Cara Mencari Daftar Saham IPO

Cara Mencari Daftar Saham IPO

Teman-teman yang ingin mencari daftar perusahaan2 / saham IPO, baik saham2 yang baru IPO maupun saham2 yang sudah beberapa tahun listing di pasar saham, anda bisa mencari informasinya melalui situs www.idx.co.id. 

Untuk anda yang ingin mencari daftar saham2 IPO untuk anda analisa fundamentalnya, anda bisa mencari di situs IDX. Berikut langkah cara mencari daftar saham IPO: 

1. Buka situs www.idx.co.id --> Perusahaan Tercatat --> Aktivitas Pencatatan


2. Kemudian muncul tampilan sebagai berikut:


Untuk mencari daftar saham IPO, pilih New Listing dan pilih tahun yang anda cari. Di situs IDX, menampilkan maksimal 4 tahun untuk daftar saham2 IPO. Kalau anda mau mencari daftar saham IPO yang listing terbaru, maka pilihlah tahun terbaru. Setelah itu klik 'Cari'.

3. Lalu anda akan melihat daftar saham2 IPO yang anda cari

Daftar saham IPO
Setiap saham yang baru listing di pasar saham, situs IDX akan meng-updatenya dengan data2 emiten terbaru. Termasuk kode saham dan nama perusahaan serta tanggal pencatatannya. Dan anda bisa mencari saham2 IPO ini mulai dari yang terbaru sampai 4 tahun kebelakang (di situs IDX). 

Jadi kalau anda mencari saham2 IPO yang baru listing, anda bisa mencari di situs IDX tersebut. Langkah2-nya seperti diatas. Semoga bermanfaat untuk anda...


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Saham Menggunakan Smartphone atau PC?

Trading Saham Menggunakan Smartphone atau PC?

Saat ini kalau anda daftar untuk membuka akun rekening saham (untuk trading dan investasi saham), di kantor sekuritas manapun pasti akan menyediakan aplikasi trading untuk PC / laptop dan aplikasi trading untuk smartphone. Mengingat maraknya perkembangan smpartphone (hampir semua kalangan pasti menggunakan), maka setiap sekuritas pasti berlomba-lomba untuk menyediakan layanan terbaik untuk itu. 

Memang saat ini banyak trader yang menggunakan smartphone untuk trading saham, karena selain praktis, ukuran smartphone mudah untuk dibawah kemanapun anda pergi. Tapi sepengalaman saya, trading menggunakan smartphone dibadingkan PC 'rasa' dan 'suasana'-nya sangat berbeda. 

Tampilan / ukuran smartphone yang jauh lebih sempit juga berpengaruh terhadap sejauh mana kita bisa leluasa dalam mengamati, menggunakan kombinasi tool analisis, dan membandingkan saham dengan saham2 yang lainnya. Hal ini berbeda jika anda menggunakan PC. Saya juga pernah membahasnya disini: Software dan Perangkat Keras untuk Trading Saham

Di layar PC, kita bisa menggunakan alat-alat analisis dan kita dengan mudah mengomparasi, misalnya satu saham dengan saham lain, atau satu saham dengan sektor saham tersebut. 

Nah, kalau anda membeli dan menjual saham hanya mengikuti saran broker, analis, teman anda, atau anda yang mungkin ikut di grup2 tertentu, maka nggak masalah kalau anda trading cukup menggunakan smarthpone. 

Tapi kalau anda benar-benar SERIUS ingin bisa menganalisis saham sendiri, menentukan trading plan yang baik, dan bisa mengerti bagaimana cara trading yang benar, atau bahkan jika anda ingin menjadi full time trader, rasanya sulit sekali kalau anda hanya mengandalkan smartphone untuk trading saham. 

Jika anda memiliki keinginan kuat agar bisa menjadi seorang expert di dunia saham dan bisa mendapatkan profit konsisten di pasar saham, maka selain analisa, anda harus memiliki tool / perangkat keras yang mendukung untuk melakukan analisa. Setidaknya, anda harus menggunakan laptop untuk membuka aplikasi saham anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Saham Menggunakan Smartphone atau PC?

