Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip

Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip

Di pasar saham kita sering sekali mengenal istilah SAHAM BLUE CHIP. Kalau anda ingin lebih memahami tentang saham blue chip, anda bisa baca pos saya disini: Apa itu Saham Blue Chip? 

Singkatnya, saham blue chip merupakan saham-saham yang perusahaannya memiliki kinerja paling bagus di sektor industrinya, sahamnya sangat likuid, membagi dividen yang besar dan rutin tiap tahun, kapitalisasi pasarnya besar, dan selalu diincar oleh trader.

Banyak trader yang bertanya tentang saham-saham blue chip dan non blue chip untuk trading jangka pendek. Berikut adalah pertanyaan2 yang sering saya terima: 

"Apakah sebaiknya trader beli saham2 blue chip saja karena aman?"
"Apakah non blue chip naiknya lebih cepat daripada saham2 blue chip?"
"Kenapa saham blue chip naiknya lama dibandingkan non blue chip?"

Maka dari itu di pos ini, saya akan membahas perbandingan saham blue chip vs saham-saham non blue chip dilihat dari sisi keuntungan dan risikonya masing-masing. Apa yang saya bahas di pos ini, merupakan pengalaman pribadi saya menekuni dunia trading saham. 

Sehingga anda bisa melihat perbandingan saham blue chip dan saham non blue chip untuk trading. Tentu saja, hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap pemilihan (screening) saham yang anda lakukan. 

SAHAM BLUE CHIP

Keuntungan trading di saham blue chip adalah sebagai berikut: 
  • Saham blue chip mudah rebound setelah harganya turun tajam 
  • Saham blue chip risikonya kecil, sehingga lebih aman ditradingkan 
  • Saham blue chip lebih aman untuk di-hold (fundamentalnya bagus) 
  • Mayoritas saham blue chip membagi dividen besar  
  • Pergerakan saham blue chip lebih stabil 
  • Saham blue chip lebih mudah dianalisa dengan analisis teknikal 
  • Saham blue chip lebih likuid

Risiko / kelemahan trading di saham blue chip adalah sebagai berikut: 
  • Kenaikan saham blue chip tidak terlalu tinggi dibandingkan beberapa saham2 non blue chip 
  • Return saham blue chip dalam jangka pendek seringkali tidak terlalu besar
  • Jumlah saham blue chip tidak banyak, sehingga pilihan saham blue chip sedikit     

SAHAM NON BLUE CHIP 

Sedangkan keuntungan trading di saham-saham non-blue chip (saham2 lapis dua) adalah sebagai berikut: 
  • Sama seperti blue chip, banyak saham2 lapis dua yang mudah rebound setelah harganya jatuh 
  • Banyak saham non blue chip yang bisa naik lebih tinggi dalam jangka pendek dibandingkan saham blue chip (returnya bisa lebih besar dibandingkan blue chip)
  • Banyak saham non blue chip yang punya pergerakan teknikal yang baik, sama seperti blue chip
  • Jumlah saham non blue chip cukup banyak, sehingga anda punya pilihan saham lebih banyak buat ditradingkan. 

Namun saham2 non blue chip juga punya kelemahan dibandingkan saham2 blue chip yaitu: 
  • Banyak juga saham non blue chip yang pergerakannya tidak stabil, tidak terlalu likuid.
  • Anda harus lebih selektif jika mau memilih saham non blue chip 
  • Dividen saham non blue chip tidak sebesar saham2 blue chip 
  • Dari sisi risiko, saham non blue chip risikonya lebih tinggi 

Dari perbandingan saham blue chip dan non blue chip, kita bisa menyimpulkan bahwa baik saham blue chip maupun non-blue chip semuanya sama2 bagus buat trading. Jadi, kalau anda bingung mau pilih saham blue chip atau non blue chip, saran tradingkan saja keduanya. 

Misalnya pilihlah satu saham blue chip dan dua saham non blue chip, atau sebaliknya. Toh, sekarang banyak saham blue chip yang harganya bisa dijangkau dengan modal kecil (Rp1-2 juta). 

Sehingga anda bisa menciptakan keseimbangan portofolio, di mana anda punya saham2 blue chip yang geraknya lebih smooth. Di satu sisi, anda juga punya saham non blue chip yang pergerakannya lebih cepat, namun masih dalam fluktuatif yang wajar.

Selain itu, kalau misalnya anda cuma trading di saham blue chip, maka pilihan saham anda terlalu sedikit.  

Tetapi karena saham2 non blue chip ini punya risiko yang lebih besar. Apalagi banyak saham non blue vihp yang trennya turun terus, maka untuk memilih saham2 non blue chip anda harus lebih SELEKTIF. 

