Margin Trading Saham: Profit Besar, Rugi Juga Besar

Margin Trading Saham: Profit Besar, Rugi Juga Besar

Margin trading adalah salah satu fasilitas yang cukup menarik yang disediakan oleh kantor sekuritas untuk nasabah, karena dengan dengan margin trading anda bisa mentradingkan saham lebih dari modal yang setorkan di Rekening Dana Nasabah (RDN) anda. 

Jadi katakanlah modal anda untuk trading adalah Rp5 juta. Maka, anda bisa trading sampai Rp10 juta. Lantas Rp5 juta sisanya itu milik siapa? Rp5 juta sisanya itu adalah utang. Jadi margin trading adalah dana utang dari sekuritas, bukan modal anda sendiri. Kalau utang, artinya anda harus mengembalikannya dalam jangka waktu tertentu. 

Kalau anda belum tahu apa itu margin trading, anda bisa baca lagi artikel saya disini: Force Sell di Pasar Saham

Saya akui, para trader yang menggunakan dana margin, sebagian dari mereka memang profit berlipat karena margin yang digunakan tersebut. Sedangkan saya yang sama sekali tidak menggunakan margin, tetap bisa profit, namun profitnya tidak sebesar trader2 yang menggunakan margin.

Disini kita melihat, sekilas memang margin trading terlihat menguntungkan. Namun margin trading ini ibarat pedang bermata dua. 

Saat kondisi market crash dan banyak saham2 turun (seperti tahun 2008), tidak sedikit trader yang nekad menggunakan dana margin, dengan harapan saat harga saham berbalik naik, trader akan untung berlipat. 

Masalahnya, anda tidak akan tahu apakah harga saham yang anda beli akan langsung naik, atau justru turun. Para trader yang membeli saham dengan margin hanya karena faktor greed alias serakah, dan tidak bisa menjual sahamnya saat harga sahamnya turun, mereka terpaksa kena force sell. 

Trader yang terkena force sell akibat margin, selain mereka harus mengembalikan pinjaman modalnya (utang) beserta bunga, trader juga harus menjual rugi sahamnya. Artinya, kerugian yang diderita trader bisa berlipat ganda.

Inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak trader yang bangkrut di pasar saham. Terutama setelah melewati crash market, banyak trader yang akhirnya berhenti sama sekali dari trading, karena modalnya sudah habis total ketika terkena force sell. 

Terus bagaimana dengan trader yang tidak menggunakan dana margin?

Anda yang tidak menggunakan margin trading, selamat anda lebih beruntung... Kenapa beruntung? Karena anda tidak akan pernah bermasalah dengan utang margin. 

Dengan demikian, meskipun saham anda turun entah karena saat itu crash market atau IHSG-nya yang memang lagi koreksi normal, anda masih bisa bertahan di pasar saham. Anda masih bisa melanjutkan trading anda, anda masih bisa bangkit, anda bisa mengembalikan kerugian anda menjadi keuntungan. 

Sebagian besar trader yang tidak menggunakan margin trading, mereka bisa melewati masa-masa IHSG koreksi, dan pada akhirnya tidak sedikit juga trader yang bisa kembali profit, karena trader masih memiliki modal yang digunakan untuk trading. Baca juga: Trading Saham Pemula : Apa yang Harus Dilakukan Setelah Rugi?

Kesimpulannya, margin trading memang terlihat menggiurkan, tetapi risiko dari margin trading jauh lebih besar dibandingkan dengan potensi profitnya. Jadi dalam trading ataupun investasi, jangan pernah menggunakan margin trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Adakah Trader Saham yang Sukses?

Adakah Trader Saham yang Sukses?

Sebagai trader saham, saya sering sekali mendengar pertanyaan seperti judul di pos ini: Adakah trader yang kaya atau sukses? Pertanyaan2 ini sejak pertama kali saya mengenal saham sampai sekarang, masih banyak orang yang penasaran, apa iya sih, trader saham / forex itu beneran bisa sukses dan kaya? 

