Nabung Saham: Apakah Harus Beli Saham Rutin?

Nabung Saham: Apakah Harus Beli Saham Rutin?

Nabung saham adalah salah satu investasi saham yang dilakukan dengan cara menyetor modal secara rutin ke rekening efek anda, dan modal tersebut anda belikan saham yang sama, sehingga jumlah saham anda akan terus bertambah, dan anda simpan untuk jangka panjang. 

Di web Saham Gain ini, saya juga sudah menuliskan beberapa pos tentang penjelasan nabung saham yang bisa anda baca disini: Penjelasan Cara Menabung Saham. 

Di edukasi2 tentang nabung saham, anda biasanya akan selalu dianjurkan untuk setor modal rutin tiap bulan dan setiap bulan / secara rutin anda membeli saham2 tertentu untuk ditabung. 

Banyak juga rekan-rekan yang mulai coba nabung saham bertanya ke saya: Bung Heze apakah apakah benar bahwa nabung saham itu harus beli saham secara rutin dan teratur, misalnya setiap bulan? 

Jawabannya: Ya, harus rutin. Tapi seberapa rutinnya anda nabung saham, sebenarnya nggak harus dilakukan setiap bulan. 

Lalu setiap kapan saya harus nabung saham Pak Heze? Tanya anda lagi 

Anda perlu pahami bahwa konsep nabung saham itu sebenarnya tidak ada bedanya dengan kalau anda trading atau investasi langsung dalam jumlah besar: Sama-sama butuh strategi, sama2 butuh analisa sebelum membeli saham. 

Jadi saya mengajurkan pada anda, agar anda membeli saham secara rutin kalau saham tersebut sudah berada di harga yang bagus untuk dibeli. Misalnya, kalau saham tersebut sudah naik tinggi, ada baiknya anda tunggu sahamnya koreksi dulu, supaya anda bisa membeli saham di harga yang lebih baik. 

Di pos ini: Strategi Nabung Saham yang Efektif, saya menjelaskan secara lengkap bagaimana cara nabung saham yang efektif, supaya anda tidak hanya sekedar suntik modal dan beli saham. Tapi harus ada pertimbangan dan strategi untuk bisa mendapatkan saham di harga yang lebih baik, sekalipun konteksnya adalah jangka panjang. 

Artinya, belilah saham secara rutin (nabung saham), kalau anda merasa bahwa harga saham anda sudah berada di harga yang bagus. 

Itu artinya anda nggak harus menunggu satu bulan untuk setor modal dan beli saham. Kalau anda merasa minggu depan harga saham akan berbalik rebound, anda boleh-boleh saja langsung suntik modal buat beli saham, selama anda sudah punya modal menganggur, dan tidak perlu menunggu bulan depan.  

Sebaliknya, kalau bulan depan anda menilai market masih bearish dan anda memutuskan nggak beli saham dulu, ya nggak masalah. 

Anda boleh juga setor modal dulu tapi nggak beli saham sampai momentum marketnya tepat. 

Tapi kalau anda 'tutup mata' alias nggak peduli, pokoknya setiap bulan harus setor modal dan beli saham, tanpa lihat pergerakan sahamnya (padahal mungkin sahamnya sudah mau anjlok), maka nabung saham seperti inilah yang bisa jadi berisiko. 


Itulah yang menyebabkan banyak investor yang mengeluh 'nabung saham kok malah tambah rugi'? Saya pernah membahasnya disini: Nabung Saham, Kok Tambah Rugi?

Kesimpulannya, nabung saham memang harus dilakukan secara rutin, tapi tidaklah kaku. Tidak ada aturan yang mengharuskan bahwa anda harus suntik modal tiap bulan, dan harus dibelikan saham saat itu juga. 

Anda mau suntik modal minggu depan boleh.. Anda mau suntik modal seminggu dua kali juga tidak masalah. Anda mau suntik modal sebulan sekali, monggo. Semua itu juga harus disesuaikan dengan kemampuan modal yang anda miliki masing2. 

