Nabung Saham: Pilih Blue Chip atau Value Investing?

Nabung Saham: Pilih Blue Chip atau Value Investing?

Saat anda memutuskan untuk mulai nabung saham, maka anda harus memutuskan untuk memilih / membeli saham yang tepat. Memilih saham yang tepat untuk ditabung adalah hal utama yang harus anda perhatikan, karena jika anda sampai salah memilih saham, maka  nilai aset anda bukannya meningkat, justru modal anda akan tergerus. 

Investor saham biasanya dihadapkan pada 2 opsi untuk nabung saham: Pilih saham blue chip atau pilih saham berdasarkan analisa value investing. Jika anda termasuk salah satu investor yang bingung menentukan beli saham blue chip atau growth company, di pos ini saya akan memberikan perbandingannya. 

NABUNG SAHAM BLUE CHIP 

Nabung saham blue chip artinya anda membeli saham yang sudah mature company. Dalam menabung saham blue chip, anda harus memilih saham yang harganya masih terdiskon, punya kinerja bagus, memiliki track record harga saham yang baik, harganya mudah rebound saat koreksi serta memiliki produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Contoh saham2 seperti yang saya maksud adalah PTBA, JSMR, HMSP, BBRI, WSKT dan lain2. Saham2 ini punya kinerja yang baik dan pergerakan harga saham yang bagus. Anda bisa lihat track record saham2 ini ketika harganya anjlok, dalam jangka panjang pasti akan balik naik. 

Keuntungan dan kelemahan nabung saham blue chip: 

Keuntungan utama membeli saham blue chip untuk ditabung, anda sudah bisa menjadi harga historis harga saham untuk menjadi acuan anda dalam membeli saham. Anda lebih mudah untuk memilih saham2 yang punya produk2 yang jelas di pasaran dan selalu dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian, anda tidak perlu terlalu was-was saat menabung saham blue chip. 

Kedua, anda bisa meminimalkan risiko turunnya harga saham secara drastis. I mean bukan berarti saham2 blue chip tidak bisa koreksi. Tetapi saat saham2 blue chip koreksi cukup dalam, saham2 blue chip ynang likuid, harganya akan lebih mudah untuk rebound. Disinilah anda bisa mengambil momentum dengan cara menabung (membeli) lagi ketika harga sahamnya sedang koreksi. 

Karena orientasi kita adalah jangka panjang, maka anda hanya perlu menunggu waktu agar saham2 yang anda tabung naik pesat selama beberapa tahun mendatang, sehingga nilai aset anda dalam jangka panjang akan naik berlipat ganda. 

Saham blue chip BBCA - uptrend dalam jangka panjang

Tetapi menabung saham blue chip juga ada kelemahannya. Umumnya return saham blue chip tidak setinggi saham2 yang sedang trending topic atau saham2 yang masih dalam growth company. Terutama pada saat IHSG naik, kenaikan saham blue chip biasanya terbatas. Hal ini berbeda dengan saham2 yang pertumbuhannya sedang bagus-bagusnya kenaikannya bisa jauh lebih fantastis. 

Sebagai contoh, perhatikan saham TKIM yang naik dari 4.000 menjadi 20.000. Harga sahamnya naik 400% hanya dalam sekitar satu tahun. Saya pribadi jarang sekali menemukan saham blue chip yang bisa naik 400% hanya dalam kurun waktu satu tahun. 

NABUNG SAHAM GROWTH COMPANY 

Kalau anda menerapkan metode value investing, berarti fokus anda adalah membeli saham2 yang pertumbuhannya sangat bagus, produknya punya prospek yang bagus di masa mendatang. Tetapi di satu sisi, sahamnya masih belum banyak menjadi perhatian trader dan investor. Ibaratnya adalah: Anda mencari harta terpendam. 

Saham2 yang growth company ini, ketika waktunya rilis kinerja keuangan, dan pada saat kinerjanya cemerlang, maka harga sahamnya akan naik nggak tanggung-tanggung. Seperti contoh saham TKIM tadi. Di mana TKIM ini sebelumnya pergerakannya biasa-biasa saja. Tapi karena TKIM sangat murah secara valuasi, produknya juga dibutuhkan oleh semua orang, plus kinerja keuangannya yang cemerlang dalam 1 tahun terakhir, para trader dan investor kemudian mulai memborong TKIM. 