Trading Saham Menggunakan Smartphone atau PC?

Saat ini kalau anda daftar untuk membuka akun rekening saham (untuk trading dan investasi saham), di kantor sekuritas manapun pasti akan menyediakan aplikasi trading untuk PC / laptop dan aplikasi trading untuk smartphone. Mengingat maraknya perkembangan smpartphone (hampir semua kalangan pasti menggunakan), maka setiap sekuritas pasti berlomba-lomba untuk menyediakan layanan terbaik untuk itu. 

Memang saat ini banyak trader yang menggunakan smartphone untuk trading saham, karena selain praktis, ukuran smartphone mudah untuk dibawah kemanapun anda pergi. Tapi sepengalaman saya, trading menggunakan smartphone dibadingkan PC 'rasa' dan 'suasana'-nya sangat berbeda. 

Tampilan / ukuran smartphone yang jauh lebih sempit juga berpengaruh terhadap sejauh mana kita bisa leluasa dalam mengamati, menggunakan kombinasi tool analisis, dan membandingkan saham dengan saham2 yang lainnya. Hal ini berbeda jika anda menggunakan PC. Saya juga pernah membahasnya disini: Software dan Perangkat Keras untuk Trading Saham

Di layar PC, kita bisa menggunakan alat-alat analisis dan kita dengan mudah mengomparasi, misalnya satu saham dengan saham lain, atau satu saham dengan sektor saham tersebut. 

Nah, kalau anda membeli dan menjual saham hanya mengikuti saran broker, analis, teman anda, atau anda yang mungkin ikut di grup2 tertentu, maka nggak masalah kalau anda trading cukup menggunakan smarthpone. 

Tapi kalau anda benar-benar SERIUS ingin bisa menganalisis saham sendiri, menentukan trading plan yang baik, dan bisa mengerti bagaimana cara trading yang benar, atau bahkan jika anda ingin menjadi full time trader, rasanya sulit sekali kalau anda hanya mengandalkan smartphone untuk trading saham. 

Jika anda memiliki keinginan kuat agar bisa menjadi seorang expert di dunia saham dan bisa mendapatkan profit konsisten di pasar saham, maka selain analisa, anda harus memiliki tool / perangkat keras yang mendukung untuk melakukan analisa. Setidaknya, anda harus menggunakan laptop untuk membuka aplikasi saham anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Indikator untuk Screening Saham

Indikator untuk Screening Saham

Beberapa waktu lalu, saya mendapat pertanyaan dari trader saham mengenai screening saham. Berikut pertanyaannya: 

"Cara screening saham yang layak beli dilihat dari indikator apa pak? Apakah dengan melihat angka Earning per Share (EPS) selama 5 tahun kebelakang, dapat digunakan untuk menentukan saham yg akan kita beli?"

Kemudian saya bertanya kembali: "Screening saham anda untuk jangka pendek atau jangka panjang". Lalu trader menjawab: "Untuk jangka pendek pak, untuk simpan saham 1-2 bulan saat window dressing".

Dalam melakukan screening saham, memang ada banyak indikator yang bisa anda gunakan. Namun anda harus menggunakan indikator yang cocok sesuai dengan tujuan anda beli saham (anda ingin trading jangka pendek atau investasi). 

EPS adalah salah satu ukuran / indikator untuk analisa fundamental. Kalau kita bicara analisa fundamental, berarti tujuan anda membeli saham adalah untuk disimpan jangka menengah sampai panjang. 

Itu artinya, jika anda ingin trading jangka pendek, EPS adalah indikator yang kurang cocok untuk anda jadikan analisa screening saham. 

SCREENING SAHAM UNTUK TRADING 

Jika anda ingin trading jangka pendek, maka gunakan indikator2 ANALISA TEKNIKAL untuk screening saham. Analisa teknikal yang harus anda pelajari adalah analisa tren, support-resisten, chart pattern, indikator, pola-pola pergerakan saham di chart. 

