Daftar Indeks Sektoral Saham di Indonesia

Daftar Indeks Sektoral Saham di Indonesia

Banyaknya jumlah saham di Indonesia tentunya juga dibagi-bagi kedalam berbagai jenis sektor saham oleh Bursa Efek Indonesia. Adanya indeks sektor saham yang sudah diklasifikasikan juga sangat berguna bagi anda untuk melakukan analisis sektor yang paling bagus dan sektor yang harga sahamnya turun paling dalam. Berikut adalah daftar indeks sektor saham di Indonesia: 

1. ^JKSE = Composite Index / Indeks Harga Saham Gabungan 

2. ^JKII = Jakarta Islamic Index

3. ^JKMBX = Indeks Papan Utama

4. ^JKDBX = Indeks Papan Pengembangan

5. ^JKTRAD = Indeks Perdagangan dan Jasa

6. ^JKCONS = Indeks Consumer Goods

7. ^JKMNFG = Indeks Manufaktur

8. ^JKPROP = Indeks Konstruksi, Properti dan Real Estate

9. ^JKMING = Indeks Pertambangan

10. ^JKFINA = Indeks Finance 

11. ^JKINFA = Indeks Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi 

12. ^JKBIND = Indeks Industri Dasar 

13. ^JKMISC = Miscellanous Index 

Itulah daftar indeks sektor saham di Bursa Efek Indonesia. Kode singkatan diatas adalah kode untuk pencarian di Yahoo Finance. Jadi kalau anda ingin mencari data-data indeks saham sektoral melalui Yahoo Finance, ketikan kode diatas. Misalnya anda ingin mencari data IHSG melalui Yahoo Finance, maka ketikkan ^JKSW. Baca juga: Cara Mencari Data Harga Saham Yahoo Finance.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trader Saham Sukses: Trader Harian atau Mingguan?

Trader Saham Sukses: Trader Harian atau Mingguan?

Sukses dalam trading saham artinya anda bisa mencetak profit yang lebih konsisten, mampu menekan kerugian, dan modal anda jauh lebih berkembang dibandingkan saat anda pertama kali trading. Baca juga: Cara Mengukur Profit Konsisten Saham. 

Sukses dalam trading bukan berarti anda harus menjadi orang se-kaya Warren Buffet, Lo Kheng Hong atau orang lain. Cukup bandingkan diri anda dahulu saat pertama kali trading, dengan anda yang sekarang. Seberapa jauh perkembangan anda? 

Untuk sukses di saham, tentu saja anda harus melalui sebuah proses, bukan hasil instan. Salah satu proses itu adalah: Anda memiliki, mengatur dan menjalankan strategi trading yang benar. 

[Pelajari juga strategi2 trading, full praktik analisis teknikal, panduan menyusun trading plan & manajemen modal, agar anda bisa menemukan saham2 yang bagus untuk trading disini: Buku Saham Pemula - Expert]

Disinilah kemudian banyak menimbulkan perdebatan. Sebagian trader mengatakan kalau mau untung jangka panjang, jangan trading harian, tapi harus trading mingguan (buy and hold).

Sebagian trader lagi mengatakan kalau mau untung di saham, jangan hold saham terlalu lama, karena return atau profitnya lama. Bahkan sebagian besar investor saham mengatakan untuk sukses di saham, jangan trading, tapi harus investasi jangka panjang. 

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, sukses dalam trading tidak ada aturan, pembatasan ataupun rumus apakah anda harus menggunakan strategi trading saham harian atau trading mingguan atau bahkan investasi. Pelajari juga: Cara Profit Trading Saham Harian / Cepat. 

Ada trader yang lebih sukses menjadi swing trader karena memang tidak memiliki banyak waktu untuk memantau market. Ada trader yang lebih sukses jadi trader harian karena memang trader punya kemampuan menganalisa saham2 jangka pendek, dan punya waktu lebih banyak untuk trading. 

Bahkan, kalau anda bisa menerapkan beberapa strategi trading atau menerapkan trading dan investasi saham sekaligus, itu lebih baik, karena anda bisa menjadi pebisnis saham yang lebih fleksibel. Baca juga: Cara Profit Trading & Investasi Secara Bersamaan. 

