Buy and Hold, Strategi Trading Terbaik?

Buy and Hold, Strategi Trading Terbaik?

Beli saham, hold, dan jual di harga yang tinggi beberapa minggu kemudian. Strategi trading ini seringkali dianggap sebagai strategi trading yang ideal. Saya setuju bahwa buy and hold adalah strategi yang cukup baik, karena saya juga menerapkannya saya bisa menyimpulkan demikian. 

Buy and hold saham biasanya juga sering diaplikasikan dala strategi SWING TRADING, di mana swing trading juga sudah pernah saya bahas strategi dan praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Namun yang namanya strategi trading itu nggak ada yang abadi. Maksudnya? Maksudnya adalah semua strategi trading bagus untuk anda aplikasikan, tetapi kondisi market, kondisi suatu saham juga menentukan apakah strategi buy and hold ini efektif atau tidak. 

Saya sering mendengar trader saham yang mengatakan: 

"Kalau bisa jual saham di harga tinggi, ngapain jual saham terlalu cepat" 
"Trading saham itu harus beli saham dan simpan, biar bisa jual di harga tinggi" 

Well, nggak ada salahnya juga mengatakan hal ini. Tapi kalau ada trader mengatakan hal tersebut, sekali lagi, kalimat tersebut tidak spesifik, soalnya ada beberapa kondisi yang harus anda perhatikan jika anda mau menerapkan buy and hold. 

Menerapkan strategi buy and hold harus mempertimbangkan kondisi-kondisi sebagai berikut: 

1. Kondisi market saat itu

Berdasarkan pengalaman trading saya, buy and hold efektif diterapkan pada saat market lagi bullish, atau cenderung bullish, pelaku pasar lagi tidak banyak keluar (sell besar2-an). 

Pasca crash market dan pulihnya IHSG, buy and hold juga sangat efektif untuk diterapkan. Sedikit bercerita pengalaman, return terbesar yang saya dapatkan justru ketika IHSG pulih setelah crash market (2008 dan 2015), karena dengan cara hold saham ini, banyak saham2 yang harganya naik drastis dalam kurun waktu tertentu. 

Sebaliknya, ketika terjadi crash market, IHSG lagi turun terus, pasar saham lagi dipenuhi sentimen2 negatif, maka strategi buy and hold ini kemungkinan besar tidak akan bisa anda realisasikan. 

Karena dalam kondisi tersebut, mayoritas saham akan lebih cepat turun. Kalau saham2 naik sehari-dua hari, umumnya saham bakalan langsung turun lebih banyak di hari2 berikutnya. 

Sehingga kalau anda memaksakan menerapkan buy and hold dengan jangka waktu yang lama, kemungkinan besar saham anda akan nyangkut. Artinya, di dalam menerapkan strategi buy and hold, anda juga harus fleksibel, dan melihat kondisi market, jangan menelan mentah2 saran trader atau analis lain. 

2. Buy and hold bukan strategi trading terbaik 

Strategi buy and hold bukanlah strategi trading terbaik, karena strategi terbaik adalah sesuai dengan preferensi anda sebagai trader, dan strategi ini (seperti yang saya jelaskan), harus disesuaikan juga dengan kondisi market, kondisi saham.

Ini artinya tidak ada salahnya juga jika anda ingin menerapkan strategi trading harian (intraday trading). Saya pernah membahas strategi2nya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Jika anda merasa cocok dengan strategi trading yang lain, anda merasa lebih cocok membeli dan menjual saham dengan range lebih cepat, go ahead.. Selama anda bisa menerapkan dengan benar dan profit, anda tidak harus memaksakan untuk beli dan hold saham terus-menerus. 

3. Tipikal saham 

Tidak semua tipikal saham bagus untuk buy and hold.. Yup, mayoritas saham di Bursa Efek banyak diisi saham2 lapis tiga, saham2 tidak likuid seperti GZCO, BWPT, YPAS, HITS dan lain2. Saham2 ini tentu tidak cocok kalau anda terapkan strategi buy and hold karena volatilitasnya yang tinggi. 

Pilihlah saham-saham lapis dua atau saham2 LQ45, dan perhatikan momentum yang tepat untuk buy, sehingga anda bisa buy and hold di harga yang tepat. Baca juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon.

