Transaksi Saham di Pasar Negosiasi

Transaksi Saham di Pasar Negosiasi

Transaksi saham umumnya dilakukan di pasar reguler. Beli jual saham yang anda biasanya lakukan, aksi korporasi perusahaan, dividen dan lain2 pasti akan dilakukan melalui mekanisme transaksi di pasar reguler. Baca juga: Pasar Reguler, Pasar Negosiasi dan Tunai di Bursa Saham.

Tapi pasar reguler bukanlah satu2nya tempat untuk transaksi saham. Di pasar saham ada yang namanya PASAR NEGOSIASI. Apa itu pasar negosiasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, silahkan baca pos: Cara Transaksi Saham di Pasar Negosiasi. 

Transaksi saham di pasar negosiasi memang tidak terlalu banyak dilakukan. Namun ada baiknya anda mengetahui tujuan trader bertansaksi di pasar negosiasi. Ada beberapa alasan trader melakukan trading di pasar negosiasi: 

1. Cut loss saham 

Trader yang menjual sahamnya di pasr negosiasi bisa jadi karena mereka ingin cut loss saham. Hal ini biasanya terjadi ketika trader membeli saham gorengan, kemudian harga sahamnya turun sampai Rp50 dan tidak ada antrian beli lagi, sehingga trader tidak bisa menjual sahamnya di pasae reguler. 

Jadi harga saham yang harganya sudah mentok di gocap di pasar reguler, anda masih bisa membeli dan menjualnya di pasar negosiasi. Di pasar negosiasi, biasanya harganya lebih rendah daripada harga sahamnya di pasar reguler. 

2. Membeli saham di harga lebih rendah

Seperti yang saya jelaskan di poin pertama bahwa harga saham di pasar negosiasi umumnya lebih rendah daripada pasar reguler. Jadi kalau ada pemain saham yang memborong saham di pasar negosiasi, bisa jadi tujuannya adalah untuk itu (membeli di harga jauh lebih rendah), dan nantinya sahamnya bisa dilepas / dijual lagi di pasar reguler dengan harga yang jauh lebih tinggi.  

Sebagai contoh, ELTY harga sahamnya adalah Rp50 di pasar reguler. Tetapi di pasar negosiaasi, harga sahamnya bisa hanya Rp39 saja. 

Jadi kalau ada transaksi beli saham dalam jumlah besar di pasar negosiasi, bisa jadi itu adalah permainan bandar supaya bisa menggoreng / menjatuhkan harga saham di pasar reguler. 

Tapi ketika trader membeli saham di pasar negosiasi, belum tentu tujuannya 100% agar bisa menjual di pasar reguler. Kemungkinan lainnya, trader membeli saham di pasar negosiasi dan menjualnya juga di pasar negosiasi. Karena harga saham di pasar negosiasi lebih rendah, hal ini memudahkan trader membeli saham dengan jumlah lot yang jauh lebih banyak daripada di pasae reguler. 

3. Pasar negosiasi memiliki variasi harga 

Yang namanya pasar negosiasi, tidak mengikuti mekanisme perdagangan dan fraksi harga layaknya di pasar reguler. Sebagai contoh, saham A di pasar reguler harganya adlaah 384. Menurut aturan fraksi harga saham, seharusnya kenaikan dan penurunan harga sahamnya adalah 2 poin (380, 382, 384, 386 dan seterusnya).

Tapi di pasar negosiasi hal ini tidak berlaku. Trader bisa menego harga di harga 277 yang sama sekali berbeda dengan fraksi harga di pasar reguler. Adanya variasi harga yang tidak harus mengikuti pasar reguler ini terkadang dimanfaatkan trader untuk membeli saham di pasar nego. 