Keuntungan dan kelemahan nabung saham growth company: 

Saham2 yang masih dalam tahap growth dan memiliki valuasi sangat murah, harga sahamnya bisa naik dengan cepat. Return yang anda dapatkan bisa jauh diatas saham2 blue chip. 

Tapi kelemahannya, kebanyakan saham2 growth company kenaikannya tidak bertahan lama. Memang, saham2 growth bisa memberikan return jauh lebih besar dalam kurun waktu 1-2 tahun kedepan, tetapi setelah itu banyak saham2 yang harganya mulai turun, stagnan dan sudah tidak terlalu likuid. 

Beda dengan saham-saham blue chip yang walaupun returnnya tidak sebesar saham growth company, namun dalam jangka yang lebih panjang, saham2 blue chip tren naikknya jauh lebih stabil. 

Saya punya pengalaman menerapkan metode value investing dengan berinvestasi pada saham KBLI dan PPRO. Dan memang benar, setelah rilis laporan keuangan yang memuaskan, harga saham KBLI dan PPRO naik signifikan, dan terus saja naik sampai kurun waktu 1-1,5 tahun. 

Setelah KBLI dan PPRO sudah tidak ramai dibicarakan, dan naiknya juga sudah tinggi, harga sahamnya anjlok perlahan, dan sampai saat pos ini ditulis kedua saham tersebut belum balik ke harga tertingginya. 

PILIH MANA: BLUE CHIP ATAU VALUE INVESTING? 

Jadi harus pilih mana untuk nabung saham, saham blue chip atau saham2 growth company dengan metode value investing saja Bung Heze? Tanya anda penasaran. 

Well, tidak ada yang lebih baik maupun jelek. Semuanya harus menyesuaikan dengan profil risiko anda masing2 dan jangka waktu anda untuk nabung saham. 

Apabila anda memutuskan untuk nabung saham dengan jangka waktu yang tidak terlalu lama, misalnya 1-3 tahun, ada baiknya anda memilih saham2 yang sedang growth alias carilah "harta terpendam".  

Akan tetapi jika tujuan anda adalah menabung untuk jangka waktu sampai 10 tahun, dan tidak dijual sama sekali, pilihlah saham2 blue chip yang kinerjanya sudah terbukti bagus, terus membagikan dividen, dan tambahlah porsi anda saat saham blue chip sedang koreksi, karena dalam jangka yang lebih panjang, saham2 blue chip kenaikannya lebih stabil. 

Kenapa demikian? Seperti yang saya sebelumnya saham2 blue chip memiliki tren naik yang lebih stabil untuk long term, sedangkan saham2 growth company kenaikannya sangat cepat, namun rata2 uptrendnya bertahan 1-3 tahun. 

Anda yang sudah punya pengalaman di dunia saham. Mengamati saham2 yang suka naik cepat. Mengamati saham2 blue chip baik secara short maupun long term, anda pasti mengerti apa yang saya maksud.

Salah satu value investor Indonesia adalah Lo Kheng Hong (LKH). Beliau selalu menginvestasikan saham dengan menerapkan metode value investing. 

Nah anda bisa cek sendiri histori saham-saham yang diinvestasikan oleh LKH. Berapa lama jangka waktu LKH memegang saham2nya. Rata-rata saham yang diinvestasikan tidak terlalu lama. Ini karena saham2 growth company memang memberikan return yang cepat dalam jangka waktu 1-3 tahunan, tetapi setelah itu kebanyakan saham2 tersebut polanya tidak akan sebagus saat sedang booming. Got it? 

Pos ini sudah memberikan penjelasan pada anda tentang perbandingan nabung saham dengan metode value investing dengan nabung saham blue chip. Sekarang pilihan nabung saham ada di tangan anda.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Gorengan yang Menguntungkan

Saham Gorengan yang Menguntungkan

Saya sering mendapat pertanyaan dan request dari trader, para pembaca web Saham Gain ini untuk memberikan list / daftar saham gorengan yang menguntungkan buat trading, yang bisa memberikan profit cepat dan risiko rendah untuk trader. 

Maka saya jawab di pos ini: Jujur saja tidak ada list khusus saham gorengan yang pasti memberikan profit cepat dan risiko rendah. Karena memang pada dasarnya, saham gorengan adalah saham2 yang risikonya tinggi. 

