Menjadi Full Time Trader Part I

Menjadi Full Time Trader Part I

Profesi full time trader (Tujuan: Trading for A Living).... Kedengarannya keren juga ya? Benar. Full time trader  dalam benak kebanyakan orang, termasuk saya (barangkali Anda juga) adalah: 

- Tidak perlu kerja kantoran.
- Kerja cukup di rumah, cuma trading doank, waktu fleksibel.
- Kaya.
- Punya banyak waktu luang. 
- Punya modal besar untuk trading saham.
- Bisa liburan sesuka hati.
- Memberikan kebebasan waktu dan tempat.

Tokoh yang saya kagumi: meskipun dia investor, bukan trader adalah Lo Kheng Hong. Beliau hanya hidup dari investasi saham saja dan beliau bisa keluar negeri setahun 2 kali.  Walaupun bukan trader, tapi konteksnya disini adalah FULL TIME. Barangkali kalau beliau istilah pas-nya full time investor. Tapi, itu membuktikan bahwa berdagang saham secara full time, memang bisa memberikan Anda kebebasan, keleluasaan. 

Semua itu memang benar. Itulah pekerjaan dan sukacita dari seorang full time trader. Nah, kalau barangkali dari Anda ada yang punya cita2 jadi full time trader, Anda tentu harus mempersiapkan banyak hal, bukan hanya ilmu, tapi kedisiplinan dan faktor psikologis Anda harus siap. So, kesimpulannya untuk menjadi full time trader seperti poin2 yang saya sebutkan diatas tidaklah mudah.

Kemudian Anda memantapkan diri Anda: "Pak, saya memutuskan untuk menjadi full time trader, langkah saya selanjutnya harus bagaimana?"

OK, kalau Anda sudah memutuskan menjadi full time trader, maka saya anggap Anda sudah pintar. Pintar dalam hal apa? Dalam hal menganalisis kondisi market secara global. 

Seorang full time trader (harusnya) paham kapan saatnya masuk pasar - kapan saatnya keluar - kapan saatnya wait and see. Contohnya: akhir April tahun 2015 saat pasar saham mulai anjlok dan banyak berita2 buruk mulai bermunculan soal penurunan perekonomian kita, krisis utang Yunani, perlambatan ekonomi China, apa yang harus dilakukan full time trader? Harusnya dia segera keluar dari pasar (jual saham2nya), kemudian wait and see sampai kondisi pasar mulai bullish, dan sentimen buruk mulai reda.

Kalau Anda masuk pasar saat IHSG anjlok tahun 2015 untuk trading harian, maka keputusan Anda SALAH. Kenapa? Karena banyak sekali harga saham yang sudah terdiskon, eh ternyata harganya masih turun besok, dan turun lagi lebih banyak esok harinya. Kalau Anda berpikir hari ini harga saham BBRI sudah terdiskon (murah karena turun terus), lalu Anda beli, kemudian harganya turun terus, saham Anda pasti 'nyantol'. 

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$

Nah, sekarang kembali ke pertanyaan tadi: "Saya ingin menjadi full time trader". Menjadi full time trader kelihatannya enak, tapi TIDAK SEMUDAH APA YANG ANDA BAYANGKAN. Ada banyak yang harus Anda pertimbangkan.

Pertama. Bekal ilmu analisis teknikal. Itu pasti. Saya rasa sudah jelas.  Kalau mau jadi trader, ya Anda harus punya kemampuan trading yang baik. Bukan hanya kemampuan analisis saham spesifik, tapi Anda harus bisa analisis kondisi pasar secara global, termasuk sentimen2 yang berpengaruh kuat terhadap IHSG. Seperti yang saya paparkan tadi, Anda harus paham kapan saatnya masuk pasar - kapan saatnya keluar - kapan saatnya wait and see.

Jam terbang sangat mempengaruhi kemampuan Anda untuk menjadi full time trader. Saran saya, kalau mau jadi full time trader, pengalaman Anda trading di pasar modal harus diatas 5 tahun. Supaya Anda punya kesempatan mempelajari kondisi pasar dalam berbagai situasi.

Kedua.  Full time trader membutuhkan dana besar. Menjadi full time trader artinya Anda harus siap modal besar, karena full time trader penghasilan utamanya dari trading itu sendiri, sehingga kalau modal Rp10.000.000 atau Rp25.000.000 mungkin terlalu kecil. Full time trader, saran saya modal minimal adalah Rp100.000.000. Ingat, semakin besar modal, return semakin besar. Jika Anda ingin mendapat penghasilan lebih dari Rp5.000.000 sebulan, maka saran saya Anda masukkan dana lebih dari Rp100.000.000.