Nah, itulah tujuan2 trader melakukan transaksi saham di pasar negosiasi. Tapi transaksi di pasar negosiasi ini tidak banyak yang melakukan. Kalaupun ada, mereka memiliki tujuan2 tertentu, seperti ingin memiliki saham perusahaan dalam jumlah yang sangat besar, atau tujuan2 seperti yang saya sebutkan diatas. Terus gimana cara transaksi di pasar negosiasi. Saya sudah pernah menuliskannya disini: Cara Transaksi Saham di Pasar Negosiasi


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi & Cara Investasi Saham

Strategi & Cara Investasi Saham

Membeli dan menyimpan saham untuk investasi dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang (diatas 1 tahun) dari saham-saham yang anda beli. Dengan investasi saham, anda bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham yang lebih masif, serta dividen sebagai 

Banyak anggapan salah bahwa dengan "Kalau mau untung, jangan trading jangka pendek, simpan saja saham untuk jangka panjang, karena dalam jangka panjang harga pasti akan naik".

Anggapan ini benar, namun kurang tepat. Tidak semua saham harganya bakalan naik dalam jangka panjang. Faktanya, banyak saham yang justru selama tren 1, 3, 5 tahun harga sahamnya cenderung turun. 

Oleh karena itu, investasi saham harus dilakukan dengan cara dan strategi yang benar, bukan hanya sekedar membeli dan menyimpan saham selama mungkin. 

Agar anda bisa menghasilkan keuntungan maksimal dari investasi saham, anda harus memilih saham yang tepat. Kita semua tahu baik dalam trading maupun investasi, tidak semua saham itu layak buat dibeli. 

Berikut adalah strategi dan cara investasi saham yang harus anda terapkan mulai dari investor pemula - expert: 

1. Pahami perusahaan yang ingin anda beli 

Investasi saham sama dengan 'membeli perusahaan'. Itu artinya, anda harus mengerti perusahaan apa yang anda beli. Anda harus pahami produk utama perusahaan, ketersediaan produk di pasar, tata kelola, perusahaan tersebut bergerak di bidang apa, seberapa mudah produk perusahaan ditemukan dan lain2. 

Kalau anda investasi saham tetapi anda tidak tahu perusahaan apa yang anda beli, itu ibaratnya anda membeli barang tetapi anda tidak tahu kegunaan dan mengapa anda membeli barang tersebut. 

Pada akhirnya kalau anda investasi saham dan tidak mengerti dengan baik saham apa yang anda beli, anda justru akan meningkatkan risiko dalam investasi saham. 

2. Analisis fundamental kuantitatif (analisa laporan keuangan)

Investasi saham berarti anda harus mengetahui kinerja perusahaan. Belilah perusahaan yang punya kinerja baik dan sehat, karena investor saham akan mengincar perusahaan yang kinerjanya sehat. 

Untuk mengetahui kinerja perusahaan, anda harus melakukan analisis laporan keuangan, baik analisis laporan posisi keuangan hingga laporan laba rugi, ekuitas dan ukuran2 rasio keuangan untuk menilai apakah perusahaan layak investasi atau tidak. 

3. Pilih perusahaan terbaik di sektornya

Anda harus membandingkan kinerja keuangan satu perusahaan dengan perusahaan2 lain di satu sektor industrinya. Dari situlah anda bisa melihat saham mana yang terbaik dan layak diinvestasikan. 

Pilihlah perusahaan yang memiliki kinerja terbaik di sektornya. Kalau anda tipikal investor yang mencari saham2 growth, maka carilah perusahaan yang punya pertumbuhan paling baik di sektor industri tersebut. 

4. Manajemen modal dengan benar 

Sukses dalam investasi saham harus dilakukan dengan manajemen modal yang benar. Manajemen modal berarti anda harus diversifikasi saham yang layak, menambah modal dengan cara yang benar, dan jangan rakus dalam investasi saham. 

Manajemen modal bukan hanya bicara tentang besar kecilnya modal anda, tetapi pengelolaan modal seperti yang saya sebutkan diatas tadi. Tanpa manajemen modal, portofolio saham anda tidak akan bisa berkembang secara optimal. 

5. Orientasi pada jangka panjang

Investasi saham adalah menyimpan saham untuk jangka panjang. Artinya, dalam investasi anda harus memiliki orientasi dan tujuan jangka panjang. Kalau saham anda baru naik 1 minggu, jangan dijual. 

