Mindset Trader Saham Pro

Mindset Trader Saham Pro

Pada saat trading saham, mental anda sebenarnya sedang diuji. Tidak peduli market sedang dalam kondisi bullish atau bearish, anda harus tetap bisa menjaga psikologis anda dengan baik. Perubahan kondisi market yang begitu cepat seringkali membuat trader mengalami perubahan mood yang drastis. 

Saat anda sudah untung besar, bisa saja anda senang, riang, gembira. Tapi ketika pasar saham tiba2 berubah jadi bearish, mayoritas saham turun, saham yang anda beli langsung turun tidak seperti sebelumnya. Sangat mungkin perasaan anda berubah. Anda menjadi panik, takut, ingin cut loss dan sebagainya. 

Anda mungkin merasa senang sekali saat pasar saham lagi bullish. Saham anda naik. Tapi bagaimana perasaan anda ketika anda harus menghadapi market crash? Saham-saham anda tidak naik cepat seperti pada saat market sedang bullish?

Saya sudah beberapa kali mengalami kondisi market crash, dan pada saat itu saham yang saya pegang nominalnya (harga) juga turun drastis. Tapi setelah masa2 bearish panjang sudah berakhir, ternyata saham2 yang turun harganya bisa naik lagi jauh diatas harga beli. Selama anda beli saham yang benar, harusnya anda tetap bisa tenang menghadapi kondisi market, because actually kondisi2 seperti ini sudah biasa terjadi di pasar saham.

Di pasar saham tidak ada sesuatu yang abadi. Tidak mungkin saham turun terus. Sebaliknya, saham yang naik terus pasti nanti akan turun lagi. 

Artinya, anda harus memiliki mindset seorang trader saham pro agar anda bisa tetap bertahan di pasar saham, dan tidak mengalami kerugian besar. 

POLA PIKIR TRADER PRO 

Salah satu yang membedakan trader pro dengan trader pemula adalah jam terbang trading. Nah karena jam terbang trader pro jauh lebih tinggi, trader pro sudah paham apa yang harus dilakukan saat market lagi bullish atau bearish. 

Karena trader pro punya pemahaman2 ini, trader pro memiliki mindset yang perlu anda terapkan dalam trading: 

1. Melihat peluang saat market bearish 

Sudah menjadi "tradisi", ketika market bearish semakin banyak pelaku pasar yang jual saham, telat cut loss dan cut sebagainya. Trader pro tidak terburu untuk cut loss, tidak terburu beli saham terlalu banyak saat market masih turun. 

Trader pro bisa menyesuaikan kondisi market bearish dengan strategi tradingnya. Terkadang kondisi market yang lagi bearish membuat anda tidak bisa menerapkan strategi trading yang sama dengan saat market lagi bullish. Maka dari itu, anda harus melihat peluang ketika market bearish. 

Sebab dalam kondisi market bearish pun, anda tetap bisa mencetak profit. Namun anda harus bisa melihat peluang tersebut. Banyak trader yang hanya mengeluh ketika melihat market mulai bearish, sehingga trader tidak bisa melihat potensi profit ketika market lagi turun. 

2. Tahu apa yang harus dilakukan saat market naik 

Seberapa banyak dari anda yang ketika saham anda sudah naik banyak, tetapi anda masih enggan untuk realisasi profit, karena anda berharap harga saham akan naik terus karena market lagi bullish? Tapi karena anda terus berharap saham naik, akhirnya ketika market berbalik arah dengan cepat, saham anda yang sudah profit akhirnya turun lagi. 

Trader pro tahu apa yang harus dilakukan saat saham naik, yaitu harus menjual saham di harga berapa, dan tidak mudah terbawa arus market. Dalam kondisi market naik, trader pro tetap mampu menyaring saham2 bagus pilihannya, dan tidak terbawa oleh opini2 yang mengatakan saham A bagus, saham B akan naik kencang dan sebagainya

Di satu sisi, trader akan tetap bersikap santai dan cool meskipun sedang profit besar dan tidak mudah terbawa euforia, karena tidak setiap saat pasar saham berada dalam kondisi dan profit yang sama, maka euforia sasat profit besar bukanlah sifat yang bijaksana. 

