Cara Mencari Harga Saham di Laporan Keuangan IDX

Cara Mencari Harga Saham di Laporan Keuangan IDX

Jika anda ingin mencari data historis harga saham perusahaan secara bulanan dan harga saham tahunan untuk analisa saham anda, anda bisa mencarinya di Ringkasan Kinerja Laporan Keuangan yang disediakan oleh situs IDX. 

Bagaimana caranya? Berikut langkah-langkah mencari harga saham di laporan keuangan IDX: 

1. Buka situs www.idx.co.id 

2. Kemudian buka menu Data Pasar --> Ringkasan Performa Perusahaan Tercatat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tampilan dibawah ini: 


3. Lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini: 

(Klik gambar untuk memperbesar)

Untuk mencari data harga saham, anda tinggal mengetikkan kode saham yang anda inginkan pada menu "Search By". Kalau anda belum hafal kode perusahaan di Bursa Efek, silahkan googling.

4. Lalu ketikkan kode saham yang anda inginkan. Misalnya anda ingin mencari data harga saham PT Bank Niaga Tbk (BNGA). Ketikkan BNGA kemudian klik Cari. Perhatikan gambar dibawah ini: 


Kemudian akan muncul ringkasan performa BNGA. Untuk menampilkannya, anda tinggal klik 'Unduh' (perhatikan tanda yang saya beri lingkaran merah). 

5. Lalu akan muncul ringkasan harga saham perusahaan dalam file PDF. Biasanya ada di Halaman 2. Untuk lebih jelasnya perhatikan tampilan dibawah ini.

(Klik gambar untuk memperbesar)

Perhatikan pada trading activities, anda bisa melihat data historis harga saham secara bulanan dan tahunan (Desember) selama beberapa tahun. 

Itulah cara mencari harga saham perusahaan di situs IDX. Anda bisa mendapatkan data harga saham tersebut selama 3-4 tahun terakhir, dan harga saham yang ditampilkan adalah harga saham setiap bulan dan harga saham akhir tahun untuk harga tertinggi, pembukaan dan harga penutupan. 

Kemudian anda bertanya lagi: "Bung Heze, saya ingin cari data harga saham OHLC harian. Apakah bisa dicari di situs IDX tersebut?"

Situs IDX tidak menyediakan data historis harga saham harian. Anda sebenarnya juga bisa mencari data harga saham historis di situs Yahoo Finance. Anda bisa baca langkah-langkahnya disini: Cara Mencari Data Harga Saham Yahoo Finance. Perbedaannya, situs IDX lebih detail menyediakan ringkasan harga saham bulanan dan tahunan. Sedangkan pada Yahoo Finance, lebih detail menampilkan historis harga saham harian. 

Data harga saham ini mungkin akan berguna untuk anda yang ingin menganalisis candlestick harga saham secara real time selama periode waktu tertentu, untuk menguji sistem teknikal anda. 

Semoga bermanfaat.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham 100 Rupiah untuk Trading

Saham 100 Rupiah untuk Trading

Beberapa waktu lalu, ada seorang trader saham yang bertanya ke saya: "Bung Heze, ada rekomendasi saham murah yang harganya di kisaran Rp100 buat trading? Modal saya masih kecil, jadi belum bisa beli saham-saham yang harganya agak tinggi".

Menanggapi pertanyaan tersebut, maka saya akan menjawabnya di pos ini. Sekaligus saya juga ingin sharing tentang 'saham-saham nominal rendah' dari sisi return dan risikonya pada anda para trader. 

Sebagai seorang trader, saya menyarankan pada anda untuk tidak hanya mencari saham yang nominal harganya kecil, tapi carilah juga yang sahamnya bagus alias layak buat trading. 

Carilah saham murah yang layak untuk trading, bukan hanya sekedar saham yang murah, tapi murahan. Saya pernah bahas analisanya disini: Saham Murah yang Bagus untuk Trading. 

Kalau anda mau mencari saham-saham yang harganya Rp100-an buat trading, ada beberapa fakta tentang saham murah yang harus anda pahami: 

1. Saham yang harga (nominal)-nya rendah, umumnya adalah saham2 gorengan 

Di pos ini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia, saya menuliskan bahwa salah satu ciri saham gorengan adalah nominal harganya rendah, karena saham2 yang harganya rendah cenderung lebih mudah dinaik-turunkan oleh bandar, ketimbang harga saham yang agak tinggi dengan volume dan transaksi yang stabil. 

