Pentingnya Investasi Saham

Pentingnya Investasi Saham

Di zaman milenial ini, berinvestasi sudah menjadi suatu kebutuhan bagi semua kalangan. Anda yang masih muda, anda sudah harus mulai memikirkan investasi. Jangan menunggu investasi ketika tua. 

Ketika bicara investasi, maka ada banyak sekali instrumen investasi yang bisa anda coba. Investasi2 umum yang diminati masyarakat adalah investasi dalam bentuk deposito, reksadana, obligasi, saham. 

Di pos ini, kita akan membahas tentang investasi saham, khususnya mengenai pentingnya investasi saham. Saat ini banyak rekan-rekan yang ingin memulai investasi saham, namun tidak sedikit calon investor yang masih ragu untuk memulainya. 

Jadi berdasarkan pengalaman pribadi bertahun-tahun dunia saham (trading & investasi), disini saya ingin sharing  pada anda tentang pentingnya investasi saham

1. Pelipat-gandaan aset (uang) dalam jangka panjang 

Investasi saham memberikan anda kesempatan untuk mengembangkan keuntungan dalam jangka panjang. Banyak saham yang punya kinerja baik, harga sahamnya terus naik dalam jangka panjang. Misalnya saham BBCA, BBRI, UNVR, di mana emiten2 tersebut memiliki kinerja yang baik, dan harga sahamnya terus naik dalam jangka panjang. 

Daripada hanya menyimpan dan mendiamkan uang anda di tabungan, anda bisa memanfaatkannya untuk investasi saham. Toh, investasi saham bisa dilakukan secara bertahap dengan modal kecil (nabung saham). 

Memang untuk mendapatkan keuntungan dalam investasi saham, anda juga harus menggunakan strategi yang tepat (memilih saham yang benar), agar anda bisa mencetak 

Anda yang ingin bisa memilih saham untuk investasi, dan belajar analisis fundamental, anda bisa pelajari praktik dan analisis fundamental mulai level pemula sampai mahir disini: Belajar Investasi Saham Pemula - Expert PDF.

Mengapa saya katakan investasi saham memberikan kesempatan pelipatgandaan aset jangka panjang? Karena IHSG kita selama tren 5-10 tahun selalu naik / uptrend. Perhatikan chart IHSG 5 tahun berikut: 


IHSG
Anda bisa perhatikan IHSG yang selalu bergerak naik dalam jangka panjang, walaupun di dalam trennya tersebut, pasti juga terjadi tren turun. Ini adalah bagian dari fluktuatif harga saham. 

Memang tidak semua saham harganya naik mengikuti pergerakan IHSG jangka panjang. Oleh karena itu, seperti yang saya tuliskan sebelumnya, dalam investasi saham, anda juga harus mencari perusahaan yang bagus untuk investasi. 

Tentu saja sukses dalam investasi saham (dan juga dalam bidang apapun) tidak bisa diraih secara instan. Pasti ada proses belajar, dan menambah modal secara bertahap. 

2. Investasi saham sebagai passive income 

Investasi saham bisa menjadi sarana untuk mendapatkan passive income (pendapatan pasif). Yup, dari investasi saham yang anda lakukan, anda bisa mendapatkan dividen rutin setiap tahun. 

Buat anda yang ingin dapat passive income, anda bisa mencari dan memilah perusahaan2 yang memiliki kinerja baik dan rutin membagikan dividen setiap tahun. 

3. Kesempatan memiliki perusahaan yang bagus 

Dengan investasi saham, anda punya kesempatan untuk memiliki perusahaan yang punya kinerja bagus (dengan membeli sahamnya). Anda punya kesempatan untuk memiliki perusahaan2 ternama seperti Bank BCA, BNI, BRI. 

Atau perusahaan2 terkenal lainnya seperti Indofood, Telekomunikasi dan lain2. Dan tentunya, anda juga bisa mendapatkan profit jangka panjang dari saham2 tersebut (poin 1 dan 2). 

