Trading di Saham Breakout

Trading di Saham Breakout

Beberapa waktu lalu di web Saham Gain ini (di kolom komentar salah satu postingan saya), ada pembaca bertanya mengenai saham breakout. Pertanyaannya seperti dibawah ini: 

Saat rebound, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk breakout?

Kalau anda belum tahu apa itu saham breakout, anda bisa baca-baca pos saya disini: Strategi Trading Saham: Buy on Breakout. Saya juga pernah membahas praktik2 langsung menemukan saham breakout. Anda bisa mendapatkan praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Menemukan Saham Bagus. 

Harus anda ketahui, di pasar saham itu tidak ada sesuatu yang pasti. Jadi kalau anda bertanya: Setelah saham breakout dari resisten tertentu / setelah saham memberikan konfirmasi breakout, berapa lama saham tersebut bisa naik? 

Maka jawabannya: Tergantung dari kondisi saham, terutama kondisi market itu sendiri. Apakah setelah breakout saham bakalan naik sampai seminggu? Sebulan? Atau cuma sehari-dua hari? Semua mungkin terjadi. 

Di pos ini, saya mau berbagi sedikit banyak pengalaman saham breakout tersebut, terutama menyangkut berapa lamanya saham bisa naik setelah breakout. 

Cepat lamanya suatu saham breakout, bisa tergantung dari kondisi market (IHSG). Ada tiga skenario yang sering terjadi di pasar saham kita: 

1. Market lagi jelek / koreksi tajam 

Ketika market lagi turun-turunnya (bukan cuma koreksi biasa, tapi market benar2 lagi anjlok), atau ketika market lagi sepi transaksi tapi IHSG berada dalam kondisi yang sulit naik, maka biasanya saham2 yang sudah memberikan sinyal breakout, naiknya tidak bertahan terlalu lama. 

Umumnya 1-3 harian, dan setelah itu, saham akan turun / cooling down. Hal ini karena ketika market lagi jelek, trader juga berpikir untuk menaikkan saham sampai ke resisten maksimal, sehingga kebanyakan trader hanya memanfaatkan momentum-momentum pendek untuk take profit. 

Kalau anda nggak percaya, anda bisa perhatikan sendiri nanti ketika ada momen2 di mana market lagi lesu-lesunya. Maka saham2 yang sudah breakout ini, naiknya nggak terlalu bertahan lama. 

2. Market lagi tidak banyak gejolak

Ketika market tidak lagi banyak gejolak, tidak banyak sentimen negatif atau positif, saham-saham yang sudah breakout, umumnya bisa naik lebih lama lama, yaitu sekitar 1 mingguan. Sehingga saham2 breakout ini cocok digunakan untuk swing trading. Baca juga: Tips dan Strategi Swing Trading Saham. 

3. Market lagi bullish / euforia

Ketika market lagi bullish atau lagi bagus-bagusnya, maka saham2 yang breakout ini umumnya bisa naik diatas 1 minggu sampai 1 bulan. Sehingga, kalau market lagi bullish dan ada saham pola breakoutnya bagus (setelah koreksi tajam), saham2 tersebut sangat bagus buat disimpan (hold). 

Jadi nggak heran kalau trading di saham breakout sering dikaitkan dengan strategi swing trading, karena saham2 yang breakout umumnya bisa naik lebih lama kalau kondisi marketnya lagi bagus atau nggak banyak gejolak.  

Harus diakui, kondisi market cukup mempengaruhi kondisi suatu saham. Walaupun banyak trader yang mengatakan: 

"Kalau mau trading itu, analisa sahamnya bukan IHSG-nya". But, praktiknya nggak semudah teori. Dalam menganalisa saham, anda juga perlu menganalisa dan melihat kondisi IHSG-nya (except anda tradingnya di saham2 gorengan), terutama anda yang mau melakukan swing trading dengan cari saham breakout, maka selain anda harus memilih saham yang bagus secara teknikal, kondisi market juga harus anda lihat.    

Tapi intinya, soalnya di saham tujuan kita semua adalah cari profit, cari duit, maka sebenarnya nggak ada masalah saham mau breakout-nya cuma 2 hari atau sebulan. 