Dan yang terpenting dalam nabung saham, anda tetap harus gunakan strategi2 seperti yang saya tuliskan tadi, yaitu menunggu momentum. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengapa Saham Murah Masih Bisa Turun Lagi

Mengapa Saham Murah Masih Bisa Turun Lagi

Saya pernah mendapatkan pertanyaan dari seorang rekan trader saham melalui email 401xdssh@gmail.com. Pertanyaannya cukup menarik sebagai berikut:

"Pak Heze saya sering menemukan saham-saham yang harganya sudah turun, sudah murah tapi kok harganya malah turun terus. Kira-kira apa penyebabnya?"

Yup, saat lagi analisa grafik, anda dan saya pasti sering menemukan saham downtrend, tapi besok2nya masih downtrend terus. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Ada lima penyebab mengapa saham yang harganya sudah (tampak) murah, tapi sahamnya masih turun terus, yaitu: 

1. Trader belum paham dengan arti 'saham murah'

Sebenarnya banyak saham yang harganya sudah kelihatan murah secara kasat mata, tapi sebenarnya saham tersebut belum murah / diskon secara analisa teknikal. 

Harga saham yang turun, katakanlah dari 9.000 ke 8.500, belum tentu saham tersebut sudah diskon, dan layak untuk dibeli. Untuk melihat dan menganalisa saham2 yang diskon secara analisis teknikal, saya pernah menuliskan praktik2nya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Jadi anda akan praktik bagaimana melihat dan menentukan saham yang sudah diskon secara analisa teknikal, dan saham yang masih belum diskon walaupun harganya sudah terlihat turun. 

Strategi mencari saham-saham murah ini dinamakan dengan BOTTOM FISHING. Saya pernah menuliskan analisanya disini: Analisis dan Strategi Bottom Fishing Saham.

2. Sahamnya tidak likuid 

Saham yang tidak likuid harganya sangat rentan untuk turun dan tidak kembali ke harga awal. Hal ini karena saham yang tidak likuid lebih banyak dipermainkan oleh bandar, danv sedikit peminatnya. 

Sehingga ketika sewaktu-waktu bandar sudah 'meninggalkan' sahamnya, harganya saham yang turun ini, bisa terus jatuh dan stagnan di harga bottom tanpa ada yang menaikkan lagi. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

3. Perusahaan memiliki fundamental yang jelek 

Harga saham akan kembali ke faktor fundamentalnya. Inilah mengapa perusahaan2 yang fundamentalnya buruk, harga sahamnya umumnya akan terus turun. Dan perlu anda ketahui, bahwa perusahaan dengan kinerja jelek, sahamnya biasanya  juga nggak likuid (poin pertama), dan sangat mudah digoreng oleh bandar dengan mengangkat isu, rumor2 tertentu

Saham AISA - Satu contoh saham fundamental jelek, dan sahamnya turun terus, walaupun sudah terlihat 'murah' 
Sehingga, saham2 yang fundamentalnya jelek plus nggak likuid, tidak akan diminati oleh trader dan investor. Inilah yang membuat saham2 jelek walaupun sudah kelihatan murah / turun, namun sahamnya masih terus jatuh. 

4. Kondisi market lagi strong bearish 

Saham yang sudah murah, bisa turun lagi bisa jadi bukan dikarenakan sahamnya sedang jelek, namun karena market lagi strong bearish. Ketika IHSG sedang strong bearish, mayoritas saham yang harganya turun, bisa turun lebih dalam lagi. 

Tapi kalau anda mau menunggu momentum yang baik, dan memilih saham2 yang mudah rebound, maka saham murah saat IHSG strong bearish ini justru bisa menjadi ladang profit besar untuk anda. 

Itulah mengapa untuk anda yang merupakan seorang intraday trader / trader harian, anda perlu melihat momentum juga sebelum trading. Yup, soal momentum trading untuk jangka pendek ini dan cara memilih saham bagus untuk trading harian, saya bahas lengkap analisa2nya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

5. Saham sedang ada sentimen negatif 

Sentimen / berita negatif terhadap suatu saham, yang bisa berdampak pada fundamentalnya, juga dapat mempengaruhi saham tersebut.

