Mengenal Short Selling Saham di Indonesia

Mengenal Short Selling Saham di Indonesia

Salah satu jenis transaksi saham yang pernah marak dan ramai diperbincangkan di pasar saham Indonesia maupun di dunia adalah transaksi short selling. Anda pasti pernah mendengar apa itu transaksi short selling. 

Omong2 soal transaksi short selling, tahukah anda apa itu short selling? Bagaimana mekanisme transaksi short selling? Dan mengapa transaksi short selling sekarang sudah tidak diperolehkan lagi oleh Bursa Efek Indonesia? Mari kita bahas bersama di pos ini.

Short selling istilah Indonesia-nya adalah jual kosong. Apa maksudnya jual kosong? Short selling adalah transaksi saham yang dilakukan dengan cara menjual saham, tanpa membeli / memiliki sahamnya terlebih dahulu. 

Karena trader belum memiliki barang ketika menjual, maka trader harus menebusnya, yaitu dengan cara membeli sahamnya ketika harganya turun. Dengan cara ini, trader akan mendapatkan keuntungan karena trader menjual saham di harga tinggi, dan menebus dengan cara membeli di harga rendah.

Kalau masih bingung, saya berikan ilustrasinya. Ali menjual saham AKKU di harga 90 sebanyak 100 lot. Artinya Ali mengeluarkan uang sebesar Rp900.000 (90 x 100 lembar x 100 lot).

Kemudian saat saham AKKu turun ke 80, Ali membelinya. Jadi Ali membeli saham AKKU dengan modal Rp800.000 ribu.  Dengan cara ini, Ali mendapatkan keuntungan sebesar Rp100.000 (900.000 - 800.000).

Nah masalahnya short selling ini dilakukan dengan cara meminjam uang dari kantor sekuritas alias margin. Jika anda belum tahu margin trading, silahkan baca pos: Margin Trading untuk Profit Lebih Besar. Jadi ketika trader menjual saham yang belum dimiliki, trader harus mengembalikan pinjaman sekuritas ini dengan cara membelinya saat harganya nanti turun. 

Yang jadi persoalan, transaksi short selling berpotensi merugikan pasar saham, trader dan sekuritas. Barangkali anda ingat saat tahun 2008, pasar saham kita sempat jatuh pada 2 minggu pertama di Bulan September 2008. 

Pada penutupan perdagangan 1 September 2008, IHSG berada di level 2.164,62. Sampa dengan 15 September 2008, IHSG turun 400 poin menjadiu 1.719,25. Akhirnya tanggal 30 September BEI mengumumkan menutup adanya transaksi short selling mulai tanggal 6 Oktober 2008.

Walaupun penyebab kejatuhan pasar saham kala itu bukan hanya dikarenakan short selling, namun short selling menjadi salah satu penyebab jatuhnya harga saham saat itu. 

Jadi, kalau sekarang anda mau coba transaksi short selling jangan berharap anda bisa melakukannya lagi. Baca juga: Order yang Dilarang di Pasar SahamBaca juga: Krisis Ekonomi 2018 dan Harga Saham.

Ada 2 hal yang menyebabkan mengapa transaksi short selling tidak diperbolehkan lagi. Kedua alasan tersebut adalah: 

1. Short selling menyebabkan force sell

Seperti yang katakan, short selling bisa dilakukan dengan cara meminjam uang dari kantor sekuritas alias ngutang. Nah pada short selling, trader berharap agar harga saham turun setelah melakukan jual kosong. Masalahnya, apakah harga saham nantinya benar2 akan turun atau justru malah balik naik?

Kalau ternyata harga saham tidak turun (baca: naik) setelah trader melakukan aksi jual, dan trader harus menebus harga sahamnya, trader akan rugi. Jadi trader harus menunggu harga saham turun agar bisa menebus dengan profit. Nah, kalau trader tidak menebus sampai batas waktu yang ditentukan, maka trader akan berpotensi terkena force sell.  

2. Short selling berpotensi menyebabkan kejatuhan harga saham dan IHSG 

Short selling yang dilakukan secara besar-besaran menyebabkan IHSG bisa jatuh dalam waktu cepat. Karena sesuai hukum permintaan dan penawaran, jika terjadi jual yang lebih daripada beli, maka harga akan turun. Nah, kalau aksi jual terjadi secara besar-besaran, anda bisa bayangkan sendiri kan apa yang terjadi? 