Selama, anda bisa menyesuaikan dengan strategi trading, peka terhadap market, mampu mencari saham2 yang punya pola bagus, anda tetap punya kesempatan untuk profit dari saham2 breakout tersebut, walaupun mungkin jangka waktunya take profit-nya bervariasi.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Tips Memilih Perusahaan Sekuritas Terbaik

Tips Memilih Perusahaan Sekuritas Terbaik

Memilih perusahaan sekuritas yang bagus memang gampang-gampang susah. Kalau Anda ingin buka akun di kantor sekuritas saham, Anda harus memilih satu diantara ratusan perusahaan sekuritas yang ada di Indonesia. Bagi Anda yang ingin buka akun rekening efek Supaya Anda bisa menyeleksi kantor sekuritas mana yang bagus, perhatikan tips2 dibawah ini.

1. Track Record

Hendaknya Anda harus mempertimbangkan track record perusahaan sekuritas. Track record dalam hal ini adalah bebas dari sanksi serta kejujuran dalam mengelola nasabah. Hal ini penting, jika perusahaan sekuritas banyak memiliki sanksi, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut tidak bisa mengelola usaha bahkan nasabahnya. 

2. Setoran Awal

Bagi Anda yang merasa memiliki dana serba terbatas tapi ingin terjun ke dunia pasar modal, Anda harus menanyakan berapa setoran awal untuk membuka akun efek. Tahun 2015, Bursa Efek Indonesia mempermudah syarat setoran awal untuk nasabah dengan penyetoran awal minimal hanya Rp100.000, namun tidak semua kantor sekuritas. Anda harus melakukan cross-check.

3. Fee Transaksi

Pertimbangkan fee transaksi. Fee transaksi jangan sampai terlalu besar karena fee transaksi yang besar dapat mempengaruhi jumlah transaksi pembelian maupun penjualan Anda.  

4. Fasilitas Software

Fasilitas software kiranya harus memenuhi kebutuhan para nasabah. Data-data grafik secara real time, akses pialang online melalui software, menu untuk melihat pergerakan setiap sektor perusahaan, informasi laporan keuangan, informasi lokasi perusahaan. Jangan sampai Anda mendapatkan fasilitas software dengan data yang tidak real time setiap saat, sehingga menyesatkan analisis teknikal Anda.  

5. Fasilitas Online Trading

Pertimbangkan kantor sekuritas yang memiliki fasilitas online trading. Hal ini sangat berguna bagi Anda uang ingin trading sendiri.

6. Ketersediaan Rekomendasi Saham Harian

Khusus untuk Anda yang masih belum bisa menganalisis sendiri, jika Anda membutuhkan rekomendasi dari broker, maka pertimbangkan kantor sekuritas yang menyediakan rekomendasi tersebut.  

7. Jumlah Investor (nasabah)

Perlu kiranya diperhatikan berapa jumlah nasabah yang dimiliki kantor sekuritas. Nasabah yang terlalu banyak juga menunjukkan ketidak-efektifan. Mengelola nasabah telralu banyak dapat membuang terlalu banyak waktu dan menurunkan kualitas pelayanan. Pada akhirnya, berpengaruh pada profesionalisme. Sebaliknya, nasabah terlalu sedikit juga menunjukkan kantor sekuritas tersebut tidak profitable. Anda bisa membandingkan 2 / lebih kantor sekuritas untuk mengetahuinya.

8. Modal Perusahaan

Semakin besar modal, perusahaan menunjukkan bahwa semakin banyak transaksi jual-beli saham yang terjadi. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan sekuritas tersebut memang dipercaya nasabah.

9. "Punya Nama"

"Punya nama" artinya: kantor sekuritas tersebut sering dipercaya sebagai penjamin emisi efek, atau kantor sekuritas tersebut sering dijadikan rujukan untuk analisis di media masa online ekonomi, seperti Kontan, Bisnis Indonesia.

10. Pertimbangan Tambahan: Punya Prestasi

Anda bisa mempertimbangkan perusahaan yang punya prestasi, seperti peringkat terbaik kantor sekuritas yang mampu menyampaikan ketetapan waktu laporan keuangan, ketepatan disclosure, perusahaan yang punya laba, modal, aset terbanyak. Prestasi kantor sekuritas juga menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memang profitable, sehingga profesional dalam menjalankan bisnisnya. Anda bisa mencari peringkat2 untuk perusahaan terbaik di Majalah Investor, atau investar.idx.co.id atau bisa googling dengan mengetikkan kata kunci tertentu. 

