Cara Memanfaatkan Profit Saham dari Stock Split

Cara Memanfaatkan Profit Saham dari Stock Split

Setiap saham yang akan melaksanakan stock split, saham tersebut akan memberikan peluang bagi anda untuk bisa mendapatkan saham di harga yang murah. So let say dulu BBRI harganya bisa sampai 16.000.

Anda yang duitnya cuma beberapa juta aja, mungkin nggak bisa beli sahamnya, atau paling maksimal anda cuma bisa beli beberapa lot. Nah setelah BBRI stock split 1:5, harga saham BBRI jadi jauh lebih terjangkau untuk anda yang modalnya kecil. Jadi dengan stock split, kita semua dapat kesempatan untuk beli saham bagus di harga yang lebih murah, dengan jumlah yang lebih banyak.    

Btw kalau anda belum tahu apa itu stock split, anda bisa baca pos saya disini: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split. 

Jika anda perhatikan di media2 online atau grup saham, saham yang stock split biasanya akan jadi bahan perbincangan trader, bukan hanya karena sahamnya bakalan jadi murah, tapi saham2 yang sudah naik tinggi memang umumnya adalah saham yang menarik (bisa karena fundamentalnya memang bagus, likuid atau bahkan banyak trader yang cuma ikut2an saja). Jadi nggak heran kalau saham2 yang mau stock split banyak direkomendasikan oleh para analis. 

Nah salah satu saham bagus yang juga melakukan stock split untuk pertama kalinya adalah saham CLEO (perusahaan air minum Cleo itu lhoo). Saham CLEO ini harga IPO awalnya di kisaran 195 dan dalam satu tahun lebih harga sahamnya sudah naik sampai 1.400. CLEO stock split dan mulai ditradingkan di kisaran harga 250. 

Karena CLEO ini sejak awal melantai di Bursa peminatnya banyak (sehingga harga sahamnya naik terus), maka pertanyaannya selanjutnya: "Apakah CLEO setelah SS harganya bakal balik cepat ke 1.400 seperti semula?"

Well kita sebenarnya tidak bisa langsung menyimpulkan seperti itu. Bukan berarti ketika harga saham stock split, harga sahamnya bakalan naik lagi ke harga semula. Karena faktanya dalam banyak kasus, banyak juga saham yang habis stock split, harganya justru turun dalam jangka cukup lama.

Contohnya PPRO. PPRO pernah naik kencang dari 127 ke 1.500 dalam kurun waktu 1,5 tahun. Akhirnya PPRO melakukan stock split. Tapi setelah stock split harga sahamnya tidak kembali lagi ke 1.500, bahkan masih jauh dibawah 1.000. Atau saham TPIA yang setelah SS, harga sahamnya ternyata cuma di rentang harga segitu-gitu saja. 

Walaupun banyak juga kasus di mana saham2 setelah stock split, harganya bisa balik naik lagi, bahkan kembali ke harga sebelum SS. Dan saham2 seperti ini biasanya lebih sering terjadi pada saham2 blue chip yang memang kinerjanya bagus. 

Jadi kalau ada saham blue chip yang sebelumnya sudah stock split dan harganya balik lagi ke harga awal. Kemudian beberapa tahun setelahnya saham tersebut SS lagi, maka dasar anda untuk mengatakan saham berpotensi naik ke harga awal akan lebih kuat, karena anda bisa mengacu pada harga SS historis sebelumnya. 

Terus kalau saham2 non blue chip kayak CLEO itu tadi, apa bisa balik ke harga semula? Tentu saja bisa. Tapi kita pastinya tidak disarankan untuk langsung borong saham setelah SS, karena seperti yang saya tuliskan tadi, tidak semua saham yang SS harganya langsung balik naik, dan bahkan banyak juga yang harganya justru stagnan setelah SS. 

Agar anda bisa memanfaatkan profit dari saham yang stock split, anda harus memanfaatkan saham2 blue chip. Contohnya BBRI, PTBA, BBNI yang SS, harga sahamnya tidak lama kemudian berbalik naik. 

Dan kalau ada saham2 non blue chip, terutama saham2 yang baru 1-2 tahun IPO kemudian SS. Lalu setelah SS harga sahamnya mulai terlihat stagnan dan tidak banyak pergerakan, maka sebaiknya hindari saja saham tersebut. Karena berdasarkan pengalaman penulis, saham2 seperti ini ujung2nya cuma "jebakan batman".  

Saya juga sudah banyak membahas tentang stock split dan strategi tradingnya disini: Analisis Saham: Saham PTBA Setelah Stock Split, Analisis Saham BBRI 1 Bulan Setelah Stock Split, Pergerakan BBRI Setelah Stock Split, Pergerakan BMRI Setelah Stock Split, Saham BBRI Stock Split Rasio 1:5. Anda bisa baca-baca lagi ulasan saya. 

So far strategi2 yang kita ulas tentang strategi stock split ini sudah berhasil membuahkan hasil yang positif (baca: profit). Jadi bagi anda yang masih penasaran dengan stock split dan strateginya, anda bisa baca-baca kembali pos ini dan pos2 saya lainnya. 

** Rekan-rekan yang ingin belajar trading saham pemula - pro, bisa mendapatkan materi ebook belajar saham lengkap dari saya yang berisi strategi2 trading, cara menyusun trading plan dan manajemen modal, rekan2 bisa mendapatkan ebook trading yang saya susun lengkap (427 halaman) disini: Buku Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dividend Trap Saham: Contoh dan Pola

Dividend Trap Saham: Contoh dan Pola

Dividen merupakan salah satu keuntungan yang bisa anda peroleh di saham selain capital gain (kenaikan harga saham). Sebagai trader saham, saya pribadi juga selalu mengincar dividen, terutama di saham-saham blue chip.

