Hindari Trading Saham Yang Baru Go Public

Hindari Trading Saham Yang Baru Go Public

Bagi sebagian trader, saham2 perusahaan yang baru saja go public biasanya menarik untuk ditradingkan. Saham2 yang baru go public ada umumnya mengalami kenaikan yang cepat di hari pertama melantai. 

Pada hari pertama melantai di Bursa, batasan auto reject saham2 go public adalah 2x lipat dari harga autor reject normal, sehingga kenaikan harga saham yang baru melantai di hari pertama biasanya sangat tinggi dan cepat. Jika anda belum paham tentang auto reject, silahkan baca: Arti dan Ilustrasi Auto Reject Saham.

Selain itu, saham2 yang baru melantai di Bursa, biasanya meningkatkan keyakinan para investor dan trader bahwa harga saham tersebut bisa naik cepat di beberapa bulan pertama. Apalagi, kalau perusahaan yang baru go public adalah perusahaan yang produknya sudah dikenal luas oleh masyarakat.  

Kalau anda punya pemikiran perusahaan2 yang baru go public harga sahamnya akan naik cepat dan sangat bagus untuk ditradingkan, pemikiran anda SALAH. Saham2 yang baru saja melantai di Bursa saham BELUM TENTU harga sahamnya akan naik dengan cepat. Saham2 yang melantai di Bursa dan perusahaannya sudah "dikenal publik", harga sahamnya juga tidak menjamin akan naik dengan cepat. Lho kok bisa begitu Bung Heze?

Pertama, tidak menutup kemungkinan saham2 yang baru melantai harganya bisa naik dengan cepat. Tetapi, semua itu juga sangat dipengaruhi kondisi pasar. Saham WTON pada saat melantai di Bursa, dalam setengah tahun pertama harganya bisa naik sampai 2 kali lipat. Kenaikan WTON yang terlalu tinggi lebih dikarenakan pada tahun 2014 pasar saham memang sedang euforia (Jokowi Effect).    

Tapi coba anda perhatikan saham PPRO, yang dulu juga digembar-gemborkan akan naik kencang pasca go public. Pertengahan 2015 saat melantai di Bursa, harga saham PPRO sempat turun sampai Rp127 per lembar (dari harga tertinggi 250). Hal ini dikarenakan pasar saham 2015 memang sedang lesu, sehingga PPRO juga ikut tertekan.

Kedua, kita tidak akan pernah tahu apa yang diinginkan oleh pelaku pasar. Antrian bid-offer saham diisi oleh ratusan bahkan ribuan pelaku pasar. Apakah anda bisa membaca isi kepala mereka semua? Mereka mau naikin harga saham, atau malah banting harganya? 

Apalagi, kalau saham yang baru go public alias belum ada grafiknya sama sekali. Anda tidak akan bisa tahu apakah saham tersebut akan terbang atau gerak di harga itu-itu saja. Perhatikan saham POWR dibawah.


POWR adalah salah satu saham infrastruktur (listrik). Mengingat proyek infrastruktur pemerintah sedang gencar, harusnya saham ini naik kencang. Tapi kenyataannya? Anda dapat lihat sendiri grafiknya 6 bulan pertama sejak IPO. Perhatikan juga saham PRDA dibawah.


Siapa yang nggak tahu Prodia perusahaan obat-obatan? Perusahaan ini produk dan namanya sudah dikenal luas oleh masyarakat. Tetapi, beberapa hari setelah go public, harga sahamnya langsung anjlok tanpa ampun. 

Kalau anda bilang, PRDA harga sahamnya akan naik dengan cepat hanya karena anda beranggapan perusahaan dikenal publik, maka anda terlalu cepat menyimpulkan. Sulit untuk menyimpulkan apakah saham yang baru go public akan naik cepat dalam jangka pendek atau tidak. Karena dasar yang anda gunakan untuk analisis masih sangat minim. 

