Grup Saham Tidak Menjamin Anda Profit

Grup Saham Tidak Menjamin Anda Profit

Saat ini ada banyak perkembangan media belajar saham. Salah satu media belajar saham yang sekarang sering dicari trader adalah grup saham premium. Baca juga: Media untuk Belajar Saham.

Karena saya sering mendapat pertanyaan dari rekan-rekan: "Pak Heze, grup saham apa rekomendasinya paling akurat?"

Saya pribadi juga sering juga sering dapat request untuk membuat grup saham, maka saya meluangkan waktu untuk menulis pos ini. 

Penulis sendiri dulu sudah pernah beberapa kali mencoba bergabung di grup2 premium saham. Kalau anda yang belum pernah bergabung, disini saya bisa memberikan sedikit gambaran tentang grup saham premium. 

Grup saham premium berarti anda harus membayar sejumlah biaya yang sudah ditetapkan, kemudian anda baru bisa join di grup dan bisa mendapatkan rekomendasi saham yang diberikan. Jadi anda akan dapat update saham2 yang bisa anda beli untuk trading termasuk beberapa ulasan teknikalnya. 

Di grup, biasanya para trader juga bisa berdiskusi tentang saham (selama jam trading). Semakin ramai dan aktif anggota grup saham, maka grup tersebut akan semakin menarik. Itulah sekilas tentang grup saham premium yang pernah saya join. 

Di pasar saham sendiri, banyak trader pemula yang masih belum mengerti bagaimana cara memilih saham. Oleh karena itu, para trader mencoba mencari profit di pasar saham dengan cara bergabung di grup premium, karena trader berharap bisa mendapatkan profit yang lebih besar setelah mengikuti rekomendasi saham premium. 

Tidak ada salahnya anda bergabung di grup saham premium, namun berdasarkan pengalaman saya, grup saham yang dikemas sebagus apapun itu, sama sekali tidak bisa menjamin anda untuk bisa mendapatkan profit. 

Ah masa sih? Protes anda 

Dalam trading, yang paling penting untuk anda lakukan adalah: CIPTAKAN GAYA TRADING ANDA SENDIRI. Gaya trading bukan dibentuk dari apa yang di share di grup saham. Gaya trading anda ciptakan dari PENGALAMAN, RISET, PRAKTIK yang totally anda lakukan sendiri. 

Rekomendasi saham di grup berbayar belum tentu sesuai dengan style trading anda. Banyak juga trader yang akhirnya tidak tahu dan hanya langsung membeli saham dari menu rekomendasi berbayar yang sudah disajikan, di mana rekomendasi berbayar tersebut juga belum tentu 100% akurat. 

Tidak sedikit trader yang akhirnya menunggu respon dari para "master" di grup saham, untuk langkah selanjutnya (apakah harus cut loss, take profit dan sebagainya). Dan tidak selalu respon tersebut anda dapatkan dengan cepat. 

Ujung2nya, anda tetap tidak akan tahu kenapa anda membeli saham. Hal ini beda kalau anda trading saham berdasarkan analisis anda sendiri, anda screening sendiri, riset sendiri dan praktik langsung. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Sayangnya banyak trader yang bergabung di grup saham dengan tujuan mendapatkan profit yang besar. Inilah yang salah. 

Tujuan anda trading harusnya supaya anda bisa menciptakan gaya trading yang sesuai dengan karakter pribadi. Gaya trading pribadi bisa tercipta apabila anda mencoba untuk menganalisa sendiri, dan praktik trading. 

Nah kalau anda bisa menciptakan gaya trading yang cocok dan nyaman untuk anda, anda pasti akan mendapatkan profit. 

Itulah yang menjadi alasan mengapa di Saham Gain ini, saya jauh lebih suka memberikan materi2 belajar saham yang sifatnya praktik langsung, yang bisa anda pelajari dan kembangkan sendiri sesuai style anda, bukan materi yang sifatnya rekomendasi yang sifatnya mendikte anda (dalam tingkat yang lebih buruk, bisa menyebabkan trader menjadi tergantung pada rekomendasi). 

Saya lebih suka memberikan materi2 praktik dalam bentuk ebook. Anda bisa baca disini: Buku Pilihan Trader Saham Terbaik. Materi-materi yang bisa anda kembangkan sendiri jauh lebih baik ketimbang anda mengandalkan grup yang belum tentu sesuai dengan karakter trading anda. 

Materi2 yang saya buat tujuannya adalah supaya anda bisa memilih saham anda sendiri, dengan demikian anda sudah mengantongi bekal untuk mendapatkan profit yang anda dapatkan dari pengalaman anda sendiri. 

Jadi kesimpulannyaaaa....

Grup saham sebenarnya sifatnya hanya untuk pelengkap. Sebagai pelengkap untuk menambah pengetahuan anda tentang saham, menambah daftar saham pilihan untuk anda analisa lebih lanjut. 

Tetapi.... 


Jangan menjadikan grup saham untuk mendapatkan profit besar. Jangan bergantung pada grup saham kalau anda ingin profit dan sukses di pasar saham. Kesuksesan anda, ditentukan oleh kemauan dan USAHA yang anda lakukan. Sebagus apapun grup saham, tidak ada grup saham yang bisa menjamin profit untuk membernya. 

Ini juga menjawab pertanyaan rekan2 trader kenapa saya belum bikin grup saham, karena saya lebih suka memberikan praktik yang bisa anda kembangkan, yang bisa membuat anda lebih mandiri dan PROFIT KONSISTEN dalam trading. Baca juga: Belajar Saham Pemula - Expert. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Daftar Indeks Saham Indonesia

Daftar Indeks Saham Indonesia

Pada saat anda membaca berita-berita tentang saham, anda pasti sering mendengar tentang istilah 'indeks LQ45', 'indeks kompas 100', indeks Sri Kehati' dan masih banyak indeks lainnya. Maka dari itu, anda perlu memahami istilah-istilah indeks saham yang ada di Bursa Efek. 

