Belajar dari Kasus Saham POSA

Belajar dari Kasus Saham POSA

Saham POSA merupakan salah satu dari sekian banyak saham yang digoreng setelah listing di pasar saham. Sebenarnya di web Saham Gain ini, saya sudah beberapa kali membahas tentang saham POSA. 

Anda bisa baca2 kembali tulisan saya disini: Strategi Trading: Memilih Saham yang Baik dan Beli Saham yang Rugi? Kita bisa melihat bagaimana pergerakan saham POSA yang naik-turunnya sangat tidak wajar, begitu juga dengan pergerakan waran POSA. 

Terlebih lagi, prospektus POSA sebelum IPO justru mencatatkan kerugian, namun akhirnya POSA tetap saja bisa listing di BEI. Inilah yang harusnya juga menjadi perhatian dari para pebisnis saham, kalau mau membeli saham pendatang baru, anda harus selalu cek prospektusnya dulu. Baca juga: Pengertian & Cara Mencari Prospektus. 

Terutama kalau anda trader pemula, saham seperti ini sangat berbahaya. Meskipun saham2 yang pergerakannya tidak wajar menawarkan high return, tetapi risikonya lebih tinggi. Dan banyak trader2 yang sudah terjebak di saham POSA ini, maupun di waran-nya, hanya karena tergiur dengan kenaikannya yang cepat. 

Saya beberapa kali menerima pertanyaan2 trader: "Bung Heze, apakah POSA bisa balik lagi?" "Saya nyangkut di POSA, apa harus cut loss?" Dan masih banyak lagi. 

Saham POSA harganya bisa naik 25% maupun turun 20% hanya dalam hitungan menit. Demikian juga dengan waran-nya, di mana waran POSA yang harganya sempat berada di harga Rp490, harganya dengan cepat turun ke Rp15 per saham.

Karena pergerakan saham yang sangat tidak wajar dalam 2 bulan pasca IPO, kantor hukum Timotius & Partners Law Firm ini mengundang manajemen POSA maupun penjamin emisi efeknya, dalam hal ini adalah NH Korindo untuk mediasi, atas adanya: "Dugaan Pelanggaran Hukum Pasar Modal Maupun Menyesatkan, Manipulasi, Menipu Dan Turut Serta Menipu Yang Telah Merugikan Klien dan Para Investor Ritel' (Berita CNBC). 

Dalam hal ini adalah kasus menggoreng saham dan waran tersebut, di mana banyak trader yang belum berpengalaman, yang hanya ikut 'arah angin' di market, akhirnya terjebak di saham POSA dalam waktu singkat. 

Nah, kalau suatu saham sudah bermasah, baik dari sisi fundamental maupun harga sahamnya, maka jelas saham2 seperti ini tidak menguntungkan untuk pebisnis saham, baik trader maupun investor. 

Memang aksi menggoreng saham-saham IPO (maupun saham2 yang sudah lama listing) dan waran, bukanlah sesuatu yang baru di dunia saham. 

Kita sudah berkali-kali menemukan hampir setiap saham yang listing, sahamnya selalu digoreng (karena memang market capnya juga rata2 sangat kecil). Demikian juga dengan pergerakan waran yang selalu tidak wajar.  

Sebagai trader, kita tidak bisa mengatur emiten atau saham. Bahkan kedepan, kita pasti akan terus menemukan saham2 pendatang baru yang pergerakannya nggak wajar, nggak sesuai mekanisme dan fundamental. Jadi ini bukanlah yang baru. 

Yang bisa anda dan saya lakukan sebagai pebisnis saham adalah, menghindari saham2 seperti ini. Kalau anda ingin mentradingkan saham2 yang volatilitasnya tidak wajar (scalping), maka anda harus pakai modal sekecil mungkin dan selalu batasi kerugian (cut loss). 

Melihat pergerakan POSA dan saham2 lain yang pergerakannya sejenis, serta banyaknya trader ritel yang terjebak di POSA, anda dan saya sebenarnya bisa belajar dari kasus saham POSA ini. 

