Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part I

Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part I

Saya pertama kali mengenal saham ketika memasuki kuliah semester 6. Sebenarnya mengenal saham saat kuliah semester atas "agak" terlambat, karena banyak pemain saham sukses yang sudah mengenal pasar saham sejak Sekolah Menengah Atas. 

Tapi bagi saya, nggak ada kata terlambat untuk belajar. Yang membuat saya mulai mengenal dunia saham karena saya coba iseng-iseng ikutan teman-teman mengikuti semacam ekstrakurikuler pasar modal. 

Apalagi karena kuliah saya jurusan akutansi keuangan dan pasar modal, kalau nggak ngerti apa-apa tentang pasar modal setelah lulus, rasanya malu-maluin. Jadi apa boleh buat, meskipun belum tertarik dunia saham, saya coba ikutan. 

Belajar saham melalui ekstrakurikuler masih belum membuat saya mengerti bagaimana cara trading. Tapi dari situlah saya semakin tertantang untuk lebih mengerti dunia saham. Singkat cerita, ketika Praktik Kerja Lapangan (PKL), saya pun langsung memilih PKL di kantor sekuritas saham. 

Jika anda ingin lihat profil saya, anda bisa lihat disini: Profil Saya. 

Nah, masa-masa PKL inilah yang membuat saya jadi mengerti banyaaak sekali tentang trading. Saat belajar saham, saya memulainya dengan main akun demo, tidak langsung nekad main dengan modal beneran apalagi pakai modal jumbo. Baca juga: Lembar Kerja untuk Trading Saham. 

Awal-awal menjalani virtual trading, saya bisa mendapatkan keuntungan berlipat (walaupun hanya demo). Akhirnya, saya pun memutuskan untuk membuka rekening saham dan mulai trading dengan modal kecil. 

Selama enam bulan pertama, saya bisa mendapatkan profit yang cukup besar. Hasilnya tidak jauh berbeda ketika saya berlatih menggunakan akun virtual. Sebagai pemula, mendapatkan profit besar dalam waktu cepat biasanya berpotensi membuat trader menjadi overconfidence.

Hal ini ternyata juga saya alami. Setelah mendapat profit besar, saya mulai nafsu mengejar profit. Akhirnya, tanpa saya sadari saya menggunakan margin yang besar dan terkena force sell. Baca juga: Emosi Trader: Pengalaman Saya Kena Force Sell

Saat itu kebetulan IHSG sedang koreksi besar, sehingga hal ini turut mengacaukan trading saya. Keuntungan yang sudah saya peroleh selama 6 bulan pertama trading habis tergerus oleh kerugian. Sejak saat itu, saya sering sekali menelan kerugian karena selalu ada rasa ingin take revenge atas kerugian yang saya alami.

Bukannya untung yang didapat, malah kerugian yang saya alami semakin besar. Pelan tapi pasti, setelah saya melakukan banyak sekali evaluasi kerugian bisa berbalik menjadi keuntungan yang konsisten. 

Ingin tahu bagaimana cara saya mengembalikan kerugian menjadi profit yang lebih konsisten? Bagaimana cara mengevaluasi trading? Baca pengalaman main saham saya di Part II: Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung - Part II


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menekan Cut Loss untuk Trader Pemula

Cara Menekan Cut Loss untuk Trader Pemula

Dalam trading saham, tahapan sebagai seorang trader pemula itu sangatlah penting dan krusial. Trader pemula dengan pengalaman trading yang masih minim, modal yang masih kecil / terbatas, harus mampu untuk menekan kerugian dan mengembangkan modal trading.  

Itu artinya, dalam tahapan pemula ini jangan sampai anda salah melangkah. Banyak sekali trader saham yang modal habis (bangkrut) karena mereka tidak memahami bagaimana cara menekan kerugian (cut loss). 

Sehingga menekan kerugian di saham untuk trader pemula ini menjadi tantangan tersendiri untuk anda. Belum lama ini, ada salah seorang rekan trader yang komentar dan bertanya di salah satu pos Facebook Belajar Saham saya. Berikut pertanyaannya: 


Oke kalau anda bertanya gimana cara menekan / meminimalkan cut loss untuk pemula dengan modal yang masih terbatas, kunci utamanya sebenarnya satu: Anda harus bisa memilih saham yang tepat buat trading.

Beneran itu kunci utamanya Pak Heze? Tanya anda ragu-ragu. 

Iya benar, itu kunci utamanya. Untung ruginya anda trading saham, semuanya ditentukan dari saham yang anda pilih. Kalau saham yang anda pilih naik, anda untung. Modal anda bertambah.

