Cara Trading Saham dengan Modal Kecil

Cara Trading Saham dengan Modal Kecil

Jika anda adalah seorang trader saham dengan modal kecil, saham apa yang akan anda pilih untuk trading? 

Memilih saham dengan modal kecil adalah tantangan untuk anda, karena dengan modal terbatas, anda harus bisa memilih saham yang menguntungkan.  

Dengan semakin bertambahnya jumlah investor & trader di pasar saham, saya yakin mayoritas trader saham Indonesia akan memulai membeli saham dengan modal kecil terlebih dahulu. 

Oleh karena itu, anda harus membeli saham yang benar agar modal kecil yang anda miliki bisa berkembang menjadi jauh lebih besar (profit). Bagaimana cara trading saham dengan modal kecil

Di pos ini, saya ingin sharing beberapa cara trading saham untuk trader bermodal kecil. Cara-cara ini saya terapkan sendiri ketika masih pertama menjalankan trading di pasar saham. 

Tentukan besarnya modal yang akan digunakan trading 

Berapa yang dimaksud dengan modal kecil dalam trading? Dengan modal hanya Rp100-200 ribu anda sudah bisa membeli saham. Tapi apakah modal sekecil itu cukup digunakan untuk membeli saham2 yang pergerakannya bagus? 

Faktanya, di pasar saham, mayoritas saham yang likuid harga sahamnya biasanya diatas Rp1.000, meskipun ada juga beberapa saham yang harganya dibawah Rp1.000 seperti PWON, ANTM, TINS misalnya. 

Jadi modal kecil dalam trading saham hendaknya anda tetapkan standar antara Rp1-3 juta. Dengan modal Rp1-3 juta, anda akan punya peluang untuk memilih saham yang pergerakannya bagus. 

Modal Rp1-3 juta bukanlah modal yang sulit dijangkau untuk trader pemula. Kalau modal anda masih dibawah itu, bahkan mungkin hanya Rp100 ribu, saran saya, menabunglah dulu dan bersabar sampai modal anda mencapai Rp1 juta. 

Di pos ini: Modal Ideal Trading Saham, saya juga sudah menjelaskan bahwa modal kecil yang ideal untuk trader adalah modal Rp1-3 juta.  

Lakukan diversifikasi pada sedikit saham

Trading saham adalah soal kualitas, bukan kuantitas. Saya banyak menemukan trader yang modalnya hanya sekitar Rp1 juta, tapi membeli sampai 8 saham. Namun saham yang dibeli adalah saham2 gorengan dan waran. 

Padahal saham2 tersebut sangatlah berisiko. Saran saya, jika modal anda masih sedikit, hendaknya anda lakukan diversifikasi pada sedikit saham terlebih dahulu. 

Belilah 1-2 saham saja yang punya pergerakan bagus, yang terjangkau dengan modal Rp1-3 juta. Disini: Cara Screening Saham Bagus, saya juga sudah menjelaskan cara-cara screening saham yang dapat diterapkan untuk level pemula sampai expert, dengan modal kecil dan besar. 

Dengan diversifikasi yang sedikit, anda bisa lebih fokus memantau saham, dan juga fokus untuk hanya memilih saham2 yang berkualitas. Kalau modal anda sudah berkembang, barulah anda bisa pertimbangkan untuk menambah diversifikasi. 

Belilah saham-saham yang pergerakannya baik

Dengan modal kecil, usahakan untuk lebih fokus memilih saham yang punya pergerakan bagus, dan fluktuatif harga sahamnya cenderung stabil. Anda bisa pelajari pos saya disini sebagai acuan memilih saham untuk pemula: Saham yang Harus Dibeli Pemula.

Modal trading yang kecil harus anda kembangkan, supaya bisa menjadi lebih besar dan anda mampu meraih profit yang lebih maksimal di masa mendatang. Jadi, jangan memasukkan modal anda pada saham-saham yang berisiko. 

Banyak trader dengan modal awal yang minim, namun karena trader tidak bisa mengatur manajemen risiko, modal trading akhirnya habis dalam waktu singkat. 