Inilah yang sering dilakukan oleh investor saham. Nah, kalau anda tidak tahan dengan fluktuatif harga saham (saham naik sedikit dan anda langsung jual), maka kemungkinan besar anda lebih cocok menjadi trader daripada investor. 

6. Valuasi saham

Sebagai opsi, anda bisa memilih perusahaan yang memiliki valuasi murah di sektor industrinya untuk investasi. Hal ini penting untuk anda yang ingin memilih saham-saham yang harganya sedang murah / terdiskon secara fundamental. 

Enam strategi dan cara investasi saham ini haruslah anda terapkan ketika anda ingin 'membeli perusahaan' untuk disimpan jangka panjang. Jangan lupa untuk selalu menganalisa sendiri perusahaan yang ingin anda beli. Jangan membeli saham hanya karena pendapat orang lain.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Penurunan IHSG: Saham Apa Yang Bagus?

Penurunan IHSG: Saham Apa Yang Bagus?

Pada saat-saat IHSG sedang bergerak turun, banyak ketidakpastian global, tidak sedikit trader saham yang mulai panik, khawatir jika IHSG akan down terus, dan banyak trader yang bingung harus apa ketika IHSG lagi turun. 

Penurunan IHSG yang saya maksud disini bukan hanya sekedar koreksi normal, tetapi penurunan yang membuat tren IHSG menjadi downtrend atau sideways. Intinya, penurunan IHSG yang membuat tren IHSG sulit bergerak naik. Contohnya seperti ini: 

Historis IHSG
Sebenarnya, secara historis, IHSG kita sudah pernah beberapa kali mengalami penurunan yang cukup tajam. Jadi ketika anda menemukan IHSG yang sedang berada dalam tren turun, anda tidak perlu panik, karena kita sudah pernah mengalami hal tersebut. 

1998 --> IHSG pernah turun 50% lebih dari titik tertinggi sebelum koreksi
2008 --> IHSG mengalami penurunan dari titik tertinggi (sebelum koreksi) sekitar -25%
2013 & 2015 --> IHSG mengalami penurunan sekitar 15-18%
2019 --> IHSG mengalami penurunan sekitar 14% (dari 6.638 ke 5.800), tapi setelah itu IHSG naik lagi. 

Dan setelah IHSG mengalami koreksi besar, IHSG tidak langsung naik, melainkan sideways dulu dan setelah benar-benar berada di titik jenuhnya, barulah IHSG bisa naik. Disitu kemudian saham2 yang sudah murah akhirnya naik lagi bahkan melebihi harga sebelum koreksi besar. 

Jadi kalau anda berada dalam masa-masa penurunan IHSG, anda tidak perlu panik, karena jika anda melihat IHSG dalam jangka panjang, maka IHSG SELALU bergerak naik alias uptrend. Kita bisa lihat grafik historis IHSG berikut: 

IHSG 10 tahun
IHSG selalu uptrend dalam jangka lebih panjang. Walaupun di dalam tren naiknya, anda bisa perhatikan tetap saja ada tren-tren turun yang terjadi. 

Itu artinya, setelah IHSG turun banyak, pasti ada masa di mana IHSG naik, dan karena perkembangan zaman semakin maju, ekonomi semakin maju, maka pelaku pasar akan semakin percaya untuk berinvestasi dan trading di pasar saham Indonesia juga. 

Nah, kalau IHSG mengalami koreksi besar tetapi bukan crash market, anda harus melihat pergerakan IHSG saat itu. Artinya, kalau IHSG cenderung koreksi tapi masih banyak technical reboundnya, maka anda bisa manfaatkan untuk trading. 

Crash market biasanya terjadi kalau IHSG sudah turun 25% lebih dari harga sebelum koreksi seperti tahun 1998 dan 2008. Kalau IHSG masih turun 15% misalnya, maka IHSG belum dikatakan crash market. 

