Strategi Trading Terbaik untuk Trading for Living

Strategi Trading Terbaik untuk Trading for Living

Profesi trading saham sepertinya semakin digemari, karena cukup banyak rekan2 trader yang mulai bertanya-tanya tentang trading for living / menjadi full time trader (FTT). Bahkan sudah mulai banyak trader paruh waktu yang beralih menjadi FTT, atau sedang dalam tahap menjadi FTT.  

Saya yakin kalau kedepan pasar saham semakin banyak dikenalkan pada masyarakat, kemungkinan besar akan semakin banyak orang yang ingin menjadikan saham sebagai penghasilan, baik penghasilan tambahan maupun penghasilan utama. 

Pertanyaan yang sering saya terima terkait trading for living adalah: Strategi trading apa yang cook untuk seorang FTT? Apakah trading cepat? Atau trading mingguan? Trading jangka menengah?

Strategi terbaik untuk FTT semuanya harus anda bentuk sejak anda menjadi part time trader. Jadi apakah anda nantinya mau jadi FTT dan mau menerapkan scalping trading.?Atau anda mau menerapkan trading harian (intraday)? 

Anda mau swing trading? Anda mau trading jangka menengah? Semua strategi itu bagus untuk anda, selama anda sudah bisa mengujinya ketika anda belum menjadi FTT. Paham sampai disini? 

Bahkan untuk hidup dari saham pun, anda sebenarnya tidak harus trading. Investasi (jangka panjang) pun bisa membuat anda hidup dari saham. Contohnya? 

Contoh paling dekat di Indonesia ada Lo Kheng Hong (LKH), di mana beliau sudah bisa investasi for living (beliau tidak trading), dengan cara beli saham2 bagus yang valuasinya murah. 

Aritnya nggak ada jawaban yang absolut mengenai strategi trading yang bagus untuk trading for living. Sama ketika anda melakukan analisa di pasar saham. Tidak ada analisa terbaik yang absolut. Semua kembali pada strategi dan riset anda masing2. 

Tapi saran saya, sebaiknya kalau anda mau jadi FTT, anda harus bisa menerapkan strategi trading yang FLEKSIBEL. Apa maksudnya? Fleksibel berarti anda tidak boleh kaku dan terpatok pada satu strategi saja. 

Katakanlah anda selama ini selalu menerapkan swing trading. Nah, strategi anda bisa jadi meleset total ketika market sedang bearish terus... Karena dalam kondisi market yang bearish selama berbulan-bulan, saham yang baru naik sehari-dua hari mungkin akan langsung koreksi lebih banyak. 

Sehingga kalau anda terpaku harus melakukan swing trading... Anda harus bisa jual saham agak lama, mau hold terus karena anda bersikukuh anda biasanya selalu berhasil, maka yang sangat mungkin terjadi saham anda justru nyangkut (padahal mungkin sebelumnya anda sudah profit, tapi anda nggak mau jual). 

Saya juga sering menemukan keinginan trader yang maunya jadi FTT dan cuma scalping trading di saham2 lapis tiga. Ingatlah, cara ini sangat berisiko. Mungkin di satu waktu anda punya kesempatan untuk profit besar.


Tapi hal ini tentu tidak bisa dilakukan setiap saat. Nah, kalau anda terjebak oleh pola main bandar dan anda rugi besar, apakah anda tetap kuat mental? 

Ada kalanya ketika market bearish, anda mungkin harus melakukan buy-sell dalam waktu yang lebih cepat ketimbang biasanya. Tetapi ketika market strong bullish, anda bisa hold saham lebih lama terutama saham2 yang valuasinya sudah murah.  

Ada saham2 yang bisa anda simpan lebih lama dengan swing trading. Namun, ada juga saham2 yang lebih cocok digunakan untuk jangka waktu yang lebih pendek. 

Artinya aalau anda mau trading for living, anda juga harus fleksibel dalam menentukan time frame trading anda, dan tidak terpaku pada satu strategi dan satu jangka waktu. 

Dengan kata lain, untuk trading for living ada satu hal lagi yang harus anda siapkan: Pandai membaca momen. Hal inilah yang menentukan apakah anda bisa fleksibel dalam trading atau tidak. 