Memang apa sih tujuan adanya indeks-indeks tersebut? 

Tujuan dibentuknya indeks2 tersebut adalah sebagai dasar agar anda bisa memilih saham berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (misalnya kriteria2 saham yang sudah disaring likuiditas dan fundamentalnya). Penggolongan indeks juga bisa menjadi pertimbangan manajer investasi (MI) dalam meracik portofolio saham. 

Oke, lalu apa saja daftar indeks saham yang diterbitkan oleh BEI? Berikut daftar indeks saham di Indonesia:  

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG menggunakan seluruh perusahaan go public sebagai komponen perhitungan indeks. Jadi pergerakan naik turunnya saham2 di Bursa Efek, akan tercermin dari IHSG-nya. Kalau banyak saham naik, maka IHSG naik alias hijau, dan juga sebaliknya. 

Di pasar saham, ada saham-saham penggerak IHSG yang biasa kita kenal sebagai saham blue chip. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. Kenaikan dan penurunan saham-saham blue chip ini bisa mempengaruhi pergerakan IHSG cukup signifikan. 

Sehingga kalau anda mau trading dengan mengikut arah IHSG atau anda ingin 'membeli IHSG', maka tradinglah di saham-saham blue chip. 

2. Indeks sektoral

Indeks ini merupakan indeks perusahaan yang diklasifikasikan ke dalam masing2 sektor usaha. Saat ini ada sekitar 10 sektor di Bursa Efek, yaitu sektor industri dasar, aneka industri, pertanian, barang konsumsi, properti, infrastruktrur, perdagangan & jasa, manufaktur, keuangan dan pertambangan. Anda bisa baca pos saya disini: Daftar Indeks Sektoral Saham di Indonesia. 

3. Indeks LQ45

Indeks ini terdiri dari 45 saham go public yang dinilai berdasarkan tingkat likuidtas dan kapitalisasi pasarnya. Indeks LQ45 sering dijadikan acuan trader, analis, broker untuk memilih saham, karena saham2 LQ45 adalah 45 saham yang paling likuid pergerakannya di Bursa Efek. 

Saham LQ45 diperbaharui setiap 6 bulan. Anda bisa baca kriteria saham LQ45 disini: Kriteria dan Syarat Masuk LQ45. 

4. Indeks IDX30

Indeks IDX30 memiliki kriteria yang hampir saham dengan indeks LQ45. Saham2 yang ada di indeks IDX30 seluruhnya diambil dari saham2 LQ45. Hanya bedanya, penyaringan indeks IDX30 berdasarkan likuiditasnya lebih ketat, sehingga pada indeks ini hanya menghasilkan 30 saham saja berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasarnya. Baca juga: Daftar dan Kriteria Indeks IDX30. 

5. Jakarta Islamic Index (JII) 

Indeks ini terdiri dari 30 saham yang masuk dalam kriteria Syariah, dan mempertimbangkan juga likuiditas dan tingkat kapitalisasi pasar. 

6. Indeks Kompas 100

Indeks ini terdiri dari 100 saham yang dinilai berdasarkan pertimbangkan likuditas dan kapitalisasi pasar. Tetapi indeks Kompas 100 sudah menilai saham-saham dengan fundamental terbaik. Bedanya dengan saham LQ45, saham LQ45 tidak memasukkan unsur fundamental perusahaan (hanya memasukkan unsur likuiditas dan kapitalisasi pasar). 

7. Indeks Bisnis-27

Hasil kerja saham Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis Indonesia berhasil menerbitkan indeks Bisnis-27. Sesuai namanya, indeks ini terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan fundamental, likuiditas dan transaksinya. Serta ditambah dengan penilaian akuntabilitas dan tata kelola perusahaan. 

8. Indeks PEFINDO 25

Indeks ini terbit dari hasil kerja sama BEI dengan lembaga rating PEFINDO. Indeks ini terdiri dari 25 saham untuk emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME) dengan menilai kriteria2" ROE, aset total, opini akuntan publik serta faktor likuiditas saham. 

9. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini diluncurkan dari hasil kerja sama BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Sedangkan SRI adalah singkatan dari Sustainable Responsible Investmen. 

Indeks ini terdiri dari 25 saham yang memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi, yang memiliki tata kelola perusahaan yang sangat bagus dan memiliki prioritas dalam meningkatkan usaha keberlanjutan dan kemajuan lingkungan. 

10. Indeks Papan Utama 

Merupakan indeks emiten yang memiliki size perusahaan yang besar serta memiliki kinerja fundamental yang bagus. Dengan kata lain, indeks Papan Utama biasanya diisi oleh perusahaan2 yang sudah mature. 

11. Indeks Papan Pengembangan 

Merupakan indeks untuk perusahaan2 yang belum bisa memenuhi syarat di papan utama. Perusahaan2 ini biasanya merupakan perusahaan yang memiliki prospek yang bagus tetapi belum menghasilkan keuntungan, dan masih merupakan perusahaan yang dalam tahap berkembang. Terkait kriteria2 papan utama dan pengembangan, nanti saya tuliskan di pos teesendiri. 

Indeks saham mana yang penting untuk diperhatikan untuk trader?

Biasanya yang sering menjadi acuan2 untuk trading adalah Indeks Saham LQ45. Maka dari itu, kalau anda seorang trader, anda harus paham dengan pergerakan saham yang ada di Indeks LQ45 ini. 

