Saham Blue Chip yang Masih Murah

Saham Blue Chip yang Masih Murah

Saham blue chip merupakan saham yang punya pergerakan harga cenderung stabil, kinerja perusahaannya juga baik dan tentu saja risikonya cenderung kecil untuk ditradingkan. Sehingga, banyak trader yang mengincar untuk membeli saham-saham blue chip. 

Namun banyak saham blue chip yang harganya cenderung lebih mahal dibandingkan saham-saham non blue chip. Sehingga, saya banyak menerima pertanyaan rekan-rekan sebagai berikut misalnya: 

"Pak Heze, saham blue chip apa yang masih murah harganya masih di kisaran harga 1.000-an?" 

"Pak bisa kasih saham-saham blue chip yang masih murah yang terjangkau untuk modal pemula?" 

Kalau anda bertanya apa saham blue chip yang masih murah, jawabannya bisa sangat variatif. Hal ini karena menilai saham blue chip itu subjektif. Mungkin Si A menilai saham WSKT adalah saham blue chip, sedangkan Si B bisa saja menganggap WSKT bukan saham blue chip. 

Kedua, seperti yang saya jelaskan pada anda, mayoritas saham blue chip memang harganya cenderung lebih tinggi di pasar saham. Misalnya, anda bisa bandingkan saham2 blue chip TLKM, BBCA, ASII, BBNI yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan saham2 lapis tiga. 

Tapi bukan berarti anda tidak bisa mencari saham blue chip yang murah yang terjangkau trader. Untuk menyamakan persepsi dulu, anda perlu melihat daftar saham blue chip yang umum di pasar saham Indonesia: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. 

Ada dua cara untuk melihat saham blue chip yang masih murah, yaitu:

1. Analisa chart (untuk trading) 

Menemukan saham blue chip yang murah, tidak harus dilakukan dengan mencari saham2 yang harganya dibawah 1.000. Untuk menemukan saham blue chip murah, ada baiknya anda mencari saham2 blue chip yang harganya lagi turun dan sedang DISKON. 

Pada saat saham blue chip sedang diskon akibat koreksi, harga sahamnya akan menjadi jauh lebih mudah terjangkau untuk trader saham. Sebagai contoh, saham TLKM pernah koreksi dari harga 3.900 ke 3.400. Tentu saja, dengan harga 3.400 akan lebih mudah terjangkau (murah) untuk trader ritel. 

Anda bisa pelajari cara-cara dan strategi lengkap menemukan saham murah / diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

Mengapa mencari saham blue chip yang diskon? Hal ini karena saham blue chip yang sudah diskon / murah, sahamnya akan lebih mudah dan cepat naik. Saham2 blue chip umumnya akan banyak diincar trader saham karena likuiditasnya yang bagus dan kinerja fundamentalnya yang menarik. 

Dengan mencari saham-saham blue chip yang terdiskon alias menunggu momentum koreksi, anda berpeluang mendapatkan return, dengan risiko yang lebih kecil. 

2. Analisa valuasi saham (untuk trading jangka menengah - investasi)

Analisa chart seperti poin pertama digunakan untuk trader jangka pendek yang ingin mendapatkan capital gain di saham blue chip yang murah.

Kalau anda seorang investor atau trader jangka menengah, anda bisa mencari saham blue chip yang masih murah dengan cara menganalisa saham2 blue chip yang sudah terdiskon menggunakan analisa valuasi saham. 

Dalam hal ini, anda bisa menggunakan analisa umum yaitu Price Earning Ratio (PER) misalnya. Anda bisa baca pos saya tentang PER disini: Analisis Fundamental Saham: Price Earning Ratio (PER).

Saham-saham blue chip yang PER-nya murah atau kecil dibandingkan sektor industrinya adalah saham2 yang secara fundamental sudah terdiskon. Jika anda ingin mencari saham blue chip yang murah dengan tujuan investasi, carilah yang PER-nya sudah mulai murah.

Dua cara inilah yang bisa anda gunakan untuk mencari saham blue chip yang masih murah. Jadi saran saya, jangan mencari saham blue chip yang harganya dibawah 1.000, tapi untuk mencari saham blue chip yang murah, carilah saham blue chip yang terdiskon secara teknikal ataupun fundamentalnya. 

