Bahayanya Jika Membeli Saham Saat Ex Date Dividen

Bahayanya Jika Membeli Saham Saat Ex Date Dividen

Pengumuman pembagian dividen oleh perusahaan go public biasanya merupakan pengumuman yang selalu ditunggu-tunggu oleh para pemegang saham. Terutama jika dividen dibagikan dalam jumlah besar. Sehingga pengumuman dividen pada umumnya akan turut mengerek harga saham perusahaan.

Biasanya harga saham akan mulai naik kencang mendekati tanggal cum date dividen. Jika anda belum tahu apa itu cum date dan ex date, baca pos: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen. Hal ini dikarenakan jika memiliki saham sebelum tanggal cum date, maka pemegang saham akan mendapatkan dividen.

Kalau anda ingin ikut membeli, saya tidak menyarankan anda koleksi sahamnya tepat pada saat tanggal ex date. Mengapa demikian? Biasanya harga saham rentan jatuh satu hari setelah tanggal cum date dividen atau lebih tepatnya saat tanggal ex date. 

Hal ini biasanya sering sekali terjadi, terutama pada saham-saham yang pengumuman dividennya direspon positif oleh pasar (ditunjukkan dengan naiknya harga saham menjelang cum date dividen). 

Tidak percaya? Saya berikan contoh saham LSIP yang cum datenya tanggal 8 Juni 2017 dan saham INDF yang cum date tanggal 9 Juni 2017. Pada tanggal 8 Juni saat cum date LSIP ditutup turun ke harga 1.450. Pada keesokan harinya (ex date), LSIP langsung dibuka anjlok ke 1.420 dan harga penutupannya 1.405. 

INDF juga mengalami hal yang sama. Pada tanggal cum date 9 Juni INDF ditutup turun di harga 8.450. Keesokan harinya saat tanggal ex date, INDF langsung dibuka turun di harga 8.400 dan setelah itu turun lagi hingga ke 8.325. Disini anda bisa lihat bahwa pelaku pasar akan menjual sahamnya saat tanggal ex date karena pelaku pasar merasa bahwa mereka sudah mendapat dividen dan sudah harga saham sudah naik tinggi, sehingga sudah waktunya take profit. 

Kalau anda membeli saham beberapa hari sebelum cum date, anda sudah mendapatkan kenaikan harga saham yang tinggi sebelumnya, sehingga ketika anda menjual saat ex date, anda masih bisa dapat gain. 

So, kalau anda terlambat menemukan perusahaan yang akan membagikan dividen sudah dekat sekali dengan tanggal cum date, lebih baik tidak perlu dikejar karena anda potensi loss yang lumayan besar saat memasuki tanggal ex date. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Gap Up IHSG dan Peluang Trading

Gap Up IHSG dan Peluang Trading

Gap up adalah istilah yang cukup populer di saham dan seringkali terjadi di saham2 tertentu maupun IHSG itu sendiri. Kalau anda belum tahu istilah gap up, anda bisa baca lagi tulisan saya disini: Gap Saham: Jebakan Gap Up. 

Gap up terjadi bisa karena adanya sentimen2 positif yang membuat pelaku pasar menjadi EUFORIA SESAAT. Perhatikan kata kuncinya: Euforia sesaat. Jadi gap up yang terjadi pada IHSG bisa disimpulkan TIDAK BERTAHAN LAMA. 

Sebagai contoh, perhatikan gap up IHSG dibawah ini (lingkaran hijau): 


Terkadang saya menemukan IHSG yang pada saat dibuka di sesi pre-opening (08:55), IHSG tiba2 sudah melonjak 1% lebih, dan saat jam trading IHSG terus naik. Di saat-saat seperti ini, mayoritas saham akan hijau, dan terkesan menarik untuk dibeli

Pada saat terjadi gap up di IHSG, saya sering menerima pertanyaan2 dari trader: "Pak Heze IHSG lagi naik, saham apa yang bagus hari ini?" "IHSG langsung naik tajam, apakah ada peluang naik lagi hari ini?"

