Full Time Trader dan Trading for A Living, Sama atau Beda?

Full Time Trader dan Trading for A Living, Sama atau Beda?

Dalam dunia pasar modal, Anda pasti sering mendengar istilah full time trader (FTT).  Bagi saya full time trader adalah sebuah profesi yang sangat menjanjikan. Mengenai full time trader, saya pernah membahasnya di pos ini: Menjadi Full Time Trader Part I. Baca juga part II: Menjadi Full Time Trader Part II. 

Kata2 full time trader selalu dikaitkan dengan trading for a living. Nah, sebelum membahas lebih dalam, saya ingin bertanya pada Anda: Apakah istilah keduanya sama atau berbeda? Sebelum para trader salah dan terjebak dengan kedua istilah diatas, ada baiknya saya menjelaskan mengenai kedua istilah tersebut. 

Dari segi arti / makna saja sebenarnya sudah berbeda. Kalau diterjemahkan:

Full time trader = Trader (pedagang) saham purna waktu.
Trading for A Living = Trading untuk (memenuhi kebutuhan) hidup.

Full time trader berarti pekerjaan utamanya adalah trading. Karena pekerjaan utama full time trader adalah trading saham/ forex, artinya seorang full time trader mendapatkan penghasilan utamanya dari trading. Makan, membiayai anak sekolah, menabung, membayar kebutuhan sehari-hari dari hasil trading. Maka, seorang full time trader dapat dikatakan trading for a living.  

Sedangkan trading for a living belum tentu mereka adalah seorang full time trader. Lho kok bisa begitu? Saya jelaskan dengan ilustrasi. Ilustrasi 1:

Andi adalah seorang pekerja kantoran (penghasilan utama dari gaji). Selain bekerja di kantor juga memiliki bisnis sampingan, yaitu trading saham. Modal trading saham Andi adalah 100 juta. Karena Andi sudah pemain saham kawakan, Andi selalu dapat untung 10% per bulan = profit 10 juta per bulan. 

Andi berkeluarga dan biaya kebutuhan hidupnya cukup besar. Penghasilan dari gaji utamanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi, dengan mendapatkan 10 juta per bulan dari trading saham, maka Andi bisa memenuhi kebutuhan hidupnya lebih dari cukup. 

Dari contoh kasus diatas, dapat dikatakan bahwa Andi trading saham dengan tujuan: Trading for a living. Tetapi, perlu diingat Andi bukanlah seorang full time trader. Bagi Andi, trading hanyalah pekerjaan sampingan, karena Andi tidak melepas pekerjaan utamanya di kantor.

Sekarang saya akan berikan ilustrasi 2:

Si Billy tidak lagi bekerja kantoran, hanya trading di rumah dengan modal besar, dan kebutuhan hidupnya dipenuhi dari trading. Akan tetapi, Billy ini beli saham terus ditinggal melakukan aktivitas lainnya. Karena Billy ternyata juga menjalankan bisnis konveksi dan buka toko. 

Apakah dalam hal ini, Billy bisa dikatakan sebagai full time trader? Tentu saja tidak. Mengapa? Karena Billy tidak trading secara penuh (full). Beli saham, lalu ditinggal (tunggu saja nanti kalau naik), yang penting kerjakan pekerjaan lain dulu: Konveksi dan urusan toko. Tetapi, Billy bisa dikatakan trading for a living, karena ya memang Billy trading untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.     

Yang namanya full time trader, ya harus trading full. Artinya, harus memantau pergerakan saham secara real time, meskipun hanya bekerja di  rumah. Memantau pergerakan saham secara real time means bekerja layaknya seorang broker di kantor sekuritas yang mengikuti jam trading Bursa saham (meskipun trading tidak harus dilakukan setiap hari). Baca juga: Jam Trading Bursa Saham Indonesia. Kalau Anda bekerja memantau saham dan trading di rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup, Anda sudah bisa dibilang sebagai full time trader. 