Anda bisa mentradingkan saham gorengan untuk melihat saham2 yang akan naik, tapi tetap saja anda harus menggunakan analisis teknikal. Saya pernah membahasnya disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading.

Namun anda yang ingin trading di saham gorengan, sebagus apapun sahamnya, saya tetap menyarankan anda untuk menggunakan modal kecil (maksimal 10% modal anda), dan anda harus disiplin menetapkan target yang anda tentukan.  

Kenapa banyak sekali trader yang ingin beli saham gorengan? Karena banyak trader yang ingin dapat untung cepat di saham tanpa mau melalui proses. 

Banyak trader yang melihat trader2 dengan modal besar "pamer" untung besar di saham2 gorengan, akhirnya trader2 pemula yang belum tahu seluk beluk trading, ingin mengikuti jejak trader lain dengan membeli saham gorengan. 

SAHAM GORENGAN ADALAH SAHAM YANG MENARIK TAPI BERBAHAYA.. Anda yang berniat dapat untung tiap hari di saham gorengan, saya menyarankan baca sampai habis fakta-fakta saham gorengan yang sering memakan korban trader ritel. 

Saham gorenan memiliki tingkat likuiditas rendah, saham beredar sedikit, fluktuatif harga yang tidak wajar dan pergerakan harganya hampir 100% digerakkan bandar saham. Saham2 gorengan umumnya dibarengi dengan kinerja fundamental yang kurang baik, sehingga peminat saham2 ini sedikit. 

Walaupun demikian, saham gorengan selalu terlihat menggiurkan karena mampu naik lebih cepat dibandingkan saham2 lainnya. Katakanlah saham2 blue chip dalam sehari "hanya" bisa naik 2-3%, maka saham2 gorengan bisa naik 20-25% sehari.

Contoh2 saham2 gorengan misalnya POSA, KPIG, DWGL, NAGA dan lain2, termasuk mayoritas waran yang umumnya juga sering digoreng bandar. Baca juga: Daftar dan Contoh Saham Gorengan. 

Nah, karena saham gorengan sekilas menawarkan untung besar dalam waktu cepat, hal ini membuat banyak trader mudah terjebak memasukkan sebagian besar modal mereka di saham gorengan, daripada memilih saham2 likuid. 

Tetapi saham-saham gorengan memiliki risiko trading yang sangat besar karena: 

  • Selain mudah naik, saham gorengan punya risiko turun puluhan persen dalam waktu singkat
  • Saham gorengan memiliki pergerakam grafik yang sulit diprediksi dengan analisis teknikal 
  • Banyak jebakan di saham gorengan yang seringkali tidai diduga trader ritel 
  • Banyak kepentingan gelap bandar di saham2 gorengan 
  • Banyak aktivitas 'pom-pom' di saham gorengan, di mana ketika bandar akhirnya melepas saham dalam waktu sangat cepat, maka trader ritel-lah yang akan jadi korbannya terlebih dahulu
  • Bandar saham tidaklah bodoh memasang harga2 yang mudah ditebak trader ritel

Sebagian besar anda mungkin sudah mengalami sendiri bagaimana nyangkut dan akhirnya harus cut loss di saham gorengan, karena pergerakan turunnya yang sangat cepat dan tidak terduga. 

Maka dari itu, kalau anda belum terbiasa trading di saham gorengan, terutama anda trader pemula, saya menyarankan anda untuk tidak gambling di saham2 gorengan. Carilah saham2 yang lebih likuid untuk trading. 

Kalau anda sering melihat trader2 dengan modal besar yang untung jumbo dari saham gorengan, percayalah bahwa saham gorengan tidak seindah yang anda bayangkan

Dibalik semua itu, ada banyak sekali trader ritel yang sebenarnya nyangkut, rugi puluhan persen, stress, sedih.. 

Salah satu cara bandar saham bekerja adalah dengan memancing trader ritel, trader2 pemula yang belum tahu risiko2 di saham untuk ikut masuk di saham2 gorengan, dan tujuannya adalah supaya bandar bisa mencetak profit besar, dan trader ritel nyangkut.