Supaya tidak terjebak di saham2 yang berisiko semacam POSA, anda harus selalu membeli saham berdasarkan analisis teknikal, bukan hanya spekulasi atau ingin untung cepat. Belilah karena anda tahu kenapa saham tersebut layak untuk dibeli. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Return Saham di Yahoo Finance

Cara Mencari Return Saham di Yahoo Finance

Data return saham merupakan salah satu data yang sering digunakan untuk kepentingan2 tertentu misalnya untuk analisa saham. Seperti yang pernah kita bahas di pos ini: Pengertian Return Saham, Kegunaannya, Cara Menghitungnya, rumus return saham adalah: 

Return saham = {(Pt-Pt-1)/ Pt-1} x 100%

Atau secara gampangnya: {(harga saham hari ini - harga saham kemarin) / harga saham kemarin} x 100%. Itulah rumus return saham. Mencari return saham yang paling mudah bisa anda cari di situs Yahoo Finance. 

Situs Yahoo Finance menyediakan data yang sangat lengkap untuk melihat dan menghitung data-data return saham dalam jangka panjang, karena Yahoo Finance menyediakan data2 historis harga saham setiap harinya mulai dari harga pembukaan, penutupan, terendah, tertinggi. 

Berikut langkah2 cara mencari return saham di Yahoo Finance:

1. Buka situs finance.yahoo.com

2. Ketikkan kode saham yang ingin anda hitung return sahamnya. 

Misalnya anda ingin melihat return saham PWON, maka ketikkan kode saham PWON.JK pada menu search. Contoh tampilannya seperti dibawah ini:

Return saham di Yahoo Finance
3. Kemudian akan muncul tampilan saham PWON seperti dibawah ini:


Untuk mencari data return saham, maka anda harus mencari harga saham historis PWON. Maka dari itu, pilih menu 'Historical Data' (perhatikan tanda persegi hijau). Kemudian akan muncul tampilan data historis saham PWON seperti dibawah ini:   

Cara mencari return saham di Yahoo Finance
Pada menu Time Period, anda bisa setting sendiri tanggal / jangka waktu yang anda inginkan untuk anda hitung return sahamnya. 

Untuk menghitung return saham, ada baiknya anda menggunakan harga penutupan / Close (lihat tanda persegi hijau), karena harga penutupan adalah harga terakhir yang terbentuk di hari itu. 

Sekarang anda sudah dapat data harga saham di Yahoo Finance. Kita coba lakukan perhitungan return saham. Misalnya, anda mau menghitung return saham PWON tanggal 9 Juli, maka anda bisa menggunakan perbandingan dengan tanggal 8 Juli. 

Bisa kita lihat bersama, di Yahoo Finance harga closing saham PWON 9 Juli ada pada harga Rp735. Sedangkan tanggal 8 Juli saham PWON berada pada harga Rp740. 

Seperti yang sudah kita bahas diatas tadi rumus return saham adalah: (harga saham hari ini - harga saham kemarin) / harga saham kemarin x 100%. Maka return saham PWON tanggal 9 Juli dihitung sebagai berikut: 

Return saham = {(735-740) / 740} x 100% = (5 / 740) x 100% = -0,67%% atau Rp -5 (740 - 735). 

Itulah cara mencari return saham di Yahoo Finance dan cara menghitungnya. Perlu anda ketahui juga, bahwa return saham tidak harus dihitung harian. Untuk kepentingan tertentu, anda bisa menghitung return saham, misalnya bulanan atau tahunan. 

Anda tinggal bandingkan data harga saham hari ini dengan bulan / tahun sebelumnya (pakai harga closing), dan semua datanya sudah tersedia di Yahoo Finance seperti yang sudah kita bahas diatas. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Memilih Saham untuk Pemula

Cara Memilih Saham untuk Pemula

Untuk anda para pemula di dunia trading saham, anda memiliki tantangan tersendiri ketika akan memutuskan untuk membeli saham. Anda harus bisa memilih saham yang setidaknya saham tersebut memiliki potensi rugi yang kecil. 

