Perbedaan Jumlah Saham Beredar dan Jumlah Saham yang Diperdagangkan

Perbedaan Jumlah Saham Beredar dan Jumlah Saham yang Diperdagangkan

Di pos ini: Cara Mendapatkan Data Jumlah Saham Beredar dan Kapitalisasi Pasar, saya pernah menuliskan tentang cara mendapatkan jumlah saham yang beredar. Banyak yang bertanya: Apa bedanya jumlah saham yang beredar dengan jumlah saham yang diperdagangkan? Apakah sama saja? 

Jumlah saham yang beredar tidak sama dengan jumlah saham yang diperdagangkan. Jumlah saham beredar adalah TOTAL keseluruhan saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. 

Sedangkan jumlah saham yang diperdagangkan adalah total transaksi yang diperdagangkan trader pada hari tersebut atau periode tertentu. Saham yang diperdagangkan biasa disebut sebagai volume transaksi. Untuk lebih lebih jelasnya mengenai jumlah saham diperdagangkan, baca pos berikut: Cara Mencari Data Jumlah Saham yang Diperdagangkan

Sebagai contoh, jika jumlah saham beredar perusahaan totalnya adalah Rp10 miliar, jumlah saham yang diperdagangkan atau ditradingkan dalam satu hari adalah Rp1 miliar.. Untuk lebih jelasnya lagi, perhatikan gambar dibawah ini:

Secara sederhana, jumlah saham yang diperdagangkan merupakan bagian dari jumlah saham yang beredar. Jumlah saham beredar bisa bertambah dan berkurang. Jumlah saham beredar bisa bertambah apabila perusahaan melakukan aksi korporasi seperti stock split, right issue.

Sebaliknya, jumlah saham beredar juga bisa berkurang, salah satunya jika perusahaan melakukan reverse stock split. Jumlah saham diperdagangkan juga akan naik dan turun tergantung ramai tidaknya minat pelaku pasar terhadap saham tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Perbedaan Jumlah Saham Beredar dan Jumlah Saham yang Diperdagangkan

Perbedaan Jumlah Saham Beredar dan Jumlah Saham yang Diperdagangkan

Di pos ini: Cara Mendapatkan Data Jumlah Saham Beredar dan Kapitalisasi Pasar, saya pernah menuliskan tentang cara mendapatkan jumlah saham yang beredar. Banyak yang bertanya: Apa bedanya jumlah saham yang beredar dengan jumlah saham yang diperdagangkan? Apakah sama saja? 

Jumlah saham yang beredar tidak sama dengan jumlah saham yang diperdagangkan. Jumlah saham beredar adalah TOTAL keseluruhan saham yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. 

Sedangkan jumlah saham yang diperdagangkan adalah total transaksi yang diperdagangkan trader pada hari tersebut atau periode tertentu. Saham yang diperdagangkan biasa disebut sebagai volume transaksi. Untuk lebih lebih jelasnya mengenai jumlah saham diperdagangkan, baca pos berikut: Cara Mencari Data Jumlah Saham yang Diperdagangkan

Sebagai contoh, jika jumlah saham beredar perusahaan totalnya adalah Rp10 miliar, jumlah saham yang diperdagangkan atau ditradingkan dalam satu hari adalah Rp1 miliar.. Untuk lebih jelasnya lagi, perhatikan gambar dibawah ini:

Secara sederhana, jumlah saham yang diperdagangkan merupakan bagian dari jumlah saham yang beredar. Jumlah saham beredar bisa bertambah dan berkurang. Jumlah saham beredar bisa bertambah apabila perusahaan melakukan aksi korporasi seperti stock split, right issue.

Sebaliknya, jumlah saham beredar juga bisa berkurang, salah satunya jika perusahaan melakukan reverse stock split. Jumlah saham diperdagangkan juga akan naik dan turun tergantung ramai tidaknya minat pelaku pasar terhadap saham tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Perusahaan yang Melakukan Stock Split

Cara Mencari Perusahaan yang Melakukan Stock Split

Stock split merupakan salah satu aksi korporasi yang cukup banyak dilakukan perusahaan2 go public di Indonesia. Pada saat harga saham sudah tinggi / mahal, biasanya emiten akan melakukan aksi korporasi ini, sehingga harga sahamnya menjadi lebih terjangkau.

Untuk anda yang belum mengerti stock split, silahkan baca pos saya disini: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split. Stock split ini merupakan aksi korporasi yang cukup menarik karena saham2 bagus yang stock split, sahamnya menjadi murah dan sangat terjangkau untuk trader bermodal kecil. 

Kalau anda ingin mencari perusahaan2 apa saja yang melakukan stock split, entah untuk kepentingan analisa data historis anda, atau analisa lain, anda bisa mencari daftar perusahaan yang stock split melalui situs www.idx.co.id. 

Berikut langkah-langkah cara mencari perusahaan yang melakukan stock split

1. Buka situs www.idx.co.id

2. Masuk ke menu Perusahaan Perusahaan Tercatat --> Aksi Korporasi 


3. Pada menu Tipe Aksi, anda pilih Stock Split 


Pada menu tersebut, anda juga bisa memilih aksi korporasi lain selain stock split. 

4. Anda bisa pilih periode tanggal stock split yang ingin anda cari (Setting pada menu tanda persegi hijau berikut). 


5. Misalnya anda ingin setting periode 1 Januari - 31 Desember 2019, maka akan muncul semua perusahaan yang melakukan stock split pada periode tersebut. 

Cara mencari perusahaan yang melakukan stock split

Pada situs IDX, disedikan informasi kode saham, jumlah aksi korporasi dan tanggal aksi korporasi. Kalau anda ingin menganalisa pergerakan saham pasca stock split, anda bisa lihat menu chart saham anda, dan analisa pergerakan saham setelah tanggal stock split perusahaan. 

Itulah Cara Mencari Perusahaan yang Melakukan Stock Split. Semoga bermanfaat untuk anda.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Perubahan Bobot Indeks Saham: Free Float Adjusted Index

Perubahan Bobot Indeks Saham: Free Float Adjusted Index

Beberapa waktu lalu sempat ramai saham HMSP dan UNVR yang harganya turun tajam hanya dalam sehari. HMSP penutupan Bursa turun sebanyak 10,29%. Saham UNVR turun 5%. Padahal, saham-saham blue chip dan saham LQ45 lainnya tidak mengalami penurunan separah itu. 

Fyi, saham-saham blue chip sekelas HMSP sangat jarang turun 10% dalam sehari. Tentu saja hal ini sudah 'diluar batas kewajaran'. Sehingga penurunan saham ini sempat menjadi trending topic di kalangan trader. 