Namun disaat seperti itulah, justru IHSG sebenarnya rawan koreksi / turun. IHSG yang naik dengan pola gap up, umumnya nggak lama kemudian akan cooling down, yaitu perlahan akan turun dan kembali menutup gap yang ada dibawahnya. 
IHSG yang dibuka gap up ibarat anda berjalan di jalan yang kelihatannya mulus, tapi banyak jebakan kerikil di dalamnya... 
Artinya, IHSG yang sedang gap up ini seolah memperlihatkan momen yang sangat menarik untuk trading. Padahal, di dalam gap up itu sendiri ada risiko yang terkadang tidak disadari, yaitu IHSG akan cooling down lagi dalam waktu cepat, sehingga saham2 yang naik tinggi saat pembukaan, perlahan akan turun menyesuaikan. 

Kalau nggak percaya anda bisa amati pergerakan IHSG ketik gap up. Misalnya IHSG dibuka naik 1,8%. Nggak lama kemudian, IHSG akan perlahan turun ke 1,7%, 1.64% dan seterusnya. 

Karena seperti yang saya tuliskan tadi bahwa gap up IHSG itu hanyalah euforia sesaat, maka kenaikan IHSG karena gap up tidak akan bertahan lama. 

"Apakah ada peluang trading ketika IHSG sedang gap up Pak Heze?" Tanya anda

Tentu ada.. 

Tidak ada salahnya anda membeli saham ketika kondisi IHSG lagi naik-naiknya dan gap up. Tapi saran saya, anda harus tetap menyesuaikan dengan strategi trading yang sudah anda terapkan, serta analisa masing-masing saham.

Jangan sampai karena IHSG lagi gap up, anda ikutan euforia dan kalap membeli banyak saham, padahal disitulah IHSG sebenarnya rawan turun.

Dalam kondisi IHSG yang sedang gap up, waspadai juga saham2 yang dibuka gap up, karena saham2 seperti ini biasanya juga akan menutup gap-nya dalam jangka pendek.   

Anda harus tetap menyesuaikan dengan strategi dan analisa masing2 dan jangan euforia dalam membeli saham. 

Saat IHSG gap up, saham-saham yang harganya masih di bottom umumnya bisa naik lebih lama dibandingkan saham2 yang sudah naik tinggi plus membentuk gap up. So, anda bisa menerapkan strategi bottom fishing saat IHSG lagi euforia sesaat. Baca juga: Analisis dan Strategi Bottom Fishing Saham.  

Catatan: Gap up IHSG dan penurunan IHSG setelahnya memang bukan rumus pasti. Terkadang IHSG yang dibuka gap up, IHSG bisa tetap bertahan dengan pola naiknya selama beberapa hari. 

Namun yang sering terjadi, kecenderungan IHSG memang akan lebih cepat koreksi setelah terjadi gap up. Semakin tinggi gap up, potensi cooling down semakin besar. Itulah mengapa anda harus tetap menganalisa dengan jernih dan objektif sekalipun IHSG lagi bagus. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part II

Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part II

Baca part sebelumnya: Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part I. Di Part I saya sudah menjelaskan banyak mengenai mengapa saya tertarik main saham hingga pengalaman saya rugi main saham. Pelan tapi pasti, kerugian main saham bisa saya tekan dan bisa berbuah menjadi profit. 

Tapi tentu saja semua itu butuh proses. Tidak ada cara instan untuk meraih kesuksesan main saham. Lalu, bagaimana cara saya bisa mengubah kerugian di pasar saham menjadi profit? 

Pertama, saya terus melakukan evaluasi trading. Mengapa evaluasi trading penting? Baca pos: Cara Tepat Melakukan Evaluasi Trading. Setelah mengalami kerugian berangsur, saya TIDAK TRADING. Berhenti total dan melakukan evaluasi, apa yang menyebabkan saya rugi. 

Ternyata penyebab kerugian saya adalah: Saya terlalu cepat puas dengan profit, ingin dapat lebih, selalu ingin trading setiap hari karena saya beranggapan semakin sering trading semakin banyak peluang mendapat profit, tidak punya trading plan. Dan alasan paling utama adalah: Saya masih kurang pengalaman.   

Kedua, setelah evaluasi saya mulai trading lagi dengan modal sekecil mungkin. Ketika mengalami rugi, jangan pernah menggunakan modal besar, karena potensi rugi akan lebih besar. Trading dengan modal kecil bertujuan untuk recovery psikologis dan mendapatkan pembelajaran lagi setelah rugi. 