Tapi masalahnya, banyak pemula yang masih belum mengetahui saham apa yang harus dipilih untuk trading. Saham apa yang layak ditradingkan. Saham apa yang harus dibeli dulu dari sekian banyak saham yang ada. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Saya pribadi sering menerima pertanyaan dari trader tentang bagaimana cara memilih saham untuk yang baru pertama trading. Maka dari itu, ada beberapa tips dari saya, khususnya anda trader pemula, agar anda bisa memilih saham-saham untuk trading. Berikut adalah tips2 cara memilih saham untuk pemula: 

1. Pilih saham yang bisa dianalisa menggunakan grafik 

Untuk seorang pemula, saya menyarankan anda untuk memilih saham2 yang bisa dianalisa menggunakan grafik. Dalam hal ini adalah saham2 lapis satu dan saham lapis dua. Sebisa mungkin, pemula hindari dahulu saham2 gorengan. 

Untuk memahami kriteria2 saham gorengan, anda bisa baca pos saya disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Hindari saham2 yang sulit analisa dan prediksi menggunakan analisa teknikal, dan jangan terlalu banyak trading di saham2 yang volatilitas (naik-turunnya) terlalu cepat, karena hal ini akan berisiko untuk pemula. Kalau anda ingin belajar saham2 gorengan, pakailah modal sekecil mungkin.

Untuk menemukan saham2 yang tepat untuk trading, anda juga harus melakukan SCREENING SAHAM. Screening saham bertujuan agar anda bisa menemukan dan membedakan saham yang bagus, dan membuang saham2 yang berisiko. 

Teknik2, strategi dan cara-cara memilih saham bagus untuk trading, baik untuk pemula sampai expert, anda bisa pelajari praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus.

Pemula maupun anda yang sudah trading beberapa tahun, screening saham sangat penting di dalam trading, karena dengan screening saham, anda bisa memiliki arah trading yang lebih baik melalui pemilihan saham yang lebih profitable. 

2. Pilih saham yang sering direkomendasikan di media online 

Cara lain memilih saham untuk pemula adalah: Pilihlah saham2 yang sering direkomendasikan oleh analis. Kalau anda sering2 baca rekomendasi saham entah di media online seperti Kontan, Bisnis, dan lain2. 

Hal ini karena saham2 yang direkomendasikan analis di media2 online merupakan saham2 yang pergerakannya cenderung baik secara analisis teknikal. 

Jadi saham2 ini bisa jadi referensi anda pemula, kalau anda benar2 nggak tahu harus melihat dan membeli saham apa saat jam trading.   

Tapi ingat, bukan berarti anda harus langsung membeli saham yang direkomendasikan. Anda tetap harus melakukan analisa saham secara mandiri / otodidak. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Rekomendasi saham di media online "hanya" sebagai acuan anda trader pemula untuk menambah daftar stock pick, terutama untuk anda yang masih bingung mau pilih saham apa. Baca juga: Seberapa Akurat Rekomendasi Para Analis?  

Anda yang masih pemula dan bingung mau memilih saham buat trading, anda bisa lakukan dua cara tersebut. Yang terpenting dalam proses trading, anda harus selalu melakukan SCREENING SAHAM (langkah pertama), karena screening saham memegang peranan sangat penting sebagai 'kendali' trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Memilih Saham yang Tepat untuk Trading

Cara Memilih Saham yang Tepat untuk Trading

Kunci untuk bisa mendapatkan profit dalam trading adalah kemampuan anda untuk memilih saham yang tepat. Memilih saham yang tepat adalah tantangan untuk anda, karena di pasar saham ada ratusan jenis saham yang harus anda pilih. Anda harus memilih beberapa saham saja yang dapat memberikan potensi profit yang paling maksimal. 

Memilih saham yang tepat bukan hanya sekedar memilih saham yang kelihatannya naik atau lagi ramai ditradingkan / jadi trending topic, tetapi anda harus bisa memilih saham2 yang juga sesuai dengan karakter anda, dan dapat dianalisa dengan baik. 