Tapi kalau saham yang anda pilih salah, saham yang anda pilih adalah saham2 jelek, ya otomatis risiko saham anda turun lebih besar. Disitulah modal anda akan berkurang. Kalau terus-menerus terjadi... Modal anda lama-kelamaan akan habis. 

Jadi kalau anda tanya bagaimana cara menekan cut loss, anda nggak perlu cari jawaban panjang lebar, mikirin metode yang aneh2 buat menghindari cut loss misalnya beli software pendeteksi sinyal trading yang harganya puluhan juta, atau ikut rekomendasi berbayar dengan harapan bisa untung terus. Trust me, itu nggak akan ngefek. Semua kembali ke analisa anda pribadi. 

Jawabannya dari dulu cuma satu: Pilih saham yang layak buat trading. Supaya anda bisa memilih saham yang layak buat trading, maka sebelum anda mau beli saham, anda harus lakukan tiga hal: 

1. Lakukan analisa teknikal, riset saham yang mau anda beli 
2. Lakukan dulu screening saham, untuk menyaring saham yang layak trading
3. Never trust anyone in stock market

Poin pertama, sebelum anda beli saham anda harus punya pengetahuan analisa teknikal. Jangan pernah beli saham kalau anda belum mengerti bagaimana cara baca grafik, bagaimana mengetahui saham2 yang berpotensi naik, bagaimana memahami saham2 yang layak trading.  Baca juga: Ebook Saham Analisa Teknikal

Poin kedua, jumlah saham di pasar saham itu banyak sekali. Anda yang masih pemula, sangat mungkin anda akan bingung ketika dihadapkan pada pilihan ratusan saham yang ada. Masalahnya, nggak semua saham itu bagus buat trading. 

Jadi sebelum anda terjun ke pasar saham, lakukan screening / menyaring saham2 yang potensial untuk trading.  Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.   

Saring beberapa saham dulu, dan saham2 yang berisiko jangan coba2 nekad trading, kecuali kalau nanti anda sudah mulai pengalaman, anda bisa belajar lebih banyak di saham2 yang berisiko ini tadi.  

Poin ketiga, anda boleh saja membaca, mempelajari analisa-analisa trader lain. Tapi ingatlah, jangan pernah 100% percaya pada analis lain. Jangan beli saham karena anda mendengar trader A bilang saham tersebut akan naik, kemudian langsung anda beli. 

Sebelum beli saham, lakukan dua hal itu tadi: Analisa teknikal (melihat momentum trading yang baik), kedua adalah screening saham. 

Ya sebenarnya tiga poin itu saja sih yang terpenting agar anda bisa menekan cut loss. Soalnya yang banyak sekali saya temui, trader-trader saham yang bangkrut dan akhirnya berujung menyalahkan pasar saham sebagai arena judi, sebagai penyebab kerugian karena mereka: Tidak melakukan analisa teknikal, tidak screening saham, dan banyak percaya dengan si ini si itu plus nekad trading pakai modal gede. 

Disamping itu, memang kemampuan mengelola modal dan psikologis trading juga sangat penting. Dua hal ini juga sudah saya bahas disini: Manajemen Modal & Psikologis Trading. Tapi dua hal ini harus jalan berbarengan dengan poin2 diatas itu tadi. 

Dengan kata lain begini: Kalau anda pingin trading tapi anda belum paham dengan analisa teknikal dan memilih saham, JANGAN TRADING DULU. Itu hanya akan membawa anda pada risiko kerugian yang berbahaya. 

Pahami dulu yang namanya analisa teknikal dan cara memilih saham yang benar terutama buat pemula. Nah, kalau anda masih ragu-ragu, anda bisa melakukan virtual (demo) trading dulu. Caranya pernah saya tulis disini: Cara Trading dengan Demo (Virtual) Trading Saham.

Virtual trading ini adalah cara yang dulu saya lakukan. Saya melakukannya selama 1,5-2 bulan sebelum trading beneran. 

Jadi dulu saya nggak langsung trading, tapi saya benar2 memahami dulu bagaimana caranya milih saham, dan setelah paham, sudah ada gambaran mau trading saham apa, sudah siap... Barulah saya trading pakai modal beneran. 

Apa efeknya? Efeknya sangat bagus, yaitu saya bisa menekan kerugian, karena saya sudah nggak bingung lagi harus beli saham apa, harus pilih saham apa, harus analisa yang seperti apa. 