Penyebab penurunan saham HMSP dan UNVR ternyata disebabkan adanya pembobotan ulang indeks saham IDX30 dan LQ45 (UNVR dan HMSP masuk dalam kedua indeks tersebut) dengan menggunakan sistem free float (free float adjusted index).  

Apa sih pembobotan saham itu? Apa itu free float? Apa gunanya Bursa Efek melakukan free float adjusted index? Dan apa pengaruhnya ke harga saham? Apakah pengaruh ke fundamental perusahaan juga? 

Mari kita bahas. Perlu anda ketahui, saham-saham yang termasuk dalam indeks IDX30 maupun indeks LQ45 sebenarnya memiliki peringkat bobot saham masing-masing. Semakin besar bobot saham (dalam persentase), maka hal ini menunjukkan bahwa jumlah saham yang bisa diperdagangkan publik semakin besar. Nah, untuk mengukur bobot saham, digunakanlah free float adjusted index. 

APA ITU FREE FLOAT? 

Free float kalau kita terjemahkan secara harafiah ke dalam Bahasa Indonesia artinya 'mengambang bebas'. Free float adalah jumlah saham perusahaan publik yang sifatnya likuid, karena saham ini adalah saham yang benar-benar dimiliki oleh investor / trader untuk diperdagangkan. 

Sesuai definisi Bursa Efek, saham scriptless yang bisa diperdagangkan oleh trader publik adalah saham dengan kepemilikan kurang dari 5%. 

Jadi istilahnya free float atau 'mengambang bebas' karena saham ini adalah saham yang benar-benar bisa anda tradingkan secara bebas di pasar oleh siapapun. Dan saham free float ini tidak termasuk dalam saham yang dimiliki pemegang saham afiliasi, strategis /  pemegang saham pengendali atau pemegang saham lain yang ada hubungan istimewa.

Menurut aturan Bursa Efek, saham free float minimal perusahaan publik porsinya adalah 7,5% dari total jumlah saham beredar. Jadi kalau ada perusahaan tbk yang free floatnya nggak sampai 7,5%, maka emitennya bisa terancam delisting. 

Untuk mengetahui free float, anda bisa melihat melalui laporan keuangan perusahaan, biasanya dicantumkan di catatan atas laporan keuangan di bagian Modal Saham. Contohnya, anda bisa perhatikan free float saham HMSP dibawah ini (di laporan keuangannya): 

Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran hijau. Itulah yang dimaksud dengan free float. Jadi cara bacanya: Free float HMSP adalah sebanyak 7,5%, yaitu sebesar 8.723.855.775 saham. 

Artinya, saham yang bisa diperdagangkan di publik adalah sebanyak 8.723.855.775. Saham yang diperdagangkan di publik itu adalah saham yang biasa anda amati pergerakan bid-offernya itu lho.  

Semakin besar jumlah saham free float, maka dapat dikatakan free float saham perusahaan semakin bagus, sehingga hal ini bisa menaikkan bobot indeks sahamnya.

LALU APA ITU FREE FLOAT ADJUSTED INDEX? 

Metode untuk menghitung pembobotan ulang index dilakukan dengan menggunakan metode free float adjusted index. Ini yang selalu menjadi pertanyaan dari banyak trader, tentang pembobotan suatu saham, yang menyebabkan harga saham bisa naik drastis (saat bobot saham bertambah) atau sebaliknya. 

Nah, untuk melakukan perhitungan bobot indeks suatu saham, maka cara menghitungnya adalah sebagai berikut: 


Keterangan:  

Market cap / kapitalisasi pasar = Harga saham x jumlah saham beredar
Rasio free float: jumlah saham free float / total saham beredar perusahaan 
Rata-rata kapitalisasi pasar indeks adalah rata-rata kapitalisasi semua saham yang menjadi konstituen di dalam indeks yang dijadikan perhitungan.

Jadi kalau indeks IDX30 misalnya, maka kapitalisasi pasarnya dihitung dari rata2 30 saham yang ada di indeks tersebut yang sudah disesuaikan dengan aksi korporasi. Nah, dari sini kemudian akan didapatkan bobot saham tersebut.  

Contoh perhitungan free float adjusted index: 

Diketahui jumlah saham beredar saham A adalah sebesar 116.318.076 dan harga sahamnya 3.400. Rasio free float saham A adalah sebesar 7,5%. Dan rata2 kapitalisasi pasar indeks di IDX 30 adalah sebesar 494.184.503.737.000. Maka perhitungan free floatnya adlaah sebagai berikut: 

(116.318.076 x 3.400) x 7,5% / 394.184.503.737.000 x 100%. Maka didapatkanlah hasil sebesar = 20%. 

Jadi saham A disini memiliki bobot sebesar 20% dalam indeks IDX30. Artinya, bobot yang semakin besar dalam indeks menunjukkan bahwa free float perusahaan semakin besar, dan juga sebaliknya. Coba anda ganti angka 7,5% dengan 10% untuk rasio free float, maka bobot sahamnya akan naik menjadi 27%. 

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa bobot saham perusahaan di suatu index bisa naik apabila: 

- Rasio free float bertambah (inilah yang diharapkan oleh Bursa Efek)
- Rata2 kapitalisasi pasar indeks turun, sedangkan faktor lainnya tetap
- Kapitalisasi pasar perusahaan bertambah besar 

TUJUAN DILAKUKAN FREE FLOAT ADJUSTED INDEX

Perlu anda ketahui, perubahan bobot saham berdasarkan free float adjusted index akan diberlakukan Februari 2019, sehingga bisa jadi rumus diatas nanti ada penyesuaian (tapi kemungkinannya kecil). 

Namun metode perhitungan free float adjusted index sudah dilakukan sekarang, sehingga saham2 yang bakalan berkurang bobotnya, harganya sudah turun duluan seperti HMSP dan UNVR. 

Pertanyaan selanjutnya: Kenapa dilakukan perhitungan seperti ini? Ini kan bisa membuat investor ritel jadi korban. Harusnya kan mekanisme pasar berjalan tanpa intervensi pihak Bursa?

Pertanyaan2 ini banyak sekali saya terima dari rekan2 trader. Jadi, anda harus memahami dahulu kenapa BEI melakukan penyesuaian bobot saham. Ada beberapa alasan:

1. Bursa efek ingin mendorong perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham free float

Dengan adanya pembobotan saham berdasarkan free float, BEI sebenarnya ingin agar perusahaan2 yang bobot sahamnya turun, bisa segera meningkatkan jumlah saham free float. Tujuannya kembali lagi: Agar investor publik (kepemilikan dibawah 5%) ini punya kesempatan lebih besar untuk mentradingkan saham perusahan, sehingga dengan free float yang lebih besar lagi, harga saham jadi lebih likuid. 