Inilah salah satu yang menyebabkan harga saham jatuh secara drastis pada bulan September 2008. Aksi short selling ini tentu sangat merugikan trader2 ritel. Inilah alasan mengapa short selling sudah tidak diperbolehkan lagi.

Itulah pengertian dan contoh kasus short sell yang pernah terjadi di pasar saham Indonesia. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Laporan Keuangan Perusahaan

Analisis Laporan Keuangan Perusahaan

Pada saat anda menganalisa saham-saham apa yang layak untuk dibeli, salah satu analisa penting yang harus anda lakukan adalah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Membaca laporan keuangan adalah bagian dari analisis fundamental. 

Analisis laporan keuangan adalah analisis yang mempelajari kondisi keuangan suatu perusahaan, sehingga anda bisa mendapatkan suatu kesimpulan apakah suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja keuangan yang sehat atau tidak. 

Anda yang memutuskan untuk terjun di dunia saham, sebenarnya anda harus paham membaca laporan keuangan. Walaupun anda seorang trader saham, minimal anda bisa membaca dan memahami laporan keuangan, karena analisis fundamental dibutuhkan oleh semua pebisnis saham. 

Bagi trader saham, menganalisis laporan keuangan bisa menjadi pelengkap dalam analisis trading anda. Hal ini karena seringkali saham2 yang punya kinerja bagus, pergerakan harga sahamnya cenderung lebih stabil, sehingga risikonya lebih kecil untuk trader. Pelajari juga: Perlukah Analisis Fundamental untuk Seorang Trader? 

Sedangkan untuk investor, analisis laporan keuangan adalah analisis UTAMA yang harus benar-benar anda pahami, karena analisis laporan keuangan adalah salah satu analisis yang menjadi dasar anda untuk memutuskan apakah suatu saham layak investasi atau tidak. 

Kalau anda ingin mempelajari laporan keuangan, maka anda harus memahami poin-poin penting di dalam analisis laporan keuangan. Yang harus anda pelajari dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: 

- Membaca laporan keuangan 
- Memahami komponen-komponen dalam laporan keuangan
- Menganalisis rasio keuangan 
- Membaca perusahaan yang kinerja keuangannya baik / buruk
- Membaca laporan keuangan yang 'menjebak' investor 
- Membandingkan kinerja keuangan per sektor industri
- Mampu menginterpretasikan catatan atas laporan keuangan
- Memahami laporan keuangan untuk memilih saham bagus
- Memahami laporan keuangan untuk investasi saham 
- Memahami perusahaan yang unggul melalui laporan keuangan

Rekan-rekan yang ingin paham cara menganalisis laporan keuangan, plus strategi2 analisis fundamental untuk mencari saham2 yang layak diinvestasikan jangka panjang, anda bisa mempelajarinya disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

Dengan analisis laporan keuangan, anda sudah menguasai lebih 50% analisis fundamental. Dan sisanya yang perlu anda pahami adalah analisis fundamental kualitatif (mengenali perusahaan), dan analisis makro ekonomi, serta strategi2 kapan investasi saham. 

Buat anda yang mau belajar saham, jangan mengabaikan untuk mempelajari laporan keuangan perusahaan (selain belajar grafik saham). Untuk mendapatkan data laporan keuangan, anda bisa download dengan mudah melalui situs www.idx.co.id. 

Kalau anda bisa membaca laporan keuangan, anda nantinya akan bisa menginterpretasikan perusahaan mana yang bagus dan tidak untuk dibeli. Di media masa, anda bakalan sering disuguhkan berita-berita tentang kinerja keuangan perusahaan. 

Misalnya: PT A labanya naik sekian persen. PT B labanya turun sekian persen. PT C utangnya naik sekian persen. Dengan paham analisis laporan keuangan, anda bisa menganalisa lebih dalam, apakah perusahaan yang labanya naik memang layak investasi atau tidak. 

Anda juga bisa menganalisis komponen-komponen laba, darimana laba diperoleh? Sebaliknya, kalau laba turun, anda juga bisa menganalisa apa penyebbab penurunan laba? Apakah kenaikan / penurunan laba sinkron pada harga sahamnya?

Jadi dalam belajar saham, jangan melupakan atau mengabaikan cara membaca dan analisis laporan keuangan


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip untuk Trading

Saham Blue Chip untuk Trading

Sebagian trader saham yang ingin membeli saham yang aman untuk trading, trader biasanya akan cenderung untuk memilih saham blue chip. Adanya angapan bahwa saham blue chip cenderung aman,  akhirnya banyak mindset yang salah tentang saham blue chip.