Sekali lagi saya tekankan, strategi trading apapun baik untuk anda yang mau jadi FTT. Saya pribadi tidak bisa menjawab mana yang paling bagus dan paling absolut untuk itu. Strategi2 trading yang anda gunakan hendaknya 'saling melengkapi'. Dengan cara inilah anda bisa mendapatkan profit di pasar saham.  

Hal terakhir yang mau saya tekankan pada anda, faktanya memang banyak trader yang ingin buru-buru jadi FTT, karena dalam bayangan seorang trader FTT itu enak, nggak harus kerja kantoran, bisa kerja dari rumah, duit lebih banyak dan lain2. 

Atas dasar inilah, kemudian banyak trader yang bertanya pada saya tentang strategi untuk jadi FTT. Untuk menjadi FTT, ada banyak hal yang harus anda siapkan, bukan hanya apa yang saya sebutkan diatas tadi. 

Modal anda, kemampuan anda dapat profit, mental anda harus siap semua. Jangan sampai anda mau jadi FTT hanya karena kelihatannya enak atau karena ajakan orang lain atau iming2 profit besar terus dari saham. Atau hanya karena anda baru bisa profit sedikit anda langsung memutuskan untuk jadi FTT.

Bukan seperti itu cara untuk menjadi FTT. Anda harus praktik sendiri. Selain itu, menjadi FTT juga bukan suatu keharusan / kewajiban. Jadilah FTT kalau MODAL, KEMAMPUAN, MENTAL, PROFIT anda sudah siap dan mencukupi. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham IPO untuk Trading

Saham IPO untuk Trading

Saya beberapa mendapat pertanyaan dari para trader pemula yang ingin trading di saham2 yang baru IPO. Pertanyaan yang saya terima belum lama ini: 

"Pak Heze, kalau saya trading di saham2 IPO apakah bisa untung? Soalnya saya lihat saham IPO geraknya lebih cepat dan banyak yang harganya masih murah".. Dan masih banyak lagi pertanyaan2 tentang saham IPO untuk trading sering saya terima. Antara di WA sebagai berikut: 

Selamat pagi Pak El. Mau tanya kalo nyobain saham IPO PURE ok nggak pak,buat beberapa hari kedepan

Jika anda berpikir untuk trading di saham IPO (terutama trader pemula), anda harus pahami dulu risiko saham IPO. Risiko saham2 IPO adalah: 

1. Pergerakan harganya sangat berbahaya

Saham2 IPO bisa naik puluhan persen dalam hitungan, tapi sebaliknya, bisa turun juga puluhan persen dalam waktu sangat singkat. 

Pergerakan saham pasca IPO juga cenderung susah ditebak, karena mayoritas saham2 IPO zaman now, saham beredanya rata2 sedikit, dan pergerakan naik turunnya harga lebih banyak disetir dan di pom-pom bandar, dengan tingkat likuiditas saham yang sangat rendah. Bahkan banyak saham IPO yang spread-nya nggak beraturan. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham.

2. Belum ada chart / pola yang bisa anda analisa secara detail 

Saham2 yang baru IPO beberapa hari, anda hanya menemukan beberapa candlestick di grafiknya. Sehingga, belum bisa anda gunakan untuk menganalisa support-resisten dan kecenderungan pergerakan harga selanjutnya (apakah cenderung uptrend atau downtrend). 

Saham IPO
Kalau ada saham yang baru IPO, dan cuma ada beberapa candle seperti ini, bagaimana cara anda menganalisanya? Kecuali kalau saham2 lapis tiga sudah melantai / listing di pasar saham cukup lama dan ada pola2 yang terbentuk. Pelajari juga: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. 

Anda mungkin bisa mengikuti pergerakan buy sell terbesat alias mengikuti pergerakan banda. Namun bandar juga tidak semudah itu memberikan titik2 harga yang mudah menjadi acuan trader ritel. 

Apalagi pergerakan saham2 IPO yang cenderung sangat cepat, seringkali membuat pemula yang baru melihat pergerakan bandar, harganya sudah keburu naik duluan atau malah sebaliknya. 