Jadi, strategi apapun bisa membuat anda sukses kalau anda memahami praktik tradingnya dengan benar. Sebaliknya, semua strategi trading bisa membuat anda gagal kalau anda tidak mempelajari strategi2nya dan hanya gambling di saham. 

Saya yakin setiap dari anda yang memutuskan untuk membuka rekening efek dan trading, semua punya satu tujuan yang sama: Ingin kaya, ingin sukses dan mengembangkan modal. 

Itu artinya, tidak masalah apapun strategi trading yang anda terapkan dalam trading, baik trading harian, swing trading, trading beberapa hari, positioning trading, yang terpenting anda harus: 

- Menemukan strategi yang sesuai dengan karakter anda
- Lakukan praktik trading
- Luangkan waktu untuk analisa. Baca juga: Belajar Saham Otodidak
- Jangan berharap hasil yang instan di saham
- Selalu analisa saham sebelum membeli
- Hindari gambling di saham
- Lakukan evaluasi trading anda 

Maka peluang untuk sukses di saham (apapun strategi trading yang anda gunakan) sangat terbuka untuk anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Instrumen Pasar Modal

Instrumen Pasar Modal

Instrumen di pasar modal dalam konteks lebih praktis banyak dikenal dengan sebutan sekuritas. Sekuritas atau disebut juga sebagai efek atas surat berharga merupakan aset finansial yang menyatakan klaim keuangan. Instrumen di pasar modal dikelompokkan menjadi 4 (empat) instrumen utama yaitu: Saham, obligasi, derivatif, reksadana. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan dibawah ini:

SAHAM

Saham dapat dibedakan menjadi saham biasa dan saham preferen. Pada umumnya, saham yang biasa diperdagangkan investor di Bursa Efek adalah jenis saham biasa. Sedangkan saham preferen dalam pasar modal adalah saham yang memiliki hak khusus. Perbedaan saham biasa dan saham preferen bisa anda lihat disini: Apa Itu Saham Biasa? Apa Itu Saham Preferen?

OBLIGASI 

Obligasi adalah surat utang. Obligasi ini ibarat perusahaan atau negara berhutang kepada masyarakat. Masyarakat yang membeli obligasi nantinya akan mendapatkan pengembalian beserta kupon.  Obligasi adalah salah satu jenis investasi yang cukup sering diterbitkan oleh perusahaan maupun pemerintah. Obligasi yang diterbitkan negara atau pemerintah disebut dengan Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Mengenai obligasi bisa anda lihat penjelasannya disini: Pengertian Obligasi, Jenis-jenis Obligasi dan Karakteristik Obligasi   

DERIVATIF

Derivatif adalah produk turunan saham dan obligasi. Contoh derivatif adalah future contract dan option contract. 

a. Kontrak berjangka (future contract) 

Kontrak berjangka merupakan perjanjian yang dibuat hari ini yang mengharuskan adanya transaksi di masa mendatang. Kontrak berjangka dapat berupa kontrak berjangka komoditas dan kontrak berjangka finansial. 

Kontrak berjangka komoditas menggunakan variabel pokok yang merupakan aset riil berupa barang2 pertanian seperti kopi, gula, kentang dan barang2 sumber daya alam seperti emas atau minyak. Sedangkan kontrak berjangkak keuangan menggunakan variabel efek seperti saham atau indeks saham. Di BEI, kontrak berjangka yang diperdagangkan saat ini adalah LQ futures, mini LQ futures, DOW futures, JP futures. 

b. Kontrak opsi (option contract)

Kontrka opsi adalah suatu perjanjian yang memberi pemilikanya hak (bukan kewajiban), untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu pada harga tertentu selama perioda waktu tertentu. Opsi ada 2 jenis yaitu opsi beli (call action) dan opsi jual (put option). 

Opsi beli adalah hak untuk membeli aset induk atau aset acuan pada harga tetap selama waktu tertentu sesuai ketetapan perusahaan. Ada dua macam pelaksanaan opsi, yaitu american option dan european option. American option dapat dilaksanakan kapan saja sampai dengan dan termasuk tanggal berakhirnya sebuah kontrak opsi. Sedangkan european option dapat dilaksanakan hanya pada tanggal berakhirnya sebuah kontrak opsi. 