Banyak trader menganggap kalau beli saham blue chip pasti aman, dan terhindar dari rugi seperti pada saham gorengan. Perlu anda ketahui, saham blue chip memang risikonya kecil. Tetapi tetap saja risikonya ada. 

Harga saham selalu bergerak fluktuatif (naik-turun). Besar kecilnya fluktuatif dipengaruhi oleh psikologis market, analisa teknikal, dan kondisi market. 

Sehingga, kalau anda membeli saham blue chip tanpa melakukan analisa (karena anda beranggapan blue chip pasti aman), maka anda pun akan terkena risiko nyangkut yang lebih besar. 

Faktanya, dalam kondisi market yang lagi lesu, banyak juga saham blue chip yang harganya turun terus. Atau ketika saham-saham blue chip terdapat berita laba turun pada laporan keuangan kuartalan / tahunannya, maka saham blue chip harganya biasanya juga ikut turun drastis. 

Saham UNVR
Contohnya seperti saham UNVR diatas (tanda persegi). Saat itu UNVR mengumumkan penurunan laba bersih, dan akhirnya diikuti dengan harga saham yang turun drastis saat itu. Ditambah lagi, UNVR saat itu sebelumnya sudah naik tinggi dan sulit untuk breakout.

Jadi kalau anda membeli UNVR saat di harga puncaknya tersebut, maka siap-siap saham UNVR anda koreksi drastis. 

Memang pada umumnya, saham blue chip yang turun, harganya lebih mudah balik naik, dan tren harganya juga lebih pasti dalam jangka menengah - panjang, dibandingkan kalau anda beli saham gorengan. Banyak saham gorengan yang setelah turun, ditinggal bandar sehingga harganya seolah sudah nggak bakalan naik lagi. 

Namun kalau anda ingin mendapatkan untung di saham, maka tentu saja anda harus melakukan analisa yang benar sebelum memutuskan untuk membeli saham, apapun jenis saham yang anda beli. Sehingga, anda bisa mendapatkan profit yang lebih maksimal. 

Jangan termakan dengan stigma saham blue chip adalah saham yang aman, sehingga anda membeli saham blue chip tanpa pertimbangan, dengan pendapat bahwa beli blue chip pasti untung. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Pribadi Trading Saham: Dulu dan Sekarang

Pengalaman Pribadi Trading Saham: Dulu dan Sekarang

Setelah jam trading tutup, saya menyempatkan diri untuk melihat-lihat kembali rincian trading saya di tahun-tahun sebelumnya. Jadi saya pribadi setiap kali beli dan jual pasti akan mencatatnya secara manual (tanggal beli, jual, beli dan jual di harga berapa, dan profit yang didapatkan). 

Hal ini sudah saya lakukan sejak pertama kali saya membeli saham. Jadi mulai data trading saham (beli dan jual) saya bertahun-tahun yang lalu, masih tersimpan di satu excel yang sama. Perlu bagi anda untuk membuat jurnal trading seperti ini. Saya pernah menuliskannya disini: Analisa Saham dengan Jurnal Trading. 

Kemudian saya membandingkan transaksi saham saya saat bertahun-tahun lalu (beberapa bulan pertama trading) dengan saat ini. Ternyata ada banyak sekali perubahan dalam trading saya. 

Kalau dulu saya trading hanya dengan modal receh, sekarang bisa trading dengan modal yang jauh lebih besar. Dulu nggak bisa beli saham blue chip (karena keterbatasan modal). Sekarang sudah bisa memiliki saham2 yang bagus dan likuid. 

Kalau dulu cuma berani profit beberapa persen, sekarang sudah berani profit lebih besar. Kualitas trading yang saya rasakan juga meningkat signifikan. Jika dulu saya beli saham-saham gorengan terus. Beli saham yang saya nggak tahu kenapa saya beli, sekarang bisa membeli saham dengan pertimbangan dan analisa yang jauh lebih baik. 

Kalau dulu banyak profit tapi banyak loss-nya juga, sekarang profit sudah jauh lebih konsisten, dan kerugian semakin kecil. 

Itulah sedikit banyak perkembangan trading yang saya rasakan. Lalu apa pelajaran yang bisa anda ambil dari pos ini? Tentu saja saya bukan sekedar cerita / curhat apalagi pamer, tapi setiap pos yang ingin saya sampaikan pada anda, pasti ada makna tersendiri yang bisa anda jadikan acuan untuk perkembangan trading saham anda.