Di pos ini, saya akan memaparkan beberapa cara memilih saham yang tepatAda tiga cara memilih saham yang tepat untuk trading, yaitu sebagai berikut: 

1. Gunakan analisis teknikal yang dapat dipraktikkan 

Analisa teknikal adalah analisa utama untuk trading. Maka dari itu, saham yang tepat bisa anda temukan apabila anda menggunakan analisa teknikal.

Ada ratusan analisa teknikal yang bisa anda gunakan mulai dari indikator, chart pattern dan lain2. Analisa teknikal yang bagus adalah analisa teknikal yang simpel dan dapat dipraktikkan secara langsung untuk memilih saham. 

Analisis-analisis teknikal yang simpel, yang mudah anda praktikkan untuk mencari saham-saham yang naik, bisa anda pelajari praktik2nya disini: Buku Saham Pemula - Expert.

Jadi peran analisa teknikal untuk memilih saham yang tepat itu sangat besar, karena tanpa analisa teknikal, anda tidak akan bisa menentukan momentum-momentum beli dan saham rebound yang akan rebound. 

2. Screening / menyaring saham

Memilih saham yang tepat tidak cukup hanya dilakukan dengan melakukan analisis teknikal. Mengapa demikian? Karena analisis teknikal yang sama hasilnya belum tentu akan sama jika diterapkan pada saham yang berbeda. Sebagai contoh, anda bisa perhatikan perbedaan kedua chart saham dibawah ini: 

Saham BMRI

Saham BIPI
Lebih mudah mana, melakukan analisa teknikal pada grafik saham BMRI atau grafik saham BIPI?  Dengan analisa teknikal yang sama, BMRI tentu akan jauh lebih mudah dianalisa secara analisis teknikal, karena candlestick yang terbentuk lebih jelas, lebih "rapi", volume lebih stabil.  

Untuk memilih saham yang tepat, maka anda harus melakukan SCREENING SAHAM. Screening saham artinya anda harus memilih dan menyaring saham-saham untuk mendapatkan saham yang layak ditradingkan, sehingga trading yang anda lakukan nantinya jauh lebih terarah, karena anda sudah memiliki saham2 pilihan. 

Anda bisa mempraktikkan cara-cara melakukan screening saham untuk menemukan saham-saham yang layak trading, dan membuang saham2 yang berisiko disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus. Baca juga: 2 Aplikasi untuk Screening Saham.

Banyak trader yang belum bisa memilih yang tepat untuk trading karena trader tidak melakukan screening saham. Jadi, poin yang tidak boleh anda lakukan untuk memilih saham yang tepat adalah: Lakukan screening, supaya anda bisa mendapatkan stock pick saham bagus.  

3. Prioritaskan saham-saham pilihan (STOCK PICK) 

Kalau anda sudah memiliki saham pilihan, pada jam trading, maupun saat anda menganalisa, ada baiknya anda selalu memprioritaskan saham2 pilihan anda untuk trading. 

Meskipun dalam praktikknya, anda menemukan banyak saham yang terlihat menarik, tapi kalau saham tersebut belum teruji memberikan profit untuk anda, ada baiknya anda mentradingkan dahulu dengan modal kecil, dan tetap prioritaskan stock pick yang sudah anda miliki. 

Untuk menemukan saham yang tepat, jangan mudah tergoda membeli saham2 yang sedang tren, atau melakukan spekulasi. Anda harus tetap melakukan analisa teknikal dan berjalan sesuai trading plan. 

Untuk bisa menemukan saham2 pilihan, maka kembali lagi ke poin kedua, yaitu anda harus melakukan screening saham. Yup, karena hanya dengan screening saham anda bisa menemukan saham yang layak untuk trading. 

Tiga cara ini harus anda terapkan jika anda ingin memilih saham yang tepat untuk trading

Penting sekali untuk memilih saham yang tepat, karena tujuan kita semua trading adalah untuk dapat profit. Profit bisa didapatkan jika anda dan saya memilih saham yang benar buat trading, bukan hanya sekedar spekulasi. 

Alasan lain kenapa anda harus mempraktikkan tiga cara untuk memilih saham yang tepat ini karena saham itu cukup berfluktuatif. 