Jadi, untuk anda trader pemula, mulai menerapkan langkah2 trading seperti yang saya tuliskan diatas. Dan tentunya, jangan lupa untuk selalu mengevaluasi hasil trading anda secara berkala. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Penyebab Saham 'Nyantol': Trader Tidak Mau Cut Loss

Penyebab Saham 'Nyantol': Trader Tidak Mau Cut Loss

Banyak rekan2 trader yang sahamnya 'nyantol' (beli saham di harga tinggi, terus harganya turun banyak dan nggak berani / nggak bisa jual, karena kalau dijual minus nya bisa sampai 100% lebih). Tidak jarang rekan2 di Facebook, bertanya: "Apakah saham BKSL saya jual atau dibiarkan, karena saham saya 'nyangkut'? 

Mungkin dari Anda juga pernah mengalami hal seperti demikian? Yang jadi pertanyaan: "Kenapa kok bisa sahamnya nyantol?" Jawabannya simpel saja: "Trader ketika membeli tidak menetapkan batasan cut loss sama sekali, dan hanya menetapkan batasan take profitnya saja". Jadi, kata kunci di postingan ini adalah: CUT LOSS. Definisi cut loss dan take profit silahkan baca di postingan ini: Cut Loss dan Take Profit.

Cut loss adalah masalah paling besar bagi trader, karena cut loss adalah hal yang berat. Gimana nggak berat, cut loss berarti Anda harus rela rugi. Logikanya, mana ada orang yang mau rugi? Itulah kenapa trader banyak yang tidak mau cut loss.

Dua anggapan bahwa cut loss itu tidak penting karena: Pertama, saham kalau tidak dijual, maka uang kita tidak hilang. Anda benar. Saham adalah tanda bukti kepemilikian. Selama Anda tidak menjual saham tersebut, maka kepemilikan dan modal yang Anda tanamkan tetap ada di tangan Anda. Kedua, kalau sudah cut loss, kemudian harganya  malah berbalik naik, maka menyesallah saya melakukan cut loss.

"Berarti cut loss itu nggak perlu donk Pak?"

Saya jawab: "Perlu". Bahkan Anda harus disiplin untuk itu. Saya akan mendebat 2 anggapan utama bahwa cut loss itu tidak penting.

Anggapan pertama, saham kalau tidak dijual, maka uang saya tidak hilang. Akan tetapi, meskipun uang Anda tidak hilang, Anda tetap saja tidak bisa melakukan aktivitas trading. Kalau harga saham sudah nyangkut dan harganya sekarang Rp50, maka Anda nggak bisa apa2, bahkan nggak bisa jual. Berarti sama saja: punya kepemilikan 100 juta, tapi nggak bisa diputar (untuk trading). Jadinya, ya sama saja dana Anda nyangkut. Kalau Anda punya kebutuhan dan mau ambil dana Anda Rp100 juta tadi, sudah pasti tidak bisa Anda cairkan. 

Anggapan kedua, kalau sudah cut loss, kemudian harganya malah berbalik naik, maka menyesallah saya melakukan cut loss. Akan tetapi, apakah Anda mau bertaruh bahwa harga akan berbalik naik? Sudah banyak trader yang mempertaruhkan untuk tidak cut loss, eh harganya malah jatuh terus dan nggak pernah balik. Banyak trader yang karir tradingnya hancur karena terlalu banyak saham mereka yang nyantol, dan nggak bisa jual atau nekat jual, sehingga dananya langsung habis, akhinya mereka berhenti trading. Saya kasih beberapa contoh saham2 yang jatuh, yang seringkali trader nyangkut juga di saham2 tersebut: APOL, BUMI, BKSL, TRAM, BWPT, HRUM.

Ingat, cut loss juga menjadi bagian dari analisis. Selain analisis, cut loss juga menyangkut psikologi trading. Kalau Anda sudah baca postingan saya: Fakta-fakta Psikologi Trading di Pasar Saham, maka pos ini bertujuan menjawab fakta nomor 1. 

Lalu Anda bertanya kembali: "Terus gimana kalau saya cut loss, harganya malah berbalik naik?"