Ketiga, jangan berhenti belajar. Kerugian yang saya alami mengindikasikan saya masih kurang pengalaman. Maka, saya harus banyak belajar analisa-analisa teknikal, dan mempelajari fluktuatif market. Perlahan namun pasti, saya lebih mampu membaca kondisi market: Kapan akan naik dan kapan akan koreksi lagi. 

Keempat, mulai mencari dan mengincar saham-saham yang cocok untuk ditradingkan. Kesalahan saya adalah saya sering membeli saham yang saya nggak tahu polanya sama sekali dan sering ikut-ikutan orang lain. 

Inilah yang menyebabkan saya rugi. Di trading-trading selanjutnya saya mulai screening saham-saham pilihan dan mulai trading hanya pada saham-saham yang cocok dengan tipe saya. Baca juga: Cara Melakukan Screening Saham

Kelima, memantapkan trading plan dan emosi. Setelah kerugian yang saya alami, saya mulai mencoba untuk trading lebih baik. Saya mulai menyusun trading plan, mengontrol emosi dan mengambil waktu istritahat saat sudah mendapat profit besar. Baca juga: Waktu Terbaik Berhenti (Rest) Trading Saham

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, langkah trading saya menjadi jauuuuuh lebih baik. Dan perlahan tapi pasti pula, akhirnya saya bisa mendapat cuan konsisten.  

"Apakah Pak Heze pakai sistem yang "katanya" bisa mendapatkan profit ratusan persen? Apakah Pak Heze juga mengikuti seminar ini dan itu yang "katanya" profitnya bisa menjanjikan?" Tanya anda 

Jawabannya: Tidak dan tidak. Secara manusiawi, kalau ada cara instan untuk dapat profit cepat di pasar saham pasti saya akan menggunakannya. Tetapi, kenyataannya tidak ada cara yang instan untuk jadi kaya.

Pos ini bukan mengajarkan pada anda bahwa anda harus rugi dahulu sebelum untung. Tetapi untuk mendapatkan profit anda butuh USAHA dan EVALUASI TRADING karena tidak ada yang kesuksesan yang diperoleh dengan mudah dan tidak ada sistem trading yang sempurna.. Bukankah begitu? 

Setelah anda membaca pos ini pun, belum tentu anda bisa langsung profit besar. Setidaknya dengan membaca pos ini anda sudah paham apa yang harus anda lakukan ketika anda berada dalam posisi rugi / loss. Kini anda tinggal praktik. Bagi saya, lebih baik mengajarkan cara mencari makan yang benar, daripada terus menerus memberi makan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part I

Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part I

Saya pertama kali mengenal saham ketika memasuki kuliah semester 6. Sebenarnya mengenal saham saat kuliah semester atas "agak" terlambat, karena banyak pemain saham sukses yang sudah mengenal pasar saham sejak Sekolah Menengah Atas. 

Tapi bagi saya, nggak ada kata terlambat untuk belajar. Yang membuat saya mulai mengenal dunia saham karena saya coba iseng-iseng ikutan teman-teman mengikuti semacam ekstrakurikuler pasar modal. 

Apalagi karena kuliah saya jurusan akutansi keuangan dan pasar modal, kalau nggak ngerti apa-apa tentang pasar modal setelah lulus, rasanya malu-maluin. Jadi apa boleh buat, meskipun belum tertarik dunia saham, saya coba ikutan. 

Belajar saham melalui ekstrakurikuler masih belum membuat saya mengerti bagaimana cara trading. Tapi dari situlah saya semakin tertantang untuk lebih mengerti dunia saham. Singkat cerita, ketika Praktik Kerja Lapangan (PKL), saya pun langsung memilih PKL di kantor sekuritas saham. 

Jika anda ingin lihat profil saya, anda bisa lihat disini: Profil Saya. 

Nah, masa-masa PKL inilah yang membuat saya jadi mengerti banyaaak sekali tentang trading. Saat belajar saham, saya memulainya dengan main akun demo, tidak langsung nekad main dengan modal beneran apalagi pakai modal jumbo. Baca juga: Lembar Kerja untuk Trading Saham. 