Tetapi jika IHSG sudah crash market atau koreksi tajam dan jarang rebound (seperti yang terjadi tahun 2015), maka memang anda harus banyak wait and see, terutama buat swing dan positioning trader. 

Jika koreksi IHSG masih banyak didukung dengan technical rebound, maka anda bisa memilih saham-saham yang mudah rebound, dan saham2 yang pergerakannya mengikuti IHSG. 

Anda bisa pelajari juga cara-cara memilih saham yang sedang diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Karena IHSG masih turun, maka anda bisa menggunakan strategi trading dengan time frame yang lebih pendek. Misalnya trading harian atau trading mingguan. Hal ini karena ketika IHSG turun, maka mayoritas kenaikan saham biasanya tidak bertahan lama, dan setelah itu akan cenderung koreksi lagi. 

Selama penurunan IHSG, anda juga perlu memperhatikan isu, sentimen yang terjadi di market. Penurunan IHSG bisa jadi menjadi titik balik uptrend atau justru sebaliknya, IHSG semakin turun karena sentimen2 negatif yang masih terus gencar berada di market. 

Tapi intinya disini saya ingin menyampaikan bahwa pada saat IHSG turun tajam, anda tidak perlu panik, karena bukan pertama kali IHSG turun tajam, dan ketika IHSG turun, IHSG selalu balik uptrend dalam waktu lebih panjang. 

Anda tetap bisa trading dengan strategi2 tersebut. Tentunya anda harus disiplin dalam take profit dan cut loss. Dan anda harus tetap perhatikan sentimen2 market saat itu.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dua Penyebab Kemungkinan Saham Nyangkut

Dua Penyebab Kemungkinan Saham Nyangkut

Saham nyangkut.... Semua trader pasti pernah mengalaminya. Investor sehebat apapun juga pernah mengalami saham nyangkut. Saham nyangkut merupakan saham yang anda beli, tetapi setelah anda beli, ternyata harga sahamnya tidak langsung naik (entah sahamnya turun atau sideways dulu).

Di satu sisi, anda memutuskan untuk hold sahamnya. Dengan kata lain, saham nyangkut ini sebenarnya adalah saham yang anda beli tapi harganya belum bergerak sesuai harapan anda (anda berharap saham naik setelah anda beli, tapi faktanya saham anda turun) dan anda tidak ingin cut loss.  

Bagi trader, saham nyangkut selalu memiliki konotasi negatif, karena ketika saham nyangkut trader  selalu berpikir: Salah membeli saham, salah analisa, saham yang dibeli jelek, momentumnya nggak tepat, takut cut loss dan masih banyak konotasi jelek lainnya tentang saham nyangkut. 

Tapi saya pribadi kurang setuju kalau saham nyangkut adalah sesuatu yang maknanya sellau negatif untuk trader, karena saham nyangkut bukan berarti anda salah menganalisa atau takut untuk cut loss. 

Dalam trading, ada dua penyebab kemungkinan kenapa saham anda nyangkut (anda perlu simak hal ini baik-baik): 

1. Anda membeli saham yang salah  

Memang banyak trader yang sahamnya nyangkut karena mereka beli saham yang salah. Ada banyak penyebab kenapa trader membeli saham yang salah. Biasanya yang sering saya temukan adalah: 

Trader asal membeli saham tanpa melakukan analisa teknikal. Trader membeli saham yang tidak layak trading karena trader belum paham cara melakukan screening saham. Trader membeli saham saham hanya karena ikut-ikutan. Trader membeli saham-saham gorengan. Trader hanya mengincar saham-saham yang berisiko besar. Grusa-grusu dalam membeli saham. 

Kalau saham anda nyangkut karena hal2 diatas, maka sudah jelas penyebabnya adalah: Anda salah membeli saham atau anda salah melakukan analisa. Nah, kalau anda salah membeli saham, maka ada baiknya anda jangan membiarkan saham-saham jelek mengisi portofolio anda. 

Dalam hal ini, anda harus berani ambil keputusan untuk cut loss, dan jadikan hal ini sebagai pembelajaran. Ketika saham anda nyangkut, anda harus melakukan evaluasi. 