SAHAM WSBP

Saham WSBP yang digembar-gemborkan akan melesat seelah IPO ternyata tidak seperti apa yang dipikirkan oleh analis dan trader lainnya. Selama beberapa bulan, harga sahamnya malah cenderung turun. Saya selalu menyarankan WSBP untuk diinvestasikan, mengingat sektor usahanya yang prospek ketimbang ditradingkan. Baca juga: Investasikan Modal Anda: PPRO dan WSBP. 

Saham2 yang baru go public, biasanya hari pertama akan langsung naik kencang. Namun, kalau anda berpikiran mengejar saham tersebut dengan membelinya dan berharap naik terus anda salah. Karena kenaikan saham yang baru hari pertama melantai pada umumnya terjadi dengan sangat cepat. Anda tidak akan sempat melakukan order beli match. Paling2 antrian anda statusnya open.

Dan saham2 yang naik cepat sekali di hari pertama melantai, biasanya juga akan koreksi dengan cepat. Jadi kalau anda mengejar saham2 yang melantai di hari pertama, kemungkinan besarnya, saham anda malah nyangkut. 

Terakhir, seperti yang sudah saya paparkan, kenapa kok anda sebaiknya menghindari beli saham2 yang baru melantai di Bursa, walaupun perusahaannya sudah dikenal publik? Karena saham2 yang baru melantai di Bursa BELUM ADA GRAFIKNYA. Gimana anda bisa mau menebak arah harga sahamnya? Kebanyakan saham2 yang baru melantai di Bursa harga sahamnya nggak langsung naik. Melainkan turun dahulu, bahkan dalam rentang waktu berbulan-bulan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Day Trading Saham

Strategi Day Trading Saham

One day trading atau biasa disebut day trading atau intraday trading sangat cocok diterapkan untuk anda yang punya tujuan mengincar profit dengan jangka waktu harian sampai dibawah satu minggu. 

Umumnya day trading diterapkan oleh trader yang ingin membeli saham dan menjual di hari yang sama sampai tiga harian trading. Pelajari juga: Teknik Beli Saham Pagi Jual Sore - Trading Cepat.

Di dalam menerapkan intraday trading / day trading, tentu saja anda tidak boleh gegabah. Karena dalam praktikknya, banyak trader yang memilih saham2 berisiko tinggi untuk day trading, tanpa mempertimbangkan faktor2 analisa lainnya, sehingga tidak sedikit trader yang rugi besar dari trading harian. 

Maka dari itu, di pos ini anda perlu menerapkan beberapa poin penting day trading. Berikut strategi day trading saham yang perlu anda praktikkan: 

1. Analisis utama trading harian: Analisis teknikal & tape reading 

Sebelum membeli saham untuk intraday, anda harus menggunakan analisis teknikal, dan kombinasi analisis tape reading. Tape reading adalah analisis bid offer untuk melihat kekuatan beli jual market dalam jangka waktu harian. 

Anda bisa pelajari praktik2 memilih saham bagus, analisis tape reading dan cara mencari saham-saham yang mudah naik dalam jangka harian disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Dengan analisis teknikal dan analisa tape reading, anda bisa melihat saham2 apa saja yang punya potensi naik dalam jangka waktu harian. Jadi, jangan beranggapan bahwa day trading itu hanya menggunakan feeling. Analisa dalam day trading harus menjadi poin utama sebelum anda membeli saham.

2. Pilih saham yang fluktuatifnya bagus

Memilih saham yang punya fluktuatif bagus akan membuat day trading anda lebih aman, dan mengurangi risiko, serta tetap menjaga psikologis trading. 

Ingatlah bahwa day trading berarti anda harus lebih sering memantau market dibandingkan swing atau positioning trader misalnya. Oleh karena itu, memilih saham yang fluktuatifnya bagus dan likuiditasnya wajar bisa meningkatkan kualitas keputusan trading yang anda buat.

Kalau selama ini anda sering mencari saham-saham yang pergerakan naik turunnya sangat cepat dan tidak wajar, karena anda ingin untung dalam sehari, dan justru anda banyak ruginya, maka anda harus merubah strategi pemilihan saham anda. 

