Strategi Trading Saat Politik Memanas

Strategi Trading Saat Politik Memanas

Kondisi stabil tidaknya politik suatu negara dapat sangat berdampak terhadap optimisme pelaku pasar (trader dan investor) untuk memutuskan apakah mereka akan masuk di saham2 Indonesia atau menjual dan hengkang dulu. 

Kalau kondisi politik sedang memanas, bergejolak, dan sedang tidak kondusif maka pelaku pasar akan memilih untuk menjual saham, sehingga banyak harga saham yang turun. Demikian juga sebaliknya, ketika kondisi politik kondusif atau bahkan sedang bagus2nya, maka pasti banyak trader dan investor yang kembali masuk ke pasar saham. 

Nah, kita sendiri seringkali menghadapi kondisi di mana politik sangat tidak kondusif. Misalnya yang baru-baru ini kita hadapi: Demo mahasiswa (dan banyak pihak2 tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi ini untuk memuat rusuh), demo dan kerusuhan di Papua yang membuat pelaku pasar menahan diri untuk masuk ke pasar hsama Indonesia. 

Maka dari itu, pada saat kondisi politik masih bergejolak dan tidak pasti, ada beberapa strategi trading yang bisa anda gunakan:  

1. Lebih banyak wait and see, dan tunggu saham di support2nya 

Kondisi politik yang bergejolak ada baiknya anda lebih banyak melakukan wait and see, karena dalam kondisi seperti itu, akan ada banyak saham yang harganya turun terus. Dalam kondisi politik yang masih bergejolak, belilah saham2 dengan jumlah (lot) yang lebih kecil. 

2. Manfaatkan momentum technical rebound

Anda bisa memanfaatkan momentum techincal rebound untuk short term trading. Pada saat IHSG turun, pasti ada momentum di mana saham2 yang sudah diskon akan rebound jangka pendek. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Disitulah anda bisa momentum untuk mentradingkan saham2 yang naik pasca turun banyak. Pada saat saham sudah murah / turun berhari-hari, trader pasti akan mengangkat lagi harganya dalam jangkap pendek. Pelajari konsepnya disini: Technical Rebound Saham

Namun walaupun demikian, pada saat kondisi politik sedang bergejolak, banyak saham yang hanya naik sesaat (jangka pendek), sehingga trading jangka pendek lebih cocok diterapkan ketika market berada dalam fase downtrend, dan belum ada tanda-tanda sentimen positif. 

3. Nggak trading atau beli saham sama sekali 

Buat anda yang tidak yakin dengan kondisi politik dan banyak saham yang pergerakannya menunjukkan fake signal, maka anda boleh memutuskan untuk tidak membeli saham terlebih dahulu, dan menunggu sampai tekanan bearish reda (politik kondusif). 

Kondisi politik ujung2nya akan sangat berdampak terhadap perekonomian. Kalau kondisi politik tidak kondusif, dampaknya juga pasti akan ke perekonomian negara. Kondisi politik yang tidak kondusif membuat investor akan was-was untuk menanamkan modal di suatu negar. 

Maka harus diakui bahwa kondisi politik yang sedang tidak kondusif membuat banyak saham bergerak tidak sesuai harapan, karena investor hanya akan investasi di sektor riil maupum masuk pasar saham ketika kondisi politik dan ekonomi sedang baik / stabil. Oleh karena itu, kalau kondisi politik sedang kurang baik, anda harus lebih berhati-hati dalam trading. 

Lebih baik anda menyimpan banyak cash yang bisa anda belanjakan saat saham2 sudah murah, ketimbang anda terburu membeli banyak saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengertian dan Contoh Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis

Pengertian dan Contoh Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis

Dalam investasi, kita akan mengenal istilah risiko. Baca juga: Pengertian Return dan Risiko Beserta Contohnya. Risiko sendiri dibagi menjadi 2, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Apa perbedaan keduanya? Mari kita simak. 

1. Risiko tidak sistematis

Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu dan pada umumnya risiko ini dapat diperkecil atau diminimalisir melalui suatu diversifikasi. Contoh risiko sistematis adalah risiko kegagalan dalam kinerja perusahaan, risiko finansial, risiko manajemen. 