Anda bisa pelajari juga cara-cara dan praktik screening saham bagus untuk trading disini: Panduan Simpel & Efektif Menemukan Saham Bagus. 

Analisa2 teknikal inilah yang akan banyak membantu anda dalam screening dan menemukan saham2 yang bagus, yang layak trading sesuai dengan karakter anda masing2. 

Jadi kalau tujuan anda adalah trading jangka pendek, lakukanlah screening saham dengan fokus pada analisa teknikal, bukan analisa fundamental. Kalau anda fokusnya ke analisa fundamental, maka screening saham anda bisa meleset jauh. 

Analisa fundamental tetaplah penting untuk seorang trader. Namun anda harus mengutamakan analisa teknikal, dan analisa fundamental sebagai pelengkap untuk memilih saham untuk trading.  

SCREENING SAHAM UNTUK INVESTASI  

Kalau anda punya tujuan investasi jangka panjang, gunakan indikator2 analisa fundamental untuk screening. Apa itu indikator2 fundamental? Ada banyak misalnya EPS, ROE, PER, tren laba perusahaan dan lain2. 

Di pos ini: Pertanyaan Tentang Analisis Fundamental dan Teknikal, saya pernah membahas juga kriteria2 screening saham yang bisa anda jadikan patokan untuk memilih saham jangka panjang. 

Jadi kalau anda tujuannya investasi, jangan melakukan screening saham pakai analisa teknikal jangka pendek. Namun, lakukan analisa2 teknikal dengan indikator2 fundamental. Kalau anda salah memilih indikator, maka hasil screening saham anda bisa kacau. 

Mengingat banyak pebisnis saham yang sering salah menggunakan indikator untuk screening. Kebanyakan dari mereka "tertukar" dalam menggunakan indikator. Misalnya, inginnya trading jangka pendek tapi indikator yang dipakai adalah laporan keuangan, tren laba, tren EPS (di mana itu cocoknya buat investor). 

Maka, mulai saat ini anda harus menggunakan indikator screening yang sesuai dengan time frame dan tujuan anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mindset Trader Saham Pro

Mindset Trader Saham Pro

Pada saat trading saham, mental anda sebenarnya sedang diuji. Tidak peduli market sedang dalam kondisi bullish atau bearish, anda harus tetap bisa menjaga psikologis anda dengan baik. Perubahan kondisi market yang begitu cepat seringkali membuat trader mengalami perubahan mood yang drastis. 

Saat anda sudah untung besar, bisa saja anda senang, riang, gembira. Tapi ketika pasar saham tiba2 berubah jadi bearish, mayoritas saham turun, saham yang anda beli langsung turun tidak seperti sebelumnya. Sangat mungkin perasaan anda berubah. Anda menjadi panik, takut, ingin cut loss dan sebagainya. 

Anda mungkin merasa senang sekali saat pasar saham lagi bullish. Saham anda naik. Tapi bagaimana perasaan anda ketika anda harus menghadapi market crash? Saham-saham anda tidak naik cepat seperti pada saat market sedang bullish?

Saya sudah beberapa kali mengalami kondisi market crash, dan pada saat itu saham yang saya pegang nominalnya (harga) juga turun drastis. Tapi setelah masa2 bearish panjang sudah berakhir, ternyata saham2 yang turun harganya bisa naik lagi jauh diatas harga beli. Selama anda beli saham yang benar, harusnya anda tetap bisa tenang menghadapi kondisi market, because actually kondisi2 seperti ini sudah biasa terjadi di pasar saham.

Di pasar saham tidak ada sesuatu yang abadi. Tidak mungkin saham turun terus. Sebaliknya, saham yang naik terus pasti nanti akan turun lagi. 

Artinya, anda harus memiliki mindset seorang trader saham pro agar anda bisa tetap bertahan di pasar saham, dan tidak mengalami kerugian besar. 

POLA PIKIR TRADER PRO 

Salah satu yang membedakan trader pro dengan trader pemula adalah jam terbang trading. Nah karena jam terbang trader pro jauh lebih tinggi, trader pro sudah paham apa yang harus dilakukan saat market lagi bullish atau bearish. 

