Panduan Cara Beli Saham BRI

Panduan Cara Beli Saham BRI

Salah satu perusahaan perbankan terbesar di Indonesia adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Kita semua tahu nama besar Bank BRI, dan para pengguna (nasabah) BRI sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia. 

Fyi, bank BRI adalah bank dengan jumlah aset, ekuitas dan laba bersih yang paling tinggi di Indonesia. Yup, nilai aset bank BRI lebih besar daripada bank-bank besar Indonesia lain seperti Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN. 

Karena BRI sahamnya sudah melantai di Bursa Efek alias sudah go public, maka anda sebagai masyarakat memiliki kesempatan untuk membeli saham BRI. Bagaimana caranya? Berikut adalah panduan cara beli saham BRI

1. Sebelum beli saham, anda harus buka akun saham di kantor sekuritas

Perdagangan saham sekarang dilakukan melalui software online trading. Jadi kalau anda mau beli saham BRI, anda harus punya akun saham terlebih dahulu, di mana untuk memiliki akun trading saham (software online trading), anda harus buka akun di kantor sekuritas. 

Buka akun di kantor sekuritas bisa dilakukan secara online. Anda nggak harus datang ke kantor sekuritas. Disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula, saya sudah memberikan langkah2 membuka akun saham, beserta sekuritas rekomendasi yang bagus. Anda bisa download free ebooknya.

2. Anda bisa beli saham BRI melalui akun software trading. Caranya klik tombol Trade --> Buy  


Setelah itu muncul tampilan seperti dibawah ini:

Cara Beli Saham BRI
Untuk beli saham BRI, ketikkan kode saham bank BRI yaitu 'BBRI'. Kemudian muncul tampilan harga saham BBRI seperti diatas (perhatikan lingkaran orange). Itu adalah harga saham bank BRI pada saat itu, yaitu di harga best bid price (paling atas) 4.230 dan best offer price (offer paling atas) di 4.240. 

Jika anda mau beli saham BRI dan langsung mendapatkan sahamnya, anda bisa beli di harga 4.240. Namun jika anda ingin dapat di harga lebih murah, anda bisa beli di 4.230, 4.220 dan seterusnya, tetapi anda harus antri harga. 

Kalau anda belum paham tentang cara membaca bid-offer, anda bisa baca lagi pos saya disini: Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham - Part I.

Setelah itu ketikkan harga saham yang ingin anda beli, ketikkan jumlah lot yang ingin anda beli, lalu tekan 'Buy' (nomor 3). 

Fyi, 1 lot saham = 100 lembar. Jadi kalau anda beli saham BRI di harga 4.230 sebanyak 50 lot, maka uang yang harus anda keluarkan untuk membeli saham BRI adalah Rp4.230 x 50 lot x 100 lembar = Rp21.150.000. 

Anda bisa menambah atau mengurangi jumlah lot sesuai dengan modal yang anda miliki. minimal pembelian saham adalah 1 lot. 

3. Analisa grafik saham BRI

Sebelum membeli saham, anda harus menganalisa chart / saham BRI. Berikut adalah grafik saham BRI: 

Grafik Saham BRI
Tujuan menganalisa saham BRI adalah supaya anda bisa mendapatkan harga beli yang bagus. Terkait konsep dan praktik analisa teknikal, anda bisa terapkan strateginya disini: Buku Saham. 

Itulah panduan cara beli saham BRI. Semoga menjawab pertanyaan rekan-rekan semua. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Apa Itu Beta Saham?

Apa Itu Beta Saham?

Di pasar saham, anda mungkin sering mendengar istilah 'beta saham'. Apa itu beta saham? Dan apa kegunaan anda mengetahui beta saham? 

Secara sederhana, beta saham merupakan indikator yang berguna sebagai pengukur level risiko saham terhadap tingkat risiko pasar. Beta saham ini merupakan ukuran yang bisa menggambarkan perubahan return saham anda dibandingkan dengan perubahan indeks saham (IHSG). Misalnya, anda bisa membandingkan imbal hasil saham UNTR dibandingkan dengan IHSG. 


Kegunaan beta saham, anda bisa menilai seberapa besar level sensitivitas saham dengan risiko pasar yang ada. Di pasar saham, terdapat beberapa jenis saham berdasaran beta sahamnya: 

- Saham perusahaan dengan beta kurang dari satu 

Saham yang betanya kurang dari satu, menandakan sensitivitas harga saham lebih kecil terhadap IHSG. Sebagai contoh, jika beta suatu saham 0.4, artinya fluktuasi harga saham adalah sebesar 40% dari IHSG. Let say, IHSG naik sebesar 1%, maka saham tersebut akan naik sebesar 0,4% (1% * 0,4). Demikian juga ketika IHSG turun sebesar 1%, maka saham tersebut akan turun sebesar -0,4%. 

- Saham dengan beta diatas satu 

Jika saham memiliki beta diatas satu, artinya saham tersebut memiliki tingkat fluktuatif diatas harga pasar / IHSG. Misalnya saham memiliki beta sebesar 2. Maka, ketika IHSG meningkat sebesar 3%, harga saham akan naik sebesar 6% (2 * 3%). Sebaliknya, ketika IHSG turun sebesar 3%, maka harga saham yang betanya diatas 1 ini juga akan mengalami penurunan yang lebih besar ketimbang penurunan IHSG-nya. 

