Pengalaman Pribadi Trading Saham: Dulu dan Sekarang

Pengalaman Pribadi Trading Saham: Dulu dan Sekarang

Setelah jam trading tutup, saya menyempatkan diri untuk melihat-lihat kembali rincian trading saya di tahun-tahun sebelumnya. Jadi saya pribadi setiap kali beli dan jual pasti akan mencatatnya secara manual (tanggal beli, jual, beli dan jual di harga berapa, dan profit yang didapatkan). 

Hal ini sudah saya lakukan sejak pertama kali saya membeli saham. Jadi mulai data trading saham (beli dan jual) saya bertahun-tahun yang lalu, masih tersimpan di satu excel yang sama. Perlu bagi anda untuk membuat jurnal trading seperti ini. Saya pernah menuliskannya disini: Analisa Saham dengan Jurnal Trading. 

Kemudian saya membandingkan transaksi saham saya saat bertahun-tahun lalu (beberapa bulan pertama trading) dengan saat ini. Ternyata ada banyak sekali perubahan dalam trading saya. 

Kalau dulu saya trading hanya dengan modal receh, sekarang bisa trading dengan modal yang jauh lebih besar. Dulu nggak bisa beli saham blue chip (karena keterbatasan modal). Sekarang sudah bisa memiliki saham2 yang bagus dan likuid. 

Kalau dulu cuma berani profit beberapa persen, sekarang sudah berani profit lebih besar. Kualitas trading yang saya rasakan juga meningkat signifikan. Jika dulu saya beli saham-saham gorengan terus. Beli saham yang saya nggak tahu kenapa saya beli, sekarang bisa membeli saham dengan pertimbangan dan analisa yang jauh lebih baik. 

Kalau dulu banyak profit tapi banyak loss-nya juga, sekarang profit sudah jauh lebih konsisten, dan kerugian semakin kecil. 

Itulah sedikit banyak perkembangan trading yang saya rasakan. Lalu apa pelajaran yang bisa anda ambil dari pos ini? Tentu saja saya bukan sekedar cerita / curhat apalagi pamer, tapi setiap pos yang ingin saya sampaikan pada anda, pasti ada makna tersendiri yang bisa anda jadikan acuan untuk perkembangan trading saham anda.

Dalam trading saham, anda harus mencatat setiap trading yang anda jalangkan. Penting bagi anda untuk melakukan terus evaluasi trading. 

Anda harus tahu perkembangan trading saham yang sudah anda jalankan selama ini.  Anda harus membandingkan trading saham yang dulu anda jalankan dengan trading saham anda yang sekarang. Apakah: 

- Modal anda berkembang? 
- Saham yang anda beli semakin berkualitas?
- Kerugian anda semakin kecil?
- Profit anda sekarang lebih konsisten dan stabil?
- Cut loss anda sekarang sudah jarang dilakukan ketimbang dulu?
- Semakin sedikit saham2 gorengan di porto anda? 

Kalau cut loss anda dulu masih sebanyak sekarang. Itu artinya, anda harus merombak strategi trading anda. Jangan sampai jatuh di lubang yang sama. Kalau anda dulu anda suka beli saham gorengan, sekarang anda bisa profit lebih baik di saham2 yang lebih likuid, itu artinya anad harus pertahankan strategi anda. 

Ukuran-ukuran inilah yang secara garis besar sebenarnya bisa menentukan apakah trading anda berkembang, atau masih stagnan atau bahkan mengalami penurunan. Anda harus mengetahuinya. Jadi kalau anda selama ini belum pernah membandingkan historis trading anda, sekarang coba luangkan waktu anda. 

Dengan demikian, anda bisa melihat perkembangan trading anda, berdasarkan pengalaman anda sendiri, sehingga anda bisa melakukan evaluasi lebih lanjut pada trading anda. 