Awal-awal menjalani virtual trading, saya bisa mendapatkan keuntungan berlipat (walaupun hanya demo). Akhirnya, saya pun memutuskan untuk membuka rekening saham dan mulai trading dengan modal kecil. 

Selama enam bulan pertama, saya bisa mendapatkan profit yang cukup besar. Hasilnya tidak jauh berbeda ketika saya berlatih menggunakan akun virtual. Sebagai pemula, mendapatkan profit besar dalam waktu cepat biasanya berpotensi membuat trader menjadi overconfidence.

Hal ini ternyata juga saya alami. Setelah mendapat profit besar, saya mulai nafsu mengejar profit. Akhirnya, tanpa saya sadari saya menggunakan margin yang besar dan terkena force sell. Baca juga: Emosi Trader: Pengalaman Saya Kena Force Sell

Saat itu kebetulan IHSG sedang koreksi besar, sehingga hal ini turut mengacaukan trading saya. Keuntungan yang sudah saya peroleh selama 6 bulan pertama trading habis tergerus oleh kerugian. Sejak saat itu, saya sering sekali menelan kerugian karena selalu ada rasa ingin take revenge atas kerugian yang saya alami.

Bukannya untung yang didapat, malah kerugian yang saya alami semakin besar. Pelan tapi pasti, setelah saya melakukan banyak sekali evaluasi kerugian bisa berbalik menjadi keuntungan yang konsisten. 

Ingin tahu bagaimana cara saya mengembalikan kerugian menjadi profit yang lebih konsisten? Bagaimana cara mengevaluasi trading? Baca pengalaman main saham saya di Part II: Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part II


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menekan Cut Loss untuk Trader Pemula

Cara Menekan Cut Loss untuk Trader Pemula

Dalam trading saham, tahapan sebagai seorang trader pemula itu sangatlah penting dan krusial. Trader pemula dengan pengalaman trading yang masih minim, modal yang masih kecil / terbatas, harus mampu untuk menekan kerugian dan mengembangkan modal trading.  

Itu artinya, dalam tahapan pemula ini jangan sampai anda salah melangkah. Banyak sekali trader saham yang modal habis (bangkrut) karena mereka tidak memahami bagaimana cara menekan kerugian (cut loss). 

Sehingga menekan kerugian di saham untuk trader pemula ini menjadi tantangan tersendiri untuk anda. Belum lama ini, ada salah seorang rekan trader yang komentar dan bertanya di salah satu pos Facebook Belajar Saham saya. Berikut pertanyaannya: 


Oke kalau anda bertanya gimana cara menekan / meminimalkan cut loss untuk pemula dengan modal yang masih terbatas, kunci utamanya sebenarnya satu: Anda harus bisa memilih saham yang tepat buat trading.

Beneran itu kunci utamanya Pak Heze? Tanya anda ragu-ragu. 

Iya benar, itu kunci utamanya. Untung ruginya anda trading saham, semuanya ditentukan dari saham yang anda pilih. Kalau saham yang anda pilih naik, anda untung. Modal anda bertambah.

Tapi kalau saham yang anda pilih salah, saham yang anda pilih adalah saham2 jelek, ya otomatis risiko saham anda turun lebih besar. Disitulah modal anda akan berkurang. Kalau terus-menerus terjadi... Modal anda lama-kelamaan akan habis. 

Jadi kalau anda tanya bagaimana cara menekan cut loss, anda nggak perlu cari jawaban panjang lebar, mikirin metode yang aneh2 buat menghindari cut loss misalnya beli software pendeteksi sinyal trading yang harganya puluhan juta, atau ikut rekomendasi berbayar dengan harapan bisa untung terus. Trust me, itu nggak akan ngefek. Semua kembali ke analisa anda pribadi. 

