan dividen final karena dividen ini akan diberikan pada pemegang saham setelah laporan audit perusahaan selesai.  

Jadi tidak heran jika pembagian dividen perusahaan ini biasanya ramai dilaksanakan di antara bulan Maret sampai Mei (musim dividen). 

Nah tetapi bisa jadi perusahaan membagikan dividen beberapa kali dalam setahun. Misalnya, setelah perusahaan membagikan dividen final, di Bulan Juli perusahaan lagi dividen. Atau di Bulan Oktober perusahaan membagikan dividen lagi pada pemegang saham. 

Sehingga dalam setahun perusahaan membagikan dividen lebih dari satu kali. Dividen "tambahan" yang dibagikan selain dari pembukukan keuntungan tahunan inilah yang dinamakan dengan dividen interim.  

Jadi dividen interim adalah dividen yang dibagikan sebelum perusahaan membukukan profit tahunan. 

Kenapa perusahaan membagikan dividen interim selain dividen final? Jawabannya mudah saja, karena perusahaan tersebut sudah mampu membukukan profit yang besar di kuartal I, kuartal II atau kuartal III, sehingga laba tersebut sudah bisa dibagikan pada investor sebelum tutup tahun buku, sesuai dengan kebijakan manajemen. 

CONTOH DIVIDEN INTERIM 

Ada beberapa perusahaan yang rajin bagi dividen interim (lebih dari satu kali dalam setahun). Beberapa contoh perusahaan yang sering bagi dividen interim antara lain adalah: ASII, TPIA, JPFA, AALI, AUTO, MAIN, ITMG, BBCA, INDF, ICBP TLKM dan lain2. 

Sebagai contoh dalam satu tahun ASII membagikan dividen dua kali. Pertama, ASII membagikan dividen di Bulan Mei dengan nilai Dividend per Share (DPS) Rp130. Sedangkan Bulan Oktober dengan nilai DPS sebesar Rp60. 

Nah, dividen yang dibagikan di Bulan Oktober inilah yang disebut dengan dividen interim, karena dividen ini dibagikan bukan berdasarkan laba tahun buku auditnya (akhir tahun), tetapi berdasarkan laba yang diperoleh di Kuartal III.  

Biasanya perusahaan2 yang bagi dividen interim ini adalah perusahaan blue chip walaupun tidak selalu. Yap, karena emiten blue chip merupakan emiten2 yang punya kinerja yang sudah mapan, sehingga mereka lebih memilih membagikan laba bersih dalam bentuk dividen. 

Anda yang mau investasi saham, nabung saham dengan tujuan dapat dividen yang besar, maka anda bisa mempertimbangkan saham2 blue chip yang rajin bagi dividen interim ini. 

Soalnya nggak banyak perusahaan yang mampu bagi dividen besar pada pemegang saham. Ya logikanya kalau perusahaan nggak profit, perusahaan tidak akan mampu kasih dividen besar ke pemegang saham. 

Contoh2 emiten blue chip yang rajin bagi dividen interim yaitu BBCA, ASII, TLKM, ITMG. Sedangkan emiten lapis dua adalah JPFA yang belakangan ini juga mulai rajin bagi dividen interim. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Daftar dan Jadwal Pembagian Dividen

Daftar dan Jadwal Pembagian Dividen

Dividen adalah salah satu pembagian keuntungan perusahaan kepada investor / pemegang. Nah, anda yang sudah menjalankan trading, anda pasti sudah tidak asing lagi dengan DIVIDEN. 

Bahkan mungkin anda dan mayoritas trader lain juga mencari saham2 yang rutin membagi dividen. Entah karena anda memang ingin mendapatkan dividen besar, atau anda mengincar kenaikan harga saham sebelum tanggal ex date dividen. Baca juga: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen. 

Sebagian besar trader seringkali ketinggalan informasi mengenai jadwal pembagian dividen, sehingga trader yang ingin mendapatkan dividen, terlambat membeli saham. Terkadang ketika dividennya sudah masuk di ex-date atau sudah naik tinggi saat cum-date, trader baru mengetahui kalau perusahaan tersebut membagi dividen. 

Maka dari itu, bagi anda yang ingin mencari informasi tentang daftar dan jadwal pembagian dividen terupdate, sebenarnya ada beberapa situs yang menyediakan mengenai jadwal pembagian dividen yang selalu update. 

Yap, anda bisa mencarinya melalui situ RTI dan situs Eddy Elly. Berikut langkah2nya. 

Jadwal dividen melalui situs RTI   

1. Buka situs RTI.co.id

2. Pilih menu Calendar. Perhatikan tampilan dibawah ini 


3. Setelah itu anda pilih bagian Dividen. Perhatikan tampilan dibawah

Klik gambar untuk memperbesar

Anda bisa lihat jadwal pembagian dividen terupdate dan terbaru dari RTI, mulai dari nilai dividennya (Price), cum date, ex date hingga payment date. Sehingga, anda tidak terlambat mengetahui informasi pembagian dividen perusahaan. 