Pertanyaan ini wajar karena faktanya banyak trader yang bangkrut di pasar saham. Tidak sedikit dari mereka yang bercerita tentang gejolak harga saham di BEI. Saya pernah cerita sedikit soal itu disini: Menjadi Trader Saham Sukses.

Sebenarnya, kalau anda bertanya apakah ada trader atau investor saham yang sukses, saya akan menjawab: Semua itu tergantung ukuran sukses apa yang mau anda pakai. 

Kalau anda menggunakan ukuran sukses trading mengacu pada para pebisnis besar saham seperti Lo Kheng Hong (LKH), Warren Buffet (WB), Peter Lynch, dan lain2 yang memiliki modal mumpuni dan sering nongol di media karena kesuksesannya di dunia saham, maka dapat saya katakan sedikit sekali trader yang sukses. Kalaupun ada yang menyamai, saya yakin pasti dapat dihitung dengan jari. 

Tapi menurut saya, trader sukses ataupun kaya dari saham, itu ada ukurannya sendiri menurut tiap pribadi. Contohnya saya sendiri. Saya pribadi sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dari trading saham. 

Menurut saya, itu sudah dapat dikatakan sukses, jika dibandingkan saya dulu waktu 1-2 tahun pertama trading, di mana dulu saham saya ada yang profit, tapi sisanya nyangkut semua. Setelah melalui masa2 tersebut, saya akhirnya bisa profit konsisten dan bisa clean portofolio alias bisa menjual saham profit, dan bisa selalu memegang full cash jelang liburan2 panjang. 

Namun dibalik itu, saya yakin bahwa pasti masih banyak trader yang bisa mendapatkan profit lebih besar daripada saya. Sehingga kalau sukses saya mengacu pada jumlah profit trader2 lain yang lebih besar, maka dapat dikatakan saya belum sukses dari saham. Got it? 

Hal ini sama juga dengan anda dan trader2 ritel yang membaca pos ini. Andaikata ada trader yang bisa dapat profit "hanya" 1-2 juta per bulan. Bisa jadi menurut trader tersebut dia sudah sukses, karena ukuran sukses yang dipakai trader adalah: Biasanya trader tersebut tidak pernah bisa dapat 1-2 juta. Maka jika trader tadi bisa untung konsisten 1-2 juta, trader tersebut dapat dikatakan sukses dalam trading saham. 

Atau andaikata anda bisa membeli mobil dari trading saham. Apakah anda sudah bisa dikatakan sukses? Kalau ukuran sukses anda memang ingin beli mobil dari trading, maka anda adalah seorang trader sukses. 

Tapi kalau ukuran anda ingin beli pesawat terbang dari trading saham, anda masih belum bisa dibilang sukses. 

Itu artinya juga kalau saya disuruh menilai apakah trader yang bisa untung Rp500ribu-1 juta per bulan, trader yang bisa untung Rp10 juta per bulan adalah dikatakan sukses, saya tidak bisa menjawabnya. Karena yang tahu sukses atau tidak dengan profit sekian hanya trader itu sendiri. 

Jadi kesimpulannya, kalau ditanya apakah ada trader yang sukses atau kaya dari saham? Jawaban saya ada, bahkan banyak. Tergantung ukuran sukses apa yang mau anda gunakan, dan tiap orang ukuran suksesnya pasti berbeda. 

Sama seperti anda dan saya menggunakan indikator saham. Tidak ada indikator yang paling bagus dan sempurna. Saya cocok untuk indikator SO, belum tentu anda cocok. Anda mahir pakai indikator MACD belum tentu orang lain mahir. Semua orang bisa profit dari indikator, tergantung bagaimana mereka menggunakannya. 

Nilai moral di pos ini yang tidak boleh anda lupakan: Jangan lupa bersyukur kalau anda sudah bisa mendapatkan profit dari saham, sekecil apapun itu. Terutama anda yang masih sering menyesal setelah take profit dan harga saham naik lagi. Jika target anda sudah sesuai dengan trading plan, maka tidak ada yang salah dengan itu. 