Anda tidak perlu menjadi trader perfect (karena tidak ada orang yang perfect). Anda tidak perlu iri dengan 'rumput tetangga yang lebih hijau'. Kalau anda mau tahu apakah trading anda lebih baik atau tidak, anda cukup membandingkan trading anda yang dulu dengan trading anda sekarang.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Rasa takut (fear) dalam trading saham pasti pernah dialami oleh semua trader. Anda yang sekarang sudah memiliki pengalaman trading, anda pasti merasakan rasa fear ini. Bagi sebagian trader mungkin akan bertanya-tanya: "Bung Heze, maksudnya rasa fear dalam trading saham itu yang seperti gimana ya?" 

Secara garis besar, rasa fear dalam trading dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Takut kehilangan dan takut ketinggalan.

TAKUT KEHILANGAN DALAM TRADING SAHAM

Takut kehilangan terjadi ketika saham yang anda miliki turun. Anda takut untuk cut loss. Atau sebaliknya, ketika saham anda turun, anda langsung cepat-cepat melakukan cut loss karena anda takut jika anda kehilangan modal anda lebih banyak. 

Padahal di satu sisi, anda mungkin hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda bisa naik lagi. Rasa takut ini yang sering sekali dialami oleh trader pemula. Baca juga: Saham Turun: Hold atau Cut Loss? 

Takut kehilangan juga bisa terjadi saat anda melihat saham tertentu harga turun terus. Di satu sisi, anda belum memiliki sahamnya. Karena saham turun terus, anda takut membeli sahamnya, anda takut kehilangan modal jika saham yang anda beli turun terus. Sehingga ketika saham tersebut sudah benar2 diskon, dan diakumulasi lagi, anda sudah ketinggalan momen. 

TAKUT KETINGGALAN DALAM TRADING SAHAM

Rasa takut ketinggalan terjadi ketika harga saham sedang naik tinggi-tingginya, dan anda belum memiliki sahamnya. Karena anda takut 'ketinggalan kereta', anda akhirnya memutuskan untuk membeli saham yang trennya sudah di harga puncak. 

Anda melihat saham yang lagi naik tinggi, dan anda takut kehilangan momentum di saham tersebut. Di satu sisi, anda melihat trader-trader yang sharing profit besar dari saham tersebut. 

Ujung2nya anda justru nyangkut di harga puncak, karena anda mengejar saham yang sebenarnya saham tersebut sudah naik sangat tinggi. Sesuai dengan konsep trading, tidak ada saham yang naik terus tanpa turun. Semakin tinggi saham naik (apalagi kalau anda belum pegang sahamnya), anda justru harus selalu menganalisa lebih lanjut, karena biasanya saham2 seperti ini punya potensi koreksi yang besar juga. 

Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya tentang konsep dasar trading disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.

Rasa takut dalam trading bisa diminimalkan dengan tiga cara: 

1. Pengalaman trading 

Semakin banyak pengalaman trading anda, rasa takut ini akan cenderung semakin berkurang. Hal ini sudah saya alami sendiri. Satu sampai tiga tahun pertama, melihat harga saham yang turun rasanya memang sangat mengerikan. Tapi setelah itu, saya sudah terbiasa melihat harga saham yang naik turun. 

2. Membeli saham yang benar 

Pengalaman trading saja tentu tidak cukup untuk mengurangi rasa takut dalam trading. Banyak trader yang sudah trading dengan rentang waktu yang cukup lama, tetapi banyak trader yang masih merasa takut ketika saham yang dibeli turun, atau sebaliknya, terus membeli saham-saham yang harganya sebenarnya sudah berpotensi untuk turun. 

Sehingga, banyak trader yang meskipun sudah memiliki pengalaman trading beberapa tahun, namun trader belum bisa mendapatkan profit yang  konsisten. 

Maka dari itu, selain pengalaman trading, anda harus tahu bagaimana cara membeli saham-saham yang benar. Lebih tepatnya membeli saham yang berkualitas, sesuai dengan analisa yang tepat. Saya pernah menuliskan strategi2 praktik analisis teknikal saham disini: Buku Saham. 