Saya ingin berbagi sedikit pengalaman, di mana pertama kali saya trading dengan modal kecil yaitu Rp1-3 juta, dari 30 kali transaksi trading selama beberapa bulan pertama, 27 kali saya profit dan 3 kali cut loss. Tetapi nominal cut loss saya tetap jauh lebih sedikit dibandingkan profit.  

Lalu kenapa saya bisa cut loss? Cut loss yang saya lakukan mayoritas di saham-saham lapis tiga, karena saya waktu itu nekad, maka saham yang saya beli akhirnya berujung pada cut loss. 

Dan harus diakui, pemula pasti berisiko juga untuk salah mengambil posisi, tapi hal ini setidaknya bisa diminimalkan dengan analisa teknikal dan kemampuan memilih saham itu tadi. 

Jadi seandainya kalau nanti anda dalam posisi di mana anda harus cut loss, maka untuk pemula anda bisa cut loss dulu 2-3% dari harga beli anda, supaya kerugian anda tidak terlalu besar, dan modal anda tetap bisa berkembang nantinya.

Di satu sisi yang ingin saya sampaikan pada anda, sebenarnya trader pemula itu ada keuntungannya, yaitu trader pemula biasanya (dan selalu saya sarankan juga) biasnaya akan menggunakan modal kecil dulu.

Mengelola modal kecil, dari sisi psikologis itu jauh lebih mudah dibandingkan mengelola modal besar. Mengelola modal besar, berarti anda punya tanggung jawab yang lebih besar juga untuk menjaga portofolio yang sehat. 

Itulah mengapa anda yang masih pemula, anda harus pakai modal sekecil mungkin, supaya anda nggak stres, kepikiran kalau-kalau anda harus cut loss. 

Jika modal anda Rp2 juta dan anda cut loss 2%, maka kerugian anda adalah Rp40.000. Tapi kalau anda nekad main saham pakai duit Rp50 juta dan anda cut loss 2%, maka anda sudah rugi Rp1 juta. Apakah sebagai pemula anda siap dengan hal ini? 

Jadi itulah cara-cara menekan cut loss untuk trader pemula. Intinya semua ada pada pemilihan saham yang anda lakukan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Belum lama ini saya mendapat pertanyaan dari trader di email 401xdssh@gmail.com untuk membahas pengalaman trading dengan modal kecil. Berikut pertanyaannya: 

"Saya sering baca-baca tulisan Pak Heze di Sahamgain, dan menurut ulasan-ulasan Pak Heze trading saham sebaiknya dimulai dengan modal kecil dulu. Apakah Pak Heze bisa ceritakan pengalaman bagaimana cara trading dengan modal kecil, dan pemilihan saham yang dilakukan dengan modal terbatas?"

Saya tidak ingat berapa pastinya modal yang saya gunakan waktu pertama kali trading dan buka akun di sekuritas. Namun modal yang saya pakai berkisar antara Rp1-3 juta, nggak kurang dan nggak lebih dari itu. 

Sekarang saya akan bercerita pengalaman bagaimana saya trading dan mengelola, dan mengembangkan modal saya. Trading dengan modal kecil harus saya akui, pilihan saham sangat terbatas. Kita nggak bisa beli saham2 yang harganya tinggi. 

Apalagi waktu itu banyak saham2 bagus yang masih belum stock split. Fyi, dulu HMSP harganya 90.000-an per saham, sehingga jelas saya tidak mungkin menjangkau saham2 tersebut, dan BBRI harganya juga sudah hampir 10.000. Tapi sekarang HMSP sudah stock split dan harganya dibawah 4.000 per saham.  

MEMILIH SAHAM DENGAN MODAL KECIL 

Dengan modal kecil, saya hanya memilih saham-saham lapis dua, yang pergerakannya likuid, dan yang sahamnya mudah rebound setelah turun. Untuk bisa mengetahuinya, maka anda perlu melakukan screening saham. Screening saham bagus saya bahas praktik2nya disini: Panduan Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Yup, saham2 lapis dua yang memberikan profit (itu artinya saham tersebut polanya cocok untuk saya), akan lebih sering saya tradingkan. Jadi dengan modal yang masih kecil ini, saya memang cenderung "main aman", dan saya menghindari saham2 lapis tiga.

Pilihan saham yang masih terbatas ini, memang cukup "memberatkan" untuk trading, karena hanya beberapa opsi saham bagus yang bisa saya tradingkan. Namun dengan strategi "main aman" ini, justru modal saya bisa berkembang, daripada risk taker.  