Karena saham2 blue chip yang diskon dan murah, memiliki peluang return yang besar. Saat ini 1 lot  = 100 lembar saham (Dahulu 1 lot = 500 lembar saham), sehingga dengan modal kecil pun anda sebenarnya sudah bisa membeli saham blue chip beda dengan dahulu sebelum dibelarkukannya aturan lot saham yang baru. 

Saat ini ada banyak saham blue chip yang harganya juga terjangkau untuk anda seperti BBRI, HMSP, TLKM, PGAS dan lain2. Dengan modal Rp1-3 juta, anda sudah bisa membeli saham2 blue chip. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Untung Besar di Saham, Risiko Juga Besar

Untung Besar di Saham, Risiko Juga Besar

Dapat untung besar di saham adalah tujuan utama semua para pebisnis saham, baik trader maupun investor. Banyaknya pebisnis saham yang ingin dapat untung besar dari saham, seringkali membuat trader cenderung mengincar saham2 yang bisa naik banyak dalam jangka waktu

Di dalam investasi, ada prinsip yang kita kenal dengan HIGH RISK HIGH RETURN. Anda bisa baca lagi tulisan saya disini: "High Risk High Return" dalam Investasi. Artinya, kalau anda ingin dapat untung yang gedeee banget di saham, maka anda juga harus siap dengan risiko yang besar. 

Sebagai contoh, anda mengincar trading di saham2 gorengan. Memang, saham gorengan memiliki potensi kenaikan yang lebih cepat dibandingkan saham2 lapis satu dan dua. Saham gorengan bisa naik 15% dalam sehari. 

Tetapi di satu sisi, kalau anda punya peluang memiliki saham yang bisa naik 15% dalam waktu cepat, itu artinya anda juga harus siap dengan risiko saham anda turun 15% dalam sehari. 

Kalau anda hanya mengincar saham yang punya kemungkinan naik 3-5% dalam sehari atau beberapa hari, maka risiko yang anda terima juga akan lebih kecil, di mana kemungkinan saham anda turun juga sekitar 3-5%. 

Banyak trader yang melupakan konsep high risk high return ini. Trader seringkali lupa kalau saham2 yang mudah naik sangat tinggi dalam jangka waktu singkat, risiko turunnya juga sama besarnya. Trader yang gegabah ini akhirnya cenderung gegabah dan melupakan unsur2 risiko yang ada. 

Saya sering menemukan trader yang ketika rugi di saham2 gorengan atau nyangkut besar di saham2 yang tidak likuid, menyalahkan pasar saham sebagai penyebab kerugiannya. Padahal trader sendirilah yang belum memahami dan menimbang setiap perbandingan return dan risiko dalam trading. 

Membaca pos ini, anda mungkin berpikir: "Berarti kita tidak dianjurkan mencetak profit besar di pasar saham, karena kalau incar saham yang bisa naik tinggi, risiko turunnya juga sama besarnya".

Tentu saja tidak. Kalau anda tahu caranya dapat untung besar di saham, why notKalau anda sudah ada di level trader kawakan, mampu memprediksi saham2 yang bisa naik dan anda sudah bisa memperkirakan perbandingan return dan risiko, maka nggak ada salahnya kan anda dapat untung besar? 

Namun untung besar di saham ini bisa anda raih apabila anda terus menganalisa, dan praktik trading. Dengan cara itulah, anda lama-kelamaan akan mendapatkan profit yang besar. Profit yang besar ini bisa anda dapatkan dalam berbagai macam cara. Entah karena modal anda yang semakin besar, entah karena anda semakin mahir menganalisa atau keduanya. 

Saya pribadi sebenarnya lebih suka mendapatkan profit yang bertahap, daripada profit besar dalam sekejap mata, karena dengan mendapatkan profit yang bertahap tapi konsisten, profit yang kita dapatkan lama kelamaan akan semakin besar plus mental dan psikologis kita akan terbentuk dengan baik. 

Hal ini beda kalau tiba2 anda yang baru pengalaman di dunia saham, tiba2 dapat 'durian runtuh'. Secara psikologis, mungkin anda belum siap menerimanya, sehingga anda sudah kelewat senang, dan akhirnya anda termotivasi terus untuk mencari saham2 yang bisa naik puluhan persen sehari, dan anda melupakan konsep high risk high return tersebut. 

So, jangan lupakan konsep high risk high return di saham. Sekilas mungkin ini hanya terdengar seperti teori. Tetapi dalam praktikknya, banyak trader yang rugi besar karena mereka tidak mampu menerapkan dan mengaplikasikan konsep tersebut dalam trading. 