3. Psikologis trading yang benar 

Psikologis yang benar ana butuhkan agar anda bisa mengurangi rasa fear dalam trading saham, karena tanpa mempelajari psikologis trading yang benar, anda tidak akan bisa mengurangi rasa fear dalam trading. Cara menerapkan psikologis trading yang benar, anda bisa baca materinya disini: Psikologis dan Mindset Trading. Pahami bagaimana menerapkan mindset trading yang benar, so anda bisa memahami bagaimana cara berpikir dan analisa yang benar, sehingga anda bisa mengalahkan rasa fear tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Ebook Belajar Saham Terbaru

Ebook Belajar Saham Terbaru

Teman-teman yang bisa mendapatkan profit secara mandiri dari trading dan investasi dan mampu mencari saham2 yang bagus secara otodidak, di web Saham Gain ini saya memberikan praktik2 dan strategi2 mencari saham2 yang bagus, praktik2 trading yang didasarkan pada pengalaman pribadi. 

Untuk anda yang ingin menguasai dan mendapatkan profit dari trading saham, saya menerbitkan 3 ebook full praktik trading saham untuk anda, yang berisi konten-konten dan strategi yang berbeda dan variatif. Anda bisa mendapatkannya disini: 



Saat ini, sudah ada ebook saham terbitan terbaru (ebook keempat), yang khusus mempelajari praktik2 untuk INVESTASI saham jangka panjang (diatas satu tahun). Anda bisa mendapatkan ebook saham terbaru berikut: 


Kalau pada 3 ebook sebelumnya, saya membahas praktik2 trading, ebook analisis fundamental terbaru ini khusus mempelajari cara memilih saham untuk jangka panjang. Berikut cover ebooknya: 

Ebook Analisis Fundamental
Ebook ini saya susun sebagai solusi untuk rekan-rekan yang ingin mendapatkan profit dari investasi saham, termasuk passive income di saham, namun masih bingung bagaimana cara memilih saham2 yang tepat untuk investasi. Jadi secara garis besar, ebook analisis fundamental saham ini membahas: 

1. Cara menganalisis fundamental perusahaan 
2. Cara memilih income stock, value stock, growth stock, blue chip
3. Cara mencari saham tahan banting terhadap koreksi market
4. Cara menghitung harga wajar dan valuasi saham
5. Full praktik membaca laporan keuangan untuk investasi saham 
6. Strategi & waktu yang tepat untuk membeli saham 
7. Kapan waktu yang tepat untuk take profit dari investasi anda
8. Manajemen modal & strategi diversifikasi investasi saham
9. Memaksimalkan profit dari investasi saham
10. Bonus kalkukator excel untuk hitung harga wajar saham 
10. Dan masih banyak lainnya 

Anda bisa melihat review dan mendapatkan ebooknya disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

Sama seperti ebook2 terbitan lainnya, kita lebih banyak melakukan praktik secara komprehensif yang simpel dan mudah diterapkan. 

Karena tujuan anda membeli saham adalah mendapatkan profit, maka ebook ini mengarahkan anda supaya anda bisa menganalisa fundamental dan memilih saham untuk investasi. 

Kalau anda ingin langsung mendapatkan ebooknya, berikut langkah2nya:

1. Pembayaran dilakukan melalui transfer via bank lokal (BCA atau BRI)
- BCA = 440 - 1315378 
- BRI = 0172 - 01 - 044985 - 50 - 8
Atas nama: El Hezekiah Sabbat
Harga Ebook = Rp155.000

2. Setelah transfer, konfirmasi kembali via email: 401xdssh@gmail.com atau WA atau Telegram: 087859520042 untuk proses pengiriman ebook. Selain ebook, anda juga dapat free kalkulator saham untuk menghitung harga wajar, serta screening ukuran-ukuran fundamental untuk investasi.

3. Jangan lupa untuk mengirimkan foto screen shoot bukti pembayaran.

Fasilitas lain yang anda dapatkan selain ebook

1. Kalkulator saham (hitung harga wajar & screening fundamental)
2. Konsultasi gratis via email atau WA saya
3. Free update ebook terbaru


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Tipikal Saham yang Jelek

Tipikal Saham yang Jelek

Dalam trading saham, untuk mendapatkan profit anda harus mencari saham2 yang bisa bergerak naik, dan saham2 tersebut bisa anda pelajari pola-polanya dengan analisis teknikal sesuai trading plan anda.