Saya rasa Anda sudah paham dan bisa menarik kesimpulan: Full time trader dan trading for a living memiliki kesamaan tapi tidak selalu sama (juga terdapat perbedaan). Seorang full time trader menjalankan pekerjaannya dengan tujuan trading for a living. Tetapi, orang yang trading for a living belum tentu profesinya adalah full time trader.   


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengertian Capital Gain dan Capital Loss

Pengertian Capital Gain dan Capital Loss

Di pasar modal anda pasti sering sekali mendengar istilah capital gain dan capital loss. Tahukah anda apa perbedaan keduanya? Capital gain dan capital loss adalah istilah yang sering digunakan ketika anda trading saham. Trading saham adalah beli dan jual saham dalam jangka pendek. 

Capital gain adalah keuntungan yang anda dapatkan dari selisih harga jual dikurangi harga beli suatu saham. Sebagai contoh anda membeli saham di harga 1.000 dan menjual saham di harga 1.500, maka disini anda mendapatkan capital gain saham atau keuntungan sebesar Rp500 (1.500-1.000).  

Untuk lebih mudahnya, silahkan lihat ilustrasi capital gain beli -jual saham dibawah ini.


Pada contoh diatas, bisa anda lihat, membeli saham ACES di harga 800 sebanyak 100 lot dan menjual di harga 1.000 sebanyak 10 lot. Maka capital gain yang anda dapatkan adalah sebesar Rp200.000 (1.000.000 - 800.000). 

Capital loss adalah kerugian yang anda dapatkan dari selisih harga beli dikurangi harga jual saham. Dengan kata lain, capital loss terjadi karena anda menjual saham lebih rendah daripada harga belinya. Sebagai contoh, anda membeli saham di harga 2.000 dan menjual di harga 1.950, maka disini anda mendapatkan capital loss saham atau kerugian sebesar Rp50 (2.000 - 1.950).

Untuk lebih mudahnya, silahkan lihat ilustrasi capital loss beli -jual saham dibawah ini.


Pada contoh diatas, bisa anda lihat, membeli saham JPFA di harga 1.200 sebanyak 100 lot dan menjual di harga 1.150 sebanyak 10 lot. Maka capital loss yang anda dapatkan adalah sebesar Rp50.000 (1.200.000-1.150.000). 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Waktu Screening Saham Terbaik

Waktu Screening Saham Terbaik

Screening atau memilih saham adalah bagian dari analisis utama yang harus anda lakukan pada saat trading. Analisis teknikal itu penting, tetapi kalau anda tidak melakukan screening saham, anda bisa berpotensi terjebak membeli saham yang salah. 

Banyak dari saham2 di Bursa Efek yang memiliki pergerakan harga yang kurang bagus, sehingga peran screening saham untuk mendapatkan stock pick saham yang berkualitas itu sangatlah penting.

Lalu, kapan waktu terbaik untuk melakukan screening saham? Apakah pagi hari saat jam trading? Apakah setelah market tutup? Hal ini juga sering jadi pertanyaan rekan-rekan trader. 

Maka dari itu, saya akan membahas waktu screening saham terbaik, berdasarkan pengalaman trading saya pribadi. Ada tiga waktu terbaik untuk melakukan screening saham:   

1. Sebelum jam trading

Sebelum jam trading, antara pukul 07.00-08.30 anda bisa melakukan screening saham. Di jam pagi, pikiran kita masih cenderung fresh, sehingga pada jam2 tersebut, bisa anda manfaatkan untuk screening saham yang mau anda tradingkan.  

Anda juga bisa melakukan screening saham pada saat sesi pre-opening market, yaitu pukul 08:55-08:59, karena pada sesi pre-opening, anda sudah bisa melihat posisi IHSG (naik atau koreksi) dan anda bisa melihat pergerakan saham2 LQ45 di sesi pre opening, sehingga anda sudah bisa menganalisa saham2 apa yang punya potensi rebound di sesi pre-opening.

Di sesi pre-opening, anda juga bisa memutuskan untuk trading atau berhenti dulu, jika IHSG dibuka anjlok.  