- Beta saham negatif 

Beta saham negatif artinya pergerakan harga saham berbanding terbalik dengan pergerakan IHSG. Katakanlah ketika IHSG sedang sideways, harga saham justru meningkat tajam. Sebaliknya, ketika IHSG mengalami peningkatan, harga saham justru mengalami penurunan. 

APLIKASI BETA SAHAM DI PASAR SAHAM

Ini artinya beta saham dapat menjadi pengukur risiko pasar. Kelebihan beta saham adalah dapat menjadi ukuran risiko saham. Kedua, anda juga bisa mendapatkan informasi tambahan tentang kecenderungan pergerakan harga saham secara data historis.

Satu-satunya kelemahan beta saham adalah beta saham tidak 100% akurat, sama halnya dengan indikator analisis teknikal saham. Beta saham diatas satu tidak selalu harga saham akan naik diatas kenaikan return IHSG dan sebaliknya. Artinya, beta saham hanyalah salah satu analisis saham dari banyak analisis lain yang bisa anda gunakan. Beta saham adalah pelengkap analisis anda.  

CARA MENDAPATKAN DATA BETA SAHAM 

Sebagian dari anda mungkin bertanya-tanya: "Gimana caranya kita bisa tahu beta saham suatu saham?" Anda bisa mendapatkan data beta saham di situs Reuters.com. Berikut tampilannya.


Lalu pada bagian kanan atas ada menu search (perhatikan yang saya beri lingkaran merah). Kemudian anda bisa ketikkan kode saham yang anda inginkan. Jangan lupa untuk menambahkan .jk dibelakang kode saham. JK adalah kepanjangan dari Jakarta Composite Index alias IHSG. 

Misalnya anda ingin mencari beta saham Unilever. Maka anda bisa ketikkan UNVR.JK. Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini: 


Kemudian anda klik nama perusahaan yang ditulis warna biru dan akan muncul tampilan seperti dibawah ini:


Anda bisa melihat beta saham UNVR sebesar 0,62. Ini artinya UNVR termasuk dalam emiten yang beta sahamnya dibawah 1. 

Pada umumnya, saham2 yang bagus untuk trading (jika anda juga menggunakan beta saham untuk analisis), adalah saham2 yang betanya dibawah 1, karena saham2 tersebut memiliki unsur risiko yang tidak terlalu tinggi. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mau Main Saham? Jawab Pertanyaan Trading Plan ini

Mau Main Saham? Jawab Pertanyaan Trading Plan ini

Mayoritas pemain saham yang belum bisa mendapatkan profit di pasar saham, dikarenakan mereka belum mampu menjalankan sistem trading yang jelas. Seperti apa sistem trading yang jelas itu? 

Sebenarnya, dasar-dasar trading / investasi saham tidak pernah lepas dari 2 pertanyaan penting yang harus anda jawab. Pertama: Anda mau beli saham apa? Kedua: Mengapa anda membeli saham tersebut?  

Dua hal ini kelihatannya sepele. Tapi coba anda renungkan lagi baik-baik dalam trading anda. Apakah anda sudah benar2 melakukan hal ini? Atau hanya kadang-kadang saja? 

Beli saham apa?

Hal pertama yang harus anda lakukan dalam trading adalah membeli saham. Jadi, anda setidaknya harus tahu saham apa yang mau anda beli. Pertanyaan ini sebenarnya tidak terlalu susah. Kenapa begitu?

Karena mayoritas pemain saham sudah tahu saham yang dibeli. Kalau anda ditanya beli saham apa, anda hanya perlu jawab saja saham yang anda miliki di portofolio anda. Tapi trading bukan hanya soal beli saham. Hal yang lebih penting adalah, anda harus tahu MENGAPA ANDA MEMBELI?

Mengapa anda membeli saham tersebut? 

Pertanyaan ini yang seringkali tidak bisa dijawab oleh pemain saham. Trader tahu saham apa yang dibeli, tapi banyak trader tidak tahu mengapa memilih membeli saham tersebut? Nah, inilah yang menyebabkan trader seringkali terjebak beli saham yang jelek, beli saham di harga yang terlalu tinggi, banyak cut loss dan nyangkut.  

Kalau anda beli saham tanpa melihat chart-nya. Anda beli saham hanya melihat isu / berita / rumor. Anda beli saham hanya karena kata teman / analis/ broker. Anda beli saham hanya karena IHSG lagi naik kencang, maka alasan itu masih kurang spesifik, karena anda harus punya dasar yang kuat untuk membeli saham. 

Artinya kalau ditanya kenapa anda beli saham tersebut, maka jawaban anda harus didasarkan pada analisis teknikal. Ada banyak cara untuk melakukan analisis teknikal saham. Saya membahasnya lengkap disini: Buku Saham. 