Sebelum beli saham, ketahuilah saham apa yang anda beli. Baik dari segi potensi kenaikan sahamnya maupun segi risiko di saham tersebut. Jangan asal membeli saham hanya karena anda ingin untung besar di saham. Baca juga: Belajar Analisa Teknikal Saham Full PDF.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengetahui Kinerja Trading Saham Anda

Cara Mengetahui Kinerja Trading Saham Anda

Semua trader saham memiliki tujuan utama untuk mencapai keuntungan / profit. Yang jadi pertanyaan, seberapa besar profit yang mampu anda peroleh dari saham? Apakah profit sebesar 5% per bulan, 10% per bulan, 50% per tahun adalah profit yang besar? 

Untuk menjawab 'ya' atau 'tidak', sebenarnya ketika anda mendapatkan profit, anda harus membandingkan profit yang anda dapatkan dengan kinerja IHSG. Sederhananya seperti ini: Kalau return saham anda sebesar 5%, tapi return IHSG adalah sebesar 15% pada waktu itu, maka walaupun anda bisa profit 5%, keuntungan anda belum dapat dikatakan besar, karena keuntungan anda masih dibawah kinerja IHSG.

Sebaliknya, jika anda "hanya" dapat return saham 5% tapi return IHSG pada waktu itu ternyata -1%, maka return IHSG anda sesungguhnya cukup besar. 

Untuk membandingkan return saham dengan return IHSG, ada baiknya anda membandingkan return IHSG per bulan dan per tahun. Jadi anda harus melihat perbandingan return saham anda vs return IHSG untuk setiap bulan. 

Cara mudah menghitung return IHSG adalah dengan membandingkan harga opening awal bulan dengan harga closing saat akhir bulan. Sebagai contoh, perhatikan tabel dibawah ini: 


Pada contoh tabel diatas, terdapat 3 bulan di mana return saham trader berada di bawah return IHSG. Sedangkan 1 bulan return saham sama dengan return IHSG dan 8 bulan sisanya diatas return saham berada diatas return IHSG.

1. Return saham diatas return IHSG 

Jika return saham anda berada diatas return IHSG, maka bisa dikatakan bahwa kinerja saham anda bagus atau lumayan bagus. Jadi, kalau profit anda "hanya" 2% per bulan misalnya, tapi saat itu return IHSG sedang minus, itu artinya anda sudah bisa membaca kondisi pasar dan memprediksi saham dengan baik.  

Tapi kalau return saham anda minus dan return IHSG juga minus, namun return IHSG minusnya masih lebih banyak daripada return saham anda, hal ini juga patut menjadi evaluasi trading anda. 

Karena akan jauh lebih bagus bagi seorang trader apabila trader mampu menghasilkan return saham yang positif alias profit pada saat return IHSG minus. Atau setidaknya, ketika IHSG sedang minus karena banyak sentimen2 negatif, ada baiknya trader segera 'exit' dahulu dari pasar agar menghindari sinyal2 palsu. Akan lebih baik jika return saham anda 0% daripada return saham anda minus. 

2. Return saham dibawah return IHSG 

Jika return saham anda berada dibawah return IHSG, maka anda harus melakukan evaluasi pada trading anda. Jadi, kalau anda dapat return saham sebulan sebesar 3% tapi IHSG saat itu lagi naik tinggi2nya sampai 7%, maka return anda belum bisa dikatakan besar. Seharusnya, dengan return IHSG sebesar 7%, anda bisa mencetak return saham yang lebih besar daripada itu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Scalping Trading Saham

Strategi Scalping Trading Saham

Dua strategi trading cepat di saham yang seringkali diterapkan trader adalah trading harian (intraday trading) dan scalping trading (trading menitan). Intraday trading sudah saya bahas strategi2 mencari sahamnya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Intraday trading boleh saya katakan merupakan strategi trading cepat yang jangka waktunya cenderung "agak lama". Sedangkan strategi trading cepat yang time framenya lebih pendek lagi adalah SCALPING TRADING

Scalping trading berarti anda melakukan aktivitas beli jual saham hanya dalam waktu beberapa menit saja. Anda beli saham dan jual 10 menit kemudian, maka anda bisa dikatakan melakukan aktivitas scalping trading. 

Kita juga sudah pernah bahas cara-cara memilih saham untuk scalping trading disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. Anda bisa pelajari dan aplikasikan dalam trading anda. 