Jika anda ingin mentradingkan saham2 non blue chip, setidaknya pilihlah saham2 yang grafiknya layak untuk ditradingkan. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus untuk Trading

Dan anda harus yakin dengan analisa anda. Jangan beli saham karena ikut-ikutan trader lain. Karena dalam banyak kasus, saya juga sering menemukan saham2 lapis dua yang pergerakannya kurang menguntungkan untuk trader.   

Selain itu, sebelum membeli saham, entah itu saham blue chip maupun non blue chip, anda harus melakukan analisa teknikal terlebih dahulu, untuk melihat apakah momen dan sinyal beli sudah tepat atau belum. 

Karena di dalam trading tidak ada jaminan bahwa dengan beli saham blue chip anda pasti profit, demikian juga sebaliknya. 

Pos ini menuju pada satu kesimpulan besar yaitu: Semua saham baik tipe saham blue chip dan non blue chip sama2 bagus untuk trading. Untuk saham2 non blue chip, memang anda harus melakukan screening agar anda bisa menyeleksi saham yang bagus untuk trading. 

Tentang strategi2 screening saham, saya jelaskan praktik2nya disini: Cara Melakukan Screening Saham. Walaupun saham2 blue chip dan saham2 non blue chip layk ditradingkan, anda harus tetap cek analisa teknikal dan momentum sebelum membeli saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Catatan Trading: Meraup Untung dari Saham

Catatan Trading: Meraup Untung dari Saham

Sejak berdirinya web Saham Gain, baru pertama kali ini saya terpikir untuk sharing catatan trading yang sudah saya jalani. Di pos ini saya ingin sharing sedikit mengenai hasil trading sepanjang bulan Mei 2017. Berdasarkan catatan trading saya, di bulan Mei 2017 saya berhasil meraup untung dari saham sebanyak 9,2%. 

Oke, supaya saya tidak dianggap hoax, berikut adalah rincian buy-sell trading saham saya selama bulan Mei 2017. 

(Catatan: Saham PWON dan HRUM pada gambar diatas tercatat saya membeli dan menjual beberapa kali di harga yang sama. Saya hanya membeli satu kali. Mungkin kesalahan pencatatan sistem saja yang dicatat lebih dari satu kali)

"Kenapa cuma sharing bulan Mei Pak Heze?" Tanya anda penasaran

Profit sebesar 9,2% per bulan dari saham untuk ukuran pemain saham sudah lumayan besar, tetapi bukanlah keuntungan yang spektakuler. Pada bulan-bulan sebelumya, masih bisa mendapatkan return yang lebih tinggi dibandingkan 9,2%. Saya pun yakin anda pasti bisa mencetak return lebih besar. 

Tetapi kenapa saya justru sharing bulan Mei? Pertama, di bulan Mei 2017 ini frekuensi trading saya cukup minim, dan bulan Mei bersih dari cut loss. Bulan Mei banyak waktu yang saya gunakan untuk update ebook dan launching ebook baru. 

Kedua, bulan Mei sering dikaitkan dengan fenomena sell in may and go away. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Sell in May and Go Away di Pasar Saham: Fakta atau Mitos? Ketiga, saya nggak trading saham gorengan sama sekali.  

Kalau anda lihat transaksi saya diatas, saya hanya trading di saham PGAS, PWON, HRUM, INDY, ANTM. Saya hanya trading sampai tanggal 19 Mei. Selanjutnya, saya sudah off. Tapi keputusan trading yang saya ambil ini bukan asal mengambil keputusan. Saya off bukan karena malas trading. 

Saya hanya trading di 5 saham. Saya mencari saham2 yang sudah diskon yang memiliki potensi rebound. Dari 5 saham 3 saham diantaranya adalah saham2 LQ45. Kelima saham yang saya pilih sudah saya pilih berdasarkan screening dan trading plan yang saya buat, sehingga saya nggak gampang tergiur beli saham2 yang nggak jelas atau ikut2an orang lain

Di satu sisi, karena mengelola modal besar dan juga ada titipan orang tua, maka saya jadi lebih serius mengambil keputusan trading, supaya nggak mudah terjebak. Inilah yang jadi salah satu alasan mengapa saya tidak trading di saham gorengan.

TARGET PROFIT DAN ANALISA MARKET 

Seperti saya jelaskan sebelumnya, saya hanya main saham sampai 19 Mei. Saya mengambil keputusan ini karena target profit saya sudah tercapai dan mencukupi, sehingga selama sisa bulan Mei saya hanya memantau pergerakan market saja, sambil mengincar lagi saham2 diskon untuk bulan depan. 