Tiga hal maha penting ini harus anda cermati dan analisa dulu kalau anda memutuskan untuk menerapkan strategi buy and hold.. Lihat kondisi market dan tipikal saham. Dan yang terpenting, anda harus melihat apakah buy and hold ini sesuai dengan tipikal anda atau tidak. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Panduan Cara Membeli Saham BCA

Panduan Cara Membeli Saham BCA

Di pasar saham, ada berbagai macam saham-saham perusahaan go public yang bisa anda transaksikan (beli dan jual). Salah satu saham perusahaan go public yang cukup ternama adalah perusahaan perbankan yaitu Bank Central Asia (BCA). 

Kita semua pasti sudah mengenal Bank BCA, bahkan mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan fasilitas Bank BCA tersebut. Anda sebenarnya juga memiliki kesempatan untuk memiliki saham perusahaan sekelas BCA tersebut. 

Anda bisa membeli saham BCA melalui software online trading. Tapi bagaimana caranya? Di Saham Gain ini, saya akan memberikan panduan cara membeli saham BCA. Berikut langkah2nya: 

1. Membuka akun saham di kantor sekuritas

Jika anda belum punya akun saham, anda harus buka dahulu di kantor sekuritas terdekat. Anda nggak harus datang ke kantor sekuritas untuk membuka akun. Anda bisa membuka akun saham secara online melalui website masing2 sekuritas. 

Terkait cara membuka akun saham di sekuritas, anda bisa membaca langkah2nya pada ebook gratis (26 halaman) yang saya terbitkan disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham bagi Pemula.

2. Setelah anda membuka rekening saham, anda bisa masuk ke software online trading untuk membeli saham BCA. Di pos ini, saya menggunakan contoh software online trading Danareksa Sekuritas.  

3. Untuk membeli saham BCA, pilih menu Trade --> Buy, seperti pada tampilan dibawah ini:   


4. Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini

Cara membeli saham BCA
Untuk membeli saham BCA, ketikkan kode saham Bank BCA yaitu 'BBCA' (step 1). Lalu tuliskan harga beli saham yang anda inginkan (step 2) dan jumlah lot saham yang mau anda beli. Setelah itu, klik tombol buy (step 3). 

Jika anda mau membeli saham BCA langsung, maka anda bisa membeli pada harga penawaran terbaik (best offer). Pada contoh diatas, harga best offer adalah 28.425. Nah, kalau anda membeli pada harga lebih rendah, yaitu harga bid (permintaan beli), maka anda harus antri dahulu untuk mendapatkan saham BCA.  

Untuk anda yang belum paham tentang cara membaca harga beli dan jual (bid-offer) saham, anda bisa baca pos saya disini: Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham. Sedangkan untuk anda yang belum paham tentang istilah lot, anda bisa baca pos saya disini: Arti Lot dan Odd Lot Saham. 

Semua transaksi perdagangan saham, bergantung pada mekanisme perdagangan saham dari para pelaku pasar. 

5. Menganalisa grafik saham BCA sebelum membeli

Grafik saham BBCA
Sebelum membeli saham, anda harus menganalisa dahulu pergerakan sahamnya melalui grafik. Analisa terlebih dahulu chart saham BCA. Carilah menu chart pada software saham anda, dan ketikkan kode saham BBCA, maka akan muncul grafik saham BBCA seperti diatas. 

Untuk belajar membaca grafik, anda bisa mendapatkan materinya disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. Sebelum membeli saham, putuskan harga terbaik yang mau anda beli melalui analisa grafiknya. Belilah saham saat harganya turun, dan jual saat harga naik.

Itulah panduan cara membeli saham BCA.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Fee Broker Saham yang Murah

Fee Broker Saham yang Murah

Saya sering mendapat pertanyaan dari rekan-rekan yang ingin mulai buka rekening saham, terkait fee broker saham yang murah. Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, fee broker saham itu merupakan fee yang anda bayarkan ketika anda membeli maupun menjual saham. 

Jadi transaksi beli saham anda akan ditambah fee broker. Demikian juga, transaksi jual anda akan dikurangi untuk fee broker (sekuritas). Selisih fee beli dan jual pasti sebesar 0,1%. 

Katakanlah fee beli broker adalah 0,2%, maka fee jualnya pasti 0,3%. Di mana selisih 0,1% yang merupakan fee jual ini digunakan untuk pembayaran pajak transaksi saham. Baca juga: Pajak Transaksi Saham di Bursa Efek.   

Oke kembali lagi ke pembahasan kita.. Kalau anda tanya fee broker / sekuritas apa yang murah buat ONLINE TRADING, maka murah tidaknya fee ini sebenarnya variatif. Soalnya ukuran murah atau tidak, standar setiap pribadi bisa berbeda-beda.  