3. Trader saham pro selalu woless

Trader saham pro bisa woles walaupun sahamnya sedang turun, ataupun sahamnya seadng naik banyak. Trader pro bisa tetap tenang menghadapi kondisi market yang lagi turun atau bahkan crash sekalipun. Karena fluktuatif market selalu terjadi, dan harga saham pasti ada 'gilirannya' untuk naik. 

Mulai sekarang, belajarlah dari pola pikir trader saham pro. Kalau anda mau untung di saham, anda harus pelajari juga mindset dan psikologis yang benar. Materi tentang membangun psikologis trading secara lengkap, pernah saya bahas juga disini: Membangun Psikologi & Mindset Trading. 

Kemudian anda bertanya kembali: "Tapi saya kan masih pemula. Gimana caranya supaya kita bisa punya mindset seperti trader pro, itu kan nggak semudah yang dibayangkan?"

Memang anda harus banyak berlatih untuk bisa memiliki mindset yang benar. Dan sebenarnya semua ini harus dimulai ketika anda masih pemula. Kalau anda sudah membiasakan diri anda untuk berpikir LOGIS di pasar saham, kebiasaan positif ini akan terbawa dalam trading anda. 

Nanti anda akan menyadari sendiri bahwa ketika market bearish, cepat atau lama market pasti akan naik lagi. Setelah market crash, saham2 yang sudah turun akan naik dalam waktu yang cukup lama. Sebaliknya, setelah pasar saham naik, pasar saham pasti akan turun lagi. 

Anda nggak perlu khawatir dengan fluktuatif harga saham ini, dan kalau anda sudah terbiasa mengamati market, saham anda naik dan turun adalah hal yang wajar. 

Tapi anda harus mulai belajar untuk memiliki mindset yang benar. Apapun level trading anda, entah anda pemula, baru trading beberapa tahun, atau sudah trading bertahun-tahun, anda yang merasa masih belum bisa profit karena anda suka terburu cut loss, gampang panik, masih grusa-grusu, anda harus mulai untuk belajar menerapkan mindset yang benar. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dividen Saham: Dividend Yield, Payout Ratio, Per Share

Dividen Saham: Dividend Yield, Payout Ratio, Per Share

Saya pernah mendapat pertanyaan menarik dari rekan trader. Berikut pertanyaannya: "Bung Heze kalau ingin dapat dividen, sebaiknya kita mempertimbangkan dividend yield, dividend payout ratio (DPR) atau dividend per share (DPS)-nya?"

Sebelum kita lanjut, ada baiknya anda baca juga perbedaan ketiganya. Saya sudah pernah menuliskannya artikel2 berikut: 


Ketiganya penting untuk anda analisa jika anda ingin mendapatkan dividen dari saham. Tapi tentu saja, kegunaan analisa dividend yield, DPR, DPS akan berbeda tergantung dari time frame dividen yang ingin anda dapatkan.

DIVIDEN UNTUK JANGKA PENDEK

Sebagai contoh, ASII mengumumkan akan membagikan dividen. Cum date dividennya 2 minggu lagi. Sebelumnya anda belum punya saham ASII dan karena anda melihat ASII mau bagi dividen, anda membeli sahamnya seminggu sebelum tanggal cum date. Setelah anda dapat dividen, anda jual sahamnya di tanggal ex date. 

Ini artinya, anda ingin mendapatkan dividen dengan tujuan dapat untung jangka pendek. Karena anda baru membeli saham mendekati tanggal cum date, dan anda jual sahamnya setelah dapat dividen. 

Nah, kalau tujuan anda memang seperti itu, maka DIVIDEND PER SHARE (DPS) adalah angka yang paling penting untuk anda perhatikan. Karena tujuan anda mendapatkan dividen dalam waktu singkat, sehingga semakin besar DPS, maka semakin besar keuntungan yang akan anda peroleh. 

Jadi kalau anda beli dividen dengan tujuan itu, pilihlah saham2 yang DPS-nya gede dan kinerjanya bagus. Saham2 yang DPS-nya besar umumnya harga sahamnya akan cenderung dibeli banyak trader / investor menjelang pengumuman dividen, sehingga harganya akan naik menjelang cum date. 

Sebaliknya, kalau anda memilih saham yang DPS-nya kecil (DPS kecil biasanya laba perusahaan juga cenderung kecil, dan bukan pemimpin di sektornya), maka pergerakan sahamnya kurang menarik menjelang pengumuman dividen. 