Yup, dalam hal ini, mulailah untuk memilih saham yang punya pergerakan bagus dengan target profit yang wajar. Baca juga: Saham yang Bagus untuk Trading Harian.  

3. Tetapkan target profit yang realistis 

Mendapatkan profit dalam sehari-dua hari trading memang sangat menggiurkan. Inilah yang seringkali membuat para trader akhirnya memasang target2 yang tidak masuk akal (terlalu tinggi melebihi kemampuan analisanya) karena ingin cepat sukses di trading. 

Pada akhirnya, justru hal ini berakibat pada meningkatnya risiko trading yang dialami trader itu sendiri. Jadi, jangan pernah tergesa-gesa mengambil keputusan trading. 

Sekalipun konteksnya adalah day trading, anda harus menetapkan target profit yang realistis. Jangan memaksakan bisa dapat untung 20% tiap hari, karena ekspektasi tersebut tidaklah semudah praktik di pasar saham. 

Idealnya, berdasarkan pengalaman saya pribadi, target take profit day trading yang realistis adalah di kisaran 1-3% sehari / per trading. Inilah yang setidaknya harus anda incar terlebih dahulu. 

Boleh2 saja anda menetapkan target lebih tinggi, asalkan anda bisa menyesuaikan dengan kemampuan anda. Namun sebagai tahapan awal, anda harus menetapkan dahulu target yang paling realistis tersebut yaitu di kisaran 1-3% itu tadi. 

Mungkin itu saja yang bisa saya bagikan pada anda tentang  strategi day trading saham. Jangan mengabaikan strategi2 tersebut dan terapkan di setiap aktivitas trading anda.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham yang Baru IPO Selalu Naik?

Saham yang Baru IPO Selalu Naik?

Kalau anda sering mengamati pergerakan saham-saham yang baru saja listing / melantai di Bursa Efek, di hari-hari pertama listing (terutama hari pertama), hampir semua saham yang baru IPO harganya selalu naik drastis. Kenaikan saham2 yang baru IPO bisa sampai diatas 20% pasca listing. 

Dan kenaikan tersebut bisa berlanjut sampai beberapa hari kedepan. Meskipun ada beberapa saham yang hari pertama listing tidak naik tinggi, namun kalau kita perhatikan diatas 90% saham2 yang baru listing, sahamnya akan selalu naik sangat cepat. 

Sehingga, saya banyak menemukan trader yang ingin mencoba trading cepat di saham2 yang hari pertama listing, namun langsung ketinggalan momentum, karena begitu market buka, harganya langsung naik tinggi, sehingga order beli yang dipasang tidak kesampaian. 

Saham IPO
Diatas itu tadi adalah salah satu contoh saham, yaitu saham PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) yang saat hari pertama listing harga sahamnya dengan cepat naik 20,33%. Oke, lalu kenapa saham yang baru IPO umumnya selalu naik? Ada beberapa penyebab: 

Pertama, euforia trader. Saham yang baru melantai di Bursa akan membuat trader euforia, terutama kalau pada saat proses IPO saham perusahaan mengalami oversubscribed (kelebihan permintaan), yang artinya saham tersebut memang memiliki banyak peminat, sehingga saat IPO, kemungkinan besar sahamnya bakal meleset tinggi. 

Kedua, rencana permainan bandar. Namun kalau kita perhatikan lebih jeli, harus diakui banyak saham yang baru IPO dan naik kencang, likuiditasnya sangat rendah. 

Bid-offernya hanya ada puluhan saja. Spread bid-offernya juga sangat renggang. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham. Jadi tidak heran kalau banyak trader yang ingin mencoba trading cepat di saham2 IPO, tapi sahamnya justru nggak kebeli, karena sahamnya naik sangat cepat dengan likuiditas yang sangat rendah. 

Dari banyak pola saham IPO yang naik tidak wajar dengan likuiditas rendah ini, kemungkinan besar ada banyak peran bandar yang terlibat di saham2 IPO tersebut. 