Contoh konkritnya, anda bisa lihat saham2 batu bara atau CPO yang pernah turun berkepanjangan, karena harga2 komoditas yang lagi lesu-lesunya. 

Itulah alasan banyak saham CPO dan batu bara yang walaupun harganya sudah turun, dalam jangka menengah sahamnya masih downtrend terus. 

Jadi kalau anda bertanya kenapa saham yang murah masih bisa turun lagi, maka jawabannya bisa dikarenakan tiga faktor utama: 

Pertama, trader belum bisa memahami arti dan cara mencari saham murah. Kedua, memang saham tersebut kinerjanya jelek dan tidak likuid. Ketiga, karena sentimen market saat itu lagi jelek. 

Jadi tipsnya, untuk anda yang mau mencari saham murah, jangan mencari saham yang tidak likuid atau kinerjanya jelek. Namun, carilah saham2 yang likuid dan mudah rebound setelah sahamnya koreksi. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Harga Saham di Laporan Keuangan IDX

Cara Mencari Harga Saham di Laporan Keuangan IDX

Jika anda ingin mencari data historis harga saham perusahaan secara bulanan dan harga saham tahunan untuk analisa saham anda, anda bisa mencarinya di Ringkasan Kinerja Laporan Keuangan yang disediakan oleh situs IDX. 

Bagaimana caranya? Berikut langkah-langkah mencari harga saham di laporan keuangan IDX: 

1. Buka situs www.idx.co.id 

2. Kemudian buka menu Data Pasar --> Ringkasan Performa Perusahaan Tercatat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tampilan dibawah ini: 


3. Lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini: 

(Klik gambar untuk memperbesar)

Untuk mencari data harga saham, anda tinggal mengetikkan kode saham yang anda inginkan pada menu "Search By". Kalau anda belum hafal kode perusahaan di Bursa Efek, silahkan googling.

4. Lalu ketikkan kode saham yang anda inginkan. Misalnya anda ingin mencari data harga saham PT Bank Niaga Tbk (BNGA). Ketikkan BNGA kemudian klik Cari. Perhatikan gambar dibawah ini: 


Kemudian akan muncul ringkasan performa BNGA. Untuk menampilkannya, anda tinggal klik 'Unduh' (perhatikan tanda yang saya beri lingkaran merah). 

5. Lalu akan muncul ringkasan harga saham perusahaan dalam file PDF. Biasanya ada di Halaman 2. Untuk lebih jelasnya perhatikan tampilan dibawah ini.

(Klik gambar untuk memperbesar)

Perhatikan pada trading activities, anda bisa melihat data historis harga saham secara bulanan dan tahunan (Desember) selama beberapa tahun. 

Itulah cara mencari harga saham perusahaan di situs IDX. Anda bisa mendapatkan data harga saham tersebut selama 3-4 tahun terakhir, dan harga saham yang ditampilkan adalah harga saham setiap bulan dan harga saham akhir tahun untuk harga tertinggi, pembukaan dan harga penutupan. 

Kemudian anda bertanya lagi: "Bung Heze, saya ingin cari data harga saham OHLC harian. Apakah bisa dicari di situs IDX tersebut?"

Situs IDX tidak menyediakan data historis harga saham harian. Anda sebenarnya juga bisa mencari data harga saham historis di situs Yahoo Finance. Anda bisa baca langkah-langkahnya disini: Cara Mencari Data Harga Saham Yahoo Finance. Perbedaannya, situs IDX lebih detail menyediakan ringkasan harga saham bulanan dan tahunan. Sedangkan pada Yahoo Finance, lebih detail menampilkan historis harga saham harian. 

Data harga saham ini mungkin akan berguna untuk anda yang ingin menganalisis candlestick harga saham secara real time selama periode waktu tertentu, untuk menguji sistem teknikal anda. 