Selain itu, Indeks Sektoral juga penting untuk anda perhatikan, karena dengan memahami indeks Sektoral, anda bisa melihat tren saham2 di sektornya, sehingga anda bisa memutuskan untuk membeli saham di sektor tertentu, dan menghindari sektor saham yang trennya masih turun.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Apakah Saya Cocok Jadi Pemain Saham?

Apakah Saya Cocok Jadi Pemain Saham?

Halo rekan2 Saham Gain... Bertemu lagi di postingan baru saya .....

Terkadang saya membaca dan menemukan kisah2 inspiratif para wirausahawan, para pakar properti yang sukses besar di bidang yang mereka tekuni. Ternyata, banyak dari mereka adalah "pensiunan" pemain saham, Maksud saya "pensiunan" adalah (maaf kalau dengarnya nggak enak, tapi inilah faktanya) para pemain saham yang gagal mencetak profit / bangkrut dari bisnis trading dan investasi saham.

Karena mengalami bangkrut dalam bisnis saham, modalnya tergerus habis, pasar saham ternyata tidak seperti yang mereka pikirkan, akhirnya mereka memilih untuk berhenti bermain saham dan menekuni bisnis / investasi riil. Dan, hasilnya sangat memuaskan.  

Kebanyakan dari mereka yang trauma bermain saham, ternyata mereka dilanda oleh pasar saham saat crash, terutama saat Krisis Moneter 1997. Krismon ini otomatis memukul telak seluruh modal dan portofolio para pemain saham yang trading pada zaman itu, sehingga akhirnya mereka "gulung tikar". Tapi ada juga, pemain saham yang trading sejak Krismon dan bertahan sampai sekarang, bahkan portofolionya bertumbuh berkali-kali lipat. 
   
Nah, melihat kondisi di pasar saham, sebenarnya banyak orang yang ragu untuk masuk ke dalam dunia saham. Bahkan, para pemain saham pun mulai ragu dan bertanya-tanya, apakah saya memang cocok bermain saham? Kalau Anda bertanya pada saya: Bagaimana saya bisa mengetahui kalau saya cocok bermain saham? 

Jawabannya, hanya Anda yang tahu. Namun, setidaknya Anda harus mengetahui FAKTA-FAKTA DI PASAR SAHAM terlebih dahulu, sebelum Anda memutuskan terjun ke dunia saham atau tidak. Atau, memutuskan apakah Anda akan meneruskan karir Anda di dunia saham atau tidak (bagi pemain saham). Fakta2 yang saya paparkan akan membuka bagaimana kondisi market yang sesungguhnya (tidak hanya menuliskan dari sisi yang baik saja).

1. Anda bisa untung besar dari saham, dan sebaliknya bisa rugi besar dari saham

Di pasar modal semua bisa terjadi. Anda bisa untung besar, dan juga sebaliknya. Ketika Anda sudah untung, Anda jangan menjadi tamak / serakah. Di pasar modal berlaku hukum: Panas setahun dihapus hujan sehari. 

Tidak menutup kemungkinan, keuntungan yang Anda dapatkan berbulan-bulan, bisa dihapus dengan kerugian satu hari. Kalau Anda tidak memiliki mindset dan psikologi trading yang benar, rasa2nya akan sangat sulit bisa mempertahankan untung konsisten. Untuk materi lengkap psikologi investor, Anda bisa dapatkan disini: Buku Saham. Baca juga pos2 Saham Gain yang berkaitan dengan poin nomor 1: Trading Yang Benar.  

2. Tidak ada pemula yang bisa langsung untung konsisten dari saham

Tidak menutup kemungkinan pemula bisa dapat untung besar dari saham.. Tapiii.. itu hanyalah beginner lucky, bukan karena Anda pintar, hebat dan jago. Dan sangat mungkin, Anda bisa rugi besar di bulan2 berikutnya.Lagian kalau Anda pemula dan berharap langsung kaya, memangnya sudah seberapa besar ilmu Anda? Baca juga: Mengapa Pemain Saham Pemula Sering Rugi? (belum terbit.. coming soon).

Pasar saham itu sangat dinamis. Akan ada banyak sekali peristiwa dan yang mampu menaikkan maupun mengguncang harga saham dalam waktu yang cepat, sehingga psikologis dan pikiran pemain saham itu sangat terkuras karena adanya dinamika pasar saham yang sering tidak terduga. 

Seseorang pemain saham yang bisa tahan menghadapi dan mengerti kondisi pasar saham adalah mereka yang sudah berpengalaman, bukan mereka yang belum / pengalaman masih minim. 

3. Ada waktunya pasar saham bearish

Kalau Anda juga pemain saham (baca: trader atau investor saham) bahkan yang sudah berpengalaman, Anda pasti mengalami sendiri bahwa mencetak profit dari saham tidak semudah yang digembar-gemborkan dari judul2 seminar saham yang Anda baca. Akan ada waktunya pasar saham bullish (disituah biasanya trader mendapat kesempatan untuk mendapat profit dan euforia mulai timbul). Ada waktunya pasar saham mengalami tren bearish dan disitulah para trader mulai banyak yang rugi, sahamnya nyantol, mulai pesimis. 

4. Saham adalah permainan psikologis 

Yang harus Anda ketahui, main saham bukan hanya soal analisis teknikal maupun fundamental. Selama saya main saham, psikologis, tenaga dan pikiran saya benar2 terkuras. Kapan harus cut loss? Apakah saham naik akan naik lagi? Saham naik dan market turun, apakah harus segera  jual sekarang? Permainan psikologis yang benar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan trading. 

5. Anda akan sering salah


"Tidak ada orang pintar di pasar modal" Begitulah quote dunia saham yang sering saya dengar. Di pasar modal Anda akan sering salah. Pasar modal bukanlah rumus matematika. Dan semua broker, analis, pakar saham bisa mengatakan prediksi IHSG maupun prediksi harga saham, ujung2nya adalah pakai ilmu prediksi alias ilmu nebak. 