Apabila anda beli saham karena alasannya adalah harganya sudah diskon, stochasticnya sudah jenuh jual, candlesticknya sudah membentuk pola rebound disertai volume besar, maka itu adalah alasan-alasan beli saham yang bagus. I mean, anda punya dasar yang lebih kuat untuk menjelaskan kenapa anda beli saham tersebut. 

Anda juga bisa membalik pertanyaan 'beli saham apa dan mengapa beli saham tersebut' menjadi 'mengapa beli, dan kemudian baru anda pilih saham yang ingin anda beli'. Jadi misalnya sebelum membeli saham, anda menentukan kriteria2 saham yang hendak anda beli. 

Misalkan anda menentukan beli saham dengan kriteria harga saham harus rebound dari MA 30. Maka jika ada saham yang memenuhi kriteria anda, misalnya rebound dari MA 30, maka anda baru memilih sahamnya. Paham sampai disini?  

Kemudian anda nyeletuk: "Pak Heze, gimana kalau saya ikut beli saham dari rekomendasi saham yang diberikan analis?"

Katakan anda beli saham ASII karena alasannya menurut analis PER ASII yang paling rendah di sektornya. Alasan itu sah-sah saja. Hanya saja, anda harus melihat apakah track record analis tersebut bagus atau tidak. Apakah prediksi analis di masa lalu lebih banyak benar atau salahnya?

Demikian juga kalau anda dapat rekomendasi dari teman anda. Kalau teman anda memberikan rekomendasi beli saham SOCI tanpa ada dasar yang kuat, maka jangan langsung terpengaruh membeli sahamnya. Meskipun teman anda lebih ahli daripada anda. 

Dibalik semua itu, alasan kenapa membeli saham sebenarnya juga tidak sesimpel itu. Meskipun anda sudah punya alasan yang tepat kenapa anda membeli saham, tidak serta-merta harga saham akan naik. Artinya, belum tentu analisa anda akan selalu benar. 

"Terus bagaimana caranya supaya bisa dapat profit konsisten Bung Heze?" Tanya anda lagi 

Satu-satunya cara agar anda bisa memperoleh profit konsisten, anda harus mencoba dan berlatih trial and error analisa teknikal. Apabila hasil trading yang anda gunakan rugi, anda harus mencoba sistem analisis teknikal lain. Kalau untung, lanjutkan. 

Catat setiap analisa yang anda gunakan dalam trading, untuk menjawab pertanyaan 'mengapa beli saham'? Pahami strategi2 trading agar anda bisa meraih profit di pasar saham. Pahami psikologis trading yang baik, agar anda tidak salah melangkah dalam menerapkan trading plan anda. Baca juga: Strategi Trading Profit dan Psikologis Saham 

Lama-kelamaan anda akan tahu sendiri cara menganalisa saham yang paling cocok untuk anda. Anda akan tahu saham apa yang harus anda hindari. Anda akan tahu kapan waktunya beli saham, kapan waktunya jual. 

Anda akan lebih tenang menghadapi kondisi pasar. Anda yang dulu banyak cut loss, sekarang cut lossnya dikit dan banyak untung. Anda tidak lagi bergantung pada opini dan rekomendasi dari analis, teman, broer. 

Dengan kata lain, anda sudah 'naik level' dari trader pemula jadi trader berpengalaman. Hal ini saya alami sendiri. Artinya kalau mau mendapat untung, ya anda harus terus belajar, terus menganalisa. 

Jadi dua poin inilah yang harus anda jawab kalau anda mau main saham: Apa dan mengapa? Jangan sampai anda tahu beli saham apa tapi tidak tahu mengapa anda membeli. 

Dengan tahu mengapa anda membeli saham, anda bisa menemukan apa yang cocok untuk anda, sekaligus anda bisa mengevaluasi hasil trading anda.   

Catatan: Untuk pemula, anda disarankan untuk menghindari beli saham gorengan. Karena saham gorengan memiliki risiko (potensi kerugian) yang jauh lebih besar dibandingkan saham2 blue chip. Jadi, untuk anda yang masih pemula, ada baiknya anda memulai beli saham2 blue chip dan saham2 lapis dua yang likuid. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Crash Market Saham: Terulang?

Crash Market Saham: Terulang?

Crash market saham merupakan kondisi di mana mayoritas pasar saham mengalami koreksi / bearish dalam jangka waktu yang agak panjang, di mana bearish ini bukan cuma koreksi biasa, namun penurunan ini terjadi secara masif, dan juga dialami oleh bursa-bursa saham yang lain. 

Oke, di Indonesia, crash market saham pernah terjadi beberapa kali: 

1998: Crash market ini yang paling parah, di mana pemicunya adalah krisis moneter (ekonomi), Rupiah terus melemah, hiper inflasi, plus kondisi politik yang sedang kacau.  

2008: Crash market ini dipicu oleh penurunan harga komoditas (global), dan resesi ekonomi khususnya di Amerika, yaitu AS menghadapi subprime mortgage (gagal bayar kredit properti). 