Semoga bermanfaat.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham 100 Rupiah untuk Trading

Saham 100 Rupiah untuk Trading

Beberapa waktu lalu, ada seorang trader saham yang bertanya ke saya: "Bung Heze, ada rekomendasi saham murah yang harganya di kisaran Rp100 buat trading? Modal saya masih kecil, jadi belum bisa beli saham-saham yang harganya agak tinggi".

Menanggapi pertanyaan tersebut, maka saya akan menjawabnya di pos ini. Sekaligus saya juga ingin sharing tentang 'saham-saham nominal rendah' dari sisi return dan risikonya pada anda para trader. 

Sebagai seorang trader, saya menyarankan pada anda untuk tidak hanya mencari saham yang nominal harganya kecil, tapi carilah juga yang sahamnya bagus alias layak buat trading. 

Carilah saham murah yang layak untuk trading, bukan hanya sekedar saham yang murah, tapi murahan. Saya pernah bahas analisanya disini: Saham Murah yang Bagus untuk Trading. 

Kalau anda mau mencari saham-saham yang harganya Rp100-an buat trading, ada beberapa fakta tentang saham murah yang harus anda pahami: 

1. Saham yang harga (nominal)-nya rendah, umumnya adalah saham2 gorengan 

Di pos ini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia, saya menuliskan bahwa salah satu ciri saham gorengan adalah nominal harganya rendah, karena saham2 yang harganya rendah cenderung lebih mudah dinaik-turunkan oleh bandar, ketimbang harga saham yang agak tinggi dengan volume dan transaksi yang stabil. 

Saham2 yang harganya rendah juga banyak yang tidak likuid alias saham gorengan. Di mana saham2 tersebut dapat naik cepat dalam waktu singkat, dan turun puluhan persen dalam waktu singkat juga. 

Lalu anda nyeletuk: "Kalo gitu kan tinggal manfaatin aja untuk scalping kan gampang"

Well, masalahnya nggak semudah itu. Saham2 yang harganya sangat murah, tidak likuid, sahamnya memiliki pola grafik yang berantakan, sehingga tidak dapat dianalisa dengan layak menggunakan analisa teknikal. 

Banyak trader yang ujung2nya malah jadi spekulan karena sebenarnya trader nggak tahu kenapa beli saham tersebut, analisanya apa dan hanya asal milih saham pokoknya murah.  

Di satu sisi, trader bisa dapat profit cepat, tapi di sisi lain, potensi loss-nya jauh lebih besar. Saya sering menerima cerita dari trader2 pemula yang mengalami kerugian besar di saham, karena trader hanya mengincar saham2 murah yang risikonya tinggi, tanpa mempelajari inti analisa teknikal dan screening saham itu sendiri. 

Kalau anda mau mempraktikkan trading cepat, anda harus melakukan analisa dan pemilihan saham yang benar. Saya sudah membahas analisa2nya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Memang ada saham-saham yang harganya rendah tapi bid-offernya tetap banyak. Contohnya? Anda bisa perhatikan sahamnya BKSL, TRAM waktu real time trading. Perhatikan bid-offernya yang tetap tebal selama jam trading.

Tapi perlu anda ingat juga, bahwa saham2 yang harganya murah ini tetap memiliki risiko fluktuatif yang lebih besar, dan pergerakan harga yang tidak pasti. 

Apalagi jika saham-saham murah ini, 'murahnya' karena downtrend / tren turun berkepanjangan, maka pola pergerakan saham2 seperti ini jauh lebih berbahaya untuk trader, terutama untuk swing trader. 

2. Saham Rp100, apakah fundamentalnya bagus? 

Logikanya, kalau ada saham yang sudah beberapa tahun melantai di Bursa, dan sahamnya cuma berada di harga Rp100 saja, maka fundamental perusahaan tersebut patut dipertanyakan. 

Saham2 yang fundamentalnya benar2 bagus, sahamnya likuid, harganya akan terus diburu trader, investor, ditransaksikan lebih sering, sehingga harganya akan terus naik dalam jangka panjang. Perhatikan saham2 blue chip misalnya, di mana beberapa saham blue chip sampai melakukan stock split karena harganya naik terus. 