Jadwal dividen melalui situs Eddy Elly 

1. Buka situs eddyelly.com 

2. Pilih menu Jadwal Dividen, seperti dibawah ini


3. Kemudian anda bisa pilih jadwal dividen tahun yang terbaru. 

Di situ Eddy Elly ini jadwal dividennya juga update dan sangat lengkap, karena anda bisa melihat dividen per share perusahaan2 yang membagikan dividen mulai awal tahun hingga akhir tahun, dan juga tahun2 sebelumnya sehingga anda bisa melakukan analisa tentang naik-turunnya dividen perusahaan. 

Saya pribadi juga sering melihat informasi dividen tunai melalui situs Eddy Elly tersebut. Baca juga: Daftar Perusahaan yang Rutin Membagi Dividen. 

Itulah dua situs yang dapat anda jadikan referensi bagi anda yang ingin melihat jadwal dividen secara update. Informasi ini berguna terutama untuk anda para dividend seeker.

Sebagai informasi, biasanya musim dividen banyak dilakukan di bulan Maret sampai pertengahan tahun, karena di antara bulan2 tersebut, banyak perusahaan2 yang merilis laporan keuangan tahunan. 

Umumnya, dividen akan dibagikan setelah perusahaan rilis laporan tahunan tersebut. Jadi sering saja cek website2 tersebut untuk mengetahui update pembagian dividennya. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mencari Data Aksi Korporasi Perusahaan

Mencari Data Aksi Korporasi Perusahaan

Aksi korporasi (corporate action) yang dilakukan perusahaan dapat memiliki pengaruh yang besar pada harga saham, sehingga aksi korporasi ini penting untuk anda cermati terutama kalau anda berniat mengincar saham2 yang dalam waktu dekat akan melakukan aksi korporasi. 

Historis aksi korporasi yang dilakukan emiten juga bisa anda jadikan sebagai analisa, untuk melihat apakah aksi korporasi perusahaan tertentu memiliki pengaruh yang signifikan ke harga saham atau tidak.  

Jika anda ingin menganalisis aksi korporasi dan pengaruhnya ke pergerakan saham jangka pendek - menengah, anda bisa mencari data historis aksi korporasi perusahaan. Yup, anda bisa mencarinya melalui situs IDX. Berikut langkah-langkah mencari data aksi korporasi perusahaan:  

1. Buka situs Idx.co.id --> Perusahaan Tercatat --> Aksi Korporasi 


Tampilan IDX seperti diatas dan untuk mencari aksi korporasi perusahaan, anda bisa ikuti langkah2 seperti pada gambar diatas. 

2. Cari aksi korporasi yang anda inginkan

Setelah anda klik Aksi Korporasi, akan muncul tampilan aksi korporasi berikut ini: 

Data aksi korporasi perusahaan
Pada situs IDX, anda bisa mencari kode / nama perusahaan. Jadi jika ingin mencari perusahaan spesifik yang melakukan aksi korporasi, anda bisa langsung ketikkan nama perusahaan yang anda cari. 

Anda juga bisa memilih 'Tipe Aksi'. Anda bisa mencari jenis aksi korporasi yang ingin anda cari. Misalnya perusahaan2 yang melakukan stock split, atau right issue, atau waran dan lain-lain. 

Setelah itu, anda juga bisa melakukan pilihan tanggal aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan, misalnya rentang 1 tahun (tanda kuning). 

Disini saya coba mencari perusahaan2 apa saja yang melakukan aksi korporasi stock split mulai periode Januari 2019 - Februari 2020, dan akhirnya didapatkanlah data-data perusahaan2 apa saja yang melakukan stock split seperti berikut ini:  


Perhatikan tanda persegi hijau diatas. Itulah perusahaan2 yang melakukan aksi korporasi stock split selama periode Januari 2019 - Februari 2020. 

Jadi kalau anda sedang mencari aksi korporasi entah untuk kepentingan analisa saham, atau untuk analisa-analisa yang lain, itulah cara mencari data aksi korporasi perusahaan. Anda bisa cari dan dapatkan datanya melalui situs IDX, dengan langkah2 diatas.

Saya pribadi biasanya mencari data historis aksi korporasi untuk melihat pengaruh aksi korporasi tertentu dalam jangka pendek - menengah terhadap naik turunnya suatu saham (bisa kita lihat tanggal aksi korporasi, lalu kita analisa chartnya sendiri untuk melihat kecenderungan trennya pasca aksi korporasi). 

Cara ini cukup bagus agar anda bias mendapatkan gambaran kecenderungan tren saham ketika melakukan aksi korporasi, sehingga bisa menjadi dasar analisa anda untuk memutuskan apakah aksi korporasi tertentu bisa anda jadikan keputusan akumulasi saham atau wait and see dulu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Stock Split, Layak Dibeli?

Saham Stock Split, Layak Dibeli?

Aksi korporasi stock split adalah aksi korporasi yang sangat menarik bagi kalangan trader maupun investor saham. Ketika ada perusahaan yang melakukan stock split, saya sering mendapatkan pertanyaan2 masuk: 

"Apakah saham A sudah layak dibeli?" 
"Apakah saham B akan naik tinggi setelah stock split?"
"Saham C mau stock split. Di harga berapa sebaiknya buy?" 

Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Bahkan banyak trader yang langsung membeli saham setelah saham tersebut resmi stock split. Hal ini biasanya terjadi pada saham2 blue chip seperti UNVR, BBRI, BMRI yang pernah melakukan stock split dan langsung diborong oleh trader. 

Yang jadi pertanyaan untuk kita analisis bersama adalah: "Apakah saham yang melakukan stock split berarti sahamnya layak dibeli?" 

"Apakah saham yang stock split itu punya potensi naik lagi karena harganya menjadi jauh lebih murah?"

Menurut saya pribadi, saham yang stock split BELUM TENTU sahamnya LAYAK DIBELI. Meskipun saham tersebut tampak sudah murah, meskipun saham yang stock split adalah saham blue chip, anda harus melakukan analisa dan pengamatan yang lebih dalam. 

Faktanya, banyak saham yang pasca stock split justru harganya cenderung turun. Anda bisa perhatikan beberapa saham berikut (saham UNVR dan saham ANDI) setelah melakukan stock split: 



Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sempat menjadi trending topic ketika akan melakukan stock split. Dan setelah UNVR stock split (lihat chart pertama, tanda lingkaran), saham UNVR justru turun dari harga 8.500 ke 8.000 selama 1 bulan. 

Padahal UNVR adalah saham yang kinerjanya sangat baik, tapi kenapa harga sahamnya justru turun pasca stock split? Kita akan bahas di beberapa paragraf selanjutnya. 

Kedua, saham PT Andira Agro Tbk (ANDI) melakukan stock split dan pasca stock split (chart kedua tanda lingkaran), harga sahamnya ternyata turun terus, dan kembali ke harga gocap (tidak ada transaksi trading lagi). 

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa saham2 yang stock split bukan jaminan bahwa harganya bakalan naik lagi dengan cepat hanya karena faktor "sudah murah". 

Ada banyak penyebab yang membuat suatu saham cenderung bergerak naik dan turun pasca stock split yaitu: 

1. Kinerja fundamental perusahaan tersebut 

Ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi minat trader untuk membeli saham. Mayoritas perusahaan yang fundamentalnya jelek, harga sahamnya justru sangat mudah jatuh pasca stock split. 

Saham ANDI misalnya (contoh diatas), di mana kinerja fundamentalnya tidak menonjol dan harga sahamnya tidak likuid. Maka ketika stock split, sahamnya justru turun terus. 

Hal ini sudah banyak sekali terjadi di saham2 lapis tiga. Saham ANDI hanyalah salah satu contoh saham yang anjlok dan balik gocap setelah stock split. Anda bisa mencari informasi stock split disini: IDX Stock Split, dan amati bagaimana pergerakan saham2 lapis tiga setelah stock split, biasanya harganya cenderung turun. 

2. Momentum pasar saat itu 

Lalu kenapa saham sekelas UNVR harganya juga bisa turun pasca stock split? Salah satunya dikarenakan momentum market. Kebetulan sekali.... UNVR melakukan stock split di saat IHSG lagi jelek-jeleknya saat itu. 

Sehingga, dengan momentum market yang kurang baik, meskipun suatu saham bagus melakukan stock split, market belum tertarik untuk mengangkat harga sahamnya. 

3. Kecenderungan reaksi pelaku pasar 

Selain itu, mayoritas saham yang stock split, umumnya harganya memang tidak langsung bergerak uptrend dan naik terus. Reaksi pasar biasanya hanya euforia di beberapa jam pertama pasca stock split.

Setelah itu, harga sahamnya akan cenderung koreksi lagi. Hal ini karena pelaku pasar beranggapan bahwa saham yang stock split harganya masih 'kurang murah', sehingga masih banyak aksi jual untuk ambil di harga bawah. 

Hal ini pernah terjadi di saham BBRI pasca stock split, di mana harganya cenderung stagnan selama 1 mingguan (kondisi market stabil). Setelah 1-2 minggu, BBRI baru kembali menemukan jalur uptrendnya. 

Kesimpulannya, walaupun suatu saham sudah "murah" karena stock split, anda jangan langsung tergiur untuk membelinya. Analisalah lebih dalam. Kalau saham2 yang stock split adalah saham lapis tiga atau saham2 yang kinerjanya kurang bagus, saham tidak likuid, ada baiknya hindari saham tersebut. 

Sebaliknya, jika saham yang stock split adalah saham2 yang kinerja fundamentalnya bagus, anda harus pertimbangkan kondisi market saat itu, dan ada baiknya anda menunggu 1 mingguan (karena biasanya saham2 setelah stock split masih cenderung turun beberapa hari pertama). 

Terutama untuk anda trader jangka pendek, menunggu momentum trading dan tidak gegabah membeli saham hanya karena stock split itu sangatlah penting. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Ketika anda trading saham, anda pasti akan melihat kode-kode saham. Kode saham Indonesia ditulis dalam 4 huruf. Misalnya PT Indofood Tbk, kode sahamnya adalah INDF. Nah, tapi mungkin anda sering menemukan kode saham yang di belakangnya ada tambahan 'W'. Contohnya AGRO-W, DWGL-W, BULL-W, MEDC-W dan lain2. 