Tapi saran saya, kalau anda mencari fee broker saham yang murah, carilah yang fee-nya berkisar antara 0,15-0,20% untuk fee beli dan 0,25-0,30% untuk fee jualIni menurut saya fee standar yang banyak digunakan oleh sekuritas. 

Contohnya BNI Sekuritas menetapkan fee beli dan jual masing2 sebesar 0,15% dan 0,25%. Mandiri Sekuritas sebesar 0,18% dan 0,28%. Danareksa Sekuritas fee-nya 0,17% dan 0,27%. Fee tersebut adalah fee online trading umum (bukan full service.. Kalau full service pasti lebih tinggi). Jangan cari fee broker yang terlalu murah juga, karena dampaknya tidak baik untuk kelangsungan sekuritas tersebut.

"Tapi Pak Heze, gimana caranya saya mengetahui besaran fee tiap sekuritas?" Tanya anda

Anda bisa melihat melalui situs resmi masing2 sekuritas, karena di website masing-masing sekuritas, pasti sudah menyediakan informasi mengenai berapa besaran fee beli dan jual tersebut. 

Nah, kalau anda masih belum tahu daftar kantor sekuritas, dan cara membuka rekening saham online, di Saham Gain ini saya sudah pernah menerbitkan materi gratis (berupa ebook pdf 26 halaman), terkait beberapa daftar kantor sekuritas, terutama kantor2 sekuritas yang saya rekomendasikan juga (soalnya jumlah kantor sekuritas sangat banyak). 

Anda bisa download disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula. Dan jika anda ingin mencari sekuritas bagus yang deposit awalnya kecil, anda bisa baca tulisan saya disini: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta. 

Penting bagi anda untuk melihat kualitas, kredibilitas sekuritas yang bersangkutan. Jangan cuma melihat fee-nya yang murah doank.. Fee itu penting, tapi kualitas dan nama besar sekuritas juga harus anda pertimbangkan. 

Jadi saat anda mencari referensi fee broker saham yang murah, anda juga harus mempertimbangkan nama besar dan kualitas sekuritas yang bersangkutan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Ebook Analisa Saham PDF: Bocoran Strategi Trading

Ebook Analisa Saham PDF: Bocoran Strategi Trading

Agar anda bisa dapat profit saat trading saham, anda memerlukan kemampuan untuk membaca dan mengaplikasikan analisa saham untuk membaca saham-saham yang akan naik, yaitu ANALISA TEKNIKAL.   

Dalam praktiknya, mayoritas trader masih banyak yang belum mampu mencari analisa teknikal apa yang paling efektif untuk membaca saham-saham yang akan naik, maupun saham-saham yang punya potensi untuk naik dalam jangka pendek. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal

Selain itu, banyak pula trader-trader pemula yang belum menguasai analisa teknikal mulai dari basic-basicnya. Dalam menguasai analisa teknikal anda perlu memahami: Cara membaca grafik, analisa candlestick, support-resisten, memahami cara membaca tren saham, menentukan tren, indikator trading dan masih banyak lainnya. 

Dan lebih daripada itu, anda harus paham analisa-analisa, strategi, kombinasi teknikal yang efektif dan terbukti bisa menghasilkan profit untuk trading. 

Anda yang membaca pos ini.. Selamat... Anda sudah mendapatkan materi untuk belajar saham dalam bentuk ebook analisa saham PDF yang lebih masuk pada PRAKTIKAL, yang bisa diterapkan langsung untuk menganalisis dan mencari saham2 yang bagus untuk trading. 

Ebook ini saya susun jauh lebih praktikal dan berisi strategi2 dan praktik trading langsung. Jadi anda akan menganalisa saham secara lebih dalam, alias langsung masuk ke cara-cara mencari saham yang bagus buat trading. 


Anda yang ingin mempelajari analisa teknikal mulai basic (indikator, candlestick, tren, support-resisten, chart pattern, cara menganalisa grafik saham). Serta praktik-praktik langsung untuk trading saham: 

-  Kombinasi chart pattern untuk membaca saham naik dan koreksi
- Pola single candlestick yang paling akurat untuk memprediksi saham naik
- Strategi menemukan saham 
- Strategi buy on weakness
- Praktik lanjutan support-resisten
- Cara menentukan titik take profit dan cut loss 
- Praktik lanjutan support-resisten
- Praktik menentukan support resisten kuat, support resisten krusial
- Strategi membeli saham downtrend yang akan rebound
- Membaca saham yang akan turun / koreksi 

Di ebook ini, anda juga mempelajri tentang psikologis trading, menyusun dan menjalankan trading plan saham, manajemen modal trading. Anda bisa mendapatkan ebooknya disini: Ebook Trading & Analisa Teknikal. 