2015: Crash market ini dipicu oleh adanya resesi ekonomi, khususnya pelemahan nilai tukar Rupiah, banyak usaha yang gulung tikar, banyak emiten yang labanya anjlok, harga komoditias yang bearish panjang, dan inflasi membengkak. Selain itu, kondisi di luar negeri, seperti Tiongkok juga sedang mengalami perlambatan ekonomi, yang berpengaruh juga ke bisnis dagang Indonesia. 

Jadi yang menyebabkan crash market bisa terjadi di Indonesia sampai tiga kali, pemicunya adalah: KONDISI EKONOMI, KONDISI POLITIK, KONDISI LUAR NEGERI. 

Tiga kondisi ini, kalau sudah terjadi, apalagi terjadinya secara BERSAMAAN, ya sudah, crash market nggak akan bisa dihindari lagi. 

Ironisnya, di tahun 2019 kita sudah melihat tanda-tanda crash market tersebut. Apa tanda-tanda crash market tersebut? 

1. Perang dagang AS- Tiongkok

Perang dagang AS-Tiongkok sudah memanas sejak tahun 2017, di mana AS terus mengenakan kenaikan tarif produk2 Tiongkok, demikian juga sebaliknya. Perang dagang akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi turun, dan hal ini akan dialami baik oleh AS maupun Tiongkok. 

Perang dagang membuat arus aliran transaksi barang tidak akan berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

Masalahnya, Indonesia memiliki hubungan bisnis yang cukup besar dengan AS maupun Tiongkok. Sebagai contoh, Indnesia memiliki nilai eskpor yang besar ke Tiongkok untuk barang2 komoditas seperti batu bara. 

Nah, kalau Tiongkok mengalami perlambatan ekonomi, jumah barang ekspor kita pasti akan ikut menurun, dan otomatis pertumbuhan ekonomi (pendapatan pajak dan lain2) di negara kita juga bakal turun. 

Ketika terjadi perang dagang, investor akan cabut dari bursa saham, dan lebih memilih untuk menyimpan aset2 safe heaven seperti emas.  

2. Harga komoditas tidak kunjung membaik, pertumbuhan ekonomi tidak sesuai harapan

Kita semua tahu bahwa harga barang2 komoditas sekarang seperti apa. Turun, bearish. Kita bisa lihat saham2 batu bara, minyak, kelapa sawit yang turun terus selama beberapa bulan ini, dan bahkan reboundnya cuma tipuan saja. 

Kabaar buruknya lagi, di kuartal I / 2019, rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berhasil mencapai angka 5,07% (data BPS), di mana sebelumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi bisa mencapai 5,2%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi, harga komoditas yang masih belum pulih, bisa menjadi indikasi bearish market. 

3. Kondisi politik Indonesia

Tahun 2019 merupakan tahun pemilu. Tahun pemilu selalu "berhasil" membuat pelaku pasar wait and see, bahkan hengkang dari Bursa saham kita. 

Karena pelaku pasar selalu mengaitkan pemilu dengan tahun politik, sehingga sebelum maupun pasca pemilu, jangan berharap pelaku pasar akan membeli saham dalam jumlah besar. Sebaliknya, setiap tahun politik, IHSG rata2 cenderung bergerak mixed dan cenderung turun. 

Kondisi politik kita sekarang juga masih tidak menentu. Inilah yang menyebabkan IHSG berpotensi crash, karena kalau pelaku pasar, investor asing sudah ramai2 keluar dari Bursa, anda pasti sudah bisa jawab apa yang bakali terjadi dengan IHSG. 

4. Ciri-ciri crash market secara technical analysis

Ciri-ciri atau pertanda crash market kalau dilihat dari pergerakan saham2 di BEI adalah: Mayoritas saham-saham likuid terutama blue chip dan LQ45, harganya akan turun terus, hingga berada di bawah MA200, demikian juga dengan IHSG. 

MA200 ini adalah indikator moving average selama 1 tahun. Jadi kalau mayoritas saham pada turun dibawah MA200, maka ini bisa menunjukkan bahwa banyak saham yang harganya mulai bearish. 

Anda harus peka melihat situasi analisa teknikal ini, karena kalau cuma 1-2 saham blue chip yang harganya bearish dibawah MA200, bisa jadi memang sahamnya memang lagi turun. Tapi kalau mayoritas saham polanya sama, maka hal ini bisa jadi pertanda strong bearish, bukan cuma koreksi wajar.  

Sebelumnya, crash market digadang-gadang akan terjadi di tahun 2018. Perhatikan chartb IHSG sejak tahun 2018 sampai Mei 2019 dibawah ini:



Kita bisa perhatikan bahwa IHSG sebelumnya sudah turun tajam setelah breakout all time high ke 6.7000-an pada Februari 2018 (tanda lingkaran). Saat itu banyak trader yang mengatakan terjadi crash market, resesi, siklus 10 tahunan terulang, krisis 1998 terulang dan lain2. 

Tapi karena saya belum melihat tanda2 IHSG akan bergerak ke arah krisis 1998 (secara data tahun 2018 juga masih jauh lebih bagus), maka saya pernah menuliskan disini: IHSG Turun Terus, Apakah Pertanda Krisis Global? bahwa crash market 2018 tidak terjadi, walaupun perekonomian global sejatinya masih lesu. 