Dalam trading saham, anda harus mencatat setiap trading yang anda jalangkan. Penting bagi anda untuk melakukan terus evaluasi trading. 

Anda harus tahu perkembangan trading saham yang sudah anda jalankan selama ini.  Anda harus membandingkan trading saham yang dulu anda jalankan dengan trading saham anda yang sekarang. Apakah: 

- Modal anda berkembang? 
- Saham yang anda beli semakin berkualitas?
- Kerugian anda semakin kecil?
- Profit anda sekarang lebih konsisten dan stabil?
- Cut loss anda sekarang sudah jarang dilakukan ketimbang dulu?
- Semakin sedikit saham2 gorengan di porto anda? 

Kalau cut loss anda dulu masih sebanyak sekarang. Itu artinya, anda harus merombak strategi trading anda. Jangan sampai jatuh di lubang yang sama. Kalau anda dulu anda suka beli saham gorengan, sekarang anda bisa profit lebih baik di saham2 yang lebih likuid, itu artinya anad harus pertahankan strategi anda. 

Ukuran-ukuran inilah yang secara garis besar sebenarnya bisa menentukan apakah trading anda berkembang, atau masih stagnan atau bahkan mengalami penurunan. Anda harus mengetahuinya. Jadi kalau anda selama ini belum pernah membandingkan historis trading anda, sekarang coba luangkan waktu anda. 

Dengan demikian, anda bisa melihat perkembangan trading anda, berdasarkan pengalaman anda sendiri, sehingga anda bisa melakukan evaluasi lebih lanjut pada trading anda. 

Anda tidak perlu menjadi trader perfect (karena tidak ada orang yang perfect). Anda tidak perlu iri dengan 'rumput tetangga yang lebih hijau'. Kalau anda mau tahu apakah trading anda lebih baik atau tidak, anda cukup membandingkan trading anda yang dulu dengan trading anda sekarang.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Rasa takut (fear) dalam trading saham pasti pernah dialami oleh semua trader. Anda yang sekarang sudah memiliki pengalaman trading, anda pasti merasakan rasa fear ini. Bagi sebagian trader mungkin akan bertanya-tanya: "Bung Heze, maksudnya rasa fear dalam trading saham itu yang seperti gimana ya?" 

Secara garis besar, rasa fear dalam trading dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Takut kehilangan dan takut ketinggalan.

TAKUT KEHILANGAN DALAM TRADING SAHAM

Takut kehilangan terjadi ketika saham yang anda miliki turun. Anda takut untuk cut loss. Atau sebaliknya, ketika saham anda turun, anda langsung cepat-cepat melakukan cut loss karena anda takut jika anda kehilangan modal anda lebih banyak. 

Padahal di satu sisi, anda mungkin hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda bisa naik lagi. Rasa takut ini yang sering sekali dialami oleh trader pemula. Baca juga: Saham Turun: Hold atau Cut Loss? 

Takut kehilangan juga bisa terjadi saat anda melihat saham tertentu harga turun terus. Di satu sisi, anda belum memiliki sahamnya. Karena saham turun terus, anda takut membeli sahamnya, anda takut kehilangan modal jika saham yang anda beli turun terus. Sehingga ketika saham tersebut sudah benar2 diskon, dan diakumulasi lagi, anda sudah ketinggalan momen. 

TAKUT KETINGGALAN DALAM TRADING SAHAM

Rasa takut ketinggalan terjadi ketika harga saham sedang naik tinggi-tingginya, dan anda belum memiliki sahamnya. Karena anda takut 'ketinggalan kereta', anda akhirnya memutuskan untuk membeli saham yang trennya sudah di harga puncak. 

Anda melihat saham yang lagi naik tinggi, dan anda takut kehilangan momentum di saham tersebut. Di satu sisi, anda melihat trader-trader yang sharing profit besar dari saham tersebut. 

Ujung2nya anda justru nyangkut di harga puncak, karena anda mengejar saham yang sebenarnya saham tersebut sudah naik sangat tinggi. Sesuai dengan konsep trading, tidak ada saham yang naik terus tanpa turun. Semakin tinggi saham naik (apalagi kalau anda belum pegang sahamnya), anda justru harus selalu menganalisa lebih lanjut, karena biasanya saham2 seperti ini punya potensi koreksi yang besar juga. 

Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya tentang konsep dasar trading disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.