Jadi kalau anda sekarang ingin memulai investasi saham, namun anda masih ragu mengapa anda harus memulainya, maka kini saatnya anda harus mulai belajar investasi saham (analisis fundamental). 

Di web Saham Gain ini, saya juga sudah sering mengulas tentang analisis fundamental, termasuk praktik2 analisis fundamental saham yang saya terbitkan disini: Ebook Analisis Fundamental Saham. 

Beberapa dari anda mungkin bertanya: "Pak Heze, kalau saya diversifikasi di saham dan deposito bagaimana? Apakah dianjurkan? 

Tentu saja bisa. Tidak ada salahnya anda diversifikasi di saham dan deposito atau obligasi misalnya. Hal ini juga sudah pernah saya bahas disini: Perbandingan Profit Saham vs Deposito dan Cara Diversifikasi Modal: Saham, Deposito, dan Reksadana. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisa Teknikal untuk Saham Gorengan

Analisa Teknikal untuk Saham Gorengan

Bermacam-macam analisa teknikal yang selama ini kita kenal dan sering digunakan oleh trader yaitu indikator, candlestick, support-resisten, garis tren, dan berbagai macam analisis teknikal klasik lainnya. Baca juga: Praktik Analisa Teknikal Saham. 

Semua analisa teknikal tersebut digunakan untuk memprediksi saham2 yang punya potensi naik dalam jangka waktu tertentu (umumnya jangka pendek). Namun di dalam praktikknya, tidak semua jenis saham bisa dipraktikkan menggunakan analisa teknikal. 

Pernahkah anda menggunakan analisa teknikal untuk memprediksi satu saham, tetapi prediksi anda terus meleset berkali-kali dari analisa yang anda gunakan? Kalau analisa teknikal yang anda gunakan untuk memprediksi satu saham yang sama selalu meleset, kemungkinan besar, saham tersebut memang sulit diprediksi menggunakan analisa teknikal. 

Nah, saham-saham yang sulit diprediksi dengan analisa teknikal ini kemungkinan besar adalah SAHAM GORENGANSeperti apa itu saham gorengan dan ciri-cirinya? Anda bisa baca-baca kembali pos saya disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia

Salah satu pertanyaan rekan trader melalui WA tentang analisa teknikal untuk sham gorengan

Harus saya akui, analisa teknikal memang kurang cocok untuk saham-saham gorengan. (walaupun tetap ada analisa teknikal khusus untuk menganalisa saham lapis tiga yang akan naik). Secara umum, konsep saham gorengan berbeda dengan saham non-gorengan. 

Saham gorengan harganya dinaik-turunkan oleh bandar sesuka hati. Selain itu, mayoritas saham gorengan adalah saham-saham yang tidak likuid. Sudah sahamnya digoreng, mayoritas sahamnya tidak likuid. 

Sehingga pola grafik yang terbentuk di saham gorengan sangat tidak beraturan. Anda akan sulit menentukan mana titik support, mana titik resisten. Kalaupun ada titik support-resisten atau terlihat garis trennya, saham tersebut akan tetap sulit dipastikan apakah akan naik / turun ke level seperti yang anda analisis. 

Apalagi jika saham gorengan tersebut memiliki likuiditas yang jelek, dan volume transaksi yang sangat sedikit, sehingga fluktuatif dan spread harga sahamnya sangat tidak mendukung untuk trading. 

Hal ini berbeda dengan saham-saham LQ45 misalnya, yang punya pergerakan saham yang lebih bagus, di mana naik-turunnya saham seringkali sudah tercermin dalam pola support-resisten grafiknya. 

Namun bukan berarti saham gorengan 100% tidak bisa digunakan untuk trading. Sepeti yang saya tuliskan tadi, bahwa tetap ada analisa teknikal untuk memprediksi saham2 lapis tiga. 

Kombinasi pemilihan saham-saham gorengan yang lebih likuid, pola-pola saham lapis tiga yang berpotensi naik didukung dengan manajemen modal trading yang benar, akan bisa menghasilkan profit di saham-saham lapis tiga.  Baca juga: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. 