Tapi kalau sekarang, dengan 1 lot yang sudah jadi 100 lembar saham (kalau dulu 1 lot = 500 lembar), pilihan saham anda sudah lebih banyak dan variatif. Anda sudah bisa membeli saham2 blue chip dengan modal segitu. 

Itulah mengapa sebelum terjun ke dunia trading, penting sekali bagi anda untuk paham dahulu apa itu trading, bagaimana cara trading, bagaimana cara memilih saham. Supaya dalam trading nanti anda minimal sudah tahu apa yang harus dilakukan, sudah punya arah ketika mau memilih saham.  

MEMANAJEMEN & MENGEMBANGKAN MODAL 

Modal kecil bisa menjadi berkembang berkali-kali lipat, asalkan anda bisa mengelola modal trading anda dengan benar. Modal bisa berkembang jika anda mendapatkan profit. 

Untuk mendapatkan profit, maka harus memilih saham-saham yang benar untuk trading. Hal ini juga sudah saya jelaskan di paragraf sebelumnya. Selalu gunakan analisa teknikal sebelum anda trading. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Meskipun anda masih pemula dan modal anda masih sedikit, tetap gunakan analisa anda sendiri sebelum beli saham. Jangan mudah terpengaruh ajakan2 untuk membeli saham A, saham B, di mana saham2 tersebut belum tentu saham yang bakalan naik. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Banyak trader yang modalnya habis karena mereka tidak melakukan analisa sebelum beli saham, tidak menggunakan / percaya dengan analisa sendiri, tidak riset sebelum trading. Padahal tahapan awal trading yang benar ini sangat diperlukan untuk perkembangan modal anda. 

Dalam mengembangkan modal, saya juga menggunakan strategi compound, yaitu menginvestasikan kembali profit yang saya dapatkan. So, ketika modal saya masih kecil, saya nggak terlalu banyak menggunakan profit saya untuk kebutuhan2 atau keinginan lain. 

Namun saya lebih cenderung menginvestasikan lagi keuntungan yang saya dapat untuk beli saham lagi. Dengan demikian, modal akan berkembang jauh lebih cepat. Saya pernah bahas  strategi compound disini: Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas. 

Itulah sedikit banyak pengalaman trading saham saya dengan modal kecil. Anda yang sekarang sedang memulai trading dengan modal kecil, ini adalah kesempatan anda untuk berkembang dalam trading. Baik anda yang part time trader maupun yang bercita-cita jadi full time trader, setiap dari anda punya peluang yang sama untuk sukses. 

Lalu untuk pemula, kapan anda harus berhenti trading? Berapa saham yang ideal untuk pemula? Bagaimana cara diversifikasi portofolio saham yang benar? Kapan harus suntik modal? Kalau sudah profit, apa yang harus dilakukan?

Untuk memanajemen modal saham anda lebih baik, anda bisa membaca langkah2 manajemen modal dan trading plan disini: Manajemen Modal & Trading Plan Saham.  

Intinya, untuk bisa berkembang dalam trading, anda harus memulai dengan LANGKAH YANG BENAR, BUKAN DENGAN MODAL YANG BESAR.  

Justru jika anda merupakan trader pemula, saya menyarankan anda untuk menggunakan modal sekecil mungkin. Jika anda sudah mengalami perkembangan dalam trading (bisa profit dengan rugi sekecil mungkin), anda bisa menambah modal anda secara bertahap. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Belum lama ini saya mendapat pertanyaan dari trader di email 401xdssh@gmail.com untuk membahas pengalaman trading dengan modal kecil. Berikut pertanyaannya: 

"Saya sering baca-baca tulisan Pak Heze di Sahamgain, dan menurut ulasan-ulasan Pak Heze trading saham sebaiknya dimulai dengan modal kecil dulu. Apakah Pak Heze bisa ceritakan pengalaman bagaimana cara trading dengan modal kecil, dan pemilihan saham yang dilakukan dengan modal terbatas?"

Saya tidak ingat berapa pastinya modal yang saya gunakan waktu pertama kali trading dan buka akun di sekuritas. Namun modal yang saya pakai berkisar antara Rp1-3 juta, nggak kurang dan nggak lebih dari itu. 

Sekarang saya akan bercerita pengalaman bagaimana saya trading dan mengelola, dan mengembangkan modal saya. Trading dengan modal kecil harus saya akui, pilihan saham sangat terbatas. Kita nggak bisa beli saham2 yang harganya tinggi. 