Kalau ada saham2 yang baru IPO, anda bisa pelajari pergerakan saham2nya di hari pertama dan beberapa hari setelahnya. Anda pasti akan banyak menemukan sesuatu yang janggal pada fluktuatifnya. 

Saya juga sudah sering membahas pergerakan saham2 IPO disini: Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO dan Saham IPO: Bagaimana Pergerakan Grafiknya? 

Buat anda pemburu profit cepat di saham, ada baiknya anda menghindari dahulu saham2 yang baru pertama kali melantai di Bursa (saat hari pertama IPO). Hal ini karena pergerakan harga saham di hari pertama biasanya sangat liar dan fluktuatifnya tidak pasti. Jangan terjebak dengan kenaikan sahamnya yang terkesan fantastis. 

Untuk anda yang ingin mentradingkan saham2 IPO, ada baiknya anda menunggu beberapa hari atau 2-3 minggu setelah pergerakan harga sahamnya tidak 'seliar' hari pertama. 

Untuk saham2 yang baru IPO, saya lebih prefer untuk trading cepat, terutama kalau fundamental perusahaannya masih belum jelas. 

Kalau anda menyimpan saham2 yang pergerakannya liar dan fundamentalnya tidak pasti, hal ini akan sangat berisiko untuk anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Media dan Cara Belajar Saham - Saham Gain

Media dan Cara Belajar Saham - Saham Gain

Saat ini mungkin banyak diantara anda yang ingin belajar saham, tapi anda masih bingung mau memulai dari mana. Atau mungkin anda yang sudah masuk di pasar saham (sudah mulai trading sendiri dan menganalisa harga saham) dan ingin memperdalam ilmu trading, maka di web Saham Gain ini, saya menyediakan media dan cara belajar saham yang bisa anda gunakan. Baca juga: Profil Saya. 

Di web Saham Gain saya menyediakan materi2 yang cukup lengkap dan disertai dengan praktik untuk trading, serta kesempatan bagi anda untuk konsultasi maupun request topik. Berikut adalah media belajar saham dan praktik yang saya sediakan. 

1. Ebook praktik trading 

Saya menerbitkan 2 buah ebook untuk praktik trading, untuk belajar saham dari nol sampai bisa trading dan menganalisis saham secara mandiri, serta menemukan saham2 yang potensial secara teknikal. Ebook saya susun berdasarkan praktik pengalaman trading saya, bukan hanya teori. 

Anda bisa lihat kedua materi ebooknya disini: Ebook Trading dan Belajar SahamEbook Panduan Menemukan Saham Bagus dan Ebook Intraday & One Day Trading Saham Kalau anda ingin beli kedua ebook secara langsung anda mendapatkan diskon 15%. Baca disini: Ebook Saham Diskon 15%.

Karena materi ebook saya buat lengkap dan juga saya update, maka jumlah halaman ebook pertama bisa mencapai 427 halaman, ebook kedua berjumlah 365 halaman dan ebook ketiga 357 halaman. 

Anda yang sudah membeli ebook, anda bisa berkonsultasi gratis dengan saya melalui email: 401xdssh@gmail.com. 

2. Kontak saya 

Bagi anda yang ingin kontak saya, untuk bertanya atau konsultasi atau mungkin anda yang punya request untuk membahas topik2 saham tertentu, maka anda bisa kontak saya melalui 3 media:

Email: 401xdssh@gmail.com
WA: 087859520042 
Facebook: Belajar Saham

* Keterangan: Untuk bertanya via WA, saya hanya melayani konsultasi WA untuk konultasi berbayar dan pertanyaan tentang ebook. Konsultasi gratis bisa anda lakukan via email atau facebook. Baca juga: Konsultasi. 

3. Grup Facebook

Anda juga bisa bergabung di grup facebook Saham Gain untuk berbagi informasi tentang saham2 potensial dan informasi2 tentang emiten. Anda bisa gabung di grup-nya secara free disini: Grup Facebook Saham Gain. 