Nah, kalau anda adalah penganut analisa teknikal murni, maka anda harus bijaksana dalam memilih saham. Pilihlah saham-saham yang memang punya pergerakan yang bisa dianalisa menggunakan analisa teknikal. Pilihlah saham2 yang bergerak mengikuti analisa teknikal. Jangan memilih saham2 gorengan.

Tapi jika anda ingin mendalami seluk beluk saham gorengan, anda harus trading di saham lapis tiga dengan cara dan analisa yang benar. Jangan asal membeli saham-saham gorengan yang tidak likuid, apalagi membeli saham-saham gorengan yang baru melantai di Bursa, yang pergerakannya masih sangat liar. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengenal Short Selling Saham di Indonesia

Mengenal Short Selling Saham di Indonesia

Salah satu jenis transaksi saham yang pernah marak dan ramai diperbincangkan di pasar saham Indonesia maupun di dunia adalah transaksi short selling. Anda pasti pernah mendengar apa itu transaksi short selling. 

Omong2 soal transaksi short selling, tahukah anda apa itu short selling? Bagaimana mekanisme transaksi short selling? Dan mengapa transaksi short selling sekarang sudah tidak diperolehkan lagi oleh Bursa Efek Indonesia? Mari kita bahas bersama di pos ini.

Short selling istilah Indonesia-nya adalah jual kosong. Apa maksudnya jual kosong? Short selling adalah transaksi saham yang dilakukan dengan cara menjual saham, tanpa membeli / memiliki sahamnya terlebih dahulu. 

Karena trader belum memiliki barang ketika menjual, maka trader harus menebusnya, yaitu dengan cara membeli sahamnya ketika harganya turun. Dengan cara ini, trader akan mendapatkan keuntungan karena trader menjual saham di harga tinggi, dan menebus dengan cara membeli di harga rendah.

Kalau masih bingung, saya berikan ilustrasinya. Ali menjual saham AKKU di harga 90 sebanyak 100 lot. Artinya Ali mengeluarkan uang sebesar Rp900.000 (90 x 100 lembar x 100 lot).

Kemudian saat saham AKKu turun ke 80, Ali membelinya. Jadi Ali membeli saham AKKU dengan modal Rp800.000 ribu.  Dengan cara ini, Ali mendapatkan keuntungan sebesar Rp100.000 (900.000 - 800.000).

Nah masalahnya short selling ini dilakukan dengan cara meminjam uang dari kantor sekuritas alias margin. Jika anda belum tahu margin trading, silahkan baca pos: Margin Trading untuk Profit Lebih Besar. Jadi ketika trader menjual saham yang belum dimiliki, trader harus mengembalikan pinjaman sekuritas ini dengan cara membelinya saat harganya nanti turun. 

Yang jadi persoalan, transaksi short selling berpotensi merugikan pasar saham, trader dan sekuritas. Barangkali anda ingat saat tahun 2008, pasar saham kita sempat jatuh pada 2 minggu pertama di Bulan September 2008. 

Pada penutupan perdagangan 1 September 2008, IHSG berada di level 2.164,62. Sampa dengan 15 September 2008, IHSG turun 400 poin menjadiu 1.719,25. Akhirnya tanggal 30 September BEI mengumumkan menutup adanya transaksi short selling mulai tanggal 6 Oktober 2008.

Walaupun penyebab kejatuhan pasar saham kala itu bukan hanya dikarenakan short selling, namun short selling menjadi salah satu penyebab jatuhnya harga saham saat itu. 

Jadi, kalau sekarang anda mau coba transaksi short selling jangan berharap anda bisa melakukannya lagi. Baca juga: Order yang Dilarang di Pasar SahamBaca juga: Krisis Ekonomi 2018 dan Harga Saham.

Ada 2 hal yang menyebabkan mengapa transaksi short selling tidak diperbolehkan lagi. Kedua alasan tersebut adalah: 

1. Short selling menyebabkan force sell

Seperti yang katakan, short selling bisa dilakukan dengan cara meminjam uang dari kantor sekuritas alias ngutang. Nah pada short selling, trader berharap agar harga saham turun setelah melakukan jual kosong. Masalahnya, apakah harga saham nantinya benar2 akan turun atau justru malah balik naik?