Apalagi waktu itu banyak saham2 bagus yang masih belum stock split. Fyi, dulu HMSP harganya 90.000-an per saham, sehingga jelas saya tidak mungkin menjangkau saham2 tersebut, dan BBRI harganya juga sudah hampir 10.000. Tapi sekarang HMSP sudah stock split dan harganya dibawah 4.000 per saham.  

MEMILIH SAHAM DENGAN MODAL KECIL 

Dengan modal kecil, saya hanya memilih saham-saham lapis dua, yang pergerakannya likuid, dan yang sahamnya mudah rebound setelah turun. Untuk bisa mengetahuinya, maka anda perlu melakukan screening saham. Screening saham bagus saya bahas praktik2nya disini: Panduan Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Yup, saham2 lapis dua yang memberikan profit (itu artinya saham tersebut polanya cocok untuk saya), akan lebih sering saya tradingkan. Jadi dengan modal yang masih kecil ini, saya memang cenderung "main aman", dan saya menghindari saham2 lapis tiga.

Pilihan saham yang masih terbatas ini, memang cukup "memberatkan" untuk trading, karena hanya beberapa opsi saham bagus yang bisa saya tradingkan. Namun dengan strategi "main aman" ini, justru modal saya bisa berkembang, daripada risk taker.  

Tapi kalau sekarang, dengan 1 lot yang sudah jadi 100 lembar saham (kalau dulu 1 lot = 500 lembar), pilihan saham anda sudah lebih banyak dan variatif. Anda sudah bisa membeli saham2 blue chip dengan modal segitu. 

Itulah mengapa sebelum terjun ke dunia trading, penting sekali bagi anda untuk paham dahulu apa itu trading, bagaimana cara trading, bagaimana cara memilih saham. Supaya dalam trading nanti anda minimal sudah tahu apa yang harus dilakukan, sudah punya arah ketika mau memilih saham.  

MEMANAJEMEN & MENGEMBANGKAN MODAL 

Modal kecil bisa menjadi berkembang berkali-kali lipat, asalkan anda bisa mengelola modal trading anda dengan benar. Modal bisa berkembang jika anda mendapatkan profit. 

Untuk mendapatkan profit, maka harus memilih saham-saham yang benar untuk trading. Hal ini juga sudah saya jelaskan di paragraf sebelumnya. Selalu gunakan analisa teknikal sebelum anda trading. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Meskipun anda masih pemula dan modal anda masih sedikit, tetap gunakan analisa anda sendiri sebelum beli saham. Jangan mudah terpengaruh ajakan2 untuk membeli saham A, saham B, di mana saham2 tersebut belum tentu saham yang bakalan naik. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Banyak trader yang modalnya habis karena mereka tidak melakukan analisa sebelum beli saham, tidak menggunakan / percaya dengan analisa sendiri, tidak riset sebelum trading. Padahal tahapan awal trading yang benar ini sangat diperlukan untuk perkembangan modal anda. 

Dalam mengembangkan modal, saya juga menggunakan strategi compound, yaitu menginvestasikan kembali profit yang saya dapatkan. So, ketika modal saya masih kecil, saya nggak terlalu banyak menggunakan profit saya untuk kebutuhan2 atau keinginan lain. 

Namun saya lebih cenderung menginvestasikan lagi keuntungan yang saya dapat untuk beli saham lagi. Dengan demikian, modal akan berkembang jauh lebih cepat. Saya pernah bahas  strategi compound disini: Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas. 

Itulah sedikit banyak pengalaman trading saham saya dengan modal kecil. Anda yang sekarang sedang memulai trading dengan modal kecil, ini adalah kesempatan anda untuk berkembang dalam trading. Baik anda yang part time trader maupun yang bercita-cita jadi full time trader, setiap dari anda punya peluang yang sama untuk sukses. 

Lalu untuk pemula, kapan anda harus berhenti trading? Berapa saham yang ideal untuk pemula? Bagaimana cara diversifikasi portofolio saham yang benar? Kapan harus suntik modal? Kalau sudah profit, apa yang harus dilakukan?

Untuk memanajemen modal saham anda lebih baik, anda bisa membaca langkah2 manajemen modal dan trading plan disini: Manajemen Modal & Trading Plan Saham.  

Intinya, untuk bisa berkembang dalam trading, anda harus memulai dengan LANGKAH YANG BENAR, BUKAN DENGAN MODAL YANG BESAR.  