Kalau Anda memutuskan akan terjun sebagai full time trader, maka Anda harus menghitung berapa kebutuhan Anda dalam sebulan dan tingkat keuntungan yang bisa Anda capai dalam sebulan ketika Anda melakukan aktivitas trading sehari-hari. Jadi katakanlah, biaya hidup Anda sebulan adalah 5 juta, dan karena Anda sudah ahli, Anda bisa menghasilkan keuntungan trading sebulan adalah 7%.  Dengan perhtungan tersebut maka Anda harus mengeluarkan dana sebesar Rp71.500.000 (5 juta / 7%).. Tapi, tentu saja Anda nggak mungkin hidup dengan break event point (pendapatan = biaya). Jadi, investasi Rp71.500.000 itu kurang, karena modal sekian hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda saja.

Sedangkan, Anda pasti juga memerlukan biaya darurat, biaya investasi, keperluan2 lainnya. Tentu, Anda harus memasukkan dana lebih dari itu. Apalagi kalau Anda membaca alasan keempat, tentu dana Rp71.500.000 dengan asumsi pengeluaran per bulan Anda 5 juta dan Anda bisa dapat return sebulan 7% sangat dan sangat kurang. Jadi, itulah alasan mengapa Anda harus memasukkan dana minimal Rp100.000.000 jika Anda memutuskan untuk menjadi full time trader dengan tujuan Trading for A Living.

Ketiga. Disiplin eksekusi. Karena modal harus besar, maka Anda harus disiplin melakukan cut loss dan take profit. Jangan sampai Anda tidak disiplin pada aturan cut loss yang Anda tetapkan, saham turun banyak baru Anda cut loss dan ruginya besar sekali, kemudian Anda menangis dan menganggap saham itu judi. Demikian juga, ketika Anda menetapkan take profit di harga sekian, maka Anda juga harus disiplin melakukannya.  

Keempat. Siapkah psikologis Anda, jika tidak ada penghasilan? Perlu Anda ketahui bahwa menjadi full time trader, berarti Anda harus siap2 jika tidak ada penghasilan dalam jangka waktu tertentu? Lho, apa maksudnya?

Maksudnya begini, tadi saya jelaskan dengan contoh IHSG 2015 bahwa Anda harus paham kapan saatnya masuk pasar - kapan saatnya keluar - kapan saatnya wait and see. Nah, kalau pasar saham kita anjlok, artinya Anda jangan masuk pasar. Kalau pasar saham anjlok seperti tahun 2015, sampai 6 bulan (April - September), apalagi waktu IHSG seperti tahun 2008, maka Anda bahkan harus siap tidak ada penghasilan sama sekali selama waktu 6 bulan tersebut, bahkan bisa lebih dri 6 bulan. Siapkah Anda?

Dalam kondisi market bullish, Anda bisa mendapatkan return puluhan kali lipat dalam satu bulan. Apalagi sebagai full time trader yang (seharusnya) sudah paham betul kondisi saham dan market, memperoleh profit dari dana Rp100.000.000 menjadi Rp500.000.000 dalam sebulan bukan hal yang mustahil. Tapi kalau pasar lagi lesu, Anda bahkan harus siap tidak ada penghasilan dari trading. 

Maka solusinya: Anda harus bijak kelola profit yang Anda dapatkan. Kalau dapat profit banyak dalam kondisi pasar bullish, maka jangan boros. Sisakan dana Anda minimal Rp80.000.000 dari profit Anda untuk motif berjaga-jaga: Apabila pasar sedang lesu, Anda sudah punya simpanan. Kalau dalam kondisi market lesu, jangan tergoda masuk, apalagi untuk ambil saham2 gorengan yang tidak jelas arah pergerakannya. 

Dari pemaparan saya diatas, sudah jelas dan sangat jelas sekali kalau menjadi full time trader atau bahasanya adalah Trading for A Living itu gampang2 susah. Celakanya, banyaaaaak sekali para pemula yang belum apa2, yang ilmunya masih sedikit sudah ngarep dapat penghasilan berlipat ganda dari trading. Bahkan dengan modal yang nggak seberapa besar, banyak pemula yang ngarep dapat penghasilan puluhan kali lipat dalam sebulan. 

Kalau Anda menginginkan menjadi full time trader, Anda harus memenuhi empat aspek tersebut. Bagaimana dengan pemula? Kalau masih pemula jangan menjadi full time trader. Matangkan dahulu analisis Anda dan psikologis Anda, baru menjadi full time trader. 

Dan tentu saja, kalau Anda belum punya semua itu, atau bahkan terlewat satu aspek saja, maka kurungkan niat Anda untuk jadi full time trader dan penuhi dahulu aspek2 tersebut.

Baca pos lanjutan: Menjadi full time trader (Part II)


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Trading Saham Pasca Pemilu

Strategi Trading Saham Pasca Pemilu

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan pertanyaan cukup bagus dari rekan trader. Berikut pertanyaannya: 

"Pak Heze, bagaimana strategi trading pasca pemilu presiden? Kenapa saham naik sangat tinggi, tapi setelah itu koreksi tajam lagi?"  