Dan memang benar dua bulan terakhir di tahun 2018, IHSG berhasil rebound dengan kencang. Namun di tahun 2019, kondisinya tidak sama, karena tahun politik semakin dekat, perang dagang semakin gencar, dan seperti yang saya tuliskan tadi: Perekonomian di kuartal I  2019 jauh dari harapan. 

Sehingga, suka nggak suka IHSG langsung terjun bebas, dan ironisnya ketiga poin itu tadi yaitu: 
Poin 1: Kondisi luar negeri. Poin 2: Kondisi ekonomi. Poin 3: Kondisi politik, semuanya lagi terjadi di tahun 2019.  

Logikanya gini, kalau market sudah bearish sampai beberapa bulan, dan kemudian ekonomi kita benar2 pulih atau at least nggak ada masalah apapun, harusnya IHSG sekarang sudah bisa break all time high. 

Tapi pada grafik diatas, justru sebaliknya, tahun 2019 samoai Mei kita cuma berhasil mencapai angka IHSG 6.637 (belum sempat tembus all time high di 6.700-an), then IHSG langsung terjun bebas karena tiga faktor tersebut.

STRATEGI TRADING SAAT CRASH MARKET

Catatan: Sebelum saya lanjut, saya ingin mengatakan dulu pada anda bahwa crash market ini masih POTENSI, artinya BELUM PASTI. Jadi dengan membaca tulisan ini, jangan langsung ambil kesimpulan market sudah crash. Tapi tanda2nya sudah mulai terlihat...  

Saya yakin setelah baca ulasan diatas, anda bakalan tanya: "Pak Heze, bagaimana strategi beli saham saat crash market?"

Well, karena sebelum2nya saya sudah mengalami crash market, maka strategi terbaik berdasarkan pengalaman saya adalah: WAIT AND SEE.. Yap, keputusan ini adalah keputusan yang membosankan, karena anda nggak trading, cuma mengamati. Tapi ya inilah adalah keputusan terbaik. 

Soalnya kalau anda memaksakan main seruduk saat IHSG masih nggak pasti (dan koreksinya bukan turun biasa), saham nyangkut anda bakal bertambah banyak, bukankah begitu? 

Wait and see sampai paling tidak sentimen2 negatif sudah mulai pada keluar, dan IHSG sudah sulit untuk turun lagi. Sampai kapan? 

Kita semua tidak tahu, karena dari pengalaman crash market tahun2 sebelumnya, tidak ada acuan yang pasti sampai berapa bulan crash market berakhir. Tahun 1998 crash market berlangsung cukup panjang, tapi tidak demikian dengan tahun 2015. Tahun 2015 crash market kita lebih cepat pulih. 

Jika tekanan bearish market sudah mulai reda, incarlah saham2 yang mudah naik. Saya pernah menulisnya disini: Saham yang Mudah Naik.

Tetapi, seturun-turunnya IHSG, pasti ada 1-2 hari di mana IHSG rebound. Nah, untuk anda yang tipikalnya trader cepat, anda bisa manfaatkan momentum ini untuk buy-sell dalam jangka singkat, karena nggak mungkin IHSG turun setiap hari. 

Baca juga: Strategi dan Praktik Trading Harian Saham. 

Beberapa trader yang saya temukan pernah mengatakan: "Kalau crash market beli saja saham gorengan, jangan beli sham blue chip, soalnya pasti turun."

Memang benar. Ketika crash market, setiap hari tetap ada saham yang naik 20%. Saham2 itu adalah saham gorengan. Tidak masalah kalau anda mau cari cuan dari saham2 tersebut selama crash market.

Tapi dengan catatan, anda memang benar2 jago mencari saham2 gorengan, dan anda juga harus batasi risiko. Mengingat saham gorengan ini cukup berisiko. Jadi strategi seperti ini, nggak saya sarankan buat pemula. 

Mengingat market yang sekarang lagi turun, itulah kenapa terkadang watchlist saham di halaman: Rekomendasi Saham, juga tidak terlalu sering saya berikan. 

Bahkan wathclist2 saham yang saya tuliskan lebih banyak saya ulas titik2 supportnya supaya anda lebih waspada kalau2 saham tersebut jatuh lagi. 

"Tapi Pak Heze, sekarang saya lagi punya saham dan nyangkut. Enaknya hold atau cut loss?"

Buat anda yang sudah terlanjur punya saham dan masih nyangkut, maka kalau anda masih loss 2-5%, anda bisa jual dulu, toh kalau anda bisa ambil di harga bottom, return anda nanti pasti lebih besar. 

Tapi kalau anda nggak berani cut loss atau bahkan anda nggak mau cut loss, maka ya sudah hold saja sahamnya, sampai market nanti pulih. 

Itulah pentingnya anda harus punya saham2 blue chip atau LQ45. Karena saham2 tersebut selain teknikalnya bagus (mudah naik setelah turun), fundamentalnya juga terjamin, sehingga kalaupun saham anda turun, anda tetap dapat dividen rutin.  