"Ebook Panduan Simpel dan Efektif Memilih Saham yang Bagus", sesuai judulnya, berisi pembahasan dan praktik langsung panduan step by step bagaimana cara memilih, menemukan, dan menyeleksi saham-saham yang bagus untuk ditradingkan, serta membuang saham-saham yang pergerakan harganya berpotensi menjebak trader.

Jadi di ebook ini (merupakan lanjutan ebook pertama), anda akan mempraktikkan bagaimana cara melakukan SCREENING SAHAM untuk mendapatkan stock pick saham yang berkualitas, yang bisa anda tradingkan secara rutin. 

Hal ini karena mayoritas trader masih sering terjebak dalam memilih saham, sehingga banyak trader yang walaupun sudah trading beberapa tahun, namun belum bisa mendapatkan untung konsisten di saham. 

Ebook ini saya sertakan juga dengan strategi swing trading, cara screening saham yang paling mudah dan sinpel, dan membaca saham2 yang akan breakout. 

Anda bisa mendapatkan dan mempraktikkan strategi-strateginya disini: Ebook Trading Saham: Panduan Simpel dan Efektif Menemukan Saham yang Bagus.

3. Ebook Intraday & One Day Trading Saham (357 halaman)

Anda yang secara khusus ingin menerapkan langsung bagaimana memilih saham-saham yang bagus untuk intraday trading (trading harian) dan one day trading, dengan cara memilih saham yang pergerakannya bagus, likuid, serta mudah naik dalam jangka pendek.. 

Di ebook ini, saya memberikan praktik-praktik langsung sebanyak 357 halaman, dan contoh-contoh kasus trading saham yang sudah saya jalankan menggunakan strategi intraday trading ini. Dan saya sertakan analisa tape reading. 

Jadi anda yang selama ini ingin menerapkan cara-cara memilih saham yang bagus dan cocok buat trading harian, namun anda masih sering nyangkut, atau anda terjebak memilih saham2 yang salah, di ebook ini saya memberikan strategi dan praktik langsung untuk memilih saham yang berpotensi naik dalam jangka harian sampai 3 hari. 

Anda bisa mendapatkan ebooknya dan menerapkan strategi2nya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

EBOOK SAHAM DISKON 15%

Bagi anda yang mau memiliki kedua ebook langsung, anda bisa mendapatkan diskon ebook 10%. Dan untuk anda yang ingin memiliki ketiga materi ebook langsung, anda akan mendapatkan diskon 15%. Anda bisa lihat disini: Buku Saham Pilihan Trader Terbaik - Diskon 15%. 

Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, bahwa pada ebook-ebook analisa saham (PDF) ini, anda akan langsung masuk pada PRAKTIK, bukan cuma teori. Karena jika hanya belajar teori, maka anda tidak akan bisa mendapatkan untung konsisten di saham. 

Maka dari itu, anda butuh materi ebook yang lebih praktikal yang bisa anda terapkan untuk trading saham secara langsung. Berikut adalah salah satu testimonial rekan trader: 

Ebooknya memang bagus pak, aplikatif.. 

Testimonial rekan2 trader yang lain bisa anda lihat di halaman ebook. Jadi anda yang ingin segera bisa merealisasikan profit, dan memilih saham sendiri untuk trading, anda bisa memiliki dan mempraktikkan langsung strategi2 yang ada di ebook analisa saham ini. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menabung Saham di Bank

Cara Menabung Saham di Bank

Saya seringkali menerima pertanyaan: Bagaimana cara menabung saham di bank? Apakah bank menyediakan fasilitas untuk menabung saham? Bisakah menabung saham di bank? Oke, berhubung pertanyaan2 ini cukup sering ditanyakan, maka akan saya bahas di pos ini. 

Banyak orang berpikir menabung saham bisa dilakukan di bank, karena istilah 'nabung' itu identik dengan bank. Tapi tentu saja, konteks menabung saham dengan menabung uang itu tidaklah sama. Kalau anda belum paham tentang menabung saham, anda bisa baca pos saya disini: Penjelasan Cara Menabung Saham. 