Pelajari juga strategi dan full praktik cara-cara memilih (screening) saham bagus untuk trading disini: Panduan Simpel & Efektif Menemukan (Screening) Saham Bagus.  

2. Sore / malam hari setelah jam market tutup

Untuk anda yang tidak memiliki banyak waktu trading, karena mungkin anda bekerja mulai pagi sampai sore, dan di jam2 tersebut anda tidak bisa banyak membuka software online trading, maka anda bisa melakukan screening saham di malam hari. 

Setelah Bursa saham tutup (closing), posisi candlestick dan harga saham sudah tidak berubah-ubah, sehingga anda bisa melakukan analisis grafik lebih intens, tanpa terpengaruh adanya fluktuasi saham. 

3. Pada saat jam trading 

Banyak trader beranggapan kalau melakukan screening saham saat jam trading, maka hasil screening menjadi tidak akurat, karena harga saham masih terus berubah, dan itu artinya bentuk candlestick bisa berubah-ubah juga selama jam trading. 

Memang benar, tetapi bukan berarti screening saham saat jam trading tidak disarankan, karena pada saat jam trading, sangat mungkin anda menemukan peluang2  saham yang sedang bagus untuk ditradingkan. 

Justru untuk anda trader yang punya banyak waktu trading, atau anda yang punya cita-cita menjadi full time trader, saya menyarankan anda untuk melakukan screening saham juga saat jam trading. 

Pada saat jam trading, baik kondisi market bullish maupun bearish, tetap ada peluang2 yang bisa anda dapatkan dari trading saham. 

Sebagai contoh, pada saat market lagi turun-turunnya atau koreksi, anda akan menemukan lebih banyak saham2 pilihan anda yang sudah murah. Anda hanya perlu memilih 2-3 saham yang menurut versi anda adalah saham yang punya potensi naik. Baca juga: Strategi Beli Saham Saat Turun. 

Jadi kesimpulannya, waktu terbaik untuk melakukan screening saham yaitu sebelum market buka & saat pre-open, setelah market turun dan pada saat jam trading. Anda bisa memilih waktu-waktu yang terbaik untuk anda. 

Dalam trading saham, anda tidak perlu khawatir kehilangan momentum atau "ketinggalan kereta", karena selama pasar saham berjalan, peluang-peluang mendapat profit tetap terbuka lebar. 

Yang terpenting, anda harus trading di jalan yang benar terlebih dahulu, salah satunya anda harus punya stock pick saham yang berkualitas. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menampilkan Indikator di Investing Chart

Cara Menampilkan Indikator di Investing Chart

Salah satu tool yang bisa anda gunakan untuk melakukan analisis saham (terutama analisis grafik) tanpa melalui software online trading yang disediakan provider (sekuritas), anda bisa menggunakan tool yang disediakan melalui situs Investing.com. 

Saya pernah mendapatkan beberapa pertanyaan rekan-rekan terkait bagaimana cara menampilkan indikator di Investing Chart. Menampilkan indikator saham di Investing sebenarnya caranya sangat simpel. Mari kita bahas. 

1. Buka situs investing.com, lalu masuk menu Chart --> Stock Chart. Tampilannya seperti dibawah ini: 



2. Kemudian akan muncul tampilan grafik di situs Investing sebagai berikut: 



Untuk menampilkan indikator di situs Investing, anda hanya perlu klik menu indikator seperti yang tertera pada gambar diatas. Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran, itu adalah menu untuk menampilkan indikator di Investing. 

3. Setelah anda klik, menu indikator, maka akan muncul bermacam-macam indikator trading yang bisa anda pilih sesuai kebutuhan anda. Perhatikan tampilannya dibawah ini: 


Anda bisa menggunakan indikator2 seperti moving average (MA), RSI, stochastic, MACD, average true range, bollinger bands, chaikin money flow dan lain2. 

Berhubung indikator di Investing cukup banyak, maka untuk mempermudah anda menemukan indikator yang anda inginkan, anda bisa ketikkan menu indikator di menu search (perhatikan yang saya beri tanda lingkaran hijau pada gambar diatas).  