Anda yang ingin mengukur apakah anda sudah sukses dari trading, anda tidak perlu jauh-jauh membandingkan diri anda dengan WB atau LKH. Anda tidak perlu membandingkan anda dengan bandar-bandar saham kelas kakap yang modalnya "nggak terbatas". 

Anda cukup melihat kemampuan anda untuk meraih profit konsisten, dan bandingkan anda dengan anda saat masih pemula. Jika tujuan trading anda tercapai, maka anda sudah bisa dikatakan sukses trading. Anda hanya perlu mengasah kemampuan anda. Baca juga: Cara Mengukur Profit Konsisten Saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Panduan Cara Membeli Saham Unilever

Panduan Cara Membeli Saham Unilever

Saham Unilever adalah salah satu saham yang cukup ternama di Indonesia. Harga saham Unilever dalam jangka panjang selalu mengalami kenaikan. Kita ingat di tahun 2003, harga saham UNVR masih di kisaran 5.000-6.000, dan 10 tahun kemudian harga asham UNVR sudah hampir menyentuh 40.000. 

Saham Unilever adalah saham yang bisa dibeli oleh masyarakat umum. Banyak rekan-rekan yang ingin bisa memiliki saham Unilever, namun masih belum mamahm icaranya. Maka dari itu, di pos ini saya akan menjelaskan langkah-langkah /panduan cara membeli saham Unilever

Untuk membeli saham Unilever, berikut langkah2 yang harus anda lakukan:  

1. Memiliki akun saham terlebih dahulu

Membeli saham Unilever dan saham apapun itu, semuanya dilakukan melalui software trading saham. Anda harus membuka akun terlebih dahulu di perusahaan sekuritas saham. 

Ada banyak perusahaan sekuritas. Dan langkah2 membuka akun saham di kantor sekuritas saham, sudah saya bahas lengkap disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula. 

Setelah membuka rekening saham, anda akan mendapatkan username dan password untuk masuk ke akun trading anda. Anda bisa deposit dana, dan anda mulai trading. Sehingga, anda nantinya bisa membeli saham Unilever. 

2. Membeli saham Unilever melalui akun online trading

Untuk membeli saham Unilever, anda klik menu 'Buy' di software trading anda. Dan akan muncul tampilan seperti dibawah ini: 

Cara membeli saham Unilever
Supaya anda bisa membeli saham Unilever, maka ketikkan kode saham Unilever. Kode sahamnya adalah UNVR. Setelah itu akan muncul harga saham UNVR. Harga offer yang paling atas (43.225) adalah harga beli UNVR yang terjadi saat itu. 

Jika anda mau beli UNVR dan langsung mendapatkan sahamnya, anda bisa membeli di harga offer yang paling atas (harga best offer). Kalau anda mau membeli di harga yang lebih murah, anda bisa membeli di harga bid, namun anda harus mengantri untuk mendapatkan sahamnya. 

Tentang mekanisme bid dan offer ini, sudah pernah saya jelaskan disini: Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham - Part I. Anda bisa baca-baca kembali.

Untuk menentukan berapa jumlah lot yang mau anda beli, maka anda harus menyesuaikannya dengan modal yang anda miliki. Minimal pembelian saham adalah 1 lot, di mana 1 lot = 100 lembar saham. 

Jadi katakanlah anda membeli UNVR sebanyak 1 lot di harga 43.225, maka anda harus mengeluarkan modal sebesar 1 lot x 100 lembar x 43.225 = Rp4.322.500, ditambah dengan fee beli sekuritas. Jadi kalau modal anda untuk beli saham kurang dari itu, maka anda tidak bisa membeli saham UNVR.  

3. Menganalisis grafik saham Unilever 

Saham Unilever (UNVR)
Sebelum membeli saham UNVR, anda harus menganalisis grafiknya terlebih dahulu. Berikut adalah grafik saham UNVR. Belilah saham UNVR saat harganya sedang turun / terdiskon. 