Saham2 yang bisa memberikan anda profit, dan anda bisa mentradingkan sahamnya secara lebih nyaman, adalah tipikal saham yang menguntungkan untuk anda. Pelajari juga praktik dan strategi2 analisis teknikal disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Untuk mendapatkan profit maksimal di saham, anda juga harus paham time-tipe saham yang jelek / tidak layak ditradingkan. 

Karena dengan memahami saham yang pergerakannya jelek, anda bisa menghindari saham2 tersebut, atau setidaknya anda tidak perlu membeli saham2 tersebut dalam jumlah besar, sehingga anda bisa meminimalkan risiko trading. Hal ini bisa anda lakukan dengan SCREENING SAHAM. 

Anda yang ingin memahami cara-cara screening saham yang bagus dan saham yang jelek, supaya anda bisa pelajari praktik2 dan strateginya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Stock Pick.

Ada banyak tipikal saham jelek yang berisiko untuk trader khususnya untuk tipikal buy and hold. Namun salah satu tipikal saham yang jelek yang perlu anda pahami adalah: Saham yang tidak cocok dengan karakter pribadi anda.

"Apa maksudnya Pak Heze?" Tanya anda

Ketika anda menganalisa saham tetapi anda tidak paham dengan analisa teknikal saham tersebut (anda bingung dengan pola teknikalnya, support-resisten menurut anda tidak jelas). 

Atau anda sering rugi trading di saham yang sama, maka bisa jadi saham tersebut adalah tipikal saham yang jelek untuk anda. 

Tapi harus anda ingat, saham yang tipikalnya jelek untuk anda, belum tentu saham tersebut jelek untuk trader lain. Itulah pentingnya anda harus selalu melakukan praktik trading sendiri (beli-jual, analisa otodidak, bukan hanya mencontek beli saham berdasarkan kata "pakar").

Karena dengan trading sendiri (beli jual saham), anda akan tahu saham mana yang cocok dan tidak cocok untuk anda. Nah, kalau ada saham yang selalu membuat anda rugi (salah prediksi berkali-kali), atau anda tidak paham dengan pola teknikal sahamnya, maka anda bisa memutuskan untuk mencari saham lain. 

Memang kalau anda rugi di suatu saham, belum tentu saham tersebut tidak cocok untuk anda. Bisa jadi anda memang belum memahami cara membaca analisis teknikal (terutama support-resisten dan indikator). 

Jadi kalau anda rugi di suatu saham, anda harus cross cek dulu, apakah anda sudah melakukan analisis teknikal, dan apakah anda sudah paham cara menginterpretasikan analisis teknikal. Itulah kenapa di pos ini: Kombinasi Screening Saham & Analisa Teknikal, saya menuliskan betapa pentingnya memahami analisa teknikal di dalam screening saham.

Kalau memang setelah anda menganalisa, dan pergerakan saham selalu tidak sejalan dengan tren, maka mungkin saham tersebut bisa disimpulkan tidak cocok untuk anda. Tapi kalau anda salah melakukan analisis teknikal, maka anda harus perdalam ilmu teknikal anda. 

Kesimpulannya: Tipikal saham yang jelek bisa anda lihat melalui kriteria-kriteria / pola teknikal tertentu. Selain itu, anda bisa mengetahui tipikal saham yang tidak cocok jika anda praktik sendiri bagaimana menganalisa dan membeli saham secara mandiri. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Saham: Book Value of Equity

Analisis Saham: Book Value of Equity

Beberapa waktu lalu ada seorang rekan pembaca web Saham Gain ini yang sedang menganalisa laporan keuangan dan bertanya tentang letak dan cara mencari book value of equity di laporan keuangan. 

Ada banyak istilah book value yang mirip-mirip di pasar saham, misalnya book value per share, book value of debt, book value, book value of equity. Baca juga: Cara Menghitung Book Value Per Share (BVPS). 