Saham2 yang harganya rendah juga banyak yang tidak likuid alias saham gorengan. Di mana saham2 tersebut dapat naik cepat dalam waktu singkat, dan turun puluhan persen dalam waktu singkat juga. 

Lalu anda nyeletuk: "Kalo gitu kan tinggal manfaatin aja untuk scalping kan gampang"

Well, masalahnya nggak semudah itu. Saham2 yang harganya sangat murah, tidak likuid, sahamnya memiliki pola grafik yang berantakan, sehingga tidak dapat dianalisa dengan layak menggunakan analisa teknikal. 

Banyak trader yang ujung2nya malah jadi spekulan karena sebenarnya trader nggak tahu kenapa beli saham tersebut, analisanya apa dan hanya asal milih saham pokoknya murah.  

Di satu sisi, trader bisa dapat profit cepat, tapi di sisi lain, potensi loss-nya jauh lebih besar. Saya sering menerima cerita dari trader2 pemula yang mengalami kerugian besar di saham, karena trader hanya mengincar saham2 murah yang risikonya tinggi, tanpa mempelajari inti analisa teknikal dan screening saham itu sendiri. 

Kalau anda mau mempraktikkan trading cepat, anda harus melakukan analisa dan pemilihan saham yang benar. Saya sudah membahas analisa2nya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Memang ada saham-saham yang harganya rendah tapi bid-offernya tetap banyak. Contohnya? Anda bisa perhatikan sahamnya BKSL, TRAM waktu real time trading. Perhatikan bid-offernya yang tetap tebal selama jam trading.

Tapi perlu anda ingat juga, bahwa saham2 yang harganya murah ini tetap memiliki risiko fluktuatif yang lebih besar, dan pergerakan harga yang tidak pasti. 

Apalagi jika saham-saham murah ini, 'murahnya' karena downtrend / tren turun berkepanjangan, maka pola pergerakan saham2 seperti ini jauh lebih berbahaya untuk trader, terutama untuk swing trader. 

2. Saham Rp100, apakah fundamentalnya bagus? 

Logikanya, kalau ada saham yang sudah beberapa tahun melantai di Bursa, dan sahamnya cuma berada di harga Rp100 saja, maka fundamental perusahaan tersebut patut dipertanyakan. 

Saham2 yang fundamentalnya benar2 bagus, sahamnya likuid, harganya akan terus diburu trader, investor, ditransaksikan lebih sering, sehingga harganya akan terus naik dalam jangka panjang. Perhatikan saham2 blue chip misalnya, di mana beberapa saham blue chip sampai melakukan stock split karena harganya naik terus. 

Nah, kalau anda menemukan saham yang harganya Rp100 per saham, plus sahamnya nggak likuid, fundamentalnya juga nggak jelas, apakah anda mau tetap spekulasi dengan membeli saham2 tersebut? 

Terlebih lagi, kalau anda punya tujuan nabung saham (sekarang juga banyak orang yang mulai coba nabung saham), maka saham-saham seperti ini tentu nggak layak untuk dibeli. Nabung saham bukan hanya soal beli saham murah, tapi juga beli saham yang fundamentalnya bagus. 

Saya juga menyarankan pada anda khususnya trader pemula yang memulai trading dengan modal kecil... Kalau anda mau memulai trading, mulailah dengan modal paling tidak Rp1 juta. Jangan Rp100 ribu.. 

Ya sebenarnya bisa saja anda beli saham dengan duit Rp100. Tapi dengan modal sekecil itu, ujung2nya anda pasti akan cari saham2 yang nominalnya rendah itu tadi, karena modal Rp100 ribu tentu tidak bisa anda gunakan untuk beli saham yang harganya Rp3.000 per saham. Padahal, saham2 seperti ini mayoritas kualitasnya jelek untuk seorang trader. 

Sebaliknya, jika anda memiliki modal minimal Rp1-3 juta untuk trading, anda bisa memilih saham2 yang lebih layak. Toh, sebenarnya banyak saham murah (nggak harus Rp100 juga) yang bagus yang terjangkau dengan modal Rp1-3 juta. Baca juga: Daftar Saham Bagus Harga Murah

Dengan mengincar saham yang layak trading, anda juga bisa belajar analisa teknikal melalui praktik. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Trading: Cara Saya Belajar Saham

Pengalaman Trading: Cara Saya Belajar Saham

Saya sering mendapat request dari rekan-rekan trader, di mana rekan2 trader ingin agar saya sharing tentang pengalaman bagaimana cara saya belajar saham waktu masih pemula, sehingga bisa bertahan dan mengembangkan modal trading. 