Kalau anda tanya strategi trading saham apa yang sebaiknya diterapkan pasca pemilu, Jawabannya: Semua kembali lagi pada situasi dan kondisi. Secara umum, pergerakan IHSG pasca pemilu presiden mirip-mirip, tapi tetap saja nggak sama persis, sehingga strategi trading juga perlu anda sesuaikan. 

Kenapa bisa begitu? 

Pemilu presiden diadakan 5 (lima) tahun sekali. Namun dampaknya (terutama ke pasar saham, soalnya di web ini kita bahasnya tentang saham) akan sangat besar untuk semua pelaku pasar. 

Seperti saya tuliskan diatas, bahwa strategi trading saham pasca pemilu presiden harus anda sesuaikan dengan pergerakan IHSG, karena tergantung dari beberapa hal berikut: 

1. Calon presiden, visi misi dan prioritas berbeda 

Calon presiden periode saat ini dengan periode mendatang kemungkinan akan berbeda. Kalau di periode ini misalnya, calon presiden (capres) lebih fokus memberikan prioritas dan visi misi pada pembangunan, maka saham2 konstruksi dan infrastruktur bisa menjadi saham2 primadona pasca pemilu.  

Tapi kalau di periode selanjutnya capres-nya beda lagi, dan let say, prioritas capres yang baru adalah membangkitkan perusahaan sektor batu bara, maka sudah jelas saham2 mining ini bakalan jadi inceran investor. Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya disini: Saham yang Bagus Menjelang Tahun Pemilu. 

Jadi saham2 primadona pasca pilpres di tiap-tiap periode pemilu presiden, bisa jadi nggak sama. Nah, tugas anda sebagai trader, anda harus mengetahui program2 setiap calon presiden terhadap sektor2 yang diprioritaskan, karena ini akan berdampak langsung pada harga sahamnya.

Artinya, jauh2 hari sebelum pemilu, anda harus rajin2 baca berita dan peka terhadap dampak pemilu ke sektor2 saham tertentu. 

2. Tergantung kondisi yang diharapkan investor pasca pilpres

Investor saham itu akan selalu menginginkan kondisi pilpres yang aman dan tertib. So kalau kondisi pilpres berlangsung dengan baik, kondusif, maka biasanya harga saham keesokan hari bakalan langsung dibuka melonjak, bahkan sampai meninggalkan gap up. Beberapa waktu lalu, saya juga bahas artikelnya disini: Gap Saham: Jebakan Gap Up.  

Namun kalau kondisi pilpres tidak sesuai harapan investor, maka saham bakal langsung nyungsep keesokan harinya. 

Nah, tetapi pergerakan saham pasca pilpres 5 tahunan, biasanya akan membentuk pola yang mirip: Kalau kondisi sesuai harapan investor, saham akan cenderung naik drastis 1-2 hari pasca pilpres (euforia), tapi nggak lama setelah itu saham akan koreksi lagi (dan inilah yang umumnya terjadi).

Hal ini karena euforia yang terjadi cuma sesaat. Euforia ini membuat saham langsung melambung tinggi, tapi nggak lama kemudian, para trader akan jualan lagi, karena pelaku pasar sejatinya paham, bahwa mereka masih harus wait and see untuk menunggu hasil resmi. 

Setelah itu dalam beberapa waktu kedepan, IHSG umumnya akan bergerak naik-turun, tetapi dengan volume yang nggak terlalu ramai. Soalnya ya itu tadi, pasca pilpres pelaku pasar akan tetap wait and see.

Kesimpulan besarnya: Beberapa hari - minggu pasca pilpres, IHSG bakalan sulit bergerak di jalur uptrend yang kencang. Karena pelaku pasar menunggu kepastian.  

Namun jika mengacu pada pilpres2 sebelumnya, setelah pelantikan presiden resmi, IHSG akan cenderung begerak di jalur uptrend. Inilah mengapa kalau cek grafik IHSG jangka panjang, IHSG akan tetap naik terus. 

STRATEGI TRADING SAHAM PASCA PEMILU

Di pilpres2 selanjutnya, anda hendaknya tidak terbawa dalam euforia atau panik yang berlebihan. Karena pola IHSG dan saham2 pada umumnya, ya gitu-gitu aja setelah pilpres, kecuali kalau ada berita2 atau momen lain (yang kita jelas nggak mungkin bisa mengetahuinya, coz kita nggak tahu apa yang terjadi di masa depan), maka IHSG bisa jadi bergerak tidak sesuai dengan apa yang kita bahas disini, right?

Kalau sehari setelah pilpres, tiba2 saham langsung naik drastis, jangan beli saham, apalagi jangan kebawa euforia. Soalnya, nggak lama lagi saham2 biasanya akan turun / koreksi. 