Yap, nabung saham sama itu sebenarnya sama dengan membeli saham untuk diinvestasikan. Hanya bedanya, anda membeli secara bertahap. Perbankan TIDAK MENYEDIAKAN fasilitas untuk menabung saham. Itu artinya, anda tidak bisa membeli saham melalui bank.

Perbankan menyediakan fasilitas untuk menyimpan uang, deposito, kredit. Namun bank tidak menyediakan fasilitas untuk membuka rekening saham, termasuk dalam hal ini adalah beli jual maupun menyimpan saham. 

Kalau anda mau menabung saham, maka membeli saham (nabung saham) hanya bisa dilakukan melalui rekening saham / efek di kantor sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 

Apabila anda belum punya rekening saham, maka anda harus daftar terlebih dahulu. Anda bisa mendaftar secara offline (datang langsung ke kantor sekuritas) atau mendaftar secara online (melalui situs website sekuritas). 

Di web Saham Gain ini, saya sudah menuliskan langkah2 lengkap tentang cara membuka rekening saham, terutama membuka rekening saham secara online, cara mencari sekuritas di kota anda, dan langkah2 awal belajar saham dalam ebook free yang saya terbitkan. Anda bisa downlaod disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula (26 halaman)

Beberapa perbankan seperti Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri juga memiliki sekuritas. Bank Mandiri misalnya, memiliki sekuritas sendiri yang bernama Mandiri Sekuritas. Namun tentunya sekuritas berbeda dengan perbankan. Jadi kalau anda mau nabung saham, anda harus daftar dulu di kantor sekuritasnya, bukan di bank. 

Semoga pos ini menjawab pertanyaan rekan-rekan tentang bagaimana cara menabung saham di bank. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Pada saat harga saham naik, ada banyak trader yang berhasil mencetak profit spektakuler. Disitulah kemudian mulai terjadi euforia pasar, di mana trader2 yang senang mendapat profit besar, akan terus mulai mengincar saham2 yang sudah naik. 

Tetapi sesuai prinsip analisis teknikal, tidak ada harga saham yang naik terus tanpa turun, dan sebaliknya. Setelah harga saham naik, sangat mungkin sebagian besar harga saham mulai koreksi. 

Nah, bagaimana jika kemudian harga saham turun terus dan rebound hanya beberapa saat? Bagaimana jika sebagian besar saham blue chip turun tajam hanya dalam beberapa hari? 

Dalam kondisi market yang turun, maka keadaannya pasti nggak akan sama ketika market sedang bullish. Saat market turun tajam, anda akan sering mendengar anjuran-anjuran untuk membeli saham di harga bawah. 

Anjuran beli saham2 yang udah murah. Anjuran menggunakan strategi buy on weakness (BOW). Anjuran untuk beli di harga support psikologis, dan buanyaak anjuran2 lain.  

Faktanya teori2 seperti ini tidak mudah diterapkan, karena ketika market bearish dan harga saham sudah tampak murah, sangat mungkin harga saham turun lagi. Sebagai contoh, let say anda beli saham TLKM di 3.800, namun TLKM ternyata masih turun lagi sampai 3.700. Ini artinya, tetap aja anda masih beli saham di harga tinggi, bukan? Karena faktanya harga saham masih turun lagi lho. 

Jadi persoalan utamanya sebenarnya bukan beli saham di harga murah, buy on weakness, beli di support, tetapi pertanyaannya adalah: When we should buy?

Karena kita juga tidak tahu pasti apakah IHSG yang turun ini akan langsung naik atau malah turun lagi. 

Saya pribadi sudah berkali-kali mengalami IHSG turun drastis dengan cepat, termasuk menghadapi beberapa kali crash market, salah satunya tahun 2015. Sepengalaman saya, waktu terbaik untuk membeli saham adalah dua kondisi berikut: 

Pertama, ketika sentimen2 negatif yang  berpotensi menjatuhkan IHSG sudah habis atau setidaknya berkurang. 

Kedua, IHSG sudah terjerembab cukup dalam dan mulai sideways alias sudah susah untuk turun lagi. Jadi, kalau biasanya sehari IHSG anjloknya bisa sampai -2%, -2,8% terus, maka ketika IHSG sudah mulai turun terbatas, atau bahkan naik sedikit, maka itu sudah merupakan waktu yang bagus untuk beli.  

Apa artinya? Artinya saat sentimen negatif sudah mulai hilang, dan IHSG sudah sulit untuk turun lebih dalam, itu menandakan bahwa 'amunisi' investor asing dan lokal untuk jualan udah habis. 