Banyak sekali trader yang sahamnya nyangkut dan kesalahan2 yang sama selalu terulang, karena trader tidak melakukan evaluasi. Nah mulai sekarang, anda harus tahu apa yang menyebabkan saham anda nyangkut. 

2. Saham anda belum waktunya naik 

Anda harus tahu bahwa dalam trading maupun investasi, tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan kemauan anda. 

Memang semakin pengalaman anda melakukan analisa teknikal, prediksi anda akan semakin sering benar. Tetapi ada kalanya ketika anda sudah melakukan analisis dengan benar, saham yang anda beli bagus, tapi ternyata saham anda turun. 

Ini artinya bukan berarti anda salah melakukan analisa, asal beli saham, anda harus langsung cut loss.. 

Tapi... 

Anda hanya perlu menunggu MOMENTUM atau GILIRAN saham anda naik. Cuman itu saja. Bukan berarti ketika saham anda turun sedikit, anda harus cut loss. Bukan berarti ketika saham anda turun anda langsung panik dan jual. Baca juga: Saham Turun: Pilih Hold atau Cut Loss? 

Dalam trading, dibutuhkan fleksibilitas dan KESABARAN. Kalau saham yang anda beli sudah benar, ngapain harus takut kalau saham anda turun sesaat? Kalau anda dikit2 langsung cut loss, ya jelas saja anda nggak akan bisa dapat profit maksimal. 

Oleh karena itu disini: Buku Saham, saya menjelaskan pada anda bahwa saham itu sesungguhnya bukan hanya soal aktivitas trading. Tapi itu semua juga soal permainan psikologis. Soal mental. Soal kesabaran. 

Seperti yang saya tulis diawal paragraf: Sehebat apapun anda di dunia saham, anda pasti pernah mengalami saham nyangkut. Investor kawakan selevel Lo Kheng Hong (LKH) pun pernah mengalami sahamnya nyangkut, yaitu ketika beliau membeli saham PTRO di harga average 1.100-an. 

Anda yang perhatikan historis saham PTRO di kisaran 2011-2016, maka PTRO harganya bahkan anjlok sampai R200. Ini artinya, tidak bisa dipungkiri saham PTRO LKH nyangkut cukup banyak. 

Tapi beliau nggak cut loss, karena saham yang dibeli adalah saham yang benar. LKH justru membeli sahamnya di harga bawah, dan PTRO akhirnya bisa naik sampai 2.500. Jadi meskipun LKH nggak averaging down sama, sekali tetep aja LKH akan dapat untung gede, soalnya dari harga 1.100-an ke harga 2.500 itu sudah lebih dari 200%. 

Namun coba bayangkan kalau beliau langsung cut loss di harga 200, maka berapa besar kerugian yang dialami? Karena beliau beli saham yang benar, maka hanya butuh waktu, giliran dan momentum untuk naik. 

Jadi kalau ada orang yang mengaku "master saham". Mengaku bisa profit terus. Mengaku nggak pernah nyangkut. Maka jangan pernah percaya dengan jualan-jualan seperti itu, karena sesungguhnya tidak ada trader / investor yang 100% benar teruuussss. 

Setiap dari anda bisa dapat profit yang konsisten di pasar saham asalkan anda bisa membedakan mana saham yang layak trading dan tidak layak trading. 

Selain itu, anda harus punya kesabaran, mental trading. Jika anda punya kedua hal tersebut, anda akan lebih siap menghadapi pasar saham. Anda akan lebih mampu memahami dan mau menunggu giliran saham2 anda naik (Toh kalau saham yang anda pegang adalah saham bagus, analisa anda benar, biasanya nggak butuh waktu lama kok untuk menunggu saham anda rebound). 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Sektor Saham yang Akan Jatuh, Bagaimana Cara Mendeteksinya?

Sektor Saham yang Akan Jatuh, Bagaimana Cara Mendeteksinya?