Karena mayoritas saham blue chip dan saham LQ45 harga sahamnya biasanya akan naik sebelum / menjelang pembagian dividen. Jika kita koleksi sahamnya jauh2 hari, kalaupun nggak dapat dividen dan jual di tanggal cum date, maka capital gainnya udah lebih gede dari dividen yang didapatkan. 

Hal ini karena banyak saham yang harganya akan langsung anjlok setelah cum date alias pada hari ex datenya. Inilah yang disebut dengan dividend trap. 

Kalau anda belum tahu tentang istilah2 dividen (cum date, ex date dan lain2), anda bisa baca lagi pos saya disini: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen. 

Kembali lagi ke pembahasan dividen trap. Dividen trap bisa terlihat dari grafik saham antara tanggal cum date dan ex date, di mana pada tanggal ex date harga saham akan langsung dibuka anjlok (sebesar kurang lebih nilai dividennya), sehingga membentuk gap down candle yang cukup renggang. 

Di pos ini, saya akan memberikan contoh-contoh pola dividend trap yang terjadi pada saham-saham, terutama yang sering bagi dividen. Oke langsung saja, perhatikan grafik-grafik saham dibawah ini: 


Dividend trap saham TLKM. Perhatikan TLKM sebelumnya naik tinggi. Setelah itu, di tanggal ex date (tanda panah) TLKM langsung jatuh dan membentuk gap down (tanda lingkaran).  


Dividend trap BJTM. Saham BJTM naik tinggi sebelumnya. Tapi setelah ada pengumuman dividen dan pada saat tanggal ex date, BJTM langsung jatuh dan membentuk gap down yang cukup lebar (tanda lingkaran).  Fyi, di BJTM ini seringkali terjadi dividend trap.  


Dividend trap saham BMRI. Demikian juga dengan BMRI yang beberapa hari sebelum bagi dividen sahamnya langsung naik drastis. Namun setelah tanggal cum date, sahamnya langsung anjlok (tanda panah dan tanda lingkaran).  


Dividend trap JSMR. Di pola ini memang dividend trapnya nggak seberapa kelihatan. Karena JSMR nggak diawali dengan kenaikan seperti kebanyakan saham yang mau bagi dividen. 

Justru JSMR harganya bisa anda lihat, koreksi terus menjelang pembagian dividen. Namun, saat tanggal ex date dividen, JSMR turun lebih drastis dan penurunan ini terjadi sampai tiga hari berturut-turut, sebelum akhirnya rebound. 

Jadi jika anda beli saham di tanggal cum date (dan nggak anda jual sampai besok) atau bahkan beli saat ex datenya, lalu saham anda langsung anjlok, maka inilah yang dinamakan dengajn TRAP. Anda kena jebakan dividen. 

Karena pelaku pasar biasanya bakalan jual saham secara masif setelah dapat dividen, tepatnya di tanggal ex date. 

Dividend trap tidak selalu terjadi. Terkadang ada saham yang tidak turun drastis pada saat tanggal ex date dividen. Hal ini seringkali terjadi pada saham2 yang harganya sideways menjelang pembagian dividen.   

Lalu bagaimana cara mengatasi dividend trap? Well, di pos ini saya sudah pernah menjelaskan dengan komplit tentang dividend trap dan bagaimana anda mengatasi dividend trap yang kerap kali terjadi di pasar saham. Baca pos saya disini: Dividend Trap Saham dan Cara Mengatasinya. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Bahayanya Jika Membeli Saham Saat Ex Date Dividen

Bahayanya Jika Membeli Saham Saat Ex Date Dividen

Pengumuman pembagian dividen oleh perusahaan go public biasanya merupakan pengumuman yang selalu ditunggu-tunggu oleh para pemegang saham. Terutama jika dividen dibagikan dalam jumlah besar. Sehingga pengumuman dividen pada umumnya akan turut mengerek harga saham perusahaan.

Biasanya harga saham akan mulai naik kencang mendekati tanggal cum date dividen. Jika anda belum tahu apa itu cum date dan ex date, baca pos: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen. Hal ini dikarenakan jika memiliki saham sebelum tanggal cum date, maka pemegang saham akan mendapatkan dividen.

Kalau anda ingin ikut membeli, saya tidak menyarankan anda koleksi sahamnya tepat pada saat tanggal ex date. Mengapa demikian? Biasanya harga saham rentan jatuh satu hari setelah tanggal cum date dividen atau lebih tepatnya saat tanggal ex date. 

Hal ini biasanya sering sekali terjadi, terutama pada saham-saham yang pengumuman dividennya direspon positif oleh pasar (ditunjukkan dengan naiknya harga saham menjelang cum date dividen). 

Tidak percaya? Saya berikan contoh saham LSIP yang cum datenya tanggal 8 Juni 2017 dan saham INDF yang cum date tanggal 9 Juni 2017. Pada tanggal 8 Juni saat cum date LSIP ditutup turun ke harga 1.450. Pada keesokan harinya (ex date), LSIP langsung dibuka anjlok ke 1.420 dan harga penutupannya 1.405. 

INDF juga mengalami hal yang sama. Pada tanggal cum date 9 Juni INDF ditutup turun di harga 8.450. Keesokan harinya saat tanggal ex date, INDF langsung dibuka turun di harga 8.400 dan setelah itu turun lagi hingga ke 8.325. Disini anda bisa lihat bahwa pelaku pasar akan menjual sahamnya saat tanggal ex date karena pelaku pasar merasa bahwa mereka sudah mendapat dividen dan sudah harga saham sudah naik tinggi, sehingga sudah waktunya take profit. 