Jawabannya dari dulu cuma satu: Pilih saham yang layak buat trading. Supaya anda bisa memilih saham yang layak buat trading, maka sebelum anda mau beli saham, anda harus lakukan tiga hal: 

1. Lakukan analisa teknikal, riset saham yang mau anda beli 
2. Lakukan dulu screening saham, untuk menyaring saham yang layak trading
3. Never trust anyone in stock market

Poin pertama, sebelum anda beli saham anda harus punya pengetahuan analisa teknikal. Jangan pernah beli saham kalau anda belum mengerti bagaimana cara baca grafik, bagaimana mengetahui saham2 yang berpotensi naik, bagaimana memahami saham2 yang layak trading.  Baca juga: Ebook Saham Analisa Teknikal

Poin kedua, jumlah saham di pasar saham itu banyak sekali. Anda yang masih pemula, sangat mungkin anda akan bingung ketika dihadapkan pada pilihan ratusan saham yang ada. Masalahnya, nggak semua saham itu bagus buat trading. 

Jadi sebelum anda terjun ke pasar saham, lakukan screening / menyaring saham2 yang potensial untuk trading.  Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.   

Saring beberapa saham dulu, dan saham2 yang berisiko jangan coba2 nekad trading, kecuali kalau nanti anda sudah mulai pengalaman, anda bisa belajar lebih banyak di saham2 yang berisiko ini tadi.  

Poin ketiga, anda boleh saja membaca, mempelajari analisa-analisa trader lain. Tapi ingatlah, jangan pernah 100% percaya pada analis lain. Jangan beli saham karena anda mendengar trader A bilang saham tersebut akan naik, kemudian langsung anda beli. 

Sebelum beli saham, lakukan dua hal itu tadi: Analisa teknikal (melihat momentum trading yang baik), kedua adalah screening saham. 

Ya sebenarnya tiga poin itu saja sih yang terpenting agar anda bisa menekan cut loss. Soalnya yang banyak sekali saya temui, trader-trader saham yang bangkrut dan akhirnya berujung menyalahkan pasar saham sebagai arena judi, sebagai penyebab kerugian karena mereka: Tidak melakukan analisa teknikal, tidak screening saham, dan banyak percaya dengan si ini si itu plus nekad trading pakai modal gede. 

Disamping itu, memang kemampuan mengelola modal dan psikologis trading juga sangat penting. Dua hal ini juga sudah saya bahas disini: Manajemen Modal & Psikologis Trading. Tapi dua hal ini harus jalan berbarengan dengan poin2 diatas itu tadi. 

Dengan kata lain begini: Kalau anda pingin trading tapi anda belum paham dengan analisa teknikal dan memilih saham, JANGAN TRADING DULU. Itu hanya akan membawa anda pada risiko kerugian yang berbahaya. 

Pahami dulu yang namanya analisa teknikal dan cara memilih saham yang benar terutama buat pemula. Nah, kalau anda masih ragu-ragu, anda bisa melakukan virtual (demo) trading dulu. Caranya pernah saya tulis disini: Cara Trading dengan Demo (Virtual) Trading Saham.

Virtual trading ini adalah cara yang dulu saya lakukan. Saya melakukannya selama 1,5-2 bulan sebelum trading beneran. 

Jadi dulu saya nggak langsung trading, tapi saya benar2 memahami dulu bagaimana caranya milih saham, dan setelah paham, sudah ada gambaran mau trading saham apa, sudah siap... Barulah saya trading pakai modal beneran. 

Apa efeknya? Efeknya sangat bagus, yaitu saya bisa menekan kerugian, karena saya sudah nggak bingung lagi harus beli saham apa, harus pilih saham apa, harus analisa yang seperti apa. 

Saya ingin berbagi sedikit pengalaman, di mana pertama kali saya trading dengan modal kecil yaitu Rp1-3 juta, dari 30 kali transaksi trading selama beberapa bulan pertama, 27 kali saya profit dan 3 kali cut loss. Tetapi nominal cut loss saya tetap jauh lebih sedikit dibandingkan profit.  

Lalu kenapa saya bisa cut loss? Cut loss yang saya lakukan mayoritas di saham-saham lapis tiga, karena saya waktu itu nekad, maka saham yang saya beli akhirnya berujung pada cut loss. 

Dan harus diakui, pemula pasti berisiko juga untuk salah mengambil posisi, tapi hal ini setidaknya bisa diminimalkan dengan analisa teknikal dan kemampuan memilih saham itu tadi. 

Jadi seandainya kalau nanti anda dalam posisi di mana anda harus cut loss, maka untuk pemula anda bisa cut loss dulu 2-3% dari harga beli anda, supaya kerugian anda tidak terlalu besar, dan modal anda tetap bisa berkembang nantinya.