Sebagai contoh, jika anda ingin menampilkan indikator chikin money flow, maka nanti di Investing chart, akan muncul indikator-nya seperti dibawah ini: 




Dibawah sendiri (tanda persegi hijau), itulah indikator yang muncul di Investing. Kemudian untuk merubah settingan indikator (misalnya periode indikator), anda bisa klik garis indikatornya, dan anda bisa ubah settinganya sesuai kebutuhan anda. 

Itulah cara menampilkan indikator melalui tool Investing chart. Anda yang menggunakan Investing untuk menganalisa grafik saham, anda bisa ikuti langkah2 diatas agar bisa menampilkan indikator saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Nabung Saham untuk Pensiun

Cara Nabung Saham untuk Pensiun

Nabung saham adalah salah satu cara yang bisa anda lakukan agar anda bisa meraih FINANCIAL FREEDOM terutama di hari pensiun anda. Meraih keuangan sesuai harapan, tentu tidak bisa dilakukan secara instan. Maka dari itu, anda juga harus melakukannya mulai dari awal alias mulailah nabung saham dari sekarang. 

"Lalu kalau nabung saham, harus disimpan sampai jangka waktu berapa lama Bung Heze?" Tanya anda. 

Nabung saham sama dengan investasi, hanya anda membeli secara bertahap. Jadi kalau anda mau investasi, itu artinya anda harus menyimpan sahamnya minimal diatas satu tahun. Kalau anda baru nabung saham 1-2 bulan lalu anda jual, itu namanya bukan nabung saham, tetapi anda trading. 

Di pos ini, kita bicara tentang nabung saham dalam konteks yang lebih panjang, yaitu untuk dana pensiun anda. Sampai berapa tahun anda ingin pensiun dan ingin memiliki financial freedom sendiri? Apakah anda mentargetkan dalam waktu 5 tahun mendatang? 10 tahun? 15 tahun? 20 tahun? Hanya anda yang lebih memahaminya. 

Jika anda sudah memiliki target, anda harus memulainya dari sekarang. Di pos ini, ada baiknya anda menyimak langkah-langkah nabung saham untuk dana pensiun anda nanti.   

1. Memilih saham yang sesuai tipikal anda: Blue chip or value investing? 

Dalam nabung saham, hanya ada dua jenis saham yang sangat bagus untuk anda investasikan: Blue chip dan saham-saham growth company (dengan metode value investing).  

Dalam praktikknya, memang investor cenderung bingung apakah harus membeli saham blue chip atau membeli saham2 yang sedang growth untuk nabung saham. Jadi tahapan awal memilih saham ini sangat penting, agar anda tidak salah melangkah dan anda nantinya sudah memiliki aset yang besar menjelang pensiun anda. Baca tulisan saya disini: Nabung Saham, Pilih Blue Chip atau Value Investing? tentang cara memilih saham untuk nabung saham. Pilihlah saham yang produknya tahan dalam jangka panjang.  

2. Membeli saham secara bertahap, bagaimana caranya? 

Setelah anda menentukan saham apa yang mau ditabung, anda harus memulai menyiapkan modal anda. Cara nabung saham yaitu, sisihkan gaji anda setiap bulan untuk dibelikan saham. Berapa yang harus anda sisihkan? Semua tergantung dari kemampuan anda. 

Satu lagi, nabung saham berarti anda harus menggunakan uang idle alias uang menganggur. Jangan pernah menggunakan uang yang anda gunakan untuk keperluan sehari-hari. 

Kemudian anda bertanya kembali: "Pak Heze gimana cara nabung saham yang tepat agar kita bisa dapat harga average yang rendah?"

Cara paling simpel nabung saham adalah: "tutup mata". Artinya, tiap anda setor duit, anda bisa langsung membeli saham dan lakukan terus secara bertahap sampai nilai saham anda besar. Nah, tapi masalahnya kalau anda beli saham saat harganya sedang naik tinggi, dan kemudian koreksi, maka anda tidak bisa mendapatkan harga rata-rata lagi yang lebih rendah.  