Dengan cut loss setidaknya Anda sudah melakukan hal yang BENAR. Kalau Anda ingin meng-cover kerugian Anda, silahkan Anda bisa buy lagi saham tersebut di harga yang lebih rendah, ketika harganya sudah turun, dan jual di harga yang tinggi (buy low, sell high). Dengan cut loss, setidaknya Anda tidak perlu gambling, dengan menebak-nebak apakah harganya akan naik lagi. Buktinya, banyak trader yang sahamnya nyantol karena tidak melakukan cut loss sama sekali, dan hal tersebut sangat berpengaruh pada aktivitas trading para trader. Portofolio mereka jadinya dipenuhi saham2 nyangkut, yang tidak direncanakan sebelumnya. 

Tanya Anda lagi: "Pak, bagaimana kalau saya melakukan cut loss terus-menerus?"

Jika Anda terus melakukan cut loss, berarti ada yang salah dengan sistem trading Anda. Silahkan ubah sistem Anda, atau pertajam kembali analisis teknikal Anda. 

Jadi, dengan penjelasan saya diatas, apakah Anda masih berpikir untuk tidak disiplin melakukan cut loss? Menentukan batasan cut loss memang sangat subjektif. Tidak ada rumus. Cut loss bisa ditentukan dengan menarik titik support, support kuat dari sebuah saham. Penentuan cut loss pada harga berapa, tentunya juga harus disesuaikan dengan karakteristik setiap saham. So, semua membutuhkan jam terbang dan proses, jika Anda ingin menjadi trader handal.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Belajar Analisis Fundamental Saham

Belajar Analisis Fundamental Saham

Dua analisis utama yang harus anda kuasai sebagai modal untuk mendapatkan profit adalah: Analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis teknikal banyak mempelajari cara-cara membaca grafik untuk trading jangka pendek. 

Namun anda yang ingin menjadi INVESTOR SAHAM jangka panjang, anda harus mendalami lebih banyak tentang analisis fundamental. Analisis fundamental tidak boleh dipelajari asal-asalan, karena hal ini nantinya akan menentukan keputusan anda untuk membeli saham yang akan anda simpan jangka panjang. 

[Miliki juga materi dan praktik belajar analisis fundamental saham, dan panduan memilih saham untuk investasi jangka panjang disini:  Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert (352 halaman).]

Banyak investor saham yang masih bingung cara belajar analisis fundamental saham: Apa yang harus dipelajari? Harus mulai dari mana? Disini, saya ingin memberikan ulasan-ulasan tentang apa saja yang perlu anda pelajari dalam analisis fundamental. Langkah-langkah yang harus anda lakukan dalam belajar analisis fundamental yaitu: 

1. Membuka rekening saham

Sebelum anda bisa membeli / investasi saham, tentu saja anda harus membuka rekening saham terlebih dahulu. Membuka rekening saham bisa dilakukan secara online atau datang langsung ke kantor sekuritas.

Panduan membuka rekening saham, tidak akan kita bahas di pos ini, karena sudah saya bahas di ebook free yang bisa anda pelajari disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula. 

2. Belajar analisis fundamental

Setelah anda membuka rekening saham, anda bisa mulai membeli Hal-hal yang perlu anda pelajari dalam analisis fundamental 

- Mempelajari analisis kualitatif, yaitu pelajari produk2 perusahaan, ketersediaan produk perusahaan, brand, tata kelola dan segala hal tentang keunggulan kompetitif perusahaan. 

- Mempelajari analisis sektoral, yaitu pelajari cara menganalisa perusahaan di tiap2 sektor dan prospek sektor usaha tersebut. 

- Mempelajari ekonomi makro, yaitu mempelajari kondisi ekonomi Indonesia & dunia, politik, IHSG, inflasi, pertumbuhan ekonomi dan hal2 lain yang sifatnya makro. 

- Mempelajari laporan keuangan, yaitu mempelajari 

- Mempelajari valuasi saham, yaitu memahami cara menilai wajar tidaknya harga saham untuk diinvestasikan jangka panjang. 

Belajar analisis fundamental bisa anda pelajari praktik-praktiknya disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert (352 halaman). Ebook ini dikhususkan untuk anda yang ingin belajar analisis fundamental, plus mencari saham2 yang layak investasi jangka panjang dengan cara yang mudah, benar dan simpel. 