Anda boleh saja menebak dengan cermat, Anda boleh saja prediksi dengan seakurat mungkin, namun semua pergerakan harga saham, 100% ditentukan oleh market itu sendiri. Anda masih ingat tanggal 11 November 2016 saat pasar saham ditutup turun tajam -4,01% karena efek Donald Trump? Saat itu, sebelum market buka banyak prediksi yang mengatakan IHSG masih bisa rally, IHSG masih akan menguat terbatas. Namun 

Jadi, Anda jangan kaget kalau saham yang Anda beli ternyata nggak naik. Terkadang, Anda hanya perlu menunggu waktu saja untuk menunggu saham Anda rebound. 

6. Pasar sangat sensitif berita

Berita apapun yang dapat mempengaruhi pasar saham, baik secara langsung ataupun tidak langsung, biasanya akan selalu direspon pasar dengan cepat. Walaupun, berita2 tersebut tidak memiliki dampak langsung terhadap IHSG, misalnya Brexit. Namun, IHSG langsung  koreksi tajam dalam satu hari. Ya itulah faktanya. Bagi pemain saham, inilah salah satu penyebab mengapa Anda akan sering salah (poin 5). Di pasar modal, banyak sekali berita2 yang dapat mengejutkan IHSG. 

Sekarang silahkan Anda tentukan dan cermati sendiri, apakah hati Anda sreg, apakah Anda yakin dan siap menanggung segala risiko untuk menjadi pemain saham atau tidak. Kalau Anda tanya saya, apakah saya cocok main saham? Saya jawab YA, karena saya sudah mempertimbangkan segala unsur gain dan risikonya. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Saham: Profit Besar atau Profit Konsisten?

Trading Saham: Profit Besar atau Profit Konsisten?

Tujuan anda dan saya trading adalah untuk mendapatkan profit. Profit ini bukan hanya sekedar profit jangka pendek, tapi kita semua ingin mendapatkan profit yang bisa terus berkelanjutan alias profit konsisten. 

Jadi kalau misalnya anda dapat profit 50% dalam satu bulan, tapi bulan-bulan berikutnya anda cenderung rugi, maka ini bukan profit konsisten. Anda bisa dapat untung cepat dan besar, namun tidak konsisten. 

Maka dari itu, saya tidak bosan sharing pada trader, terutama trader pemula: Kalau anda dapat jackpot, anda jangan langsung merasa jago, trader paling hebat, bisa profit terus. Karena jackpot yang anda dapatkan ini belum tentu bisa konsisten anda dapatkan di bulan2 berikutnya, tahun2 berikutnya. 

Fokus pada analisis adalah kunci utama dalam trading. Sebaliknya sikap euforia yang berlebih, bisa berpotensi menghancurkan bisnis trading anda. 

Trader seringkali berfokus untuk mendapatkan profit yang besar. Hal ini tidaklah salah. Tetapi sebaiknya anda lebih berfokus untuk menemukan metode2 trading yang bisa membuat anda profit konsisten, bukan hanya sekedar profit besar. Karena seperti yang tuliskan sebelumnya, bahwa profit besar tidak menjamin anda dalam mendapatkan profit kosnsisten. 

Mendapatkan profit konsisten di saham, berarti anda harus bisa memahami cara memilih saham yang tepat untuk anda anda. Anda bisa baca praktik tradingnya disini: Panduan Menemukan Saham Bagus & Screening Saham. 

Sekalipun profit anda tidak terlalu besar tapi kalau anda bisa mendapatkannya secara konsisten, maka profit konsisten sesungguhnya menunjukkan bahwa anda: 

- Sudah memiliki ketenangan dan psikologis yang bagus dalam trading
- Sudah mengetahui cara memilih saham
- Sudah memiliki pola trading sendiri (tidak tergantung pada analis, broker dan lain2)
- Sudah bisa membaca pergerakan market 

Sedangkan kalau anda bisa dapat untung besar tapi tidak konsisten, maka itu artinya anda masih perlu memperdalam cara membaca pergerakan market, melatih skill trading, menemukan metode trading yang cocok untuk anda. Jika anda ingin tahu cara mengukur profit konsisten, anda bisa baca pos saya disini: Cara Mengukur Profit Konsisten Saham.

Anda yang ingin sekali dapat profit besar dari saham, sebenarnya anda tidak perlu memikirkan bagaimana caranya bisa profit besar dan cepat, karena hal ini justru akan membuat anda tidak bisa konsentrasi pada analisis teknikal, yang menjadi bagian utama dalam trading.  

Ya pokoknya trading saham itu mengalir saja, dan anda harus tetap fokus melakukan analisa trading. Berapapun profit yang anda dapatkan sebenarnya nggak masalah, mau profitnya jumbo atau kecil.

Anda juga nggak perlu memikirkan atau mematok target berapa lama anda harus bisa dapat profit yang konsisten. Kalau anda baca pengalaman trading saya disini: Pengalaman Trading Saham:  Berapa Lama Trader Bisa Dapat Profit Konsisten? Anda akan tahu bahwa profit konsisten itu tidak bisa kita target dengan ukuran kuantitatif, namun dengan pengalaman yang anda jalankan di pasar saham. 

Kemudian anda bertanya lagi: "Bung Heze, gimana kalau kita dapat profit besar dan juga sekaligus konsisten. Apakah bisa?"