REKSADANA

Reksadana adalah wadah investasi yang dihimpun dari masyarakat, yang selanjutnya wadah investasi tersebut dikelola oleh manager investasi sehingga menghasilkan return yang diinginkan oleh pemegang reksadana. Mengenai reksadana bisa anda baca penjelasannya disini: Investasi Reksadana dan Manfaat yang Anda Peroleh.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Full Time Trader dan Trading for A Living, Sama atau Beda?

Full Time Trader dan Trading for A Living, Sama atau Beda?

Dalam dunia pasar modal, Anda pasti sering mendengar istilah full time trader (FTT).  Bagi saya full time trader adalah sebuah profesi yang sangat menjanjikan. Mengenai full time trader, saya pernah membahasnya di pos ini: Menjadi Full Time Trader Part I. Baca juga part II: Menjadi Full Time Trader Part II. 

Kata2 full time trader selalu dikaitkan dengan trading for a living. Nah, sebelum membahas lebih dalam, saya ingin bertanya pada Anda: Apakah istilah keduanya sama atau berbeda? Sebelum para trader salah dan terjebak dengan kedua istilah diatas, ada baiknya saya menjelaskan mengenai kedua istilah tersebut. 

Dari segi arti / makna saja sebenarnya sudah berbeda. Kalau diterjemahkan:

Full time trader = Trader (pedagang) saham purna waktu.
Trading for A Living = Trading untuk (memenuhi kebutuhan) hidup.

Full time trader berarti pekerjaan utamanya adalah trading. Karena pekerjaan utama full time trader adalah trading saham/ forex, artinya seorang full time trader mendapatkan penghasilan utamanya dari trading. Makan, membiayai anak sekolah, menabung, membayar kebutuhan sehari-hari dari hasil trading. Maka, seorang full time trader dapat dikatakan trading for a living.  

Sedangkan trading for a living belum tentu mereka adalah seorang full time trader. Lho kok bisa begitu? Saya jelaskan dengan ilustrasi. Ilustrasi 1:

Andi adalah seorang pekerja kantoran (penghasilan utama dari gaji). Selain bekerja di kantor juga memiliki bisnis sampingan, yaitu trading saham. Modal trading saham Andi adalah 100 juta. Karena Andi sudah pemain saham kawakan, Andi selalu dapat untung 10% per bulan = profit 10 juta per bulan. 

Andi berkeluarga dan biaya kebutuhan hidupnya cukup besar. Penghasilan dari gaji utamanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi, dengan mendapatkan 10 juta per bulan dari trading saham, maka Andi bisa memenuhi kebutuhan hidupnya lebih dari cukup. 

Dari contoh kasus diatas, dapat dikatakan bahwa Andi trading saham dengan tujuan: Trading for a living. Tetapi, perlu diingat Andi bukanlah seorang full time trader. Bagi Andi, trading hanyalah pekerjaan sampingan, karena Andi tidak melepas pekerjaan utamanya di kantor.

Sekarang saya akan berikan ilustrasi 2:

Si Billy tidak lagi bekerja kantoran, hanya trading di rumah dengan modal besar, dan kebutuhan hidupnya dipenuhi dari trading. Akan tetapi, Billy ini beli saham terus ditinggal melakukan aktivitas lainnya. Karena Billy ternyata juga menjalankan bisnis konveksi dan buka toko. 

Apakah dalam hal ini, Billy bisa dikatakan sebagai full time trader? Tentu saja tidak. Mengapa? Karena Billy tidak trading secara penuh (full). Beli saham, lalu ditinggal (tunggu saja nanti kalau naik), yang penting kerjakan pekerjaan lain dulu: Konveksi dan urusan toko. Tetapi, Billy bisa dikatakan trading for a living, karena ya memang Billy trading untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.     

Yang namanya full time trader, ya harus trading full. Artinya, harus memantau pergerakan saham secara real time, meskipun hanya bekerja di  rumah. Memantau pergerakan saham secara real time means bekerja layaknya seorang broker di kantor sekuritas yang mengikuti jam trading Bursa saham (meskipun trading tidak harus dilakukan setiap hari). Baca juga: Jam Trading Bursa Saham Indonesia. Kalau Anda bekerja memantau saham dan trading di rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup, Anda sudah bisa dibilang sebagai full time trader. 

Saya rasa Anda sudah paham dan bisa menarik kesimpulan: Full time trader dan trading for a living memiliki kesamaan tapi tidak selalu sama (juga terdapat perbedaan). Seorang full time trader menjalankan pekerjaannya dengan tujuan trading for a living. Tetapi, orang yang trading for a living belum tentu profesinya adalah full time trader.   