Karena saham2 sekelas Unilever, ketika harganya sedang turun / koreksi, pasti akan diborong lagi oleh trader, sehingga harganya akan kembali naik. Untuk menemukan saham diskon, anda bisa baca praktik2nya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon. 

Itulah panduan cara membeli saham Unilever. Bagi anda yang ingin bisa membeli dan memiliki saham Unilever, anda bisa mengikuti langkah2 diatas.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Bisnis Saham adalah Permainan Strategi

Bisnis Saham adalah Permainan Strategi

Kalau anda suka nonton bola, kadang kita melihat permainan bola seolah terkesan membosankan karena tidak ada momen-momen spektakuler (gol) dalam 45-60 menit, dan kita hanya melihat para pemain seolah mengoper bola, kemudian mengembalikan bola ke daerah pertahanan sendiri. 

Tapi sebenarnya semua itu adalah bagian dari mengatur strategi, yaitu mengatur strategi agar tim bisa mencetak gol ke gawang lawan dan permainan bola itu juga berkaitan dengan bagaimana agar bola yang dikuasi tim (ball possession) tidak mudah direbut lawan.

Artinya, dalam permainan bola kesebelasan tim nggak bisa grusa-grusu ingin langsung mencetak gol, ingin bisa menciptakan momen-momen yang bagus, ingin bisa melewati 3-4 pemain sekaligus, karena itu nggak mudah dan butuh pertimbangan serta strategi.  

Tim papan atas ketika dihadapkan dengan tim ecek-ecek atau tim yang peringkatnya paling bawah sekalipun, juga tidak bisa asal-asalan nendang bola. Tetap ada strategi, tetap ada perhitungan. Tim tetap harus bisa memanfaatkan momen yang bagus untuk mencetak gol.  

Terus, apa hubungannya sama saham? Apakah berarti bisnis saham itu sama dengan main ? 

Tidak, bukan itu maksud saya. Bisnis saham bukanlah mainan. Bisnis saham bukanlah judi. Ibarat permainan bola yang membutuhkan strategi, dalam trading saham anda juga butuh strategi yang bagus agar anda bisa mencetak profit. Istilah tepatnya adalah: MOMENTUM. 

Ya, dalam trading saham anda membutuhkan suatu momentum. Momentum itu contohnya seperti ini: Saat IHSG naik, anda nggak beli sahamnya, karena saham udah pada naik terlalu kencang. Biarpun trader lain bilang: 

"Kok you nggak beli saham sih? Itu udah pada naik, ketinggalan kereta ntar." 

"Kalau nggak beli saham, kapan profitnya?"

Namun karena trading saham itu adalah strategi, anda tetap berpegang pada prinsip momentum anda. Ketika harga saham mulai turun, turun dan turun terus. Ketika banyak trader mulai nyangkut karena beli saham di harga atas, itulah kesempatan anda membeli alias serok saham yang banyak di harga low, di harga supportnya. 

Dengan menerapkan strategi, anda bisa mendapatkan profit lebih besar, lebih konsisten dibandingkan dengan trader yang tidak menerapkan strategi yang pas. (Terkait menerapkan momentum ini, nanti akan saya tulis di pos tersendiri).

Artinya dalam trading anda harus mau menunggu (wait and see). Menunggu momentum yang tepat untuk membeli saham. Menunggu momentum IHSG koreksi. Tidak terburu masuk saat IHSG sudah naik tinggi. Baca juga: Membeli Saham yang Sudah Tinggi.

Banyak trader yang masih sering panik kalau IHSG turun, grusa-grusu ingin beli saham yang harganya udah naik, tidak sabar menunggu harga saham turun. Hal ini menyebabkan trader akhirnya sulit mendapatkan profit maksimal.

Anda tidak harus terus membeli saham. Ada saatnya anda tidak perlu trading, ada saatnya anda menungu saat yang pas untuk mengincar saham2 diskon. Trading bukan hanya sekedar buy dan sell. Anda perlu wait and see, anda perlu psikologis trading yang baik. 