Kalau anda membeli saham beberapa hari sebelum cum date, anda sudah mendapatkan kenaikan harga saham yang tinggi sebelumnya, sehingga ketika anda menjual saat ex date, anda masih bisa dapat gain. 

So, kalau anda terlambat menemukan perusahaan yang akan membagikan dividen sudah dekat sekali dengan tanggal cum date, lebih baik tidak perlu dikejar karena anda potensi loss yang lumayan besar saat memasuki tanggal ex date. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Pembayaran Dividen Saham

Cara Pembayaran Dividen Saham

Anda yang ingin dapat dividen, maka anda harus memiliki saham sebelum tanggal ex date dividen. Dengan kata lain, anda harus membeli saham tepat maksimal di tanggal cum date-nya. Apabila anda beli saham di tanggal ex date, anda tidak berhak menerima dividen. 

Kalau anda belum paham istilah cum date dan ex date, anda bisa baca-baca lagi artikel saya disini: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen. Banyak rekan-rekan trader pemula yang bertanya ke saya:

Bagaimana cara saya dapat dividen saham? Apakah saya harus menghubungi perusahaan atau sekuritas untuk bisa mendapatkan dividen? Dari mana saya tahu kalau saya sudah dapat dividen? Dimana saya bisa melihat nilai dividen yang dibayarkan?

Setiap informasi pembayaran dividen, pasti akan menyertakan tanggal cum date, ex date dan payment date. Misalnya tanggal payment date adalah tanggal 31 Mei, maka itu artinya tanggal 31 Mei dividen akan masuk ke rekening (akun) saham anda. 

Pembayaran dividen PASTI akan masuk secara otomatis dan menambah account balance anda. Jadi anda nggak perlu hubungi sekuritas, hubungi broker anda, hubungi perusahaan dan lain2. Dividen anda akan masuk saat tanggal payment date yang sudah ditentukan. 

Untuk anda yang mau mencari informasi pembayaran dividen, anda bisa cari infonya melalui pos yang saya tulis disini: Daftar dan Jadwal Pembagian Dividen. Kalau saya biasanya cari di situs Eddy Elly.  

Jam berapa dividen masuk rekening saham?

Jam masuk dividen ke rekening saham biasanya variatif. Kadang pukul 10.00 pagi, saham sudah masuk di account balance. Terkadang siang-sore hari baru masuk. Terkadang pukul 16.00-16.15 dividen baru masuk. 

Jadi kalau di tanggal payment date siang harinya anda masih belum menerima dividen, anda tidak perlu khawatir. Tunggu pukul 16.00-16.15, dividen pasti akan masuk ke rekening saham anda. 

Di mana bisa melihat nilai dividen yang anda terima?

Untuk melihat di mana nilai dividen anda anda dapatkan, anda bisa melihat melalui Account Summary di software anda masing2. Penerimaan dividen akan dianggap sebagai 'Deposit' karena menambah modal anda. Maka anda bisa cari di menu Deposit atau Today Deposit. 

Jika Today Deposit jumlahnya bertambah dan anda di hari itu nggak melakukan deposit (suntik modal), maka itulah dividen yang anda terima. Berikut contoh menu Today Deposit di Account Summary:

Today deposit biasanya bertambah sebesar nilai dividen yang anda terima saat payment date

Namun terkadang dividen yang anda terima tidak muncul di Today Deposit, tetapi langsung menambah Account Balance anda, langsung ditambahkan dengan modal trading anda yang ada saat itu. Nah, kalau anda mau melihat khusus berapa jumlah dividen yang anda terima, anda bisa cek melalui menu Transaction History atau Cash Transaction History.. 

Disitulah akan tertera nilai nominal dividen yang dibayarkan perusahaan ke account balance anda. Setiap software trading saham pasti menyediakan menu tersebut. 

Terus bagaimana caranya saya tahu apakah nominal dividen yang saya terima benar atau tidak? 

Nilai dividen yang anda terima jumlahnya sudah pasti benar, dan sudah dipotong pajak final. Fyi, pajak untuk dividen besarnya adalah 10% dari nilai dividen yang anda terima. 

Nah, kalau anda mau tahu berapa dividen yang akan dibayarkan ke anda, maka anda harus tahu dulu berapa dividend per share (DPS) yang akan dibagikan. Anda bisa cek melalui situs2 itu tadi. 

Katakanlah WIKA bagi dividen sebesar Rp49 per saham. Lalu anda punya saham WIKA sebanyak 125 lot. Maka nilai dividen yang anda terima nantinya adalah:

Rp49 x  125 lot x 100 lembar = Rp612.500 - 10% (pajak dividen final) = Rp551.250. Jumlah inilah yang akan dibayarkan ke akun rekening saham anda. 

Oke semoga pos ini cukup jelas untuk menjawab pertanyaan rekan-rekan tentang cara pembayaran dividen saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Jenis-Jenis Aksi Korporasi Saham Perusahaan

Jenis-Jenis Aksi Korporasi Saham Perusahaan

Di pasar saham, kita mengenal adanya AKSI KORPORASI. Dalam Bahasa Inggrisnya disebut dengan corporate action. 

Aksi korporasi adalah kegiatan inisiatif yang dilakukan perusahaan yang dapat mempengaruhi perubahan jumlah saham beredar, harga saham dan jumlah kepemilikan saham investor.   