Kode W ini kepanjangannya adalah waran. Apa itu waran? Mengapa perusahaan menerbitkan waran? Dan apa untung dan risikonya bagi seorang pemegang saham?

Waran merupakan hak yang diberikan pada pemegang saham untuk membeli saham dengan harga pelaksanaan (harga exercise) dan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan penerbit waran

Jadi, waran ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Dan waran adalah hak, bukan kewajiban. Kalau investor tidak ingin menggunakan hak-nya untuk untuk membeli saham, maka tidak masalah (investor tidak mendapatkan saham perusahaan tersebut). 

Waran disebut juga dengan options, karena memberikan opsi (pilihan) kepada pemegang saham untuk menggunakan hak-nya. Di pasar modal, waran termasuk dalam produk derivatif (produk turunan) saham dan merupakan aksi korporasi perusahaan. 

Perlu anda ingat, waran ada jangka waktunya. Biasanya jangka waktu waran adalah 2-5 tahun. Jadi setelah waran kadaluarsa (misalnya AGRO-W kadaluarsa tanggal 12 Juni 2018), maka anda tidak akan melihat kode AGRO-W di pasar reguler lagi setelah tanggal 12 Juni 2018. 

Lalu kenapa perusahaan menerbitkan waran? Apa untungnya bagi perusahaan?

Waran diterbitkan ketika perusahaan akan melakukan initial public offering (IPO) atau right issue. Tujuannya supaya investor semakin tertarik untuk ikut dalam aksi korporasi perusahaan (IPO / right issue). Jadi, waran ini sebenarnya fungsinya adalah sebagai pemanis / sweetener

Perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan secara finansial. Dampak positifnya bagi perusahaan, saham perusahaan akan semakin diminati investor.  

Memang tidak banyak perusahaan yang menerbitkan waran. Waran biasanya diterbitkan oleh perusahaan2 yang saham publiknya sedikit dan kurang likuid. Hal ini bertujuan agar investor semakin tertarik membeli saham perusahaan tersebut. 

MEKANISME DAN PRAKTIK TRADING WARAN 

Salah contoh perusahaan yang menerbitkan waran adalah PT Dwiguna Laksana Tbk (DWGL) dalam rangka IPO. 

Bersamaan dengan itu, DWGL juga menerbitkan waran, di mana setiap investor yang berpartisipasi dalam IPO, akan mendapatkan waran. Setiap 20 saham yang dimiliki investor akan memperoleh satu waran. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp187 dan jatuh temponya 12 Desember 2022.

Katakanlah seorang investor memiliki 2.000.000 lembar saham DWGL, maka investor akan mendapatkan 100.000 lembar waran secara cuma-cuma. Waran yang dibagikan ketika investor mengikuti IPO ini nilai awalnya adalah nol (Rp0), karena sifatnya cuma-cuma. 

Harga waran akan bergerak naik dan turun setelah waran tersebut diperdagangkan di pasar reguler. Dan waran ini nantinya juga bisa anda tradingkan di pasar reguler seperti halnya ketika anda mentradingkan saham. 

Andai kata DWGL-W naik dari Rp0 menjadi Rp150, dan investor menjual warannya, maka investor akan mendapatkan keuntungan sebesar 100.000 x 150 = Rp15 juta. Keuntungan Rp15 juta ini adalah keuntungan yang anda dapatkan secara cuma-cuma. Ibartnya, anda dikasih uang gratis sebanyak Rp15 juta. 

APAKAH BENAR WARAN MENGUNTUNGKAN? 

Memang anda bisa mendapatkan untung cuma-cuma kalau anda dapat waran saat perusahaan akan IPO / right issue.  Tapi kalau anda memutuskan untuk membeli waran di pasar reguler (setelah IPO / right issue), maka anda harus menghitung untung-ruginya. 

Ketika anda memutuskan membeli waran saat DWGL melantai di bursa, anda memiliki dua opsi: Menjual waran atau menebus waran untuk mendapatkan saham dengan membeli di harga pelaksanaannya (Rp187). 

Sebagai contoh, anda membeli waran DWGL di harga Rp150 sebanyak 2.000 lot. Jadi total modal yang anda keluarkan adalah Rp30 juta. Anda punya opsi untuk menjual waran atau menebus waran di harga pelaksanaannya yaitu di harga Rp187.

Kalau anda tidak menebus atau menjual waran anda sampai tanggal ex nya, yaitu sampai 12 Desember 2022, maka waran anda akan hangus sama sekali. Hangus disini maksudnya adalah waran anda akan hilang. 

Jadi, uang Rp30 juta yang anda tanamkan di waran akan hilang total. Dengan kata lain, kalau anda tidak menggunakan hak anda sampai jatuh tempo dan waran anda hangus, kerugian anda akan mencapai 100%!!

Sebaliknya jika anda mau menebus untuk mendapatkan saham DWGL, anda perlu menebus dengan membayar di harga Rp187 (harga pelaksanaan waran-nya). 