4. Watchlist saham gratis

Di web Saham Gain, saya juga sering memberikan watchlist saham secara gratis, anda tidak perlu membayar maupun menjadi anggota untuk bisa mengaksesnya. Anda bisa lihat disini: Rekomendasi Saham

Tapi yang perlu anda ingat, watchlist yang saya berikan bukanlah ajakan pada anda untuk membeli saham. Watchlist berisi saham2 potensial, tapi anda harus melakukan analisis berdasarkan time frame dan keputusan anda sendiri. 

4. Belajar saham gratis 

Kalau anda masih ingin belajar saham yang benar-benar gratis, anda bisa telusuri konten2 postingan yang saya tulis di web ini. Saya sering sekali menemukan pertanyaan2 yang sangat dasar tentang saham misalnya:

"Pak Heze, gimana caranya main saham dengan modal Rp1 juta?"

"Bagaimana langkah2 memulai belajar saham?"

"Berapa potensi profit yang bisa didapatkan dari saham dalam satu bulan?" 

"Kantor sekuritas saham apa yang bagus?"

Pertanyaan2 tersebut sebenarnya sudah saya bahas di web ini. Anda tinggal perlu baca-baca lagi tulisan di web ini. Atau anda bisa cari tulisan2 saya di daftar isi web. Baca juga: Daftar Isi Saham Gain.

Atau kalau anda masih malas cari konten web saya di daftar isi (karena memang tulisan2 saya cukup banyak), anda bisa langsung saja searching tulisan dengan kata kunci yang anda inginkan di bagian samping kanan atas web ini (ada tulisan Cari disini....). 

Misalnya kalau anda bertanya gimana caranya main saham dengan modal Rp 1 juta, maka anda bisa coba ketikkan kata kunci di web ini misalnya: "Trading saham modal 1 juta", maka anda akan menemukan ulasan tulisan pos saya yang membahas tentang main saham dengan modal kecil. 

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Itulah media-media dan cara belajar saham untuk pemula sampai para master yang saya berikan pada anda. Di web ini saya menyediakan banyak sarana belajar saham gratis. Saya pribadi hanya menyediakan ebook trading dan belajar saham (poin pertama) premium untuk praktik trading yang lebih dalam, dan termasuk materi belajar saham dari nol. 

Kini anda hanya perlu melakukan praktik dan analisa untuk mendapatkan profit yang lebih besar...


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Kesalahan Utama Full Time Trader Saham

Kesalahan Utama Full Time Trader Saham

Di era milenial ini, ada banyak pilihan profesi yang bisa anda jalankan. Yap, salah satu profesi yang cukup menjanjikan adalah profesi TRADER SAHAM. Trading bisa anda jadikan sebagai profesi sampingan (part time), maupun profesi utama (full time trader - FTT). 

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengenal trading saham, then semakin banyak pula trader-trader paruh waktu yang ingin menjadi full time trader. Termasuk para pemula, ternyata juga banyak yang bercita-cita menjadi seorang FTT.

Sesuai namanya, FTT berarti anda melakukan aktivitas trading secara penuh. Anda tidak melakukan aktivitas pekerjaan utama seperti pekerjaan kantoran, namun pekerjaan utama anda ya trading saham itu sendiri. 

Seorang FTT mungkin saja punya pekerjaan sampingan. Tetapi, fokus utama pekerjaan FTT tetap pada aktivitas trading. Itu artinya, FTT harus melakukan aktivitas-aktivitas ini selama jam trading berlangsung: 

- Memantau market (pergerakan saham) real time
- Memilih saham-saham yang punya potensi naik untuk keesokan hari / jam trading
- Mendalami dan terus mengasah analisa teknikal
- Memantau tren IHSG 
- Watchlist dan kawal saham-saham tertentu yang menarik perhatian anda
- Menentukan timing dan memutuskan beli dan jual saham dari analisa anda
   
Aktivitas2 ini ibarat job desc seorang FTT. Dalam aktivitas2 FTT ini, dibutuhkan fokus dan konsentrasi anda. Jadi kalau anda ingin bisa menjadi FTT dan mendapatkan profit yang cukup anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan anda, andah harus fokus melakukan hal2 tersebut. 