Harus diakui bahwa scalping trading memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan strategi2 trading lainnya (nanti akan kita bahas lebih lanjut). Maka dari itu, dalam scalping trading anda harus menerapkan strategi yang benar. Berikut beberapa strategi scalping trading saham yang perlu anda pahami: 

1. Pilih saham yang memiliki pola yang bisa dianalisa 

Scalping trading tidak bisa hanya mengandalkan analisa net buy net sell, karena pergerakan net buy & sell bisa berubah dengan sangat cepat. Analisa tersebut sangat penting, namun harus diimbangi dengan analisa juga. 

Jika anda ingin scalping, maka hendaknya anda memilih saham yang memiliki pola2 yang dapat dianalisa pergerakannya. Pola2 yang saya maksud adalah pola2 candlestick, serta pola2 historis chart yang sering terulang. Hal ini bisa anda temukan di saham2 lapis tiga. 

Disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading, kita juga sudah bahas bersama bagaimana cara-cara mencari pola2 saham yang baik untuk trading menitan.

Sebaliknya, kalau anda memilih saham lapis tiga tanpa ada pola-pola yang terbentuk di chart-nya, hal ini akan sangat berbahaya / riskan untuk trading, karena saham2 lapis tiga yang tidak memiliki pola yang jelas, pergerakannya sangat tidak pasti.

2. Memilih saham yang benar dan target take profit yang realistis

Seperti yang sudah saya paparkan sebelumnya, dalam scalping anda tidak boleh gegabah memilih saham. Untuk mendapatkan profit scalping, memang anda disarankan untuk memilih saham2 lapis tiga. 

Karena saham2 lapis tiga risikonya tinggi, maka pilihlah saham2 yang benar (ada pola2 yang bisa dianalisa), dan pasanglah target2 profit yang realistis. 

Kalau anda masih pemula, maka tradinglah secara bertahap, beli dengan modal kecil, dan ujilah sistem trading anda. Jangan terburu untuk ingin mendapatkan profit besar dalam waktu cepat, akhirnya anda mengabaikan faktor2 penting dalam scalping. Ini yang tidak saya sarankan. Berikut beberapa contoh rekan2 trader pemula yang menerapkan langkah awal realistis dalam scalping: 


One tik aja dulu. Terima kasih banyak pak (Klik gambar untuk memperbesar)


Scalping satu tik dulu pak. Sambil latihan dan menikmatinya. Terima kasih ilmunya pak (Klik gambar untuk memperbesar)

Pelajari strategi scalping trading: Panduan Menemukan Saham Naik 5-10%. Target2 yang realistis, bertahap, dan menganalisa sebelum trading akan membuat hasil scalping anda lebih maksimal. 

3. Gunakan modal kecil dalam scalping & disiplin

Scalping trading memiliki risiko yang lebih besar, karena mayoritas scalping dilakukan dengan memilih saham2 lapis tiga (saham lapis tiga lebih mudah naik dalam waktu menitan). Di satu sisi, kita tahu sendiri bahwa saham2 lapis tiga memiliki volatilitas yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan risiko dalam scalping menjadi besar. 

Oleh karena itu, saran saya gunakan modal kecil, yaitu maksimal 10% dari total modal anda. Selain itu, anda harus disiplin dalam menetapkan target. Pasang target take profit dan batasi kerugian (level cut loss). Saat saham anda sudah naik dan mencapai target, jangan terus berharap harga saham naik, namun segera take profit di harga yang sudah anda pasang. 

4. Gunakan time frame daily dalam analisa 

Untuk scalping trading saham, anda bisa gunakan time frame daily dalam analisa. Kenapa bukan time frame menitan? Kan tujuannya untuk trading menitan?

Berdasarkan pengalaman saya, pasar saham lebih cocok menggunakan analisa candle dan chart daily, karena pergerakan pasar saham tidak se-fluktuatif forex, sehingga pola2 dan psikologis market akan terlihat lebih jelas pada analisa chart daily. 

Hal ini juga sudah saya jelaskan disini: Grafik (Chart) Saham: Minute, Daily, Weekly, Monthly, Yearly. Jadi, untuk trading saham, utamakan untuk menganalisa menggunakan time frame daily. 