Jadi, pada materi ebook analisis fundamenta, anda sudah mendapatkan semua materi dan praktik yang dibutuhkan untuk investasi dan memilih saham bagus. 

Analisis-analisis yang saya sebutkan diatas tadi, harus anda pahami jika anda ingin bisa memilih dan berinvestasi saham dengan benar. 

3. Mendalami laporan keuangan perusahan 

Salah satu inti analisis fundamental adalah: Laporan keuangan perusahaan. Investasi saham berarti anda harus memilih perusahaan yang punya kinerja baik dan cemerlang di sektornya. Dari mana anda bisa tahu kinerja perusahaan?

Tentu saja dari laporan keuangannya. Jadi, kalau anda belajar analisa fundamental, anda perlu memperdalam pemahaman anda tentang laporan keuangan, bukan hanya sekedar bisa membaca 'kulitnya' saja. 

Anda bisa pelajari tulisan saya disini: Cara Membaca Laporan Keuangan Saham. Jadi ingatlah, karena anda membeli saham perushaaan, artinya anda harus mengerti kinerja perusahaan yang mau anda investasikan. 

Dalam hal ini, pahami laporan keuangan. Kecuali kalau anda trader forex misalnya, tentu anda tidak perlu mendalami laporan keuangan perusahaan, karena instrumen yang diperdagangkan berbeda.

Memahami laporan keuangan tidaklah sulit dan rumit, asalkan anda mau memulai secara bertahap. Hilangkan anggapan bahwa laporan keuangan itu hanya bisa dipahami oleh orang2 yang punya basic ekonomi.  

3 . Pelajari strategi manajemen modal, nabung saham dan diversifikasi

Investasi saham juga identik dengan manajemen modal. Anda harus mempelajari bagaimana cara memasukkan modal yang benar di saham, dan diversfikasi yang baik. 

Saran saya, kalau anda pemula, mulailah investasi di satu saham dulu, yaitu beli saham2 yang kinerjanya bagus dan mapan. Jangan nekad investasi di 2 atau bahkan 3-4 saham, padahal modal anda juga masih terbatas.

Modal untuk investasi saham juga harus anda sesuaikan. Gunakan modal sekitar Rp1-3 juta terlebih dahulu. Buat anda yang belum punya modal besar, anda bisa gunakan sistem nabung saham. Baca juga: Penjelasan dan Cara Menabung Saham. 

Itulah langkah-langkah dan hal-hal yang harus anda pelajari ketika anda ingin belajar analisis fundamental. Miliki praktik2 analisis fundamental berikut: Ebook Investasi Saham. 

Sebagai tambahan, gi dalam investasi saham, anda harus memiliki orientasi dan tujuan jangka panjang (diatas satu tahun). Jadi, pilihlah perusahaan yang punya kinerja baik, dan jangan menjual saham hanya karena saham tersebut baru naik 1-2 minggu. 




Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip yang Masih Murah

Saham Blue Chip yang Masih Murah

Saham blue chip merupakan saham yang punya pergerakan harga cenderung stabil, kinerja perusahaannya juga baik dan tentu saja risikonya cenderung kecil untuk ditradingkan. Sehingga, banyak trader yang mengincar untuk membeli saham-saham blue chip. 

Namun banyak saham blue chip yang harganya cenderung lebih mahal dibandingkan saham-saham non blue chip. Sehingga, saya banyak menerima pertanyaan rekan-rekan sebagai berikut misalnya: 

"Pak Heze, saham blue chip apa yang masih murah harganya masih di kisaran harga 1.000-an?" 

"Pak bisa kasih saham-saham blue chip yang masih murah yang terjangkau untuk modal pemula?" 

Kalau anda bertanya apa saham blue chip yang masih murah, jawabannya bisa sangat variatif. Hal ini karena menilai saham blue chip itu subjektif. Mungkin Si A menilai saham WSKT adalah saham blue chip, sedangkan Si B bisa saja menganggap WSKT bukan saham blue chip. 