Walaupun dalam praktikknya, anda nggak harus tiap hari, tiap saat memantau layar. Karena ada saatnya anda juga perlu mengambil liburan dan berhenti sejenak dari trading, namun itulah aktivitas secara umum yang harus anda lakukan sebagai FTT. 

Sayangnya, banyak trader yang belum mampu memahami makna FULL TIME TRADER yang sesungguhnya. Banyak trader yang ingin menjadi FTT, namun tidak fokus untuk mempelajari pergerakan market selama jam trading. 

Banyak trader yang selama jam trading justru "nongkrong" di grup-grup saham yang ramai. Banyak trader yang sibuk membaca berita-berita tentang saham secara komplit dengan harapan mengetahui saham apa yang bakalan naik. Banyak trader yang sibuk mencari-cari saham-saham yang bagus dari "para pakar". 

Akhirnya, waktu yang harusnya anda gunakan untuk menganalisa saham. Waktu yang harusnya anda gunakan untuk mempertajam kemampuan trading, justru terbuang sia-sia karena aktivitas2 yang "kurang bermanfaat", sebenarnya tidak terlalu berhubungan dengan trading saham. 

Sebenarnya kalau anda mau dapat profit di saham secara kontinu, anda harus mengurangi aktivitas2 tersebut, dan anda harus lebih fokus pada trading anda sendiri. 

Aktivitas2 yang "kurang bermanfaat" inilah yang juga menjadi salah satu step penghalang anda untuk menjadi seorang FTT. Mulai sekarang anda harus mengevaluasi diri anda sendiri. 

Pesan saya di pos ini sebenarnya tidak hanya untuk anda yang bercita-cita jadi FTT. Anda yang menjadi trader paruh waktu (dan belum bercita2 menjadi FTT), anda mulai sekarang juga harus fokus pada analisis. Karena seorang trader bisa profit hanya jika mereka mengetahui dan menguasai analisis teknikal untuk praktik. Semuanya itu, harus dimulai dari diri anda sendiri. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Saham: Pegang Banyak Saham atau Banyak Cash?

Trading Saham: Pegang Banyak Saham atau Banyak Cash?

Pada saat harga saham pada naik tinggi, anda yang memiliki saham kemungkinan besar saham anda naik. Anda senang, anda untung. Anda tidak ragu untuk membelanjakan duit anda di saham. Anda punya peluang yang besar untuk mendapatkan profit.  

Tapi bagaimana kalau hal sebaliknya yang terjadi? IHSG sedang turun. Banyak saham yang merah. Saham-saham andalan yang anda biasanya super power, kini harganya terjun bebas. 

Suka tidak suka, anda pasti akan menghadapi kondisi market seperti ini. Yap, karena tidak mungkin harga saham terus naik tanpa turun. Biasanya saham-saham yang naik tinggi, akan ada koreksi besar (aksi jual / profit taking). Namun bisa jadi, market turun bukan karena koreksi sehat, tetapi karena ada berita2 negatif, sehingga IHSG turun tidak seperti biasanya. 

Pada kondisi market lagi turun tajam ini, apa yang akan anda lakukan? Anda lebih memilih pegang banyak saham atau pegang banyak cash? 

Sebagian besar trader banyak yang suka terburu-buru membeli saham dalam jumlah besar ketika market sedang turun, atau saat market memulai tren turunnya dalam jangka pendek. Trader beranggapan bahwa dengan pegang banyak saham saat market turun, maka trader bisa berksempatan menjual saham di harga tinggi. 

Pandangan seperti ini tidak saya katakan salah. Hanya saja, anda harus mengetahui kapan momentum yang tepat untuk memborong saham. Biasanya trader yang terburu membeli banyak saham ketika market lagi koreksi menunjukkan bahwa trader sebenarnya takut 'ketinggalan kereta'.  Trader takut kalau saham tiba-tiba naik lagi, di satu sisi anda belum sempat beli sahamnya. 