Jadi di pos ini, saya akan sharing tentang cara saya belajar saham, full berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri. Tahapan-tahapan yang saya lakukan dalam belajar saham adalah:  

1. Belajar basic saham. Basic saham yang seperti apa? 

Catatan: Sebelum memutuskan untuk belajar saham, saya sudah memantapkan hati untuk terjun ke dunia saham (siap dengan profit dan risikonya). Jadi kalau hati anda belum mantap, maka jangan memaksakan untuk masuk ke pasar saham. 

Basic saham yang saya pelajari adalah: Pengenalan saham yaitu terkait: Keuntungan di saham yang bisa didapatkan, risiko-risiko di saham, analisa yang digunakan untuk membeli dan menjual saham, mekanisme perdagangan saham, return dan risiko, memahami perusahaan2 yang go public dan harga sahamnya, istilah2 saham. Basic dan teori sekali.  

Sambil belajar basic saham ini, saya juga membuka rekening di kantor sekuritas. Jadi sambil menunggu akun software online trading selesai, saya bisa mendalami dahulu basic-basic saham.

Jadi langkah paling pertama adalah mempelajari dahulu teori dan fakta-fakta yang ada di pasar saham. Tujuannya adalah supaya saya mendapatkan pemahaman tentang saham.   

2. Mempelajari software trading saham

Setelah software online trading saya jadi, saya mulai mempelajari tampilan2 / menu software trading, mulai dari cara beli-jual saham di software, cara menampilkan menu chart, running trade, jam trading Bursa Efek. 

Dan yang paling penting adalah mempelajari mekanisme bid-offer saham, karena pada saat anda membeli maupun menjual saham, anda harus paham cara membaca bid-offer. Tentang mekanisme perdagangan saham, saya juga sudah bahas lengkap disini: Belajar Saham Pemula. 

3. Belajar analisa teknikal, fundamental, dan pergerakan saham

Belajar analisa teknikal dan fundamental ini juga saya barengi dengan langkah kedua (belajar software trading), karena melalui software trading ini anda bisa mempelajari analisa teknikal dan setting indikator. 

Anda yang ingin mendalami analisa teknikal mulai pemula - bisa trading dan mencari saham mandiri, anda bisa mempraktikkan materi2 di ebook trading saham (427 halaman) disini: Ebook Belajar Saham  

4. Virtual trading 

Saya mempelajari analisa teknikal dan fundamental selama dua minggu lebih. Setelah itu, saya memutuskan untuk melakukan virtual trading alias demo trading. Tentang virtual trading yang saya lakukan, pernah saya ceritakan disini: Cara Trading dengan Demo (Virtual) Trading Saham.

Saya melakukan virtual trading selama kurang lebih 1,5 bulan, sebelum saya memutuskan untuk trading pakai modal beneran.  

Untuk virtual trading ini, bukanlah sesuatu yang wajib untuk anda lakukan. Saya melakuan virtual trading agar saya sudah memiliki saham pilihan saat trading, dan saya tidak bingung dengan apa yang harus dilakukan ketika trading. 

Berdasarkan pengalaman pribadi, virtual trading memberikan efek yang sangat bagus untuk pemula. Kalau anda masih ragu untuk trading dengan modal beneran, tapi di satu sisi anda belum banyak gambaran tentang trading dan analisa saham, anda bisa coba virtual trading dahulu.  


5. Praktik trading dengan modal kecil 

Setelah virtual trading, barulah saya menjalankan trading dengan modal kecil, hanya sekitar Rp1-2 juta. Kenapa tidak memulai dengan modal besar? Karena sebagai pemula, mengelola modal kecil dapat memberikan rasa psikologis yang lebih tenang ketimbang mengelola modal jumbo. 

Pemula yang masih belum pengalaman, harus memulai dengan cara yang bertahap. Setelah bisa mendapatkan profit, barulah saya menambah modal trading secara bertahap. 