Contoh saham2 yang DPS-nya besar dan kinerjanya baik yaitu saham2 blue chip. Baca juga: Daftar Perusahaan yang Rutin Membagikan Dividen. 

Apakah dividend yield dan payout ratio nggak penting? 

Tetap penting. Anda boleh menganalisa yield dan DPR disamping melihat DPS-nya. Karena DPR atau yield yang besar atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, juga berpotensi membuat trader semakin tertarik membeli sahamnya menjelang cum date. Namun, besar kecilnya DPS tetap paling penting untuk anda perhatikan.   

DIVIDEN UNTUK JANGKA PANJANG 

Kalau anda memang ingin investasi dalam waktu yang sangat panjang (diatas 5 tahun) atau bahkan anda mau dividend for living, maka baik DPR, DPS dan dividend yield harus anda perhatikan, termasuk kinerja fundamental emiten. 

Untuk dividen jangka panjang / pasif income, anda perlu mencari perusahaan2 yang memabagikan dividen paling tidak 40% dari laba bersih (Dividend Payout Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memang bisa menghasilkan laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam jumlah besar.

Contohnya, saham2 bank seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBRI yang membagikan dividen kurang lebih 40% dari laba bersih-nya. 

DPS tentu harus anda perhatikan juga. DPS yang besar menunjukkan emiten mampu memberikan dividen yang tinggi pada pemegang saham. Demikian juga dengan dividend yield. Cari emiten yang dividend yield-nya stabil / diatas rata2 industri. 

DIVIDEN VS DEPOSITO 

Kalau anda ingin membandingkan keuntungan dividen vs deposito, maka dividend yield harus anda perhitungkan. Untuk hal ini tidak akan saya bahas lebih banyak, karena sudah pernah saya tuliskan di pos berikut: Perbadingan Profit Saham vs Deposito.

Jadi DPS, DPS, yield sangat penting untuk kondisi2 tertentu seperti yang sudah kita bahas. Sesuaikan dengan kondisi dan preferensi anda saat ini. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengalokasikan Modal Trading yang Efektif

Cara Mengalokasikan Modal Trading yang Efektif

Di dalam trading, modal adalah hal utama yang harus bisa anda kelola dengan baik. Artinya, modal trading (uang) yang anda miliki akan menentukan seberapa besar anda mampu bertahan di pasar saham. 

Dalam trading modal ibarat nyawa. Kalau modal anda habis, anda tidak akan bisa membeli saham apapun. Selama ada modal, anda bisa bertahan di pasar saham. Oleh karena itu, modal adalah objek yang harus anda kelola dengan baik dan benar. 

"Terus, gimana caranya agar saya bisa menggunakan modal trading dengan bijaksana?" Tanya anda semakin penasaran. 

Mengalokasikan modal trading hendaknya dilakukan dengan mengalokasikan modal paling besar untuk jenis saham yang risikonya paling kecil. Sedangkan alokasi modal trading yang paling kecil adalah untuk jenis saham yang risikonya paling besar. 

Saham2 yang mengandung unsur risiko paling besar adalah saham2 gorengan. Sebaliknya, saham2 yang risikonya paling kecil umumnya adalah saham2 lapis satu (blue chip) dan dan saham yang risikonya lebih besar daripada saham lapis satu adalah saham2 lapis dua. Baca juga: Perbedaan Saham Lapis Satu, Dua dan Tiga. 

Contoh cara mengalokasikan modal trading: 

Anda memiliki modal sebesar Rp20 juta di rekening saham. Dari Rp20 juta tersebut, 40% anda alokasikan pada saham blue chip. 35% anda alokasikan pada saham-saham lapis dua. 10% anda alokasikan untuk trading di saham lapis tiga, dan 15% anda tetap simpan sebagai kas. 

Itulah contoh cara mengaloasikan modal trading dengan efektif dan benar. Ingat, cara ini bukanlah cara yang absolut. Ini hanya merupakan saran / gambaran pada anda mengenai bagaimana cara mengalokasikan modal untuk trading. 

Tapi kalau anda baca lagi baik2, saya menuliskan alokasi modal yang paling besar adalah untuk saham2 yang risikonya cenderung kecil (blue chip dan diikuti dengan saham lapis dua, kemudian saham lapis tiga sangat kecil). 