Itulah beberapa strategi scalping trading saham, berdasarkan pengalaman pribadi. Jika anda punya keinginan untuk scalping, terapkan strategi2 tersebut dalam trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Hindari Trading Saham Yang Baru Go Public

Hindari Trading Saham Yang Baru Go Public

Bagi sebagian trader, saham2 perusahaan yang baru saja go public biasanya menarik untuk ditradingkan. Saham2 yang baru go public ada umumnya mengalami kenaikan yang cepat di hari pertama melantai. 

Pada hari pertama melantai di Bursa, batasan auto reject saham2 go public adalah 2x lipat dari harga autor reject normal, sehingga kenaikan harga saham yang baru melantai di hari pertama biasanya sangat tinggi dan cepat. Jika anda belum paham tentang auto reject, silahkan baca: Arti dan Ilustrasi Auto Reject Saham.

Selain itu, saham2 yang baru melantai di Bursa, biasanya meningkatkan keyakinan para investor dan trader bahwa harga saham tersebut bisa naik cepat di beberapa bulan pertama. Apalagi, kalau perusahaan yang baru go public adalah perusahaan yang produknya sudah dikenal luas oleh masyarakat.  

Kalau anda punya pemikiran perusahaan2 yang baru go public harga sahamnya akan naik cepat dan sangat bagus untuk ditradingkan, pemikiran anda SALAH. Saham2 yang baru saja melantai di Bursa saham BELUM TENTU harga sahamnya akan naik dengan cepat. Saham2 yang melantai di Bursa dan perusahaannya sudah "dikenal publik", harga sahamnya juga tidak menjamin akan naik dengan cepat. Lho kok bisa begitu Bung Heze?

Pertama, tidak menutup kemungkinan saham2 yang baru melantai harganya bisa naik dengan cepat. Tetapi, semua itu juga sangat dipengaruhi kondisi pasar. Saham WTON pada saat melantai di Bursa, dalam setengah tahun pertama harganya bisa naik sampai 2 kali lipat. Kenaikan WTON yang terlalu tinggi lebih dikarenakan pada tahun 2014 pasar saham memang sedang euforia (Jokowi Effect).    

Tapi coba anda perhatikan saham PPRO, yang dulu juga digembar-gemborkan akan naik kencang pasca go public. Pertengahan 2015 saat melantai di Bursa, harga saham PPRO sempat turun sampai Rp127 per lembar (dari harga tertinggi 250). Hal ini dikarenakan pasar saham 2015 memang sedang lesu, sehingga PPRO juga ikut tertekan.

Kedua, kita tidak akan pernah tahu apa yang diinginkan oleh pelaku pasar. Antrian bid-offer saham diisi oleh ratusan bahkan ribuan pelaku pasar. Apakah anda bisa membaca isi kepala mereka semua? Mereka mau naikin harga saham, atau malah banting harganya? 

Apalagi, kalau saham yang baru go public alias belum ada grafiknya sama sekali. Anda tidak akan bisa tahu apakah saham tersebut akan terbang atau gerak di harga itu-itu saja. Perhatikan saham POWR dibawah.


POWR adalah salah satu saham infrastruktur (listrik). Mengingat proyek infrastruktur pemerintah sedang gencar, harusnya saham ini naik kencang. Tapi kenyataannya? Anda dapat lihat sendiri grafiknya 6 bulan pertama sejak IPO. Perhatikan juga saham PRDA dibawah.


Siapa yang nggak tahu Prodia perusahaan obat-obatan? Perusahaan ini produk dan namanya sudah dikenal luas oleh masyarakat. Tetapi, beberapa hari setelah go public, harga sahamnya langsung anjlok tanpa ampun. 

Kalau anda bilang, PRDA harga sahamnya akan naik dengan cepat hanya karena anda beranggapan perusahaan dikenal publik, maka anda terlalu cepat menyimpulkan. Sulit untuk menyimpulkan apakah saham yang baru go public akan naik cepat dalam jangka pendek atau tidak. Karena dasar yang anda gunakan untuk analisis masih sangat minim. 

SAHAM WSBP

Saham WSBP yang digembar-gemborkan akan melesat seelah IPO ternyata tidak seperti apa yang dipikirkan oleh analis dan trader lainnya. Selama beberapa bulan, harga sahamnya malah cenderung turun. Saya selalu menyarankan WSBP untuk diinvestasikan, mengingat sektor usahanya yang prospek ketimbang ditradingkan. Baca juga: Investasikan Modal Anda: PPRO dan WSBP. 