Setelah itu, saham2 nggak akan terlalu ramai diperdagangkan. Dalam hal ini, anda tentu tetapi bisa trading, tapi anda harus lebih selektif memanfaatkan momen technical rebound

Dan saran saya, saat market masih wait and see ini, ada baiknya anda trading nggak pakai dana terlalu besar, karena kepastian lebih lanjut kita belum tahu. Jadi kalau biasanya anda percaya diri banget beli saham full power, saat market belum pasti, pakai dulu 30% modal anda misalnya.  

Jika hasil pemilu sudah keluar dan ternyata pasar merespon dengan baik, barulah anda bisa membeli saham dengan jumlah yang lebih banyak, hold, terutama saham2 yang jadi prioritas presiden terpilih. 

Itu adalah strategi2 trading, dan strategi mengamati pasar, yang biasa saya gunakan pasca pilpres. Tapi sekali lagi, itu dengan catatan skenarionya berjalan sesuai dengan "behaviour-nya" IHSG pasca pemilu, seperti yang kita bahas.

Nah, anda pun tentu harus lihat juga situasi kondisi, dan hal2 lain. Misalnya, kalau pasca pemilu IHSG memang sudah drop sebelumnya, maka peluang IHSG baik lagi biasanya akan lebih kuat ketimbang kalau IHSG sebelumnya sudah mahal. Momen2 pilpres yang dekat sama Hari Raya misalnya, juga bisa mempengaruhi pergerakan IHSG setelahnya.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

3 Kunci untuk Profit Saham - Alexander Elder

3 Kunci untuk Profit Saham - Alexander Elder

Alexander Elder salah satu tokoh trader saham sukses legendaris pernah memberikan nasihat yang bagus untuk para trader. Berikut nasihat beliau: 

To win in the markets, we need to master three essential components of trading: sound psychology, a logical trading system, and an effective risk management plan

Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut: "Untuk menang di pasar saham, kita perlu menguasai tiga komponen penting trading: Psikologi, sistem trading yang logis, dan rencana manajemen risiko yang efektif. 

Dengan kata lain, Alexander Elder ingin menyampaikan pada kita bahwa untuk sukses / dapat untung yang konsisten di saham, kuncinya bukan cuma bisa baca grafik (sistem trading), tapi anda harus punya psikologis dan mindset trading yang benar. 

Tiga poin Alexander Elder ini kalau dirangkum, bisa menjadi dua poin penting. Saya pernah bahas di pos ini: 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. Anda bisa baca-baca kembali. 

1. Psikologi trading yang matang

Setiap trader mungkin memiliki perencanaan untuk mengincar saham tertentu dan menjual di harga tertentu. Setiap trader mungkin sudah merencanakan analisa2 teknikal. Tetapi tanpa psikologis yang baik, tanpa mindset trading, tanpa trading plan, seluruh perencanaan anda bisa menjadi kacau balau. 

Di pasar saham, keputusan trading bukan hanya melibatkan analisa teknikal, namun juga melibatkan cara anda untuk menyikapi market, baik menyikapi maupn merubah keputusan anda, mempelajari kesalahan, menyikapi market yang euforia atau sebaliknya, market bearish. 

Dengan kata lain, kombinasi psikologis dan analisa teknikal inilah yang akan membawa trader pada arah trading yang lebih baik. 

Kalau anda mau belajar jauh lebih banyak tentang psikologis trading dan membentuk mindset trading yang baik agar anda bisa mencetak untung di pasar saham, anda bisa memiliki materinya disini: Ebook Psikologis Trading & Analiss Teknikal. 

2. Sistem trading yang logis

Trading saham harus anda lakukan dengan perencanaan, trading plan, dan target2 yang logis. Analisa teknikal sangat berperan dalam trading. Baca juga: Menyusun dan Menjalankan Trading Plan Saham

Namun anda harus bisa memasang target trading yang masuk akal. Banyak sekali trader pemula yang baru trading 1-2 bulan, namun ingin langsung cepat kaya. Ingin langsung beli saham dan sahamnya naik 20%. Memasang target untung yang tidak realistis. 

Hal ini hanya akan membuat sistem trading anda jadi amburadul. Sistem trading yang logis harus anda terapkan secara bertahap, disesuaikan dengan KEMAMPUAN MODAL dan SKILL TRADING anda. 

Kalau anda baru trading, kalau anda belum bisa dapat untung besar, maka jangan memaksakan target yang tinggi. Perencanaan2 trading yang dilakukan secara bertahap, akan membawa anda pada level trading yang lebih baik.  

3. Manajemen risiko yang efektif

Manajemen risiko harus anda lakukan terhadap portofolio. Artinya, bagaimana anda memilih saham2 yang berisiko rendah, dan cocok dengan tipikal anda. Batasan2 cut loss untuk saham yang berisiko tinggi. Hal ini akan sangat mempengaruhi sehat tidaknya portofolio anda, dan profit yang anda peroleh nantinya.