Semua itu adalah bagian dari mengatur strategi trading. Dengan kata lain, seorang trader saham sesungguhnya harus memiliki intellegence dalam trading, inilah yang membedakan antara trader yang bisa mencetak profit dan tidak, dan untuk mencapai hal tersebut, anda perlu terus mengasah kemampuan anda untuk membaca pergerakan market. Baca juga: Menjadi Trader Saham Sukses. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Fraksi Harga Baru dan Dampaknya pada Pasar Modal

Fraksi Harga Baru dan Dampaknya pada Pasar Modal

Per 2 Mei 2016 besok (pos ini ditulis tanggal 1 Mei 2016) ada sesuatu yang bakal berbeda dengan fraksi harga saham di pasar modal. Apa yang berbeda?

Fraksi harga di BEI akan segera direvisi menjadi fraksi harga yang baru. Kalau fraksi harga yang lama hanya ada 3 fraksi harga, maka fraksi harga yang baru ini akan berubah menjadi 5 fraksi harga. Aturan tentang fraksi harga yang baru ini sebenarnya sudah lama diperbincangkan dan berita simpang-siur tentang aturan ini sudah lama dibahas. Banyak pro dan kontra? Anda termasuk yang mana, pro atau kontra?

Nah sebelum masuk ke bahasan utama di pos ini, ada baiknya Anda mengenal tentang fraksi harga terlebih dahulu. Silahkan baca pos-nya lagi: Fraksi Harga Kecil Vs Besar, Mana yang Lebih Cepat Cuan? Nah, bagaimana perbedaan aturan fraksi harga lama dengan fraksi harga baru mulai tahun 2016? Mari simak tabelnya dibawah.

Aturan fraksi harga lama dari BEI dibagi menjadi 3 fraksi harga sebagai berikut:



Sedangkan aturan fraksi harga baru dari BEI yang akan diterapkan per tanggal 2 Mei 2016 dibagi menjadi 5 fraksi harga sebagai berikut:


Perbedaannya sekarang pada fraksi harga baru ada tambahan fraksi harga Rp2 untuk fraksi 200-500. Kalau pada fraksi lama, harga saham 200-500 fraksi harganya tetap dihargai Rp1. Perbedaan kedua ada fraksi harga Rp10 untuk harga saham yang berada pada rentang  2.000-5.000. Kalau pada fraksi harga lama, harga saham 2.000-5.000 fraksi hargnya cuman dihargai Rp5. 

Jadi, fraksi harga yang baru ini intinya rentang harganya diperlebar. Nah, kalau melihat fraksi harga yang awalnya Rp1 bisa menjadi Rp2, kemudian fraksi harga Rp5 kemudian ada tambahan fraksi harga Rp10, maka saya yakin Anda sudah bisa menebak apa tujuan BEI mentetapkan fraksi harga yang baru ini.


Yang jadi pertanyaan: Apakah dengan fraksi harga baru investor benar-benar semakin cepat cuan? Sebenarnya, selain meningkatkan likuiditas, kenaikan harga saham yang lebih cepat dari sebelumnya juga patut diwaspadai,karena adanya aksi para spekulan atau yang kita sebut dengan bandar bisa semakin liar memancing investor ritel yang hanyamemiliki dana terbatas.



Saham-saham gorengan akan lebih cepat naik dengan fraksi harga yang baru. Apalagi biasanya, saham-saham gorengan rentang harganya antara Rp200-Rp500 fraksi harganya menjadi Rp2 (sebelumnya Rp1). Kalau Anda tidak hati-hati dalam menyeleksi saham, hanya ikut “arah angin”, tidak menutup kemungkinan dengan fraksi harga baru, justru akan mempercepat pasar modal kita menjadi tempat spekulan, bukan menjadi tempat bisnis saham yang menjanjikan. Pada akhirnya, pasar modal akan menimbulkan kesan judi.



