Perlukah Mengikuti Acara Gathering Saham?

Perlukah Mengikuti Acara Gathering Saham?

Kalau anda sedang belajar saham, terutama kalau anda bergabung di grup-grup saham, anda pasti sering mendengar acara-acara gathering saham. Acara gathering saham ini kurang lebihnya acara kumpul2 sesama investor / trader, untuk sharing pengalaman, dan informasi2 saham. 

Acara2 gathering saham ini memang cukup diminati oleh pemain saham, karena banyak angapan bahwa dengan acara2 gathering, maka ilmu tentang saham akan semakin bertambah luas.

Beberapa waktu lalu, penulis juga sempat mendapatkan pertanyaan yang cukup menarik dari salah seorang rekan trader. Pertanyaannya sebagai berikut: 

Bung Heze, saya sering dapat ajakan untuk ikut di gathering saham. Entah gathering saham yang diadakan di grup, atau undangan langsung dari teman trader. Apakah sekiranya gathering ini bermanfaat untuk saya??" 

Kalau anda ingin mengetahui apakah acara2 gathering saham bermanfaat untuk anda, anda harus bisa jawab pertanyaan ini sendiri: Apakah setelah mengikuti gathering2 saham, skill main saham anda semakin bagus? Apakah setelah mengikuti acara gathering saham anda bisa mendapatkan profit yang lebih baik di saham? 

Kalau anda merasakan banyak manfaat setelah mengikuti banyak acara gathering saham, maka gathering saham bagus untuk anda. Anda bisa lanjutkan. Tapi kalau tidak? Ada baiknya anda tidak perlu mengikutinya lagi. Hanya anda yang tahu jawabannya. Kenapa demikian? 

Perlu anda ketahui, INTI dari trading / investasi saham itu sendiri adalah untuk MENDAPATKAN PROFIT. Semua orang yang membuka rekening sekuritas, baik yang main saham dengan modal kecil, modal besar. Baik yang trading ataupun investasi, punya tujuan untuk mendapat keuntungan dari saham.

Saya pun melakukan trading dan investasi saham tujuannya: Supaya dapat profit. Terutama profesi trader seperti saya, trading saham bukan hanya sekedar untuk dapat profit, tapi juga sebagai penghasilan utama.  

Jadi jika anda selalu tertarik dengan acara2 gathering saham, namun tidak banyak manfaat yang anda peroleh, maka sebaiknya anda harus lebih fokus untuk melakukan analisa saham sendiri. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak

Melakukan analisa dalam trading dibutuhkan FOKUS, bahkan mungkin anda harus jauh dari keramaianTrust me, kalau anda menganalisa dalam keadaan yang tenang, tidak banyak gangguan sana-sini, maka anda akan mendapatkan banyak pencerahan, banyak pola-pola saham bagus yang mungkin sebelumnya tidak anda sadari. 

Tapi di pos ini saya tidak mengatakan bahwa acara gahtering saham itu tidak bermanfaat. Tidak ada salahnya anda mencoba, karena pengalaman setiap orang berbeda-beda. Bagi sebagian anda, mungkin anda mendapatkan manfaat untuk trading saham anda. Atau mungkin, dengan mengikuti gathering saham, anda justru mendapatkan banyak kenalan, dan anda bisa mendirikan bisnis, who knows?

Hanya saja saran saya, jangan sampai karena adanya gathering saham, tujuan main saham anda: MENDAPATKAN PROFIT jadi terlupakan. Banyak trader yang justru lebih sibuk mencari-cari informasi, cara trading yang baik dari gathering. Nah, inilah yang salah. 

Karena seperti yang saya katakan tadi, untuk bisa mendapatkan profit di saham, sebenarnya kuncinya anda harus bisa, dan harus mau melakukan analisis sendiri (otodidak) secara fokus. Tipe main saham setiap orang berbeda-beda, maka dari itu carilah apa yang paling cocok untuk diri anda.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Rekomendasi Saham Profit Agustus & Pasar Saham September 2018

Rekomendasi Saham Profit Agustus & Pasar Saham September 2018

Bagi anda pembaca setia web Saham Gain ini, anda yang sering berkunjung ke halaman rekomendasi saham disini: Watchlist Saham, selama Bulan Agustus 2018 banyak saham2 watchlist kita yang sudah mencetak profit untuk jangka pendek. 