Jadi, ketiga hal ini harus anda terapkan di dalam trading. Kalau selama ini anda bisa baca grafik, tapi anda masih sering panik ketika berhadap dengan market. 

Portofolio anda tetap berisi saham2 yang tidak menguntungkan. Anda cenderung ambil risiko tinggi. Maka, anda harus menerapkan tiga kunci ini di dalam trading saham...   


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Harga Indeks Saham Dunia

Harga Indeks Saham Dunia

Indeks saham dunia seringkali menjadi acuan bagi para trader Indonesia untuk memutuskan apakah trader akan membeli saham atau menahan dulu, atau bahkan menjual saham. Kalau anda ingin tahu indeks saham dunia, anda bisa baca pos saya disini: Kumpulan Indeks Saham Dunia. 

Walaupun bukan acuan utama, namun seringkali indeks saham dunia (yang punya pengaruh besar) memiliki pengaruh terhadap indeks saham kita (IHSG) dan tentunya terhadap mayoritas pergerakan saham. 

Beberapa indeks saham dunia utama seperti Dow Jones, dan indeks saham Asia, seringkali menjadi acuan pergerakan IHSG pada keesokan harinya. Jadi kalau misalnya indeks Dow Jones semalem ditutup anjlok, maka kemungkinan besar IHSG paginya akan koreksi.

Banyak trader yang ingin melihat informasi harga indeks saham dunia, tetapi trader terkadang nggak menemukan informasi tersebut. Di beberapa software online trading, terkadang tidak menampilkan update indeks saham dunia. 

Maka dari itu, anda sebenarnya nggak harus repot cari informasi yang update mengenai harga indeks saham dunia. Anda bisa mencarinya melalui dua situs berikut: Trading View dan Investing. Berikut langkah2nya:

MENCARI HARGA INDEKS SAHAM DUNIA DI SITUS TRADING VIEW

1. Buka situs id.tradingview.com

2. Di halaman beranda sebelah kanan, anda akan menemukan menu ringkasan pasar, sebagai berikut: 


Disitu anda sudah bisa melihat beberapa harga indeks saham dunia. Kalau anda ingin klik lebih banyak informasi indeks saham, anda bisa klik menu "Lebih banyak indeks" (tanda lingkaran hijau). Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah ini: 


Itulah pergerakan indeks saham dunia, dan bisa anda lihat naik turunnya indeks tersebut di hari itu (kalau hijau berarti naik, kalau merah berarti turun). Anda bisa melihat informasi indeks2 acuan penting seperti DJI, dan bursa saham Asia seperti indeks HSI, STI dan lain2.  



MENCARI HARGA INDEKS SAHAM DUNIA DI SITUS INVESTING 

1. Buka situs: id.investing.com --> pilih menu Indeks Utama


2. Kemudian akan tampil Indeks Dunia Utama sebagai berikut: 

Klik gambar untuk memperbesar

Anda bisa melihat informasi2 harga indeks saham dunia yang update melalui menu tersebut, baik indeks Amerika, IHSG, Asia dan lain2. Sebenarnya anda bisa juga lihat di situs Investing menu sebelah kanan (yang saya beri tanda lingkaran). Namun jika anda ingin melihat tampilan yang lebih lengkap, anda bisa ikuti langkah2 diatas itu tadi. 

So, anda yang ingin cari informasi tentang update indeks saham dunia, anda bisa cari melalui dua situs tersebut. Informasi tentang pergerakan indeks dunia, terutama Dow Jones dan pergerakan mayoritas Bursa Asia, terkadang juga "menentukan" pergerakan IHSG. Baca juga: Makna Indeks Saham Bagi Pemain Saham.       


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengukur Profit Konsisten Saham

Cara Mengukur Profit Konsisten Saham

Di pos ini: Profit Konsisten Saham, Berapa Target Anda? Saya menekankan tentang cara membuat target profit konsisten. Intinya, untuk menetapkan target profit konsisten hendaknya diukur dalam range (misalnya 0,5-4%), bukan diukur dalam jumlah yang konstan (misalnya 15% per bulan).

Tapi bagaimana kita bisa mengukur target profit konsisten tersebut? Dari mana kita bisa tahu kalau target 0,5%-4% adalah target profit konsisten yang tepat untuk kita? Berapakah ukuran profit konsisten yang ideal untuk trader? 

Perlu anda ketahui, untuk mendapat profit konsisten, berarti anda harus melakukan banyak praktik trading. Means, anda harus mengetahui banyak strategi keluar-masuk pasar, strategi mengambil momentum yang tepat. 

Jadi kalau anda masih pemula sekali, dan tiba-tiba anda mau menetapkan target profit konsisten di range 1-5% tiap bulan, kemungkinan besar target anda akan meleset, malah banyak ruginya.