Ada beberapa aksi korporasi yang dapat mempengaruhi investor untuk membeli dan menjual saham perusahaan. Aksi2 korporasi ini juga bisa berdampak pada jumlah saham beredar, maupun keyakinan investor terhadap saham perusahaan. 

Berikut ini ada 7 (tujuh) aksi korporasi yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan:  

1. Right issue

Right issue merupakan aksi korporasi yang dilakukan dengan cara menerbitkan saham baru. Jadi, investor punya kesempatan untuk mendapatkan saham baru perusahaan di harga yang (umumnya) lebih murah. 

Tentang right issue, dan pengaruhnya terhadap harga saham, saya bahas sangat lengkap di pos ini: Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part I dan Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part II. Anda bisa baca2 artikel tersebut.  

2. Stock split

Stock split merupakan aksi korporasi yang dilakukan dengan cara memecah nominal harga saham menjadi lebih murah, namun jumlah saham beredar kini menjadi lebih banyak. 

Tentang stock split, serta pengaruhnya terhadap harga saham bisa anda baca di artikel saya disini: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split dan Cara Memanfaatkan Profit Saham dari Stock Split.

3. Reverse stock split (RSS)

RSS adalah kebalikan dari stock split, di mana perusahaan 'menggabungkan' nominal saham, sehingga harganya menjadi lebih mahal, dan jumlah saham beredar menjadi lebih sedikit. 

Tentang RSS dan pengaruhnya terhadap harga saham, bisa anda baca disini: Reverse Stock Split di Bursa Saham dan Reverse Stock Split, Berdampak Buruk terhadap Harga Saham. 

4. Dividen

Dividen merupakan aksi korporasi yang dilakukan dengan cara membagikan laba perusahaan kepada investor. Aksi korporasi ini bertujuan untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham, sehingga umumnya pembagian dividen akan berpengaruh pada harga saham. 

Tentang dividen, dan pengaruhnya ke terhadap harga saham, anda bisa baca disini: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen dan Bahayanya Membeli Saham Saat Ex Date. 

5. Buyback saham

Buyback saham dilakukan perusahaan dengan cara membeli kembali saham perusahaan. Hal ini biasanya dilakukan emiten ketika harga saham perusahaan sedang jatuh (tekanan jual yang sangat besar).   

Tentang buyback saham, tujuan buyback dan pengaruhnya ke harga saham bisa anda baca di artikel saya disini: Apa itu Buy Back Saham?

6. Saham bonus

Saham bonus merupakan saham yang dibagikan emiten pada pemegang saham secara cuma-cuma. Tentu saja tujuannya untuk membuat investor / trader semakin tertarik dengan saham perusahaan tersebut. 

Tentang saham bonus, dan pengaruhnya ke harga saham, bisa anda baca disini: Pengertian dan Ilustrasi Saham Bonus.   

7. Merger dan akuisisi

Ketika perusahaan melakukan merger ataupun akuisisi, hal ini bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli saham, terutama kalau perusahaan melakukan merger dan akusisi pada perusahaan2 yang bagus. 

Demikian juga sebaliknya, saham bisa turun atau bahkan tidak bergerak, kalau investor menilai aksi merger dan akusisi ini merugikan prospek perusahaan. Kalau anda belum perbedaannya anda bisa baca disini: Perbedaan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi + Contohnya. 

Itulah aksi korporasi yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Di dalam trading saham, anda harus jeli mengamati setiap perubahan2 yang terjadi akibat aksi korporasi. Aksi korporasi bisa membuat investor membeli atau sebaliknya menjual saham, jadi momentum, pengalaman anda dan analisa harus anda gunakan.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Arti Private Placement Saham dan Contohnya

Arti Private Placement Saham dan Contohnya

Di pasar saham pernahkah anda mendengar istilah private placement? Atau mungkin anda sedang bertanya-tanya arti private placement yang sebenarnya? Di pos ini saya akan menjelaskan lebih detail mengenai arti private placement saham, dan tujuan perusahaan melakukan privat placement. 

Private placement atau Penambahan Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) adalah cara perusahaan menjual saham kepada investor yang sudah dipilih dan ditentukan, bukan kepada investor publik. 


Private placement (Untuk selanjutnya kita singkat PP saja yaa) salah satu bentuk aksi korporasi perusahaan. Masih bingung dengan definisi diatas? Baca terus... 

Jadi kalau right issue menghimpun dana dari investor publik (masyarakat umum seperti saya dan anda bisa membeli saham perusahaan melalui right issue, untuk mendapat tambahan saham baru), maka pada PP, perusahaan sudah memilih investor, misalnya PT A berdasarkan persetujuan bersama, untuk kemudian membeli saham perusahaan di harga tertentu. Artinya, masyarakat umum tidak bisa ikut serta dalam PP. 

Investor yang sudah dipilih perusahaan untuk menyerap dana / saham perusahaan ini disebut sebagai standby buyer (pembeli siaga). Sekuritas berperan sebagai perantara, supaya transaksi yang disepakati perusahaan dengan standby buyer dapat berjalan dengan baik.

Apakah aksi PP ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan? Seharusnya sama sekali nggak pengaruh. Kenapa demikian? 

Karena PP dilakukan di pasar negosiasi, bukan pasar reguler. Artinya, sebanyak apapun lot dan berapapun nominal transaksi yang terjadi di pasar nego tidak akan mempengaruhi harga saham di pasar reguler. Baca juga: Pasar Reguler, Pasar Negosiasi dan Tunai di Bursa Saham.

Tetapi di pasar saham ada faktor psikologis. Para trader di pasar reguler seringkali menganggap PP bisa membuat harga saham mampu mencapai harga PP yang telah ditetapkan.  