Kalau ternyata harga saham tidak turun (baca: naik) setelah trader melakukan aksi jual, dan trader harus menebus harga sahamnya, trader akan rugi. Jadi trader harus menunggu harga saham turun agar bisa menebus dengan profit. Nah, kalau trader tidak menebus sampai batas waktu yang ditentukan, maka trader akan berpotensi terkena force sell.  

2. Short selling berpotensi menyebabkan kejatuhan harga saham dan IHSG 

Short selling yang dilakukan secara besar-besaran menyebabkan IHSG bisa jatuh dalam waktu cepat. Karena sesuai hukum permintaan dan penawaran, jika terjadi jual yang lebih daripada beli, maka harga akan turun. Nah, kalau aksi jual terjadi secara besar-besaran, anda bisa bayangkan sendiri kan apa yang terjadi? 

Inilah salah satu yang menyebabkan harga saham jatuh secara drastis pada bulan September 2008. Aksi short selling ini tentu sangat merugikan trader2 ritel. Inilah alasan mengapa short selling sudah tidak diperbolehkan lagi.

Itulah pengertian dan contoh kasus short sell yang pernah terjadi di pasar saham Indonesia. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Laporan Keuangan Perusahaan

Analisis Laporan Keuangan Perusahaan

Pada saat anda menganalisa saham-saham apa yang layak untuk dibeli, salah satu analisa penting yang harus anda lakukan adalah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Membaca laporan keuangan adalah bagian dari analisis fundamental. 

Analisis laporan keuangan adalah analisis yang mempelajari kondisi keuangan suatu perusahaan, sehingga anda bisa mendapatkan suatu kesimpulan apakah suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja keuangan yang sehat atau tidak. 

Anda yang memutuskan untuk terjun di dunia saham, sebenarnya anda harus paham membaca laporan keuangan. Walaupun anda seorang trader saham, minimal anda bisa membaca dan memahami laporan keuangan, karena analisis fundamental dibutuhkan oleh semua pebisnis saham. 

Bagi trader saham, menganalisis laporan keuangan bisa menjadi pelengkap dalam analisis trading anda. Hal ini karena seringkali saham2 yang punya kinerja bagus, pergerakan harga sahamnya cenderung lebih stabil, sehingga risikonya lebih kecil untuk trader. Pelajari juga: Perlukah Analisis Fundamental untuk Seorang Trader? 

Sedangkan untuk investor, analisis laporan keuangan adalah analisis UTAMA yang harus benar-benar anda pahami, karena analisis laporan keuangan adalah salah satu analisis yang menjadi dasar anda untuk memutuskan apakah suatu saham layak investasi atau tidak. 

Kalau anda ingin mempelajari laporan keuangan, maka anda harus memahami poin-poin penting di dalam analisis laporan keuangan. Yang harus anda pelajari dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 

- Membaca laporan keuangan 
- Memahami komponen-komponen dalam laporan keuangan
- Menganalisis rasio keuangan 
- Membaca perusahaan yang kinerja keuangannya baik / buruk
- Membaca laporan keuangan yang 'menjebak' investor 
- Membandingkan kinerja keuangan per sektor industri
- Mampu menginterpretasikan catatan atas laporan keuangan
- Memahami laporan keuangan untuk memilih saham bagus
- Memahami laporan keuangan untuk investasi saham 
- Memahami perusahaan yang unggul melalui laporan keuangan

Rekan-rekan yang ingin paham cara menganalisis laporan keuangan, plus strategi2 analisis fundamental untuk mencari saham2 yang layak diinvestasikan jangka panjang, anda bisa mempelajarinya disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

Dengan analisis laporan keuangan, anda sudah menguasai lebih 50% analisis fundamental. Dan sisanya yang perlu anda pahami adalah analisis fundamental kualitatif (mengenali perusahaan), dan analisis makro ekonomi, serta strategi2 kapan investasi saham. 