Untuk mengukur target profit konsisten, anda harus ber-eksperimen dengan trading yang anda jalankan. Dan tentunya dibutuhkan waktu. Katakanlah dalam jangka waktu 1 tahun anda sudah bisa mendapatkan profit seperti contoh berikut: 

Januari profit 5%. Februari profit 9%. Maret profit 2%. April profit 1%. Mei profit 4%. Juni profit 0,8%. Juli profit 0,5%. Agustus profit 4%. September profit 0,6%. Oktober profit 0,3%. November profit 2%. Desembr profit 6%.

Pada contoh profit diatas tampak bahwa trader bisa mendapatkan profit konsisten dengan range 0,3%-9% hingga satu tahun trading. Nah, dengan mengacu pada hasil trading anda di tahun sebelumnya, maka jika pada tahun depan anda bisa mendapatkan profit di range yang kurang lebih sama untuk setiap bulan, maka anda sudah bisa dikatakan profit konsisten

Angka target profit 0,3-9% yang anda tetapkan untuk tahun mendatang bukan angka yang jatuh dari langit, tapi target tersebut sudah mengacu pada kemampuan yang bisa anda dapatkan di tahun sebelumnya. 

Karena seperti yang saya tulis di beberapa paragraf sebelumnya, mengukur target profit konsisten tidak bisa dilakukan asal-asalan. Anda harus menentukan berdasarkan pada hasil trading yang sudah anda alami sendiri.  

Dengan cara ini, anda bisa mengukur apakah anda bisa mendapatkan profit konsisten di pasar saham atau belum.  

Anda nggak terlalu kaku perlu menunggu bisa menghasilkan profit 8% per bulan baru bisa dikatakan konsisten. Karena hal ini sangat sulit dilakukan, mengingat dinamika pasar saham cukup cepat. Kalau anda nunggu harus bisa profit 8% tiap bulan, anda akan capek sendiri. 

Namun jika anda masih memiliki banyak kerugian (banyak loss-nya dalam satu bulan), anda perlu untuk mendalami trading anda lagi. Artinya, anda belum bisa mengukur seberapa jauh anda bisa profit konsisten. Anda masih perlu banyak belajar dan praktik. 

"Ohh saya mengerti sekarang, pantesan saya nggak pernah bisa mendapatkan profit 15% stabil setiap bulan" Kata anda. 

"Tapi Bung Heze, berapa ukuran range profit konsisten itu? Kalau ditetapkan dalam range kan bisa jauh sekali targetnya" Tanya anda lagi.

Ukuran profit konsisten yang ideal hanya anda yang tahu jawabannya. Anda harus tentukan sendiri berdasarkan hasil trading anda di satu-dua tahun sebelumnya, untuk anda jadikan acuan di tahun mendatang. 

Saya tidak bisa menuliskan harus berapa persen yang ideal untuk dikatakan profit konsisten, karena setiap dari anda punya pengalaman, time frame trading dan cara take profit yang berbeda satu sama lain. 

Bahkan kalau anda baca pos ini: Cara Mempertahankan Profit Konsisten Saham, ada trader yang "hanya" bisa dapat 0,2-1% profit dari setiap kali transaksi, namun trader bisa mendapatkan profit tersebut dalam jangka panjang.

Maka, profit 0,2-1% walaupun mungkin secara kasat mata jumlahnya tidak terlalu besar, trader dapat dikatakan bisa mendapatkan profit konsisten dan 0,2-1% itulah ukuran profit konsisten yang ideal untuk trader tersebut. 

Saya menulis pos ini karena buanyaaak sekali trader yang bertanya pada saya gimana cara mendapatkan profit konsisten 5% per bulan, 10% per bulan, 7% per bulan? Dengan membaca pos ini, anda pasti sudah menangkap intisari tulisan saya. 

Intinya, cara mengukur profit konsisten itu sebenarnya lebih luwes, nggak kaku, dan nggak perlu stress mikirin nanti gimana kalau bulan depan nggak profit 10%.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Profit Konsisten Saham, Berapa Target Anda?

Profit Konsisten Saham, Berapa Target Anda?

Di web Saham Gain ini, saya beberapa kali menggunakan kata-kata 'profit konsisten'. Termasuk saya juga membahas langkah2 belajar saham, agar anda bisa meraih profit konsisten. Memang ukuran keberhasilan trader saham adalah ketika anda bisa mencetak profit. Namun bukan hanya profit temporer, tetapi profit konsisten. 

Jika di bulan ini anda bisa profit 70%, tetapi di bulan berikutnya anda mengalami kerugian besar, maka ini bukanlah profit konsisten. Bisa jadi, profit 70% yang anda dapatkan sebelumnya cuman kebetulan alias hoki. 

Nah profit konsisten itu seperti apa? Dalam hal apa anda bisa dikatakan profit konsisten? Profit konsisten adalah ketika anda bisa mendapatkan untung secara stabil. 