Contoh kasus risiko tidak sistematis: Seorang investor menginvestasikan modalnya pada perusahaan ABCD. Perusahaan ABCD ternyata adalah perusahaan yang direksinya sarat masalah. Banyak kasus korupsi, penggelapan uang dan sebagainya. Hal ini menyebabkan harga saham perusahaan ABCD turun secara berangsur. 

Nah, risiko ini adalah risiko yang dapat diminimalisir atau dihindari apabila seorang investor mengetahui terlebih dahulu profil perusahaan tersebut, track record dewan direksi dan sebagainya. Dengan demikian seorang investor bisa menghindari membeli saham ABCD dan memindahkan modalnya ke saham lain yang lebih prospek. 

2. Risiko sistematis 

Risiko sistematis merupakan risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham di pasar modal. Risiko sistematis tidak dapat dihindari investor. Risiko sistematis disebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak mempengaruhi harga saham di pasar saham. 

Risiko sistematis disebut juga dengan Beta yang dapat menjadi pengukur volatilitas antara return sekuritas dengan return pasar. Risiko sistematis terjadi misalnya ketika terdapat suatu berita yang tiba-tiba secara serentak membuat harga saham berjatuhan. Hal ini tidak bisa dihindari oleh investor. 

Jika digambarkan, maka risiko adalah sebagai berikut: 



Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Memilih Saham dengan Modal Kecil

Memilih Saham dengan Modal Kecil

Salah satu kendala utama yang seringkali dihadapi oleh seorang trader pemula adalah: Masalah modal. Trader pemula seringkali bingung bagaimana cara memilih saham apabila masih memiliki modal yang terbatas / modal kecil. 

Sehingga, terkadang banyak trader pemula yang nggak sabar dan akhirnya nekad menggunakan modal besar buat trading. Hal ini menyebabkan trader banyak terjerumus membeli saham2 yang salah, karena dengan modal besar, psikologis trader juga masih belum siap. 

Maka dari itu, anda yang masih pemula atau anda yang sudah trading katakanlah 1 tahunan, tapi anda masih pakai modal kecil (belum berniat nambah modal), anda harus menggunakan strategi memilih saham yang yang benar, bukan menambah modal saat anda masih belum siap. 

Ada beberapa cara menyiasati agar anda tetap bisa membeli saham yang bagus walaupun modal anda kecil. Cara ini juga saya terapkan sendiri ketika masih beberapa bulan pertama memulai trading saham: 

1. Mulai trading dengan modal minimal Rp1 juta 

Kalau anda masih punya modal yang terbatas, saran saya gunakanlah modal minimal untuk trading Rp1-3 juta. Jangan pakai modal dibawah itu. Saya sudah pernah menjelaskannya juga di pos ini: Modal Ideal Trading Saham

Dengan modal minimal Rp1-3 juta, anda akan memiliki lebih banyak opsi saham yang bagus untuk dibeli, yaitu saham2 yang layak trading untuk pemula. Anda juga bisa mempelajari cara-cara dan strategi memilih saham bagus untuk trading disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

"Tapi Pak Heze, saya belum punya modal Rp1 juta. Saya baru punya modal Rp200 ribu" Kata anda. 

Kalau modal anda masih Rp100 ribu, Rp200 ribu, Rp500 ribu, saran saya tunggulah sampai anda punya modal minimal Rp1 juta. Jadi menabunglah terlebih dahulu sampai anda memiliki modal Rp1 juta minimal. 

Saya tidak bermaksud untuk menghilangkan semangat anda para trader pemula yang masih bermodal kecil. Sebaliknya, justru saya ingin agar anda bisa memilih saham dengan cara-cara yang benar. 

Jangan sampai dengan modal terlalu kecil, akhirnya anda bingung memilih saham2 yang bagus. Semakin kecil modal anda, semakin sedikit pilihan saham anda. Kalau modal anda terlalu sedikit, anda akan semakin rentan memilih saham2 yang nominalnya sangat kecil, di mana saham2 yang nominalnya sangat kecil ini umumnya adalah saham2 gorengan dan waran. 