Nah, kalau saham sudah jenuh jual dan tidak banyak lagi berita2 jelek terkait IHSG, maka TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK MASUK KE PASAR SAHAM lagi. Hanya mungkin, kita tidak tahu pasti kapan IHSG akan benar-benar kembali rebound dengan meyakinkan 

Karena kalau anda ngarep IHSG langsung rebound kenceng, maka itu juga dibutuhkan waktu, dan dibutuhkan sentimen positif yang bisa mengerek kembali IHSG. 

Tapi intinya disini, anda sebagai smart trader atau smart investor, anda harusnya bisa curi start, sebelum IHSG mulai naik beneran dan trader2 lain baru masuk saat IHSG sudah naik kencang. Jadi, keuntungan yang anda dapatkan nantinya akan lebih besar.  

Saya kasih satu contoh. Akhir April 2016, IHSG sempat terkoreksi terus, karena memang IHSG sebelumnya sudah naik tinggi. Saat itu, IHSG sedang dilanda banyak sentimen negatif, seperti isu the FED, efek Brexit dan lain sebagainya. 

Lambat laun, saat IHSG sudah tidak banyak sentimen2 negatif, efek Brexit juga sudah hilang, IHSG sudah mulai sulit turun lagi, lalu kemudian munculah tax amnesty yang jadi sentimen positif IHSG, maka disitulah IHSG kemudian naik sangat kencang hanya dalam waktu 1-2 bulan saja. 

Walaupun penulis menilai saat itu IHSG naiknya terlalu tinggi dan terlalu euforia. Tapi faktanya kalau anda sudah bisa curi start, anda pasti sudah dapat profit yang jauh lebih besar daripada trader yang baru masuk saat IHSG sudah naik beneran. 

Namun kalau ternyata IHSG masih turun, dan pasar saham masih banyak dilanda sentimen2 negatif ini itu, kemudian tiba2 besok IHSG rebound kencang, maka bisa jadi itu hanyalah 'tipuan', karena faktanya IHSG besok2 hari bakalan turun lebih dalam lagi.

So kesimpulannya dua poin itu tadi yang bisa menjelaskan pertanyaan:  When we should buy when the stock market still bearish? 


Jadi jawabannya bukan beli saat saham turun, saat saham murah, saat saham sudah di harga support because everybody knows that. Yang anda dan saya butuhkan adalah, kapan momentum terbaik untuk beli saat market masih turun. Dan di pos ini, saya sudah mengulasnya cukup panjang..

Anda yang teliti baca pos ini kemudian bertanya lagi: "Pak Heze, kalau kondisinya seperti itu apa berarti kita sudah bisa beli saham yang banyak?" 

Kadang anda mungkin masih ragu untuk masuk pasar dengan modal besar, kecuali anda yang memang sudah trader / investor kawakan, yang memang udah incar saham2 blue chip yang murah. Kalau trader pemula, mungkin trader masih takut untuk masuk. 

Maka, dalam kondisi ini, ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk membeli saham saat market turun: 

1. Membeli saham secara bertahap / nggak full power 

Sekali lagi, kita tidak akan tahu persis kapan IHSG akan beneran naik, atau mungkin IHSG akan turun sedikit sebelum naik lagi (meskipun sentimen2 negatifnya udah pada hilang dan sudah jenuh jual), who knows?

Untuk membuat psikologis tenang, anda bisa membeli saham secara bertahap alias tidak full modal / full power. Misalnya anda sudah incar saham BBRI dan anda sudah menyiapkan cash Rp100 juta. 

Kalau anda belum yakin betul, anda bisa beli BBRI dengan modal Rp6 juta dulu. Jika BBRI turun sedikit, anda bisa nyicil beli lagi. Kira-kira seperti itu gambaran membeli saham secara bertahap. Baca juga: Strategi Averaging Down Saham yang Benar. 

Strategi ini terbukti memberikan rasa aman di tengah kondisi market yang masih bearish. Di satu sisi, trader juga sudah senang karena bisa mulai dapat saham2 bagus di harga murah. Hanya perlu tinggal tunggu waktunya panen.. 

2. Manfaatkan momentum pendek 

Dalam kondisi market yang masih turun, IHSG pasti tetap ada reboundnya walau hanya sesaat alias "rebound tipuan" (baca lagi paragraf2 sebelumnya). Disini anda bisa memanfaatkan momentum pendek untuk membeli saham2 yang likuid yang cenderung agak volatil. Contohnya seperti ADRO, JPFA, ELSA dan lain2. 