Di beberapa tulisan saya mengenai saham, saya sering mengatakan bahwa sektor saham yang sedang lesu sangat risiko untuk ditradingkan dalam jangka pendek. Sektor saham yang sedang lesu sudah pasti harga sahamnya akan turun berkepanjangan. Bisa jadi penurunannya terjadi selama beberapa tahun. 

Contohnya? Kita semua tahu sektor mining yang sempat lesu dan sudah ada tanda-tandanya sejak tahun 2011. Penurunan saham2 sektor mining terus terjadi sampai tahun 2015. Penyebabnya pun sudah mulai terdeteksi, di mana salah satunya adalah harga-harga komoditas yang mulai lesu, ditambah perekonomian Tiongkok yang mulai anjlok di tahun 2014 (Ekspor batu bara Indonesia terbesar salah satunya ke Tiongkok). 

Jadi, kalau sudah ada tanda2 seperti ini, setidaknya anda menghindari saham2 yang sektornya lagi lesu, terutama kalau anda suka trading jangka menengah. Karena banyak trader yang saat itu juga nyangkut dengan porsi yang besar di saham2 mining selama beberapa tahun. Kemudian anda bertanya: 

" Terus gimana cara kita mendeteksi sektor saham yang akan lesu? Apakah ada cara khusus atau toolnya?"

Tidak ada cara khusus atau tool yang digunakan untuk mendeteksinya. Cara mendeteksi sektor saham yang akan jatuh dengan mengomparasi setiap berita yang ada dengan harga sahamnya. Biasanya ketika suatu sektor usaha terus diberitakan (Untuk mengetahuinya silahkan baca2 berita online), anda coba perhatikan pergerakan harga sahamnya. Umumnya akan memiliki pengaruh yang cukup besar. Hal ini berkaitan dengan fundamental mikro. 

Sebagai contoh, ketika banyak gerai-gerai emiten ritel yang tutup, berita PHK, penjualan emiten menurun, lihat saja saham2 di sektor ini seperti RALS, MPPA, LPPF yang terus saja turun.  

Saham MPPA yang terus anjlok

Dalam hal ini, emiten2 di sektor ritel dan perbelanjaan ada baiknya anda hindari, dan carilah saham2 lain yang memberikan potensi gain yang lebih besar. Contoh lainnya, ketika transportasi online mulai mendominasi dan banyak demo, perhatikan saham BIRD, TAXI yang terus turun terutama sejak bulan Juli 2017. 

Intinya, sebennarnya nggak sulit kok mendeteksi sektor saham yang akan lesu. Kalau anda suka baca berita, anda pasti bisa mengetahuinya. Hal-hal di sekitar anda (seperti perkembangan bisnis e-commerce, perkembangan infrastruktur) juga bisa anda gunakan untuk menganalisis prospek sektor usaha tertentu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan di Bursa Efek

Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan di Bursa Efek

Anda mungkin sering mendengar istilah indeks papan utama dan indeks papan pengembangan di Bursa Efek. Tapi... Apa arti kedua indeks tersebut? Indeks papan utama dan papan pengembangan termasuk dalam indeks saham di Indonesia. Anda bisa baca pos saya disini: Daftar Indeks Saham Indonesia. Nah seluruh emiten yang go public di Indonesia, akan diklasifikasikan ke dalam indeks papan utama atau papan pengembangan.

Indeks papan utama ditujukan untuk  perusahaan2 yang memiliki ukuran perusahaan (size) yang besar, serta memiliki track record kinerja yang baik. Contoh saham2 yang masuk indeks papan utama adalah saham2 blue chip seperti UNVR, BBRI, ASII, TLKM dan lain2. 

Sedangkan indeks papan pengembangan ditujukan untuk perusahaan2 yang belum mampu memenuhi kriteria persyaratan di papan utama. Dalam hal ini, emiten2 yang masuk di papan pengembangan adalah emiten2 yang memiliki prospek bisnis yang bagus, akan tetapi masih belum menghasilkan profit dalam jangka panjang. Emiten2 di papan pengembangan juga merupakan emiten yang sedang pulih dari kinerja yang buruk. 