Rasa takut dalam trading bisa diminimalkan dengan tiga cara: 

1. Pengalaman trading 

Semakin banyak pengalaman trading anda, rasa takut ini akan cenderung semakin berkurang. Hal ini sudah saya alami sendiri. Satu sampai tiga tahun pertama, melihat harga saham yang turun rasanya memang sangat mengerikan. Tapi setelah itu, saya sudah terbiasa melihat harga saham yang naik turun. 

2. Membeli saham yang benar 

Pengalaman trading saja tentu tidak cukup untuk mengurangi rasa takut dalam trading. Banyak trader yang sudah trading dengan rentang waktu yang cukup lama, tetapi banyak trader yang masih merasa takut ketika saham yang dibeli turun, atau sebaliknya, terus membeli saham-saham yang harganya sebenarnya sudah berpotensi untuk turun. 

Sehingga, banyak trader yang meskipun sudah memiliki pengalaman trading beberapa tahun, namun trader belum bisa mendapatkan profit yang  konsisten. 

Maka dari itu, selain pengalaman trading, anda harus tahu bagaimana cara membeli saham-saham yang benar. Lebih tepatnya membeli saham yang berkualitas, sesuai dengan analisa yang tepat. Saya pernah menuliskan strategi2 praktik analisis teknikal saham disini: Buku Saham. 

3. Psikologis trading yang benar 

Psikologis yang benar ana butuhkan agar anda bisa mengurangi rasa fear dalam trading saham, karena tanpa mempelajari psikologis trading yang benar, anda tidak akan bisa mengurangi rasa fear dalam trading. Cara menerapkan psikologis trading yang benar, anda bisa baca materinya disini: Psikologis dan Mindset Trading. Pahami bagaimana menerapkan mindset trading yang benar, so anda bisa memahami bagaimana cara berpikir dan analisa yang benar, sehingga anda bisa mengalahkan rasa fear tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Ebook Belajar Saham Terbaru

Ebook Belajar Saham Terbaru

Teman-teman yang bisa mendapatkan profit secara mandiri dari trading dan investasi dan mampu mencari saham2 yang bagus secara otodidak, di web Saham Gain ini saya memberikan praktik2 dan strategi2 mencari saham2 yang bagus, praktik2 trading yang didasarkan pada pengalaman pribadi. 

Untuk anda yang ingin menguasai dan mendapatkan profit dari trading saham, saya menerbitkan 3 ebook full praktik trading saham untuk anda, yang berisi konten-konten dan strategi yang berbeda dan variatif. Anda bisa mendapatkannya disini: 



Saat ini, sudah ada ebook saham terbitan terbaru (ebook keempat), yang khusus mempelajari praktik2 untuk INVESTASI saham jangka panjang (diatas satu tahun). Anda bisa mendapatkan ebook saham terbaru berikut: 


Kalau pada 3 ebook sebelumnya, saya membahas praktik2 trading, ebook analisis fundamental terbaru ini khusus mempelajari cara memilih saham untuk jangka panjang. Berikut cover ebooknya: 

Ebook Analisis Fundamental
Ebook ini saya susun sebagai solusi untuk rekan-rekan yang ingin mendapatkan profit dari investasi saham, termasuk passive income di saham, namun masih bingung bagaimana cara memilih saham2 yang tepat untuk investasi. Jadi secara garis besar, ebook analisis fundamental saham ini membahas: 

1. Cara menganalisis fundamental perusahaan 
2. Cara memilih income stock, value stock, growth stock, blue chip
3. Cara mencari saham tahan banting terhadap koreksi market
4. Cara menghitung harga wajar dan valuasi saham
5. Full praktik membaca laporan keuangan untuk investasi saham 
6. Strategi & waktu yang tepat untuk membeli saham 
7. Kapan waktu yang tepat untuk take profit dari investasi anda
8. Manajemen modal & strategi diversifikasi investasi saham
9. Memaksimalkan profit dari investasi saham
10. Bonus kalkukator excel untuk hitung harga wajar saham 
10. Dan masih banyak lainnya 

Anda bisa melihat review dan mendapatkan ebooknya disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

Sama seperti ebook2 terbitan lainnya, kita lebih banyak melakukan praktik secara komprehensif yang simpel dan mudah diterapkan. 

Karena tujuan anda membeli saham adalah mendapatkan profit, maka ebook ini mengarahkan anda supaya anda bisa menganalisa fundamental dan memilih saham untuk investasi. 