Buat anda yang mau belajar saham, jangan mengabaikan untuk mempelajari laporan keuangan perusahaan (selain belajar grafik saham). Untuk mendapatkan data laporan keuangan, anda bisa download dengan mudah melalui situs www.idx.co.id. 

Kalau anda bisa membaca laporan keuangan, anda nantinya akan bisa menginterpretasikan perusahaan mana yang bagus dan tidak untuk dibeli. Di media masa, anda bakalan sering disuguhkan berita-berita tentang kinerja keuangan perusahaan. 

Misalnya: PT A labanya naik sekian persen. PT B labanya turun sekian persen. PT C utangnya naik sekian persen. Dengan paham analisis laporan keuangan, anda bisa menganalisa lebih dalam, apakah perusahaan yang labanya naik memang layak investasi atau tidak. 

Anda juga bisa menganalisis komponen-komponen laba, darimana laba diperoleh? Sebaliknya, kalau laba turun, anda juga bisa menganalisa apa penyebbab penurunan laba? Apakah kenaikan / penurunan laba sinkron pada harga sahamnya?

Jadi dalam belajar saham, jangan melupakan atau mengabaikan cara membaca dan analisis laporan keuangan


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip untuk Trading

Saham Blue Chip untuk Trading

Sebagian trader saham yang ingin membeli saham yang aman untuk trading, trader biasanya akan cenderung untuk memilih saham blue chip. Adanya angapan bahwa saham blue chip cenderung aman,  akhirnya banyak mindset yang salah tentang saham blue chip.

Banyak trader menganggap kalau beli saham blue chip pasti aman, dan terhindar dari rugi seperti pada saham gorengan. Perlu anda ketahui, saham blue chip memang risikonya kecil. Tetapi tetap saja risikonya ada. 

Harga saham selalu bergerak fluktuatif (naik-turun). Besar kecilnya fluktuatif dipengaruhi oleh psikologis market, analisa teknikal, dan kondisi market. 

Sehingga, kalau anda membeli saham blue chip tanpa melakukan analisa (karena anda beranggapan blue chip pasti aman), maka anda pun akan terkena risiko nyangkut yang lebih besar. 

Faktanya, dalam kondisi market yang lagi lesu, banyak juga saham blue chip yang harganya turun terus. Atau ketika saham-saham blue chip terdapat berita laba turun pada laporan keuangan kuartalan / tahunannya, maka saham blue chip harganya biasanya juga ikut turun drastis. 

Saham UNVR
Contohnya seperti saham UNVR diatas (tanda persegi). Saat itu UNVR mengumumkan penurunan laba bersih, dan akhirnya diikuti dengan harga saham yang turun drastis saat itu. Ditambah lagi, UNVR saat itu sebelumnya sudah naik tinggi dan sulit untuk breakout.

Jadi kalau anda membeli UNVR saat di harga puncaknya tersebut, maka siap-siap saham UNVR anda koreksi drastis. 

Memang pada umumnya, saham blue chip yang turun, harganya lebih mudah balik naik, dan tren harganya juga lebih pasti dalam jangka menengah - panjang, dibandingkan kalau anda beli saham gorengan. Banyak saham gorengan yang setelah turun, ditinggal bandar sehingga harganya seolah sudah nggak bakalan naik lagi. 

Namun kalau anda ingin mendapatkan untung di saham, maka tentu saja anda harus melakukan analisa yang benar sebelum memutuskan untuk membeli saham, apapun jenis saham yang anda beli. Sehingga, anda bisa mendapatkan profit yang lebih maksimal. 

Jangan termakan dengan stigma saham blue chip adalah saham yang aman, sehingga anda membeli saham blue chip tanpa pertimbangan, dengan pendapat bahwa beli blue chip pasti untung. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Pribadi Trading Saham: Dulu dan Sekarang

Pengalaman Pribadi Trading Saham: Dulu dan Sekarang

Setelah jam trading tutup, saya menyempatkan diri untuk melihat-lihat kembali rincian trading saya di tahun-tahun sebelumnya. Jadi saya pribadi setiap kali beli dan jual pasti akan mencatatnya secara manual (tanggal beli, jual, beli dan jual di harga berapa, dan profit yang didapatkan). 