Kalau saham free floatnya lebih besar lagi, hal ini juga memberikan keuntungan bagi para manajer investasi (MI). MI akan punya lebih banyak pilihan saham untuk dibeli, dan disimpan. 

Cara meningkatkan jumlah saham free float salah satunya dengan melakukan right issue dengan HMETD. Right issue ini bisa meningkatkan jumlah saham publik dibawah 5% sekaligus menambah jumlah saham beredar. Baca juga: Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part I dan Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part II. 

Seperti yang saya tulis tadi, bobot saham di suatu indeks bisa naik apabila: Free float bertambah, kapitalisasi pasar meningkat. Jadi kalau perusahaan melakukan aksi korporasi seperti right issue ini tadi, maka sudah jelas selain free floatnya bertambah, kapitalisasi pasarnya juga naik (soalnya jumlah saham beredar bertambah), sehingga persentase bobot indeksnya akan naik lagi. 

Contohnya HMSP. HMSP memang punya peringkat kapitalisasi pasar yang sangat besar. Tetapi sayangnya, jumlah saham free floatnya kecil, cuman 7,5% (7,5% adalah batas free float minimum yang diterapkan Bursa).

Sedangkan saham2 blue chip lain seperti TLKM, BBRI, ASII rasio free floatnya hampir 50%! Dalam hal ini, BEI ingin mendorong para emiten untuk meningkatkan free floatnya. 

2. Meningkatkan efisiensi portofolio 

BEI ingin agar terjadi keseimbangan dalam portofolio, di mana perhitungan indeks ini dilakukan agar trader tidak hanya mentradingkan saham2 yang kapitalisasi pasarnya besar, tetapi yang free floatnya besar juga. 

Dengan adanya penyesuaian ini, maka MI pun juga bisa membuat keputusan reksadana saham yang lebih baik, yang dengan menempatkan saham yang free floatnya lebih besar pada reksadana pilihannya. 

3. Metode ini sudah menjadi standar umum di bursa-bursa luar negeri 

Metode penyesuaian value index sudah diterapkan di Bursa2 luar seperti Bursa Shanghai, Japan Exchange Group, Nasdaq, Bursa Malaysia dan lain2. Artinya, di Indonesia kita juga harus mulai up-to-date. 

4. Memberikan gambaran riil saham yang bisa diperoleh investor, selain saham yang dimiliki oleh pengendali

Penyesuaian bobot indeks ini akan memberikan gambaran pada investor: Berapa sih sebenarnya likuditas saham tersebut kalau dilihat dari free floatnya / dari bobotnya? 

Disini investor nanti bisa melihat bahwa ternyata kapitalisasi pasar yang besar, free floatnya belum tentu besar dan sebaliknya, sehingga investor bisa menimbang-nimbang untuk memilih saham yang punya free float besar, karena punya potensi likuiditas yang bagus. 

PENGARUHNYA KE HARGA SAHAM DAN FUNDAMENTAL PERUSAHAAN 

Lalu apa pengaruhnya ke harga saham? Apakah kalau bobot indeks saham turun, berarti menandakan likuditasnya turun? Apakah berarti pengaruh ke fundamentalnya juga? 

Seperti yang saya jelaskan: Kalau bobot saham naik, harganya berpotensi naik. Kalau bobot turun, harganya akan turun. Contohnya sudah jelas: HMSP dan UNVR turun. Tapi sampai kapan turunnya? Apakah bakal turun terus? 

Kita tidak tahu sampai kapan turun, tapi tentu saja saham tersebut pasti akan rebound. Nah, berhubung saham2 yang bobot indeksnya turun ini adalah saham2 blue chip yang sebenarnya walaupun free floatnya tidak terlalu besar seperti HMSP, tapi pergerakannya sangat likuid. 

Maka berdasarkan pengalaman trading saya, saham2 bagus yang anjlok sangat dalam, pasti akan naik lagi. Anda yang sudah trading, pasti anda merasakan sendiri, bagaimana saham2 bagus yang turun banyak, tidak lama kemudian harganya akan balik.  

Dulu saham BBCA waktu dilakukan penyesuaian bobot di indeks MSCI, harga sahamnya juga turun drastis dalam dua hari. Dari harga 18.400, tiba2 turun ke 16.500. Tapi setelah itu, ya sahamnya balik naik lagi kok. Anda bisa baca tulisan saya disini: Mengenal Indeks MSCI dan Pengaruhnya ke Harga Saham. 

Penurunan bobot saham ini bukan berarti likuiditas sahamnya turun, karena mau bobot saham tersebut gede atau kecil, free float-nya tetep sama. HMSP nanti bobotnya akan turun dari 11% menjadi 2,36%, tapi free floatnya ya tetep aja 7,5% dengan jumlah saham free floatnya 8.723.855.755 saham.

Kalau anda bertanya apakah fundamentalnya bakal terpengaruh: Saya pikir tidak. Why?

Memang dalam menghitung bobot indeks, ada penilaian kualitatifnya juga, seperti penilaian kinerja keuangan, kepatuhan dan lain2. Penilaian ini hanya BEI yang mengetahui penilain lebih detailnya, jadi saya tidak bisa bahas banyak disini. 

Tapi yang jelas kalau kita bicara tentang bobot indeks saham untuk menilai free float, maka porsi besarnya ya ada pada penilaian kuantitatif itu sendiri (seperti rumus diatas). Itu artinya, bukan berarti ketika bobot saham HMSP turun dari 11% menjadi 2,36% fundamentalnya jelek, LK-nya kedepan bakal buruk. Analisa seperti ini yang salah. 

"Lantas kalau likuiditas nggak turun, fundamental nggak jelek kenapa banyak yang jual sahamnya?" Tanya anda semakin penasaran 

Silahkan baca teruuss...  

OPINI SAYA PRIBADI TENTANG FREE FLOAT 

Perhitungan free float menurut sah-sah saja. BEI nggak salah menerapkan perhitungan ini. Ini bukan juga berarti BEI sengaja melakukan intervensi pasar, mau membuat investor ritel seperti anda dan saya rugi. Nggak gitu juga kali... Tujuan BEI melakukan ini juga positif (baca lagi empat poin yang saya tuliskan diatas). 

Tapi anda tahu sendiri kan, trader2 di pasar saham kita gampang sekali panik dan euforia. Ketika ada sedikit berita yang sebenarnya tidak berpengaruh signifikan, harga saham bisa langsung anjlok atau terbang. 