Pelajaran yang bisa diambil dari saya dan juga Anda sebagai investor ritel, yang notabene masyarakat umum: Dengan fraksi harga baru nanti, yang memungkinan naiknya harga saham lebih cepat, jangan terlalu cepat terbawa oleh euforia pasar. Kenaikan harga saham yang cepat justru akan membawa dampak psikologis yang buruk jika tidak diimbangi dengan perencanaan trading setiap investor. Jangan sampai karena fraksi harga baru, modal para investor justru tergerus habis.



Sebagai para investor dan trader, harus tetap bisa mengimbangi situasi euforia yang mungkin terjadi dengan fraksi harga baru ini, dengan menyeleksi saham-saham yang bagus secara analisis yang didukung fakta. Baca juga: Psikologi Pasar: Empat Tahapan Penting.



Lalu bagaimana praktik fraksi harga saham yang baru ini pasar modal kita? Apakah membuat IHSG semakin jatuh atau semakin melesat? Tentu saja saya akan membahas di pos selanjutnya setelah beberapa bulan kedepan fraksi harga ini telah ditetapkan ke pasar saham (belum terbit.. coming soon).


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Fraksi Harga Kecil Vs Besar, Mana yang Lebih Cepat Cuan?

Fraksi Harga Kecil Vs Besar, Mana yang Lebih Cepat Cuan?

[Bagi Anda yang ingin mendapatkan ebook pasar modal, strategi trading dan belajar saham terbaru, + free software saham dan konsultasi, Anda bisa mendapatkannya disini: Buku Saham.]

Harga saham di pasar modal sangat bervariasi. Harga saham terendah di pasar reguler adalah Rp50 per lembar saham (bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan Bursa Efek Indonesia). Dan harga saham tertinggi tidak terbatas. Tinggi rendahnya harga saham sangat berpengaruh terhadap modal yang Anda trading-kan di pasar saham. Semakin tinggi harga saham, maka semakin besar modal yang Anda butuhkan dan sebaliknya.

Nah, saat Anda ngomong tentang harga saham, maka harga saham tidak bisa lepas dengan yang namanya fraksi harga. Fraksi harga adalah batasam harga dan kelipatan harga saham yang diatur dalam perdagangan saham di pasar saham. Aturan fraksi harga sekarang (bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kebijakan Bursa Efek Indonesia) adalah sebagai berikut. 


Per 2 Mei 2016, Bursa Efek Indonesia sudah merevisi fraksi harga menjadi 5 fraksi, bukan 3 fraksi. Silahkan simak selengkapnya di pos saya: Fraksi Harga Baru dan Dampaknya terhadap Pasar Modal.

Kalau di pasar saham, tentunya ketika waktu pasar buka Anda bisa melihat fraksi harga saham di antrian offer dan bid saham tertentu. Saya contohkan sistem antrian saham GGRM (kiri), PWON (kanan) dan WSKT (bawah). Harga saham GGRM mencapai Rp60.000 per lembarnya, oleh karena itu fraksi harganya adalah Rp25. Karena harga saham PWON dibawah 500, maka fraksi harga adalah Rp1. Sedangkan WKST harganya sekitar Rp1.700, maka fraksi harganya adalah Rp5. 




Gambar diatas menunjukkan sistem antrian saham di pasar modal. Di situlah Anda bisa melihat fraksi harga. Setiap sistem selalu menunjukkan fraksi harga. Misalnya, saham PWON. Lihat Bid Price, ada harga 457, 458, 459, 460, 461. Kenaikan dari 457 ke 458 itu yang namanya fraksi harga. Seperti tabel diatas tadi, semakin besar harga saham, fraksi harganya akan semakin besar juga.  

Yang jadi pertanyaan: Lebih cepat dapat untung mana kalau beli saham yang fraksi harganya kecil atau fraksi harganya besar? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat ilustrasinya dibawah.

ILUSTRASI FRAKSI HARGA

Misalkan Anda membeli saham PWON di harga Rp450 sebanyak 100 lot. Selain beli saham PWON, Anda juga beli saham GGRM di harga Rp60.200 sebanyak 1 lot dan membeli saham WSKT pada harga Rp1.785 sebanyak 26 lot. Lihat tabel dibawah ini (klik untuk memperbesar).