Jadi anda bisa sedikit menggunakan strategi, yaitu ketika anda setor duit ke RDN anda, anda tidak harus langsung membeli saham yang mau anda simpan. Kalau saham anda lagi naik sangat tinggi dan bahkan sudah terlalu tinggi, maka anda bisa tunggu dahulu momen koreksi harga saham. Nah, saat saham sudah koreksi, anda bisa mulai menabung lagi sahamnya. Dengan demikian, kalau anda beli saham pas harganya turun, anda bisa beli lebih banyak dengan modal yang sama.  

3. Jangan melupakan dividen  

Usahakan anda membeli saham perusahaan yang membagi dividen. Peranan dividen dalam nabung saham ini cukup besar. Dividen yang anda dapatkan setiap tahun bisa anda investasikan lagi untuk nabung saham. Jadi sumber modal anda untuk nabung saham bukan hanya dari penghasilan anda, tetapi juga dari dividen. 

4. Tidak menjual saham sampai jangka waktu yang anda tetapkan 

Karena tujuan anda adalah nabung saham untuk dana pensiun, maka anda tidak boleh menjual saham anda sampai anda pensiun. Jadi katakanlah anda mentargetkan pensiun 10 tahun mendatang, maka anda tidak boleh menjual saham anda sampai jangka waktu 10 tahun. Termasuk jika anda mendapatkan dividen, maka investasikan kembali dividen anda. 

Nah, setelah 10 tahun, anda baru bisa menikmati hasilnya, karena harga saham anda sudah naik tinggi dan anda sudah membeli di harga bawah, dan anda sudah memiliki saham dalam jumlah yang besar. 

So, anda bisa jual saham yang anda pegang sewaktu-waktu. Anda bisa menjual saham anda sebagian, dan anda gunakan untuk pergi berlibur, anda menjual saham anda seper-empatnya saja. Intinya, saat anda pensiun, anda sudah memiliki financial freedom dari nabung saham yang sudah anda cicil dari sekarang. 


Kalau anda ingin punya financial freedom menjelang hari pensiun (pensiun juga nggak harus nunggu tua), nabung saham adalah pilihan yang bagus untuk anda. Mulailah dari sekaran. Kalau market masih koreksi tunggu apa lagi? Perdalam ilmu saham anda dan mulailah nabung saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Nabung Saham: Pilih Blue Chip atau Value Investing?

Nabung Saham: Pilih Blue Chip atau Value Investing?

Saat anda memutuskan untuk mulai nabung saham, maka anda harus memutuskan untuk memilih / membeli saham yang tepat. Memilih saham yang tepat untuk ditabung adalah hal utama yang harus anda perhatikan, karena jika anda sampai salah memilih saham, maka  nilai aset anda bukannya meningkat, justru modal anda akan tergerus. 

Investor saham biasanya dihadapkan pada 2 opsi untuk nabung saham: Pilih saham blue chip atau pilih saham berdasarkan analisa value investing. Jika anda termasuk salah satu investor yang bingung menentukan beli saham blue chip atau growth company, di pos ini saya akan memberikan perbandingannya. 

NABUNG SAHAM BLUE CHIP 

Nabung saham blue chip artinya anda membeli saham yang sudah mature company. Dalam menabung saham blue chip, anda harus memilih saham yang harganya masih terdiskon, punya kinerja bagus, memiliki track record harga saham yang baik, harganya mudah rebound saat koreksi serta memiliki produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Contoh saham2 seperti yang saya maksud adalah PTBA, JSMR, HMSP, BBRI, WSKT dan lain2. Saham2 ini punya kinerja yang baik dan pergerakan harga saham yang bagus. Anda bisa lihat track record saham2 ini ketika harganya anjlok, dalam jangka panjang pasti akan balik naik. 

Keuntungan dan kelemahan nabung saham blue chip: 

Keuntungan utama membeli saham blue chip untuk ditabung, anda sudah bisa menjadi harga historis harga saham untuk menjadi acuan anda dalam membeli saham. Anda lebih mudah untuk memilih saham2 yang punya produk2 yang jelas di pasaran dan selalu dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian, anda tidak perlu terlalu was-was saat menabung saham blue chip. 