Di satu sisi yang ingin saya sampaikan pada anda, sebenarnya trader pemula itu ada keuntungannya, yaitu trader pemula biasanya (dan selalu saya sarankan juga) biasnaya akan menggunakan modal kecil dulu.

Mengelola modal kecil, dari sisi psikologis itu jauh lebih mudah dibandingkan mengelola modal besar. Mengelola modal besar, berarti anda punya tanggung jawab yang lebih besar juga untuk menjaga portofolio yang sehat. 

Itulah mengapa anda yang masih pemula, anda harus pakai modal sekecil mungkin, supaya anda nggak stres, kepikiran kalau-kalau anda harus cut loss. 

Jika modal anda Rp2 juta dan anda cut loss 2%, maka kerugian anda adalah Rp40.000. Tapi kalau anda nekad main saham pakai duit Rp50 juta dan anda cut loss 2%, maka anda sudah rugi Rp1 juta. Apakah sebagai pemula anda siap dengan hal ini? 

Jadi itulah cara-cara menekan cut loss untuk trader pemula. Intinya semua ada pada pemilihan saham yang anda lakukan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Belum lama ini saya mendapat pertanyaan dari trader di email 401xdssh@gmail.com untuk membahas pengalaman trading dengan modal kecil. Berikut pertanyaannya: 

"Saya sering baca-baca tulisan Pak Heze di Sahamgain, dan menurut ulasan-ulasan Pak Heze trading saham sebaiknya dimulai dengan modal kecil dulu. Apakah Pak Heze bisa ceritakan pengalaman bagaimana cara trading dengan modal kecil, dan pemilihan saham yang dilakukan dengan modal terbatas?"

Saya tidak ingat berapa pastinya modal yang saya gunakan waktu pertama kali trading dan buka akun di sekuritas. Namun modal yang saya pakai berkisar antara Rp1-3 juta, nggak kurang dan nggak lebih dari itu. 

Sekarang saya akan bercerita pengalaman bagaimana saya trading dan mengelola, dan mengembangkan modal saya. Trading dengan modal kecil harus saya akui, pilihan saham sangat terbatas. Kita nggak bisa beli saham2 yang harganya tinggi. 

Apalagi waktu itu banyak saham2 bagus yang masih belum stock split. Fyi, dulu HMSP harganya 90.000-an per saham, sehingga jelas saya tidak mungkin menjangkau saham2 tersebut, dan BBRI harganya juga sudah hampir 10.000. Tapi sekarang HMSP sudah stock split dan harganya dibawah 4.000 per saham.  

MEMILIH SAHAM DENGAN MODAL KECIL 

Dengan modal kecil, saya hanya memilih saham-saham lapis dua, yang pergerakannya likuid, dan yang sahamnya mudah rebound setelah turun. Untuk bisa mengetahuinya, maka anda perlu melakukan screening saham. Screening saham bagus saya bahas praktik2nya disini: Panduan Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Yup, saham2 lapis dua yang memberikan profit (itu artinya saham tersebut polanya cocok untuk saya), akan lebih sering saya tradingkan. Jadi dengan modal yang masih kecil ini, saya memang cenderung "main aman", dan saya menghindari saham2 lapis tiga.

Pilihan saham yang masih terbatas ini, memang cukup "memberatkan" untuk trading, karena hanya beberapa opsi saham bagus yang bisa saya tradingkan. Namun dengan strategi "main aman" ini, justru modal saya bisa berkembang, daripada risk taker.  

Tapi kalau sekarang, dengan 1 lot yang sudah jadi 100 lembar saham (kalau dulu 1 lot = 500 lembar), pilihan saham anda sudah lebih banyak dan variatif. Anda sudah bisa membeli saham2 blue chip dengan modal segitu. 

Itulah mengapa sebelum terjun ke dunia trading, penting sekali bagi anda untuk paham dahulu apa itu trading, bagaimana cara trading, bagaimana cara memilih saham. Supaya dalam trading nanti anda minimal sudah tahu apa yang harus dilakukan, sudah punya arah ketika mau memilih saham.  