Bisa. Tetapi hal pertama yang harus anda dapatkan bukanlah profit besar, namun profit konsisisten. Itu artinya anda harus tahu pola trading apa yang cocok untuk anda, anda harus bisa baca pergerakan market, anda harus bisa mengatur psikologis anda dengan benar. Baca juga: Kombinasi Analisis Teknikal dan Psikologis Trading Saham.  

Karena sesungguhnya kalau anda sudah bisa dapat profit kecil tapi konsisten, seiring berjalannya waktu seni trading anda pasti akan berkembang, baik dari segi skill maupun modal, sehingga profit kecil ini nantinya bisa anda kembangkan menjadi profit yang lebih besar dan konsisten. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Perubahan Bobot Indeks Saham: Free Float Adjusted Index

Perubahan Bobot Indeks Saham: Free Float Adjusted Index

Beberapa waktu lalu sempat ramai saham HMSP dan UNVR yang harganya turun tajam hanya dalam sehari. HMSP penutupan Bursa turun sebanyak 10,29%. Saham UNVR turun 5%. Padahal, saham-saham blue chip dan saham LQ45 lainnya tidak mengalami penurunan separah itu. 

Fyi, saham-saham blue chip sekelas HMSP sangat jarang turun 10% dalam sehari. Tentu saja hal ini sudah 'diluar batas kewajaran'. Sehingga penurunan saham ini sempat menjadi trending topic di kalangan trader. 

Penyebab penurunan saham HMSP dan UNVR ternyata disebabkan adanya pembobotan ulang indeks saham IDX30 dan LQ45 (UNVR dan HMSP masuk dalam kedua indeks tersebut) dengan menggunakan sistem free float (free float adjusted index).  

Apa sih pembobotan saham itu? Apa itu free float? Apa gunanya Bursa Efek melakukan free float adjusted index? Dan apa pengaruhnya ke harga saham? Apakah pengaruh ke fundamental perusahaan juga? 

Mari kita bahas. Perlu anda ketahui, saham-saham yang termasuk dalam indeks IDX30 maupun indeks LQ45 sebenarnya memiliki peringkat bobot saham masing-masing. Semakin besar bobot saham (dalam persentase), maka hal ini menunjukkan bahwa jumlah saham yang bisa diperdagangkan publik semakin besar. Nah, untuk mengukur bobot saham, digunakanlah free float adjusted index. 

APA ITU FREE FLOAT? 

Free float kalau kita terjemahkan secara harafiah ke dalam Bahasa Indonesia artinya 'mengambang bebas'. Free float adalah jumlah saham perusahaan publik yang sifatnya likuid, karena saham ini adalah saham yang benar-benar dimiliki oleh investor / trader untuk diperdagangkan. 

Sesuai definisi Bursa Efek, saham scriptless yang bisa diperdagangkan oleh trader publik adalah saham dengan kepemilikan kurang dari 5%. 

Jadi istilahnya free float atau 'mengambang bebas' karena saham ini adalah saham yang benar-benar bisa anda tradingkan secara bebas di pasar oleh siapapun. Dan saham free float ini tidak termasuk dalam saham yang dimiliki pemegang saham afiliasi, strategis /  pemegang saham pengendali atau pemegang saham lain yang ada hubungan istimewa.

Menurut aturan Bursa Efek, saham free float minimal perusahaan publik porsinya adalah 7,5% dari total jumlah saham beredar. Jadi kalau ada perusahaan tbk yang free floatnya nggak sampai 7,5%, maka emitennya bisa terancam delisting. 

Untuk mengetahui free float, anda bisa melihat melalui laporan keuangan perusahaan, biasanya dicantumkan di catatan atas laporan keuangan di bagian Modal Saham. Contohnya, anda bisa perhatikan free float saham HMSP dibawah ini (di laporan keuangannya): 

Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran hijau. Itulah yang dimaksud dengan free float. Jadi cara bacanya: Free float HMSP adalah sebanyak 7,5%, yaitu sebesar 8.723.855.775 saham. 

Artinya, saham yang bisa diperdagangkan di publik adalah sebanyak 8.723.855.775. Saham yang diperdagangkan di publik itu adalah saham yang biasa anda amati pergerakan bid-offernya itu lho.  

Semakin besar jumlah saham free float, maka dapat dikatakan free float saham perusahaan semakin bagus, sehingga hal ini bisa menaikkan bobot indeks sahamnya.

LALU APA ITU FREE FLOAT ADJUSTED INDEX? 

Metode untuk menghitung pembobotan ulang index dilakukan dengan menggunakan metode free float adjusted index. Ini yang selalu menjadi pertanyaan dari banyak trader, tentang pembobotan suatu saham, yang menyebabkan harga saham bisa naik drastis (saat bobot saham bertambah) atau sebaliknya. 

Nah, untuk melakukan perhitungan bobot indeks suatu saham, maka cara menghitungnya adalah sebagai berikut: 


Keterangan:  

Market cap / kapitalisasi pasar = Harga saham x jumlah saham beredar
Rasio free float: jumlah saham free float / total saham beredar perusahaan 
Rata-rata kapitalisasi pasar indeks adalah rata-rata kapitalisasi semua saham yang menjadi konstituen di dalam indeks yang dijadikan perhitungan.

Jadi kalau indeks IDX30 misalnya, maka kapitalisasi pasarnya dihitung dari rata2 30 saham yang ada di indeks tersebut yang sudah disesuaikan dengan aksi korporasi. Nah, dari sini kemudian akan didapatkan bobot saham tersebut.  

Contoh perhitungan free float adjusted index: 

Diketahui jumlah saham beredar saham A adalah sebesar 116.318.076 dan harga sahamnya 3.400. Rasio free float saham A adalah sebesar 7,5%. Dan rata2 kapitalisasi pasar indeks di IDX 30 adalah sebesar 494.184.503.737.000. Maka perhitungan free floatnya adlaah sebagai berikut: 

(116.318.076 x 3.400) x 7,5% / 394.184.503.737.000 x 100%. Maka didapatkanlah hasil sebesar = 20%. 