Dengan demikian, anda hanya perlu membayar Rp337 untuk membeli saham DWGL (Rp150 yang anda dapatkan dari pembelian waran plus Rp187 dari penebusan di harga pelaksanaan). 

Jika harga saham DWGL saat itu adalah 400 misalnya, maka anda bisa untung sebesar Rp63 (400 - 337). Ini artinya anda bisa mendapatkan DWGL di 337 dari penebusan waran dan langsung menjualnya di 400. 

Tapi kalau harga pasar DWGL mengalami penurunan, tentu saja anda akan rugi. Katakanlah harga pasar DWGL saat itu adalah Rp300, dan anda mendapatkan DWGL di harga Rp337 dari penebusan waran, maka anda akan rugi sebesar Rp37 per saham.

Itulah mengapa pemegang waran selalu mengharapkan agar harga saham terus mengalami kenaikan agar pemegang waran bisa mendapatkan saham di harga yang rendah dan menjual langsung (untung) di harga pasarnya. 

Kenaikan dan penurunan waran ini pada umumnya akan mengikuti harga saham induknya. Misalnya harga saham DWGL naik dari 200 ke 500 atau naik 300 poin, maka DWGL-W biasanya juga akan naik kurang lebih 300 poin. 

Tapi tidak selalu seperti itu. Maksud saya, siapa yang bisa memastikan harga saham? Terkadang harga saham bisa mengalami kenaikan tapi justru waran mengalami penurunan yang drastis, dan sebaliknya.



Pada gambar diatas, bisa anda lihat bahwa ketika DWGL naik sebesar 6.09%, DWGL-W justru turun sebesar 15,05%. 

TRADING WARAN DI PASAR REGULER 

Anda mungkin sering melihat harga waran yang bisa naik sampai 100% lebih atau bahkan turun 100% lebih dalam sehari. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui jika anda memutuskan untuk trading waran di pasar reguler: 

* Trading waran disini artinya anda langsung membeli dan menjual waran , tidak menebus waran tersebut untuk mendapatkan saham.

1. Waran tidak likuid dan nominalnya kecil.

Waran pada umumnya nominalnya cukup kecil, sehingga persentase kenaikan dan penurunannya akan lebih tinggi / rendah daripada harga saham itu sendiri. 

Kita ambil contoh saham DWGL. Katankanlah DWGL naik 10 poin dari 620 ke 630. Maka keuntungan anda adalah 2%. Tapi kalau DWGL-W naik 10 poin dari 70 ke 80, keuntungan anda adalah 14%.. Keuntungan anda memang jauh lebih besar.. 

Tapi sebaliknya, kalau DWGL anda turun 10 poin dari 630 ke 620, maka kerugian anda kurang lebih sebesar 2% dan kalau DWGL-W yang turun 10 poin dari 80 ke 70, kerugian anda juga jauh lebih besar, yaitu sekitar 14%. 

Dan sekali lagi, kalau anda nggak menggunakan waran tersebut untuk membeli saham baru di harga pelaksanannya (Rp187), karena harga pasarnya masih dibawah harga waran, maka kerugian anda akan mencapai 100%!!

Selain itu, tidak sedikit waran yang harganya Rp1, Rp10, Rp100 saja. Jadi kalau anda beli waran di harga Rp2, terus waran anda turun ke Rp1, maka kerugian anda adalah 100%. Atau seringkali terjadi waran yang harganya, misalnya, Rp80 turun ke Rp20. Jadi penurunannya bisa mencapai -300% dalam sehari. Bayangkan apa yang terjadi jika waran anda turun 300% dalam sehari... 

Waran juga tidak se-likuid saham induknya. Walaupun ada beberapa waran yang juga masih lumayan likuid, seperti contoh DWGL-W diatas. Anda perhatikan, antriannya cukup banyak. 

Tapi berhubung waran ini juga fluktuatif bahkan spread bid-offernya bisa sangat renggang, maka sangat berbahaya dan saya tidak menyarankan anda untuk trading waran. Saya pribadi tidak pernah mentradingkan waran, karena trading waran ini sifatnya nyaris seperti gambling. Dan grafik waran nggak bisa dibaca dengan analisis teknikal. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham.

Meskipun waran bisa naik 200% dalam sehari, tapi anda juga berpotensi rugi 200% sehari. Dan meskipun anda bisa menerka-nerka pergerakan waran menggunakan pergerakan saham induknya, tapi seperti contoh gambar diatas tadi, anda tetaplah tidak bisa menggunakan rumus seperti itu.

Jadi bukankah lebih baik membeli saham yang bisa kita analisis? Dengan begitu, anda bisa memegang saham dengan rasa aman... Karena dalam trading, bukan profit saja yang harus anda incar, tapi anda harus juga memperoleh rasa aman.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Ketika anda trading saham, anda pasti akan melihat kode-kode saham. Kode saham Indonesia ditulis dalam 4 huruf. Misalnya PT Indofood Tbk, kode sahamnya adalah INDF. Nah, tapi mungkin anda sering menemukan kode saham yang di belakangnya ada tambahan 'W'. Contohnya AGRO-W, DWGL-W, BULL-W, MEDC-W dan lain2. 