Jadi di pos ini, kita akan coba memahami book value of equity dan letaknya di laporan keuangan. Sebenarnya, book value of equity itu sama saja dengan jumlah ekuitas (sharehoders equity). 

Letak jumlah ekuitas / total ekuitas sudah bisa anda cari secara mudah melalui laporan keuangan perusahaan. Anda bisa melihatnya melalui laporan neraca / laporan posisi keuangan pada bagian 'Jumlah Ekuitas". 

Atau anda bisa mencari melalui laporan perubahan modal pada bagian Jumlah Ekuitas  bagian Saldo per 31 Desember. Untuk lebih jelasnya, perhatikan laporan posisi keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berikut ini: 

Book value of equity
Untuk mencari book value of equity di laporan posisi keuangan, anda bisa mencarinya pada Jumlah Ekuitas (perhatikan yang saya beri tanda persegi hijau). 

Book value of equity juga bisa anda cari melalui laporan perubahan ekuitas. Perhatikan laporan perubahan ekuitas BBCA berikut: 

Book value of equity - Laporan perubahan ekuitas 
Book value of equity adalah saldo per 31 Desember bagian jumlah ekuitas (paling kanan). Oke itulah cara mencari book value of equity. Jadi kesimpulannya, book value of equity = jumlah ekuitas. 

Dalam analisis saham, ekuitas sangat berguna sebagai analisis fundamental. Ekuitas bisa anda kombinasikan dengan ukuran2 kinerja di laporan keuangan lainnya. Biasanya ekuitas yang banyak dipakai untuk analisa saham menggunakan ukuran Return on Equity (ROE) dan Price to Book Value (PBV). 

Perusahaan yang memiliki ekuitas besar dapat menunjukkan perusahaan bisa menghasilkan laba yang pengembalian pemegang saham yang tinggi. Sebaliknya, kalau ekuitas kecil atau bahkan negatif, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak bonafid. Jadi ekuitas dalam analisa fundamental juga perlu anda perhatikan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas

Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas

Trading ataupun investasi saham saat ini bisa dilakukan dengan modal yang lebih kecil. Kalau dulu satu lot saham adalah 500 lembar, sekarang 1 lot saham hanya 100 lembar saja. 

Saat ini banyak perusahaan2 yang sudah melakukan stock split ketika harga sahamnya sudah terlampau tinggi, sehingga anda pun bisa mendapatkan saham-saham bagus di harga yang jauh lebih terjangkau. Baca juga: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split.

Hal ini tentu saja akan memudahkan anda untuk membeli saham dengan modal yang lebih kecil. Apalagi saat ini ada wacana bahwa 1 lot akan diturunkan lagi menjadi 20 atau 50 lembar saham (Kita semua tentu berharap agar wacana ini bisa segera terealisasi). 

Namun demikian, tidak semua trader atau investor memiliki modal yang mencukupi untuk trading saham. Dalam praktikknya, banyak sekali calon pebisnis saham yang sangat menginginkan untuk memulai trading dan investasi, namun karena modal yang masih terbatas, mereka belum bisa merealisasikan keinginan untuk mulai membeli dan mengembangkan modalnya di saham. 

Saya sendiri dahulu juga mengalami hal yang sama, di mana pertama kali terjun ke dunia saham, saya memiliki modal yang sangat terbatas. Bahkan saat itu, saya hanya memiliki beberapa pilihan saham likuid yang harganya 400-2.000. 

Tetapi dengan modal terbatas inilah, saya bisa mengembangkan terus modal trading hingga saat ini. Lalu, bagaimana strategi trading saham untuk anda yang masih memiliki modal yang terbatas? Di pos ini saya memberikan beberapa tips untuk anda yang ingin memulai trading dengan modal yang masih terbatas: 

1. Menambah modal secara bertahap 

Tidak masalah anda memulai bisnis saham dengan modal Rp1 juta. Anda tidak perlu memaksakan memulai dengan modal besar. Dan perlu anda ingat juga, dalam bisnis saham anda harus menggunakan idle money alias dana menganggur. Jangan menggunakan modal besar, yang sebenarnya itu uang yang anda gunakan untuk keperluan sehari-hari. 