Jadi saham A disini memiliki bobot sebesar 20% dalam indeks IDX30. Artinya, bobot yang semakin besar dalam indeks menunjukkan bahwa free float perusahaan semakin besar, dan juga sebaliknya. Coba anda ganti angka 7,5% dengan 10% untuk rasio free float, maka bobot sahamnya akan naik menjadi 27%. 

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa bobot saham perusahaan di suatu index bisa naik apabila: 

- Rasio free float bertambah (inilah yang diharapkan oleh Bursa Efek)
- Rata2 kapitalisasi pasar indeks turun, sedangkan faktor lainnya tetap
- Kapitalisasi pasar perusahaan bertambah besar 

TUJUAN DILAKUKAN FREE FLOAT ADJUSTED INDEX

Perlu anda ketahui, perubahan bobot saham berdasarkan free float adjusted index akan diberlakukan Februari 2019, sehingga bisa jadi rumus diatas nanti ada penyesuaian (tapi kemungkinannya kecil). 

Namun metode perhitungan free float adjusted index sudah dilakukan sekarang, sehingga saham2 yang bakalan berkurang bobotnya, harganya sudah turun duluan seperti HMSP dan UNVR. 

Pertanyaan selanjutnya: Kenapa dilakukan perhitungan seperti ini? Ini kan bisa membuat investor ritel jadi korban. Harusnya kan mekanisme pasar berjalan tanpa intervensi pihak Bursa?

Pertanyaan2 ini banyak sekali saya terima dari rekan2 trader. Jadi, anda harus memahami dahulu kenapa BEI melakukan penyesuaian bobot saham. Ada beberapa alasan:

1. Bursa efek ingin mendorong perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham free float

Dengan adanya pembobotan saham berdasarkan free float, BEI sebenarnya ingin agar perusahaan2 yang bobot sahamnya turun, bisa segera meningkatkan jumlah saham free float. Tujuannya kembali lagi: Agar investor publik (kepemilikan dibawah 5%) ini punya kesempatan lebih besar untuk mentradingkan saham perusahan, sehingga dengan free float yang lebih besar lagi, harga saham jadi lebih likuid. 

Kalau saham free floatnya lebih besar lagi, hal ini juga memberikan keuntungan bagi para manajer investasi (MI). MI akan punya lebih banyak pilihan saham untuk dibeli, dan disimpan. 

Cara meningkatkan jumlah saham free float salah satunya dengan melakukan right issue dengan HMETD. Right issue ini bisa meningkatkan jumlah saham publik dibawah 5% sekaligus menambah jumlah saham beredar. Baca juga: Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part I dan Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part II. 

Seperti yang saya tulis tadi, bobot saham di suatu indeks bisa naik apabila: Free float bertambah, kapitalisasi pasar meningkat. Jadi kalau perusahaan melakukan aksi korporasi seperti right issue ini tadi, maka sudah jelas selain free floatnya bertambah, kapitalisasi pasarnya juga naik (soalnya jumlah saham beredar bertambah), sehingga persentase bobot indeksnya akan naik lagi. 

Contohnya HMSP. HMSP memang punya peringkat kapitalisasi pasar yang sangat besar. Tetapi sayangnya, jumlah saham free floatnya kecil, cuman 7,5% (7,5% adalah batas free float minimum yang diterapkan Bursa).

Sedangkan saham2 blue chip lain seperti TLKM, BBRI, ASII rasio free floatnya hampir 50%! Dalam hal ini, BEI ingin mendorong para emiten untuk meningkatkan free floatnya. 

2. Meningkatkan efisiensi portofolio 

BEI ingin agar terjadi keseimbangan dalam portofolio, di mana perhitungan indeks ini dilakukan agar trader tidak hanya mentradingkan saham2 yang kapitalisasi pasarnya besar, tetapi yang free floatnya besar juga. 

Dengan adanya penyesuaian ini, maka MI pun juga bisa membuat keputusan reksadana saham yang lebih baik, yang dengan menempatkan saham yang free floatnya lebih besar pada reksadana pilihannya. 

3. Metode ini sudah menjadi standar umum di bursa-bursa luar negeri 

Metode penyesuaian value index sudah diterapkan di Bursa2 luar seperti Bursa Shanghai, Japan Exchange Group, Nasdaq, Bursa Malaysia dan lain2. Artinya, di Indonesia kita juga harus mulai up-to-date. 

4. Memberikan gambaran riil saham yang bisa diperoleh investor, selain saham yang dimiliki oleh pengendali

Penyesuaian bobot indeks ini akan memberikan gambaran pada investor: Berapa sih sebenarnya likuditas saham tersebut kalau dilihat dari free floatnya / dari bobotnya? 

Disini investor nanti bisa melihat bahwa ternyata kapitalisasi pasar yang besar, free floatnya belum tentu besar dan sebaliknya, sehingga investor bisa menimbang-nimbang untuk memilih saham yang punya free float besar, karena punya potensi likuiditas yang bagus. 

PENGARUHNYA KE HARGA SAHAM DAN FUNDAMENTAL PERUSAHAAN 

Lalu apa pengaruhnya ke harga saham? Apakah kalau bobot indeks saham turun, berarti menandakan likuditasnya turun? Apakah berarti pengaruh ke fundamentalnya juga? 

Seperti yang saya jelaskan: Kalau bobot saham naik, harganya berpotensi naik. Kalau bobot turun, harganya akan turun. Contohnya sudah jelas: HMSP dan UNVR turun. Tapi sampai kapan turunnya? Apakah bakal turun terus? 