Kode W ini kepanjangannya adalah waran. Apa itu waran? Mengapa perusahaan menerbitkan waran? Dan apa untung dan risikonya bagi seorang pemegang saham?

Waran merupakan hak yang diberikan pada pemegang saham untuk membeli saham dengan harga pelaksanaan (harga exercise) dan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan penerbit waran

Jadi, waran ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Dan waran adalah hak, bukan kewajiban. Kalau investor tidak ingin menggunakan hak-nya untuk untuk membeli saham, maka tidak masalah (investor tidak mendapatkan saham perusahaan tersebut). 

Waran disebut juga dengan options, karena memberikan opsi (pilihan) kepada pemegang saham untuk menggunakan hak-nya. Di pasar modal, waran termasuk dalam produk derivatif (produk turunan) saham dan merupakan aksi korporasi perusahaan. 

Perlu anda ingat, waran ada jangka waktunya. Biasanya jangka waktu waran adalah 2-5 tahun. Jadi setelah waran kadaluarsa (misalnya AGRO-W kadaluarsa tanggal 12 Juni 2018), maka anda tidak akan melihat kode AGRO-W di pasar reguler lagi setelah tanggal 12 Juni 2018. 

Lalu kenapa perusahaan menerbitkan waran? Apa untungnya bagi perusahaan?

Waran diterbitkan ketika perusahaan akan melakukan initial public offering (IPO) atau right issue. Tujuannya supaya investor semakin tertarik untuk ikut dalam aksi korporasi perusahaan (IPO / right issue). Jadi, waran ini sebenarnya fungsinya adalah sebagai pemanis / sweetener

Perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan secara finansial. Dampak positifnya bagi perusahaan, saham perusahaan akan semakin diminati investor.  

Memang tidak banyak perusahaan yang menerbitkan waran. Waran biasanya diterbitkan oleh perusahaan2 yang saham publiknya sedikit dan kurang likuid. Hal ini bertujuan agar investor semakin tertarik membeli saham perusahaan tersebut. 

MEKANISME DAN PRAKTIK TRADING WARAN 

Salah contoh perusahaan yang menerbitkan waran adalah PT Dwiguna Laksana Tbk (DWGL) dalam rangka IPO. 

Bersamaan dengan itu, DWGL juga menerbitkan waran, di mana setiap investor yang berpartisipasi dalam IPO, akan mendapatkan waran. Setiap 20 saham yang dimiliki investor akan memperoleh satu waran. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp187 dan jatuh temponya 12 Desember 2022.

Katakanlah seorang investor memiliki 2.000.000 lembar saham DWGL, maka investor akan mendapatkan 100.000 lembar waran secara cuma-cuma. Waran yang dibagikan ketika investor mengikuti IPO ini nilai awalnya adalah nol (Rp0), karena sifatnya cuma-cuma. 

Harga waran akan bergerak naik dan turun setelah waran tersebut diperdagangkan di pasar reguler. Dan waran ini nantinya juga bisa anda tradingkan di pasar reguler seperti halnya ketika anda mentradingkan saham. 

Andai kata DWGL-W naik dari Rp0 menjadi Rp150, dan investor menjual warannya, maka investor akan mendapatkan keuntungan sebesar 100.000 x 150 = Rp15 juta. Keuntungan Rp15 juta ini adalah keuntungan yang anda dapatkan secara cuma-cuma. Ibartnya, anda dikasih uang gratis sebanyak Rp15 juta. 

APAKAH BENAR WARAN MENGUNTUNGKAN? 

Memang anda bisa mendapatkan untung cuma-cuma kalau anda dapat waran saat perusahaan akan IPO / right issue.  Tapi kalau anda memutuskan untuk membeli waran di pasar reguler (setelah IPO / right issue), maka anda harus menghitung untung-ruginya. 

Ketika anda memutuskan membeli waran saat DWGL melantai di bursa, anda memiliki dua opsi: Menjual waran atau menebus waran untuk mendapatkan saham dengan membeli di harga pelaksanaannya (Rp187). 

Sebagai contoh, anda membeli waran DWGL di harga Rp150 sebanyak 2.000 lot. Jadi total modal yang anda keluarkan adalah Rp30 juta. Anda punya opsi untuk menjual waran atau menebus waran di harga pelaksanaannya yaitu di harga Rp187.

Kalau anda tidak menebus atau menjual waran anda sampai tanggal ex nya, yaitu sampai 12 Desember 2022, maka waran anda akan hangus sama sekali. Hangus disini maksudnya adalah waran anda akan hilang. 

Jadi, uang Rp30 juta yang anda tanamkan di waran akan hilang total. Dengan kata lain, kalau anda tidak menggunakan hak anda sampai jatuh tempo dan waran anda hangus, kerugian anda akan mencapai 100%!!

Sebaliknya jika anda mau menebus untuk mendapatkan saham DWGL, anda perlu menebus dengan membayar di harga Rp187 (harga pelaksanaan waran-nya). 