Justru jika anda merupakan trader pemula, saya menyarankan anda untuk menggunakan modal sekecil mungkin. Jika anda sudah mengalami perkembangan dalam trading (bisa profit dengan rugi sekecil mungkin), anda bisa menambah modal anda secara bertahap. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Memanfaatkan Dividen Saham

Cara Memanfaatkan Dividen Saham

Keuntungan trading / investasi saham yang anda dapatkan selain dari kenaikan harga saham itu sendiri adalah dividen tunai. Yup, jadi kalau anda membeli saham, di mana perusahaannya membagikan dividen, maka anda bisa mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut, dengan catatan anda menyimpan sahamnya sampai tanggal cum date. 

Kalau anda belum tahu mengenai pembagian dividen anda bisa baca-baca lagi tulisan saya disini: Arti Ilustrasi Pembagian Dividen. Dibawah ini adalah contoh dividen HMSP yang pernah saya terima: 

Dividen saham
Nah, kalau anda sendiri mendapatkan duit dari dividen, duit tersebut akan anda pakai untuk apa? Reinvestasi? Withdraw untuk kebutuhan konsumtif? Anda pakai untuk liburan? Untuk jalan-jalan? Atau anda withdraw hanya sekedar untuk disimpan di ATM?

Jumlah / nominal dividen yang anda terima setiap orang tentu nggak sama, tergantung dari besar kecilnya modal yang anda miliki dan saham apa yang anda beli. Memang harus diakui bahwa untuk mendapatkan dividen yang jumbo, modal anda juga harus besar. 

Kalau modal anda "hanya" Rp5 juta misalnya, maka dividen yang anda terima kemungkinan besar sekitar puluhan ribu sampai ratusan ribu, itupun dengan catatan anda membeli saham2 yang bagi dividen besar seperti saham2 blue chip (BBRI, BBNI, TLKM dan sebagainya). 

Jika anda dapat dividen dari saham, anda bisa memanfaatkannya untuk hal-hal berikut: 

1. Investasikan lagi 

Dividen yang anda dapatkan bisa anda investasikan lagi buat beli saham. Ini dinamakan dengan strategi compounding. Singkatnya adalah strategi untuk membeli saham tanpa harus menambah modal. Modal dari dividen anda bisa anda gunakan untuk beli saham lagi. 

Jika anda dapat dividen dengan nominal yang kecil, misalnya "hanya" Rp50 ribu, maka ada baiknya anda gunakan modal tersebut untuk menambah modal anda di portofolio. 

2. Gunakan untuk kebutuhan / keinginan anda

Dividen bisa anda gunakan untuk membeli kebutuhan, keinginan anda atau buat liburan. Namun anda juga harus menganalisa apakah anda benar2 butuh uang dari dividen yang anda terima untuk anda pakai kebutuhan konsumtif. 

Kalau anda tidak terlalu membutuhkan pengeluaran2 tersebut, ada baiknya anda menginvestasikan kembali dividen anda.

Anda juga bisa menggunakan dividen yang anda terima untuk investasi di aset riil, atau bahkan investasi untuk mendirikan bisnis anda sendiri. Seperti dibawah ini contohnya: 


Itu adalah salah satu rekan trader / investor saham yang menceritakan pengalaman pribadi di Facebook Belajar Saham, di mana rekan trader tersebut dapat dividen dari saham INDY, dan dividen yang didapatkan diinvestasikan kembali untuk membeli tanah. 

3. Bagi dividen untuk investasi dan kebutuhan 

Anda bisa mamanajemen modal dari dividen yang anda terima, yaitu membagi dividen untuk investasi kembali dan dividen untuk kebutuhan anda. Anda bisa membagi misalnya 50% dividen yang anda terima anda investasikan lagi dan sisanya anda gunakan. 

Banyak trader yang sering saya temui mengatakan bahwa dividen itu nilainya kecil. "Ngapain ngincar dividen, nilainya kecil. Kalau mau dividen besar modal harus gede juga."  

Begitu komentar yang sering saya temui. Memang benar kalau anda ingin dapat dividen yang sangat besar, maka modal anda harus sangat besar juga. Hal ini juga sudah saya tuliskan di paragraf awal tadi, di mana dividen itu sebenarnya nilainya nggak terlalu besar, sehingga kalau modal anda cuma beberapa juta, dividen yang anda terima juga hanya puluhan ribu saja. 

Itupun dengan catatan anda beli saham2 blue chip yang mayoritas bagi dividend per share yang tinggi. Kalau beli saham2 diluar itu, rata2 mereka bagi dividen yang kecil.