Kita tidak tahu sampai kapan turun, tapi tentu saja saham tersebut pasti akan rebound. Nah, berhubung saham2 yang bobot indeksnya turun ini adalah saham2 blue chip yang sebenarnya walaupun free floatnya tidak terlalu besar seperti HMSP, tapi pergerakannya sangat likuid. 

Maka berdasarkan pengalaman trading saya, saham2 bagus yang anjlok sangat dalam, pasti akan naik lagi. Anda yang sudah trading, pasti anda merasakan sendiri, bagaimana saham2 bagus yang turun banyak, tidak lama kemudian harganya akan balik.  

Dulu saham BBCA waktu dilakukan penyesuaian bobot di indeks MSCI, harga sahamnya juga turun drastis dalam dua hari. Dari harga 18.400, tiba2 turun ke 16.500. Tapi setelah itu, ya sahamnya balik naik lagi kok. Anda bisa baca tulisan saya disini: Mengenal Indeks MSCI dan Pengaruhnya ke Harga Saham. 

Penurunan bobot saham ini bukan berarti likuiditas sahamnya turun, karena mau bobot saham tersebut gede atau kecil, free float-nya tetep sama. HMSP nanti bobotnya akan turun dari 11% menjadi 2,36%, tapi free floatnya ya tetep aja 7,5% dengan jumlah saham free floatnya 8.723.855.755 saham.

Kalau anda bertanya apakah fundamentalnya bakal terpengaruh: Saya pikir tidak. Why?

Memang dalam menghitung bobot indeks, ada penilaian kualitatifnya juga, seperti penilaian kinerja keuangan, kepatuhan dan lain2. Penilaian ini hanya BEI yang mengetahui penilain lebih detailnya, jadi saya tidak bisa bahas banyak disini. 

Tapi yang jelas kalau kita bicara tentang bobot indeks saham untuk menilai free float, maka porsi besarnya ya ada pada penilaian kuantitatif itu sendiri (seperti rumus diatas). Itu artinya, bukan berarti ketika bobot saham HMSP turun dari 11% menjadi 2,36% fundamentalnya jelek, LK-nya kedepan bakal buruk. Analisa seperti ini yang salah. 

"Lantas kalau likuiditas nggak turun, fundamental nggak jelek kenapa banyak yang jual sahamnya?" Tanya anda semakin penasaran 

Silahkan baca teruuss...  

OPINI SAYA PRIBADI TENTANG FREE FLOAT 

Perhitungan free float menurut sah-sah saja. BEI nggak salah menerapkan perhitungan ini. Ini bukan juga berarti BEI sengaja melakukan intervensi pasar, mau membuat investor ritel seperti anda dan saya rugi. Nggak gitu juga kali... Tujuan BEI melakukan ini juga positif (baca lagi empat poin yang saya tuliskan diatas). 

Tapi anda tahu sendiri kan, trader2 di pasar saham kita gampang sekali panik dan euforia. Ketika ada sedikit berita yang sebenarnya tidak berpengaruh signifikan, harga saham bisa langsung anjlok atau terbang. 

Inilah yang terjadi pada saham HMSP dan UNVR. Pelaku pasar panik kalau penurunan bobot saham akan membuat likuiditas saham turun, pertanda fundamental mulai jelek dan sebagainya. 

Selain itu, pelaku pasar juga panik kalau para MI yang punya duit gede di HMSP dan UNVR jualan saham besar2-an dan mengalihkan porto-nya, sehingga harganya langsung turun drastis. Sehingga, investor ritel yang lihat HMSP dan UNVR turun, ikut panic selling.

Kalau anda baca pos tentang BBCA dan Indeks MSCI diatas tadi, maka itulah contoh di mana sebenarnya pasar saham menanggapi berita secara berlebihan. Jadi, penurunan harga saham di BEI karena perubahan bobot indeks ini bukan cuma terjadi sekali, tapi sebelum-sebelumnya juga sudah pernah terjadi. 

Dan ketika saham2 ini sudah anjlok, biasanya harganya akan diangkat naik lagi, karena siapa yang nggak mau dapat barang bagus, yang diskon pula... 

Anda yang sudah pegang saham HMSP atau UNVR nggak usah panic selling. Coba anda pertimbangkan, kalau anda cut loss dan rugi gede, butuh berapa lama anda mengganti kerugian anda dari trading di saham lain. Bandingkan kalau anda mau menunggu saham2 tersebut rebound. Worth it mana? Anda bisa pertimbangkan sendiri. 

Kalau anda sudah pegang tapi masih porsi kecil, anda bisa beli lagi di harga bawah secara bertahap. Kalau harga saham sudah mulai rebound, anda bisa beli. Demikian juga dengan anda yang belum pegang sahamnya, anda bisa jadikan kesempatan untuk buy di harga bawah (trading). 

Hanya memang disini dibutuhkan permainan mental yang kuat, karena kita harus mengikuti arus pasar. Walaupun likuditas masih tetap sama, fundamental masih bagus, anda harus menggunakan strategi yang tepat kapan mau buy, atau hold sahamnya, karena faktanya banyak trader yang panic selling. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat di IDX

Cara Mencari Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat di IDX

Kalau anda membaca dan menganalisa laporan keuangan, maka anda harus meneliti analisis-analisis dan rasio keuangan perusahaan untuk menilai kinerja fundamental (dari sisi kuantitatif). 

Tetapi di situs Bursa Efek Indonesia atau IDX menyediakan ringkasan performa perusahaan yang diambil dari kinerja di laporan keuangan selama beberapa tahun. Jadi anda bisa melihat ringkasan kinerja dan ukuran2 keuangan perusahaan yang disajikan dalam data tran. 