Ini artinya, saya menyarankan pada pembaca agar anda lebih memprioritaskan untuk mengalokasikan modal trading yang besar pada saham2 yang tingkat risikonya lebih kecil. 

Sekali lagi, cara ini bukanlah cara yang absolut. Namun saya sering menemukan trader yang mengalami kerugian2 yang besar karena mereka nekad membeli saham2 lapis tiga dengan modal besar. 

Maka dari itu, agar anda bisa terus bertahan di pasar saham (modal anda tidak habis), ada baiknya anda PRIORITASKAN trading di saham2 yang risikonya lebih / paling rendah. Dengan cara seperti ini pula, anda berpotensi meraih profit yang lebih konsisten

Bagaimana cara melihat saham2 yang memiliki potensi risiko lebih rendah dan lebih tinggi?

Anda bisa mempelajarinya disini: Panduan Menemukan Saham BagusPada ebook praktik tersebut, saya juga memaparkan tipikal grafik saham yang layak untuk trading dan saham-saham yang polanya harus anda hindari, walaupun secara grafik kelihatannya saham2 tersebut berpotensi rebound. Saham2 seperti ini yang berpotensi menjebak trader.

Salam profit... Selamat praktik


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Intraday Trading - Trading Harian Profit Maksimal

Intraday Trading - Trading Harian Profit Maksimal

Intraday trading saham bisa menjadi alternatif strategi trading cepat (trading harian) untuk anda yang ingin mendapatkan profit jangka pendek, dengan cara beli-jual saham dengan waktu yang relatif singkat (tidak hold saham terlalu lama). 

Dalam intraday trading, anda membeli dan menjual (take profit) saham di hari yang sama, sampai tiga harian trading. Pelajari juga: Teknik Beli Saham Pagi Jual Sore. Sehingga dengan time frame trading yang pendek ini, anda bisa memperoleh profit dalam waktu lebih singkat. 

Untuk mendapatkan profit maksimal dalam intraday trading, anda harus menggunakan strategi dan analisa trading. Walaupun trading cepat, anda tidak disarankan untuk gambling dalam memilih saham, karena setiap saham dalam time frame apapun, ada pola2 pergerakan dan momentumnya.   

Kunci utama untuk mendapatkan profit dalam intraday trading, anda harus mempraktikkan cara-cara:
  • Memilih saham2 yang risikonya kecil untuk trading harian
  • Menetapkan target profit yang realistis 
  • Menggunakan analisa teknikal untuk trading harian 
  • Menggunakan momentum trading 
  • Analisa tape reading (bid-offer) saham
  • Memilih saham2 yang mudah naik stabil dalam jangka waktu harian 
  • Memilih saham2 yang lincah dan punya fluktuatif bagus 
  • Memilih saham2 yang mudah dianalisa untuk intraday trading 
  • Manajemen modal yang layak untuk trading cepat 
Di Saham Gain ini, anda bisa mempelajari full praktik memilih saham-saham yang layak (saham2 yang mudah naik dalam waktu harian) untuk intraday trading. 

Anda bisa pelajari praktik2 dan strategi intraday langsung disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham (357 halaman). Jadi di ebook intraday trading, anda langsung praktik memilih saham untuk intraday trading, beserta analisa2 untuk trading harian, momentum trading dan analisa2 tape reading.  
Ebokk Intraday Trading & One Day Trading Saham
Trading harian bisa menghasilkan profit asalkan anda memahami strategi untuk trading, dan tentunya juga penguasaan psikologis, pengalaman dan jam terbang trading.

Jadi jika anda ingin melakukan intraday trading dan mendapatkan profit maksimal, gunakanlah strategi yang benar (cara memilih saham, analisa teknikal). Jangan hanya melihat 'arah angin' yang ada di market.

Dan kunci utamanya, tentu anda harus mempraktikkan sendiri trading harian. Karena dengan mengamati market dan pergerakan saham secara intraday, anda bisa mengetahui pola2 saham yang cocok / sesuai dengak karakter trading anda. 