Sebagai contoh, katakanlah harga saham ABCD di pasar reguler adalah 400. Kemudian perusahaan melakukan PP dengan kesepakatan standby buyer untuk membeli sahamnya di harga 300. Maka, bisa jadi pelaku pasar atau bandar akan menurunkan harga saham di pasar reguler ke 300-an. Meskipun tidak selalu, namun permainan psikologis ini sangat mungkin terjadi. 

Psikologis ini juga berlaku sama seperti right issue. Perhatikan saham2 seperti JSMR, ADHI PPRO yang harganya berangsur-angsur turun, padahal nggak ada sentimen negatif, dan kinerjanya juga oke-oke saja. Tapi karena perusahaan2 tersebut melakukan right issue dengan harga teoretis dibawah harga pasar, maka harga saham turun ke harga teoretisnya tersebut. 

Lalu apa tujuan perusahaan melakukan private placement?

Tujuan private placement sudah jelas, yaitu untuk menambah modal bagi perusahaan, yang akan digunakan untuk ekspansi, membayar atau untuk menurunkan rasio utang. Sebagai contoh, WINS melakukan PP dengan tujuan menambah modal dan menurunkan rasio debt to equity. 

Anda yang jeli baca pos ini pasti akan bertanya:

"Pak Heze kenapa perusahaan pilih melakukan private placement? Kan ada banyak cara buat dapat tambahan modal? Apalagi cari standby buyer juga nggak mudah" 

Pertanyaan bagus. PP memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, dengan PP perusahaan sudah pasti akan menyerap dana sebesar yang sudah disepakati dengan standby buyer. 

Namun kekurangan utama PP adalah perusahaan tidak bisa menghimpun dana dengan jumlah yang lebih besar atau sangat besar, karena PP tidak memungkinkan investor publik / masyarakat untuk membeli sahamnya melalui aksi korporasi ini.

Standby buyer juga pasti memiliki keterbatasan modal untuk membeli saham perusahaan. Sedangkan kalau perusahaan melakukan right issue (dari masyarakat umum / investor ritel), modal yang didapatkan tidak terbatas, karena semua masyarakat yang trading bisa membeli sahamnya. 

Tapi hal ini akan jadi masalah baru kalau perusahaan yang bersangkutan tidak memiliki banyak investor publik alias sahamnya nggak likuid. Darimana perusahaan akan mendapatkan modal, kalau sahamnya saja hampir nggak ada yang mentradingkan?

Maka disinilah aksi korporasi private placement bisa dilakukan. Kalau anda mau telusuri lebih dalam, coba anda perhatikan perusahaan2 yang melakukan PP. Umumnya (meskipun tidak 100%) perusahaan2 tersebut sahamnya nggak likuid / tidak terlalu aktif diperdagangkan (investor publiknya sangat sedikit).

Contoh-contoh perusahaan yang pernah melakukan private placement adalah WINS, EMTK, FREN, dan lain2. Anda bisa perhatikan sendiri harga dan likuiditas sahamnya. 

Selain itu, perusahaan yang memilih melakukan PP, dikarenakan dana yang didapatkan dari PP sifatnya lebih pasti. Seperti yang saya jelaskan di beberapa paragraf sebelumnya, dengan PP perusahaan sudah pasti menyerap dana sebesar yang diinginkan, sesuai dengan yang sudah disepakati dengan standby buyer. 

Itulah arti dan contoh private placement. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Arti Private Placement Saham dan Contohnya

Arti Private Placement Saham dan Contohnya

Di pasar saham pernahkah anda mendengar istilah private placement? Atau mungkin anda sedang bertanya-tanya arti private placement yang sebenarnya? Di pos ini saya akan menjelaskan lebih detail mengenai arti private placement saham, dan tujuan perusahaan melakukan privat placement. 

Private placement atau Penambahan Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) adalah cara perusahaan menjual saham kepada investor yang sudah dipilih dan ditentukan, bukan kepada investor publik. 


Private placement (Untuk selanjutnya kita singkat PP saja yaa) salah satu bentuk aksi korporasi perusahaan. Masih bingung dengan definisi diatas? Baca terus... 

Jadi kalau right issue menghimpun dana dari investor publik (masyarakat umum seperti saya dan anda bisa membeli saham perusahaan melalui right issue, untuk mendapat tambahan saham baru), maka pada PP, perusahaan sudah memilih investor, misalnya PT A berdasarkan persetujuan bersama, untuk kemudian membeli saham perusahaan di harga tertentu. Artinya, masyarakat umum tidak bisa ikut serta dalam PP. 

Investor yang sudah dipilih perusahaan untuk menyerap dana / saham perusahaan ini disebut sebagai standby buyer (pembeli siaga). Sekuritas berperan sebagai perantara, supaya transaksi yang disepakati perusahaan dengan standby buyer dapat berjalan dengan baik.

Apakah aksi PP ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan? Seharusnya sama sekali nggak pengaruh. Kenapa demikian? 

Karena PP dilakukan di pasar negosiasi, bukan pasar reguler. Artinya, sebanyak apapun lot dan berapapun nominal transaksi yang terjadi di pasar nego tidak akan mempengaruhi harga saham di pasar reguler. Baca juga: Pasar Reguler, Pasar Negosiasi dan Tunai di Bursa Saham.

Tetapi di pasar saham ada faktor psikologis. Para trader di pasar reguler seringkali menganggap PP bisa membuat harga saham mampu mencapai harga PP yang telah ditetapkan.  