MEMANAJEMEN & MENGEMBANGKAN MODAL 

Modal kecil bisa menjadi berkembang berkali-kali lipat, asalkan anda bisa mengelola modal trading anda dengan benar. Modal bisa berkembang jika anda mendapatkan profit. 

Untuk mendapatkan profit, maka harus memilih saham-saham yang benar untuk trading. Hal ini juga sudah saya jelaskan di paragraf sebelumnya. Selalu gunakan analisa teknikal sebelum anda trading. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Meskipun anda masih pemula dan modal anda masih sedikit, tetap gunakan analisa anda sendiri sebelum beli saham. Jangan mudah terpengaruh ajakan2 untuk membeli saham A, saham B, di mana saham2 tersebut belum tentu saham yang bakalan naik. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Banyak trader yang modalnya habis karena mereka tidak melakukan analisa sebelum beli saham, tidak menggunakan / percaya dengan analisa sendiri, tidak riset sebelum trading. Padahal tahapan awal trading yang benar ini sangat diperlukan untuk perkembangan modal anda. 

Dalam mengembangkan modal, saya juga menggunakan strategi compound, yaitu menginvestasikan kembali profit yang saya dapatkan. So, ketika modal saya masih kecil, saya nggak terlalu banyak menggunakan profit saya untuk kebutuhan2 atau keinginan lain. 

Namun saya lebih cenderung menginvestasikan lagi keuntungan yang saya dapat untuk beli saham lagi. Dengan demikian, modal akan berkembang jauh lebih cepat. Saya pernah bahas  strategi compound disini: Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas. 

Itulah sedikit banyak pengalaman trading saham saya dengan modal kecil. Anda yang sekarang sedang memulai trading dengan modal kecil, ini adalah kesempatan anda untuk berkembang dalam trading. Baik anda yang part time trader maupun yang bercita-cita jadi full time trader, setiap dari anda punya peluang yang sama untuk sukses. 

Lalu untuk pemula, kapan anda harus berhenti trading? Berapa saham yang ideal untuk pemula? Bagaimana cara diversifikasi portofolio saham yang benar? Kapan harus suntik modal? Kalau sudah profit, apa yang harus dilakukan?

Untuk memanajemen modal saham anda lebih baik, anda bisa membaca langkah2 manajemen modal dan trading plan disini: Manajemen Modal & Trading Plan Saham.  

Intinya, untuk bisa berkembang dalam trading, anda harus memulai dengan LANGKAH YANG BENAR, BUKAN DENGAN MODAL YANG BESAR.  

Justru jika anda merupakan trader pemula, saya menyarankan anda untuk menggunakan modal sekecil mungkin. Jika anda sudah mengalami perkembangan dalam trading (bisa profit dengan rugi sekecil mungkin), anda bisa menambah modal anda secara bertahap. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Belum lama ini saya mendapat pertanyaan dari trader di email 401xdssh@gmail.com untuk membahas pengalaman trading dengan modal kecil. Berikut pertanyaannya: 

"Saya sering baca-baca tulisan Pak Heze di Sahamgain, dan menurut ulasan-ulasan Pak Heze trading saham sebaiknya dimulai dengan modal kecil dulu. Apakah Pak Heze bisa ceritakan pengalaman bagaimana cara trading dengan modal kecil, dan pemilihan saham yang dilakukan dengan modal terbatas?"

Saya tidak ingat berapa pastinya modal yang saya gunakan waktu pertama kali trading dan buka akun di sekuritas. Namun modal yang saya pakai berkisar antara Rp1-3 juta, nggak kurang dan nggak lebih dari itu. 

Sekarang saya akan bercerita pengalaman bagaimana saya trading dan mengelola, dan mengembangkan modal saya. Trading dengan modal kecil harus saya akui, pilihan saham sangat terbatas. Kita nggak bisa beli saham2 yang harganya tinggi. 

Apalagi waktu itu banyak saham2 bagus yang masih belum stock split. Fyi, dulu HMSP harganya 90.000-an per saham, sehingga jelas saya tidak mungkin menjangkau saham2 tersebut, dan BBRI harganya juga sudah hampir 10.000. Tapi sekarang HMSP sudah stock split dan harganya dibawah 4.000 per saham.  