Anda yang ingin memiliki ebook intraday trading, berikut langkah-langkahnya: 


1. Pembayaran dilakukan melalui transfer via bank lokal (BCA atau BRI)
- BCA = 440 - 1315378
- BRI = 0172 - 01 - 044985 - 50 - 8
Atas nama: El Hezekiah Sabbat
Harga Ebook = Rp148.000

2. Setelah transfer, konfirmasi kembali via email: 401xdssh@gmail.com atau melalui WA atau Telegram: 087859520042 untuk proses pengiriman ebook. 

Jika anda ingin bertanya tentang ebook intraday trading, anda bisa bertanya melalui: 

1. Email saya: 401xdssh@gmail.com
2. WA: 087859520042
3. Telegram: 087859520042
4. Melalui kolom komentar


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Studi Kasus: Risiko Membeli Saham Tidak Likuid dan Cepat Naik

Studi Kasus: Risiko Membeli Saham Tidak Likuid dan Cepat Naik

Sebagian trader memiliki tipikal ingin mendapatkan profit cepat dari trading. Hal ini bisa dilakukan jika anda mengincar saham2 yang cepat naik dalam sehari, dan pada umumnya saham2 tersebut adalah saham lapis tiga (gorengan). 

Selama saya trading di pasar saham, saya sendiri sebenarnya juga mentradingkan saham-saham lapis tiga yang kenaikannya cukup cepat. Namun memang saya mengalokasikan modal di saham lapis tiga cukup kecil, mungkin hanya sekitar 5% dari total modal, dan sisanya untuk saham blue chip dan lapis dua. 

Dari pengalaman saya trading di saham lapis tiga, saham yang paling berbahaya (mengandung risiko yang lebih tinggi daripada potensi gain-nya) untuk trader adalah saham yang mudah naik namun tidak likuid.

O iya, kriteria saham tidak likuid yang saya maksud adalah: Bid-offer tipis, terutama dari jumlah orang (split) yang hanya puluhan saja untuk satu antrian harga. 

Terkadang saya menemukan saham seperti ini: Antrian harga bid ini lumayan tebal tapi cuma diisi 1-10 orang saja, sedangkan offernya tipis sekali, sehingga antrian harga seperti ini terkesan ingin mengatakan pada trader seperti ini: 

"Hei, harga bid "dijaga" supaya tidak jatuh dan harga offer (yang ingin jual) sudah sedikit, sehingga harga saham sudah bersiap untuk naik lagi. Waktunya anda untuk beli" 

Berikut contoh saham tidak likuid: 


Tapi saham yang antrian bid-offernta seperti inilah adalah saham yang menurut pengalaman dan analisa trading saya adalah saham yang SANGAT MENGERIKAN, dan tidak layak untuk anda tradingkan. Mengapa demikian? Lanjutkan terus membaca pos ini..... 

Ketika harga saham sudah naik beberapa poin dengan meyakinkan, katakanlah naik dari harga 145 ke 151 (151 jadi best offer), trader biasanya mulai ikut masuk di kisaran harga 156, dengan harapan harga akan naik lagi, mengingat offer sudah tipis dan bid sangat tebal (yang artinya tekanan jual sedikit dan minat beli besar).

"Penampilan" antrian bid-offer dengan formasi seperti  ini memang sangat mempengaruhi psikologis trader untuk ikut membeli sahamnya, karena secara antrian, offernya tipis sehingga harga saham tampak lebih mudah naik.

Tapi tahukah anda, split antrian ini yang hanya ada puluhan sebenarnya sebagian besar dari mereka adalah "market maker" alias "bandar" dari saham tersebut. Jadi, ketika harga saham sudah naik beberapa poin, dan bandar melihat ritel mulai masuk, disinilah market maker yang jumlahnya sedikit ini mulai beraksi.  

Saat saham sudah naik, bandar akan menjual sahamnya termasuk mencabut alias withdraw semua order di bid dalam waktu yang bersamaan. Jadi order di bid yang tadinya anda lihat tebal, ternyata itu semua hanya untuk tipuan saja. 

Saat saham sudah naik dan market maker sudah menjual sahamnya, mereka juga akan withdraw semua order di bid yang awalnya memang sudah ditujukan untuk memancing anda, untuk membuat kesan seolah-olah saham ini banyak peminat belinya karena bid lot-nya tebal. Sudah paham sampai disini?