Sebagai contoh, katakanlah harga saham ABCD di pasar reguler adalah 400. Kemudian perusahaan melakukan PP dengan kesepakatan standby buyer untuk membeli sahamnya di harga 300. Maka, bisa jadi pelaku pasar atau bandar akan menurunkan harga saham di pasar reguler ke 300-an. Meskipun tidak selalu, namun permainan psikologis ini sangat mungkin terjadi. 

Psikologis ini juga berlaku sama seperti right issue. Perhatikan saham2 seperti JSMR, ADHI PPRO yang harganya berangsur-angsur turun, padahal nggak ada sentimen negatif, dan kinerjanya juga oke-oke saja. Tapi karena perusahaan2 tersebut melakukan right issue dengan harga teoretis dibawah harga pasar, maka harga saham turun ke harga teoretisnya tersebut. 

Lalu apa tujuan perusahaan melakukan private placement?

Tujuan private placement sudah jelas, yaitu untuk menambah modal bagi perusahaan, yang akan digunakan untuk ekspansi, membayar atau untuk menurunkan rasio utang. Sebagai contoh, WINS melakukan PP dengan tujuan menambah modal dan menurunkan rasio debt to equity. 

Anda yang jeli baca pos ini pasti akan bertanya:

"Pak Heze kenapa perusahaan pilih melakukan private placement? Kan ada banyak cara buat dapat tambahan modal? Apalagi cari standby buyer juga nggak mudah" 

Pertanyaan bagus. PP memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, dengan PP perusahaan sudah pasti akan menyerap dana sebesar yang sudah disepakati dengan standby buyer. 

Namun kekurangan utama PP adalah perusahaan tidak bisa menghimpun dana dengan jumlah yang lebih besar atau sangat besar, karena PP tidak memungkinkan investor publik / masyarakat untuk membeli sahamnya melalui aksi korporasi ini.

Standby buyer juga pasti memiliki keterbatasan modal untuk membeli saham perusahaan. Sedangkan kalau perusahaan melakukan right issue (dari masyarakat umum / investor ritel), modal yang didapatkan tidak terbatas, karena semua masyarakat yang trading bisa membeli sahamnya. 

Tapi hal ini akan jadi masalah baru kalau perusahaan yang bersangkutan tidak memiliki banyak investor publik alias sahamnya nggak likuid. Darimana perusahaan akan mendapatkan modal, kalau sahamnya saja hampir nggak ada yang mentradingkan?

Maka disinilah aksi korporasi private placement bisa dilakukan. Kalau anda mau telusuri lebih dalam, coba anda perhatikan perusahaan2 yang melakukan PP. Umumnya (meskipun tidak 100%) perusahaan2 tersebut sahamnya nggak likuid / tidak terlalu aktif diperdagangkan (investor publiknya sangat sedikit).

Contoh-contoh perusahaan yang pernah melakukan private placement adalah WINS, EMTK, FREN, dan lain2. Anda bisa perhatikan sendiri harga dan likuiditas sahamnya. 

Selain itu, perusahaan yang memilih melakukan PP, dikarenakan dana yang didapatkan dari PP sifatnya lebih pasti. Seperti yang saya jelaskan di beberapa paragraf sebelumnya, dengan PP perusahaan sudah pasti menyerap dana sebesar yang diinginkan, sesuai dengan yang sudah disepakati dengan standby buyer. 

Itulah arti dan contoh private placement. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dividend Trap Saham dan Cara Mengatasinya

Dividend Trap Saham dan Cara Mengatasinya

Salah satu return yang dicari seorang trader selain capital gain adalah return dari dividen. Di Saham Gain ini, saya sudah membahas banyak tentang dividen.

Musim dividen terjadi antara bulan Maret-Mei, karena bersamaan dengan rilisnya laporan audited perusahaan, biasanya sebagian besar emiten juga menyelenggarakan RUPS untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan pada pemegang saham untuk tahun buku sebelumnya. 

Biasanya ketika perusahaan mengumumkan besarnya dividen per share (DPS) yang akan dibagikan, harga saham akan cenderung meningkat menjelang cum datenya. Jika anda belum tahu tentang tata cara mendapatkan dividen, anda bisa baca disini: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen.

Memang tidak semua emiten yang membagikan dividen, harga sahamnya naik menjelang cum date. Untuk emiten2 lapis dua dan lapis tiga yang membagikan DPS dengan nominal kecil, sebagian besar sahamnya hampir tidak terpengaruh meskipun ada pengumuman dividen dari perusahaan.  

Sedangkan saham-saham blue chip yang notabene membagikan dividen besar, harga sahamnya akan cenderung naik menjelang cum date. Contohnya BBCA, BBRI, PTBA, ITMG, BBNI, BMRI, ASII, dan lain-lain. 

Banyak trader yang berpikiran membeli saham2 tersebut saat menjelang cum date dengan harapan mendapat profit besar. Namun ada 2 hal yang perlu anda perhatikan ketika mau mengincar dividen. 

Pertama, biasanya setelah harga saham naik menjelang cum date, harga saham akan langsung turun. "Lho kok bisa begitu? Kalau jual saat tanggal cum date-kan nggak dapet dividen?" Pikir anda. Tapi itulah faktanya.

Sebagian besar trader yang sudah merasa profit besar akan segera menjual sahamnya saat cum date. Memang trader tidak akan mendapat dividen, tetapi capital gain yang didapatkan
dari kenaikan harga sudah jauh melebihi nilai dividen yang didapatkan. 