Kedua, anda bisa meminimalkan risiko turunnya harga saham secara drastis. I mean bukan berarti saham2 blue chip tidak bisa koreksi. Tetapi saat saham2 blue chip koreksi cukup dalam, saham2 blue chip ynang likuid, harganya akan lebih mudah untuk rebound. Disinilah anda bisa mengambil momentum dengan cara menabung (membeli) lagi ketika harga sahamnya sedang koreksi. 

Karena orientasi kita adalah jangka panjang, maka anda hanya perlu menunggu waktu agar saham2 yang anda tabung naik pesat selama beberapa tahun mendatang, sehingga nilai aset anda dalam jangka panjang akan naik berlipat ganda. 

Saham blue chip BBCA - uptrend dalam jangka panjang

Tetapi menabung saham blue chip juga ada kelemahannya. Umumnya return saham blue chip tidak setinggi saham2 yang sedang trending topic atau saham2 yang masih dalam growth company. Terutama pada saat IHSG naik, kenaikan saham blue chip biasanya terbatas. Hal ini berbeda dengan saham2 yang pertumbuhannya sedang bagus-bagusnya kenaikannya bisa jauh lebih fantastis. 

Sebagai contoh, perhatikan saham TKIM yang naik dari 4.000 menjadi 20.000. Harga sahamnya naik 400% hanya dalam sekitar satu tahun. Saya pribadi jarang sekali menemukan saham blue chip yang bisa naik 400% hanya dalam kurun waktu satu tahun. 

NABUNG SAHAM GROWTH COMPANY 

Kalau anda menerapkan metode value investing, berarti fokus anda adalah membeli saham2 yang pertumbuhannya sangat bagus, produknya punya prospek yang bagus di masa mendatang. Tetapi di satu sisi, sahamnya masih belum banyak menjadi perhatian trader dan investor. Ibaratnya adalah: Anda mencari harta terpendam. 

Saham2 yang growth company ini, ketika waktunya rilis kinerja keuangan, dan pada saat kinerjanya cemerlang, maka harga sahamnya akan naik nggak tanggung-tanggung. Seperti contoh saham TKIM tadi. Di mana TKIM ini sebelumnya pergerakannya biasa-biasa saja. Tapi karena TKIM sangat murah secara valuasi, produknya juga dibutuhkan oleh semua orang, plus kinerja keuangannya yang cemerlang dalam 1 tahun terakhir, para trader dan investor kemudian mulai memborong TKIM. 

Keuntungan dan kelemahan nabung saham growth company: 

Saham2 yang masih dalam tahap growth dan memiliki valuasi sangat murah, harga sahamnya bisa naik dengan cepat. Return yang anda dapatkan bisa jauh diatas saham2 blue chip. 

Tapi kelemahannya, kebanyakan saham2 growth company kenaikannya tidak bertahan lama. Memang, saham2 growth bisa memberikan return jauh lebih besar dalam kurun waktu 1-2 tahun kedepan, tetapi setelah itu banyak saham2 yang harganya mulai turun, stagnan dan sudah tidak terlalu likuid. 

Beda dengan saham-saham blue chip yang walaupun returnnya tidak sebesar saham growth company, namun dalam jangka yang lebih panjang, saham2 blue chip tren naikknya jauh lebih stabil. 

Saya punya pengalaman menerapkan metode value investing dengan berinvestasi pada saham KBLI dan PPRO. Dan memang benar, setelah rilis laporan keuangan yang memuaskan, harga saham KBLI dan PPRO naik signifikan, dan terus saja naik sampai kurun waktu 1-1,5 tahun. 

Setelah KBLI dan PPRO sudah tidak ramai dibicarakan, dan naiknya juga sudah tinggi, harga sahamnya anjlok perlahan, dan sampai saat pos ini ditulis kedua saham tersebut belum balik ke harga tertingginya. 

PILIH MANA: BLUE CHIP ATAU VALUE INVESTING? 