Kedua, seperti yang saya jelaskan pada anda, mayoritas saham blue chip memang harganya cenderung lebih tinggi di pasar saham. Misalnya, anda bisa bandingkan saham2 blue chip TLKM, BBCA, ASII, BBNI yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan saham2 lapis tiga. 

Tapi bukan berarti anda tidak bisa mencari saham blue chip yang murah yang terjangkau trader. Untuk menyamakan persepsi dulu, anda perlu melihat daftar saham blue chip yang umum di pasar saham Indonesia: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. 

Ada dua cara untuk melihat saham blue chip yang masih murah, yaitu:

1. Analisa chart (untuk trading) 

Menemukan saham blue chip yang murah, tidak harus dilakukan dengan mencari saham2 yang harganya dibawah 1.000. Untuk menemukan saham blue chip murah, ada baiknya anda mencari saham2 blue chip yang harganya lagi turun dan sedang DISKON. 

Pada saat saham blue chip sedang diskon akibat koreksi, harga sahamnya akan menjadi jauh lebih mudah terjangkau untuk trader saham. Sebagai contoh, saham TLKM pernah koreksi dari harga 3.900 ke 3.400. Tentu saja, dengan harga 3.400 akan lebih mudah terjangkau (murah) untuk trader ritel. 

Anda bisa pelajari cara-cara dan strategi lengkap menemukan saham murah / diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

Mengapa mencari saham blue chip yang diskon? Hal ini karena saham blue chip yang sudah diskon / murah, sahamnya akan lebih mudah dan cepat naik. Saham2 blue chip umumnya akan banyak diincar trader saham karena likuiditasnya yang bagus dan kinerja fundamentalnya yang menarik. 

Dengan mencari saham-saham blue chip yang terdiskon alias menunggu momentum koreksi, anda berpeluang mendapatkan return, dengan risiko yang lebih kecil. 

2. Analisa valuasi saham (untuk trading jangka menengah - investasi)

Analisa chart seperti poin pertama digunakan untuk trader jangka pendek yang ingin mendapatkan capital gain di saham blue chip yang murah.

Kalau anda seorang investor atau trader jangka menengah, anda bisa mencari saham blue chip yang masih murah dengan cara menganalisa saham2 blue chip yang sudah terdiskon menggunakan analisa valuasi saham. 

Dalam hal ini, anda bisa menggunakan analisa umum yaitu Price Earning Ratio (PER) misalnya. Anda bisa baca pos saya tentang PER disini: Analisis Fundamental Saham: Price Earning Ratio (PER).

Saham-saham blue chip yang PER-nya murah atau kecil dibandingkan sektor industrinya adalah saham2 yang secara fundamental sudah terdiskon. Jika anda ingin mencari saham blue chip yang murah dengan tujuan investasi, carilah yang PER-nya sudah mulai murah.

Dua cara inilah yang bisa anda gunakan untuk mencari saham blue chip yang masih murah. Jadi saran saya, jangan mencari saham blue chip yang harganya dibawah 1.000, tapi untuk mencari saham blue chip yang murah, carilah saham blue chip yang terdiskon secara teknikal ataupun fundamentalnya. 

Karena saham2 blue chip yang diskon dan murah, memiliki peluang return yang besar. Saat ini 1 lot  = 100 lembar saham (Dahulu 1 lot = 500 lembar saham), sehingga dengan modal kecil pun anda sebenarnya sudah bisa membeli saham blue chip beda dengan dahulu sebelum dibelarkukannya aturan lot saham yang baru. 

Saat ini ada banyak saham blue chip yang harganya juga terjangkau untuk anda seperti BBRI, HMSP, TLKM, PGAS dan lain2. Dengan modal Rp1-3 juta, anda sudah bisa membeli saham2 blue chip. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Untung Besar di Saham, Risiko Juga Besar

Untung Besar di Saham, Risiko Juga Besar

Dapat untung besar di saham adalah tujuan utama semua para pebisnis saham, baik trader maupun investor. Banyaknya pebisnis saham yang ingin dapat untung besar dari saham, seringkali membuat trader cenderung mengincar saham2 yang bisa naik banyak dalam jangka waktu

Di dalam investasi, ada prinsip yang kita kenal dengan HIGH RISK HIGH RETURN. Anda bisa baca lagi tulisan saya disini: "High Risk High Return" dalam Investasi. Artinya, kalau anda ingin dapat untung yang gedeee banget di saham, maka anda juga harus siap dengan risiko yang besar. 