Jika anda sekarang tergoda membeli saham2 gorengan, saham2 yang tidak likuid karena anda:  

  • Ingin cepat kaya tanpa berproses dalam trading 
  • Ingin untung puluhan persen di saham setiap hari
  • Terpengaruh oleh trader-trader modal jumbo yang bisa untung terus dari saham gorengan

Maka anda harus menahan diri, karena mindset2 tersebut bisa menjerumuskan anda pada kerugian besar di saham2 lapis tiga. 

Maka dari itu, dalam trading anda harus menjaga dan mengembangkan modal trading anda dengan cara yang benar, karena ingatlah bandar yang melakukan 'pom-pom' di saham gorengan, mereka tidak peduli dengan seberapa besar kerugian yang anda alami di saham lapis tiga. 

Anda sendirilah yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap trading anda. Anda boleh saja trading di saham gorengan, namun gunakanlah modal sekecil mungkin. 

Don't gambling and don't be greedy. Anda harus jauh lebih disiplin menetapkan take profit dan cut loss. Dan ingat juga, jangan pernah membeli saham gorengan tanpa menganalisa terlebih dahulu.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Merubah Kerugian Besar Menjadi Profit Saham

Merubah Kerugian Besar Menjadi Profit Saham

Beberapa waktu lalu, ada seorang trader bertanya pada saya melalui email: "Pak Heze, saya mengalami kerugian besar di saham. Kerugian saya hampir setengah dari modal saya di saham. Apa yang harus saya lakukan? Apakah saya berhenti trading saham saja?" 

Kerugian besar hampir dialami oleh setiap trader. Terkadang kita tidak bisa menghindari fakta itu, karena namanya orang baru belajar, nggak mungkin trader bisa langsung kaya raya tanpa mengalami gejolak di pasar saham. 

Jujur saja saya sendiri juga pernah mengalami kerugian besar dalam trading saham. Mungkin anda bertanya-tanya: "Gimana caranya supaya kita bisa bertahan saat mengalami kerugian yang besar?" 

Kalau anda baca pos ini, dan anda sudah punya pengalaman menelan kerugian besar di saham, atau bahkan anda yang sedang mengalami kerugian besar, sebenarnya penyebab utama trader rugi bukan karena trader bodoh atau tidak bisa menganalisa.  

Karena setelah saya membaca berbagai literatur tentang kisah2 investor dan trader saham yang sukses, ternyata mereka pun juga pernah mengalami kerugian yang besar sebelum akhirnya kerugian tersebut berubah menjadi profit. Saham Coca-Cola yang dipegang Warren Buffet juga pernah mengalami penurunan drastis. Ini artinya semua trader maupun investor sangat mungkin untuk mengalami kerugian besar.

Tapi apakah kemudian anda berhenti begitu saja saat mengalami kerugian? Kalau anda ingin jadi pemain saham yang jago, anda harus bisa bangkit dari kerugian yang anda alami. 

Ada banyak faktor yang menyebabkan trader mengalami kerugian besar di pasar saham. Dengan memahami faktor2 tersebut, anda bisa melakukan evaluasi: Apa dan mengapa anda rugi? Seperti yang saya tuliskan disini: 3 Kunci Sukses Besar dalam Trading Saham, anda membutuhkan 3 M untuk bisa bangkit dari kerugian. Salah satunya yang sangat relevan dengan tulisan di pos ini adalah: Mentality. 

Mentality juga merupakan bagian dari psikologis trading. Baca juga: Membangun Psikologis Trading. Saat mengalami kerugian, evaluasilah apa yang menyebabkan anda rugi. Pelajari kembali technical analysis (TA). Mulailah trading dengan modal kecil. 

Pemain saham yang sukses dan tidak sebenarnya mengalami hal yang sama: RUGI. Tetapi yang membedakan trader yang sukses dan tidak adalah REAKSI mereka ketika menghadapi kerugian. Trader sukses akan mencari tahu kenapa mereka mengalami kerugian, evaluasi, menerima kerugian tersebut dan mau memulai kembali. 

Sedangkan trader yang mudah menyerah akan langsung menyalahkan pasar saham, tidak evaluasi, menyalahkan analis, tidak mau memulai kembali. 

Di materi ini: Buku Saham, saya juga memaparkan banyak sekali penyebab2 trader masih sering mengalami kerugian (padahal sudah melakukan analisa ini dan itu), dan bagaimana cara mengatasi kerugian2 yang dialaminya, bukan hanya dari pandangan analisis teknikal. 