"Terus kalau bid-nya di withdraw semua apa dampaknya?" Tanya anda 

Kalau antrian harga, katakanlah mulai 148-150 dibatalkan atau dicabut semua, harga saham otomatis akan langsung turun drastis, di mana harga best bid akan menjadi 147 (tadinya 150), sehingga anda akan tertipu karena mungkin anda berpikir saham akan naik lagi sampai 155, namun ternyata langsung turun sampai 147 akibat market maker mencabut semua antrian bid. 

Maka dari itu, hindarilah saham2 yang mudah naik, namun tidak likuid. Tidak likuid biasanya disebabkan karena memang saham publiknya hanya sedikit. Saham2 ini biasanya mudah sekali jadi "mainan" bandar untuk menjebak anda. 

Saham2 seperti ini menawarkan risiko yang jauh lebih besar dibandingkan dengan peluang return yang anda dapatkan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Simulasi Trading Saham Modal 10 Juta

Simulasi Trading Saham Modal 10 Juta

Di pos ini: Modal Ideal Trading Saham, saya pernah menjelaskan bahwa modal trading untuk pemula sebaiknya mulai dahulu dengan Rp1-3 juta. Setelah level trading anda naik, barulah anda bisa menambah modal. Baca juga: Trading Saham dengan Modal Rp5 Juta. 

Beberapa waktu lalu ada trader bertanya ke saya: "Pak saya udah top up modal trading, dari modal awal Rp4-5 juta, sekarang modal trading saya sudah di kisaran Rp10 juta. Kalau modal Rp10 juta, bagaimana cara memilih sahamnya buat trading?" 

Terkadang setelah menambah modal, trader bingung harus mengalokasikan dan memilih saham apa untuk trading. Jadi, di pos ini kita coba simulasi trading saham dengan modal Rp10 juta

[Untuk anda yang ingin belajar saham, mempelajari praktik, strategi analisa teknikal, menyusun manajemen modal (MM) & trading plan, anda bisa disarankan mempelajari praktik2 analisa trading berikut: Buku Saham Pemula - Expert].  

Kalau modal anda sudah berkembang sampai Rp10 juta, itu artinya trading anda sudah berkembang lebih baik. Maka, dengan modal Rp10 juta, anda bisa melakukan salah satu dari dua strategi trading berikut: 

1. Menambah diversifikasi saham

Anda bisa menambah jumlah saham anda (diversifikasi). Misalnya dengan modal anda sebelumnya anda hanya beli 2 saham, maka saat modal anda sudah bertambah jadi Rp10 juta, anda bisa diversifikasi menjadi 3-4 saham. 

Dengan modal Rp10 juta, anda bisa mencoba diversifikasi ke saham2 yang risikonya agak tinggi (saham lapis tiga) kalau anda ingin mempelajari pergerakan saham2 gorengan. 

Tapi saran saya, anda harus tetap memprioritaskan saham2 yang risikonya rendah untuk trading. Jadi anda bisa membeli 3 saham, di mana anda membeli 2 saham yang risikonya rendah (misalnya saham2 lapis satu atau lapis dua) dan 1 saham lapis tiga. 

Dengan alokasi modal 10% untuk saham lapis tiga, 90% untuk saham2 lapis satu dan lapis dua. Berikut contoh diversifikasi saham dengan modal Rp10 juta. 

Trading saham modal 10 juta - 3 saham
Trading saham modal Rp 10 juta - 4 saham
Tabel diatas adalah simulasi trading saham modal 10 juta. Anda bisa memilih 3 saham, di mana alokasi terbesar adalah untuk saham2 lapis satu dan dua (TLKM dan BBRI). Kemudian kalau anda mau beli saham gorengan, pakailah modal kecil. Alokasiknya 45% TLKM, 45% BBRI, 10% HOME dan 10% tetap di cash balance. 

Anda juga bisa diversifikasi 4 saham, di mana 3 saham anda prioritaskan untuk saham2 lapis satu dan dua, dan sisanya untuk saham lapis tiga.

Bagaimana kalau anda cuma mau diversifikasi dua saham saja? Bagaimana kalau anda cuma mau beli saham2 lapis satu dan LQ45 tanpa beli saham gorengan? 