Seperti yang pernah saya tulis di halaman rekomendasi saham, jangka waktu watchlist kita adalah jangka pendek, sehari hingga maksimal satu bulan. Saham-saham kita yang sudah mencetak kenaikan selama Bulan Agustus (sejak awal Agustus) adalah: 

1. PWON
2. TRAM (trading cepat)
3. UNVR (watchlist 26 Juli, naik awal Agustus) 
4. BBRI
5. INCO
6. TINS 
7. PTPP
8. INDF dan ICBP (Watchlist 30 Juli)
9. HRUM
10. EXCL
11. RALS 
12. KLBF
13. HMSP
14. WSKT
15. PTPP
16. INDY 
17. ADHI 
18. PTBA 

Dan ada dua saham yang sedikit meleset dari prediksi kita sebelumnya yaitu AKRA, BSDE. 

Bagaimana untuk September ini? Kita sendiri tahu bahwa IHSG di awal bulan ini sedang koreksi besar, terutama karena nilai tukar Rupiah yang terus melemah terhadap Dollar AS. 

But, ini sesungguhnya merupakan peluang bagi anda untuk membeli saham2 yang sedang murah. Dan seperti di watchlist kita, saya juga menuliskan untuk watchlist beberapa saham yang sudah diskon, dan mulailah masuk saat market sudah TECHNICAL REBOUND.  

Gunakanlah momentum koreksi untuk membeli saham di harga murah. Manfaatkan peluang yang ada. Kombinasikan wait and see dengan keputusan masuk yang tepat. 

Bagi rekan-rekan yang ingin bisa belajar saham otodidak, mempraktikkan strategi2 trading, menemukan saham yang sudah benar2 diskon, menghindari harga saham yang turun, mempelajari psikologis trading dan lain2, rekan2 bisa mendapatkan materi lengkapnya dan update ebook berkala disini: Buku Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Resign dari Kantor, Jadi Full Time Trader

Resign dari Kantor, Jadi Full Time Trader

Menjadi seorang trader saham yang bisa mendapatkan profit besar dan konsisten adalah impian setiap trader. Terutama kalau anda punya kesempatan untuk menghasilkan profit saham dari rumah, anda bisa mendapatkan financial freedom dari investasi saham, dan tidak tergantung pada rutinitas pekerjaan sehari-hari. 

Saya sering mendapat cerita dari rekan-rekan trader yang sudah menjalani trading saham beberapa tahun, atau bahkan trader saham yang baru membuka rekening saham, menyatakan keinginannya untuk resign dari pekerjaan kantor yang saat ini ditekuni dan segera beralih menjadi full time trader (FTT). 

Apakah ini langkah yang tepat? 

Kalau anda sekarang punya pikiran untuk meninggalkan pekerjaan utama dan menjadi FTT, ada baiknya anda memikirkan ulang keputusan anda. Anda harus memahami fakta-fakta tentang profesi FTT. 

Menjadi FTT butuh pengalaman yang banyak. Anda harus memiliki pengalaman untuk menentukan kapan membeli dan menjual di saat yang tepat. Dan untuk melakukan hal tersebut, anda tidak mungkin bisa melakukannya dalam satu malam. Anda butuh terus berproses untuk mengetahui tipe trading apa yang cocok untuk anda, yang bisa menghasilkan profit konsisten untuk diri anda. 

Menjadi FTT butuh modal yang tidak sedikit. FTT berarti anda memilik penghasilan utama dari trading saham. Means, modal yang dibutuhkan untuk FTT (penulis harus jujur), TIDAK SEDIKIT. Kalau anda baru buka rekening saham dan modal anda Rp10 juta, Rp25 juta, maka anda belum bisa untuk menjadi FTT. 