Kedua, kalaupun harga sahamnya masih naik saat cum date (karena memang sebagian besar trader ingin mendapat dividen), biasanya harga sahamnya saat ex date akan langsung turun sebesar nilai dividennya. Contoh: Ketika ITMG membagikan dividen jumbo sebesar Rp1.840 per saham, harga saham ITMG naik terus saat cum date. 

ITMG yang masih berada di harga 28.275 saat cum date 2 April naik secara peralahan sampai 28.650 menjelang penutupan Bursa. Namun keesokan harinya (ex date), ITMG langsung dibuka anjlok ke 28.300 dan dalam hitungan menit turun sampai 26.500. Dan sehari setelah ex date, ITMG turun lagi sampai 26.000, walaupun hari berikutnya mampu naik lagi. Perhatikan grafik ITMG dibawah:



Terkait hal tersebut, saya juga pernah membahasnya disini: Bahayanya Jika Membeli Saham Saat Cum Date Dividen.  Biasanya saham-saham ini menjelang cum atau ex datenya akan turun sebesar nilai dividennya. Artinya, semakin besar nilai DPS, semakin banyak turunnya. 

Inilah yang dinamakan dengan dividend trap atau dalam bahasa Indonesianya jebakan dividen. Jadi, kalau anda membeli saham ketika cum date, atau lebih parahnya beli saat ex date karena anda berpikir harga saham bisa naik lagi, maka kemungkinan besar anda akan terjebak dengan penurunan harga saham secara mendadak. 

Walaupun tidak selalu saham akan turun saat cum /ex date, namun faktanya sebagian besar saham blue chip dan beberapa lapis dua sering mengalami hal tersebut.
Nah, kini anda sudah tahu tentang dividend trap. Terus bagaimana cara mengatasinya? Caranya jangan membeli saham ketika cum atau ex date, kecuali kalau anda memang ingin mengincar dividen.  

Atau kalau anda sudah mengincar dividen suatu saham sejak lama, anda bisa menyimpan sahamnya jauh-jauh hari saat harganya masih diskon / lagi turun. Dengan cara ini, meskipun nanti saat ex date harganya turun, tetapi nilai aset (saham) anda masih tetap meningkat.

Selain itu, untuk menghindari dividend trap, anda bisa membeli sahamnya setelah tanggal ex date atau ketika sahamnya sudah mulai rebound pasca penurunan. 

Namun kalau anda adalah tipikal pengincar capital gain / anda yang tipikalnya trading untuk jangka pendek, akan sangat berisiko jika anda langsung membeli saham saat sahamnya sudah masuk cum atau ex date. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Data Stock Split di IDX

Cara Mencari Data Stock Split di IDX

Banyak rekan-rekan yang ingin mencari data aksi korporasi perusahaan untuk kepentingan analisa saham dan lain-lain, namun mungkin anda bingung mencari data perusahaan yang melakukan aksi korporasi secara lengkap dari range / rentang waktu tertentu. 

Sebenarnya ada banyak situs yang memberikan informasi tentang perusahaan yang melakukan stock split. Akan tetapi, tidak banyak situs yang memberikan informasi stock split yang lengkap, seperti data lengkap perusahaan yang melakukan stock split dalam rentang waktu tertentu. 

Namun, anda bisa mencarinya melalui situs www.idx.co.id. Berikut langkah-langkah cara mencari data stock split di IDX: 

1. Buka situs www.idx.co.id 

2. Masuk ke menu Perusahaan Tercatat --> pilih Aksi Korporasi. Untuk lebih detailnya perhatikan gambar berikut: 

Cara mencari data stock split di IDX
3. Pada menu Aksi Korporasi, pilih Tipe Aksi-nya Stock Split. Perhatikan gambar berikut: 


Jadi di situs IDX, melalui menu Aksi Korporasi ini, anda bisa memilih data-data aksi korporasi, bukan hanya stock split. Anda bisa menampilkan data perusahaan yang melakukan righ issue, menerbitkan waran, reverse stock split dan lain-lain. 

4. Setelah itu, pilih rentang periode yang anda inginkan. Perhatikan tampilan IDX berikut:  


Anda bisa memilih rentang periode stock split, misalnya selama 1 tahun penuh. Ketika anda memilih rentang periode 1 tahun penuh, maka situs IDX akan menampilkan semua perusahaan yang melakukan stock split pada periode yang anda pilih. 

Pada contoh diatas, saya mencoba menampilkan perusahaan2 yang melakukan stock split selama 1 tahun mulai 1 Januari 2019 - 31 Desember 2019, dan muncullah data seluruh perusahaan yang melakukan stock split di periode tersebut (lihat tanda lingkaran ungu). 

Pada situs IDX, yang ditampilkan adalah Tanggal stock split, kode emiten, jumlah aksi korporasi (saham), dan jumlah total. Di situs IDX, tidak menampilkan tanggal cum date dan ex date aksi korporasi stock split. 

Untuk mencari tanggal cum date dan ex date (jika anda butuh), maka anda bisa mencarinya di situs RTI.co.id atau Britama.com. Itulah cara mencari data stock split di IDX. Semoga bermanfaat untuk rekan-rekan.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pembelian Kembali (Buyback) Saham

Pembelian Kembali (Buyback) Saham

Pembelian kembali saham alias buyback adalah salah satu aksi korporasi yang dilakukan perusahaan go public dengan cara membeli kembali saham yang beredar di market. 

Buyback saham biasanya dilakukan ketika harga saham perusahaan turun tajam, sehingga ketika perusahaan membeli kembali saham2nya yang turun, diharapkan harga saham bisa naik lagi (karena banyak permintaan). 