Saham2 yang baru go public, biasanya hari pertama akan langsung naik kencang. Namun, kalau anda berpikiran mengejar saham tersebut dengan membelinya dan berharap naik terus anda salah. Karena kenaikan saham yang baru hari pertama melantai pada umumnya terjadi dengan sangat cepat. Anda tidak akan sempat melakukan order beli match. Paling2 antrian anda statusnya open.

Dan saham2 yang naik cepat sekali di hari pertama melantai, biasanya juga akan koreksi dengan cepat. Jadi kalau anda mengejar saham2 yang melantai di hari pertama, kemungkinan besarnya, saham anda malah nyangkut. 

Terakhir, seperti yang sudah saya paparkan, kenapa kok anda sebaiknya menghindari beli saham2 yang baru melantai di Bursa, walaupun perusahaannya sudah dikenal publik? Karena saham2 yang baru melantai di Bursa BELUM ADA GRAFIKNYA. Gimana anda bisa mau menebak arah harga sahamnya? Kebanyakan saham2 yang baru melantai di Bursa harga sahamnya nggak langsung naik. Melainkan turun dahulu, bahkan dalam rentang waktu berbulan-bulan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Day Trading Saham

Strategi Day Trading Saham

One day trading atau biasa disebut day trading atau intraday trading sangat cocok diterapkan untuk anda yang punya tujuan mengincar profit dengan jangka waktu harian sampai dibawah satu minggu. 

Umumnya day trading diterapkan oleh trader yang ingin membeli saham dan menjual di hari yang sama sampai tiga harian trading. Pelajari juga: Teknik Beli Saham Pagi Jual Sore - Trading Cepat.

Di dalam menerapkan intraday trading / day trading, tentu saja anda tidak boleh gegabah. Karena dalam praktikknya, banyak trader yang memilih saham2 berisiko tinggi untuk day trading, tanpa mempertimbangkan faktor2 analisa lainnya, sehingga tidak sedikit trader yang rugi besar dari trading harian. 

Maka dari itu, di pos ini anda perlu menerapkan beberapa poin penting day trading. Berikut strategi day trading saham yang perlu anda praktikkan: 

1. Analisis utama trading harian: Analisis teknikal & tape reading 

Sebelum membeli saham untuk intraday, anda harus menggunakan analisis teknikal, dan kombinasi analisis tape reading. Tape reading adalah analisis bid offer untuk melihat kekuatan beli jual market dalam jangka waktu harian. 

Anda bisa pelajari praktik2 memilih saham bagus, analisis tape reading dan cara mencari saham-saham yang mudah naik dalam jangka harian disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Dengan analisis teknikal dan analisa tape reading, anda bisa melihat saham2 apa saja yang punya potensi naik dalam jangka waktu harian. Jadi, jangan beranggapan bahwa day trading itu hanya menggunakan feeling. Analisa dalam day trading harus menjadi poin utama sebelum anda membeli saham.

2. Pilih saham yang fluktuatifnya bagus

Memilih saham yang punya fluktuatif bagus akan membuat day trading anda lebih aman, dan mengurangi risiko, serta tetap menjaga psikologis trading. 

Ingatlah bahwa day trading berarti anda harus lebih sering memantau market dibandingkan swing atau positioning trader misalnya. Oleh karena itu, memilih saham yang fluktuatifnya bagus dan likuiditasnya wajar bisa meningkatkan kualitas keputusan trading yang anda buat.

Kalau selama ini anda sering mencari saham-saham yang pergerakan naik turunnya sangat cepat dan tidak wajar, karena anda ingin untung dalam sehari, dan justru anda banyak ruginya, maka anda harus merubah strategi pemilihan saham anda. 

Yup, dalam hal ini, mulailah untuk memilih saham yang punya pergerakan bagus dengan target profit yang wajar. Baca juga: Saham yang Bagus untuk Trading Harian.  

3. Tetapkan target profit yang realistis 

Mendapatkan profit dalam sehari-dua hari trading memang sangat menggiurkan. Inilah yang seringkali membuat para trader akhirnya memasang target2 yang tidak masuk akal (terlalu tinggi melebihi kemampuan analisanya) karena ingin cepat sukses di trading. 

Pada akhirnya, justru hal ini berakibat pada meningkatnya risiko trading yang dialami trader itu sendiri. Jadi, jangan pernah tergesa-gesa mengambil keputusan trading. 

Sekalipun konteksnya adalah day trading, anda harus menetapkan target profit yang realistis. Jangan memaksakan bisa dapat untung 20% tiap hari, karena ekspektasi tersebut tidaklah semudah praktik di pasar saham. 