3. Mayoritas saham IPO punya pergerakan harga yang jelek

Banyak saham IPO yang setelah naik drastis 2-3 hari, atau 4 hari, harganya tiba2 langsung anjlok puluhan persen dan balik lagi ke harga IPO awalnya. 

Selain itu, banyak sekali saham2 IPO yang harganya turun secara berangsur dan harganya tidak kembali lagi ke harga awal. Hal ini membuat banyak trader ritel yang nekad beli saham IPO dengan harapan untung cepat, akhirnya justru mengalami floating loss yang sangat banyak. 

Kita sudah sering membahas saham2 IPO yang harganya turun drastis dan balik lagi ke harga IPO-nya.. Anda bisa baca2 lagi tulisan saya disini: Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO Belajar dari Kasus Saham POSA, Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. 

Jadi kesimpulannya, jawaban saya: Tidak masalah kalau anda mau membeli saham IPO. Tetapi kalau anda masih pemula atau anda yang baru mencoba saham IPO, saya sarankan anda menggunakan modal sekecil mungkin, atau anda bisa trading beberapa lot dulu untuk testing. 

Plus jangan lupa untuk lebih disiplin dalam trading. Tetapkan batas take profit dan disiplinlah dalam melakukan cut loss. Karena seperti alasan2 yang saya sebutkan diatas tadi, saham2 yang baru IPO sangatlah berbahaya untuk trader, khususnya trader pemula yang masih belum pengalaman dalam melakukan analisa2 saham. 

Buat anda yang masih belum yakin trading di saham IPO. Ada baiknya anda memilih saham2 likuid yang lain. Toh, masih banyak kok saham likuid di Bursa Efek 

Anda bisa pelajari cara-cara memilih saham yang benar dan bagus untuk pemula - expert disini: Panduan Screening Saham Pemula - Expert.  

Jika anda ingin mencoba saham IPO hanya karena anda ingin untung cepat, tergiur dengan kenaikan saham IPO yang bisa naik 20%-an dalam sehari, anda harus mempertimbangkan kembali keputusan anda, karena keinginan untuk dapat untung instan di saham IPO akan menambah risiko kerugian anda. 

Setelah baca pos ini, diharapkan anda bisa menimbang-nimbang keputusan anda untuk trading di saham IPO berdasarkan analisa dan rasionalitas. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Arti dan Ilustrasi Kurs Beli dan Kurs Jual

Arti dan Ilustrasi Kurs Beli dan Kurs Jual

Pagi hari sebelum jam trading, kalau Anda ngopi sambil baca2  berita ekonomi, maka berita ekonomi akan selalu menyajikan kurs beli dan kurs jual. Omong2 soal kurs beli dan kurs jual, apakah Anda sudah tahu cara membaca kurs beli dan kurs jual? Dan apa pengaruhnya ke perekonomian Indonesia? Dan apa pula pengaruhnya ke harga saham? Silahkan baca pos ini sampai habis.  

Kurs beli = Kurs yang digunakan pada saat pihak bank membeli mata uang asing (Saat Anda menjual  mata uang asing).

Kurs jual = Kurs yang digunakan pada saat pihak bank menjual mata uang asing (Saat Anda menjual  mata uang asing).

Kurs tengah = Rata2 kurs beli dan kurs jual

Jadi, untuk memudahkan supaya Anda lebih cepat paham, maka kurs beli dan jual dilihat dari sisi bank. Kalau kurs beli, berarti bank yang beli mata uang asing (masyarakat jual). Kalau kurs jual, berarti bank yang jual mata uang asing (masyarakat beli).

ILUSTRASI (Saya menggunakan ilustrasi kurs Rupiah terhadap USD)

Kurs beli = Rp12.800
Kurs jual = Rp13.000

Cara membaca kurs diatas: Perbankan membeli Rp12.800 uang Anda untuk senilai 1 Dollar (USD). Sedangkan perbankan akan menjual 1 USD senilai Rp13.000. 