Selain itu, ketika perusahaan melakukan buyback, hal ini diharapkan bisa kembali meningkatkan kepercayaan para trader saham untuk membeli saham tersebut, sehingga harganya bisa naik. 

Kalau anda ingin lebih paham penjelasan buyback, saya sudah pernah menuliskan secara detail mengenai penjelasan buyback saham. Anda bisa pelajari lagi tulisan saya disini: Apa itu Buyback Saham?

Di pos ini, kita tidak akan bahas teori buyback lagi, tapi kita akan masuk ke praktiknya di pasar saham. 

Buyback seringkali dilakukan oleh perusahaan2 go public ketika IHSG turun tajam (otomatis banyak saham yang harganya jatuh) karena sentimen2 negatif. Pada saat-saat tersebut, aksi buyback saham biasanya dianjurkan secara langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada emiten2, dengan tujuan untuk menjaga harga saham agar tidak jatuh terlalu dalam. 

Hal ini pernah terjadi di tahun 2015 (saat ekonomi lesu). Saat saham-saham berjatuhan selama kurang lebih 4 bulan, akhirnya OJK turun tangan mengedarkan surat yang mengajurkan emiten2 untuk melakukan buyback saham. 

Selain itu, di awal tahun 2020 (saat wabah virus Corona), banyak harga saham berjatuhan, dan OJK juga mengeluarkan kebijakan buyback saham melalui surat OJK (siaran pers) kepada seluruh perusahaan go public di Indonesia. Ini salah satu contoh surat kebijakan buyback saham dari OJK:  
Pembelian kembali saham
OJK menganjurkan perusahaan2 untuk melakukan buyback tanpa harus melalui RUPS. Namun biasanya tidak semua perusahaan melakukan buyback saham. Umumnya, perusahaan2 blue chip dan emiten2 plat merah (BUMN) yang rajin melakukan buyback ketika harga saham. 

"Lalu apa dampaknya ke harga saham? Apakah dengan buyback harga saham perusahaan bisa naik lagi?"

Salah satu surat buyback saham diatas dikeluarkan tanggal 9 Maret 2020, pada saat itu IHSG lagi jatuh-jatuhnya. Setelah itu, penutupan indeks AS (Dow Jones, Nasdaq dan SP500) ternyata malam harinya juga masih turun sampai -7% lebih. 

Tapi tanggal 10 Maret 2020, saat sesi pre-opening, IHSG ternyata menguat 0,25%. Dan setelah market berjalan (open), IHSG masih naik terus sampai 2,3%. Kenaikan yang fantastis di tengah sentimen negatif dan jatuhhnya bursa AS. 

Jadi kesimpulannya, buyback saham ini memang benar-benar bisa memberikan efek positif ke harga saham, yang bisa membuat saham-saham technical rebound dan diborong oleh trader jangka pendek... 

Hal ini juga terbukti cukup efektif di tahun 2015 saat buyback. Setelah berita anjuran buyback dari OJK, penurunan harga saham lumayan bisa tertahan. 

Jadi sesuai tujuannya, buyback itu dilakukan untuk menekan penurunan harga saham agar tidak jatuh terlalu dalam. Setidaknya ada rebound kencang di tengah penurunan market.   

"Berarti kalau ada berita buyback saham saat saham2 turun kita siap2 beli saham yang banyak ya Pak Heze?" Tanya anda.. 

Tunggu dulu... Kita harus analisa lagi lebih dalam. Sebenarnya kenaikan harga saham karena berita buyback itu hanya terjadi dalam jangka pendek saja. 

Kembali pada kasus diatas... Kalau OJK mengeluarkan surat anjuran buyback tanggal 9 Maret 2020, dan kemudian tanggal 10 Maret 2020 tiba2 IHSG langsung naik kencang, kenaikan harga saham ini bukanlah dikarenakan perusahaan2 melakukan buyback saat itu juga. 

Logikanya, mana mungkin perusahaan2 langsung melakukan buyback dalam jumlah besar hanya dalam waktu kurang dari sehari setelah surat OJK keluar? 

Jadi kenaikan harga saham pasca berita buyback muncul ini sebenarnya lebih dikarenakan EUFORIA PASAR, dan euforia pasar itu biasanya hanya terjadi dalam jangka pendek. 

Karena berita buyback ini, pasar saham jadi lebih optimis dan punya harapan tinggi bahwa perusahaan2 akan buyback, sehingga harga saham bisa mulai naik dan saham2 mulai bisa dimanfaatkan untuk trading.

Nah, kalau nanti banyak emiten benar2 melakukan buyback, hal ini bisa menekan harga saham agar tidak turun terlalu banyak. 

Tapi lebih penting dari itu semua adalah, kita harus tetap mencermati sentimen2 negatif yang sedang terjadi saat itu, karena berita buyback itu hanyalah 'hiburan' sesaat. 

Kalau pasar saham memang masih lesu, tidak ada sentimen positif, kenaikan harga saham biasanya tidak akan bertahan lama.

Artinya, dalam kondisi seperti itu, anda sebaiknya tidak terburu membeli saham dalam jumlah besar hanya karena IHSG naik sebentar. Kalau anda ingin trading, belilah saham dalam jumlah kecil dan tradinglah di saham2 yang mudah rebound yang harganya sudah murah. 

Dan di dalam kondisi pasar saham turun, anda bisa mempertimbangkan untuk trading jangka pendek atau biasa saya sebut 'hit and run'. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Tapi kalau anda adalah tipikal trader yang tidak suka trading jangka pendek, dan ragu-ragu untuk trading di saat pasar saham masih belum pulih, wait and see adalah strategi terbaik untuk anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.