Dengan modal terbatas, anda bisa menambah modal dengan cara bertahap. Entah setiap bulan atau beberapa bulan sekali, anda bisa menyetor tambahan modal sesuai dengan kemampuan anda. 

Tapi dalam hal ini, anda harus membuat planning mengenai pengeluaran anda dalam sebulan. Artinya, anda harus bisa menyusun dan memangkas pengeluaran2 anda yang kurang penting. Jadi katakanlah anda dalam sebulan pergi ke mall 4 kali. Maka, kurangilah menjadi dua kali. 

Sehingga, anda memiliki pengeluaran yang lebih kecil, anda memangkas pengeluaran anda semaksimal mungkin, di mana pengeluaran2 yang kurang diperlukan ini nantinya anda masukkan sebagai modal untuk investasi ataupun trading saham anda. Baca juga: Strategi Manajemen Modal untuk Suntik Modal Saham. 

2. Melakukan strategi compounding saham 

Jika modal anda terbatas, anda bisa menggunakan strategi compounding untuk menambah modal anda, tanpa harus sering-sering melakukan suntik modal. Lho, gimana cara nambah modal tanpa suntik modal? 

Compounding saham berarti ketika anda untung dari saham, keuntungan yang anda dapatkan tidak anda tarik / withdraw, tetapi anda investasikan lagi sebagai modal. Nah, dengan cara ini, maka modal anda akan bertambah secara signifikan. Baca juga tentang ilustrasi compounding saham disini: Cara Menambah Modal untuk Trading / Investasi Saham

Saya membuktikan dua cara diatas, dan kedua cara ini terbukti sangat efektif menambah modal ketika modal kita masih sangat terbatas. Dengan modal terbatas ini, anda sebenarnya juga bisa membeli saham-saham fundamental bagus yang harganya diatas 2.000 (walaupun tentunya anda belum bisa beli dengan lot yang banyak). 

Baca juga: Saham Murah Dibawah 1.000 untuk Trading. Sehingga, anda bisa mendapatkan kesempatan lebih besar untuk mendapatkan profit. Dengan demikian, anda bukan hanya sekedar membeli saham, tapi anda juga mengembangkan modal anda menjadi lebih besar dari keuntungan2 yang anda peroleh dari trading / investasi. 

Jadi bagi anda yang masih punya modal kecil, katakanlah hanya Rp500 ribu atau Rp1-2 juta, jangan berpikir untuk tidak memulai investasi. Mulailah investasi saham dari sekarang. Tidak sulit untuk menambah modal dari saham, selama anda mengerti cara-cara yang simpel untuk manajamen modal. 

Bagi anda yang ingin mempelajari lebih dalam mempelajari praktik-praktik strategi trading untuk mendapatkan profit di pasar saham, anda bisa mendapatkan materi dari saya disini: Buku Saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas

Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas

Trading ataupun investasi saham saat ini bisa dilakukan dengan modal yang lebih kecil. Kalau dulu satu lot saham adalah 500 lembar, sekarang 1 lot saham hanya 100 lembar saja. 

Saat ini banyak perusahaan2 yang sudah melakukan stock split ketika harga sahamnya sudah terlampau tinggi, sehingga anda pun bisa mendapatkan saham-saham bagus di harga yang jauh lebih terjangkau. Baca juga: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split.

Hal ini tentu saja akan memudahkan anda untuk membeli saham dengan modal yang lebih kecil. Apalagi saat ini ada wacana bahwa 1 lot akan diturunkan lagi menjadi 20 atau 50 lembar saham (Kita semua tentu berharap agar wacana ini bisa segera terealisasi). 