Namun jika sekarang anda pegang saham2 yang nggak jelas plus anda nggak berani cut loss, maka jadikan ini sebagai pembelajaran anda. 

Catatan penting: Seperti saya tuliskan, crash market ini masih potensi (karena sudah ada tanda-tandanya), walaupun kita tidak bisa langsung menarik kesimpulan satu arah Nah, kalau nanti ada update2 terbaru atau perubahan market, saya akan ulas lagi di web Saham Gain ini. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Data Saham Indonesia

Cara Mencari Data Saham Indonesia

Data saham terdiri dari harga opening (pembukaan), high (tertinggi), low (terendah) dan close (penutupan). Kalau kita singkat menjadi OHLC. Data saham terbentuk dari adanya perdagangan saham harian yang ditradingkan oleh pelaku pasar.  

Bagi anda yang ingin mencari data saham Indonesia, terutama data historis saham di hari atau tahun2 sebelumnya (karena di software online trading tidak menampilkan rignkasan data historis OHLC saham), anda bisa mencarinya melalui situs Yahoo Finance atau situs IDX.  

Berikut langkah2nya mencari data saham Indonesia di Yahoo Finance, IDX dan Dunia Investasi

Data Saham Indonesia di Situs Yahoo Finance

1. Buka situs finance.yahoo.co.id

2. Ketikkan kode saham yang anda inginkan (ditambah .jk dibelakangnya). Misalnya anda mencari data harga historis saham ASII, maka ketikkan ASII.JK seperti berikut ini: 

Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini: 

Klik gambar untuk memperbesar

3. Untuk mencari data harga saham (OHLC), anda bisa klik menu Historical Data, lalu akan muncul tampilan sebagai berikut:

   

Anda bisa setting periode waktu yang ingin anda tampilkan (tanda lingkaran), misalnya anda tampilkan data harga saham ASII satu tahun kebelakang. Maka, akan muncul data saham OHLC selama 1 tahun. 

Data Saham Indonesia di Situs IDX
  
1. Buka situs www.idx.co.id 

2. Pilih Data Pasar --> Ringkasan Saham



3. Kemudian muncul tampilan ini 


4. Untuk menampilkan data saham, anda perlu pilih menu kode saham, tertinggi, terendah, penutupan, open price, dan anda pilih tanggal yang ingin anda tampilkan (Lihat lagi  tabel pada langkah 3). Setelah itu, anda bisa tampilan dibawah ini: 

  
Data Saham Indonesia di Situs Dunia Investasi 

1. Buka situs duniainvestasi.com

2. Di tampilan web beranda Dunia Investasi sudah menampilkan 

Tampilan halaman web Dunia Investasi

Anda bisa mencari kode saham yang anda inginkan, dan setting tanggal yang mau anda cari data sahamnya, kemudian akan muncul data OHLC seperti yang anda lihat diatas. 

Itulah beberapa web yang bisa anda manfaatkan untuk mencari data saham Indonesia. Saran saya, kalau anda lagi cari data saham, di mana anda butuh mencari data saham dalam rentang waktu agak panjang misalnya 6 bulan, anda bisa mencari melalui situs Yahoo Finance.

Karena di Yahoo Finance anda tidak perlu mencari data harga saham per tanggal, karena anda bisa setting periode waktu berdasarkan rentang tanggal yang ingin anda tampilkan, sehingga mempercepat anda untuk mencari data.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Modal Saham: Menambah Modal Trading / Investasi

Modal Saham: Menambah Modal Trading / Investasi

Agar anda bisa membeli saham, baik untuk tujuan trading maupun investasi saham anda harus memiliki MODAL. Anda mungkin sering melihat kisah2 trader / investor yang sukses meraup profit besar. Di satu sisi, ternyata modal yang mereka gunakan juga sangat besar, bukan hanya modal jutaan. 

Tetapi ketika anda dihadapkan pada kondisi di mana anda baru memulai belajar saham, saya selalu menyrankan untuk memulai dengan modal kecil terlebih dahulu. 

Kenapa Pak Heze? Kalau saya punya duit Rp100 juta nganggur, kenapa nggak dimasukkan aja semua ke saham? Tanya anda

Menambah modal trading itu harus bertahap. Trading saham itu ibarat tahapan-tahapan yang anda lalui ketika anda sekolah. Saat anda masih Sekolah Dasar (SD), uang jajan anda masih sedikit. Namun ketika anda sudah 'naik level' ke Sekolah Menengah Pertama, uang jajan anda akan bertambah. 

Demikian pula seterusnya, sampai anda kuliah, uang jajan anda pasti lebih besar lagi. Ketika anda masih berada di bangku SD tidak mungkin anda diberikan uang jajan oleh orang tua anda sebesar porsi uang jajan anak SMA. 

Karena ketika anda masih SD, anda belum siap mengelola duit yang lebih besar. Anda belum bisa bertanggung jawab terhadap uang yang nominalnya besar. Anda juga belum terlalu membutuhkan uang yang jumlahnya besar.

Saat anda sudah mulai banyak pengalaman, anda sudah banyak belajar, usia anda bertambah, kebutuhan anda semakin banyak, maka anda pasti lebih siap mengelola uang jajan yang lebih besar.  