Nah nantinya saat anda sudah semakin berpengalaman, anda akan lebih siap untuk menghadapi gejolak2 di pasar saham. Kalau dulu anda rugi 5% anda sudah panik, sekarang saat anda loss 5% anda akan tetap bisa bersikap cool dan tidak akan sulit mengembalikan kerugian sebesar 5% menjadi keuntungan. Baca juga: Pengalaman Trading: Meraup Profit dari Trading Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengenal Saham Tidur dalam Trading

Mengenal Saham Tidur dalam Trading

SAHAM TIDUR... Anda pasti sering mendengar istilah tersebut. Apa maksudnya saham tidur? Kenapa suatu saham bisa dikatakan 'tidur'? Mari kita bahas.. 

Saham tidur adalah saham yang tidak diperdagangkan dalam jangka waktu yang cukup panjang, sehingga tidak ada transaksi sama sekali pada saham tersebut. Otomatis harga sahamnya tidak bergerak alias tidur. 

Mengapa suatu saham bisa menjadi saham tidur? Saya sudah pernah membahasnya di pos berikut: Penyebab Saham Tidur dan Tidak Bergerak

Saham tidur pada umumnya paling sering terjadi karena fundamental perusahaan yang mengalami penurunan kinerja secara drastis, hingga perusahaan membukukan rugi bersih secara terus-menerus. Atau sektor bisnis perusahaan yang tidak jelas, sehingga mempengaruhi kinerja fundamentalnya. 

Dalam praktikknya, banyak saham yang awalnya bukan saham tidur, tetapi karena kinerja fundamentalnya amburadul, dan pada saat listing di Bursa, jumlah saham beredarnya juga sudah sedikit, sehingga peminatnya sedikit, maka perlahan saham tersebut turun terus dan akhirnya menjadi saham tidur. 

Anda bisa lihat contoh-contoh saham tidur seperti SIAP, TAXI, AISA, ELTY, IATA, APOL dan lain-lain. Saham-saham tersebut awalnya masih bergerak, namun karena kinerja fundamentalnya yang anjlok, akhirnya2 saham tersebut berubah jadi saham tidur. 

Yang namanya saham tidur, tentu saja di grafik sahamnya tidak akan terlihat adanya pergerakan. Anda bisa lihat contoh grafik saham tidur (saham IATA) dibawah ini: 

Saham tidur
Pada umumnya, saham tidur harganya adalah Rp50 per saham, karena saham tersebut sudah turun di batas maksimal Rp50 per saham dan tidak ada trader yang mau membeli lagi saham tersebut. Di satu sisi, banyak trader2 ritel yang nyangkut berbondong-bondong ingin menjual sahamnya di harga Rp50. 

Nah, karena saham tersebut banyak yang mau jual tetapi tidak ada yang beli, maka saham tersebut tidak akan bergerak (permintaan dan penawaran tidak ketemu). 

Kalau anda ingin melihat contoh daftar saham tidur, anda bisa membaca pos saya disini: Daftar Saham Tidur di Bursa Efek Indonesia. 

Saham tidur sewaktu-waktu bisa naik kembali. Contohnya seperti saham BUMI yang tiba2 bergerak naik di akhir tahun 2016 dan harganya mencapai Rp500 per saham, dari harga sebelumnya Rp50. 

Tapi belum tentu naiknya saham tidur dikarenakan kualitas fundamental yang membaik. Anda harus ketahui bahwa saham2 tidur ini sebenarnya juga termasuk dalam kriteria saham gorengan. 

Karena seperti yang saya tuliskan tadi, bahwa saham2 tidur umumnya terjadi karena fundamental perusahaan yang semakin jelek. Jadi saham-saham tidur bisa dikatakan saham2 yang berisiko. 

Kalau anda menemukan saham tidur yang tiba2 naik, anda harus cross check analisa fundamentalnya dulu, jangan terburu membeli terutama kalau anda adalah seorang trader jangka menengah atau bahkan investor. 