Kalau Anda perhatikan, kurs jual selalu lebih besar daripada kurs beli. Hal ini adalah keuntungan yang diperoleh pihak bank. Itulah kenapa kurs jual selalu > kurs beli. Jadi jika mengacu contoh diatas, maka ada selisih kurs jual dengan kurs beli sebesar Rp200. Rp200 inilah yang menjadi keuntungan bank. Kurs jual ditetapkan lebih tinggi ketimbang kurs beli dengan tujuan agar perbankan dan tempat pertukaran uang (money changer) mendapat keuntungan lebih besar dari transaksi jual mata uang asing dibandingkan transaksi beli. 

Pada saat apa kurs beli dan jual digunakan?

Kurs beli digunakan saat Anda mendapatkan uang / penghasilan apapun dari luar negeri dan Anda ingin menukarkan menjadi Rupiah.  Kurs jual digunakan saat Anda ingin menukarkan Rupiah untuk mendapatkan Dollar, saat Anda membeli barang dari luar negeri. 

Contoh Penggunaan Kurs Beli dan Jual 

Perhitungan Penggunaan Kurs Jual

Misalnya, Anda ingin membeli barang dalam mata uang USD sebesar $20, maka Anda harus membeli Dollar terlebih dahulu, menggunakan kurs jual (bukan kurs beli, jangan terbalik). Maka jika mengacu pada contoh diatas, Anda harus mengeluarkan uang dalam Rupiah sebesar: Rp13.000 x 20 = Rp260.000, untuk ditukarkan menjadi mata uang USD (260.000:13.000= @20). .

Perhitungan Penggunaan Kurs Beli

Misalnya, Anda mendapatkan penghasilan online shop dari luar negeri sebesar $100 dan Anda ingin menukarkannya menjadi  Rupiah. Maka yang Anda gunakan disini adalah kurs beli (bukan kurs jual, jangan terbalik). Jika mengacu contoh diatas, maka Anda akan mendapatkan uang rupiah sebesar $100 x Rp12.800 = Rp1.280.000

Itulah pemahaman mengenai kurs beli dan kurs jual mata uang asing. Masuk ke tahap berikutnya: Apa gunanya Anda mengetahui posisi kurs beli dan kurs jual (terutama bagi pengusaha)? Apa pula pengaruhnya ke perekonomian Indonesia? Bagaimana pengaruh penguatan dan pelemahan kurs? Dan apa pengaruhnya ke pasar modal (harga saham)? Baca pos: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Sektor Usaha. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Daftar Saham IPO

Cara Mencari Daftar Saham IPO

Teman-teman yang ingin mencari daftar perusahaan2 / saham IPO, baik saham2 yang baru IPO maupun saham2 yang sudah beberapa tahun listing di pasar saham, anda bisa mencari informasinya melalui situs www.idx.co.id. 

Untuk anda yang ingin mencari daftar saham2 IPO untuk anda analisa fundamentalnya, anda bisa mencari di situs IDX. Berikut langkah cara mencari daftar saham IPO: 

1. Buka situs www.idx.co.id --> Perusahaan Tercatat --> Aktivitas Pencatatan


2. Kemudian muncul tampilan sebagai berikut:


Untuk mencari daftar saham IPO, pilih New Listing dan pilih tahun yang anda cari. Di situs IDX, menampilkan maksimal 4 tahun untuk daftar saham2 IPO. Kalau anda mau mencari daftar saham IPO yang listing terbaru, maka pilihlah tahun terbaru. Setelah itu klik 'Cari'.

3. Lalu anda akan melihat daftar saham2 IPO yang anda cari

Daftar saham IPO
Setiap saham yang baru listing di pasar saham, situs IDX akan meng-updatenya dengan data2 emiten terbaru. Termasuk kode saham dan nama perusahaan serta tanggal pencatatannya. Dan anda bisa mencari saham2 IPO ini mulai dari yang terbaru sampai 4 tahun kebelakang (di situs IDX). 

Jadi kalau anda mencari saham2 IPO yang baru listing, anda bisa mencari di situs IDX tersebut. Langkah2-nya seperti diatas. Semoga bermanfaat untuk anda...


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Saham Menggunakan Smartphone atau PC?

Trading Saham Menggunakan Smartphone atau PC?