Menjadi FTT butuh psikologis yang baik. Apakah anda siap dengan kondisi market yang drop, sedangkan anda hanya memiliki penghasilan utama dari trading? Faktanya, banyak trader yang sudah mulai panik, mengeluh, takut saat pasar saham koreksi tajam. Seorang FTT harus memiliki psikologis yang baik untuk menghadapi situasi market seperti itu. 

Kalau anda belum memiliki kemampuan tersebut (masih sering mengeluh, panik, takut dan sebagainya), maka jangan tinggalkan pekerjaan utama anda. 

Menjadi FTT harus bisa mendapatkan profit konsisten, tapi di satu sisi harus wait and see. Tantangan utama FTT adalah anda harus bisa dapat profit konsisten. Namun di saat2 tertentu, anda harus punya kemampuan untuk sabar (wait and see). 

Saat masa2 wait and see (entah karena market lagi jelek atau situasi yang kurang mendukung untuk trading), tentu anda tidak akan memiliki penghasilan sementara waktu. Siapkah anda? Hal ini kembali lagi pada faktor psikologis yang matang di pasar saham.    

Sebenarnya masih ada banyak sekali fakta2 tentang FTT yang harus anda ketahui. Sedikit tulisan tentang FTT lainnya bisa anda baca-baca lagi disini: Menjadi Full Time Trader.  

Dari fakta-fakta yang penulis paparkan, artinya, jika anda masih pemula atau anda baru trading beberapa tahun, kecil sekali kemungkinannya anda bisa menjadi FTT dalam waktu singkat. 

Anda yang sudah berpikir untuk menjadi FTT (terutama anda yang belum lama menjalani proses di pasar saham), saya menyarankan pada anda agar anda menjalani terlebih dahulu seluruh proses di pasar saham. 

Lakukanlah analisa2, praktikkanlah sendiri, pelajarilah cara mengelola mindset trading yang benar, dan mulailah dengan modal kecil terlebih dahulu (jangan nekad menggunakan modal besar hanya karena bernafsu menjadi FTT). 

Nah, setelah anda menjalani sendiri trading saham, kalau anda merasa FTT adalah profesi yang cocok untuk anda, anda bisa resign dari pekerjaan kantor anda. Tapi kalau anda merasa trading lebih cocok sebagai pekerjaan sampingan anda, so anda tidak perlu meninggalkan pekerjaan utama anda saat ini.  

Pesan saya, jangan mudah "terinspirasi" dengan kisah-kisah trader yang sukses menghasilkan profit besar, trader yang bisa bekerja dari rumah, investor saham yang sudah bisa financial freedom dari hasil investasinya, atau kisah2 sukses dadakan investor yang kaya karena dapat saham 'jackpot', dan kemudian anda ingin meninggalkan pekerjaan anda untuk mengikuti jejak mereka. 

Anda harus memahami dahulu sejauh mana kemampuan anda (baik kemampuan modal, psikologis, maupun kemampuan mencetak profit konsisten). Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda satu dengan yang lain. Intinya adalah, anda harus FOKUS untuk mengembangkan trading anda terlebih dahulu. 

Anda yang ingin fokus mempelajari strategi2 trading untuk mempersiapkan diri, baik menjadi FTT maupun part time trader, anda bisa mempelajari praktik trading yang penulis terbitkan disini: Belajar Saham dan Praktik Trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Psikologis Trading Saham yang Baik

Psikologis Trading Saham yang Baik

Keberhasilan anda dalam trading saham bukan hanya dipengaruhi oleh kejelian anda dalam melakukan analisa teknikal. Namun, anda harus menguasai PSIKOLOGIS TRADING. Psikologis trading mungkin bahasanya terdengar 'berat', terutama untuk pemula yang masih 'lampu hijau' di dunia saham.  

Jadi sederhananya, psikologis trading itu sendiri merupakan kemampuan seorang trader dalam menerapkan MINDSET TRADING YANG BENAR. 

Selama ini, banyak trader pemula yang berpikir bahwa dengan analisa-analisa yang bagus, maka trader bisa membuahkan profit yang besar di pasar saham. Oleh karena itu, tidak heran banyak trader pemula yang akhirnya mencoba mencari berbagai metode untuk menghasilkan profit cepat di saham. 