Seringkali trader menganggap profit stabil adalah ketika trader bisa mendapatkan profit sebesar, katakanlah 10% konsisten tiap bulan. Jadi bulan Januari profit 10%, bulan Februari profit 10% dan seterusnya sampai Bulan Desember. Dulu waktu saya masih awal belajar saham, saya juga berpikir hal yang sama. 

Namun setelah saya mencoba menerapkan cara seperti ini dalam trading, ternyata menerapkan profit konsisten dengan jumah persentase profit yang konstan hampir mustahil untuk dicapai. Lho kok bisa? 

Masalahnya kondisi pasar saham kita sangat dinamis. Ada saat dimana IHSG naik tinggi, ada saat IHSG naik tapi banyak saham yang turun. Ada saat IHSG benar-benar merah, sehingga sebagian besar saham turun. Ada saat pasar saham mengalami situasi crash market (seperti tahun 2008, 2015). Ada saat di mana prediksi anda meleset. 

Saat IHSG turun, mungkin anda bisa mendapat profit, tapi mungkin profitnya tidak sebesar saat IHSG sedang naik tinggi. Anda tidak harus trading setiap saat. Ada waktunya wait and see. Nah, ketika anda tidak trading, mungkinkah anda mendapat profit 15%? Saat prediksi anda meleset dan anda harus cut loss, mungkinkah anda tetap bisa mendapat profit yang konstan? 

Artinya, kalau anda bersikukuh untuk mencari profit konsisten yang konstan setiap bulan, anda pasti akan stres dan ujung2nya bakal menyerah. Karena profit konsisten seperti itu, akan sulit diterapkan di pasar saham riil. 

Jadi target profit konsisten sebaiknya anda tetapkan / anda ukur dalam range. Misalnya 0,5-4%. Katakanlah Bulan Januari anda profit 2%. Bulan Februari anda profit 0,5%. Bulan Maret anda profit 4%. Bulan April profit 1% dan seterusnya. Itu artinya anda sudah bisa dikatakan profit konsisten. 

Kemudian anda dapat pertanyaan bagus: "Darimana kita tahu ukuran profit konsisten kita Pak Heze? Berapa profit konsisten yang ideal untuk trader?"

Mau tahu cara mengukur profit konsisten? Cara mengetahui profit konsisten yang layak anda dapatkan, silahkan baca pos berikut: Cara Mengukur Profit Konsisten Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham yang Mudah Naik

Saham yang Mudah Naik

Di pasar saham, ada banyak sekali tipikal saham. Ada saham yang downtrend sebentar lalu naik lagi. Ada yang sahamnya turun berkepanjangan. Ada yang sahamnya naik terus tapi kemudian di ujung tren naik, sahamnya menjadi trendless.. 

Dan masih banyak tipikal saham, yang tentu tidak mungkin saya sebutkan satu per satu di pos ini. Soalnya kalau anda praktik trading sendiri, anda pasti nanti akan memahami apa yang saya maksudkan dengan tipikal2 saham tersebut. 

Nah, satu tipe saham yang sering diincar oleh trader, terutama swing trader dan positioning trader (trader jangka menengah) adalah saham2 yang mudah naik setelah turun drastis.

Perhatikan kata kuncinya: "Turun dratis". Anda mungkin sudah sering menemukan saham2 yang bisa technical rebound dalam jangka pendek (beberapa hari) setelah koreksi. Anda bisa praktikkan juga cara menemukan saham2 diskon dalam jangka pendek disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon.   

Namun bagaimana kalau anda menemukan kondisi market (IHSG) yang turun terus selama berbulan-bulan, di mana mayoritas saham menjadi sangat murah. Memang kondisi IHSG mengalami koreksi panjang tidaklah sering terjadi

Tentu saja kita nggak berharap IHSG koreksi panjang sampai berbulan-bulan, karena koreksi IHSG dalam waktu lama ini menunjukkan bahwa ekonomi kita maupun dunia sedang ada guncangan. 

Tetapi suka nggak suka, kita terkadang akan melalui siklus-siklus yang kurang mengenakkan ini. Kalau biasanya saya bisa dapat profit tiap bulan, pada saat terjadi koreksi IHSG yang panjang, ekonomi lesu, maka saya harus menahan diri untuk trading, bahkan sampai sebulan lebih..

Di satu sisi, sebenarnya IHSG yang turun berbulan-bulan ini justru bisa menjadi peluang yang besar untuk anda. Karena saat saham sudah BENAR-BENAR MURAH, dan IHSG pulih, maka saham-saham akan beterbangan dalam jangka waktu yang lebih panjang, bukan hanya sekedar technical rebound sesaat.  

So katakanlah saham INDF sebelum turun harganya 6.700, tapi karena IHSG lesu, INDF turun sampai 4.800. Anda bisa bayangkan dari harga 6.700 turun ke 4.800 itu turunnya nggak main2. Karena kalau koreksi biasa, umumnya saham hanya akan turun 100-300 poin. 