KRITERIA INDEKS PAPAN UTAMA 

Perusahaan akan masuk papan utama memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut: 

1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan di Bursa. 

2. Telah melakukan kegiatan operasional untuk usaha utama / core business yang sama minimal 36 bulan secara berturut-turut. 

3. Laporan keuangan sudah diaudit untuk 3 tahun buku terakhir, dengan ketentuan laporan keuangan audi 2 tahun buku terakhir dan laporan keuangan audit intern terakhir (jika ada) mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari auditor independen. 

4. Pada laporan keuangan audit terakhir, harus memiliki aset berwujud bersih minimal Rp100 miliar. 

5. Jumlah saham yang dimiliki pemegang saham yang tidak termasuk dalam pemegang saham pengendali setelah penawaran umum, minimal adalah 100 juta saham atau 35% dari modal disetor (tergantung mana yang lebih kecil). 

6. Jumlah pemegang saham (investor) paling sedikit adalah 1.000 (seribu) pemegang saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa dengan ketentuan sebagai berikut: 

- Bagi calon perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham setelah penawaran umum perdana. 

- Bagi calon perusahaan tercatat yang berasal dari perusahaan publik, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah pemegang saham terakhir selambat-lambatnya satu bulan sebelum mengajukan permohonan pencatatan. 

- Bagi calon perusahaan tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka jumlah pemegang saham adalah dihitung berdasarkan rata2 per bulan selama enam bulan terakhir. 

KRITERIA INDEKS PAPAN PENGEMBANGAN 

Perusahaan yang masuk dalam indeks papan pengembangan memiliki kriteria2 sebagai berikut: 

1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham 

2. Telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama / core business yang sama minimal selama 12 bulan berturut-turut. 

3. Laporan keuangan audit tahun buku terakhir minimal mencakup 12 bulan pelaporan, dan laporan keuangan audit interim terakhir (jika ada) memiliki opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari auditor independen. 

4. Memiliki aset berwujud bersih minimal Rp5 miliar. 

5. Apabila emiten mengalami kerugian usaha atau belum membukukan keuntungan atau beroperasi kurang dari 2 tahun maka perusahaan memiliki kewajiban sebagai berikut:  

- Minimal pada akhir tahun buku kedua sejak perusahaan mengalami kerugian usaha, perusahaan sudah memperoleh laba usah dan laba bersih. 

- Khusus untuk emiten yang bergerak di bidang yang sesuai dengan sifat usaha yang membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai break event point (BEP) seperti infrastruktur, perkebunan, atau sektor lainnya yang berkaitan dengan pelayanan umum, maka mengacu pada laporan keuangan, perusahaan minimal harus dapat meraih laba usaha dan laba bersih pada akhir tahun buku ke-6. 

6. Jumlah saham yang dimiliki investor selain pemegang saham pengendali setelah penawaran umum, sekurang-kurangnya adalah 50 jutasaham atau 35% dari modal yang disetor (tergantung mana yang lebih kecil). 

7. Jumlah pemegang saham minimal adalah 500 pemegang saham yang memiliki rekening di Anggota Bursa dengan ketentuan sebagai berikut: 

- Bagi calon perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham setelah penawaran umum perdana. 

- Bagi calon perusahaan tercatat yang berasal dari perusahaan publik, maka jumlah pemegang saham adalah jumlah pemegang saham terakhir paling lambat satu bulan sebelum mengajukan permohonan pencatatan. 

- Bagi calon emiten tercatat di Bursa Efek lain, maka jumlah pemegang saham dihitung berdasarkan rata2 per bulan selama enam bulan terakhir.  

8. Bagi calon emiten yang akan melakukan IPO, perjanjian penjaminan emisi harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh alias full commitment. 