Berikut cara mencari ringkasan kinerja perusahaan tercatat di situs IDX

1. Buka situs www.idx.co.id 

2. Masuk ke menu Data Pasar --> Laporan Statistik --> Ringkasan Performa Perusahaan Tercatat. Tampilannya sebagai berikut: 

Ringkasan Performa Perusahaan Tercatat
3. Perhatikan tampilan berikut: 


Untuk bisa mendapatkan ringkasan kinerja perusahaan, anda bisa klik 'unduh' pada perusahaan yang ingin anda lihat kinerjanya. Setelah anda unduh, akan muncul tampilan ringkasan kinerja perusahaan dalam file PDF sekitar 3 halaman. 

4. Anda juga bisa mencari perusahaan secara spesifik yang ingin anda analisa melalui menu 'Search By' lalu ketikkan nama perusahaan atau kode sahamnya. Misalnya sebagai berikut: 


Setelah anda unduh, anda sudah bisa membuka file PDF yang berisik ringkasan kinerja perusahaan tercatat saham HMSP. Berikut contoh isi ringkasan kinerja perusahaan tercatat: 


Jadi pada ringkasan kinerja / performa perusahaan di IDX, anda bisa melihat ukuran-ukuran kinerja keuangan seperti rasi-rasio EPS, DER, ROA, ROE dan lain2 selama 4-5 tahun kebelakang. 

Jadi untuk anda yang ingin melakukan analisis fundamental, anda bisa membandingkan tren kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. 

Ringkasan perusahaan tercatat ini biasanya berguna untuk anda yang ingin menganalisa fundamental perusahaan namun anda memiliki waktu yang terbatas (entah karena anda bekerja dan lain2) untuk membedah laporan keuangan satu per satu. 

Maka di ringkasan kinerja perusahaan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek ini, sudah disusun ukuran-ukuran keuangan sedemikian rupa yang penting untuk diperhatikan oleh investor. 



Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Investor Saham Lokal vs Investor Saham Asing

Investor Saham Lokal vs Investor Saham Asing

Di pasar saham Indonesia, saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak hanya diperdagangkan oleh para pemodal / investor dari lokal atau masyarakat Indonesia. Namun saham-saham di BEI juga dipedagangkan oleh pemodal asing. 

Asing disini maksudnya adalah investor asing (sekuritas asing, perorangan) yang memang menanamkan modal di pasar saham Indonesia atau sekuritas lokal tetapi dimiliki juga oleh asing. 

Memang porsi modal asing ini cukup besar di pasar saham Indonesia. Sebagian besar saham2 blue chip dimiliki oleh asing. Sehingga, atas dasar inilah di pasar saham asing selalu bisa 'menyetir' IHSG, terutama asing selalu bisa menggerakkan saham2 tertentu sesuka hati mereka.

Sebagai contoh, saham ASII dan TLKM dan beberapa saham blue chip lainnya pernah mengalami koreksi yang sangat tajam, padahal saat itu IHSG sedang naik tinggi. Hal ini terjadi karena porsi modal asing di kedua saham blue chip tersebut sangat dominan, sehingga kalau asing jual besar-besaran, ya sudah, para investor lokal tidak akan bisa melawan. Paling2 yang sudah beli ketika sahamnya koreksi, sahamnya akan nyangkut karena ternyata sahamnya nggak kunjung rebound, tapi justru turun lagi. 

Tapi kalau anda perhatikan saham2 lapis dua yang rata-rata dimiliki oleh pemodal lokal (investor lokal ritel), maka saham2 tersebut cenderung jauh lebih tahan terhadap koreksi (kecuali saham2 yang memang fundamentalnya jelek). 

Memang setiap saham pasti ada masanya untuk koreksi, karena tidak mungkin seorang trader membeli saham secara terus-menerus tanpa melakukan aksi profit taking sama sekali.

Namun sekali lagi, peran investor lokal inilah yang sebenarnya bisa menahan kejatuhan IHSG lebih dalam, karena selama ini ketika investor asing sedang jual besar2an, suka nggak suka anda pasti akan melihat kejutan saham yang tiba2 turun puluhan persen hanya dalam  hari. 

Terus, kenapa investor lokal dikatakan lebih mampu untuk menahan kejatuhan saham2 tertentu? 

Pertama, dikarenakan BEI gencar melakukan program sosialisasi Yuk Nabung Saham, maka ketika nantinya jumlah investor lokal bertambah banyaaaak, IHSG akan lebih tahan terhadap koreksi, arena konsep menabung saham, bukanlah trading namun terus menambah porsi modal secara berkala untuk diinvestasikan. 

I mean, kalau memang porsi suatu saham jauh lebih banyak dimiliki oleh investor lokal ketimbang asing, dan investor lokal banyak yang menabung saham (tidak terlalu sering menjual saham), maka saham tersebut tidak akan mudah turun terlalu drastis ketika investor asing menjual saham dalam jumlah besar. 

Selain itu, ciri2 investor ritel lokal biasanya cenderung lebih suka menahan saham daripada cepat menjual saham tertentu, ketika harganya turun. Hal ini dikarenakan investor ritel hanya menggunakan sedikit modal dari total asetnya untuk dibelikan saham. Tapi kalau investor ritel lokal kita jumlahnya sangat besar, maka efeknya juga pasti akan lebih terasa. 

Maka dari itu, sebenarnya kalau kita ingin saham-saham dan IHSG lebih tahan terhadap koreksi (terutama koreksi2 yang berlebihan), jumlah investor lokal ini harus diperbanyak. Bagi anda yang memiliki ketertarikan di dunia saham (trading dan investasi), anda bisa memulai belajar saham dan memahami analisis2 yang dibutuhkan untuk mendapat profit (teknikal maupun fundamental).


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.