Sebagai contoh, anda mengincar trading di saham2 gorengan. Memang, saham gorengan memiliki potensi kenaikan yang lebih cepat dibandingkan saham2 lapis satu dan dua. Saham gorengan bisa naik 15% dalam sehari. 

Tetapi di satu sisi, kalau anda punya peluang memiliki saham yang bisa naik 15% dalam waktu cepat, itu artinya anda juga harus siap dengan risiko saham anda turun 15% dalam sehari. 

Kalau anda hanya mengincar saham yang punya kemungkinan naik 3-5% dalam sehari atau beberapa hari, maka risiko yang anda terima juga akan lebih kecil, di mana kemungkinan saham anda turun juga sekitar 3-5%. 

Banyak trader yang melupakan konsep high risk high return ini. Trader seringkali lupa kalau saham2 yang mudah naik sangat tinggi dalam jangka waktu singkat, risiko turunnya juga sama besarnya. Trader yang gegabah ini akhirnya cenderung gegabah dan melupakan unsur2 risiko yang ada. 

Saya sering menemukan trader yang ketika rugi di saham2 gorengan atau nyangkut besar di saham2 yang tidak likuid, menyalahkan pasar saham sebagai penyebab kerugiannya. Padahal trader sendirilah yang belum memahami dan menimbang setiap perbandingan return dan risiko dalam trading. 

Membaca pos ini, anda mungkin berpikir: "Berarti kita tidak dianjurkan mencetak profit besar di pasar saham, karena kalau incar saham yang bisa naik tinggi, risiko turunnya juga sama besarnya".

Tentu saja tidak. Kalau anda tahu caranya dapat untung besar di saham, why notKalau anda sudah ada di level trader kawakan, mampu memprediksi saham2 yang bisa naik dan anda sudah bisa memperkirakan perbandingan return dan risiko, maka nggak ada salahnya kan anda dapat untung besar? 

Namun untung besar di saham ini bisa anda raih apabila anda terus menganalisa, dan praktik trading. Dengan cara itulah, anda lama-kelamaan akan mendapatkan profit yang besar. Profit yang besar ini bisa anda dapatkan dalam berbagai macam cara. Entah karena modal anda yang semakin besar, entah karena anda semakin mahir menganalisa atau keduanya. 

Saya pribadi sebenarnya lebih suka mendapatkan profit yang bertahap, daripada profit besar dalam sekejap mata, karena dengan mendapatkan profit yang bertahap tapi konsisten, profit yang kita dapatkan lama kelamaan akan semakin besar plus mental dan psikologis kita akan terbentuk dengan baik. 

Hal ini beda kalau tiba2 anda yang baru pengalaman di dunia saham, tiba2 dapat 'durian runtuh'. Secara psikologis, mungkin anda belum siap menerimanya, sehingga anda sudah kelewat senang, dan akhirnya anda termotivasi terus untuk mencari saham2 yang bisa naik puluhan persen sehari, dan anda melupakan konsep high risk high return tersebut. 

So, jangan lupakan konsep high risk high return di saham. Sekilas mungkin ini hanya terdengar seperti teori. Tetapi dalam praktikknya, banyak trader yang rugi besar karena mereka tidak mampu menerapkan dan mengaplikasikan konsep tersebut dalam trading. 

Sebelum beli saham, ketahuilah saham apa yang anda beli. Baik dari segi potensi kenaikan sahamnya maupun segi risiko di saham tersebut. Jangan asal membeli saham hanya karena anda ingin untung besar di saham. Baca juga: Belajar Analisa Teknikal Saham Full PDF.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengetahui Kinerja Trading Saham Anda

Cara Mengetahui Kinerja Trading Saham Anda

Semua trader saham memiliki tujuan utama untuk mencapai keuntungan / profit. Yang jadi pertanyaan, seberapa besar profit yang mampu anda peroleh dari saham? Apakah profit sebesar 5% per bulan, 10% per bulan, 50% per tahun adalah profit yang besar? 