Karena trader pro punya pemahaman2 ini, trader pro memiliki mindset yang perlu anda terapkan dalam trading: 

1. Melihat peluang saat market bearish 

Sudah menjadi "tradisi", ketika market bearish semakin banyak pelaku pasar yang jual saham, telat cut loss dan cut sebagainya. Trader pro tidak terburu untuk cut loss, tidak terburu beli saham terlalu banyak saat market masih turun. 

Trader pro bisa menyesuaikan kondisi market bearish dengan strategi tradingnya. Terkadang kondisi market yang lagi bearish membuat anda tidak bisa menerapkan strategi trading yang sama dengan saat market lagi bullish. Maka dari itu, anda harus melihat peluang ketika market bearish. 

Sebab dalam kondisi market bearish pun, anda tetap bisa mencetak profit. Namun anda harus bisa melihat peluang tersebut. Banyak trader yang hanya mengeluh ketika melihat market mulai bearish, sehingga trader tidak bisa melihat potensi profit ketika market lagi turun. 

2. Tahu apa yang harus dilakukan saat market naik 

Seberapa banyak dari anda yang ketika saham anda sudah naik banyak, tetapi anda masih enggan untuk realisasi profit, karena anda berharap harga saham akan naik terus karena market lagi bullish? Tapi karena anda terus berharap saham naik, akhirnya ketika market berbalik arah dengan cepat, saham anda yang sudah profit akhirnya turun lagi. 

Trader pro tahu apa yang harus dilakukan saat saham naik, yaitu harus menjual saham di harga berapa, dan tidak mudah terbawa arus market. Dalam kondisi market naik, trader pro tetap mampu menyaring saham2 bagus pilihannya, dan tidak terbawa oleh opini2 yang mengatakan saham A bagus, saham B akan naik kencang dan sebagainya

Di satu sisi, trader akan tetap bersikap santai dan cool meskipun sedang profit besar dan tidak mudah terbawa euforia, karena tidak setiap saat pasar saham berada dalam kondisi dan profit yang sama, maka euforia sasat profit besar bukanlah sifat yang bijaksana. 

3. Trader saham pro selalu woless

Trader saham pro bisa woles walaupun sahamnya sedang turun, ataupun sahamnya seadng naik banyak. Trader pro bisa tetap tenang menghadapi kondisi market yang lagi turun atau bahkan crash sekalipun. Karena fluktuatif market selalu terjadi, dan harga saham pasti ada 'gilirannya' untuk naik. 

Mulai sekarang, belajarlah dari pola pikir trader saham pro. Kalau anda mau untung di saham, anda harus pelajari juga mindset dan psikologis yang benar. Materi tentang membangun psikologis trading secara lengkap, pernah saya bahas juga disini: Membangun Psikologi & Mindset Trading. 

Kemudian anda bertanya kembali: "Tapi saya kan masih pemula. Gimana caranya supaya kita bisa punya mindset seperti trader pro, itu kan nggak semudah yang dibayangkan?"

Memang anda harus banyak berlatih untuk bisa memiliki mindset yang benar. Dan sebenarnya semua ini harus dimulai ketika anda masih pemula. Kalau anda sudah membiasakan diri anda untuk berpikir LOGIS di pasar saham, kebiasaan positif ini akan terbawa dalam trading anda. 

Nanti anda akan menyadari sendiri bahwa ketika market bearish, cepat atau lama market pasti akan naik lagi. Setelah market crash, saham2 yang sudah turun akan naik dalam waktu yang cukup lama. Sebaliknya, setelah pasar saham naik, pasar saham pasti akan turun lagi. 

Anda nggak perlu khawatir dengan fluktuatif harga saham ini, dan kalau anda sudah terbiasa mengamati market, saham anda naik dan turun adalah hal yang wajar. 