Banyak saham tidur yang hanya bergerak naik sementara waktu, setelah itu, sahamnya kembali menjadi saham tidur lagi, karena pada dasarnya fundamental perusahaan masih belum membaik. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Aturan Baru Fee Transaksi Saham

Aturan Baru Fee Transaksi Saham

Beberapa waktu lalu saya membaca berita di Kontan online, intinya bahwa Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) akan menetapkan aturan batasan minimum untuk fee transaksi broker. APEI menetapkan batasan minimum fee transaksi beli 0,18%, sedangkan fee transaksi jual minimal sebesar 0,28%. Aturan ini akan berlaku mulai Januari 2017. Bagi Anda yang belum paham mengenai fee transaksi Bursa saham, silahkan baca pos: Arti dan Ilustrasi Satuan Perdagangan dan Fee Transaksi Saham. 

Tujuan APEI menetapkan aturan minimal fee transaksi adalah untuk menyudahi perang fee antar sekuritas. Selama ini, setiap sekuritas saham berlomba-lomba untuk memberikan fee sekecil mungkin dengan tujuan menarik nasabah, sehingga menjadi bumerang bagi sekuritas itu sendiri. Nah pertanyaannya, penetapan fee transaksi minimal ini kira2 menguntungkan atau merugikan kita sebagai seorang trader?

Tentunya Anda dan saya yang sudah terkena fee yang lebih rendah daripada 0,18% dan 0,28% ditetapkan kantor sekuritas, akan terasa sedikit mengecewakan (dari sisi trader). Karena sekuritas mau tidak mau harus menaikkan fee beli dan jualnya. Artinya, kalau ingin membeli saham, Anda harus merogoh kocek lebih banyak. Dan kalau menjual saham dan ingin merealisasikan keuntungan, Anda kemungkinan besar juga harus menjual beberapa poin lebih tinggi supaya nggak terkena fee transaksi yang sudah naik. 

Well, dibalik semua itu, apapun itu, kebijakan APEI tetaplah memiliki tujuan positif, supaya tetap mengatur persaingan antar sekuritas yang sehat. Meskipun, ada beberapa pihak trader yang mungkin terkesan sedikit "dirugikan" karena mungkin sebelumnya fee beli dan jual adalah 0,17% dan 0,27% harus dinaikkan ke batas minimum sesuai peraturan, yaitu 0,18% dan 0,28%. 
   
Bagaimana tanggapan Anda mengenai fee transaksi ini?


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengatasi Panic Selling dalam Trading

Cara Mengatasi Panic Selling dalam Trading

Pola pergerakan IHSG kita terkadang tidak bisa kita prediksi. Ada kalanya sebagaian besar harga saham tiba-tiba turun seketika dengan cepat. Penurunan IHSG secara cepat ini sangat mungkin dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu yang bisa mempengaruhi penurunan IHSG dengan cepat adalah faktor sentimen eksternal. 

Seperti yang terjadi baru-baru ini, ketika Turki mengalami krisis keuangan, maka dampak yang dirasakan ternyata juga sampai ke pasar saham Indonesia. Kemudian ketika terjadi perang dagang, maka hal ini bisa menyebabkan IHSG turun secara drastis, sehingga dalam kondisi ini bisa terjadi PANIC SELLING. 

Kalau anda belum tahu apa itu panic selling, anda bisa baca lagi tulisan saya disini: Mengapa Pasar Saham Sering Panic Selling? Sekarang perhatikan pergerakan IHSG dibawah ini:  



Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran merah. Saat itu sedang terjadi guncangan krisis finansial di Turki, di mana mata uang Turki yaitu Lira juga terus melemah terhadap USD. Semakin drop IHSG, maka kondisi ini semakin menimbulkan panic selling alias jual besar-besaran. 

Dalam kondisi ini ada beberapa kemungkinan posisi yang anda rasakan: Anda sedang pegang saham dalam jumlah besar, nggak pegang saham sama sekali, atau pegang saham tapi cuman dikit. 

Kalau anda belum pegang saham alias masih full cash, itu justru peluang bagi anda. Masalahnya, karena kondisi panic selling bisa saja terjadi secara cepat dan mungkin kita semua bisa jadi telat mengantisipasi (apalagi anda yang sudah pegang saham sebelumnya), maka tidak sedikit trader akhirnya ikutan stres, panik dan akhirnya menyerah cut loss. 

Saat terjadi panic selling dan harga saham turun terus, penulis pribadi juga sering mendapatkan pertanyaan dari trader: 

"Sahamnya sekarang turun terus. Apa sebaiknya cut loss saja?"
"Pak Heze, sepertinya sekarang saham2 akan turun terus. Enaknya cut loss di harga berapa?" 