Inilah yang terjadi pada saham HMSP dan UNVR. Pelaku pasar panik kalau penurunan bobot saham akan membuat likuiditas saham turun, pertanda fundamental mulai jelek dan sebagainya. 

Selain itu, pelaku pasar juga panik kalau para MI yang punya duit gede di HMSP dan UNVR jualan saham besar2-an dan mengalihkan porto-nya, sehingga harganya langsung turun drastis. Sehingga, investor ritel yang lihat HMSP dan UNVR turun, ikut panic selling.

Kalau anda baca pos tentang BBCA dan Indeks MSCI diatas tadi, maka itulah contoh di mana sebenarnya pasar saham menanggapi berita secara berlebihan. Jadi, penurunan harga saham di BEI karena perubahan bobot indeks ini bukan cuma terjadi sekali, tapi sebelum-sebelumnya juga sudah pernah terjadi. 

Dan ketika saham2 ini sudah anjlok, biasanya harganya akan diangkat naik lagi, karena siapa yang nggak mau dapat barang bagus, yang diskon pula... 

Anda yang sudah pegang saham HMSP atau UNVR nggak usah panic selling. Coba anda pertimbangkan, kalau anda cut loss dan rugi gede, butuh berapa lama anda mengganti kerugian anda dari trading di saham lain. Bandingkan kalau anda mau menunggu saham2 tersebut rebound. Worth it mana? Anda bisa pertimbangkan sendiri. 

Kalau anda sudah pegang tapi masih porsi kecil, anda bisa beli lagi di harga bawah secara bertahap. Kalau harga saham sudah mulai rebound, anda bisa beli. Demikian juga dengan anda yang belum pegang sahamnya, anda bisa jadikan kesempatan untuk buy di harga bawah (trading). 

Hanya memang disini dibutuhkan permainan mental yang kuat, karena kita harus mengikuti arus pasar. Walaupun likuditas masih tetap sama, fundamental masih bagus, anda harus menggunakan strategi yang tepat kapan mau buy, atau hold sahamnya, karena faktanya banyak trader yang panic selling. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Saham: Saham Unilever (UNVR) Stock Split

Analisis Saham: Saham Unilever (UNVR) Stock Split

Saham Unilever (UNVR) adalah saham blue chip yang punya kinerja sangat cemerlang, namun harga saham UNVR sudah tergolong sangat mahal secara nominal. Setelah sekian lama harga sahamnya cukup tinggi, kini UNVR berencana akan melakukan stock split, dengan rasio 1:5. 

Itu artinya, kalau harga saham UNVR sekarang adalah 44.000, maka setelah stock split harganya menjadi 8.800 per saham. Tentu saja harganya jadi jauh lebih terjangkau untuk trader. Jika anda belum paham stock split, anda bisa baca tulisan saya disini: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split. 

UNVR bukan pertama kalinya melakukan stock split. Dari histori pergerakan saham UNVR, UNVR sudah pernah melakukan stock split sebanyak 2 kali yaitu pada 6 November 2000 dan 3 September 2003, dengan rasio yang sama yaitu 1:10. 

pada tahun 2003, harga saham UNVR sebelum stock split berada di kisaran 30.000, dan setelah stock split harganya menjadi 3.000. Kita bisa lihat bagaimana pergerakan historis jangka panjang saham UNVR, di mana setelah stock split di kisaran harga 3.000-an pada tahun 2003, saat ini harganya sudah naik sampai 44.000 (bahkan UNVR pernah menyentuh resisten 50.000). 

Saham Unilever
Perhatikan UNVR setelah stock split (tanda persegi). Kemudian saham UNVR dalam jangka panjang, tetap mengalami uptrend. 

Oke, itu pergerakan UNVR untuk jangka panjang. Lalu bagaimana dengan pergerakan jangka pendeknya nanti pasca stock split yang ketiga? 

Saat ini masih ada beberapa kendala yang membuat UNVR akan uptrend dalam jangka pendek pasca stock split. Pertama, stock split UNVR masih dinilai tidak sesuai dengan harapan pasar. 

Banyak pro dan kontra. Pelaku pasar yang kontra menganggap bahwa rasio 1:5 ini masih membuat saham UNVR terlalu tinggi harganya. Sedangkan secara historis, UNVR bisa stock split dengan rasio 1:10, sehingga tentu harga sahamnya jadi sangat terjangkau. 

Kedua, kita masih menghadapi kondisi market yang bergejolak, baik dari sisi internal maupun eksternal (perang dagang misalnya). Nah, karena UNVR adalah saham blue chip, di mana saham2 blue chip geraknya biasanya mengikut IHSG, maka kalau IHSG turun tajam, UNVR kemungkinan besar akan mengikut pergerakan IHSG. 

Jadi kalau nanti UNVR beneran stock split 1:5, dan para trader menganggap saham UNVR ini masih terlalu mahal (di harga 8.800-an), maka sangat mungkin para trader akan menjual saham UNVR ini, sehingga UNVR bisa jadi turun cukup drastis pasca stock split, sebelum akhirnya diangkat lagi setelah trader menganggap UNVR benar2 ada di harga diskonnya (secara teknikal). 

Kecuali kalau UNVR ternyata bersedia stock split 1:10 (dan tentu ini harapan kita juga), maka UNVR harganya bisa diangkat. Tapi ini bukanlah jaminan UNVR pasti akan naik pasca stock split. 

Sebagai perbandingan, kalau anda sering berkunjung dan membaca artikel2 di web Saham Gain ini, saya sudah membahas pergerakan beberapa saham pasca stock split, khususnya saham2 blue chip di Bursa Efek, yaitu saham BBRI.. 

Anda bisa baca-baca kembali ulasannya disini: Saham BBRI Stock Split Rasio 1:5, Membeli Saham Setelah Aksi Korporasi Stock Split. Disitu saya menjelaskan kecenderungan pergerakan saham2 blue chip beberapa hari-minggu pasca stock split. 

Jadi untuk jangka pendek, setelah UNVR stock split saya menyarankan anda untuk lebih banyak WAIT AND SEE. Terutama kalau UNVR koreksi, atau naik drastis di hari pertama, karena biasanya euforia stock split akan berakhir cepat. 

Sedangkan untuk jangka panjang, anda bisa mulai membeli saham UNVR ini secara bertahap, dan simpan saja.. Nggak usah peduli fluktuatif jangka pendeknya. 