Saat ini kalau anda daftar untuk membuka akun rekening saham (untuk trading dan investasi saham), di kantor sekuritas manapun pasti akan menyediakan aplikasi trading untuk PC / laptop dan aplikasi trading untuk smartphone. Mengingat maraknya perkembangan smpartphone (hampir semua kalangan pasti menggunakan), maka setiap sekuritas pasti berlomba-lomba untuk menyediakan layanan terbaik untuk itu. 

Memang saat ini banyak trader yang menggunakan smartphone untuk trading saham, karena selain praktis, ukuran smartphone mudah untuk dibawah kemanapun anda pergi. Tapi sepengalaman saya, trading menggunakan smartphone dibadingkan PC 'rasa' dan 'suasana'-nya sangat berbeda. 

Tampilan / ukuran smartphone yang jauh lebih sempit juga berpengaruh terhadap sejauh mana kita bisa leluasa dalam mengamati, menggunakan kombinasi tool analisis, dan membandingkan saham dengan saham2 yang lainnya. Hal ini berbeda jika anda menggunakan PC. Saya juga pernah membahasnya disini: Software dan Perangkat Keras untuk Trading Saham

Di layar PC, kita bisa menggunakan alat-alat analisis dan kita dengan mudah mengomparasi, misalnya satu saham dengan saham lain, atau satu saham dengan sektor saham tersebut. 

Nah, kalau anda membeli dan menjual saham hanya mengikuti saran broker, analis, teman anda, atau anda yang mungkin ikut di grup2 tertentu, maka nggak masalah kalau anda trading cukup menggunakan smarthpone. 

Tapi kalau anda benar-benar SERIUS ingin bisa menganalisis saham sendiri, menentukan trading plan yang baik, dan bisa mengerti bagaimana cara trading yang benar, atau bahkan jika anda ingin menjadi full time trader, rasanya sulit sekali kalau anda hanya mengandalkan smartphone untuk trading saham. 

Jika anda memiliki keinginan kuat agar bisa menjadi seorang expert di dunia saham dan bisa mendapatkan profit konsisten di pasar saham, maka selain analisa, anda harus memiliki tool / perangkat keras yang mendukung untuk melakukan analisa. Setidaknya, anda harus menggunakan laptop untuk membuka aplikasi saham anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Saham Menggunakan Smartphone atau PC?

Trading Saham Menggunakan Smartphone atau PC?

Saat ini kalau anda daftar untuk membuka akun rekening saham (untuk trading dan investasi saham), di kantor sekuritas manapun pasti akan menyediakan aplikasi trading untuk PC / laptop dan aplikasi trading untuk smartphone. Mengingat maraknya perkembangan smpartphone (hampir semua kalangan pasti menggunakan), maka setiap sekuritas pasti berlomba-lomba untuk menyediakan layanan terbaik untuk itu. 

Memang saat ini banyak trader yang menggunakan smartphone untuk trading saham, karena selain praktis, ukuran smartphone mudah untuk dibawah kemanapun anda pergi. Tapi sepengalaman saya, trading menggunakan smartphone dibadingkan PC 'rasa' dan 'suasana'-nya sangat berbeda. 

Tampilan / ukuran smartphone yang jauh lebih sempit juga berpengaruh terhadap sejauh mana kita bisa leluasa dalam mengamati, menggunakan kombinasi tool analisis, dan membandingkan saham dengan saham2 yang lainnya. Hal ini berbeda jika anda menggunakan PC. Saya juga pernah membahasnya disini: Software dan Perangkat Keras untuk Trading Saham

Di layar PC, kita bisa menggunakan alat-alat analisis dan kita dengan mudah mengomparasi, misalnya satu saham dengan saham lain, atau satu saham dengan sektor saham tersebut. 

Nah, kalau anda membeli dan menjual saham hanya mengikuti saran broker, analis, teman anda, atau anda yang mungkin ikut di grup2 tertentu, maka nggak masalah kalau anda trading cukup menggunakan smarthpone. 

Tapi kalau anda benar-benar SERIUS ingin bisa menganalisis saham sendiri, menentukan trading plan yang baik, dan bisa mengerti bagaimana cara trading yang benar, atau bahkan jika anda ingin menjadi full time trader, rasanya sulit sekali kalau anda hanya mengandalkan smartphone untuk trading saham. 