Indeks papan utama dan papan pengembangan diluncurkan pertama kali tanggal 8 April 2002. Pertama kali diluncurkan, jumlah emiten yang ada di papan utama adalah sebanyak 34 perusahaan, dan papan pengembangan sebanyak 287 perusahaan, porsi kapitalisasi pasar untuk masing2 papan utama 62% dan papan pengembangan 38%. 

Itulah kriteria2 yang harus diperhatikan untuk masuk di papan utama dan papan pengembangan. Emiten yang ada di indeks papan utama bisa turun ke indeks papan pengembangan, dan sebaliknya, emiten2 di indeks papan pengembangan jika sudah menjadi perusahaan mature dan stabil, bisa masuk ke indeks papan utama. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Jangan Terburu Melakukan Cut Loss

Jangan Terburu Melakukan Cut Loss

Pernahkah ketika Anda melakukan cut loss, harga saham malah langsung balik naik? Bahkan langsung balik naik melebihi batas take profit Anda? Atau pernahkah ketika Anda cut loss, harga saham turun beberapa poin, tapi kemudian malah balik naik melebihi batas cut loss Anda? Kira2 apa penyebabnya?

Kalau Anda tanya penyebabnya, bisa bermacam-macam. Penyebab yang sangat mungkin adalah Anda salah menentukan batasan cut loss (salah menentukan titik support krusial). Tapi ada satu alasan lagi, yaitu banyak trader yang suka terburu-buru melakukan cut loss. Inilah alasan mengapa ketika cut loss, harga saham malah langsung balik naik.

Bagaimana cara melakukan cut loss yang tepat Bung Heze? Bukannya Bung Heze selalu bilang kalau cut loss harus dilakukan sedini mungkin? Tanya Anda

Prinsip cut loss memang harus dilakukan sedini dan secepat mungkin. Tapi makna "sedini" dan "secepat mungkin" jangan Anda salah artikan sebagai "terburu-buru cut loss". Kalau Anda tergesa-gesa melakukan cut loss, hasilnya justru akan berbanding terbalik dengan apa yang Anda harapkan. Anda bisa stress, trauma cut loss, paranoid

Sering sekali, para pakar, analis saham dan pembicaraan2 trader di forum saham menganjurkan pada Anda agar: Segera cut loss ketika harga saham turun dan ambil lagi di harga bawah. Bagi saya, anjuran seperti itu "kurang bertanggung jawab". Sebab, banyak dari mereka yang tidak menyarankan secara spesifik bagaimana cara melakukan cut loss yang benar, dan cara mengambil harga saham di harga bawah sesuai dengan alokasi modal yang pas.

Saham yang sudah turun 5% pun belum tentu harus langsung Anda cut loss. Kalau ternyata saham itu bisa balik arah dengan cepat, menyesallah Anda. Atau, kalau Anda  cut loss dan ambil lagi di harga bawah, kemudian setelah Anda lakukan take profit, selisih take profit - cut loss posisi Anda masih rugi, maka keputusan Anda cut loss setelah saham turun 5% dan ambil di harga bawah (kemudian take profit), adalah keputusan yang kurang tepat. 

Cut loss juga bagian dari trading plan yang harus Anda siapkan. Jangan sampai karena anjuran2 cut loss, Anda malah kena rugi yang lebih besar lagi. Cut loss yang tepat harus mempertimbangkan 3 hal utama, yaitu:

- Kondisi IHSG / market
- Kondisi teknikal saham
- Kondisi fundamental dan track record perusahaan

Satupun tidak boleh ada yang anda lewatkan dari poin2 tersebut. Lalu, bagaimana praktiknya?

Strategi cut loss yang tepat kalau saya jabarkan di pos ini akan sangat panjaaaaang sekali. Suatu saat saya akan update buku trading dan belajar saham tentang cara melakukan cut loss yang tepat (harap bersabar).

Nah, kalau Anda sudah baca keseluruhan isi pos ini, paling tidak Anda sudah mendapatkan pelajaran berharga: Jangan terburu melakukan cut loss, selama saham yang Anda pegang menurut penilaian 3 poin diatas sangat memungkinan untuk rebound jangka pendek, Anda bisa hold. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.