Namun sayangnya cara-cara seperti itu nggak pernah membuahkan hasil. Mengapa? Karena sebagus apapun analisa yang anda gunakan, jika anda tidak bisa mengimbanginya dengan permainan psikologis trading yang benar alias memiliki mindset trading yang benar, analisa yang anda gunakan kemungkinan besar tidak akan membuahkan profit yang maksimal. 

Jadi untuk bisa menghasilkan profit yang MAKSIMAL di pasar saham, anda harus bisa memadukan strategi trading yang benar dan menguasai psikologis trading yang baik.  

Ibarat anda sedang berkompetisi basket. Jika satu tim anda semua jago bermain basket, tetapi tim anda tidak punya mental yang bagus, tidak kompak, mudah terbawa emosi, maka kemungkinan besar anda akan sulit untuk mengalahkan tim lawan. 

Demikian juga sebaliknya. Memiliki mental dan keyakinan saja tidak cukup. Sebelum bertanding, anda harus memiliki tim yang benar2 memiliki skill bermain basket yang bagus, agar anda bisa menang di pertandingan. 

Hal ini berlaku sama dengan saham: Kombinasi menguasai analisis teknikal dengan benar dan memiliki psikologis trading yang baik, akan mengarahkan anda pada profit dan trading yang lebih berkualitas. 

Banyak rekan-rekan trader yang masih belum mampu mengkombinasikan antara cara menggunakan analisa saham yang tepat dengan membentuk mindset trading yang benar.

Maka dari itu, agar anda bisa mempraktikkan secara langsung strategi2 menguasai analisis teknikal untuk mengambil timing buy dan sell yang tepat, plus membangun psikologis trading yang benar, penulis memberikan materi praktik langsung melalui ebook (427 halaman). 

Anda bisa mendapatkan materi dan praktik lengkapnya disini: Buku Saham Full Praktik. Jadi di ebook saham praktik ini, anda akan mempelajari dan mempraktikkan langsung bagaimana menerapkan strategi-strategi trading, pola-pola yang bagus untuk memprediksi harga saham yang akan naik, yang belum banyak dibahas di materi-materi lain. 

Plus anda juga akan mendapatkan materi lengkap tentang cara-cara mengelola psikologis di pasar saham, memahami kesalahan2 trader yang seringkali tidak disadari, dan tentunya cara memperbaiki mindset trading ke arah yang benar. 

Semua materi yang dibutuhkan oleh trader saham beserta praktikknya, bisa anda dapatkan secara lengkap, dan selalu saya update secara berkala. 

sad


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengenal Indeks Saham Amerika: Dow Jones, S&P 500, Nasdaq

Mengenal Indeks Saham Amerika: Dow Jones, S&P 500, Nasdaq

Jika anda sering membaca ulasan-ulasan market, indeks-indeks saham Amerika seperti Indeks Dow Jones S&P 500 dan Nasdaq sering sekali dibahas pergerakannya dan bahwa terkadang menjadi tolok ukur / potensi pergerakan IHSG di hari berikutnya. 

Katakanlah semalam ketiga indeks ini pada anjlok, maka banyak analis, broker yang akan mengatakan kalau IHSG akan cenderung koreksi, karena bisa mengikut pergerakan ketiga indeks tersebut. 

Apa maksud ketiga indeks tesebut? Mengapa tiga indeks itu sering dijadikan acuan di Bursa Amerika? Sebelum saya membahas lebih lanjut, di Indonesia kita mengenal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

IHSG inilah yang menjadi acuan indeks Indonesia. Kalau di AS, tiga indeks inilah yang sering dijadikan acuan / indikator trading. Jadi sederhananya, indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq adalah "IHSG"-nya Amerika. 

1. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA)

Dow Jones merupakan indeks tertua di AS yang dibentuk tanggal 16 Februari 1885. Indeks Dow Jones berisi 30 saham perusahaan yang paling besar dan berpengaruh di AS. 