Untuk menjawab 'ya' atau 'tidak', sebenarnya ketika anda mendapatkan profit, anda harus membandingkan profit yang anda dapatkan dengan kinerja IHSG. Sederhananya seperti ini: Kalau return saham anda sebesar 5%, tapi return IHSG adalah sebesar 15% pada waktu itu, maka walaupun anda bisa profit 5%, keuntungan anda belum dapat dikatakan besar, karena keuntungan anda masih dibawah kinerja IHSG.

Sebaliknya, jika anda "hanya" dapat return saham 5% tapi return IHSG pada waktu itu ternyata -1%, maka return IHSG anda sesungguhnya cukup besar. 

Untuk membandingkan return saham dengan return IHSG, ada baiknya anda membandingkan return IHSG per bulan dan per tahun. Jadi anda harus melihat perbandingan return saham anda vs return IHSG untuk setiap bulan. 

Cara mudah menghitung return IHSG adalah dengan membandingkan harga opening awal bulan dengan harga closing saat akhir bulan. Sebagai contoh, perhatikan tabel dibawah ini: 


Pada contoh tabel diatas, terdapat 3 bulan di mana return saham trader berada di bawah return IHSG. Sedangkan 1 bulan return saham sama dengan return IHSG dan 8 bulan sisanya diatas return saham berada diatas return IHSG.

1. Return saham diatas return IHSG 

Jika return saham anda berada diatas return IHSG, maka bisa dikatakan bahwa kinerja saham anda bagus atau lumayan bagus. Jadi, kalau profit anda "hanya" 2% per bulan misalnya, tapi saat itu return IHSG sedang minus, itu artinya anda sudah bisa membaca kondisi pasar dan memprediksi saham dengan baik.  

Tapi kalau return saham anda minus dan return IHSG juga minus, namun return IHSG minusnya masih lebih banyak daripada return saham anda, hal ini juga patut menjadi evaluasi trading anda. 

Karena akan jauh lebih bagus bagi seorang trader apabila trader mampu menghasilkan return saham yang positif alias profit pada saat return IHSG minus. Atau setidaknya, ketika IHSG sedang minus karena banyak sentimen2 negatif, ada baiknya trader segera 'exit' dahulu dari pasar agar menghindari sinyal2 palsu. Akan lebih baik jika return saham anda 0% daripada return saham anda minus. 

2. Return saham dibawah return IHSG 

Jika return saham anda berada dibawah return IHSG, maka anda harus melakukan evaluasi pada trading anda. Jadi, kalau anda dapat return saham sebulan sebesar 3% tapi IHSG saat itu lagi naik tinggi2nya sampai 7%, maka return anda belum bisa dikatakan besar. Seharusnya, dengan return IHSG sebesar 7%, anda bisa mencetak return saham yang lebih besar daripada itu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Scalping Trading Saham

Strategi Scalping Trading Saham

Dua strategi trading cepat di saham yang seringkali diterapkan trader adalah trading harian (intraday trading) dan scalping trading (trading menitan). Intraday trading sudah saya bahas strategi2 mencari sahamnya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Intraday trading boleh saya katakan merupakan strategi trading cepat yang jangka waktunya cenderung "agak lama". Sedangkan strategi trading cepat yang time framenya lebih pendek lagi adalah SCALPING TRADING

Scalping trading berarti anda melakukan aktivitas beli jual saham hanya dalam waktu beberapa menit saja. Anda beli saham dan jual 10 menit kemudian, maka anda bisa dikatakan melakukan aktivitas scalping trading. 

Kita juga sudah pernah bahas cara-cara memilih saham untuk scalping trading disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. Anda bisa pelajari dan aplikasikan dalam trading anda. 