Ilustrasi tabel 1

Ilustrasi tabel 2

Ternyata, kenaikan fraksi harga yang kecil dan fraksi harga yang besar memberikan potensi besar kecilnya cuan yang berbeda. Ketika Anda membeli PWON di 450 dan menjual di 451, Anda belum bisa cuan. Hal ini dikarenakan anda harus menanggung fee beli dan fee jual dari sekuritas (pada contoh ini saya ambil fee beli sebesar 0,17% dan fee jual sebesar 0,27%).

Demikian juga ketika anda membeli saham GGRM. Ketika anda menjual GGRM di 60.225 (beli di 60.200) anda belum bisa cuan. Ketika anda beli WSKT di 1.785 dan jual di 1.790 anda juga belum bisa cuan. 

Anda baru bisa cuan (dengan memperhitungkan fee beli dan fee jual), ketika anda:

1. Menjual saham PWON di harga 453 (naik 2 fraksi). Dengan modal Rp4.517.769 dan kenaikan 2 fraksi harga anda bisa menghasilkan cuan sebesar Rp10.119.

2. Menjual GGRM di 60.500 (naik 11 fraksi). Jika anda beli GGRM, dengan modal lebih besar, yaitu Rp6.033.665, anda butuh kenaikan 11 fraksi baru anda bisa cuan. Cuan yang anda dapatkan pun masih lebih kecil yaitu sebesar Rp3.431.

2.  Menjual WSKT di 1.795 (naik 2 fraksi). Jika anda beli WSKT yang fraksi harganya 5, dengan modal Rp4.654.399 anda sama-sama butuh kenaikan 2 fraksi saja untuk bisa cuan sama seperti PWON. Tetapi, cuan yang anda dapatkan masih lebih kecil dibandingkan PWON, yaitu sebesar Rp5.509.

"Jadi Bung Heze, apa arti semua ini?" Tanya anda 

Artinya, fraksi harga yang kecil-lah yang berpotensi menghasilkan cuan yang cepat dan lebih banyak dibandingkan dengan fraksi harga yang besar. Urutannya: fraksi harga Rp1 yang paling cepat, diikuti fraksi harga Rp5 kemudian fraksi harga Rp25. Semakin kecil fraksi harga saham, maka potensi kenaikan fraksi yang kecil akan lebih cepat menghasilkan cuan. Semakin banyak lot yang Anda miliki, otomatis profit semakin besar ketika Anda menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya. 

Gimana, sudah paham sampai disini?

^_^ ^_^ ^_^ ^_^

Jadi, meskipun BEI pada akhirnya merubah kebijakan fraksi harga, saya rasa fraksi harga yang paling kecil yang akan memberikan return lebih cepat daripada fraksi harga yang besar. Alasan inilah yang menjadi salah satu dasar mengapa, para trader suka harga saham yang kecil, dibawah Rp1.000 per lembar atau bahkan dibawah Rp500 per lembar yang fraksi harganya masih Rp1. Saham2 gorengan banyak sekali yang harganya dibawah Rp500 dan terbukti diminati oleh bandar.

"Lalu, kalau trading enaknya saya pilih mana? Mana yang lebih baik antara fraksi harga kecil dan besar? "

Semua itu tergantung dari dana yang Anda miliki. Tentunya, dana kecil yang hanya Rp5.000.000 tidak akan bisa digunakan untuk membeli, bahkan untuk 1 lot saham GGRM yang harga per lembarnya mencapai Rp60.000. Itu masih belum dikenakan fee transaksi beli. Kalau Anda hanya punya dana Rp2.000.000 untuk trading, maka belilah saham2 yang harganya rendah. 

Tapi ada satu hal lebih penting yang harus anda pahami: Harga saham fraksi harganya  rendah bukan berarti bagus semua untuk trading karena cuannya lebih cepat. Ada faktor lainnya. Apa itu?