Tapi untuk anda yang sekarang modalnya masih kecil, atau anda yang baru memulai trading saham dengan modal sedikit, anda nggak perlu berkecil hati.  

Soalnya penulis sendiri waktu pertama kali trading juga dapet dividen dengan nominal kecil. Tetapi seiring berjalannya waktu, terus menganalisa, memanajemen modal dengan benar, maka modal trading terus bertambah. Dan disinilah penulis akhirnya bisa merasakan dividen yang besar juga.

Dividen memang bukan merupakan kewajiban anda untuk mendapatkannya. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi saya, dividen ini sangat berdampak besar dalam meningkatkan / menambah nilai aset di saham.

Dan tentunya kalau anda dapat dividen, anda harus memanfaatkannya dengan benar sesuai tujuan anda masing2. Cara memanfaatkan dividen yang anda dapatkan yaitu seperti cara-cara yang saya jelaskan diatas.      


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip: Buat Trading atau Investasi?

Saham Blue Chip: Buat Trading atau Investasi?

Saham blue chip merupakan saham2 yang dikenal memiliki kinerja fundamental yang baik, dan rajin membagikan dividen yang besar. Oleh karena itu, para pebisnis saham menganggap saham2 blue chip sebagai saham yang layak dijadikan tempat investasi.

Anda bisa baca-baca pos saya sebelumnya mengenai saham blue chip disini: Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip dan Apa itu Saham Blue Chip?

Saya sering mendengar para pebisnis saham yang mengatakan bahwa saham blue chip itu bagus untuk investasi karena harga sahamnya terus naik dalam jangka panjang, dan dividennya juga besar. 


Saham blue chip UNVR - Tren sahamnya selama 10 tahun
Banyak yang mengatakan bahwa saham2 blue chip kurang cocok buat trading soalnya saham blue chip itu geraknya lama, kenaikannya nggak secepat saham2 lainnya. 

Dulu saya juga punya pikiran yang sama. Tapi setelah mempraktikan analisa2 trading, saya bisa menyimpulkan bahwa saham blue chip adalah saham yang bagus dan cocok untuk trading, bukan hanya investasi. 

Memang harus saya akui, kenaikan saham2 blue chip dalam jangka pendek tidak terlalu tinggi. Jadi katakanlah saat itu market lagi bagus2nya. Seringkali terjadi saham2 blue chip seperti BBRI, ASII naiknya "cuma" 4-5% waktu itu, namun banyak saham lain yang bisa naik diatas 7%. 

Itu artinya, kalau kita buat perbandingan antara saham2 blue chip dan saham2 non blue chip, kenaikan saham blue chip tergolong lebih lama. 

Tapi sekali lagi ingatlah, bukan berarti saham2 blue chip tidak cocok buat trading hanya karena kenaikannya tidak secepat beberapa saham lainnya. 

Apalagi saham blue chip ini biasanya memiliki pola naik / rebound yang lebih smooth. Misalnya saham ASII hari ini "hanya" naik 1%. Namun kenaikan saham2 blue chip ini lebih bertahan lama dan stabil.

Sedangkan banyak saham yang hari ini naiknya bisa sampai 10%, tapi besoknya langsung turun drastis. 

Sehingga, anda tetap bisa mendapatkan return yang maksimal. Saham2 blue chip untuk trading juga memiliki beberapa kelebihan:

- Saham blue chip bisa rebound cepat setelah turun tajam 

Saham blue chip merupakan saham yang banyak ditradingkan, maka dari itu, saham2 blue chip umumnya lebih mudah rebound alias "recovery" setelah sahamnya anjlok. Disinilah anda bisa memanfaatkan profit yang lebih maksimal. 

Cara membaca saham2 yang naik, dan strategi mencari saham2 yang diskon yang akan naik, bisa anda dapatkan strategi2nya disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal.  

Bandingkan dengan saham2 lapis dua atau tiga, di mana banyak saham2 tersebut yang harganya nggak balik naik setelah turun drastis. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

- Saham blue chip risikonya kecil, dan return lebih stabil

Walaupun kenaikan saham blue chip mungkin tidak secepat beberapa saham2 non blue chip, tetapi risiko saham blue chip juga kecil (kita jarang menemukan saham blue chip yang tiba2 turun puluhan persen sehari). 

Sehingga untuk anda yang memang punya profil toleransi risiko yang rendah, anda bisa mengincar saham2 blue chip buat trading.   

Lagian, kalau anda menemukan saham blue chip yang berhasil rebound / naik 2-3% sehari, kenaikan sekian sebenarnya sudah sangat tinggi. 