Harus diakui bahwa scalping trading memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan strategi2 trading lainnya (nanti akan kita bahas lebih lanjut). Maka dari itu, dalam scalping trading anda harus menerapkan strategi yang benar. Berikut beberapa strategi scalping trading saham yang perlu anda pahami: 

1. Pilih saham yang memiliki pola yang bisa dianalisa 

Scalping trading tidak bisa hanya mengandalkan analisa net buy net sell, karena pergerakan net buy & sell bisa berubah dengan sangat cepat. Analisa tersebut sangat penting, namun harus diimbangi dengan analisa juga. 

Jika anda ingin scalping, maka hendaknya anda memilih saham yang memiliki pola2 yang dapat dianalisa pergerakannya. Pola2 yang saya maksud adalah pola2 candlestick, serta pola2 historis chart yang sering terulang. Hal ini bisa anda temukan di saham2 lapis tiga. 

Disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading, kita juga sudah bahas bersama bagaimana cara-cara mencari pola2 saham yang baik untuk trading menitan.

Sebaliknya, kalau anda memilih saham lapis tiga tanpa ada pola-pola yang terbentuk di chart-nya, hal ini akan sangat berbahaya / riskan untuk trading, karena saham2 lapis tiga yang tidak memiliki pola yang jelas, pergerakannya sangat tidak pasti.

2. Memilih saham yang benar dan target take profit yang realistis

Seperti yang sudah saya paparkan sebelumnya, dalam scalping anda tidak boleh gegabah memilih saham. Untuk mendapatkan profit scalping, memang anda disarankan untuk memilih saham2 lapis tiga. 

Karena saham2 lapis tiga risikonya tinggi, maka pilihlah saham2 yang benar (ada pola2 yang bisa dianalisa), dan pasanglah target2 profit yang realistis. 

Kalau anda masih pemula, maka tradinglah secara bertahap, beli dengan modal kecil, dan ujilah sistem trading anda. Jangan terburu untuk ingin mendapatkan profit besar dalam waktu cepat, akhirnya anda mengabaikan faktor2 penting dalam scalping. Ini yang tidak saya sarankan. Berikut beberapa contoh rekan2 trader pemula yang menerapkan langkah awal realistis dalam scalping: 


One tik aja dulu. Terima kasih banyak pak (Klik gambar untuk memperbesar)


Scalping satu tik dulu pak. Sambil latihan dan menikmatinya. Terima kasih ilmunya pak (Klik gambar untuk memperbesar)

Pelajari strategi scalping trading: Panduan Menemukan Saham Naik 5-10%. Target2 yang realistis, bertahap, dan menganalisa sebelum trading akan membuat hasil scalping anda lebih maksimal. 

3. Gunakan modal kecil dalam scalping & disiplin

Scalping trading memiliki risiko yang lebih besar, karena mayoritas scalping dilakukan dengan memilih saham2 lapis tiga (saham lapis tiga lebih mudah naik dalam waktu menitan). Di satu sisi, kita tahu sendiri bahwa saham2 lapis tiga memiliki volatilitas yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan risiko dalam scalping menjadi besar. 

Oleh karena itu, saran saya gunakan modal kecil, yaitu maksimal 10% dari total modal anda. Selain itu, anda harus disiplin dalam menetapkan target. Pasang target take profit dan batasi kerugian (level cut loss). Saat saham anda sudah naik dan mencapai target, jangan terus berharap harga saham naik, namun segera take profit di harga yang sudah anda pasang. 

4. Gunakan time frame daily dalam analisa 

Untuk scalping trading saham, anda bisa gunakan time frame daily dalam analisa. Kenapa bukan time frame menitan? Kan tujuannya untuk trading menitan?

Berdasarkan pengalaman saya, pasar saham lebih cocok menggunakan analisa candle dan chart daily, karena pergerakan pasar saham tidak se-fluktuatif forex, sehingga pola2 dan psikologis market akan terlihat lebih jelas pada analisa chart daily. 

Hal ini juga sudah saya jelaskan disini: Grafik (Chart) Saham: Minute, Daily, Weekly, Monthly, Yearly. Jadi, untuk trading saham, utamakan untuk menganalisa menggunakan time frame daily. 

Itulah beberapa strategi scalping trading saham, berdasarkan pengalaman pribadi. Jika anda punya keinginan untuk scalping, terapkan strategi2 tersebut dalam trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.