Jawabannya adalah: FAKTOR RISIKO. Harga saham yang rendah justru harus Anda waspadai, karena harga saham rendah banyak yang tidak likuid, volatil, dan sering digoreng. Kalau mau beli saham yang fraksi harganya kecil, pilihlah saham yang likuid dan saham2 yang familiar untuk anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Money Management untuk Trading Saham

Money Management untuk Trading Saham

Money management (manajemen modal) merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari trading saham. Selama ini, kita mungkin mengenal trading saham itu identik dengan analisa teknikal, baca grafik, lihat candlestick, klik tombol buy-sell. 

Memang benar, itu inti trading saham. Akan tetapi, money management ini juga merupakan bagian inti dari trading saham. Secara singkat, money management itu berarti langkah-langkah untuk mengelola modal trading anda, supaya anda bisa menghasilkan profit dan modal anda semakin berkembang. 

Tapi seperti apa itu money management? Apakah ada analisanya sendiri untuk menemukan money management yang efektif? 

Money management itu mudah sekali ditemukan di sekitar kita. Misalnya anda dapat gaji sebulan sebesar Rp5.000.000. Maka anda harus mengelola uang Rp5.000.000 tersebut, agar uang anda bisa cukup sampai satu bulan bahkan lebih, jangan sampai sebelum satu bulan, uang anda sudah habis duluan.

Nah, secara anda sadari atau nggak, dalam kehidupan sehari-hari anda pasti juga melakukan money management tersebut. 

Di saham pun saham. Jadi katakanlah anda punya duit Rp5 juta. Anda harus bisa mengelola modal Rp5 juta ini agar modal anda tidak habis, dan bahkan bisa berkembang. Jadi dalam konteks trading saham, money management berarti anda perlu melakukan hal-hal berikut ini:  
  • Bagaimana caranya supaya modal Rp5 juta bisa berkembang menjadi Rp10 juta dan seterusnya. 
  • Bagaimana caranya supaya dengan modal Rp5 juta anda bisa mencetak profit di saham. 
  • Bagaimana caranya modal Rp5 juta yang anda miliki, nilainya tidak terus berkurang (rugi)
  • Bagaimana caranya dengan modal Rp5 juta, anda nantinya bisa punya portofolio saham yang sehat.
  • Bagaimana caranya anda membagi modal Rp5 juta untuk beberapa saham pilihan
  • Bagaimana caranya supaya anda bisa bertahan dengan modal Rp5 juta tersebut (tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan beli saham, atau suntik modal lagi) 
  • Kapan anda harus suntik modal / deposit lagi?

Itulah inti dan poin2 penting dari money management. Money management ini banyak diabaikan oleh trader, karena trader biasanya hanya fokus pada profit, profit dan profit.. Sehingga, tidak sedikit trader yang melakukan kesalahan2 fatal (yang tidak diasadari) dalam money management-nya. 

Penerapan money management untuk trading, agar bisa menghasilkan poin2 diatas, juga saya bahas praktik2nya, mulai dari nol sampai expert disini: Buku Saham. 

Jadi di materi tersebut, anda juga akan mempraktikkan bagaimana menerapkan money management untuk trading, yaitu terkait berapa saham yang sebaiknya anda miliki, kapan harus suntik modal, saham apa yang harusnya anda beli dengan jumlah (lot) lebih besar dan masih banyak lainnya. 

Money management setiap trader saya yakin pasti berbeda, karena level setiap trader, dan juga besar kecilnya modal tiap trader pasti berbeda. Tetapi yang lebih penting dari itu, anda harus mengetahui dulu bagaimana praktik2 money management yang betul untuk trading. 

Melakukan money management memang harus diimbangi dengan pengetahuan anda tentang analisa teknikal saham. Karena itulah di paragraf awal tadi sudah saya sebutkan bahwa analisa saham saling terkait dengan money management.  

So, money management, menyusun trading plan dan praktik analisa teknikal secara umum memang akan selalu berjalan berbarengan. Anda hanya tinggal mempraktikannya secara tekun. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.