Saham2 yang masuk di DJIA adalah saham2 besar yang punya kinerja baik, rajin membagi dividen, pemimpin di sektor industrinya dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Indeks Dow Jones memiliki pengaruh hampir seperempat nilai transaksi di pasar saham Amerika. 

Boleh dikatakan bahwa DJIA ini adalah kumpulan saham2 blue chip di Amerika Serikat. Sama seperti saham2 blue chip di Indonesia misalnya BBRI, UNVR, INDF, BBCA, TLKM dan lain2, di mana saham2 blue chip memiliki pengaruh yang paling besar terhadap IHSG. 

Contoh saham2 di indeks Dow Jones adalah Mircosoft Corporation, Apple Inc, Coca-Cola, Intel Corporation dan lain2. 

2. Indeks (Standard & Poor's) S&P 500 

Indeks S&P 500 merupakan indeks yang berisi 500 saham perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar dan paling banyak ditradingkan di Bursa saham Amerika Serikat. S&P 500 pertama kali diperkenalkan tahun 1923. 

S&P 500 mewakili kurang lebih 70% nilai total pasar saham di Amerika. S&P 500 ini kalau di Indonesia adalah indeks LQ45. Kalau di Indonesia ada 45 saham paling likuid, di Amerika ada S&P500 yang merupakan daftar 500 saham paling likuid.  

S&P 500 merupakan indeks di Bursa saham Amerika yang paling populer setelah DJIA. Bedanya dengan DJIA, saham2 di S&P 500 memiliki jumlah saham yang lebih banyak dan variatif dibandingkan DJIA. 

Dalam praktikknya, pergerakan S&P 500 seringkali sejalan dengan pergerakan DJIA. Artinya, ketika DJIA menguat, maka hal ini akan diikuti juga dengan indeks S&P 500 dan sebaliknya. 

Komposisi indeks S&P 500 ini diambil dari berbagai sektor perusahaan seperti keuangan, energi, IT, consumer goods, properti dan lain2. Beberapa contoh saham2 di indeks ini adalah Google, Amazon, Boeing Company, Adobe System Inc, Chevron, Coca-Cola, Citigroup Inc, Berkshire Hathaway, Analog Devices dan lain2. 

3. Indeks National Association of Securities Dealers Automated Quotation (Nasdaq)

Indeks Nasdaq berisi mayoritas saham2 perusahaan teknologi di Amerika Serikat. Kalau anda ingin melihat perkembangan sektor teknologi di AS, indeks Nasdaq ini bisa jadi acuan. 

Nasdaq dibentuk sejak 5 Februari 1971, di mana saham2 nasdaq ini berisi saham-saham perusahaan teknologi dan Bio teknologi Amerika. Contohnya adalah saham Tesla Inc, Amaon, Intel dan lain2. Nasdaq terdiri dari 3.000 saham teknologi, bioteknologi kecuali perusahaan2 keuangan. 

Itulah penjelasan mengenai tiga indeks saham Amerika yang paling besar dan menjadi indeks acuan dunia. Lalu apa pengruh indeks2 tersebut terhadap IHSG? Anda bisa baca pos saya disini: Makna Indeks Saham Dunia Bagi Pemain Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Menentukan Target Take Profit

Strategi Menentukan Target Take Profit

Dalam trading saham, take profit adalah salah satu bagian dari trading plan yang harus anda eksekusi dengan benar dan bijaksana. Strategi melakukan take profit inilah yang menentukan seberapa besar anda mendapatkan profit. Sebenarnya banyak trader yang sudah bisa mendapatkan profit. Namun karena target take profit yang ditetapkan salah, profit malah berubah jadi rugi.

Biasanya kesalahan trader menetapkan target take profit ada 2 hal: Ngarep harga saham masih akan naik lagi dan menetapkan take profit terlalu tinggi. Jadi, sebenarnya trader sudah bisa mendapatkan profit. Tetapi karena sifat greed dan kurangnya analisa pasar, maka profit yang sudah didapatkan akhirnya hilang. 

Kalau anda sering mengalaminya, anda harus mulai mengubah strategi trading anda (terutama menentukan take profit). Kesalahan pertama dalam take profit: Ngarep harga saham masih akan naik lagi. 