Sebagai contoh, saat IHSG pernah ditutup turun -2,55%, saham ADRO yang sedang jeblok ke 1.600, ternyata ADRO naik sedikit sampai 1.660, walaupun akhirnya ditutup turun lagi ke 1.640. 

Anda yang bisa memanfaatkan momentum beli ADRO di 1.605 dan jual di 1.650 misalnya, maka anda sudah bisa mendapatkan profit walaupun IHSG saat itu lagi kepayahan.  

Namun kalau anda bukanlah tipe trader seperti ini, anda tidak perlu memaksakan momentum pendek tersebut. Yang perlu anda lakukan, anda bisa mulai beli saham secara bertahap, nggak peduli IHSG mau rebound sehari-dua hari, anda tetap pada trading plan yang sudah dijalankan.  

Happy profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Pada saat harga saham naik, ada banyak trader yang berhasil mencetak profit spektakuler. Disitulah kemudian mulai terjadi euforia pasar, di mana trader2 yang senang mendapat profit besar, akan terus mulai mengincar saham2 yang sudah naik. 

Tetapi sesuai prinsip analisis teknikal, tidak ada harga saham yang naik terus tanpa turun, dan sebaliknya. Setelah harga saham naik, sangat mungkin sebagian besar harga saham mulai koreksi. 

Nah, bagaimana jika kemudian harga saham turun terus dan rebound hanya beberapa saat? Bagaimana jika sebagian besar saham blue chip turun tajam hanya dalam beberapa hari? 

Dalam kondisi market yang turun, maka keadaannya pasti nggak akan sama ketika market sedang bullish. Saat market turun tajam, anda akan sering mendengar anjuran-anjuran untuk membeli saham di harga bawah. 

Anjuran beli saham2 yang udah murah. Anjuran menggunakan strategi buy on weakness (BOW). Anjuran untuk beli di harga support psikologis, dan buanyaak anjuran2 lain.  

Faktanya teori2 seperti ini tidak mudah diterapkan, karena ketika market bearish dan harga saham sudah tampak murah, sangat mungkin harga saham turun lagi. Sebagai contoh, let say anda beli saham TLKM di 3.800, namun TLKM ternyata masih turun lagi sampai 3.700. Ini artinya, tetap aja anda masih beli saham di harga tinggi, bukan? Karena faktanya harga saham masih turun lagi lho. 

Jadi persoalan utamanya sebenarnya bukan beli saham di harga murah, buy on weakness, beli di support, tetapi pertanyaannya adalah: When we should buy?

Karena kita juga tidak tahu pasti apakah IHSG yang turun ini akan langsung naik atau malah turun lagi. 

Saya pribadi sudah berkali-kali mengalami IHSG turun drastis dengan cepat, termasuk menghadapi beberapa kali crash market, salah satunya tahun 2015. Sepengalaman saya, waktu terbaik untuk membeli saham adalah dua kondisi berikut: 

Pertama, ketika sentimen2 negatif yang  berpotensi menjatuhkan IHSG sudah habis atau setidaknya berkurang. 

Kedua, IHSG sudah terjerembab cukup dalam dan mulai sideways alias sudah susah untuk turun lagi. Jadi, kalau biasanya sehari IHSG anjloknya bisa sampai -2%, -2,8% terus, maka ketika IHSG sudah mulai turun terbatas, atau bahkan naik sedikit, maka itu sudah merupakan waktu yang bagus untuk beli.  

Apa artinya? Artinya saat sentimen negatif sudah mulai hilang, dan IHSG sudah sulit untuk turun lebih dalam, itu menandakan bahwa 'amunisi' investor asing dan lokal untuk jualan udah habis. 

Nah, kalau saham sudah jenuh jual dan tidak banyak lagi berita2 jelek terkait IHSG, maka TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK MASUK KE PASAR SAHAM lagi. Hanya mungkin, kita tidak tahu pasti kapan IHSG akan benar-benar kembali rebound dengan meyakinkan 

Karena kalau anda ngarep IHSG langsung rebound kenceng, maka itu juga dibutuhkan waktu, dan dibutuhkan sentimen positif yang bisa mengerek kembali IHSG. 

Tapi intinya disini, anda sebagai smart trader atau smart investor, anda harusnya bisa curi start, sebelum IHSG mulai naik beneran dan trader2 lain baru masuk saat IHSG sudah naik kencang. Jadi, keuntungan yang anda dapatkan nantinya akan lebih besar.  