Saham yang anda beli bisa saja langsung naik. Tapi sangat mungkin juga, saham yang anda beli harganya turun terlebih dahulu. Nah, kalau anda sudah melakukan langkah2 memilih saham yang tepat, anda terus praktik, berlatih, maka anda bisa meminimalkan kerugian / cut loss. 

Anda hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham2 yang anda beli naik dan memberikan PROFIT YANG MAKSIMAL untuk anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari IHSG di Yahoo Finance

Cara Mencari IHSG di Yahoo Finance

Untuk anda yang ingin mencari data IHSG, terutama data historisnya (untuk kepentingan analisa saham pribadi), ada banyak situs yang menyediakan data IHSG, salah satunya adalah Yahoo Finance. 

Yahoo Finance menyediakan data IHSG yang cukup lengkap, yang bisa anda lihat OHLC-nya per hari selama jangka waktub tertentu (anda bisa setting tanggal yang anda inginkan), sehingga anda bisa menggunakan pergerakan / data IHSG untuk analisa yang lebih komplit.  

Berikut adalah langkah-langkah dan panduan cara mencari IHSG di Yahoo Finance

1. Buka situs finance.yahoo.com

2. Pada menu search, ketikkan simbol: ^JKSE, seperti tampilan dibawah ini: 

IHSG Yahoo Finance
Perhatikan yang saya beri tanda persegi hijau diatas, saat anda ketikkan ^JKSE, makan muncul dua simbol. Anda bisa pilih salah satu (sama saja). Nantinya akan muncul data-data IHSG. 

JKSE sendiri adalah singkatan dari Jakarta Composite Index. Yap, dalam Bahasa Indonesia kurang lebih maksudnya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jadi kalau di Yahoo Finance anda ketikkan 'IHSG', maka anda tidak akan menemukan menu IHSG. 

Kalau mau cari IHSG di Yahoo Finance, anda harus ketikkan: ^JKSE

3. Lalu tampilan IHSG di Yahoo Finance adalah seperti dibawah ini:

Cara mencari IHSG di Yahoo Finance
Kemudian muncullah data IHSG di Yahoo Finance. Anda bisa melihat posisi IHSG di hari itu (lihat tanda persegi kuning). Anda bisa juga melihat summart IHSG (harga open dan previous close) serta menu Chart, yaitu grafik untuk melihat IHSG. 

Nah kalau anda mau melihat data historis IHSG, yaitu data OHLC-nya selama misalnya 6 bulan berturut-turut, anda bisa masuk ke menu 'Historical Data' (lihat tanda persegi hijau). Tampilannya sebagai berikut: 

Data IHSG
Itulah data OHLC IHSG yang muncul per tanggal. Anda bisa setting Time Period sesuai yang anda inginkan, anda bisa tampilkan data historis (frequency) daily atau weekly sesuai kebutuhan anda.

CARA CEPAT MENCARI IHSG YAHOO FINANCE 

Ada lagi cara cepat untuk mencari IHSG di Yahoo Finance. Anda cukup buka Mbah Google, lalu ketikkan JKSE. Then, akan muncul IHSG pada situs Yahoo Finance di page pertama.  Lalu anda klik dan akan langsung masuk pada Yahoo Finance.. Tampilannya seperti dibawah ini:

Itulah cara mencari IHSG di Yahoo Finance.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mencari Saham yang Murah dan Bagus

Mencari Saham yang Murah dan Bagus

Belilah saham kalau harganya sudah murah... Anjuran ini mungkin sering anda dengar. Memang saham yang harganya sudah turun memiliki potensi naik / rebound. 

Saya sendiri sudah pernah menuliskan tentang konsep saham turun / murah disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun, di mana strategi membeli saham yang murah bisa menjadi salah satu strategi trading yang dapat menghasilkan profit maksimal. 