Jawabannya boleh semua. Tabel diatas adalah contoh simulasi trading kalau modal anda Rp10 juta. Kalau anda mau beli 2 saham saja tidak masalah. Asalkan anda merasa cocok dengan saham2 yang anda beli. Dan jangan pernah lupa menganalisa.  

2. Menambah jumlah lot tanpa menambah diversifikasi 

Strategi kedua, anda bisa menambah jumlah lot untuk trading, tanpa menambah diversifikasi saham. Misalnya, ketika modal anda masih Rp3 juta anda hanya membeli dua saham. 

Setelah modal anda Rp10 juta, anda tidak menambah diversifikasi, dan anda tetap membeli maksimal 2 saham di portofolio, hanya lot-nya saja yang anda tambah. Jadi profit yang anda dapatkan akan lebih terasa. 

Contoh trading saham saat modal anda Rp3 juta. Anda hanya beli 2 saham

Contoh trading saham saat modal anda sudah Rp10 juta. Anda tetap beli dua saham (tanpa diversifikasi). Hanya menambah jumlah lot saja

Kalau anda merasa cocok dengan saham2 yang sudah anda beli sebelumnya (dengan modal lebih kecil), tidak ada salahnya anda membeli saham2 yang sama ketika modal anda sudah bertambah jadi Rp10 juta. Anda bisa menambah jumah lot (size)-nya. 

Dua strategi ini sama-sama bisa memberikan profit untuk anda. Anda hanya perlu mengatur strategi yang sesuai dan cocok untuk anda. 

Tips dari saya, saat modal anda bertambah jadi Rp10 juta, anda harus tetap trading dengan strategi yang taktis. Jangan gegabah memilih saham. Tetap prioritaskan saham2 yang bagus, saham2 yang terbukti cocok dengan karakter anda. Dan tetap sisakan modal 5-10% di cash balance. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Analisa Indeks Saham Amerika

Cara Analisa Indeks Saham Amerika

Indeks saham Amerika Serikat (AS) utama adalah Indeks Dow Jones, Indeks Nasdaq dan Indeks S&P500. Baca juga: Mengenal Indeks Saham Amerika. Indeks saham AS seringkali menjadi acuan bursa-bursa saham dunia, termasuk Indonesia (IHSG). 

Anda mungkin sering mendengar ulasan2 dari broker, analis mengenai pergerakan indeks saham AS dan kemungkinan pengaruhnya ke IHSG. Saya sendiri beberapa kali juga sempat membahas pergerakan indeks2 AS di halaman: Rekomendasi Saham. 

Update pergerakan indeks saham AS dan indeks2 lainnya seringkali kita temukan juga melalui pesan2 yang di broadcast, entah di grup WA, Telegram, Facebook dan lain2. Contohnya seperti tampilan dibawah ini: 

Indeks saham dunia
Jadi gimana cara menganalisa indeks saham AS dan pengaruhnya ke IHSG? Mari kita bahas 

1. Indeks AS turun tajam

Apabila indeks AS ditutup turun tajam semalam (misalnya hari Rabu tiga indeks AS koreksi sampai 1% lebih), maka besok paginya (Kamis) saat pasar saham Indonesia (IHSG) buka, IHSG kemungkinan akan cenderung ikut turun.

Apalagi kalau IHSG sebelumnya sudah naik, maka inilah waktunya IHSG punya potensi untuk koreksi. Demikian juga, kalau IHSG masih lesu (banyak sentimen negatif) ditambah berita indeks AS turun tajam semalam, maka kemungkinan IHSG akan mengalami koreksi lanjutan. 

Kalau di sesi pre-open IHSG sudah pada merah (dan semalam Indeks AS pada melemah tajam), maka ada baiknya anda mencari support2 lanjutan saham2 anda, atau anda bisa mencari saham2 yang penurunannya tidak terlalu signifikan /masih punya potensi rebound saat IHSG sedang turun. 

Biasanya kalau Indeks Dow Jones turun atau sebaliknya, maka akkan diikuti juga dengan pergerakan saham2 Nasdaq dan SP500.

2. Indeks AS naik signifikan (rally or rebound)  

Kalau semalam indeks AS ditutup menguat signifikan, entah karena Indeks AS rally atau sekedar rebound setelah koreksi, maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan IHSG keesokan hari. 