Ini biasanya terkait dengan psikologi trader. Trader harus bisa mematuhi rule target take profitnya sendiri. Apabila target anda sudah tersentuh, anda harus jual sahamnya. Kalau anda terus berharap harga saham naik, bukan tidak mungkin harga saham justru malah berbalik turun. 

Dalam hal ini anda harus memiliki trading plan yang baik, psikologi dan manajemen modal yang baik. Saya pernah membuat ebook lengkap materi2 tersebut disini: Buku Saham. 

Kedua, trader sering menetapkan take profit terlalu tinggi. Sebenarnya tidak ada salahnya anda menetapkan target take profit yang tinggi, terutama kalau anda adalah tipikal swing trader. Namun, anda harus melihat kondisi pasar saham saat itu. 

Saat kondisi pasar saham kurang bagus, dalam arti banyak saham yang dijual asing (sehingga IHSG cenderung turun terus). Kemudian posisi sebagian besar tidak banyak yang bergerak uptrend secara signifikan, maka strategi menetapkan take profit di harga tinggi cukup sulit dilakukan. Mengapa?

Saya beri contoh. Ketika kondisi IHSG sedang cenderung turun dan tidak banyak saham yang sedang uptrend kuat, biasanya harga saham bergerak di harga itu-itu saja. Bahkan ada saham2 yang awalnya terlihat naik, tetapi tidak lama kemudian langsung turun dengan cepat. Hal ini wajar. 

Hal ini sering terjadi terutama setelah IHSG break all time high, seperti yang terjadi sejak awal Juli 2017 sampai 2 bulan lebih kedepan. Di mana setelah IHSG break all time high, IHSG selalu saja cenderung koreksi. 

Kalau anda melihat situasi seperti ini, ada baiknya anda mengincar profit dengan range harga yang tidak terlalu besar.  Misalnya: Anda membeli saham BNGA di harga 1.350 kemudian menjualnya di harga 1.400. Walaupun mungkin BNGA ada harga tertinggi di 1.500, tetapi karena kondisi pasar yang kurang bagus, saham tersebut mungkin belum sempat menyentuh 1.450 sudah berbalik turun lagi. 

Jadi kesimpulannya, menentukan target take profit dalam trading saham selain didukung trading plan yang baik, anda harus luwes dalam menganalisis saham. Bukan hanya saham saja yang anda analisis, tetapi anda harus melihat kondisi pasar saham secara global, apakah kondisi pasar saham bagus untuk menerapkan buy low sell highest atau tidak. Baca juga: Strategi Trading Saat Bursa Saham Indonesia Kurang Mendukung. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Modal Ideal Trading Saham

Modal Ideal Trading Saham

Belakangan ini saya sering mendapat pertanyaan yang intinya: "Berapa modal yang sebaiknya kita gunakan untuk trading / investasi saham?Saya lihat investor2 sukses biasanya menggunakan modal sampai ratusan juta bahkan miliaran. Apakah kalau saya cuma punya duit Rp 5 juta saya bisa sukses seperti mereka?" 

Kalau anda baca pos ini: Modal Minimal untuk Trading Saham, saya mengatakan bahwa anda sebenarnya sudah bisa membeli saham dengan modal Rp150.000- Rp200.000 saja. Tapi yang akan saya bahas di pos ini bukan tentang modal minimal, tapi berapa sih modal ideal untuk trading?  

Untuk menjawab berapa modal ideal, saya akan memberikan analogi "uang jajan". Ketika anda masih Sekolah Dasar, uang jajan Rp5.000 mungkin sudah terasa besar. Tapi ketika anda sudah kuliah, tentu saja uang sebesar Rp5.000 bahkan nggak cukup buat beli apa-apa. 

Waktu anda di Sekolah Dasar, orang tua anda tidak mungkin berani mempercayakan pada anda untuk memegang duit ratusan ribu. Orang tua akan memberikan uang jajan berdasarkan kemampuan anak untuk mengelola uang tersebut. 