Padahal, di saat2 market lagi turun tajam, sangat mungkin penurunan IHSG dan sebagian besar saham masih akan berlanjut. Sehingga, kalau anda langsung borong saham ketika market baru saja koreksi besar, kemungkinan saham anda nyangkut. Coba anda perhatikan grafik IHSG dibawah ini: 



Bisa anda perhatikan bahwa ketika IHSG koreksi terutama setelah naik berhari-hari, pada umumnya koreksi IHSG akan berlanjut lebih dari satu hari (perhatikan lingkaran hijau). Hal ini menunjukkan ketika IHSG berada dalam awal tren turun jangka pendek, maka kalau anda ngotot membeli saham dalam jumlah besar, keesokan hari saham anda bisa turun lagi lebih banyak (jika anda beli saham2 yang berkorelasi dengan pergerakan IHSG, seperti mayoritas LQ45 misalnya).

Jadi kesimpulannya, prinsipnya ketika market lagi koreksi, memegang banyak cash lebih baik ketimbang memegang saham dalam jumlah besar. Lebih baik anda memegang banyak cash daripada memegang banyak saham, tapi nyangkut. 

Jadi ketika harga saham nanti sudah mulai rebound, anda punya banyak amunisi (modal) untuk membeli saham di harga yang jauh lebih murah. Baca juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Anda yang kritis membaca pos ini kemudian bertanya kembali: "Bung Heze, tapi kan memang kita tidak pernah mengetahui dengan pasti harga saham akan turun sampai ke support berapa. Gimana kalau harga saham turun beberapa poin terus naik lagi?"

Anda benar, saya setuju. Kita memang tidak akan bisa memastikan harga saham akan turun sampai ke level berapa. Demikian juga, kita tidak akan tahu saham akan naik ke harga berapa. Karena pergerakan harga saham keesokan hari adalah pergerakan harga masa depan. Siapa yang bisa menegtahui apa yang terjadi besok?

Maka dari itu, kalau anda ingin membeli saham ketika market koreksi, belilah secara bertahap. Gunakan sedikit modal anda untuk membeli saham. Jadi,ketika saham anda turun, anda masih punya amunisi yang banyak untuk beli lagi. 

Dan satu hal lagi, kalau anda mau pakai strategi ini, belilah saham yang anda yakin bahwa saham tersebut adalah saham yang bagus untuk anda, bukan saham2 jelek / saham2 yang tidak likuid. Maka, anda harus paham cara memilih saham. Baca juga: Memilih Saham yang Bagus untuk Trading. 

Semakin pengalaman anda, anda akan lebih paham kapan waktu yang tepat untuk membeli saham ketika market turun. Tapi intinya, saat market lagi bearish, terutama ketika market memulai tren bearishnya dalam jangka pendek (bukan jangka panjang ya) entah karena hanya koreksi normal, atau sentimen2 negatif sesaat, maka anda tidak dianjurkan untuk bernafsu membeli saham dalam jumlah besar. 

Belilah saham secara bertahap. Atau kalau anda belum yakin sama sekali dengan kondisi market yang masih strong bearish, maka keputusan terbaiknya adalah wait and see. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Saham: Pegang Banyak Saham atau Banyak Cash?

Trading Saham: Pegang Banyak Saham atau Banyak Cash?

Pada saat harga saham pada naik tinggi, anda yang memiliki saham kemungkinan besar saham anda naik. Anda senang, anda untung. Anda tidak ragu untuk membelanjakan duit anda di saham. Anda punya peluang yang besar untuk mendapatkan profit.  

Tapi bagaimana kalau hal sebaliknya yang terjadi? IHSG sedang turun. Banyak saham yang merah. Saham-saham andalan yang anda biasanya super power, kini harganya terjun bebas. 

Suka tidak suka, anda pasti akan menghadapi kondisi market seperti ini. Yap, karena tidak mungkin harga saham terus naik tanpa turun. Biasanya saham-saham yang naik tinggi, akan ada koreksi besar (aksi jual / profit taking). Namun bisa jadi, market turun bukan karena koreksi sehat, tetapi karena ada berita2 negatif, sehingga IHSG turun tidak seperti biasanya. 