Selain itu pada analisa market, IHSG yang tiba-tiba naik sebanyak 2,59% pada 18 Mei karena investment grade yang menaikkan saham2 LQ45 setinggi langit, membuat IHSG rawan koreksi. Dan benar saja, kalau anda perhatikan saham2 LQ45 di minggu keempat bulan Mei ini, sudah banyak yang turun lagi. 

Prinsip saya: Daripada nekad beli dan nyangkut alangkah baiknya pegang full cash. Inilah pentingnya mengelola emosi, trading plan, dan manajemen modal dalam trading. Trading plan memang tidak bisa menjamin pasti untung. Tetapi trading plan bisa mengarahkan kita untuk trading sesuai jalur yang benar

Ketika target profit sudah tercapai, maka ya mau nggak mau harus ambil rest time dari trading. Jangan turuti emosi. Maunya trading terus incar untung segede mungkin setiap saat. Kalau saya turuti emosi dan trading terus, bukan tidak mungkin profit yang saya dapatkan 9,2% malah tergerus habis di sisa bulan Mei. 

Sifat dasar manusia adalah manusia tidak akan pernah puas. Profit 9,2% pasti masih dianggap kurang. Profit 20% pun juga pasti masih akan kurang. Oleh karena itu, anda sendiri yang harus bisa kontrol emosi dan keinginan anda. Caranya? Anda harus punya trading plan dan manajemen modal.  

O iya, satu lagi sell on may and go away (seperti yang saya jelaskan sebelumnya) ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap market. Buktinya, di bulan Mei saya masih bisa dapat profit. And the last, baca terus kata-kata yang saya garis bawah. Anda harus menerapkannya dalam trading anda


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menganalisis Saham dengan Baik

Cara Menganalisis Saham dengan Baik

Semua pebisnis saham pasti menginginkan agar analisis saham yang dilakukan bisa berkualitas. Artinya, anda bisa mencari saham2 yang bagus dan punya potensi naik, serta menghasilkan sistem trading yang holly grail, dan pada akhirnya kita semua bisa mencetak profit. 

Tapi masalahnya, banyak trader yang belum tahu bagaimana cara menganalisis saham yang baik. Memang setiap trader punya gaya trading dan trading plan yang berbeda-beda. Namun cara menganalisa saham yang baik harus dimulai dengan cara yang benar untuk semua trader. 

Artinya, anda harus meningkatkan kualitas analisa saham anda, supaya anda bisa mendapatkan profit di saham. Ada dua hal yang perlu anda lakukan agar kualitas analisa saham anda dapat diprkatikkan dengan maksimal: 

1. Menggunakan analisis teknikal yang dapat dipraktikkan 

Banyak trader yang mampu membaca grafik secara teori, membaca indikator secara teori, namun belum bisa mempraktikkan ke dalam sistem trading yang bisa menghasilkan profit. 

Saya sering menemukan trader yang menggunakan banyak indikator, analisis, macam-macam garis support resisten, namun semuanya tidak maksimal untuk mencetak profit.  

Maka dari itu, pakailah analisis teknikal yang dapat anda praktikkan secara langsung untuk membaca saham2 yang akan naik. Perlu anda ketahui bahwa banyaknya analisis yang anda pakai sama sekali tidak menjamin anda mencetak profit. 

Anda mungkin bisa membaca analisis teknikal tertentu secara teori. Namun yang lebih adalah anda bisa mempraktikannya. Kalau anda pembaca lama web sahamgain.com ini, saya sudah sering menuliskan bahwa analisa utama dalam analisis teknikal adalah: Support-resisten, candlestick, analisa tren dan bantuan analisa indikator (1-2 indikator saja).  

Disini: Ebook Saham Analisis Teknikal (427 halaman) saya juga menjelaskan praktik2 analisis teknikal yang simpel yang mudah diterapkan untuk mencari saham-saham yang naik dalam trading, yaitu kita mencari pola-pola saham rebound yang sering muncul di grafik.    

Jika anda sudah menemukan analisa teknikal yang bisa membuat anda mencetak profit, saran saya, jangan mengganti analisa yang anda gunakan dengan harapan anda ingin dapat profit lebih besar. Karena dalam banyak kasus, trader2 yang mengganti analisa teknikal yang sudah cocok dengan tipikalnya, justru membuat trader menjadi rugi.  

Anda boleh mengembangkan, mencoba analisis teknikal dan indikator yang belum pernah anda coba sebelumnya. Namun, jangan meninggalkan analisis teknikal "utama" yang anda miliki, yang sudah terbukti menghasilkan profit tersebut.  

2. Ketenangan dalam menganalisis

Kualitas keputusan trading anda juga ditentukan dari ketenangan anda ketika menganalisa. Hal ini sebenarnya bukan hanya berlaku untuk saham. Misalnya ketika anda dihadapkan pada suatu masalah, ketika pikiran anda tenang, maka anda pasti bisa mencari solusi alias jalan keluar.