Saya sudah menuliskan bahwa jika anda ikut panic selling dan terbawa arus fear, maka itu adalah cara trading yang salah. Namun demikian, memang tidak mudah ketika anda harus melihat saham2 yang anda pegang turun sampai 100 poin, 200 poin dalam waktu singkat. Terutama trader pemula yang belum terbiasa melihat kondisi ini, akan jauh lebih mudah untuk panic selling. Ditambah dengan opini2 "para analis saham" dadakan yang mengatakan IHSG akan jauh lebih dalam, krisis terulang dan lain sebagainya. 

Jadi di pos ini saya akan memberikan beberapa tips pada anda, agar anda bisa mengatasi rasa panic selling ketika saham2 anda sedang anjlok: 

1. Pilihlah saham2 blue chip 

Dalam trading saham, selalu masukkan saham2 yang bagus di portofolio anda. Pilih saham2 blue chip. Jangan memasukkan modal anda semuanya di saham2 gorengan atau saham2 yang tidak likuid. 

Kenapa demikian? Karena saham2 blue chip lah yang paling cepat berbalik naik setelah kondisi panic selling itu reda. Tidak percaya? Baca tulisan saya disini: Beli Saham Cepat Profit? Belilah Blue Chip.  

Jadi kalau anda sudah pegang saham blue chip dan tiba2 besok terjadi panic selling, maka anda tidak perlu terlalu khawatir / ikutan panic selling. Nah, beda cerita kalau semua saham2 anda isinya saham2 tidak likuid, hal ini akan lebih mengganggu psikologis anda.

Saat saham blue chip turun, anda bisa membeli lagi. Dan pada saat rebound, anda sudah bisa menjual profit saham2 blue chip. Hal ini sudah saya buktikan berkali-kali. Dengan memiliki portofolio yang bagus, anda tidak perlu khawatir jika harga saham anda turun saat terjadi panic selling.   

2. Ingat prinsip trading: Trader pasti mengincar saham murah 

Ingatlah bahwa trader selalu mengincar saham-saham yang sedang diskon. Jadi semakin turun saham, disitulah peluang emas yang sebenarnya. Nah, kalau ada saham bagus yang terdiskon, sudah pasti trader akan membeli kembali saham tersebut ketika turun tajam, sehingga harganya akan berbalik naik dengan cepat. 

Ibarat di supermarket ada harga diskon untuk barang2 kebutuhan pokok (yang selalu dicari orang). Maka para pembeli pasti akan membeli barang2 tersebut dalam jumlah yang lebih besar.  

Bagaimana cara membedakan saham yang sudah murah / diskon? Anda bisa mendapatkan materi mencari saham diskon disini: Buku Saham. Di praktik ebook tersebut saya 

So, kalau anda camkan prinsip kedua ini, anda tidak perlu ikutan panic selling saat saham anda turun. Namun seperti yang saya katakan, agar anda bisa lebih tenang dalam trading, anda harus selalu menyimpan saham2 blue chip dan saham LQ45 dalam porfotolio anda. 

3. Panic Selling hanya terjadi sebentar 

Panic selling pada umumnya terjadi hanya dalam jangka pendek sebagai respon pelaku pasar terhadap berita yang sebenarnya dampaknya tidak secara langsung ke ekonomi Indonesia, atau sifatnya hanyalah sementara. 

Ingat saat terjadi Brexit tahun 2016? Kala itu Brexit sempat menjatuhkan IHSG 1,30% hanya dalam 1 sesi perdagangan saham. Tetapi keesokan harinya IHSG berhasil rebound dengan cepat. 

Artinya, kalau panic selling cuma terjadi sebentar anda tidak perlu ikutan panic selling. Dalam trading, anda juga saya sarankan untuk tidak menggunakan seluruh modal anda untuk membeli saham, sehingga anda bisa membeli lagi saham2 bagus yang sudah berada di harga bottom. Dengan demikian, panic selling ini justru menjadi momen yang bagus untuk anda. 

Itulah 3 cara yang bisa anda terapkan agar anda dapat mengatasi atau setidaknya meminimalkan panic selling ketika IHSG turun tajam. 

Seumpama nanti terjadi panic selling, pelajari grafiknya. Berapa lama sih panic selling itu terjadi? Dengan demikian, anda bisa mengambil keputusan2 yang tepat dan tidak ikut terbawa arus trading yang salah.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Anda Hanya akan Sukses Jika ..................