Tapi anda harus mulai belajar untuk memiliki mindset yang benar. Apapun level trading anda, entah anda pemula, baru trading beberapa tahun, atau sudah trading bertahun-tahun, anda yang merasa masih belum bisa profit karena anda suka terburu cut loss, gampang panik, masih grusa-grusu, anda harus mulai untuk belajar menerapkan mindset yang benar. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dividen Saham: Dividend Yield, Payout Ratio, Per Share

Dividen Saham: Dividend Yield, Payout Ratio, Per Share

Saya pernah mendapat pertanyaan menarik dari rekan trader. Berikut pertanyaannya: "Bung Heze kalau ingin dapat dividen, sebaiknya kita mempertimbangkan dividend yield, dividend payout ratio (DPR) atau dividend per share (DPS)-nya?"

Sebelum kita lanjut, ada baiknya anda baca juga perbedaan ketiganya. Saya sudah pernah menuliskannya artikel2 berikut: 


Ketiganya penting untuk anda analisa jika anda ingin mendapatkan dividen dari saham. Tapi tentu saja, kegunaan analisa dividend yield, DPR, DPS akan berbeda tergantung dari time frame dividen yang ingin anda dapatkan.

DIVIDEN UNTUK JANGKA PENDEK

Sebagai contoh, ASII mengumumkan akan membagikan dividen. Cum date dividennya 2 minggu lagi. Sebelumnya anda belum punya saham ASII dan karena anda melihat ASII mau bagi dividen, anda membeli sahamnya seminggu sebelum tanggal cum date. Setelah anda dapat dividen, anda jual sahamnya di tanggal ex date. 

Ini artinya, anda ingin mendapatkan dividen dengan tujuan dapat untung jangka pendek. Karena anda baru membeli saham mendekati tanggal cum date, dan anda jual sahamnya setelah dapat dividen. 

Nah, kalau tujuan anda memang seperti itu, maka DIVIDEND PER SHARE (DPS) adalah angka yang paling penting untuk anda perhatikan. Karena tujuan anda mendapatkan dividen dalam waktu singkat, sehingga semakin besar DPS, maka semakin besar keuntungan yang akan anda peroleh. 

Jadi kalau anda beli dividen dengan tujuan itu, pilihlah saham2 yang DPS-nya gede dan kinerjanya bagus. Saham2 yang DPS-nya besar umumnya harga sahamnya akan cenderung dibeli banyak trader / investor menjelang pengumuman dividen, sehingga harganya akan naik menjelang cum date. 

Sebaliknya, kalau anda memilih saham yang DPS-nya kecil (DPS kecil biasanya laba perusahaan juga cenderung kecil, dan bukan pemimpin di sektornya), maka pergerakan sahamnya kurang menarik menjelang pengumuman dividen. 

Contoh saham2 yang DPS-nya besar dan kinerjanya baik yaitu saham2 blue chip. Baca juga: Daftar Perusahaan yang Rutin Membagikan Dividen. 

Apakah dividend yield dan payout ratio nggak penting? 

Tetap penting. Anda boleh menganalisa yield dan DPR disamping melihat DPS-nya. Karena DPR atau yield yang besar atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, juga berpotensi membuat trader semakin tertarik membeli sahamnya menjelang cum date. Namun, besar kecilnya DPS tetap paling penting untuk anda perhatikan.   

DIVIDEN UNTUK JANGKA PANJANG 

Kalau anda memang ingin investasi dalam waktu yang sangat panjang (diatas 5 tahun) atau bahkan anda mau dividend for living, maka baik DPR, DPS dan dividend yield harus anda perhatikan, termasuk kinerja fundamental emiten. 

Untuk dividen jangka panjang / pasif income, anda perlu mencari perusahaan2 yang memabagikan dividen paling tidak 40% dari laba bersih (Dividend Payout Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memang bisa menghasilkan laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam jumlah besar.

Contohnya, saham2 bank seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBRI yang membagikan dividen kurang lebih 40% dari laba bersih-nya. 

DPS tentu harus anda perhatikan juga. DPS yang besar menunjukkan emiten mampu memberikan dividen yang tinggi pada pemegang saham. Demikian juga dengan dividend yield. Cari emiten yang dividend yield-nya stabil / diatas rata2 industri. 