Risiko trading di saham2 gorengan sangatlah besar, apalagi untuk pemula. Nah, modal Rp1-3 juta adalah modal trading saham yang sangat ideal untuk pemula. 

Artinya, modal tersebut tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Artinya, dengan modal segitu, anda masih bisa mengendalikan trading anda dengan psikologis yang lebih baik. 

Dengan modal Rp1-3 juta, anda bisa memilih saham2 yang bagus untuk trading bagi pemula. Saham2 yang bagus secara teknikal, umumnya harganya diatas Rp2.000. Kalau modal anda masih Rp100-200 ribu, maka anda akan sulit membeli saham2 tersebut. 

Walaupun ada juga saham2 bagus secara teknikal yang harganya Rp1.000-an atau dibawah itu, tetapi bukankah lebih baik kalau anda punya lebih banyak opsi saham untuk ditradingkan? 


2. Membeli saham bagus dengan size (lot) yang kecil / sedikit 

Kalau modal anda masih Rp1-3 juta, ada baiknya anda memprioritaskan membeli saham2 yang punya likuiditas bagus, dan minimalkan membeli saham2 gorengan apalagi waran. Pelajarilah analisa teknikal dan momentum trading sebelum anda memilih dan membeli saham. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Disini: Daftar Saham Bagus Harga Murah, saya juga sudah memaparkan contoh2 saham bagus yang harganya terjangkau dengan modal kecil. 

Belilah 1-3 saham dengan lot yang kecil, dan sisakan setidaknya 10% modal anda di cash balance (yang tidak ditradingkan). Karena tujuan anda belajar saham pemula adalah supaya anda tidak rugi terlebih dahulu, maka mulailah dengan memilih saham yang benar, dan belilah saham dengan modal kecil. 
Beli saham dengan modal kecil: Tunggulah modal minimal anda Rp1-3 juta. Pilihlah 1-3 saham yang bagus untuk trading dengan lot yang kecil karena tujuan anda untuk belajar. Hindari saham2 gorengan apalagi waran
Jadi untuk anda yang masih bingung gimana cara memilih saham, tapi modal anda masih pas-pasan, anda bisa praktikkan dan terapkan langkah2 tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengertian Return dan Risiko Beserta Contohnya

Pengertian Return dan Risiko Beserta Contohnya

Dalam suatu investasi, kita pasti mengenal ada isitilah RETURN dan RISIKO. Apa perbedaan keduanya? 

RETURN

Return atau pengembalian adalah tingkat keuntungan yang dinikmati para pemodal atas investasi yang ditanamkan. Dengan kata lain, return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. 

Komponen return terdiri dari dua, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan persentase kas yang diterima pemodal secara periodik terhadap suatu investasi. Yield dapat berpa bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan lain2.   

Komponen kedua dari return adalah capital gain. Capital gain secara sederhana merupakan keuntungan yang akan anda peroleh dari selisih nilai investasi sekarang dengan nilai investasi yang anda tanamkan pada harga periode yang lalu. 

Namun, jika seorang investor mengalami kerugian, maka istilahnya adalah capital loss. Baca juga: Pengertian Capital Gain dan Capital Loss. 

Dalam praktiknya, tidak semua instrumen investasi memberikan return berupa capital gain atau capital loss. Capital gain sangat bergantung dari harga pasar instrumen investasi yang bersangkutan. Artinya, instrumen tersebut harus diperdagankan di pasar. 

Dengan adanya perdagangan, maka akan timbul adanya perubahan harga nilai investasi tersebuy. Investasi yang memberikan capital gain, contohnya adalah saham dan obligasi. Sedangkan investasi yang tidak memberikan return berupa capital gain contohnya adalah sertifikat deposito, tabungan dan lain2. Return dibagi menjadi 2, yaitu return ekspektasi dan return realisasi.  

1. Return realisasi 

Return realisasi adalah return yang telah terjadi. Return realisasi dapat menjadi dasar penentu return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. 

2. Return ekspektasi 

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi, return ekspektasi adalah return yang belum terjadi. 