Anda Hanya akan Sukses Jika ..................

Tulisan ini mungkin agak berbeda dengan biasanya, sedikit tidak berhubungan dengan dunia saham. Namun, saya terdorong untuk menulis pos ini sebagai bahan refleksi untuk kita semua. 

Pada hari Jumat, 5 Agustus 2016 sekitar jam 7 malam saya utak-atik Facebook. Seperti biasa saya ingin baca2 komen orang2 di FB tentang saham. Perhatian saya teralihkan oleh online chat, ada teman SMA saya (sebut saja Si A) yang lumayan akrab, dan sudah lama tidak pernah berjumpa. Saya langsung chat. Dari chat tersebut singkat cerita teman saya yang punya hobi main game dan utak-atik komputer tiba2 "menekuni" bidang akuntansi. Ternyata, bidang yang "ditekuninya" bukan karena keinginan, namun karena "paksaan" dari orang tua. Sejatinya, teman saya Si A memang punya passion yang kuat di bidang Informasi Teknologi (IT). 

Sedikit mengenang masa2 SMA. Di SMA saya muridnya banyak yang nakal. Murid2 yang nakal ini nggak pernah niat belajar. Disuruh belajar, besok balik malas lagi. Tapi begitu waktunya ada event2 sekolah, dimana mereka diminta untuk perform sebagai pemain band, atau MC, performanya langsung josss.. Top markotop. 

Nah, mungkin di sekeliling Anda, Anda sering menemukan orang2 bekerja tidak sesuai dengan passionnya. Atau bahkan "menekuni" bidang tertentu karena dipaksa. Dan tentunya, orang2 yang bekerja tidak sesuai dengan passsionnya, biasanya akan cenderung lebih tertekan dan sulit memberikan performa yang bagus dan mengesankan. 

Jadi sebenarnya jika seseorang tidak memberikan performa atau kinerja maksimal atau cuman kinerja setengah2, bisa jadi penyebabnya: Seseorang tidak bekerja sesuai dengan apa yang disukai. Kesimpulannya, Anda hanya akan sukses jika Anda menyukai apa yang Anda kerjakan.

Memang kita semua tidak bisa menyangkal, bahwa yang nomor satu sukses itu berasal dari Tuhan. Sesuka apapun Anda terhadap suatu pekerjaan, kalau Anda nggak mengandalkan Tuhan, Anda tidak akan pernah bisa sukses. [Catatan: Bukan berarti Anda ikut Tuhan, Anda akan langsung sukses dalam satu malan. Tidak ada jalan instan menuju sukses. Sukses adalah sebuah proses jatuh bangun yang panjang].

So, kalau Anda ingin bisa bekerja secara maksimal dan enjoy, temukanlah bidang pekerjaan yang cocok untuk Anda, selama passion Anda tetap halal tidak masalah. Dan satu pelajaran berharga lainnya: Jangan pernah memaksa seseorang / anak untuk menjajal bidang tertentu kalau memang mereka tidak menyukainya. Apa yang Anda inginkan dan sukai, belum tentu cocok untuk orang lain, dan juga sebaliknya.

Misalnya Anda memiliki passion yang sangat kuat didunia trading saham. Anda ingin menjadi full time trader. Baca pos: Menjadi Full Time Trader Part I dan Menjadi Full Time Trader Part II. Ya, berusahalah untuk menjadi full time trader yang handal. Memang, ada banyak hal yang harus dikorbankan. Anda harus meluangkan banyak waktu untuk menganalisis, Anda harus berusaha untuk mengumpulkan modal dan sedikit berkorban untuk menunda membeli barang2 yang Anda sukai dan pengorbanan2 lainnya.

Jika orang2 di sekeliling Anda mencibir profesi Anda, karena Anda hanya trading di rumah, kok nggak kerja kantoran, Anda nggak usah terlalu peduli. Kalau trading adalah passion Anda, jalanilah dengan sepenuh hati, jangan mudah terpengaruh oleh omongan orang. 

Intinya, Anda bisa sukses kalau Anda menyukai apa yang Anda kerjakan. Dan semua kesuksesan tersebut adalah hasil dari sebuah proses, bukan pencapaian dalam satu malam.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.