Nah, kalau anda menemukan saham yang harganya Rp100 per saham, plus sahamnya nggak likuid, fundamentalnya juga nggak jelas, apakah anda mau tetap spekulasi dengan membeli saham2 tersebut? 

Terlebih lagi, kalau anda punya tujuan nabung saham (sekarang juga banyak orang yang mulai coba nabung saham), maka saham-saham seperti ini tentu nggak layak untuk dibeli. Nabung saham bukan hanya soal beli saham murah, tapi juga beli saham yang fundamentalnya bagus. 

Saya juga menyarankan pada anda khususnya trader pemula yang memulai trading dengan modal kecil... Kalau anda mau memulai trading, mulailah dengan modal paling tidak Rp1 juta. Jangan Rp100 ribu.. 

Ya sebenarnya bisa saja anda beli saham dengan duit Rp100. Tapi dengan modal sekecil itu, ujung2nya anda pasti akan cari saham2 yang nominalnya rendah itu tadi, karena modal Rp100 ribu tentu tidak bisa anda gunakan untuk beli saham yang harganya Rp3.000 per saham. Padahal, saham2 seperti ini mayoritas kualitasnya jelek untuk seorang trader. 

Sebaliknya, jika anda memiliki modal minimal Rp1-3 juta untuk trading, anda bisa memilih saham2 yang lebih layak. Toh, sebenarnya banyak saham murah (nggak harus Rp100 juga) yang bagus yang terjangkau dengan modal Rp1-3 juta. Baca juga: Daftar Saham Bagus Harga Murah

Dengan mengincar saham yang layak trading, anda juga bisa belajar analisa teknikal melalui praktik. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Trading: Cara Saya Belajar Saham

Pengalaman Trading: Cara Saya Belajar Saham

Saya sering mendapat request dari rekan-rekan trader, di mana rekan2 trader ingin agar saya sharing tentang pengalaman bagaimana cara saya belajar saham waktu masih pemula, sehingga bisa bertahan dan mengembangkan modal trading. 

Jadi di pos ini, saya akan sharing tentang cara saya belajar saham, full berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri. Tahapan-tahapan yang saya lakukan dalam belajar saham adalah:  

1. Belajar basic saham. Basic saham yang seperti apa? 

Catatan: Sebelum memutuskan untuk belajar saham, saya sudah memantapkan hati untuk terjun ke dunia saham (siap dengan profit dan risikonya). Jadi kalau hati anda belum mantap, maka jangan memaksakan untuk masuk ke pasar saham. 

Basic saham yang saya pelajari adalah: Pengenalan saham yaitu terkait: Keuntungan di saham yang bisa didapatkan, risiko-risiko di saham, analisa yang digunakan untuk membeli dan menjual saham, mekanisme perdagangan saham, return dan risiko, memahami perusahaan2 yang go public dan harga sahamnya, istilah2 saham. Basic dan teori sekali.  

Sambil belajar basic saham ini, saya juga membuka rekening di kantor sekuritas. Jadi sambil menunggu akun software online trading selesai, saya bisa mendalami dahulu basic-basic saham.

Jadi langkah paling pertama adalah mempelajari dahulu teori dan fakta-fakta yang ada di pasar saham. Tujuannya adalah supaya saya mendapatkan pemahaman tentang saham.   

2. Mempelajari software trading saham

Setelah software online trading saya jadi, saya mulai mempelajari tampilan2 / menu software trading, mulai dari cara beli-jual saham di software, cara menampilkan menu chart, running trade, jam trading Bursa Efek. 

Dan yang paling penting adalah mempelajari mekanisme bid-offer saham, karena pada saat anda membeli maupun menjual saham, anda harus paham cara membaca bid-offer. Tentang mekanisme perdagangan saham, saya juga sudah bahas lengkap disini: Belajar Saham Pemula. 

3. Belajar analisa teknikal, fundamental, dan pergerakan saham

Belajar analisa teknikal dan fundamental ini juga saya barengi dengan langkah kedua (belajar software trading), karena melalui software trading ini anda bisa mempelajari analisa teknikal dan setting indikator. 