Jika IHSG ijo, anda bisa mulai memilih saham2 yang sudah di support. Anda harus tetap memperhatikan analisa teknikal masing2 saham, jangan mengandalkan emosi dalam trading. 

Indeks AS dikatakan naik / turun signifikan sebenarnya cukup relatif. Namun kalau naik / turunnya mendekati 1% atau bahkan sudah diatas 1% dan ketiga indeks bergerak kompak searah, maka IHSG bisa dikatakan bergerak naik/turun secarea signifikan, dan hal ini bisa memberikan dampak ke IHSG juga. 

3. Indeks AS bergerak stabil 

Jika Indeks AS bergerak stabil, dalam arti naik atau turunnya tidak terlalu signifikan, atau bergerak variatif (misalnya indeks Dow Jones naik tapi dua indeks lainnya turun), maka biasanya pergerakan Indeks AS ini tidak memberikan dampak yang terlalu signifikan ke IHSG. 

Itulah cara menganalisa indeks saham AS dan kemungkinan pengaruhnya ke IHSG. Perlu anda pahami juga bahwa pergerakan indeks AS TIDAK SELALU memberikan dampak ke IHSG. Maka dari itu, saya selalu menambahkan dengan kata-kata "cenderung", "kemungkinan". 

Memang ketika indeks saham AS turun tajam semalam, ini juga harus jadi perhatian anda untuk lebih berhati-hati dalam membeli saham apalagi kalau IHSG ikutan turun tajam, demikian sebaiknya kalau indeks saham AS naik signifikan. 

Namun tetap saja jangan menjadikan indeks AS sebagai patokan utama trading. Karena biar bagaimanapun juga, kita semua harus trading dengan kembali pada melakukan analisa teknikal pada saham pilihan anda masing-masing, right?

Boleh saya katakan bahwa pergerakan indeks AS ini sifatnya sebagai tambahan / pelengkap analisa market, namun bukan acuan utama untuk beli / jual saham. 

"Tapi memangnya apa pengaruh secara fundamental indeks saham AS ke IHSG? Kan satunya pasar saham AS, satunya Indonesia. Kok bisa kalau indeks saham AS naik, IHSG bisa ikutan naik dan sebaliknya?" Tanya anda penasaran

Pertama, sisi psikologis. Karena indeks saham AS adalah indeks saham utama yang sering menjadi acuan para trader dunia, maka ketika bursa saham AS melemah signifikan, hal ini bisa dijadikan sebagai 'acuan' atau 'alasan' pelaku pasar untuk take profit. Jadi hal ini lebih ke sisi / alasan psikologis saja. 

Kedua, market itu latah. Market bisa menjadi latah dengan berita2 tertentu yang sebenarnya tidak memiliki dampak signifikan atau jangka panjang. Saya rasa hal ini adalah hal yang biasa. Sehingga, berita2 tentang kenaikan/penurunan signifikan indeks saham AS, sangat mungkin berpengaruh ke IHSG.

Ketiga, kekhawatiran / euforia market. Terkadang penurunan signifikan bursa saham AS bisa dikarenakan sentimen2 negatif, misalnya perang dagang, pertumbuhan ekonomi AS yang melambat, sehingga indeks Dow dkk langsung jatuh ketika ada berita2 tersebut. 

Market akan khawatir kalau pelemahan2 dalam ekonomi AS ini akan berpengaruh pada Indonesia juga, karena Indonesia juga memiliki kerja sama dengan AS (misalnya dalam hal ekspor-impor). 

Alasan ketiga ini sebenarnya juga ada kaitan dengan alasan psikologis. Tapi setelah IHSG koreksi, pada akhirnya IHSG bakalan rebound lagi kan? Semua itu harusnya kembali ke fundamental Indonesia sendiri, bukan fundamental negara lain. 

Jadi sebenarnya ya memang nggak ada pengaruh secara langsung kenaikan / penurunan indeks AS terhadap pasar saham Indonesia, terutama terkait dengan fundamental jangka panjang. 

Tapi karena faktor2 itu tadi, maka IHSG bisa cenderung (walaupun tidak selalu) bergerak mengikuti pergerakan indeks AS. Di pos ini: Makna Indeks Saham Dunia Bagi Pemain Saham, saya sudah menjelaskan pentingnya indeks saham untuk trader. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.