Namun sebaliknya, kalau pikiran anda kacau, anda nggak bisa menenangkan diri, anda nggak mood, maka pengambilan keputusan anda bisa ngawur semua, dan akhirnya solusi nggak ketemu. 

Dalam trading saham pun juga demikian. Kalau anda nggak bisa tenang dalam menganalisis saham. Anda nggak tenang melihat fluktuatif saham. Anda sedang dalam kondisi nggak mood, maka kemungkinan besar anda akan salah dalam mengambil keputusan trading. 

Anda bisa salah memilih saham. Anda masuk di harga yang salah. Anda asal beli saham, padahal market sudah naik terlalu tinggi. Hal2 seperti ini sering dialami trader. 

Jadi kalau pikiran anda tidak tenang, sebaiknya berhenti trading dulu dan tenangkan pikiran anda. Dalam kondisi anda sedang sakit / tidak fit, saya juga menyarankan anda untuk tidak trading dulu, karena ini sangat mempengaruhi analisa yang anda lakukan. Trust me saya juga sudah mengalami sendiri. 

Selain itu faktor psikologis dan mindset trading yang benar juga berpengaruh pada pengambilan keputusan trading anda. Baca juga: 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham

Maksudnya adalah, gunakanlah mindset, cara pandang trading yang benar dalam trading, dan pelajarilah kesalahan2 trading, supaya anda bisa mengambil keputusan trading dengan logis dan bijaksana. 

Saya juga sudah menjelaskan dengan detail bagaimana mengaplikasikan the right investor mindset & psikologi trading ke dalam trading anda. Anda bisa mendapatkannya disini: Psikologi Trading & The Right Investor Mindset.   

Terapkan dua cara ini ke dalam trading anda, sehingga anda bisa menghasilkan analisis yang baik. Trading yang baik harus dilakukan dengan analisa teknikal yang terarah (bukan sembarang memilih indikator) dan diimbangi dengan ketenangan diri anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Investor Saham: Kapan Sebaiknya Menjual Saham?

Investor Saham: Kapan Sebaiknya Menjual Saham?

Di pos ini: Strategi Jual Saham di Harga Bagus, saya menulis tentang cara menjual saham di harga dan time frame yang bagus. Dari tulisan tersebut, kemudian ada seorang trader yang bertanya ke saya: Pak Heze kalau dasarnya analisa fundamentalnya bagaimana ya? Kapan sebaiknya menjual saham? Apakah jual di harga target tertentu? 

Well, pos tersebut memang lebih banyak saya bahas tentang strategi menjual saham untuk trader. Lalu, bagaimana untuk investor? 

Kalau anda seorang investor saham, kapan sebaiknya anda menjual saham? Apakah harus jual saham anda minimal 1 tahun? Apa harus hold saham terus dalam jangka waktu yang sangat puanjaanngg seperti Warren Buffet? 

Kapan (time frame) dan di harga berapa sebaiknya anda menjual saham anda, jika anda adalah seorang investor jangka panjang? Untuk investor saham, ada dua hal utama yang harus anda perhatikan kalau anda mau menjual saham, yaitu:   

1. Valuasi saham 

Investor saham hendaknya menjual saham ketika valuasi sahamnya sudah mahal / tinggi. Valuasi saham bisa anda ukur menggunakan analisa PER dan PBV. Kalau anda belum tahu cara bacanya, anda bisa baca pos saya disini: Analisis Fundamental: Price Earning Ratio dan Analisis Fundamental: Price Book Value. 

PER dikatakan tinggi kalau PER tersebut berada diatas rata-rata industri. Itu artinya valuasi saham sudah mahal. Jadi dalam hal ini, walapun anda investor saham yang sifatnya lebih pasif dari trader, sesekali anda memang harus cek dan menganalisa valuasi saham anda. 

Jadi kalau saham anda sudah naik sangat tinggi selama berbulan-bulan dari hari beli anda, dan anda melihat valuasi saham anda sudah mahal, anda bisa mempertimbangkan untuk jual saham anda. 

Terkait apakah harus jual sebagian atau seluruhnya itu terserah anda. Tapi kalau anda merasa valuasi sudah mahal, ada baiknya anda realisasi semua profit anda, dan pilih saham2 lain yang valuasi masih murah dan fundamentalnya bagus. 

Catatan dari saya, walaupun valuasi saham mahal, memang bukan jaminan bahwa saham tersebut nggak akan naik lagi. Terkadang kita menemukan saham2 yang valuasinya mahal tapi harga masih bisa naik. Biasanya kita temukan ini di saham2 blue chip sekelas UNVR, BBRI.. 