Pada saat awal trading, saya hanya menggunakan satu indikator leading, satu indikator lagging, volume, analisa tren dan candlestick. Konsep yang dahulu saya terapkan yaitu beli saham saat turun, dan jual saat naik, tetap berlaku sampai saat ini. 

Saya juga menuangkan konsep-konsep tersebut yang sangat bagus untuk trader pemula maupun anda yang sudah pengalaman disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.

6. Praktik dan mendalami analisa teknikal 

Hal paling utama dalam trading adalah PRAKTIK. Yang anda harus anda praktikkan adalah: Menggunakan analisa teknikal untuk menghasilkan profit. 

Jadi setelah saya melalui tahapan pemula, dalam arti sudah paham tentang saham, risiko2nya, bisa untung dengan modal kecil, mekanisme perdagangan trading, maka saya mulai terus fokus untuk mengasah skill trading. 

Di dalam perjalanan trading sebagai pemula, tentu apa yang saya alami tidak berjalan sesuai harapan. Memang dalam 6 bulan pertama saya berhasil mengembangkan modal Rp1-3 juta dengan baik, namun karena gegabah, saya juga mengalami kerugian2 yang besar. 

Maka dari itu, selain fokus pada analisa dan praktik, saya mempelajari kesalahan-kesalahan trading melalui evaluasi trading. 

Evaluasi trading pribadi itu sangat diperlukan agar anda bisa mengetahui kesalahan-kesalahan yang anda buat. Semua trader pasti pernah rugi. Itu adalah hal yang lumrah. Namun yang membedakan trader sukses dan tidak adalah, trader sukses mau mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan2 tradingnya.   

Itulah cara belajar saham saya belajar saham sebagai pemula. Cara belajar saham saya mungkin bisa berbeda dengan anda. Semoga apa yang saya tulis ini paling tidak  bisa memberikan acuan belajar saham untuk anda yang sedang menekuni trading maupun investasi.  

Sebenarnya masih banyaaaaak sekali yang bisa saya ceritakan termasuk cara-cara mengelola modal trading yang benar, psikologis trading, praktik2 analisa teknikal, cara menyusun trading plan, mempelajari kesalahan2 trader. Saya tuangkan semua di ebook saham: Ebook Saham Pemula - Expert. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Daftar Saham MSCI Indonesia

Daftar Saham MSCI Indonesia

Di pasar saham, anda bisa memilih saham-saham dengan mengacu pada indeks saham tertentu. Indeks saham tertentu terkadang mengelompokkan saham kedalam daftar saham2 yang likuiditasnya bagus (seperti Indeks LQ45), kinerja fundamental (seperti Indeks Kompas 100 dan Indeks IDX30). 

Sehingga daftar indeks saham tertentu bisa menjadi acuan anda dalam memilah saham, karena jumlah saham di Bursa Efek ada banyak sekali. Terutama buat pemula yang bingung memilih saham, anda bisa menjadikan saham-saham yang ada di indeks tertentu seperti LQ45 untuk dimasukkan dalam daftar saham trading anda. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Salah satu daftar indeks saham di Indonesia yaitu Indeks MSCI Indonesia. Kalau anda belum apa itu indeks MSCI, anda bisa baca pos saya disini: Mengenal Indeks MSCI dan Pengaruhnya ke Harga Saham. 

Apa saja yang termasuk dalam saham-saham MSCI Indonesia? MSCI Indonesia terdiri dari 28 saham yang diterbitkan oleh Morgan Stanley Capital Indeks. Berikut adalah daftar saham MSCI Indonesia:   

1. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
2. PT Astra International Tbk (ASII)
3. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
5. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
6. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 
7. PT Bank Danamon Tbk (BDMN)'
8. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
9. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) 
10. PT Charoend Pokhpand Indonesia Tbk (CPIN)
11. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
12. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
13. PT Indofood CBP Tbk (ICBP)
14. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
15. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP)
16. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
17. PT Jasamarga (Persero) Tbk (JSMR)
18. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
19. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
20. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
21. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
22. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
23. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
24. PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) 
25. PT Pabrik Kertas Twiji Kimia Tbk (TKIM) 
26. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero Tbk (TLKM)
27. PT United Tractors Tbk (UNTR)
28. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 

Itulah daftar indeks saham MSCI Indonesia. Indeks MSCI Indonesia ini penting karena digunakan untuk mengukur performa market saham di Indonesia. Jadi saham2 yang masuk di MSCI Indonesia ini adalah saham2 yang punya pergerakan saham serta kapitalisasi pasar yang baik. 