Perumpaan ini sama dengan trading saham. Anda yang baru memulai trading saham, ibarat anda masih berada di bangku SD. Anda masih butuh banyak belajar, memahami market, memahami analisa teknikal, memahami saham2 yang bagus untuk anda, dan masih banyak lainnya. Baca juga: Belajar Saham Pemula - Expert. 

Artinya, kalau masih banyak langkah2 dan kesiapan yang harus anda lalui, jangan pernah nekad main saham dengan modal besar. Karena jika anda diserahkan modal besar padahal anda belum siap secara skill dan mental, anda bisa jadi salah mengambil keputusan, dan berakibat fatal (salah membeli saham dan dampaknya bisa berujung bangkrut).

Sama ketika seorang anak SD dipercayakan uang besar, anak SD tidak akan bisa mengelola uang tersebut dengan baik, karena tingkat pengalaman anak SD masih sangat minim, sehingga belum paham cara mengelola duit besar. 

Saya banyak sekali menemukan trader2 pemula yang bangkrut di saham, karena nekad main saham pakai modal besar. Padahal trader belum tahu saham apa yang risikonya besar, saham apa yang risikonya kecil. Sehingga trader memasukkan modal ratusan juta di saham2 gorengan, yang fundamental dan teknikalnya tidak jelas. 

Dan mayoritas saham gorengan, banyak sekali yang harganya naik tapi nggak kembali lagi ke harga semula. Ironis sekali trader2 yang terjebak dengan iming2 cepat kaya, tanpa mau memulai step-by-step. 
Pemula yang memaksakan trading dengan modal besar ibarat anda baru belajar olahraga lompat tinggi, tapi sudah mau langsung menantang ajang olimpiade dunia. 
Jadi berapa modal kecil untuk trading? Idealnya, anda bisa memulai Rp500 ribu sampai Rp3 juta. Kalau masih pertama trading, jangan nekad membeli saham dengan modal puluhan juta.

Lalu kapan anda sebaiknya mulai modal? Yaitu ketika secara skill anda sudah lebih baik, lebih siap, anda sudah bisa menghasilkan profit (dan rugi semakin kecil), anda sudah lebih paham dengan analisa teknikal. Maka itulah saatnya anda menambah modal. Baca juga: Praktik Lanjutan Manajemen Modal. 
Tambah modal trading anda ketika anda sudah siap secara skill, psikologis dan kemampuan menganalisa.
Step by step belajar saham ini sangat penting agar anda bisa mengembangkan modal anda dengan baik. Step by step menambah modal trading ini sama seperti perumpaan tingkatan sekolah, yaitu mulai dari SD-SMP-SMA-kuliah.. 

Tidak mungkin anda yang masih pemula di dunia saham anda langsung main saham dengan modal puluhan bahkan ratusan juta, seperti yang dilakukan oleh trader2 yang sudah pengalaman. Hal ini seperti anda loncat step dari SD dan langsung ke SMA

Maka dari itu, supaya anda bisa jadi trader yang mahir, lakukanlah analisa saham mandiri. Dengan melakukan analisa2 mandiri, anda bisa mengetahui sejauh mana kemampuan anda mendapatkan profit, sebaik apa psikologis dan kesiapan anda dalam trading. 

Tetapi di satu titik tertentu, pasti ada batasan juga untuk menambah modal trading. Artinya, kalau anda sudah merasa mentok dengan modal anda, let say anda sudah bisa mengelola modal trading sebesar Rp500 juta, dan anda merasa anda nggak mungkin tambah modal lagi, maka ya sudah, berarti modal Rp500 juta itu adalah modal maksimal yang siap anda kelola.   

Oke well, mungkin itu saja yang ingin saya sampaikan di pos ini. Banyak trader yang belum paham cara menambah modal dengan benar, yaitu step-by-step, sehingga banyak trader yang melewatkan step-step penting. 

Ibarat dari SD langsung ke SMA tanpa melalui SMP terlebih dahulu. Selama anda masih punya modal untuk trading, anda punya peluang untuk profit. Maka dari itu, dalam main saham, modal adalah salah satu hal yang sangat penting untuk anda kelola dan kembangkan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Modal Saham: Menambah Modal Trading / Investasi

Modal Saham: Menambah Modal Trading / Investasi

Agar anda bisa membeli saham, baik untuk tujuan trading maupun investasi saham anda harus memiliki MODAL. Anda mungkin sering melihat kisah2 trader / investor yang sukses meraup profit besar. Di satu sisi, ternyata modal yang mereka gunakan juga sangat besar, bukan hanya modal jutaan. 

Tetapi ketika anda dihadapkan pada kondisi di mana anda baru memulai belajar saham, saya selalu menyrankan untuk memulai dengan modal kecil terlebih dahulu. 

Kenapa Pak Heze? Kalau saya punya duit Rp100 juta nganggur, kenapa nggak dimasukkan aja semua ke saham? Tanya anda

Menambah modal trading itu harus bertahap. Trading saham itu ibarat tahapan-tahapan yang anda lalui ketika anda sekolah. Saat anda masih Sekolah Dasar (SD), uang jajan anda masih sedikit. Namun ketika anda sudah 'naik level' ke Sekolah Menengah Pertama, uang jajan anda akan bertambah. 