Namun demikian, tidak semua trader atau investor memiliki modal yang mencukupi untuk trading saham. Dalam praktikknya, banyak sekali calon pebisnis saham yang sangat menginginkan untuk memulai trading dan investasi, namun karena modal yang masih terbatas, mereka belum bisa merealisasikan keinginan untuk mulai membeli dan mengembangkan modalnya di saham. 

Saya sendiri dahulu juga mengalami hal yang sama, di mana pertama kali terjun ke dunia saham, saya memiliki modal yang sangat terbatas. Bahkan saat itu, saya hanya memiliki beberapa pilihan saham likuid yang harganya 400-2.000. 

Tetapi dengan modal terbatas inilah, saya bisa mengembangkan terus modal trading hingga saat ini. Lalu, bagaimana strategi trading saham untuk anda yang masih memiliki modal yang terbatas? Di pos ini saya memberikan beberapa tips untuk anda yang ingin memulai trading dengan modal yang masih terbatas: 

1. Menambah modal secara bertahap 

Tidak masalah anda memulai bisnis saham dengan modal Rp1 juta. Anda tidak perlu memaksakan memulai dengan modal besar. Dan perlu anda ingat juga, dalam bisnis saham anda harus menggunakan idle money alias dana menganggur. Jangan menggunakan modal besar, yang sebenarnya itu uang yang anda gunakan untuk keperluan sehari-hari. 

Dengan modal terbatas, anda bisa menambah modal dengan cara bertahap. Entah setiap bulan atau beberapa bulan sekali, anda bisa menyetor tambahan modal sesuai dengan kemampuan anda. 

Tapi dalam hal ini, anda harus membuat planning mengenai pengeluaran anda dalam sebulan. Artinya, anda harus bisa menyusun dan memangkas pengeluaran2 anda yang kurang penting. Jadi katakanlah anda dalam sebulan pergi ke mall 4 kali. Maka, kurangilah menjadi dua kali. 

Sehingga, anda memiliki pengeluaran yang lebih kecil, anda memangkas pengeluaran anda semaksimal mungkin, di mana pengeluaran2 yang kurang diperlukan ini nantinya anda masukkan sebagai modal untuk investasi ataupun trading saham anda. Baca juga: Strategi Manajemen Modal untuk Suntik Modal Saham. 

2. Melakukan strategi compounding saham 

Jika modal anda terbatas, anda bisa menggunakan strategi compounding untuk menambah modal anda, tanpa harus sering-sering melakukan suntik modal. Lho, gimana cara nambah modal tanpa suntik modal? 

Compounding saham berarti ketika anda untung dari saham, keuntungan yang anda dapatkan tidak anda tarik / withdraw, tetapi anda investasikan lagi sebagai modal. Nah, dengan cara ini, maka modal anda akan bertambah secara signifikan. Baca juga tentang ilustrasi compounding saham disini: Cara Menambah Modal untuk Trading / Investasi Saham

Saya membuktikan dua cara diatas, dan kedua cara ini terbukti sangat efektif menambah modal ketika modal kita masih sangat terbatas. Dengan modal terbatas ini, anda sebenarnya juga bisa membeli saham-saham fundamental bagus yang harganya diatas 2.000 (walaupun tentunya anda belum bisa beli dengan lot yang banyak). 

Baca juga: Saham Murah Dibawah 1.000 untuk Trading. Sehingga, anda bisa mendapatkan kesempatan lebih besar untuk mendapatkan profit. Dengan demikian, anda bukan hanya sekedar membeli saham, tapi anda juga mengembangkan modal anda menjadi lebih besar dari keuntungan2 yang anda peroleh dari trading / investasi. 

Jadi bagi anda yang masih punya modal kecil, katakanlah hanya Rp500 ribu atau Rp1-2 juta, jangan berpikir untuk tidak memulai investasi. Mulailah investasi saham dari sekarang. Tidak sulit untuk menambah modal dari saham, selama anda mengerti cara-cara yang simpel untuk manajamen modal. 

Bagi anda yang ingin mempelajari lebih dalam mempelajari praktik-praktik strategi trading untuk mendapatkan profit di pasar saham, anda bisa mendapatkan materi dari saya disini: Buku Saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.