Dengan demikian, anda hanya perlu membayar Rp337 untuk membeli saham DWGL (Rp150 yang anda dapatkan dari pembelian waran plus Rp187 dari penebusan di harga pelaksanaan). 

Jika harga saham DWGL saat itu adalah 400 misalnya, maka anda bisa untung sebesar Rp63 (400 - 337). Ini artinya anda bisa mendapatkan DWGL di 337 dari penebusan waran dan langsung menjualnya di 400. 

Tapi kalau harga pasar DWGL mengalami penurunan, tentu saja anda akan rugi. Katakanlah harga pasar DWGL saat itu adalah Rp300, dan anda mendapatkan DWGL di harga Rp337 dari penebusan waran, maka anda akan rugi sebesar Rp37 per saham.

Itulah mengapa pemegang waran selalu mengharapkan agar harga saham terus mengalami kenaikan agar pemegang waran bisa mendapatkan saham di harga yang rendah dan menjual langsung (untung) di harga pasarnya. 

Kenaikan dan penurunan waran ini pada umumnya akan mengikuti harga saham induknya. Misalnya harga saham DWGL naik dari 200 ke 500 atau naik 300 poin, maka DWGL-W biasanya juga akan naik kurang lebih 300 poin. 

Tapi tidak selalu seperti itu. Maksud saya, siapa yang bisa memastikan harga saham? Terkadang harga saham bisa mengalami kenaikan tapi justru waran mengalami penurunan yang drastis, dan sebaliknya.



Pada gambar diatas, bisa anda lihat bahwa ketika DWGL naik sebesar 6.09%, DWGL-W justru turun sebesar 15,05%. 

TRADING WARAN DI PASAR REGULER 

Anda mungkin sering melihat harga waran yang bisa naik sampai 100% lebih atau bahkan turun 100% lebih dalam sehari. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui jika anda memutuskan untuk trading waran di pasar reguler: 

* Trading waran disini artinya anda langsung membeli dan menjual waran , tidak menebus waran tersebut untuk mendapatkan saham.

1. Waran tidak likuid dan nominalnya kecil.

Waran pada umumnya nominalnya cukup kecil, sehingga persentase kenaikan dan penurunannya akan lebih tinggi / rendah daripada harga saham itu sendiri. 

Kita ambil contoh saham DWGL. Katankanlah DWGL naik 10 poin dari 620 ke 630. Maka keuntungan anda adalah 2%. Tapi kalau DWGL-W naik 10 poin dari 70 ke 80, keuntungan anda adalah 14%.. Keuntungan anda memang jauh lebih besar.. 

Tapi sebaliknya, kalau DWGL anda turun 10 poin dari 630 ke 620, maka kerugian anda kurang lebih sebesar 2% dan kalau DWGL-W yang turun 10 poin dari 80 ke 70, kerugian anda juga jauh lebih besar, yaitu sekitar 14%. 

Dan sekali lagi, kalau anda nggak menggunakan waran tersebut untuk membeli saham baru di harga pelaksanannya (Rp187), karena harga pasarnya masih dibawah harga waran, maka kerugian anda akan mencapai 100%!!

Selain itu, tidak sedikit waran yang harganya Rp1, Rp10, Rp100 saja. Jadi kalau anda beli waran di harga Rp2, terus waran anda turun ke Rp1, maka kerugian anda adalah 100%. Atau seringkali terjadi waran yang harganya, misalnya, Rp80 turun ke Rp20. Jadi penurunannya bisa mencapai -300% dalam sehari. Bayangkan apa yang terjadi jika waran anda turun 300% dalam sehari... 

Waran juga tidak se-likuid saham induknya. Walaupun ada beberapa waran yang juga masih lumayan likuid, seperti contoh DWGL-W diatas. Anda perhatikan, antriannya cukup banyak. 

Tapi berhubung waran ini juga fluktuatif bahkan spread bid-offernya bisa sangat renggang, maka sangat berbahaya dan saya tidak menyarankan anda untuk trading waran. Saya pribadi tidak pernah mentradingkan waran, karena trading waran ini sifatnya nyaris seperti gambling. Dan grafik waran nggak bisa dibaca dengan analisis teknikal. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham.

Meskipun waran bisa naik 200% dalam sehari, tapi anda juga berpotensi rugi 200% sehari. Dan meskipun anda bisa menerka-nerka pergerakan waran menggunakan pergerakan saham induknya, tapi seperti contoh gambar diatas tadi, anda tetaplah tidak bisa menggunakan rumus seperti itu.

Jadi bukankah lebih baik membeli saham yang bisa kita analisis? Dengan begitu, anda bisa memegang saham dengan rasa aman... Karena dalam trading, bukan profit saja yang harus anda incar, tapi anda harus juga memperoleh rasa aman.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Rumus dan Cara Mencari Trading Volume Activity (TVA) / Volume Perdagangan Saham

Rumus dan Cara Mencari Trading Volume Activity (TVA) / Volume Perdagangan Saham

Istilah trading Volume Activity (TVA) atau dalam Bahasa Indonesia volume perdagangan saham pasti sering anda jumpai, ketika anda sedang melakukan penelitian skripsi, tesis, atau sejenisnya.  