Anda yang ingin mendalami analisa teknikal mulai pemula - bisa trading dan mencari saham mandiri, anda bisa mempraktikkan materi2 di ebook trading saham (427 halaman) disini: Ebook Belajar Saham  

4. Virtual trading 

Saya mempelajari analisa teknikal dan fundamental selama dua minggu lebih. Setelah itu, saya memutuskan untuk melakukan virtual trading alias demo trading. Tentang virtual trading yang saya lakukan, pernah saya ceritakan disini: Cara Trading dengan Demo (Virtual) Trading Saham.

Saya melakukan virtual trading selama kurang lebih 1,5 bulan, sebelum saya memutuskan untuk trading pakai modal beneran.  

Untuk virtual trading ini, bukanlah sesuatu yang wajib untuk anda lakukan. Saya melakuan virtual trading agar saya sudah memiliki saham pilihan saat trading, dan saya tidak bingung dengan apa yang harus dilakukan ketika trading. 

Berdasarkan pengalaman pribadi, virtual trading memberikan efek yang sangat bagus untuk pemula. Kalau anda masih ragu untuk trading dengan modal beneran, tapi di satu sisi anda belum banyak gambaran tentang trading dan analisa saham, anda bisa coba virtual trading dahulu.  


5. Praktik trading dengan modal kecil 

Setelah virtual trading, barulah saya menjalankan trading dengan modal kecil, hanya sekitar Rp1-2 juta. Kenapa tidak memulai dengan modal besar? Karena sebagai pemula, mengelola modal kecil dapat memberikan rasa psikologis yang lebih tenang ketimbang mengelola modal jumbo. 

Pemula yang masih belum pengalaman, harus memulai dengan cara yang bertahap. Setelah bisa mendapatkan profit, barulah saya menambah modal trading secara bertahap. 

Pada saat awal trading, saya hanya menggunakan satu indikator leading, satu indikator lagging, volume, analisa tren dan candlestick. Konsep yang dahulu saya terapkan yaitu beli saham saat turun, dan jual saat naik, tetap berlaku sampai saat ini. 

Saya juga menuangkan konsep-konsep tersebut yang sangat bagus untuk trader pemula maupun anda yang sudah pengalaman disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.

6. Praktik dan mendalami analisa teknikal 

Hal paling utama dalam trading adalah PRAKTIK. Yang anda harus anda praktikkan adalah: Menggunakan analisa teknikal untuk menghasilkan profit. 

Jadi setelah saya melalui tahapan pemula, dalam arti sudah paham tentang saham, risiko2nya, bisa untung dengan modal kecil, mekanisme perdagangan trading, maka saya mulai terus fokus untuk mengasah skill trading. 

Di dalam perjalanan trading sebagai pemula, tentu apa yang saya alami tidak berjalan sesuai harapan. Memang dalam 6 bulan pertama saya berhasil mengembangkan modal Rp1-3 juta dengan baik, namun karena gegabah, saya juga mengalami kerugian2 yang besar. 

Maka dari itu, selain fokus pada analisa dan praktik, saya mempelajari kesalahan-kesalahan trading melalui evaluasi trading. 

Evaluasi trading pribadi itu sangat diperlukan agar anda bisa mengetahui kesalahan-kesalahan yang anda buat. Semua trader pasti pernah rugi. Itu adalah hal yang lumrah. Namun yang membedakan trader sukses dan tidak adalah, trader sukses mau mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan2 tradingnya.   

Itulah cara belajar saham saya belajar saham sebagai pemula. Cara belajar saham saya mungkin bisa berbeda dengan anda. Semoga apa yang saya tulis ini paling tidak  bisa memberikan acuan belajar saham untuk anda yang sedang menekuni trading maupun investasi.  