Karena saham2 tersebut peminatnya banyak, jadi saham2 blue chip ini terkadang harganya bisa naik terus walaupun valuasinya sudah mahal. Tapi suka nggak suka, saham2 yang valuasinya sudah tinggi banget, cepat atau lama bakalan koreksi. 

Nah analisa (mahal murahnya) valuasi saham ini biasanya sangat efektif diterapkan pada saham2 growth company yang valuasinya masih sangat murah. Saham2 yang kinerjanya lagi booming ini umumnya saham akan naik cepat dalam beberapa bulan sampai setahunan, namun saat valuasinya sudah mahal, saham2 ini bakalan stagnan, bahkan akan turun dengan cepat.  

Saya juga sudah pernah menginvestasikan beberapa saham seperti KBLI, PPRO dan lain2. Anda bisa baca2 tulisan saya disini: Saham Prospek Jangka Panjang: Ulasan Sektor Kabel. Saya jual saham2 tersebut karena valuasinya sudah mahal. 

Walaupun setelah saya jual, sahamnya masih naik, tapi nggak lama kemudian saat valuasi saham sudah tinggi, sahamnya nggak bisa naik setinggi saat valuasinya masih murah. 

2. Fundamental perusahaan 

Sebagai investor, anda bisa menjual saham kalau fundamental perusahaannya sudah nggak sebagus dulu lagi. Misalnya, kinerja perusahaan sudah stagnan (pertumbuhan tidak sebagus dulu). Atau perusahaan tiba2 mengalami kondisi force majeur seperti kebakaran, bencana alam yang menyebabkan kondisi fundamental berubah.

JANGKA WAKTU JUAL SAHAM UNTUK INVESTOR 

Pertanyaan selanjutnya yang nggak kalah penting adalah: Jadi harus berapa lama jangka waktu ideal investor untuk jual saham? Investor (jangka panjang) umumnya akan menginvestasikan duitnya di saham dengan jangka waktu minimal 1 tahun. 

Tetapi dalam praktikknya, dunia saham nggak se-hitam putih itu. Seringkali terjadi ketika kita beli saham untuk investasi (dan rencananya di-hold untuk setahun lebih), ternyata harga saham sudah naik tinggi sebelum 1 tahun, katakanlah saham udah naik tinggi selama 8 bulan, dan valuasinya sudah mahal.

Maka, kalau anda mempertimbangkan bahwa saham tersebut udah bakalan mau turun / stagnan, nggak ada salahnya juga anda jual saham anda sebelum satu tahun. 

Demikian juga kalau setelah anda investasi, saham anda sudah naik selama 3 bulan, dan ternyata kondis fundamental perusahaan sudah menurun kinerjanya, maka boleh-boleh saja anda jual sahamnya. 

Namun sebaliknya, jika saham2 yang anda miliki tersebut fundamental masih bagus, valuasi masih murah selama lebih dari setahun, anda bisa hold lebih lama. 

Buat analisis fundamental ini, anda nggak perlu terlalu menetapkan target mau jual saham di harga berapa. Hal ini mungkin berbeda dengan trader saham, di mana kalau anda trader, saya selalu menyarankan untuk menetapkan target jual setelah anda beli sahamya. 

Intinya, sebagai investor anda menjual saham kalau terjadi dua kondisi yang saya sebutkan tadi. Atau anda bisa menjual saham kalau anda merasa profit anda sudah cukup besar, dan anda menemukan "mutiara terpendam" lain yang sudah anda incar.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Panduan Cara Membeli Saham Indofood

Panduan Cara Membeli Saham Indofood

Produk-produk konsumsi yang anda gunakan sehari-hari, sekarang anda bisa turut menjadi bagian dari kepemilikan perusahaannya. Yup, yaitu dengan membeli saham perusahaan tersebut. 

Produk yang sudah digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia adalah produk perusahaan Indofood. Siapa yang tidak kenal dengan Indofood? Salah satu produk Indofood paling terkenal adalah produk mi instan, yang sudah dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dari semua kalangan. 

Anda yang ingin memiliki saham Indofood, anda bisa membelinya karena Indofood adalah perusahaan go public, yang artinya, sahamnya bisa dimiliki oleh masyarakat umum. Tapi bagaimana caranya supaya anda bisa punya saham Indofood? 

Berikut adalah panduan cara membeli saham Indofood

1. Buka akun di kantor sekuritas

Aktivitas trading saham harus dilakukan di software online trading saham. Agar anda bisa memiliki software trading saham dan membeli saham, maka anda harus buka akun di kantor sekuritas terlebih dahulu.  

Panduan membuka akun kantor sekuritas (baik secara offline maupun online), bisa anda download materinya free (26 halaman) disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula. 