Memang bukan berarti trading di saham MSCI pasti akan profit. AN

Buat 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

RTI Saham: Cara Setting Indikator di RTI Saham

RTI Saham: Cara Setting Indikator di RTI Saham

Situs RTI, bisa anda buka disini: rti.co.id adalah salah satu situs yang memberikan informasi market, dan memungkinkan anda untuk menganalisa grafik saham, indikator, candlestick. Karena itu RTI seringkali digunakan trader saham untuk analisa teknikal atau sekedar cek grafik saham. 

Saya sering menerima pertanyaan rekan trader tentang cara setting indikator saham di RTI. Maka dari itu, di pos ini saya akan memberikan panduan agar anda bisa menampilkan indikator saham di situs RTI. Oke here we go.

1. Buka situs rti.co.id

2. Tampilan beranda situs RTI seperti dibawah ini: 

RTI Saham
3. Untuk menampilkan indikator saham di RTI, anda bisa klik menu Chart (lihat lingkaran hijau pada gambar diatas). Nanti anda akan masuk di Tab baru, dan muncul tampilan grafik saham seperti dibawah ini: 

Grafik RTI Saham
4.  Kemudian pada grafiknya (terserah dimana saja) klik kanan --> pilih Insert Indicators 

Indikator RTI Saham
5. Lalu akan muncul pilihan indikator2 saham seperti dibawah ini: 


Anda bisa menampilkan indikator2 saham yang anda inginkan, misalnya moving average, stochastic, MACD, money flow dan lain2. 

Semoga pos ini menjawab pertanyaan rekan-rekan tentang cara menampilkan indikator trading di RTI saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Panduan Cara Membeli Saham Blue Chip

Panduan Cara Membeli Saham Blue Chip

Bagaimana cara membeli saham blue chip? Saya sering menerima pertanyaan rekan-rekan trader tentang cara membeli saham blue chip. Jika anda belum tahu saham blue chip dan kriteria2nya, baca lagi pos saya disini: Pengertian Saham Blue Chip: Apa itu Saham Blue Chip?

Untuk bisa membeli saham blue chip, maka anda harus mengetahui dahulu apa saja saham-saham yang termasuk dalam blue chip di Bursa Efek. Lihat juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. 

Menentukan suatu saham termasuk saham blue chip atau tidak, memang ada unsur subjektivitasnya. Broker anda bisa saja mengatakan saham TINS adalah saham blue chip, sebaliknya broker lain bisa saja mengatakan TINS adalah saham lapis dua.  

Namun daftar2 saham blue chip diatas yang saya tuliskan, adalah saham2 blue chip yang selalu dijadikan acuan Bursa (untuk melihat penyumbang kenaikan / penurunan IHSG), analisa, pelaku pasar. 

Sekarang kita akan masuk ke panduan cara membeli saham blue chip

1. Buka akun di kantor sekuritas

Beli saham harus dilakukan melalui online trading anda. Kalau anda belum punya software trading, anda harus buka akun saham dulu di kantor sekuritas, karena perdagangan saham saat ini dilakukan melalui sistem online trading. 

Langkah2 buka akun di kantor sekuritas (bisa datang langsung maupun secara online), sudah saya bahas di ebook saham gratis yang saya terbitkan (26 halaman). Anda bisa download disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula.   

2. Membeli saham melalui software online trading 

Setelah itu, anda bisa mulai membeli saham blue chip melalui software trading anda. Untuk langkah2 / cara membeli saham, di beberapa pos, saya sudah menuliskan cara panduan cara membeli saham. Anda bisa baca-baca lagi disini: Panduan Cara Membeli Saham BRI. Panduan Cara Membeli Saham Indofood. 

3. Analisa grafik saham 

Sebelum beli saham, anda harus melakukan analisa grafik, untuk memutuskan apakah saham sudah layak beli. Apakah saham harganya sudah murah, atau masih terlalu tinggi? 

Anda harus menggunakan analisa teknikal untuk melakukan analisa saham. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Pos yang saya tulis sebenarnya basic sekali. Tapi berhubung banyak teman-teman yang ingin memulai belajar saham, tapi masih awam soal saham, terutama mengenai cara beli saham, tampilan software saham itu seperti apa. Intinya, masih banyak yang nggak tahu gambaran tentang saham dan trading... 