Toh, secara kinerja perusahaan ini juga sangat baik, dan historis stock split 2 kali, berhasil menunjukkan bahwa UNVR selalu kembali ke jalur uptrendnya. 

Setelah UNVR stock split, nanti akan kita bahas pergerakan UNVR selanjutnya... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Tips Profit Saham dari Dividen + Capital Gain

Tips Profit Saham dari Dividen + Capital Gain

Dalam trading saham, selain capital gain, sebagian besar trader juga mengincar DIVIDEN. Jadi untuk mendapatkan dividen, anda harus membeli sahamnya sebelum tanggal cum date. Setelah tanggal cum date, anda sudah tidak dapat dividen lagi. 

Yang seringkali terjadi, harga saham biasanya langsung turun drastis (biasanya turun kurang lebih sebesar nilai dividennya) setelah tanggal cum date (tanggal ex-datenya).  Saya pernah menuliskan sedikit pengalaman tentang dividen disini: Bahayanya Jika Membeli Saham Saat Tanggal Ex Date

Jadi seringkali meskipun trader sudah dapat dividen, tapi kalau trader masih memegang saham sampai tanggal ex date, maka saham yang dipegang trader harganya berpotensi turun drastis. 

Sehingga, kalau anda sudah dapat dividen, tapi floating loss anda tetap gede, maka itu sama aja bohong. Toh dividen sendiri nominalnya juga tidak terlalu besar. 

Saya terkadang mendapatkan pertanyaan dari para trader pemburu dividen: "Bung Heze, gimana cara supaya kita dapat profit dari capital gain sekaligus dividen, karena seringkali saat kita sudah dapat dividen, harga saham kita langsung anjlok di tanggal ex date, sehingga saham kita turun drastis, jauh melebihi nilai dividen yang kita dapatkan".

Jika anda punya pengalaman / pertanyaan yang sama, anda bisa menggunakan dua strategi agar anda para pengincar dividen, bisa mendapatkan dividen dan capital gain:  

1. Membeli saham yang harganya lagi murah 

Saran saya, belilah saham yang mau bagi dividen dan yang harganya masih murah / diskon secara analisis teknikal, karena saham2 seperti ini biasanya punya potensi naik lebih cepat saat tanggal cum date. Saham-saham yang harganya sudah murah plus mau bagi 

Artinya kalau menemukan ada dua - tiga pilihan saham yang sama2 mau bagi dividen dalam waktu dekat, dan sahamnya sama2 bagus, pilihlah saham yang harganya PALING MURAH. 

Sehingga kalaupun saham yang anda pegang nantinya turun saat tanggal ex date, anda tetap bisa mendapatkan capital gain, karena anda sudah 'curi start' dengan membeli sahamnya di harga bottom, sehingga harga beli anda masih tetap lebih tinggi ketimbang penurunan harga saham ketika ex date. Saya sudah membuktikan di beberapa saham seperti HMSP, AKRA, ASII dan lain2. 

"Tapi Pak Heze, bagaimana cara mengetahui saham yang sudah benar2 murah secara analisis teknikal?" Tanya anda penasaran

Agar anda bisa mengetahui saham2 yang sudah benar2 diskon dan punya potensi naik, anda bisa mendapatkan praktik analisanya disini: Panduan Menemukan Saham Diskon dan Murah. 

Jadi kalau anda menemukan saham yang bentar lagi mau bagi dividen, tapi harganya sudah naik berhari-hari (dan anda belum sempat beli sahamnya), maka saham tersebut biasanya tidak naik lagi pada saat cum date, dan justru akan cenderung turun saat ex date. Inilah yang bisa membuat harga saham anda turun drastis, sehingga dividen yang anda dapatkan tidak sebanding dengan penurunan saham anda. 

2. Membeli saham-saham blue chip 

Kecenderungan saham2 blue chip, biasanya harganya akan balik lebih cepat setelah harganya jatuh pada tanggal ex date. Sehingga, anda tidak butuh waktu lama untuk menjual saham anda profit + dapat dividen. 

Hal ini berbeda dengan saham2 non blue chip, terutama saham2 yang kurang likuid. Sebagian besar saham yang kurang likuid, butuh waktu yang lebih lama untuk pulih setelah harganya turun drastis ketika tanggal ex date dividen. 

Jadi kesimpulannya, kalau kita gabungkan, agar anda bisa profit dari dividen dan capital gain sekaligus, anda bisa prioritaskan beli saham2 blue chip + sahamnya masih MURAH secara TEKNIKAL. Baca juga: Kriteria Menemukan Saham Murah. 

Nah, mulai sekarang sebelum memutuskan beli saham dengan tujuan dapat dividen, cobalah untuk menganalisa dahulu lebih lanjut: Apakah saham tersebut harganya masih murah atau sudah terlalu tinggi.

Kalau harganya udah naik tinggi satu-dua hari sebelum tanggal cum date, ada baiknya anda tidak membeli sahamnya (kalau tujuan anda mau dapat dividen + capital gain). Kalau sahamnya masih murah, anda bisa beli. 

Analisalah juga saham-saham pembagi dividen yang mau anda beli. Belilah saham2 yang memang ramai peminat, saham2 blue chip, dan saham2 yang historisnya selalu mampu naik cepat setelah tanggal ex date dividen. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham BBRI Stock Split Rasio 1:5

Saham BBRI Stock Split Rasio 1:5

PT Bank BRI Tbk (BBRI) berencana melakukan stock split saham. Rencananya BBRI akan stock split dengan rasio 1:5. Jika anda belum tahu apa itu stock split, baca pos: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split. Kita semua tahu tujuan emiten melakukan stock split adalah supaya perdagangan sahamnya menjadi lebih likuid. 

Banyak rekan-rekan bertanya pada saya: "Pak Heze, BBRI mau stock split nih, enaknya kita bisa masuk di harga berapa?"

Jawabannya tergantung tujuan anda. Anda mau investasi atau trading? Pada umumnya,  saham2 yang melakukan stock split, hari pertama stock split, harga sahamnya akan naik dengan cepat di menit2 awal, tetapi setelah itu harga sahamnya pada umumnya akan turun lagi. Baca juga: Membeli Saham Setelah Aksi Korporasi Stock Split.

Bahkan tidak menutup kemungkinan harga sahamnya akan cenderung sideways atau bahkan akan koreksi sampai sekitar 1 bulan. Sebagai contoh, kita perhatikan historis saham2 yang melakukan stock split.