Jadi, saham blue chip bagus buat investasi maupun trading saham. Justru saham blue chip ini bisa memberikan profit yang lebih stabil. Semua tergantung dari tujuan anda masing2, apakah anda prefer ke trading atau ke investasi?


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Sukses Main Saham, Apa Ukurannya?

Sukses Main Saham, Apa Ukurannya?

Di sela-sela menjalankan aktivitas trading sehari-hari, saya sering sekali mendapat pertanyaan dari rekan-rekan: 

Pak Heze, gimana sih caranya sukses main saham?

Kita bisa dikatakan sukses main saham kalau bisa dapat profit berapa persen per bulan? 

Mungkin anda yang baru membaca web Saham Gain ini atau selama ini menjadi silent reader sebenarnya juga memiliki pertanyaan yang serupa. Jujur saja, pertanyaan ini sebenarnya sulit bagi saya untuk menjawabnya. Lho kok begitu?

Ikuran sukses main saham jawabannya itu sangat relatif. Sukses main saham itu kan tergantung dari modal, pengalaman, dan tujuan anda trading. Apakah profit tersebut bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari (untuk yang trading for a living), apakah uang hasil trading bisa digunakan untuk membantu orang tua, apakah uang hasil trading bisa digunakan untuk hal-hal yang lain?

Ukuran itu tidak akan sama untuk setiap orang. Misalnya anda trading hanya dengan modal Rp1 juta. Dalam satu bulan anda bisa mendapatkan return 50%, yaitu sebesar Rp500 ribu. Return 50% per bulan itu cukup besar. Bahkan kalau untuk ukuran pemula 50% per bulan itu sudah hebat sekali. 

Di satu sisi, kalau anda trading dengan modal Rp10 juta dan mendapatkan return Rp500 ribu per bulan, apakah hal itu bisa dikatakan sukses dalam meraih profit? Hanya anda yang bisa menjawabnya. Dari contoh yang saya paparkan, saya ingin menyampaikan suatu pesan bahwa ukuran sukses main saham tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain. 

Tapi untuk memberikan sedikit pencerahan kepada anda (berdasarkan pengalaman saya main saham), sebenarnya ada beberapa ukuran anda bisa dikatakan sukses main saham.  Sebenarnya hanya ada 2 ukuran yang bisa mengatakan anda sukses main saham

1. Anda bisa profit KONSISTEN dan mengalami PENINGKATAN SECARA KONSISTEN

Profit besar bukan berarti anda sukses, kalau ternyata di bulan berikutnya anda rugi lebih besar lagi. Ukuran sukses main saham adalah kalau anda bisa profit konsisten. Misalnya, setiap bulan anda bisa profit 10% per bulan. Itu berarti anda sudah menemukan ritme permainan yang benar, bisa mengontrol emosi, bisa mengelola psikologis. 

Dalam hal ini anda bisa dikatakan sukses, karena tidak banyak pemain saham yang bisa mengelola emosi trading yang benar walaupun memiliki segudang analisis teknikal yang canggih.  

Selain profit konsisten, anda dikatakan sukses main saham jika profit anda bisa meningkat secara konsisten pula seiring dengan bertambahnya modal dan skill anda. Misalnya, anda bisa profit konsisten sebesar 10% setiap bulan dengan modal Rp100 juta. 

Maka, ketika modal anda bertambah menjadi Rp180 juta, seharusnya profit anda juga bisa mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan kalau anda sudah memiliki manajamen modal dan psikologis trading yang baik.

2. Tujuan trading anda tercapai 

Tujuan trading adalah untuk mendapat profit. Tapi ada tujuan yang lebih spesifik lagi: Anda mau trading for a living, trading untuk membiayai kuliah S3, trading untuk penghasilan tambahan per bulan, trading supaya bisa jalan-jalan ke luar negeri, dan tujuan-tujuan lainnya 

Anda dikatakan sukses main saham jika anda bisa mencapai tujuan trading anda. Saya kasih contoh, misalnya anda trading dengan tujuan trading for a living. Maka ketika hasil trading anda cukup digunakan untuk menghidupi anda dan keluarga, maka anda dapat dikatakan sukses main saham.

So, itulah dua ukuran utama untuk menentukan apakah anda sukses main saham atau belum. Nah, kini coba anda jawab pertanyaan saya: Apakah anda sudah berhasil mencapai kedua poin tersebut? Kalau sudah, berarti anda sukses main saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.