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengertian Capital Gain dan Capital Loss

Pengertian Capital Gain dan Capital Loss

Di pasar modal anda pasti sering sekali mendengar istilah capital gain dan capital loss. Tahukah anda apa perbedaan keduanya? Capital gain dan capital loss adalah istilah yang sering digunakan ketika anda trading saham. Trading saham adalah beli dan jual saham dalam jangka pendek. 

Capital gain adalah keuntungan yang anda dapatkan dari selisih harga jual dikurangi harga beli suatu saham. Sebagai contoh anda membeli saham di harga 1.000 dan menjual saham di harga 1.500, maka disini anda mendapatkan capital gain saham atau keuntungan sebesar Rp500 (1.500-1.000).  

Untuk lebih mudahnya, silahkan lihat ilustrasi capital gain beli -jual saham dibawah ini.


Pada contoh diatas, bisa anda lihat, membeli saham ACES di harga 800 sebanyak 100 lot dan menjual di harga 1.000 sebanyak 10 lot. Maka capital gain yang anda dapatkan adalah sebesar Rp200.000 (1.000.000 - 800.000). 

Capital loss adalah kerugian yang anda dapatkan dari selisih harga beli dikurangi harga jual saham. Dengan kata lain, capital loss terjadi karena anda menjual saham lebih rendah daripada harga belinya. Sebagai contoh, anda membeli saham di harga 2.000 dan menjual di harga 1.950, maka disini anda mendapatkan capital loss saham atau kerugian sebesar Rp50 (2.000 - 1.950).

Untuk lebih mudahnya, silahkan lihat ilustrasi capital loss beli -jual saham dibawah ini.


Pada contoh diatas, bisa anda lihat, membeli saham JPFA di harga 1.200 sebanyak 100 lot dan menjual di harga 1.150 sebanyak 10 lot. Maka capital loss yang anda dapatkan adalah sebesar Rp50.000 (1.200.000-1.150.000). 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Waktu Screening Saham Terbaik

Waktu Screening Saham Terbaik

Screening atau memilih saham adalah bagian dari analisis utama yang harus anda lakukan pada saat trading. Analisis teknikal itu penting, tetapi kalau anda tidak melakukan screening saham, anda bisa berpotensi terjebak membeli saham yang salah. 

Banyak dari saham2 di Bursa Efek yang memiliki pergerakan harga yang kurang bagus, sehingga peran screening saham untuk mendapatkan stock pick saham yang berkualitas itu sangatlah penting.

Lalu, kapan waktu terbaik untuk melakukan screening saham? Apakah pagi hari saat jam trading? Apakah setelah market tutup? Hal ini juga sering jadi pertanyaan rekan-rekan trader. 

Maka dari itu, saya akan membahas waktu screening saham terbaik, berdasarkan pengalaman trading saya pribadi. Ada tiga waktu terbaik untuk melakukan screening saham:   

1. Sebelum jam trading

Sebelum jam trading, antara pukul 07.00-08.30 anda bisa melakukan screening saham. Di jam pagi, pikiran kita masih cenderung fresh, sehingga pada jam2 tersebut, bisa anda manfaatkan untuk screening saham yang mau anda tradingkan.  

Anda juga bisa melakukan screening saham pada saat sesi pre-opening market, yaitu pukul 08:55-08:59, karena pada sesi pre-opening, anda sudah bisa melihat posisi IHSG (naik atau koreksi) dan anda bisa melihat pergerakan saham2 LQ45 di sesi pre opening, sehingga anda sudah bisa menganalisa saham2 apa yang punya potensi rebound di sesi pre-opening.

Di sesi pre-opening, anda juga bisa memutuskan untuk trading atau berhenti dulu, jika IHSG dibuka anjlok.  

Pelajari juga strategi dan full praktik cara-cara memilih (screening) saham bagus untuk trading disini: Panduan Simpel & Efektif Menemukan (Screening) Saham Bagus.  

2. Sore / malam hari setelah jam market tutup

Untuk anda yang tidak memiliki banyak waktu trading, karena mungkin anda bekerja mulai pagi sampai sore, dan di jam2 tersebut anda tidak bisa banyak membuka software online trading, maka anda bisa melakukan screening saham di malam hari. 