Hal ini sudah saya lakukan sejak pertama kali saya membeli saham. Jadi mulai data trading saham (beli dan jual) saya bertahun-tahun yang lalu, masih tersimpan di satu excel yang sama. Perlu bagi anda untuk membuat jurnal trading seperti ini. Saya pernah menuliskannya disini: Analisa Saham dengan Jurnal Trading. 

Kemudian saya membandingkan transaksi saham saya saat bertahun-tahun lalu (beberapa bulan pertama trading) dengan saat ini. Ternyata ada banyak sekali perubahan dalam trading saya. 

Kalau dulu saya trading hanya dengan modal receh, sekarang bisa trading dengan modal yang jauh lebih besar. Dulu nggak bisa beli saham blue chip (karena keterbatasan modal). Sekarang sudah bisa memiliki saham2 yang bagus dan likuid. 

Kalau dulu cuma berani profit beberapa persen, sekarang sudah berani profit lebih besar. Kualitas trading yang saya rasakan juga meningkat signifikan. Jika dulu saya beli saham-saham gorengan terus. Beli saham yang saya nggak tahu kenapa saya beli, sekarang bisa membeli saham dengan pertimbangan dan analisa yang jauh lebih baik. 

Kalau dulu banyak profit tapi banyak loss-nya juga, sekarang profit sudah jauh lebih konsisten, dan kerugian semakin kecil. 

Itulah sedikit banyak perkembangan trading yang saya rasakan. Lalu apa pelajaran yang bisa anda ambil dari pos ini? Tentu saja saya bukan sekedar cerita / curhat apalagi pamer, tapi setiap pos yang ingin saya sampaikan pada anda, pasti ada makna tersendiri yang bisa anda jadikan acuan untuk perkembangan trading saham anda.

Dalam trading saham, anda harus mencatat setiap trading yang anda jalangkan. Penting bagi anda untuk melakukan terus evaluasi trading. 

Anda harus tahu perkembangan trading saham yang sudah anda jalankan selama ini.  Anda harus membandingkan trading saham yang dulu anda jalankan dengan trading saham anda yang sekarang. Apakah: 

- Modal anda berkembang? 
- Saham yang anda beli semakin berkualitas?
- Kerugian anda semakin kecil?
- Profit anda sekarang lebih konsisten dan stabil?
- Cut loss anda sekarang sudah jarang dilakukan ketimbang dulu?
- Semakin sedikit saham2 gorengan di porto anda? 

Kalau cut loss anda dulu masih sebanyak sekarang. Itu artinya, anda harus merombak strategi trading anda. Jangan sampai jatuh di lubang yang sama. Kalau anda dulu anda suka beli saham gorengan, sekarang anda bisa profit lebih baik di saham2 yang lebih likuid, itu artinya anad harus pertahankan strategi anda. 

Ukuran-ukuran inilah yang secara garis besar sebenarnya bisa menentukan apakah trading anda berkembang, atau masih stagnan atau bahkan mengalami penurunan. Anda harus mengetahuinya. Jadi kalau anda selama ini belum pernah membandingkan historis trading anda, sekarang coba luangkan waktu anda. 

Dengan demikian, anda bisa melihat perkembangan trading anda, berdasarkan pengalaman anda sendiri, sehingga anda bisa melakukan evaluasi lebih lanjut pada trading anda. 

Anda tidak perlu menjadi trader perfect (karena tidak ada orang yang perfect). Anda tidak perlu iri dengan 'rumput tetangga yang lebih hijau'. Kalau anda mau tahu apakah trading anda lebih baik atau tidak, anda cukup membandingkan trading anda yang dulu dengan trading anda sekarang.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Rasa takut (fear) dalam trading saham pasti pernah dialami oleh semua trader. Anda yang sekarang sudah memiliki pengalaman trading, anda pasti merasakan rasa fear ini. Bagi sebagian trader mungkin akan bertanya-tanya: "Bung Heze, maksudnya rasa fear dalam trading saham itu yang seperti gimana ya?" 