Demikian pula seterusnya, sampai anda kuliah, uang jajan anda pasti lebih besar lagi. Ketika anda masih berada di bangku SD tidak mungkin anda diberikan uang jajan oleh orang tua anda sebesar porsi uang jajan anak SMA. 

Karena ketika anda masih SD, anda belum siap mengelola duit yang lebih besar. Anda belum bisa bertanggung jawab terhadap uang yang nominalnya besar. Anda juga belum terlalu membutuhkan uang yang jumlahnya besar.

Saat anda sudah mulai banyak pengalaman, anda sudah banyak belajar, usia anda bertambah, kebutuhan anda semakin banyak, maka anda pasti lebih siap mengelola uang jajan yang lebih besar.  

Perumpaan ini sama dengan trading saham. Anda yang baru memulai trading saham, ibarat anda masih berada di bangku SD. Anda masih butuh banyak belajar, memahami market, memahami analisa teknikal, memahami saham2 yang bagus untuk anda, dan masih banyak lainnya. Baca juga: Belajar Saham Pemula - Expert. 

Artinya, kalau masih banyak langkah2 dan kesiapan yang harus anda lalui, jangan pernah nekad main saham dengan modal besar. Karena jika anda diserahkan modal besar padahal anda belum siap secara skill dan mental, anda bisa jadi salah mengambil keputusan, dan berakibat fatal (salah membeli saham dan dampaknya bisa berujung bangkrut).

Sama ketika seorang anak SD dipercayakan uang besar, anak SD tidak akan bisa mengelola uang tersebut dengan baik, karena tingkat pengalaman anak SD masih sangat minim, sehingga belum paham cara mengelola duit besar. 

Saya banyak sekali menemukan trader2 pemula yang bangkrut di saham, karena nekad main saham pakai modal besar. Padahal trader belum tahu saham apa yang risikonya besar, saham apa yang risikonya kecil. Sehingga trader memasukkan modal ratusan juta di saham2 gorengan, yang fundamental dan teknikalnya tidak jelas. 

Dan mayoritas saham gorengan, banyak sekali yang harganya naik tapi nggak kembali lagi ke harga semula. Ironis sekali trader2 yang terjebak dengan iming2 cepat kaya, tanpa mau memulai step-by-step. 
Pemula yang memaksakan trading dengan modal besar ibarat anda baru belajar olahraga lompat tinggi, tapi sudah mau langsung menantang ajang olimpiade dunia. 
Jadi berapa modal kecil untuk trading? Idealnya, anda bisa memulai Rp500 ribu sampai Rp3 juta. Kalau masih pertama trading, jangan nekad membeli saham dengan modal puluhan juta.

Lalu kapan anda sebaiknya mulai modal? Yaitu ketika secara skill anda sudah lebih baik, lebih siap, anda sudah bisa menghasilkan profit (dan rugi semakin kecil), anda sudah lebih paham dengan analisa teknikal. Maka itulah saatnya anda menambah modal. Baca juga: Praktik Lanjutan Manajemen Modal. 
Tambah modal trading anda ketika anda sudah siap secara skill, psikologis dan kemampuan menganalisa.
Step by step belajar saham ini sangat penting agar anda bisa mengembangkan modal anda dengan baik. Step by step menambah modal trading ini sama seperti perumpaan tingkatan sekolah, yaitu mulai dari SD-SMP-SMA-kuliah.. 

Tidak mungkin anda yang masih pemula di dunia saham anda langsung main saham dengan modal puluhan bahkan ratusan juta, seperti yang dilakukan oleh trader2 yang sudah pengalaman. Hal ini seperti anda loncat step dari SD dan langsung ke SMA

Maka dari itu, supaya anda bisa jadi trader yang mahir, lakukanlah analisa saham mandiri. Dengan melakukan analisa2 mandiri, anda bisa mengetahui sejauh mana kemampuan anda mendapatkan profit, sebaik apa psikologis dan kesiapan anda dalam trading. 

Tetapi di satu titik tertentu, pasti ada batasan juga untuk menambah modal trading. Artinya, kalau anda sudah merasa mentok dengan modal anda, let say anda sudah bisa mengelola modal trading sebesar Rp500 juta, dan anda merasa anda nggak mungkin tambah modal lagi, maka ya sudah, berarti modal Rp500 juta itu adalah modal maksimal yang siap anda kelola.   

Oke well, mungkin itu saja yang ingin saya sampaikan di pos ini. Banyak trader yang belum paham cara menambah modal dengan benar, yaitu step-by-step, sehingga banyak trader yang melewatkan step-step penting. 

Ibarat dari SD langsung ke SMA tanpa melalui SMP terlebih dahulu. Selama anda masih punya modal untuk trading, anda punya peluang untuk profit. Maka dari itu, dalam main saham, modal adalah salah satu hal yang sangat penting untuk anda kelola dan kembangkan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.