Kalau anda sudah punya akun saham di sekuritas, sekarang anda bisa download software online trading di situsa resmi sekuritas, lalu anda login menggunakan username dan password anda. Setelah itu, langkah kedua. 

2. Masuk ke menu software online trading. Pilih menu Trade --> Buy



3. Lalu muncul tampilan seperti dibawah ini: 

Cara Membeli Saham Indofood
Pertama-tama, sebelum membeli saham Indofood, perlu anda ketahui bahwa perusahaan Indofood yang go public di Indonesia ada dua yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (kode sahamnya: INDF) dan PT Indofood CBP (kode sahamnya: ICBP). 

Apa bedanya? ICBP adalah Indofood yang produksi utamanya adalah mi instan. Sedangkan INDF adalah Indofood yang produksi utamanya selain mi instan seperti sambal, bumbu masak, minyak goreng, susu dan lain-lain. 

Nah, kalau anda mau membeli Indofood yang memproduksi mi instan, maka ketikkan kode sahamnya ICBP. Sedangkan kalau anda mau beli Indofood selain produk mi instan, ketikkan kode saham INDF. 

Pada contoh gambar diatas, saya menggunakan contoh INDF (nomor 1). Setelah mengetikkan kode saham INDF, akan muncul harga saham INDF. Untuk bisa membeli sahamnya, ketikkan harga saham yang anda inginkan beserta jumlah lot-nya (nomor 2). Setelah itu, klik 'Buy' (langkah 3). 

Dengan demikian anda sudah memiliki saham Indofood. Cukup mudah caranya. 

Untuk melihat harga saham Indofood, anda bisa lihat pada antrian harga bid-offer seperti gambar diatas. Harga saham Indofood pada harga best bid adalah 7.050, dan pada harga best offer adalah 7.075. 

Kalau anda mau beli saham Indofood dan langsung ingin mendapatkan sahamnya, anda bisa membeli di harga 7.075. Kalau anda mau beli di harga lebih rendah yaitu di harga 7.050 atau dibawahnya, anda bisa antri terlebih dahulu. 

Anda yang belum paham dengan mekanisme harga saham, bid-offer, anda bisa pelajari tulisan saya disini: Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham - Part I. 

Sedangkan minimal pembelian saham adalah 1 lot, di mana 1 lot = 100 lembar saham. Jadi jika anda membeli Indofood pada harga 7.075 sebanyak 15 lot, maka uang yang anda keluarkan adalah 7.075 x 15 lot x 100 lembar = Rp10.612.500. 

Maka dari itu, anda juga harus menyesuaikan modal  yang anda miliki jika ingin membeli saham Indofood. 

3. Analisis grafik saham Indofood  

Grafik saham Indofood
Sebelum membeli saham, anda harus melakukan analisis grafik saham Indofood, supaya anda bisa mengetahui momentum yang tepat untuk membeli saham. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Itulah panduan cara membeli saham Indofood. Anda bisa mempraktikannya.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Ebook Saham Bahasa Indonesia

Ebook Saham Bahasa Indonesia

Untuk anda para trader saham yang benar-benar serius ingin memperdalam analisa teknikal, strategi dan ilmu trading saham yang dapat dipraktikkan langsung untuk mencari saham-saham yang berpotensi naik, maka di web Saham Gain ini, saya menerbitkan praktik-praktik analisis teknikal untuk anda. 

Materi-materi praktik trading dan analisa teknikal saya terbitkan dalam bentuk Ebook Saham full Bahasa Indonesia, dan full warna (terutama untuk analisa-analisa grafik yang akan kita bahas). 

Saya menerbitkan 3 (tiga) ebook praktik saham untuk diaplikasikan langsung dalam trading serta mencari saham2 bagus, yaitu sebagai berikut:


Di ebook trading saham ini, anda akan mempelajari full analisis teknikal, mulai dari indikator, candlestick, chart pattern, garis tren dan lain2, sampai strategi2 mendapatkan profit langsung dari pola-pola saham yang bagus. 

Diantaranya kita akan praktik langsung bagaimana menemukan saham diskon dan murah secara analisa teknikal, menemukan pola single candlestick yang paling akurat untuk memprediksi saham naik, chart pattern yang paling sering muncul di grafik untuk melihat saham naik dan koreksi, dan masih banyak lainnya. 

Dan anda akan langsung masuk ke praktik langsung memilih saham-saham yang bagus untuk trading. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Selain itu, anda juga akan mempelajari langsung praktik2 psikologis trading yang benar, menyusun trading plan, manajemen molda trading, mempelajari kesalahan2 trader yang sering tidak disadari dan memperbaikinya (sehingga trader pemula tidak perlu mengulangi kesalahan-kesalahan trading yang sama).