BBRI sendiri sebenarnya pernah melakukan stock split tahun 2011 dengan rasio 1:2. Tanggal 27 Januari 2011 saat BBRI dibuka dengan harga stock split, BBRI dibuka di harga 5.300 dan menguat ke 5.400. Namun kemudian BBRI ditutup melemah ke 5.100. Bahkan satu bulan kemudian BBRI turun lagi sampai harga 4.500. Namun, dalam jangka waktu 6 tahun, BBRI harganya (sampai saat pos ini ditulis) sudah mencapai 15.000!

Kemudian di satu sektor ada saham BMRI yang stock split tanggal 13 September 2017. BMRI dibuka di harga 6.700 namun kemudian anjlok sampai 6.500 dan sampai akhir September harganya masih sideways di 6.600. 

Dengan kata lain, kalau tujuan anda TRADING, maka ada baiknya anda tidak terburu masuk di saham ini, karena kalau kita lihat historisnya, pada umumnya emiten2 yang stock split harga sahamnya hanya naik sehari-dua hari saja. At least, anda menunggu ada pergerakan atau volatilitas. 

Tapi kalau anda seorang INVESTOR, anda nggak perlu mikirin grafiknya lagi. Anda bisa borong sahamnya / nabung saham, mumpung nominalnya sudah rendah. BBRI adalah perusahaan yang fundamentalnya sangat bagus. 

Saya pernah membahas ulasan keuangan BBRI disini: Cara Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan - Komparasi Kinerja Keuangan. Selain itu, dividen BBRI juga paling besar diantara bank2 besar di Indonesia lainnya (perbandingan BBRI dengan BBCA, BMRI, BJBR, BNGA, BBNI). Baca juga: Daftar Perusahaan yang Rutin Membagi Dividen.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Konversi Utang Menjadi Saham, dan Dampaknya pada Harga Saham

Konversi Utang Menjadi Saham, dan Dampaknya pada Harga Saham

Salah satu aksi korporasi yang kerap dilakukan perusahaan adalah melakukan "konversi utang menjadi saham". Apa maksudnya konversi utang ke saham? Pada saat apa perusahaan melakukan aksi korporasi tersebut? Apa dampaknya ke harga saham? 

Konversi utang menjadi saham artinya utang-utang yang dimiliki perusahaan selama ini akan ditukar (dikonversi) menggunakan saham. Jadi, intinya utang tersebut dibayar "lunas" menggunakan saham, bukan menggunakan kas perusahaan

Investor nantinya akan mendapatkan tambahan saham baru perusahaan dari hasil konversi tersebut, dan sejumlah utang perusahaan akan berkurang / lunas. Konversi utang ke saham pernah dilakukan beberapa perusahaan, diantaranya yang sempat ramai di kalangan trader ketika PT Bumi Resources. Selain itu, PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) juga pernah melakukan aksi korporasi serupa. 

Perusahaan akan melakukan konversi utang ke saham ketika perusahaan memiliki utang yang cukup besar. Di satu sisi, perusahaan tidak memiliki kecukupan likuiditas untuk membayar utang2nya, baik untuk jatuh tempo jangka pendek maupun jangka panjang. 

Lalu, apa dampaknya ke harga saham? Apakah konversi utang ke saham menunjukkan fundamental perusahaan akan membaik karena utang berkurang tanpa harus mengeluarkan kas? Atau sebaliknya, sentimen negatif karena perusahaan tidak memiliki kas yang cukup?

Perlu anda ketahui, konversi utang ke saham biasanya dilakukan oleh perusahaan2 yang kinerjanya kurang bagus (utang gede, dan sebagainya), sehingga sahamnya pun rata2 masuk dalam saham lapis tiga. Baca juga: Memahami Saham Lapis Satu, Lapis Dua dan Tiga 

Aksi korporasi ini sebenarnya bukanlah aksi korporasi yang bagus. Mengapa demikian? Karena jika perusahaan melunasi utang menggunakan saham, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki likuiditas yang mencukupi. Anda bisa cek sendiri komposisi utang perusahaan dengan kas dan laba bersihnya di laporan keuangan untuk perusahaan2 yang melakukan akis korporasi ini.

Sehingga biasanya kalau ada aksi korporasi seperti ini, kemungkinannya ada dua: Harga sahamnya akan jatuh dengan cepat, atau bandar akan memanfaatkan rumor ini untuk buy on rumor, sell on news. Kita ambil contoh saham BUMI.


Saham BUMI ketika akan melakukan konversi utang ke saham (tepatnya saat masih menjadi rumor karena belum disetujui kreditor) harga sahamnya langsung diangkat tinggi oleh bandar ( perhatikan tanda lingkaran pertama). Kemudian saat beberapa kreditor sudah menyetujui konversi tersebut, harga saham langsung "dibanting" perlahan tapi pasti (volume mulai berkurang drastis). BUMI kembali naik drastis karena adanya sentimen harga batu bara yang rebound cepat. 

Setelah itu, tidak banyak lagi yang membicarakan aksi korporasi konversi utang menjadi saham tersebut. Dan harga sahamnya sudah tidak se-legit saat mengalami kenaikan drastis menjelang persetujuan aksi korporasinya. 

Jadi, secara fundamental konversi utang menjadi saham bukanlah aksi korporasi yang bagus. Secara teknikal, aksi korporasi ini juga tidak menjamin harga sahamnya akan lebih bagus, justru sebaliknya. 

Seorang trader ada baiknya anda menghindari saham2 yang memiliki aksi korporasi seperti ini. Kalau anda tipikal pengincar saham2 lapis tiga, alangkah baiknya anda tidak menyimpan sahamnya dalam waktu lama, karena ketika sell on news, harga sahamnya akan anjlok dengan cepat. Seorang investor (terutama penganut growth investing) juga tidak saya sarankan membeli perusahaan yang memiliki masalah2 dengan utang dan tingkat likuiditas yang rendah.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Saham: Reverse Stock Split yang Merugikan

Analisis Saham: Reverse Stock Split yang Merugikan

Aksi korporasi reverse stock split (selanjutnya kita singkat saja jadi RSS) merupakan aksi korporasi yang dilakukan perusahaan dengan cara "menggabungkan" harga saham, sehingga harga saham menjadi lebih tinggi (secara nominal), dan jumlah saham beredar menjadi lebih sedikit. 

Untuk contoh detail RSS itu seperti apa, dan tujuan perusahaan melakukan RSS, anda bisa baca lagi pos saya disini: Reverse Stock Split di Bursa Saham.

RSS biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sahamnya turun terus sampai mencapai harga batas terendah maksimal yaitu gocap alias Rp50 per saham. Kalau anda perhatikan, hampir setiap pengumuman RSS perusahaan2 yang sahamnya di harga gocap, selalu menuai protes dari investor ritel. 