Sebenarnya masih banyaaaaak sekali yang bisa saya ceritakan termasuk cara-cara mengelola modal trading yang benar, psikologis trading, praktik2 analisa teknikal, cara menyusun trading plan, mempelajari kesalahan2 trader. Saya tuangkan semua di ebook saham: Ebook Saham Pemula - Expert. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Daftar Saham MSCI Indonesia

Daftar Saham MSCI Indonesia

Di pasar saham, anda bisa memilih saham-saham dengan mengacu pada indeks saham tertentu. Indeks saham tertentu terkadang mengelompokkan saham kedalam daftar saham2 yang likuiditasnya bagus (seperti Indeks LQ45), kinerja fundamental (seperti Indeks Kompas 100 dan Indeks IDX30). 

Sehingga daftar indeks saham tertentu bisa menjadi acuan anda dalam memilah saham, karena jumlah saham di Bursa Efek ada banyak sekali. Terutama buat pemula yang bingung memilih saham, anda bisa menjadikan saham-saham yang ada di indeks tertentu seperti LQ45 untuk dimasukkan dalam daftar saham trading anda. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Salah satu daftar indeks saham di Indonesia yaitu Indeks MSCI Indonesia. Kalau anda belum apa itu indeks MSCI, anda bisa baca pos saya disini: Mengenal Indeks MSCI dan Pengaruhnya ke Harga Saham. 

Apa saja yang termasuk dalam saham-saham MSCI Indonesia? MSCI Indonesia terdiri dari 28 saham yang diterbitkan oleh Morgan Stanley Capital Indeks. Berikut adalah daftar saham MSCI Indonesia:   

1. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
2. PT Astra International Tbk (ASII)
3. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
5. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
6. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 
7. PT Bank Danamon Tbk (BDMN)'
8. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
9. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 
10. PT Charoend Pokhpand Indonesia Tbk (CPIN)
11. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
12. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
13. PT Indofood CBP Tbk (ICBP)
14. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
15. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
16. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
17. PT Jasamarga (Persero) Tbk (JSMR)
18. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
19. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
20. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
21. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
22. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
23. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
24. PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) 
25. PT Pabrik Kertas Twiji Kimia Tbk (TKIM) 
26. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero Tbk (TLKM)
27. PT United Tractors Tbk (UNTR)
28. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 

Itulah daftar indeks saham MSCI Indonesia. Indeks MSCI Indonesia ini penting karena digunakan untuk mengukur performa market saham di Indonesia. Jadi saham2 yang masuk di MSCI Indonesia ini adalah saham2 yang punya pergerakan saham serta kapitalisasi pasar yang baik. 

Memang bukan berarti trading di saham MSCI pasti akan profit. AN

Buat 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

RTI Saham: Cara Setting Indikator di RTI Saham

RTI Saham: Cara Setting Indikator di RTI Saham

Situs RTI, bisa anda buka disini: rti.co.id adalah salah satu situs yang memberikan informasi market, dan memungkinkan anda untuk menganalisa grafik saham, indikator, candlestick. Karena itu RTI seringkali digunakan trader saham untuk analisa teknikal atau sekedar cek grafik saham. 

Saya sering menerima pertanyaan rekan trader tentang cara setting indikator saham di RTI. Maka dari itu, di pos ini saya akan memberikan panduan agar anda bisa menampilkan indikator saham di situs RTI. Oke here we go.

1. Buka situs rti.co.id

2. Tampilan beranda situs RTI seperti dibawah ini: 

RTI Saham
3. Untuk menampilkan indikator saham di RTI, anda bisa klik menu Chart (lihat lingkaran hijau pada gambar diatas). Nanti anda akan masuk di Tab baru, dan muncul tampilan grafik saham seperti dibawah ini: 

Grafik RTI Saham
4.  Kemudian pada grafiknya (terserah dimana saja) klik kanan --> pilih Insert Indicators 

Indikator RTI Saham
5. Lalu akan muncul pilihan indikator2 saham seperti dibawah ini: 


Anda bisa menampilkan indikator2 saham yang anda inginkan, misalnya moving average, stochastic, MACD, money flow dan lain2. 

Semoga pos ini menjawab pertanyaan rekan-rekan tentang cara menampilkan indikator trading di RTI saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.