Kalau anda ingin langsung mendapatkan ebooknya, berikut langkah2nya:

1. Pembayaran dilakukan melalui transfer via bank lokal (BCA atau BRI)
- BCA = 440 - 1315378 
- BRI = 0172 - 01 - 044985 - 50 - 8
Atas nama: El Hezekiah Sabbat
Harga Ebook = Rp155.000

2. Setelah transfer, konfirmasi kembali via email: 401xdssh@gmail.com atau WA atau Telegram: 087859520042 untuk proses pengiriman ebook. Selain ebook, anda juga dapat free kalkulator saham untuk menghitung harga wajar, serta screening ukuran-ukuran fundamental untuk investasi.

3. Jangan lupa untuk mengirimkan foto screen shoot bukti pembayaran.

Fasilitas lain yang anda dapatkan selain ebook

1. Kalkulator saham (hitung harga wajar & screening fundamental)
2. Konsultasi gratis via email atau WA saya
3. Free update ebook terbaru


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Tipikal Saham yang Jelek

Tipikal Saham yang Jelek

Dalam trading saham, untuk mendapatkan profit anda harus mencari saham2 yang bisa bergerak naik, dan saham2 tersebut bisa anda pelajari pola-polanya dengan analisis teknikal sesuai trading plan anda.

Saham2 yang bisa memberikan anda profit, dan anda bisa mentradingkan sahamnya secara lebih nyaman, adalah tipikal saham yang menguntungkan untuk anda. Pelajari juga praktik dan strategi2 analisis teknikal disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Untuk mendapatkan profit maksimal di saham, anda juga harus paham time-tipe saham yang jelek / tidak layak ditradingkan. 

Karena dengan memahami saham yang pergerakannya jelek, anda bisa menghindari saham2 tersebut, atau setidaknya anda tidak perlu membeli saham2 tersebut dalam jumlah besar, sehingga anda bisa meminimalkan risiko trading. Hal ini bisa anda lakukan dengan SCREENING SAHAM. 

Anda yang ingin memahami cara-cara screening saham yang bagus dan saham yang jelek, supaya anda bisa pelajari praktik2 dan strateginya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Stock Pick.

Ada banyak tipikal saham jelek yang berisiko untuk trader khususnya untuk tipikal buy and hold. Namun salah satu tipikal saham yang jelek yang perlu anda pahami adalah: Saham yang tidak cocok dengan karakter pribadi anda.

"Apa maksudnya Pak Heze?" Tanya anda

Ketika anda menganalisa saham tetapi anda tidak paham dengan analisa teknikal saham tersebut (anda bingung dengan pola teknikalnya, support-resisten menurut anda tidak jelas). 

Atau anda sering rugi trading di saham yang sama, maka bisa jadi saham tersebut adalah tipikal saham yang jelek untuk anda. 

Tapi harus anda ingat, saham yang tipikalnya jelek untuk anda, belum tentu saham tersebut jelek untuk trader lain. Itulah pentingnya anda harus selalu melakukan praktik trading sendiri (beli-jual, analisa otodidak, bukan hanya mencontek beli saham berdasarkan kata "pakar").

Karena dengan trading sendiri (beli jual saham), anda akan tahu saham mana yang cocok dan tidak cocok untuk anda. Nah, kalau ada saham yang selalu membuat anda rugi (salah prediksi berkali-kali), atau anda tidak paham dengan pola teknikal sahamnya, maka anda bisa memutuskan untuk mencari saham lain. 

Memang kalau anda rugi di suatu saham, belum tentu saham tersebut tidak cocok untuk anda. Bisa jadi anda memang belum memahami cara membaca analisis teknikal (terutama support-resisten dan indikator). 

Jadi kalau anda rugi di suatu saham, anda harus cross cek dulu, apakah anda sudah melakukan analisis teknikal, dan apakah anda sudah paham cara menginterpretasikan analisis teknikal. Itulah kenapa di pos ini: Kombinasi Screening Saham & Analisa Teknikal, saya menuliskan betapa pentingnya memahami analisa teknikal di dalam screening saham.

Kalau memang setelah anda menganalisa, dan pergerakan saham selalu tidak sejalan dengan tren, maka mungkin saham tersebut bisa disimpulkan tidak cocok untuk anda. Tapi kalau anda salah melakukan analisis teknikal, maka anda harus perdalam ilmu teknikal anda. 

Kesimpulannya: Tipikal saham yang jelek bisa anda lihat melalui kriteria-kriteria / pola teknikal tertentu. Selain itu, anda bisa mengetahui tipikal saham yang tidak cocok jika anda praktik sendiri bagaimana menganalisa dan membeli saham secara mandiri. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.