Anda bisa mendapatkan ebooknya disini (427 halaman): Buku Saham (427 halaman). Covernya seperti dibawah ini (ada dua jilid, dan anda akan mendapatkan kedua jilid langsung). 

Klik cover untuk memperbesar


Lanjutan dari ebook pertama adalah ebook screening saham. Jadi di ebook screening saham, anda akan praktik langsung bagaimana menyeleksi saham-saham yang layak trading. Serta membedakan saham2 yang layak dan tidak layak untuk trading. 

Di pasar saham, ada banyak sekali jenis saham. Maka dari itu, anda perlu melakukan screening saham. Tujuannya agar anda bisa mendapatkan stock pick saham yang berkualitas, yang bisa anda tradingkan secara rutin. 

Tujuan akhirnya, agar anda bisa trading di jalur yang benar, dan mendapatkan profit yang konsisten. Jadi, di ebook ini, anda akan praktik mencari saham-saham pilihan untuk trading. 

Di ebook screening saham, saya lengkapi juga dengan praktik2 memilih saham untuk SWING TRADING. Anda bisa mendapatkan ebooknya disini: Ebook Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus (365 halaman). Covernya seperti dibawah ini: 

Klik cover untuk memperbesar


Ebook intraday trading saya terbitkan khusus untuk membahas strategi-strategi dan praktik mencari saham2 yang bagus untuk trading harian, yaitu beli jual saham di hari yang sama sampai tiga harian trading. 

Jadi anda akan praktik langsung memilih saham-saham yang punya pergerakan likuid, mudah dianalisa dengan analisa teknikal, serta saham2 tersebut mudah naik dalam jangka waktu harian.

Ebook intraday & One Day Trading ini saya lengkapi dengan target2 take profit untuk intraday trading, manajemen modal dan portofolio untuk trader harian, disertai analisa TAPE READING SAHAM untuk trading harian.   

Anda bisa mendapatkan praktik2nya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham (357 halaman). Berikut cover ebooknya: 

Klik cover untuk memperbesar

DISKON EBOOK TRADING 

Untuk anda yang ingin memiliki dua atau tiga ebook saham langsung, anda bisa mendapatkan harga diskon ebook, sehingga anda bisa mendapatkan praktik trading yang lebih lengkap, dengan harga yang lebih terjangkau. 

Anda bisa melihat detailnya disini: Buku Pilihan Trader Saham Terbaik - Diskon 15%

Ketiga ebook saham tersebut saya susun dan jelaskan full menggunakan Bahasa Indonesia. Bahasa ebook sudah saya susun dengan Bahasa Indonesia yang sesimpel mungkin, sehingga dapat dimengerti dengan mudah untuk pemula.

Jadi untuk anda yang ingin memahami praktik-praktik trading melalui ebook Bahasa Indonesia, plus mempraktikkan langsung di saham-saham Bursa Efek Indonesia, maka ketiga ebook ini sudah saya susun lengkap untuk anda semua. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Investasi Saham Seumur Hidup

Investasi Saham Seumur Hidup

Beberapa waktu lalu saya pernah mendapat pertanyaan dari seorang pebisnis saham. Pertanyaannya sebagai berikut:

"Bung Heze, saya mau tanya... Kalau misalnya saya mau beli saham buat disimpan / investasi seumur hidup apakah bisa? Dan sebaiknya saham-saham apa yang Bung Heze anjurkan untuk diinvestasikan?" 

Investasi saham buat disimpan seumur hidup? Bisa-bisa saja. Intinya, lama tidaknya anda menjual saham anda itu tergantung dari keinginan anda pribadi. Anda mau jual saham anda besok, tahun depan atau bahkan nggak dijual sama sekali boleh2 saja. 

Terkait saham2 apa yang bagus untuk disimpan seumur hidup, menurut saya sih nggak banyak. Tapi memang saya akui, ada beberapa saham (terutama saham2 blue chip), di mana saham-sahamnya layak disimpan untuk seumur hidup. Yap, saya pernah menuliskannya disini: 7 Saham yang Layak Investasi Seumur Hidup. Anda bisa baca-baca kembali. 

Sebenarnya nggak masalah anda mau investasi saham buat seumur hidup. Tapi apa motif yang mendasari anda untuk menyimpan saham seumur hidup? Itu yang harus bisa anda jawab. 

Kita semua trading maupun investasi saham tujuannya adalah untuk mendapatkan PROFIT. Entah mengambil profit jangka pendek maupun jangka yang lebih panjang.

Kalau anda menyimpan saham seumur hidup, itu artinya anda tidak mendapatkan profit, karena anda tidak menjual saham anda sama sekali. 