DIVIDEN VS DEPOSITO 

Kalau anda ingin membandingkan keuntungan dividen vs deposito, maka dividend yield harus anda perhitungkan. Untuk hal ini tidak akan saya bahas lebih banyak, karena sudah pernah saya tuliskan di pos berikut: Perbadingan Profit Saham vs Deposito.

Jadi DPS, DPS, yield sangat penting untuk kondisi2 tertentu seperti yang sudah kita bahas. Sesuaikan dengan kondisi dan preferensi anda saat ini. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengalokasikan Modal Trading yang Efektif

Cara Mengalokasikan Modal Trading yang Efektif

Di dalam trading, modal adalah hal utama yang harus bisa anda kelola dengan baik. Artinya, modal trading (uang) yang anda miliki akan menentukan seberapa besar anda mampu bertahan di pasar saham. 

Dalam trading modal ibarat nyawa. Kalau modal anda habis, anda tidak akan bisa membeli saham apapun. Selama ada modal, anda bisa bertahan di pasar saham. Oleh karena itu, modal adalah objek yang harus anda kelola dengan baik dan benar. 

"Terus, gimana caranya agar saya bisa menggunakan modal trading dengan bijaksana?" Tanya anda semakin penasaran. 

Mengalokasikan modal trading hendaknya dilakukan dengan mengalokasikan modal paling besar untuk jenis saham yang risikonya paling kecil. Sedangkan alokasi modal trading yang paling kecil adalah untuk jenis saham yang risikonya paling besar. 

Saham2 yang mengandung unsur risiko paling besar adalah saham2 gorengan. Sebaliknya, saham2 yang risikonya paling kecil umumnya adalah saham2 lapis satu (blue chip) dan dan saham yang risikonya lebih besar daripada saham lapis satu adalah saham2 lapis dua. Baca juga: Perbedaan Saham Lapis Satu, Dua dan Tiga. 

Contoh cara mengalokasikan modal trading: 

Anda memiliki modal sebesar Rp20 juta di rekening saham. Dari Rp20 juta tersebut, 40% anda alokasikan pada saham blue chip. 35% anda alokasikan pada saham-saham lapis dua. 10% anda alokasikan untuk trading di saham lapis tiga, dan 15% anda tetap simpan sebagai kas. 

Itulah contoh cara mengaloasikan modal trading dengan efektif dan benar. Ingat, cara ini bukanlah cara yang absolut. Ini hanya merupakan saran / gambaran pada anda mengenai bagaimana cara mengalokasikan modal untuk trading. 

Tapi kalau anda baca lagi baik2, saya menuliskan alokasi modal yang paling besar adalah untuk saham2 yang risikonya cenderung kecil (blue chip dan diikuti dengan saham lapis dua, kemudian saham lapis tiga sangat kecil). 

Ini artinya, saya menyarankan pada pembaca agar anda lebih memprioritaskan untuk mengalokasikan modal trading yang besar pada saham2 yang tingkat risikonya lebih kecil. 

Sekali lagi, cara ini bukanlah cara yang absolut. Namun saya sering menemukan trader yang mengalami kerugian2 yang besar karena mereka nekad membeli saham2 lapis tiga dengan modal besar. 

Maka dari itu, agar anda bisa terus bertahan di pasar saham (modal anda tidak habis), ada baiknya anda PRIORITASKAN trading di saham2 yang risikonya lebih / paling rendah. Dengan cara seperti ini pula, anda berpotensi meraih profit yang lebih konsisten

Bagaimana cara melihat saham2 yang memiliki potensi risiko lebih rendah dan lebih tinggi?

Anda bisa mempelajarinya disini: Panduan Menemukan Saham BagusPada ebook praktik tersebut, saya juga memaparkan tipikal grafik saham yang layak untuk trading dan saham-saham yang polanya harus anda hindari, walaupun secara grafik kelihatannya saham2 tersebut berpotensi rebound. Saham2 seperti ini yang berpotensi menjebak trader.

Salam profit... Selamat praktik


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.