RISIKO

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan return aktual dengan return yang diharapkan investor. Dengan adanya risiko, para pemodal diharapkan bisa mengambil keputusan investasi dengan baik, sehingga bisa meminimalkan risiko investasi sekecil mungkin. Sumber-sumber risiko dalam investasi adalah sebagai berikut: 

1. Risiko pasar, yaitu risiko yang dihadapi investor karena adanya fluktuatif harga saham, yang bisa berakibat pada turunnya nilai investasi yang ditanamkan. Risiko pasar bisa di bisa disebabkan karena resesi ekonomi, kerusuhan atau perubahan politik dan lain2. 

2. Risiko inflasi, yaitu risiko daya beli. Jika inflasi meningkat terlalu drastis pada umumnya investor akan lebih banyak menahan dana untuk tidak investasi, karena inflasi yang terlalu tinggi bisa menunjukkan kelesuan ekonomi. 

3. Risiko bisnis, yaitu risiko yang dipengaruhi oleh fundamental perusahaan itu sendiri. Apabila kinerja perusahaan terganggu hal ini juga turut berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. 

4. Risiko finansial, yaitu risiko yang berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam struktur modal. Semakin besar proporsi utang, semakin besar risiko finansial perusahaan. 

5. Risiko likuiditas, yaitu risiko yang berkaitan dengan likuid tidaknya suatu efek. Semakin cepat suatu efek diperdagankan, semakin likuid efek tersebut dan sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu efek, semakin besar risiko likuiditas yang dihadapi pemodal. 

6. Risiko nilai tukar mata uang, yaitu risiko yang berkaitan dengan fluktuasi mata uang domestik dengan mata uang negara lainnya. 

7. Risiko negara atau risiko politik, yaitu risiko yang berkaitan dengan kondisi politik suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Watchlist Saham Profit Bulan September 2018

Watchlist Saham Profit Bulan September 2018

Di Bulan September kemarin, sudah banyak saham watchlist saham kita yang membuahkan profit. Di tengah kecenderungan koreksi IHSG, banyak saham kita yang bisa mencetak profit. 

Seperti yang saya update berkala disini: Rekomendasi Saham Hari Ini, saya melakukan update watchlist saham secara berkala yang bisa anda jadikan analisa lanjutan untuk trading saham jangka pendek (harian sampai dengan satu bulan). 

Sebagian besar saham yang sudah mencetak kenaikan profit di Bulan September sebagai berikut: 

1. BBRI
2. HRUM
3. BMRI
4. UNVR
5. ADRO 
6. ASII
7. BBRI
8. PTBA
9. TINS
10. KLBF 
11. ANTM
12. AALI
13. BBCA
14. UNTR

Sedangkan INCO dan INDY sempat koreksi sejenak, dan mampu technical rebound dalam waktu kurang dari satu bulan. 

Untuk saham yang masih belum naik: EXCL dan WIKA. Tapi karena target watchlist kita maksimal untuk satu bulan, saya pribadi masih optimis dengan EXCL dan WIKA, terutama untuk WIKA yang sahamnya sudah berada di harga bottom. Anda bisa buy WIKA bertahap. 

Untuk lebih jelasnya, rekan2 bisa melihat di halaman: Rekomendasi Saham. Selamat untuk rekan-rekan trader yang sudah membeli sahamnya, dan rekan2 yang profit di Bulan September. 

Anda yang ingin mendalami analisa teknikal mulai pemula - level expert, dan mendapatkan strategi2 praktik trading, termasuk diantaranya saya tambahkan praktik menemukan format candlestick yang paling bagus untuk memprediksi saham rebound, panduan menemukan saham diskon / murah secara analisis teknikal dan analisa teknikal lainnya. 

Anda bisa mendapatkan materi lengkapnya disini: Buku Saham. Materi belajar saham saya lengkapi dengan psikologis trading & mindset trading yang benar, panduan menyusun trading plan, manajemen modal untuk trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pajak Transaksi Saham di Bursa Efek

Pajak Transaksi Saham di Bursa Efek

Transaksi jual-beli saham di Bursa Efek yang biasanya anda lakukan (di pasar reguler) sebenarnya selalu dikenakan pajak transaksi saham. Sampai saat ini, masih banyak rekan2 trader yang bingung mengenai pengenaan pajak yang dikenakan dari transaksi saham di Bursa Efek. 