Maka di pos ini saya memberikan gambaran mengenai cara membeli saham di software trading, sehingga disini anda juga sekaligus mempelajari basic-basic saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Murah Dividen Besar, Pasti Untung?

Saham Murah Dividen Besar, Pasti Untung?

Apakah benar perusahaan yang membagi dividen besar dan harga sahamnya masih relatif terjangkau, saham-saham tersebut pasti menguntungkan? 

Saham2 yang membagi saham dengan nilai dividend per share (DPS) yang besar biasanya akan selalu menarik perhatian. Saya juga sering menerima pertanyaan2 dari trader: "Saham A bagi dividen besar, apakah sudah bisa dibeli sekarang?"  

Saham yang membagi dividen besar belum tentu memberikan keuntungan untuk pebisnis saham. Mengapa? Ada dua pertimbangan yang harus anda analisa: 

1. Analisa teknikal saham tersebut 

Saham yang dividennya besar belum tentu punya pergerakan saham yang bagus. Dalam arti sahamnya likuid (banya peminat) dan sahamnya uptrend dalam jangka panjang. 

Di pasar saham, ada cukup banyak saham2 dengan dividen besar namun pergerakan sahamnya kurang baik, jarang ditradingkan. Misalnya anda bisa perhatikan beberapa grafik saham seperti ABDA, BRAM, PLIN... 

Sehingga meskipun dividend per share besar, tapi nilai dividen yang anda dapatkan tetap saja sangat kecil, karena nggak bisa membeli sahamnya dalam jumlah banyak (mungkin anda cuma bisa beli beberapa lot karena likuiditas saham yang rendah). 

Contohnya seperti saham BRAM, di mana dividend per share yang dibagikan sebesar Rp300 per saham, tapi likuiditas (bid-offer) sahamnya seperti ini: 


Selain faktor analisa teknikal, ada faktor lain yang membuat dividen besar itu tidak pasti menguntungkan, yaitu dividend trap.   

2. Dividend trap 

Di Saham Gain ini, saya sudah membahas banyak tentang dividend trap. Anda bisa baca lagi analisanya disini: Dividend Trap Saham dan Cara Mengatasinya dan Dividend Trap Saham: Contoh dan Pola.

Dividen yang besar juga dapat meningkatkan risiko dividend trap. Kalau anda mau tahu contohnya, kita bisa lihat saham MPMX, di mana saham ini sempat ramai karena MPMX akan bagi dividen besar. 

Tetapi di satu sisi, MPMX ini baru ramai saat harga sahamnya sudah naik duluan beberapa minggu sebelum pengumuman dividen. Sehingga, banyak pemain besar (bandar) yang sengaja akumulasi saham dalam jumlah besar untuk menjebak ritel. 

Dan pada tanggal ex date dividen, MPMX langsung anjlok dan terkena auto reject bawah (dividend trap). Anda bisa baca lagi tulisan saya disini: Analisa Saham MPMX dan Dividend Trap.

Kalau anda terjebak dengan dividennya yang besar, dan membeli di dekat tanggal cu date dan ex datenya, anda akan terkena dividend trap ini secara telak.  

Memang dividen besar itu jauh lebih menguntungkan dibandingkan dividen kecil. Faktanya, banyak trader saham jangka pendek yang mengincar dividen besar. Saya pun juga demikian. 

Tetapi sebagai trader, kita harus menganalisa lebih lanjut apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak. 

Jangan hanya "dibutakan" dengan nilai dividen yang besar dan harga saham yang murah. Tapi anda harus menganalisa faktor-faktor lainnya juga, agar anda tidak kehilangan modal anda.

Saran saya, kalau anda tipe trader / semi investor / investor yang suka mencari dividen besar, anda bisa lebih memilih saham-saham blue chip, karena saham2 blue chip selain membagi dividen besar, saham2 blue chip cenderung mudah naik / rebound setelah harganya turun di tanggal ex date. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia

Kesimpulannya, dividen besar itu menguntungkan, tapi tidak semua dividen besar itu sahamnya baik. Buat anda yang incar dividen besar, pilihlah saham2 yang sehat secara teknikal maupun fundamentalnya.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.