Jadi harus pilih mana untuk nabung saham, saham blue chip atau saham2 growth company dengan metode value investing saja Bung Heze? Tanya anda penasaran. 

Well, tidak ada yang lebih baik maupun jelek. Semuanya harus menyesuaikan dengan profil risiko anda masing2 dan jangka waktu anda untuk nabung saham. 

Apabila anda memutuskan untuk nabung saham dengan jangka waktu yang tidak terlalu lama, misalnya 1-3 tahun, ada baiknya anda memilih saham2 yang sedang growth alias carilah "harta terpendam".  

Akan tetapi jika tujuan anda adalah menabung untuk jangka waktu sampai 10 tahun, dan tidak dijual sama sekali, pilihlah saham2 blue chip yang kinerjanya sudah terbukti bagus, terus membagikan dividen, dan tambahlah porsi anda saat saham blue chip sedang koreksi, karena dalam jangka yang lebih panjang, saham2 blue chip kenaikannya lebih stabil. 

Kenapa demikian? Seperti yang saya sebelumnya saham2 blue chip memiliki tren naik yang lebih stabil untuk long term, sedangkan saham2 growth company kenaikannya sangat cepat, namun rata2 uptrendnya bertahan 1-3 tahun. 

Anda yang sudah punya pengalaman di dunia saham. Mengamati saham2 yang suka naik cepat. Mengamati saham2 blue chip baik secara short maupun long term, anda pasti mengerti apa yang saya maksud.

Salah satu value investor Indonesia adalah Lo Kheng Hong (LKH). Beliau selalu menginvestasikan saham dengan menerapkan metode value investing. 

Nah anda bisa cek sendiri histori saham-saham yang diinvestasikan oleh LKH. Berapa lama jangka waktu LKH memegang saham2nya. Rata-rata saham yang diinvestasikan tidak terlalu lama. Ini karena saham2 growth company memang memberikan return yang cepat dalam jangka waktu 1-3 tahunan, tetapi setelah itu kebanyakan saham2 tersebut polanya tidak akan sebagus saat sedang booming. Got it? 

Pos ini sudah memberikan penjelasan pada anda tentang perbandingan nabung saham dengan metode value investing dengan nabung saham blue chip. Sekarang pilihan nabung saham ada di tangan anda.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Gorengan yang Menguntungkan

Saham Gorengan yang Menguntungkan

Saya sering mendapat pertanyaan dan request dari trader, para pembaca web Saham Gain ini untuk memberikan list / daftar saham gorengan yang menguntungkan buat trading, yang bisa memberikan profit cepat dan risiko rendah untuk trader. 

Maka saya jawab di pos ini: Jujur saja tidak ada list khusus saham gorengan yang pasti memberikan profit cepat dan risiko rendah. Karena memang pada dasarnya, saham gorengan adalah saham2 yang risikonya tinggi. 

Anda bisa mentradingkan saham gorengan untuk melihat saham2 yang akan naik, tapi tetap saja anda harus menggunakan analisis teknikal. Saya pernah membahasnya disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading.

Namun anda yang ingin trading di saham gorengan, sebagus apapun sahamnya, saya tetap menyarankan anda untuk menggunakan modal kecil (maksimal 10% modal anda), dan anda harus disiplin menetapkan target yang anda tentukan.  

Kenapa banyak sekali trader yang ingin beli saham gorengan? Karena banyak trader yang ingin dapat untung cepat di saham tanpa mau melalui proses. 

Banyak trader yang melihat trader2 dengan modal besar "pamer" untung besar di saham2 gorengan, akhirnya trader2 pemula yang belum tahu seluk beluk trading, ingin mengikuti jejak trader lain dengan membeli saham gorengan. 

SAHAM GORENGAN ADALAH SAHAM YANG MENARIK TAPI BERBAHAYA.. Anda yang berniat dapat untung tiap hari di saham gorengan, saya menyarankan baca sampai habis fakta-fakta saham gorengan yang sering memakan korban trader ritel. 