Pada kondisi market lagi turun tajam ini, apa yang akan anda lakukan? Anda lebih memilih pegang banyak saham atau pegang banyak cash? 

Sebagian besar trader banyak yang suka terburu-buru membeli saham dalam jumlah besar ketika market sedang turun, atau saat market memulai tren turunnya dalam jangka pendek. Trader beranggapan bahwa dengan pegang banyak saham saat market turun, maka trader bisa berksempatan menjual saham di harga tinggi. 

Pandangan seperti ini tidak saya katakan salah. Hanya saja, anda harus mengetahui kapan momentum yang tepat untuk memborong saham. Biasanya trader yang terburu membeli banyak saham ketika market lagi koreksi menunjukkan bahwa trader sebenarnya takut 'ketinggalan kereta'.  Trader takut kalau saham tiba-tiba naik lagi, di satu sisi anda belum sempat beli sahamnya. 

Padahal, di saat2 market lagi turun tajam, sangat mungkin penurunan IHSG dan sebagian besar saham masih akan berlanjut. Sehingga, kalau anda langsung borong saham ketika market baru saja koreksi besar, kemungkinan saham anda nyangkut. Coba anda perhatikan grafik IHSG dibawah ini: 



Bisa anda perhatikan bahwa ketika IHSG koreksi terutama setelah naik berhari-hari, pada umumnya koreksi IHSG akan berlanjut lebih dari satu hari (perhatikan lingkaran hijau). Hal ini menunjukkan ketika IHSG berada dalam awal tren turun jangka pendek, maka kalau anda ngotot membeli saham dalam jumlah besar, keesokan hari saham anda bisa turun lagi lebih banyak (jika anda beli saham2 yang berkorelasi dengan pergerakan IHSG, seperti mayoritas LQ45 misalnya).

Jadi kesimpulannya, prinsipnya ketika market lagi koreksi, memegang banyak cash lebih baik ketimbang memegang saham dalam jumlah besar. Lebih baik anda memegang banyak cash daripada memegang banyak saham, tapi nyangkut. 

Jadi ketika harga saham nanti sudah mulai rebound, anda punya banyak amunisi (modal) untuk membeli saham di harga yang jauh lebih murah. Baca juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Anda yang kritis membaca pos ini kemudian bertanya kembali: "Bung Heze, tapi kan memang kita tidak pernah mengetahui dengan pasti harga saham akan turun sampai ke support berapa. Gimana kalau harga saham turun beberapa poin terus naik lagi?"

Anda benar, saya setuju. Kita memang tidak akan bisa memastikan harga saham akan turun sampai ke level berapa. Demikian juga, kita tidak akan tahu saham akan naik ke harga berapa. Karena pergerakan harga saham keesokan hari adalah pergerakan harga masa depan. Siapa yang bisa menegtahui apa yang terjadi besok?

Maka dari itu, kalau anda ingin membeli saham ketika market koreksi, belilah secara bertahap. Gunakan sedikit modal anda untuk membeli saham. Jadi,ketika saham anda turun, anda masih punya amunisi yang banyak untuk beli lagi. 

Dan satu hal lagi, kalau anda mau pakai strategi ini, belilah saham yang anda yakin bahwa saham tersebut adalah saham yang bagus untuk anda, bukan saham2 jelek / saham2 yang tidak likuid. Maka, anda harus paham cara memilih saham. Baca juga: Memilih Saham yang Bagus untuk Trading. 

Semakin pengalaman anda, anda akan lebih paham kapan waktu yang tepat untuk membeli saham ketika market turun. Tapi intinya, saat market lagi bearish, terutama ketika market memulai tren bearishnya dalam jangka pendek (bukan jangka panjang ya) entah karena hanya koreksi normal, atau sentimen2 negatif sesaat, maka anda tidak dianjurkan untuk bernafsu membeli saham dalam jumlah besar. 

Belilah saham secara bertahap. Atau kalau anda belum yakin sama sekali dengan kondisi market yang masih strong bearish, maka keputusan terbaiknya adalah wait and see. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.