Di pos ini, saya akan menjelaskan secara detail mengenai pajak yang dikenakan dari jual-beli saham yang anda lakukan. Perlu anda ketahui, pengenaan pajak atas transaksi saham dibagi menjadi 2, yaitu: Pengenaan pajak atas dividen dan pengenaan pajak atas penjualan saham. Selebihnya, tidak ada pajak2 lainnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel dibawah ini: 


Pajak dari transaksi saham akan dikenakan jika anda mendapat dividen. Besar pajaknya yaitu 10% dari TOTAL DIVIDEN yang anda terima dan berifat FINAL. Sedangkan kalau anda melakukan aktivitas trading, maka anda juga akan dikenakan pajak, yaitu sebesar 0,1% dan bersifat FINAL. 

Tapi pajak 0,1% ini dikenakan saat anda menjual sahamnya, bukan saat membeli saham. Pajak yang dikenakan atas penjualan sudah masuk dalam fee jual. Itulah mengapa fee jual dalam transaksi saham selalu ditetapkan lebih tinggi 0,1% dari fee belinya. 

Contoh: fee beli: 0,2% dan fee jual: 0,3%. Di Danareksa fee beli sebesar 0,17% dan fee jual adalah 0,27%. Hal ini dikarenakan 0,1%-nya adalah pajak dari transaksi anda, sedangkan sisanya adalah untuk komisi sekuritas / broker. Baca juga: Arti dan Ilustrasi Satuan Perdagangan dan Fee Transaksi Saham

Sekarang anda sudah mengerti mengapa fee jual selalu ditetapkan lebih tinggi daripada fee belinya, yaitu adalah untuk pajak. 

Jadi kalau anda yang selama ini masih bingung mengenai mekanisme pajak dari transaksi trading, itulah jawabannya. Anda tidak bisa menghindar dari pajak saat mendapat profit dari trading. Anda juga nggak perlu repot2 membayar pajak yang anda dapatkan dari dividen, karena semua transaksi saham anda sudah dipotong pajak. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Nyangkut di Saham Gorengan, Bagaimana Solusinya?

Nyangkut di Saham Gorengan, Bagaimana Solusinya?

Pada saat anda membeli saham, dan saham yang anda beli harganya bergerak turun tidak sesuai dengan target anda, namun anda memutuskan untuk tidak jual rugi (cut loss), maka itulah yang dinamakan dengan SAHAM NYANGKUT. 

Di pasar saham, kita semua pasti pernah mengalami saham nyangkut. Entah akhirnya anda harus cut loss atau ternyata saham anda berbalik naik diatas harga beli dan anda profit. 

Tapi bagaimana kalau saham anda yang nyangkut itu adalah saham2 gorengan? Kita semua tahu bahwa saham2 gorengan ini punya pergerakan yang tidak teratur dan fundamentalnya juga tidak terlalu baik. 

Saya seringkali mendapatkan pertanyaan dari trader: "Pak Heze kalau saham2 saya nyangkut, apa saya harus cut loss atau hold dulu?"

Dan ketika saya melihat portofolio mereka, ternyata ada puluhan saham nyangkut yang hampir semua isinya adalah saham2 gorengan dan waran. 

Jadi kalau saham anda nyangkut (mayoritas saham nyangkut anda adalah saham2 gorengan), maka saran saya ada baiknya anda CUT LOSS

Karena mayoritas saham gorengan likuiditasnya sangat rendah, dan kinerja fundamentalnya juga tidak terlalu baik. Anda bisa cek sendiri bagaimana kinerja fundamental (laporan keuangan) saham2 gorengan yang listing di Indonesia. 

Yups, mayoritas saham2 gorengan banyak yang bermasalah dengan kinerjanya, misalnya rugi bersih, atau operasionalnya nggak jelas. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia.