Biasanya TVA ini digunakan ketika seseorang sedang meneliti tentang corporate action perusahaan (seperti right issue, pengumuman dividen, stock split, reverse stock split, saham bonus dan lain2). 

Apa itu trading volume activity? Apa kegunaannya? Apa rumus TVA? Di pos ini saya akan membahas semuanya terkait pertanyaan tentang trading volume activity. 

Trading volume activity digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham. TVA bukan mengukur return saham, hanya melihat likuiditas. Nilai TVA yang semakin besar menunjukkan bahwa saham tersebut semakin likuid. 

Trading volume activity dianalisis dengan melihat rata-rata 5 hari sebelum dan sesudah perusahaan melakukan aksi korporasi. Apabila secara statistik, perdagangan saham 5 hari setelah aksi korporasi terdapat peningkatan dibandingkan 5 hari sebelum aksi korporasi, maka dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatkan likuiditas perdagangan saham setelah aksi korporasi. 

Berikut rumus trading volume activity:

TVA = Jumlah Saham Diperdagangkan / Jumlah Saham Beredar

Jumlah saham yang diperdagangkan disebut juga volume transaksi atau volume perdagangan atau volume. Untuk menghitung jumlah saham yang diperdagangkan, anda bisa mencarinya melalui Yahoo Finance. Baca disini: Cara Mencari Data Jumlah Saham yang Diperdagangkan

Sedangkan untuk mencari jumlah saham beredar, anda bisa mencari datanya melalui IDX. Baca penjelasannya disini: Cara Mendapatkan Data Jumlah Saham Beredar dan Kapitalisasi Pasar

Mengenai perbedaan saham beredar dan saham yang diperdagangkan, anda bisa melihat perbedaannya disini: Perbedaan Jumlah Saham Beredar dan Jumlah Saham yang Diperdagangkan.




Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengertian dan Cara Menghitung Abnormal Return - Event Study

Pengertian dan Cara Menghitung Abnormal Return - Event Study

Ketika anda melakukan uji penelitian studi peristiwa / event study, anda harus mengetahui apa itu ABNORMAL RETURN. Tanpa mengetahui abnormal return, anda tidak akan bisa mengetahui hasil uji penelitian anda. 

Abnormal return dalam Bahasa Indonesia adalah return tidak normal. Maksudnya adalah, kelebihan return yang sesungguhnya terhadap return normal.  Menurut Jogiyanto (2013), return normal merupakan return ekspektasian atau return yang diharapkan investor. 

Dengan demikian, menurut Jogiyanto (2013), abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasi. Return sesungguhnya adalah return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhdap harga saham sebelumnya. Sedangkan return ekspekstasi merupakan return yang harus diestimasi. 

Sedangkan menurut Tandelilin (2010), abnormal return merupakan selisih actual return dengan expected return yang dapat terjadi sebelum informasi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi setelah informasi diterbitkan. 

Dapat disimpulkan bahwa abnormal return merupakan return yang diterima investor tidak sama dengan return yang mereka harapkan karena ada kebocoran informasi. 

Untuk menghitung abnormal return, anda membutuhkan beberapa data. Ada beberapa tahapan untuk menghitung abnormal return: 

1. Menentukan return realisasi dengan formula sebagai berikut: 

2. Menentukan return pasar menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan:

3. Menentukan return ekspektasi 

Berikut rumus return ekspektasi menggunakan market model: 

Return ekspektasi dapat dicari menggunakan 3 model: 

1. Mean adjusted model 

Model ini menganggap return ekspektasi bernilai konstn yang sama dengan rata2 return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Periode estimasi merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa.

Kelebihan dari mean-adjusted model adalah model ini merupakan model yang paling sederhana, mudah dalam perhitungannya dan data-data yang diperlukan relatif sedikit. Sedangkan kekurangannya adalah kemampuan mendeteksi abnormal return model ini lebih lemah dibandingkan dengan model lain.

2. Market model

Ada 2 tahapan untuk menentukan return ekspektasi. Pertama, membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi. Kedua, menggunakan model ekspektasi tersebut untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan regresi Ordinary Least Square (OLS).

Kelebihan dari market model adalah model ini mempunyai kemampuan mendeteksi abnormal return yang lebih baik dibandingkan dengan model yang lainnya. Market model memiliki potensi untuk menghasilkan tes statistik yang lebih sederhana. 

Dengan menggunakan model ini akan dapat diperoleh model return ekspektasi yang mencerminkan karakteristik setiap sekuritas. Sedangkan kekurangannya adalah model ini rumit dan relatif lebih lama perhitungannya serta membutuhkan data-data yang lebih banyak

3. Market adjusted model 

Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return yang diestimasi sama dengan return indeks pasar. 

Kelebihan dari market adjusted model adalah model ini sederhana dan mudah dalam perhitungannya. Selain itu data-data yang digunakan relatif sedikit. 

Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan perioda estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Sedangkan kekurangannya adalah kemampuan mendeteksi abnormal return model ini lebih lemah dibandingkan dengan market model.

4. Menentukan abnormal return 

5. Menentukan rata-rata abnormal return


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.