Idealnya, berdasarkan pengalaman saya pribadi, target take profit day trading yang realistis adalah di kisaran 1-3% sehari / per trading. Inilah yang setidaknya harus anda incar terlebih dahulu. 

Boleh2 saja anda menetapkan target lebih tinggi, asalkan anda bisa menyesuaikan dengan kemampuan anda. Namun sebagai tahapan awal, anda harus menetapkan dahulu target yang paling realistis tersebut yaitu di kisaran 1-3% itu tadi. 

Mungkin itu saja yang bisa saya bagikan pada anda tentang  strategi day trading saham. Jangan mengabaikan strategi2 tersebut dan terapkan di setiap aktivitas trading anda.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham yang Baru IPO Selalu Naik?

Saham yang Baru IPO Selalu Naik?

Kalau anda sering mengamati pergerakan saham-saham yang baru saja listing / melantai di Bursa Efek, di hari-hari pertama listing (terutama hari pertama), hampir semua saham yang baru IPO harganya selalu naik drastis. Kenaikan saham2 yang baru IPO bisa sampai diatas 20% pasca listing. 

Dan kenaikan tersebut bisa berlanjut sampai beberapa hari kedepan. Meskipun ada beberapa saham yang hari pertama listing tidak naik tinggi, namun kalau kita perhatikan diatas 90% saham2 yang baru listing, sahamnya akan selalu naik sangat cepat. 

Sehingga, saya banyak menemukan trader yang ingin mencoba trading cepat di saham2 yang hari pertama listing, namun langsung ketinggalan momentum, karena begitu market buka, harganya langsung naik tinggi, sehingga order beli yang dipasang tidak kesampaian. 

Saham IPO
Diatas itu tadi adalah salah satu contoh saham, yaitu saham PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) yang saat hari pertama listing harga sahamnya dengan cepat naik 20,33%. Oke, lalu kenapa saham yang baru IPO umumnya selalu naik? Ada beberapa penyebab: 

Pertama, euforia trader. Saham yang baru melantai di Bursa akan membuat trader euforia, terutama kalau pada saat proses IPO saham perusahaan mengalami oversubscribed (kelebihan permintaan), yang artinya saham tersebut memang memiliki banyak peminat, sehingga saat IPO, kemungkinan besar sahamnya bakal meleset tinggi. 

Kedua, rencana permainan bandar. Namun kalau kita perhatikan lebih jeli, harus diakui banyak saham yang baru IPO dan naik kencang, likuiditasnya sangat rendah. 

Bid-offernya hanya ada puluhan saja. Spread bid-offernya juga sangat renggang. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham. Jadi tidak heran kalau banyak trader yang ingin mencoba trading cepat di saham2 IPO, tapi sahamnya justru nggak kebeli, karena sahamnya naik sangat cepat dengan likuiditas yang sangat rendah. 

Dari banyak pola saham IPO yang naik tidak wajar dengan likuiditas rendah ini, kemungkinan besar ada banyak peran bandar yang terlibat di saham2 IPO tersebut. 

Kalau ada saham2 yang baru IPO, anda bisa pelajari pergerakan saham2nya di hari pertama dan beberapa hari setelahnya. Anda pasti akan banyak menemukan sesuatu yang janggal pada fluktuatifnya. 

Saya juga sudah sering membahas pergerakan saham2 IPO disini: Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO dan Saham IPO: Bagaimana Pergerakan Grafiknya? 

Buat anda pemburu profit cepat di saham, ada baiknya anda menghindari dahulu saham2 yang baru pertama kali melantai di Bursa (saat hari pertama IPO). Hal ini karena pergerakan harga saham di hari pertama biasanya sangat liar dan fluktuatifnya tidak pasti. Jangan terjebak dengan kenaikan sahamnya yang terkesan fantastis. 

Untuk anda yang ingin mentradingkan saham2 IPO, ada baiknya anda menunggu beberapa hari atau 2-3 minggu setelah pergerakan harga sahamnya tidak 'seliar' hari pertama. 

Untuk saham2 yang baru IPO, saya lebih prefer untuk trading cepat, terutama kalau fundamental perusahaannya masih belum jelas. 

Kalau anda menyimpan saham2 yang pergerakannya liar dan fundamentalnya tidak pasti, hal ini akan sangat berisiko untuk anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.