Jika orang tua anda menambah uang jajan anda menjadi Rp20 ribu dan ternyata anda sangat boros, karena anda nggak siap dipercayakan uang Rp20 ribu, tentunya di kemudian hari orang tua anda akan menurunkan kembali jatah uang jajan menjadi Rp5.000 atau sebesar yang bisa anda kelola. 

Tapi kalau anda sudah kuliah, orang tua anda mungkin akan lebih percaya. Apalagi kebutuhan anak kuliah banyak, misalnya membeli buku, biaya transport, biaya makan juga pasti lebih mahal, dan lain2. 

Logikanya simpel saja, kebutuhan anak Sekolah Dasar masih tidak sebanyak anak kuliah. Anak Sekolah Dasar juga belum bisa bertanggung jawab terhadap uang besar. Anak Sekolah Dasar belum bisa mengelola uang besar, belum memiliki psikologis yang matang kalau pegang duit gede.

Seiring berjalannya waktu, dan bertambahnya level pendidikan, seseorang pasti akan lebih siap diberi tanggung jawab uang jajan yang lebih besar. 

Kembali lagi soal modal ideal trading saham... Kalau anda tanya berapa modal ideal untuk trading, saya menyarankan pada anda untuk menggunakan modal yang tidak mengganggu psikologis anda.

Kalau anda merasa modal (uang jajan) Rp500 juta tidak membebani psikologis anda sama sekali, silahkan masukkan Rp500 juta untuk trading / investasi. Kalau anda merasa anda maksimal hanya siap trading dengan modal (uang jajan) Rp10 juta, masukkan modal Rp 10 juta. 

Kalau anda merasa psikologis anda siap dengan modal (uang jajan) maksimal Rp5 juta, masukkan modal Rp5 juta. Jangan memaksakan main saham dengan modal (uang jajan) Rp100 juta. 

Karena kalau anda memaksakan trading dengan modal Rp100 juta padahal psikologi anda nggak siap, yang akan terjadi uang tersebut kemungkinan akan habis dalam waktu cepat (rugi). Seperti analogi uang jajan tadi, kalau anak Sekolah Dasar baru bisa mengelola uang Rp5.000 dan diberi uang Rp20.000, maka yang terjadi adalah uang tersebut akan langsung habis alias boros.

"Kalau modalnya kecil, cuman Rp 5 juta gitu, memngnya saya bisa sukses seperti trader dan investor gede?" Tanya anda ragu-ragu

Memang return anda akan sulit menyamai investor besar yang modalnya ratusan juta sampai miliaran.  Ya jelas lah.. Jangan melulu berpikir soal return karena kalau modal Rp5 juta, trader berhasil profit 20% sebulan, jadi returnnya Rp1 juta, return 20% itu bisa saja terasa sedikit karena manusia tidak akan pernah puas... Got it? 

Jadi caranya, jangan melihat patokan seberapa besar modal yang digunakan investor2 / trader besar. Namun, lihat dan ukurlah sejauh mana anda bisa mengelola nominal modal tertentu. 

Nah, kalau dengan modal Rp5 juta anda melihat portofolio anda bertumbuh katakanlah sebesar 50% atau bahkan 100% setahun, itu artinya anda boleh menambah modal lebih besar. Artinya, psikologis anda sudah siap dengan modal lebih besar. 

Gimana kalau dari modal Rp5 juta, ternyata portofolio malah turun 50%? Itu artinya anda belum siap mengelola modal Rp5 juta. Anda mungkin perlu menurunkan jumlah modal anda untuk trading.

Jika portofolio anda terus bertumbuh dan anda bisa menambah modal, katakanlah sampai Rp100 juta, lalu anda merasa anda sudah mentok hanya bisa mengelola modal dengan batas psikologis Rp100 juta, maka anda tidak perlu menambah modal lagi. 

Kembali ke analogi uang jajan. Kalau anda masih baru main saham (Sekolah Dasar), gunakan modal yang tidak mengganggu psikologis anda. Kalau portofolio anda berkembang, psikologis sudah lebih baik, anda sudah lebih siap (anak kuliah), anda bisa menambah jumlah modal anda. 

Itulah cara mengukur potensi modal ideal untuk trading anda.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.