Beberapa contohnya yang sempat ramai yaitu saham ELTY (harga sahamnya Rp50), saat itu menuai kecaman banyak investor ritel karena RSS ELTY dinilai tidak layak. Kinerja fundamental ELTY yang sedang jelek mendapat banyak protes investor untuk tidak melakukan RSS. 

Contoh lainnya, saham CNKO, ARTI, UNSP yang pernah melakukan RSS dan banyak mendapatkan protes dari investor ritel. 

Saham2 yang berada di harga Rp50 sekilas tampak sudah murah. Hal ini karena saham tersebut sudah berada di batas terendah. Tetapi sebenarnya banyak investor yang masih ingin menjual saham tersebut, dan sedikit sekali yang mau membeli. 

Artinya, kalau batas bawah Rp50 tersebut dilepas suatu saham bisa turun lagi sampai nggak ada harganya. Jadi, saham2 yang harganya sudah di Rp50 sebenarnya masih dinilai mahal oleh investor. 

Di satu sisi, kalau anda perhatikan mayoritas perusahaan yang melakukan RSS di harga Rp50, perusahaan selalu membukukan kerugian (rugi bersih) di laporan keuangannya. Salah satu contohnya, saham UNSP yang pernah melakukan RSS. Berikut laporan laba rugi UNSP sebelum RSS dilaksanakan: 

Laporan keuangan UNSP
Jadi RSS yang dilakukan perusahaan dengan tujuan agar harga saham tidak terkasan "murahan", sebenarnya RSS saham2 gocap ini justru tidak mencerminkan: 
  • Valuasi saham yang sesungguhnya (saham tersebut di harga Rp50 sebenarnya masih mahal, dan banyak sekali investor yang ingin jual)
  • Kinerja fundamental perusahaan
Oleh karena itu, tidak heran jika setelah saham melakukan RSS, harganya akan turun drastis, karena dari sisi nilai perusahaan, penurunan harga saham itulah yang sebenarnya mencerminkan nilai fundamental perusahaan. 

Katakanlah saham A adalah saham gocap dan melakukan RSS 20:1. Maka harga sahamnya setelah RSS akan menjadi Rp1.000 (Rp50 x 20). Setelah RSS, saham A turun lagi menjadi Rp400 per saham dalam waktu 2 minggu. Maka, harga Rp400 inilah yang sebenarnya lebih mencerminkan nilai fundamentalnya, bukan harga setelah RSS (Rp1.000). 

Sekarang kita coba lihat beberapa historis saham yang pernah melakukan RSS di harga Rp50. UNSP yang pasca RSS harganya jatuh dari Rp500 ke Rp258. Kemudian, BNBR yang RSS 10:1, dari harga Rp500 jatuh ke Rp70. Saham ENRG yang RSS 8:1, dari Rp400 jatuh ke Rp145. FREN yang RSS 20:1 ke harga 1.000, hanya dalam 3 hari harganya sahamnya turun ke 110-an. 

Dari banyak emiten yang melakukan RSS (sahamnya di harga Rp50), mayoritas sahamnya akan turun lagi dalam waktu cepat pasca RSS, karena banyak para trader yang sebelumnya sudah ingin menjual sahamnya saat harganya masih Rp50. 

Dan banyak bandar yang menjual saham dalam jumlah besar pasca RSS, untuk kemudian harganya digoreng lagi, meskipun harganya tidak melebihi harga awal RSS-nya. 

Karena dari sisi investor dan trader, RSS ini jauh lebih merugikan. Kalau pasca RSS, harga saham langsung turun drastis, otomatis nilai saham anda akan turun, dan floating loss anda akan sangat besar. 

Jadi kalau anda menemukan saham2 gocap yang kinerjanya tidak terlalu baik dan mau melakukan RSS, maka hindarilah saham2 seperti itu. Meskipun harganya terkesan sudah "murah", tetapi banyak permainan bandar yang menjebak investor ritel pasca RSS tersebut. 

RSS yang seringkali dilakukan oleh perusahaan, salah satunya juga bertujuan untuk restrukturisasi utang. Apa maksudnya? Kita akan bahas di pos selanjutnya.. Coming soon. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Apa itu Dividen?

Apa itu Dividen?

Di pos kali ini saya ingin membahas tentang DIVIDEN. Berhubung banyak rekan-rekan yang masih belum mengerti tentang dividen di pasar saham, maka di pos ini saya akan membahas dividen secara detail. 

Jadi keuntungan yang anda dapatkan dari berbisnis saham (beli dan jual saham) ada dua bentuk, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih harga beli dan harga jual. 

Kalau anda berhasil menjual saham diatas harga beli anda maka anda mendapatkan keuntungan. Hal ini berlaku untuk trading maupun investasi. Hanya bedanya, pada investasi jangka waktunya jauh lebih panjang. Baca juga: Pengertian Capital Gain dan Capital Loss. 

Tapi keuntungan di saham bukan hanya didapatkan dari capital gain, namun juga dari dividen. 

Apa itu dividen?

Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham. Pada saat perusahaan berhasil memperoleh laba bersih, maka pada umumnya ada beberapa persen atau bahkan sebagian besar laba perusahaan diberikan kepada investor (dinamakan dividen). 

Jadi anda sudah mendapatkan inti dividen, yaitu keuntungan / laba yang dibagikan pada pemegang saham. Itu artinya, kalau perusahaan saat itu mengalami rugi bersih, maka perusahaan tidak akan bisa membagikan dividen pada anda. 

Dividen dibagikan dalam bentuk dividend per share (DPS) atau dalam Bahasa Indonesia adalah dividen per saham. Kalau anda belum tahu apa itu dividend per saham, anda bisa baca pos saya disini: Cara Menghitung Dividen Saham / Dividend Per Share (DPS).

Dari mana perhitungan DPS didapatkan? DPS didapatkan dari perhitungan laba per saham / Earning per Share (EPS). Untuk lebih jelasnya, anda bisa baca disini: Cara Mencari EPS di Laporan Keuangan. Baca juga rumus EPS: Makna dan Fungsi Earning per Share (EPS). 

Misalnya perusahaan memiliki EPS sebesar Rp900 per saham. Kemudian perusahaan memutuskan untuk membagikan 50% EPS dalam bentuk dividen. Maka dividen per saham (DPS) yang akan anda terima adalah Rp450 per saham (900 * 50%). 

Sisa laba perusahaan yang tidak dibagi dalam bentuk dividen nantinya akan masuk di ekuitas dan menambah saldo laba. 