Namun di titik murah-murahnya harga ini, justru anda dan saya bisa menjadikan saham2 ini sebagai lumbung panen untuk jangka yang lebih panjang. Jadi kita simpan di harga yang sangat murah, dan hold saja sampai harganya bener2 terbang. 

Maka bukan tidak mungkin dalam kurun waktu lebih singkat, anda akan "kaya mendadak" karena anda dapat kenaikan harga saham yang super drastis, yang mungkin belum pernah anda dapatkan sebelumnya. 

Pasar saham kita sendiri pernah mengalami koreksi besar atau istilah MARKET CRASH / BIG CORRECTION, yaitu pada saat-saat sebagai berikut:

- Kondisi IHSG tahun 1998 (krisis moneter)
- IHSG tahun 2008 (krisis Subprime Mortgage AS dan guncangan ekonomi global)
- IHSG tahun 2015 (Akhir April - September) 
- IHSG tahun 2018 (Maret - Oktober)

Anda bisa googling2 tentang kondisi2 IHSG diatas, atau anda bisa baca-baca lagi Ulasan Market yang sering saya tulis di web Saham Gain ini.  

Memang koreksi panjang nggak sering terjadi, tapi sekali terjadi koreksi besar, nyaris semua akan akan jatuh ke titik terendahnya dalam beberapa tahun.

Pertanyaanya: Saham apa yang mudah pulih dengan cepat setelah crash market

Harus saya akui, kalau IHSG sudah pulih mayoritas saham bakalan naik lagi, nggak peduli sektor apapun itu. Soalnya mayoritas saham sudah benar2 diskon, baik secara teknikal maupun price earning ratio-nya. 

Yup, tapi tidak semua saham akan naik dengan cepat, meyakinkan, dan memberikan potensi return yang sangat besar dalam kurun waktu beberapa bulan.      

Saham-saham yang mudah naik setelah terjadi kelesuan IHSG, pada umumnya adalah saham2 yang ada di sektor: 

- Consumer goods
- Perbankan
- Beberapa saham blue chip selain sektor2 diatas  

Selama menjalani trading, saya sudah mengalami beberapa kali mengalami kondisi market crash beberapa kali, dan sektor saham2 yang saya sebutkan diatas ini adalah saham2 yang bakalan naik lebih cepat, meyakinkan, dibandingkan sektor2 lain.   

Saham2 consumer goods yang seringkali cepat pulih setelah crash market adalah: ICBP, UNVR, INDF, HMSP, GGRM. 

Saham2 perbankan yang sangat cepat pulih setelah IHSG drop: BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, BBTN. 

Beberapa sahan blue chip juga naik dengan cepat setelah IHSG pulih yaitu saham-saham: ASII dan TLKM. 

Saya pernah menyimpan beberapa saham seperti TLKM dan BBRI di harga murah ketika terjadi market crash, dan setelah market crash berakhir, saham2 ini akan naik lagi sampai diatas 30% dalam beberapa bulan.  

Bagaimana dengan sektor infrastruktur, mining, jasa, konstruksi / properti Pak Heze? Tanya anda

Seperti yang saya tuliskan, bahwa mayoritas saham yang sebelumnya koreksi tajam bakalan naik kalau IHSG sudah pulih. Namun kenaikan saham2 consumer dan perbankan ini biasanya akan lebih mantap.  

Karena kepercayaan trader/investor terhadap saham2 consumer goods itu sebenarnya cukup tinggi. Hal ini karena consumer goods akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Jika kondisi ekonomi membaik, maka daya beli masyarakat akan meningkat lagi, sehingga efek pertama yang akan terkena adalah saham2 consumer goods duluan. 

Demikian juga dengan perbankan. Perbankan ini sangat 'sensitif' terhadap isu2 ekonomi. Kalau ekonomi membaik, saham2 perbankan pasti akan diborong lagi besar2an. Apalagi beberapa saham bank blue chip kita, selalu diminati oleh investor asing kalau harganya udah turun (seperti BBCA, BBRI dan kawan2). 

Jadi kalau suatu waktu kita menemukan kondisi IHSG yang turun / crash market entah alasan apapun itu, pilihlah saham2 consumer goods, saham2 perbankan itu tadi, dan anda juga bisa pilih beberapa saham blue chip seperti ASII dan TLKM untuk dikoleksi, simpan dan jual di harga yang mahal.

Nah, kalau anda udah mengalami minimal satu kali crash market atau bahkan beberapa kali seperti saya, anda pasti sudah memahami pergerakan saham2 yang potensial saat IHSG pulih. 

Untuk anda yang belum pernah mengalami downtrend panjang IHSG, setidaknya pos ini sudah memberikan gambaran pada anda untuk memilih saham.     


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.