Secara garis besar, rasa fear dalam trading dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Takut kehilangan dan takut ketinggalan.

TAKUT KEHILANGAN DALAM TRADING SAHAM

Takut kehilangan terjadi ketika saham yang anda miliki turun. Anda takut untuk cut loss. Atau sebaliknya, ketika saham anda turun, anda langsung cepat-cepat melakukan cut loss karena anda takut jika anda kehilangan modal anda lebih banyak. 

Padahal di satu sisi, anda mungkin hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda bisa naik lagi. Rasa takut ini yang sering sekali dialami oleh trader pemula. Baca juga: Saham Turun: Hold atau Cut Loss? 

Takut kehilangan juga bisa terjadi saat anda melihat saham tertentu harga turun terus. Di satu sisi, anda belum memiliki sahamnya. Karena saham turun terus, anda takut membeli sahamnya, anda takut kehilangan modal jika saham yang anda beli turun terus. Sehingga ketika saham tersebut sudah benar2 diskon, dan diakumulasi lagi, anda sudah ketinggalan momen. 

TAKUT KETINGGALAN DALAM TRADING SAHAM

Rasa takut ketinggalan terjadi ketika harga saham sedang naik tinggi-tingginya, dan anda belum memiliki sahamnya. Karena anda takut 'ketinggalan kereta', anda akhirnya memutuskan untuk membeli saham yang trennya sudah di harga puncak. 

Anda melihat saham yang lagi naik tinggi, dan anda takut kehilangan momentum di saham tersebut. Di satu sisi, anda melihat trader-trader yang sharing profit besar dari saham tersebut. 

Ujung2nya anda justru nyangkut di harga puncak, karena anda mengejar saham yang sebenarnya saham tersebut sudah naik sangat tinggi. Sesuai dengan konsep trading, tidak ada saham yang naik terus tanpa turun. Semakin tinggi saham naik (apalagi kalau anda belum pegang sahamnya), anda justru harus selalu menganalisa lebih lanjut, karena biasanya saham2 seperti ini punya potensi koreksi yang besar juga. 

Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya tentang konsep dasar trading disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.

Rasa takut dalam trading bisa diminimalkan dengan tiga cara: 

1. Pengalaman trading 

Semakin banyak pengalaman trading anda, rasa takut ini akan cenderung semakin berkurang. Hal ini sudah saya alami sendiri. Satu sampai tiga tahun pertama, melihat harga saham yang turun rasanya memang sangat mengerikan. Tapi setelah itu, saya sudah terbiasa melihat harga saham yang naik turun. 

2. Membeli saham yang benar 

Pengalaman trading saja tentu tidak cukup untuk mengurangi rasa takut dalam trading. Banyak trader yang sudah trading dengan rentang waktu yang cukup lama, tetapi banyak trader yang masih merasa takut ketika saham yang dibeli turun, atau sebaliknya, terus membeli saham-saham yang harganya sebenarnya sudah berpotensi untuk turun. 

Sehingga, banyak trader yang meskipun sudah memiliki pengalaman trading beberapa tahun, namun trader belum bisa mendapatkan profit yang  konsisten. 

Maka dari itu, selain pengalaman trading, anda harus tahu bagaimana cara membeli saham-saham yang benar. Lebih tepatnya membeli saham yang berkualitas, sesuai dengan analisa yang tepat. Saya pernah menuliskan strategi2 praktik analisis teknikal saham disini: Buku Saham. 

3. Psikologis trading yang benar 

Psikologis yang benar ana butuhkan agar anda bisa mengurangi rasa fear dalam trading saham, karena tanpa mempelajari psikologis trading yang benar, anda tidak akan bisa mengurangi rasa fear dalam trading. Cara menerapkan psikologis trading yang benar, anda bisa baca materinya disini: Psikologis dan Mindset Trading. Pahami bagaimana menerapkan mindset trading yang benar, so anda bisa memahami bagaimana cara berpikir dan analisa yang benar, sehingga anda bisa mengalahkan rasa fear tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.