Jika anda memiliki keinginan kuat agar bisa menjadi seorang expert di dunia saham dan bisa mendapatkan profit konsisten di pasar saham, maka selain analisa, anda harus memiliki tool / perangkat keras yang mendukung untuk melakukan analisa. Setidaknya, anda harus menggunakan laptop untuk membuka aplikasi saham anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Indikator untuk Screening Saham

Indikator untuk Screening Saham

Beberapa waktu lalu, saya mendapat pertanyaan dari trader saham mengenai screening saham. Berikut pertanyaannya: 

"Cara screening saham yang layak beli dilihat dari indikator apa pak? Apakah dengan melihat angka Earning per Share (EPS) selama 5 tahun kebelakang, dapat digunakan untuk menentukan saham yg akan kita beli?"

Kemudian saya bertanya kembali: "Screening saham anda untuk jangka pendek atau jangka panjang". Lalu trader menjawab: "Untuk jangka pendek pak, untuk simpan saham 1-2 bulan saat window dressing".

Dalam melakukan screening saham, memang ada banyak indikator yang bisa anda gunakan. Namun anda harus menggunakan indikator yang cocok sesuai dengan tujuan anda beli saham (anda ingin trading jangka pendek atau investasi). 

EPS adalah salah satu ukuran / indikator untuk analisa fundamental. Kalau kita bicara analisa fundamental, berarti tujuan anda membeli saham adalah untuk disimpan jangka menengah sampai panjang. 

Itu artinya, jika anda ingin trading jangka pendek, EPS adalah indikator yang kurang cocok untuk anda jadikan analisa screening saham. 

SCREENING SAHAM UNTUK TRADING 

Jika anda ingin trading jangka pendek, maka gunakan indikator2 ANALISA TEKNIKAL untuk screening saham. Analisa teknikal yang harus anda pelajari adalah analisa tren, support-resisten, chart pattern, indikator, pola-pola pergerakan saham di chart. 

Anda bisa pelajari juga cara-cara dan praktik screening saham bagus untuk trading disini: Panduan Simpel & Efektif Menemukan Saham Bagus. 

Analisa2 teknikal inilah yang akan banyak membantu anda dalam screening dan menemukan saham2 yang bagus, yang layak trading sesuai dengan karakter anda masing2. 

Jadi kalau tujuan anda adalah trading jangka pendek, lakukanlah screening saham dengan fokus pada analisa teknikal, bukan analisa fundamental. Kalau anda fokusnya ke analisa fundamental, maka screening saham anda bisa meleset jauh. 

Analisa fundamental tetaplah penting untuk seorang trader. Namun anda harus mengutamakan analisa teknikal, dan analisa fundamental sebagai pelengkap untuk memilih saham untuk trading.  

SCREENING SAHAM UNTUK INVESTASI  

Kalau anda punya tujuan investasi jangka panjang, gunakan indikator2 analisa fundamental untuk screening. Apa itu indikator2 fundamental? Ada banyak misalnya EPS, ROE, PER, tren laba perusahaan dan lain2. 

Di pos ini: Pertanyaan Tentang Analisis Fundamental dan Teknikal, saya pernah membahas juga kriteria2 screening saham yang bisa anda jadikan patokan untuk memilih saham jangka panjang. 

Jadi kalau anda tujuannya investasi, jangan melakukan screening saham pakai analisa teknikal jangka pendek. Namun, lakukan analisa2 teknikal dengan indikator2 fundamental. Kalau anda salah memilih indikator, maka hasil screening saham anda bisa kacau. 

Mengingat banyak pebisnis saham yang sering salah menggunakan indikator untuk screening. Kebanyakan dari mereka "tertukar" dalam menggunakan indikator. Misalnya, inginnya trading jangka pendek tapi indikator yang dipakai adalah laporan keuangan, tren laba, tren EPS (di mana itu cocoknya buat investor). 

Maka, mulai saat ini anda harus menggunakan indikator screening yang sesuai dengan time frame dan tujuan anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.