Tapi bagaimana cara mencari saham yang murah dan bagus? Masalahnya tidak semua saham yang harganya kelihatan murah adalah saham2 yang bagus untuk trading / investasi. Maka dari itu, untuk mencari saham yang murah, anda bisa melakukannya dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:

1. Mencari saham yang diskon dan murah secara analisa teknikal 

Jika ada saham yang sudah turun katakanlah dari harga 4.000 ke 3.000, apakah saham tersebut sudah bisa dikatakan murah secara analisis teknikal? Dalam banyak praktik yang kita temukan, seringkali saham2 yang harganya sudah turun, ternyata harganya masih bisa turun lagi lebih banyak. 

Maka dari itu, anda harus bisa membedakan saham yang harganya benar2 sudah murah secara analisa teknikal, dan memiliki potensi rebound, dan saham2 yang harganya sudah turun, namun masih punya potensi turun. 

Cara-cara mencari saham yang murah, diskon dan bagus secara analisis teknikal, saya bahas praktik2 cara memilih sahamnya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon dan Murah. 

Jadi pada praktik2 ini anda mencari saham2 yang diskon, dan saham2 yang mudah rebound. Hal ini karena tidak semua tipe saham yang sedang turun layak untuk trading. Dengan mencari saham2 yang diskon, anda bisa menerapkan strategi buy on weakness (BOW) lebih efektif. 

2. Mencari saham2 yang undervalue  

Jika anda adalah investor / fundamentalist, anda bisa mencari saham2 murah dengan cara melihat valuasi sahamnya. Saham2 yang murah adalah saham2 yang harganya sudah undervalue secara fundamental. 

Beberapa analisa yang bisa dipakai untuk melihat saham2 yang undervalue adalah analisa Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Cara menganalisa saham-saham yang undervalue, bisa anda baca pos saya disini: Saham Undervalue: Mencari Saham Undervalue Terkini.

Saya sudah menuliskan contoh2 melihat saham yang undervalue per sub sektor saham. Saham2 yang undervalue ini bisa menjadi salah satu patokan untuk mencari saham yang murah secara analisa fundamental. 

Kesimpulannya, ada dua cara mencari saham yang murah dan bagus. Pertama, melalui analisa teknikal, yaitu dengan praktik mencari saham diskon yang berpotensi rebound. Baca juga: Praktik Mencari Saham Diskon. Kedua, mencari saham murah dengan pendekatan analisa fundamental. 

Jadi kalau anda adalah seorang trader, maka carilah saham2 yang murah menggunakan analisa teknikal yang simpel dan bisa dipraktikkan. Sebaliknya, kalau anda investor, carilah saham murah menggunakan pendekatan valuasi saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Tujuan dan Motif Lain Perusahaan Go Public

Tujuan dan Motif Lain Perusahaan Go Public

Ketika suatu perusahaan tertutup memutuskan untuk "meningkatkan" statusnya menjadi perusahaan terbuka (Tbk) atau go public, perusahaan tersebut pasti memiliki tujuan. Sebagai seorang trader atau investor, pernahkah Anda berpikir, apa yang menjadi tujuan kok perusahaan memilih untuk jadi perusahaan Tbk? Dan apa fungsinya Anda mengetahui tujuan dan motif lain perusahaan beralih menjadi Tbk?

Sudah jelas, semua perusahaan yang ingin go public pasti karena manajemen ingin mendapatkan pendanaan / modal / uang segar dari hasil penjualan saham perdananya ke masyarakat. Biasanya perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membayar utang, dan ekspansi, itulah mengapa perusahaan memutuskan untuk go public. Perusahaan yang akan go public dan mencatatkan saham perdananya dan melepas saham ke masyarakat prosesnya disebut dengan Initial Public Offering (IPO).  

Saya rasa semua perusahaan yang memilih go public pasti memiliki tujuan: Memperoleh PENDANAAN. Zaman dahulu, kalau perusahaan butuh duit segar, kebanyakan perusahaan meminjam ke perbankan (ngutang), karena zaman dahulu intrumen pasar modal belum seberapa dikenal. Kalau sekarang, akses pendanaan bisa dilakukan dengan dua cara: Perbankan dan pasar modal. Jadi, jalan alternatif perusahaan untuk mendapatkan pendanaan selain perbankan adalah pasar modal. Perusahaan mendapatkan dana segar dari pasar modal melalui proses IPO, dan bisa juga melalui aksi korporasi lainnya (setelah IPO) seperti right issue. 