Dan banyak kasus di mana saham2 gorengan yang setelah turun banyak, sahamnya 'ditinggal bandar', sehingga pergerakan sahamnya flat, dan nyaris nggak ada transaksi trading. 

Nah kalau saham sudah ditinggal bandar, maka saham tersebut akan jauh lebih sulit untuk naik / rebound. Saya juga sudah pernah membahas studi2 kasus saham2 gorengan yang harganya sulit kembali ke harga awal setelah sahamnya dijatuhkan bandar. 

Anda bisa baca-baca kembali disini:  Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPOBelajar dari Kasus Saham POSA dan Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. 

Hal ini berbeda kalau anda beli saham2 yang likuid dan fundamentalnya bagus. Maka, ketika saham tersebut turun dan harganya sudah diskon / murah, saham tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk diangkat lagi, sehingga anda masih lebih aman jika memegang sahamnya di portofolio anda. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Jadi sebagai seorang trader atau bahkan fundamentalis, tentu saja nggak logis jika di portofolio anda berisi saham2 yang anda sendiri tidak paham dengan kondisi fundamentalnya dan analisa teknikalnya

Karena tujuan anda dan saya untuk mendapatkan profit di saham, maka tentu kita harus melakukannya dengan cara yang benar, yaitu belilah saham2 yang anda paham dengan analisa teknikalnya, maupun fundamental. 

"Pak Heze, tapi kalau saya cut loss semua, rugine gede. Gimana donk?" Tanya anda 

Dalam praktikknya memang tidak semudah itu, karena cut loss itu juga butuh mental dan keberanian trader. Banyak trader yang nggak berani cut loss karena floating loss-nya sudah terlanjut besar. 

Walaupun ada juga trader yang tidak mau cut loss (bukan nggak berani) karena trader masih berharap saham2 gorengannya suatu saat digoreng bandar lagi, sehingga naik ratusan persen, dan trader bisa balik modal (BEP atau bahkan profit). 

Nah kalau memang anda nggak berani cut loss karena kalau rugi besar psikologis anda terganggu, solusi "terbaiknya" anda menunggu saja saham anda dinaikkan lagi oleh bandarTetapi kalau anda sudah mengalami nyangkut di saham gorengan, anda harus BELAJAR DARI PENGALAMAN



Karena jujur saja, saham2 gorengan di portofolio apalagi kalau sahamnya sudah turun banyak dan nggak dinaikkan bandar lagi, maka saham2 tersebut nggak ada untungnya. Saham2 gorengan rata2 juga tidak memberikan dividen seperti halnya saham2 blue chip atau LQ45. 

Anggap saja ini adalah biaya belajar anda di bursa saham. Anda bisa belajar langsung dari PENGALAMAN ANDA SENDIRI, sehingga anda bisa memetik hasilnya di kemudian hari. 

Lalu, Kenapa banyak sekali trader yang nyangkut di saham gorengan? 

Ada banyak penyebab. Namun penyebab utama biasanya adalah ketidaktahuan trader atau trader sudah tahu namun nekad. Banyak trader yang ikut membeli saham2 yang di 'pom-pom' dan berakhir nyangkut, padahal trader sudah paham risikonya. 

Selain itu, banyak trader pemula yang bahkan tidak menyadari bahwa saham2 yang dibeli (nyangkut) adalah saham-saham gorengan, yang fundamentalnya tidak terlalu baik dan secara teknikal pergerakan grafiknya juga nggak jelas (tidak likuid, volume kecil dan sering digoreng bandar). 

Maka dari itu, sebelum anda trading, saya tidak bosan menekankan: Anda harus punya bekal pengetahuan trading, minimal anda bisa baca analisa teknikal dan sudah mengetahui basic2 screening saham yang layak trading. Pelajari juga: Cara Melakukan Screening Saham.

Jadi dalam trading anda harus memprioritaskan untuk memilih saham2 yang punya pergerakan likuiditas yang baik, dan untuk trader, at least perhatikan juga fundamental perusahaan, karena itu perlu. 

Portofolio saham yang sehat harus anda ciptakan supaya anda bisa mendapatkan profit yang lebih maksimal dan konsisten. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.