Jadi kalau anda mau simpan saham untuk seumur hidup, hendaknya anda memang memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Anda mau mewariskan saham anda

Jika anda sudah punya tujuan jangka panjang untuk mewariskan saham anda pada anak cucu anda, maka tidak ada salahnya anda menyimpan saham pilihan anda seumur hidup, dan tidak anda jual.

Memang ada beberapa investor saham yang memiliki tujuan ini. Kalau anda mau mewariskan saham anda nantinya, maka anda harus membeli saham2 yang bertumbuh terus dalam jangka panjang, membagi dividen, cari emiten yang ROE-nya diatas 15 kali setiap tahun, dan bisa menjadi pemimpin di sektor industrinya (baik dari segi aset, ekuitas dan laba). Contohnya bisa anda lihat saham2 blue chip seperti UNVR, BBRI, ASII, TLKM.. 

2. Anda ingin mendapatkan pasif income dari dividen

Ini adalah alasan yang banyak saya jumpai mengapa investor memilih untuk menyimpan saham seumur hidup, yaitu dapat pasif income dari dividen. Ingin dapat bisa hidup hanya dari dividen saham (dividend for living). 

Namun perlu anda ingat juga, bahwa untuk dapat pasif income dari dividen, apalagi kalau anda mau dividend for living, maka anda harus punya saham dalam jumlah yang sangat besar. Artinya, modal anda harus sangat besar juga. 

Karena dividen akan anda terima setiap tahun (beberapa perusahaan bagi dividen 2 kali setahun). Kalau dibagi untuk setiap bulan (dibagi 12 bulan), maka nilai dividen akan anda terima bakalan kecil, jika modal anda tidak jumbo. 

So katakanlah ada perusahaan blue chip yang bagi dividen sebesar Rp400 per saham. Anda punya sahamnya sebanyak 100 lot. Jadi dividen yang anda terima per tahun adalah Rp400 x 100 lot x 100 lembar = Rp4.000.000.

Jika dibagi 12 bulan, maka dividen per bulan yang anda terima "hanya" sekitar Rp330.000 per bulan. Apakah uang Rp330.000 ini cukup untuk dividend for living? 

Kemudian anda nyeletuk: "Tapi kan modal bisa ditambah tiap bulan, jadi lama kelamaan modalnya akan semakin besar di kemudian hari".

Betul, saya setuju.. Tapi kalau anda setor modal tiap bulan secara rutin, dengan tujuan investasi saham seumur hidup, maka saya menyarankan agar anda membagi modal anda. 

Misalnya, anda suntik modal Rp1 juta tiap bulan. Maka bagilah modal anda Rp500 ribu untuk saham yang mau anda investasikan seumur hidup, dan sisanya buat trading (sehingga anda juga menghasilkan profit dan mendayagunakan modal menganggur yang anda miliki). 

Karena kalau usia anda masih muda, dan seluruh modal anda masukkan di saham untuk investasi seumur hidup, maka jujur saja, sebenarnya itu sayang sekali. 

Harusnya buat anda yang masih usia produktif, anda juga menggunakan sebagian modal anda untuk trading / investasi (tapi bukan untuk disimpan seumur hidup). 

Nah, jika anda punya rencana untuk investasi seumur hidup, maka ya itu tadi strategi yang saya sarankan, masukkan 50% atau 60% modal anda untuk itu, sisanya anda dayagunakan buat trading, mengingat anda masih produktif dan punya kesempatan belajar saham serta meraih profit. 

Tapi kalau modal anda cuma Rp1 juta, dan anda belum ada rencana buat suntik modal tiap bulan, lebih baik modal segitu anda tradingkan saja, supaya anda bisa mendayagunakan modal kecil untuk mendapatkan profit jangka pendek yang lebih sering. Karena modal kecil justru tidak efektif untuk investasi seumur hidup.

Untuk planning investasi saham seumur hidup, hendaknya anda pertimbangkan dahulu dengan matang. Terutama pertimbangkan kemampuan modal anda.

Actually banyak pebisnis saham yang mau mencoba menerapkan strategi investasi saham seumur hidup karena hanya ikut-ikutan investor2 kawakan sekelas Warren Buffet (kita tahu bahwa WB bisa menyimpan saham dalam jangka waktu yang sangat panjaaaanng).. 

Tetapi WB memang punya modal yang super besar, sehingga mau sahamnya naik atau turun, beliau tetap aja jadi horang kaya karena WB akan dapat dividen yang nominalnya jumbo setiap tahun. 

Jika anda merasa lebih cocok trading dan mendapatkan profit jangka pendek, atau anda lebih cocok untuk investasi 1-2 tahun, maka anda tidak perlu memaksakan strategi beli saham untuk seumur hidup.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.