Itulah tujuan perusahaan go public. Ujung2nya adalah untuk mendapatkan dana segar. Nah, tapi apakah benar semua perusahaan go public yang jumlahnya 500 lebih memang benar2 memiliki tujuan tersebut? Apakah nggak ada motif lain? Tentu saja ada.. 

Kalau Anda perhatikan, pergerakan harga saham di pasar modal nggak semua likuid. Bahkan, sebenarnya yang likuid cuma puluhan saja. Banyak saham2 gocap, banyak saham2 yang trennya turun terus, banyak saham2 yang polanya nggak karu2-an. Kenyataanya, banyak perusahaan yang laporan keuangannya rugi, utangnya banyak tapi sahamnya masih tercatat di BEI. Dan sudah bisa ditebak, perusahaan2 yang berfundamental jelek / bermasalah, harga sahamnya rata2 anjlok atau jadi saham gorengan. 

Dari kata2 paragraf saya diatas, sudah jelas bahwa ada motif lain tujuan perusahaan yang ingin go public. Lalu apa saja motif2 lainnya?

Pertama. Untuk memperkaya owner / orang penting (dalam) lainnya. Perusahaan melakukan go public bisa saja bertujuan untuk memperkaya owner perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas / pemegang saham dalam jumlah besar. 

Saham baru bisa dijual, apabila dilakukan melalui mekanisma transaksi di pasar modal. Dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek, para pemegang saham mayoritas berharap harga saham yang mereka pegang naik, sehingga mereka bisa melepas sahamnya sewaktu-waktu dan mendapatkan untung yang besar. Contohnya: Tahun 2007 ketika saham BUMI masih menjadi blue chip, Bakrie menjadi orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. 

Kedua. Gengsi. Tidak sedikit perusahaan yang go public hanya semata-mata untuk meningkatkan gengsi di mata publik dan pendiri. Intinya adalah: Gengsi. Walaupun demikian, perusahaan yang berstatus Tbk sama sekali tidak menjamin adanya kemudahan perizinan ekspor impor dan sebagainya, dibandingkan perusahaan lainnya yang berstatus non-Tbk. 

Ketiga. Memperkuat reputasi perusahaan di mata publik. Perusahaan Tbk memiliki tuntutan yang lebih besar ketimbang perusahaan non-Tbk. Terutama dalam hal pengungkapan, laporan keuangan yang harus diaudit, kegiatan2 kemasyarakatan (CSR), GCG, dan tanggung jawab lainnya. Perusahaan Tbk memiliki tanggung jawab yang jauh lebih banyak. Oleh karena itu, perusahaan yang memilih untuk berstatus Tbk, biasanya ingin memperkuat reputasi di mata publik, agar diharapkan dengan adanya pengungkapan2 perusahaan maupun kegiatan2 CSR, publik lebih mengagumi perusahaan, lebih mengenal brand perusahaan. Ujung2nya kembali lagi: Perusahaan berharap supaya produk perusahaan lebih dikenal dan akhirnya bisa meningkatkan profit perusahaan.

Jadi, itulah motif2 perusahaan go public. Tidak semua perusahaan go public memiliki tujuan "mulia". Ada yang cuman gengsi saja, ada yang hanya ingin meningkatan kekayaan pemegang sahamnya saja. Perlu Anda pahami, perusahaan setelah go public sama sekali tidak menjamin bahwa kinerja perusahaan akan lebih bagus untuk kedepan. Karena motif perusahaan melakukan go public ada bermacam-macam. Itulah mengapa di pasar modal harga saham yang likuid hanya puluhan saja, meskipun jumlah saham di BEI ada 500 lebih. Bagaimana jika Anda menemukan perusahaan yang menurut Anda bagus, tetapi harga sahamnya malah turun terus? Silahkan baca pos saya: Perusahaan OK, Kok Sahamnya Anjlok?


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.