Saham gorenan memiliki tingkat likuiditas rendah, saham beredar sedikit, fluktuatif harga yang tidak wajar dan pergerakan harganya hampir 100% digerakkan bandar saham. Saham2 gorengan umumnya dibarengi dengan kinerja fundamental yang kurang baik, sehingga peminat saham2 ini sedikit. 

Walaupun demikian, saham gorengan selalu terlihat menggiurkan karena mampu naik lebih cepat dibandingkan saham2 lainnya. Katakanlah saham2 blue chip dalam sehari "hanya" bisa naik 2-3%, maka saham2 gorengan bisa naik 20-25% sehari.

Contoh2 saham2 gorengan misalnya POSA, KPIG, DWGL, NAGA dan lain2, termasuk mayoritas waran yang umumnya juga sering digoreng bandar. Baca juga: Daftar dan Contoh Saham Gorengan. 

Nah, karena saham gorengan sekilas menawarkan untung besar dalam waktu cepat, hal ini membuat banyak trader mudah terjebak memasukkan sebagian besar modal mereka di saham gorengan, daripada memilih saham2 likuid. 

Tetapi saham-saham gorengan memiliki risiko trading yang sangat besar karena: 

  • Selain mudah naik, saham gorengan punya risiko turun puluhan persen dalam waktu singkat
  • Saham gorengan memiliki pergerakam grafik yang sulit diprediksi dengan analisis teknikal 
  • Banyak jebakan di saham gorengan yang seringkali tidai diduga trader ritel 
  • Banyak kepentingan gelap bandar di saham2 gorengan 
  • Banyak aktivitas 'pom-pom' di saham gorengan, di mana ketika bandar akhirnya melepas saham dalam waktu sangat cepat, maka trader ritel-lah yang akan jadi korbannya terlebih dahulu
  • Bandar saham tidaklah bodoh memasang harga2 yang mudah ditebak trader ritel

Sebagian besar anda mungkin sudah mengalami sendiri bagaimana nyangkut dan akhirnya harus cut loss di saham gorengan, karena pergerakan turunnya yang sangat cepat dan tidak terduga. 

Maka dari itu, kalau anda belum terbiasa trading di saham gorengan, terutama anda trader pemula, saya menyarankan anda untuk tidak gambling di saham2 gorengan. Carilah saham2 yang lebih likuid untuk trading. 

Kalau anda sering melihat trader2 dengan modal besar yang untung jumbo dari saham gorengan, percayalah bahwa saham gorengan tidak seindah yang anda bayangkan

Dibalik semua itu, ada banyak sekali trader ritel yang sebenarnya nyangkut, rugi puluhan persen, stress, sedih.. 

Salah satu cara bandar saham bekerja adalah dengan memancing trader ritel, trader2 pemula yang belum tahu risiko2 di saham untuk ikut masuk di saham2 gorengan, dan tujuannya adalah supaya bandar bisa mencetak profit besar, dan trader ritel nyangkut.

Jika anda sekarang tergoda membeli saham2 gorengan, saham2 yang tidak likuid karena anda:  

  • Ingin cepat kaya tanpa berproses dalam trading 
  • Ingin untung puluhan persen di saham setiap hari
  • Terpengaruh oleh trader-trader modal jumbo yang bisa untung terus dari saham gorengan

Maka anda harus menahan diri, karena mindset2 tersebut bisa menjerumuskan anda pada kerugian besar di saham2 lapis tiga. 

Maka dari itu, dalam trading anda harus menjaga dan mengembangkan modal trading anda dengan cara yang benar, karena ingatlah bandar yang melakukan 'pom-pom' di saham gorengan, mereka tidak peduli dengan seberapa besar kerugian yang anda alami di saham lapis tiga. 

Anda sendirilah yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap trading anda. Anda boleh saja trading di saham gorengan, namun gunakanlah modal sekecil mungkin. 

Don't gambling and don't be greedy. Anda harus jauh lebih disiplin menetapkan take profit dan cut loss. Dan ingat juga, jangan pernah membeli saham gorengan tanpa menganalisa terlebih dahulu.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.