Setelah Bursa saham tutup (closing), posisi candlestick dan harga saham sudah tidak berubah-ubah, sehingga anda bisa melakukan analisis grafik lebih intens, tanpa terpengaruh adanya fluktuasi saham. 

3. Pada saat jam trading 

Banyak trader beranggapan kalau melakukan screening saham saat jam trading, maka hasil screening menjadi tidak akurat, karena harga saham masih terus berubah, dan itu artinya bentuk candlestick bisa berubah-ubah juga selama jam trading. 

Memang benar, tetapi bukan berarti screening saham saat jam trading tidak disarankan, karena pada saat jam trading, sangat mungkin anda menemukan peluang2  saham yang sedang bagus untuk ditradingkan. 

Justru untuk anda trader yang punya banyak waktu trading, atau anda yang punya cita-cita menjadi full time trader, saya menyarankan anda untuk melakukan screening saham juga saat jam trading. 

Pada saat jam trading, baik kondisi market bullish maupun bearish, tetap ada peluang2 yang bisa anda dapatkan dari trading saham. 

Sebagai contoh, pada saat market lagi turun-turunnya atau koreksi, anda akan menemukan lebih banyak saham2 pilihan anda yang sudah murah. Anda hanya perlu memilih 2-3 saham yang menurut versi anda adalah saham yang punya potensi naik. Baca juga: Strategi Beli Saham Saat Turun. 

Jadi kesimpulannya, waktu terbaik untuk melakukan screening saham yaitu sebelum market buka & saat pre-open, setelah market turun dan pada saat jam trading. Anda bisa memilih waktu-waktu yang terbaik untuk anda. 

Dalam trading saham, anda tidak perlu khawatir kehilangan momentum atau "ketinggalan kereta", karena selama pasar saham berjalan, peluang-peluang mendapat profit tetap terbuka lebar. 

Yang terpenting, anda harus trading di jalan yang benar terlebih dahulu, salah satunya anda harus punya stock pick saham yang berkualitas. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menampilkan Indikator di Investing Chart

Cara Menampilkan Indikator di Investing Chart

Salah satu tool yang bisa anda gunakan untuk melakukan analisis saham (terutama analisis grafik) tanpa melalui software online trading yang disediakan provider (sekuritas), anda bisa menggunakan tool yang disediakan melalui situs Investing.com. 

Saya pernah mendapatkan beberapa pertanyaan rekan-rekan terkait bagaimana cara menampilkan indikator di Investing Chart. Menampilkan indikator saham di Investing sebenarnya caranya sangat simpel. Mari kita bahas. 

1. Buka situs investing.com, lalu masuk menu Chart --> Stock Chart. Tampilannya seperti dibawah ini: 



2. Kemudian akan muncul tampilan grafik di situs Investing sebagai berikut: 



Untuk menampilkan indikator di situs Investing, anda hanya perlu klik menu indikator seperti yang tertera pada gambar diatas. Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran, itu adalah menu untuk menampilkan indikator di Investing. 

3. Setelah anda klik, menu indikator, maka akan muncul bermacam-macam indikator trading yang bisa anda pilih sesuai kebutuhan anda. Perhatikan tampilannya dibawah ini: 


Anda bisa menggunakan indikator2 seperti moving average (MA), RSI, stochastic, MACD, average true range, bollinger bands, chaikin money flow dan lain2. 

Berhubung indikator di Investing cukup banyak, maka untuk mempermudah anda menemukan indikator yang anda inginkan, anda bisa ketikkan menu indikator di menu search (perhatikan yang saya beri tanda lingkaran hijau pada gambar diatas).  

Sebagai contoh, jika anda ingin menampilkan indikator chikin money flow, maka nanti di Investing chart, akan muncul indikator-nya seperti dibawah ini: 




Dibawah sendiri (tanda persegi hijau), itulah indikator yang muncul di Investing. Kemudian untuk merubah settingan indikator (misalnya periode indikator), anda bisa klik garis indikatornya, dan anda bisa ubah settinganya sesuai kebutuhan anda. 

Itulah cara menampilkan indikator melalui tool Investing chart. Anda yang menggunakan Investing untuk menganalisa grafik saham, anda bisa ikuti langkah2 diatas agar bisa menampilkan indikator saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.