Saya kasih satu contoh. Akhir April 2016, IHSG sempat terkoreksi terus, karena memang IHSG sebelumnya sudah naik tinggi. Saat itu, IHSG sedang dilanda banyak sentimen negatif, seperti isu the FED, efek Brexit dan lain sebagainya. 

Lambat laun, saat IHSG sudah tidak banyak sentimen2 negatif, efek Brexit juga sudah hilang, IHSG sudah mulai sulit turun lagi, lalu kemudian munculah tax amnesty yang jadi sentimen positif IHSG, maka disitulah IHSG kemudian naik sangat kencang hanya dalam waktu 1-2 bulan saja. 

Walaupun penulis menilai saat itu IHSG naiknya terlalu tinggi dan terlalu euforia. Tapi faktanya kalau anda sudah bisa curi start, anda pasti sudah dapat profit yang jauh lebih besar daripada trader yang baru masuk saat IHSG sudah naik beneran. 

Namun kalau ternyata IHSG masih turun, dan pasar saham masih banyak dilanda sentimen2 negatif ini itu, kemudian tiba2 besok IHSG rebound kencang, maka bisa jadi itu hanyalah 'tipuan', karena faktanya IHSG besok2 hari bakalan turun lebih dalam lagi.

So kesimpulannya dua poin itu tadi yang bisa menjelaskan pertanyaan:  When we should buy when the stock market still bearish? 


Jadi jawabannya bukan beli saat saham turun, saat saham murah, saat saham sudah di harga support because everybody knows that. Yang anda dan saya butuhkan adalah, kapan momentum terbaik untuk beli saat market masih turun. Dan di pos ini, saya sudah mengulasnya cukup panjang..

Anda yang teliti baca pos ini kemudian bertanya lagi: "Pak Heze, kalau kondisinya seperti itu apa berarti kita sudah bisa beli saham yang banyak?" 

Kadang anda mungkin masih ragu untuk masuk pasar dengan modal besar, kecuali anda yang memang sudah trader / investor kawakan, yang memang udah incar saham2 blue chip yang murah. Kalau trader pemula, mungkin trader masih takut untuk masuk. 

Maka, dalam kondisi ini, ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk membeli saham saat market turun: 

1. Membeli saham secara bertahap / nggak full power 

Sekali lagi, kita tidak akan tahu persis kapan IHSG akan beneran naik, atau mungkin IHSG akan turun sedikit sebelum naik lagi (meskipun sentimen2 negatifnya udah pada hilang dan sudah jenuh jual), who knows?

Untuk membuat psikologis tenang, anda bisa membeli saham secara bertahap alias tidak full modal / full power. Misalnya anda sudah incar saham BBRI dan anda sudah menyiapkan cash Rp100 juta. 

Kalau anda belum yakin betul, anda bisa beli BBRI dengan modal Rp6 juta dulu. Jika BBRI turun sedikit, anda bisa nyicil beli lagi. Kira-kira seperti itu gambaran membeli saham secara bertahap. Baca juga: Strategi Averaging Down Saham yang Benar. 

Strategi ini terbukti memberikan rasa aman di tengah kondisi market yang masih bearish. Di satu sisi, trader juga sudah senang karena bisa mulai dapat saham2 bagus di harga murah. Hanya perlu tinggal tunggu waktunya panen.. 

2. Manfaatkan momentum pendek 

Dalam kondisi market yang masih turun, IHSG pasti tetap ada reboundnya walau hanya sesaat alias "rebound tipuan" (baca lagi paragraf2 sebelumnya). Disini anda bisa memanfaatkan momentum pendek untuk membeli saham2 yang likuid yang cenderung agak volatil. Contohnya seperti ADRO, JPFA, ELSA dan lain2. 

Sebagai contoh, saat IHSG pernah ditutup turun -2,55%, saham ADRO yang sedang jeblok ke 1.600, ternyata ADRO naik sedikit sampai 1.660, walaupun akhirnya ditutup turun lagi ke 1.640. 

Anda yang bisa memanfaatkan momentum beli ADRO di 1.605 dan jual di 1.650 misalnya, maka anda sudah bisa mendapatkan profit walaupun IHSG saat itu lagi kepayahan.  

Namun kalau anda bukanlah tipe trader seperti ini, anda tidak perlu memaksakan momentum pendek tersebut. Yang perlu anda lakukan, anda bisa mulai beli saham secara bertahap, nggak peduli IHSG mau rebound sehari-dua hari, anda tetap pada trading plan yang sudah dijalankan.  

Happy profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.