Tapi sebenarnya anda nggak perlu repot-repot menghitung berapa DPS yang akan dibagikan pada anda, karena perusahaan sudah menentukannya dan anda sudah mendapatkan info besarnya DPS yang akan anda terima nanti. Anda hanya perlu menghitung keuntungan dividen yang anda dapatkan (saya jelaskan di poin selanjutnya). 

Kalau anda ingin mendapatkan dividen, pilihlah perusahaan yang bisa mencetak laba, dan pilih perusahaan2 yang secara historis memang sudah rajin bagi dividen. Hal ini akan kita bahas selanjutnya. 

Dividen sendiri sebenarnya ada bermacam-macam jenis. Anda bisa baca disini: Pengertian Dividen dan Jenis-jenis Dividen. Tetapi (hampir) semua dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalamd diberikan dalam bentuk DIVIDEN CASH. 

Bagaimana cara menghitung dividen yang saya dapatkan?

Tadi kita sudah mengenal konsep dividen dan dari mana dividen itu dibagikan pada anda. Sekarang anda perlu menghitung berapa besarnya dividen yang anda dapatkan.  

Misalnya perusahaan ABCD akan membagikan dividen sebesar Rp150 per saham. Anda memiliki saham perusahaan ABCD sebanyak 20 lot. Maka dividen yang akan anda terima adalah sebagai berikut: 

Rp150 * 20 lot * 100 lembar = Rp300.000 - pajak dividen final (10%). Jadi total dividen bersih yang akan anda terima adalah Rp270.000 (Rp300.000 / 10%). Catatan = 1 lot = 100 lembar saham.

Itulah cara menghitung dividen. Ingat, dalam menghitung dividen, anda harus kurangkan nilai dividen anda dengan pajak final dividen sebesar 10%. 

Dari mana saya bisa mendapatkan informasi tentang pembagian dividen? 

Ada banyak situs yang memberikan informasi tentang jadwal pembagian dividen. Beberapa diantaranya adalah situs RTI dan Eddy Elly. Anda bisa baca disini: Daftar dan Jadwal Pembagian Dividen. Saya pribadi sering melihat informasi pembagian dividen melalui situs Eddy Elly. 

Kapan dividen dibagikan? Apakah tiap tahun? Apakah tiap bulan?

Mayoritas perusahaan akan membagikan dividen satu kali setahun, yaitu setelah perusahaan melakukan tutup buku akhir tahun (31 Desember). Inilah yang dinamakan dengan dividen tahunan. 

Misalnya tanggal 31 Desember 2019 perusahaan mencetak laba bersih dan memutuskan untuk membagikan dividen. Maka, dividen tahun 2019 tersebut akan dibagikan di tahun berikutnya (tahun 2020). Biasanya, musim pembagian dividen tahunan terjadi antara bulan Maret-Juni.

Tetapi ada beberapa perusahaan yang membagikan dividen lebih dari sekali dalam setahun. Misalnya perusahaan Japfa Comfeed, Astra International, Bank BCA. Perusahaan2 tersebut bisa membagikan dividen dua kali dalam setahun. 

Setelah membagikan dividen tahunan, beberapa bulan selanjutnya, perusahaan membagikan dividen lagi yang berasal dari laba laporan keuangan kuartal II atau III. Inilah yang disebut dengan dividen interim. 

Secara garis besar, dividen interim merupakan yang dibagikan sebelum perusahaan membagikan profit tahunan. Anda bisa baca dividen interim disini: Pengertian dan Contoh Dividen Interim.

Hanya beberapa perusahaan yang membagikan dividen interim. Perusahaan2 yang membagikan dividen interim biasanya memiliki tujuan yang berbeda2. Perusahaan ingin memuaskan kepentingan investor, atau perusahaan memiliki laba yang besar yang sudah siap dibagikan sebelum membukukan profit tahunan. 

Bagaimana tata cara mendapatkan dividen?

Pada pengumuman dividen ada tanggal2 penting yang harus anda perhatikan yaitu cum date, ex date dan payment date. Misalnya diketahui: 

Cum date = 21 Agustus
Ex date = 22 Agustus
Payment date = 9 September 

Anda bisa mendapatkan dividen apabila anda memiliki sahamnya sampai dengan tanggal cum date (21 Agustus). Kalau anda menjual saham anda tanggal 21 Agustus, maka anda tidak mendapatkan dividen.

Anda juga tidak mendapatkan dividen kalau anda baru membeli saham tanggal 22 Agustus. Anda bisa baca tata cara pembayaran dividen disini: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen

Kalau anda ingin mendapatkan dividen, anda harus perhatikan tanggal-tanggal penting tersebut. Dan situs2 yang memberikan jadwal dividen, sudah menyediakan tanggal cum date sampai payment date. 

Bagaimana metode pembayaran dividen?

Dividen akan masuk secara otomatis di rekening saham (Rekening Dana Investor) anda pada saat payment date. Anda tidak perlu mendaftar atau konfirmasi ke sekuritas. 

Semua sudah tersistem. Kalau anda mau lihat nilai dividen yang anda terima, anda bisa lihat di menu transaction / cash transaction history. Baca juga: Cara Pembayaran Dividen Saham.

Apakah semua perusahaan membagikan dividen?

Tidak. Hanya perusahaan yang mendapatkan laba bersih dan memutuskan untuk membagikan dividen, itulah perusahaan2 yang akan membagi dividen. 

Meskipun perusahaan memperoleh laba, bisa jadi perusahaan tidak membagikan dividen jika perusahaan ingin melakukan re-investasi. Oleh karena itu, kalau anda ingin dapat dividen besar, carilah perusahaan2 yang rutin membagi dividen per share yang tinggi. Anda bisa baca daftarnya disini: Daftar Perusahaan yang Rutin Membagi Dividen.

Apakah dividen pasti anda dapatkan kalau anda membeli saham?

Tidak. Anda hanya akan mendapatkan dividen jika anda memiliki saham perusahaan sampai tanggal cum date (anda bisa baca lagi poin: Tata cara mendapatkan dividen). Selain itu, anda hanya akan dapat dividen kalau perusahaan tersebut membagikan dividen.

Apa itu Dividend Yield dan Dividend Payout Ratio?

Anda bisa baca disini penjelasan dan kegunaan dividen yield dan dividend payout ratio.: Kegunaan dan Cara Menghitung Dividend Payout Ratio dan Kegunaan dan Cara Menghitung Dividend Yield.

Itulah penjelasan tentang dividen, termasuk tata cara mendapatkan dividen dan pembayaran dividen yang akan anda terima. Kalau anda seorang investor saham, peran dividen ini sangat penting untuk menambah pasif income anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.