MEMILIH SAHAM DENGAN MODAL KECIL 

Dengan modal kecil, saya hanya memilih saham-saham lapis dua, yang pergerakannya likuid, dan yang sahamnya mudah rebound setelah turun. Untuk bisa mengetahuinya, maka anda perlu melakukan screening saham. Screening saham bagus saya bahas praktik2nya disini: Panduan Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Yup, saham2 lapis dua yang memberikan profit (itu artinya saham tersebut polanya cocok untuk saya), akan lebih sering saya tradingkan. Jadi dengan modal yang masih kecil ini, saya memang cenderung "main aman", dan saya menghindari saham2 lapis tiga.

Pilihan saham yang masih terbatas ini, memang cukup "memberatkan" untuk trading, karena hanya beberapa opsi saham bagus yang bisa saya tradingkan. Namun dengan strategi "main aman" ini, justru modal saya bisa berkembang, daripada risk taker.  

Tapi kalau sekarang, dengan 1 lot yang sudah jadi 100 lembar saham (kalau dulu 1 lot = 500 lembar), pilihan saham anda sudah lebih banyak dan variatif. Anda sudah bisa membeli saham2 blue chip dengan modal segitu. 

Itulah mengapa sebelum terjun ke dunia trading, penting sekali bagi anda untuk paham dahulu apa itu trading, bagaimana cara trading, bagaimana cara memilih saham. Supaya dalam trading nanti anda minimal sudah tahu apa yang harus dilakukan, sudah punya arah ketika mau memilih saham.  

MEMANAJEMEN & MENGEMBANGKAN MODAL 

Modal kecil bisa menjadi berkembang berkali-kali lipat, asalkan anda bisa mengelola modal trading anda dengan benar. Modal bisa berkembang jika anda mendapatkan profit. 

Untuk mendapatkan profit, maka harus memilih saham-saham yang benar untuk trading. Hal ini juga sudah saya jelaskan di paragraf sebelumnya. Selalu gunakan analisa teknikal sebelum anda trading. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Meskipun anda masih pemula dan modal anda masih sedikit, tetap gunakan analisa anda sendiri sebelum beli saham. Jangan mudah terpengaruh ajakan2 untuk membeli saham A, saham B, di mana saham2 tersebut belum tentu saham yang bakalan naik. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Banyak trader yang modalnya habis karena mereka tidak melakukan analisa sebelum beli saham, tidak menggunakan / percaya dengan analisa sendiri, tidak riset sebelum trading. Padahal tahapan awal trading yang benar ini sangat diperlukan untuk perkembangan modal anda. 

Dalam mengembangkan modal, saya juga menggunakan strategi compound, yaitu menginvestasikan kembali profit yang saya dapatkan. So, ketika modal saya masih kecil, saya nggak terlalu banyak menggunakan profit saya untuk kebutuhan2 atau keinginan lain. 

Namun saya lebih cenderung menginvestasikan lagi keuntungan yang saya dapat untuk beli saham lagi. Dengan demikian, modal akan berkembang jauh lebih cepat. Saya pernah bahas  strategi compound disini: Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas. 

Itulah sedikit banyak pengalaman trading saham saya dengan modal kecil. Anda yang sekarang sedang memulai trading dengan modal kecil, ini adalah kesempatan anda untuk berkembang dalam trading. Baik anda yang part time trader maupun yang bercita-cita jadi full time trader, setiap dari anda punya peluang yang sama untuk sukses. 

Lalu untuk pemula, kapan anda harus berhenti trading? Berapa saham yang ideal untuk pemula? Bagaimana cara diversifikasi portofolio saham yang benar? Kapan harus suntik modal? Kalau sudah profit, apa yang harus dilakukan?

Untuk memanajemen modal saham anda lebih baik, anda bisa membaca langkah2 manajemen modal dan trading plan disini: Manajemen Modal & Trading Plan Saham.  

Intinya, untuk bisa berkembang dalam trading, anda harus memulai dengan LANGKAH YANG BENAR, BUKAN DENGAN MODAL YANG BESAR.  

Justru jika anda merupakan trader pemula, saya menyarankan anda untuk menggunakan modal sekecil mungkin. Jika anda sudah mengalami perkembangan dalam trading (bisa profit dengan rugi sekecil mungkin), anda bisa menambah modal anda secara bertahap. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.