Setiap kantor sekuritas pasti membuka cabang di berbagai kota. Kalau Anda ingin mengetahui alamat kantor sekuritas yang ingin Anda tuju di domisili, jangan tanya saya, karena saya bukan mesin pencari alamat. Silahkan googling, Anda pasti menemukan. Setiap kantor sekuritas juga memiliki website resmi, di mana di web mereka pasti akan dituliskan alamat cabang dan pusat dari kantor sekuritas mereka.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Portofolio Saham Ideal untuk Pemula

Portofolio Saham Ideal untuk Pemula

Salah satu kendala yang sering sekali dihadapi seorang pemula ketika pertama kali trading adalah: Banyak saham yang nyangkut. Saya sering sekali menemukan pemula yang bertanya pada saya:

"Bung Heze, saham saya nyangkut di TLKM, PGAS, BBCA, SRIL, dan ICBP. Saya belinya ketinggian. Saya harus hold, cut loss, atau beli saham lainnya supaya modal saya teap bisa diputar?" 

Jika anda mengalami saham nyangkut, apalagi nyangkutnya banyak sekali, maka pertama yang harus anda lakukan adalah: Anda harus mulai meracik komposisi saham yang ideal. Komposisi saham ideal maksudnya adalah seberapa banyak saham yang sebaiknya dipegang oleh pemula. Kenapa demikian?

Karena kalau anda pemula dan anda coba beli saham, kemudian ternyata hampir semua saham anda nyangkut, itu berarti anda belum bisa mengelola lebih banyak saham di portofolio anda. Sayangnya trader pemula sering berpikir kalau saham nyangkut, harusnya beli saham lagi untuk menutup saham nyangkur tersebut, dan supaya tetap bisa menghasilkan profit. 

Jika anda berpikir demikian, kemungkinan besar bukan profit yang anda dapatkan, tapi saham anda yang nyangkut justru akan semakin banyak. Anda yang sedang membaca pos saya ini, ada baiknya anda mulai berpikir untuk menyusun komposisi portofolio ideal untuk pemula. 

"Jadi, seorang pemula sebaiknya harus pegang berapa saham nih Pak Heze?" Tanya anda   
Saran saya, anda sebaiknya mencoba untuk membeli maksimal 2 saham. Kenapa kok cuma 2 saham? Memantau saham itu bukan pekerjaan mudah. Seorang pemula yang masih baru trading kemudian harus memantau puluhan saham, hal ini tentu bukan keputusan yang tepat. Saham2 yang luput dari pantauan anda, bisa berpotensi membuat kesempatan anda untuk take profit dan mencari saham bagus lainnya hilang.

Selain itu, logikanya jika anda belum bisa mendapatkan profit dari 1-2 saham, maka jangan membeli lebih banyak saham. Kalau anda belum bisa profit dari 2 saham saja, jangan berharap untuk bisa profit di 10 saham sekaligus. 

Nah apabila anda nyangkut sampai 7 saham, artinya kedepan anda harus mengurangi dulu jumlah portofolio saham anda. Itu artinya anda belum bisa mengelola 7 saham. Jadi cobalah untuk mengelola 1-2 saham dahulu. Kalau anda merasa 1-2 saham anda sudah bisa profit, anda bisa memonitor sahamnya dengan baik, anda baru bisa menambah jumlah saham anda.  

Anda mungkin bertanya kembali: Gimana kalau anda sudah terlanjur nyangkut? Apakah saya harus cut loss atau hold saja? 

Terkait cut loss atau hold saham, saya pernah membahas beberapa strateginya disini: Sampai Batas Toleransi Berapa Saya Cut Loss Saham? - Part I dan Cara Menentukan Take Profit dan Stop Loss Saham yang Tepat.

Kesimpulannya saat saham anda banyak yang nyangkut, jangan pernah nekad untuk menambah posisi, apalagi jika anda masih belum banyak pengalaman di saham. Hal ini akan sangat berisiko. Bagi anda yang baru memulai belajar saham, ada baiknya anda memulai dengan mencoba membeli 1-2 saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Saya di Saham Gorengan

Pengalaman Saya di Saham Gorengan

Saham gorengan adalah saham yang tidak likuid, kinerja fundamentalnya jelek dan tentunya sangat rawan digoreng oleh bandar. Yap, saham2 gorengan ini mayoritas "dikuasai" bandar, dengan tujuan untuk dinaik-turunkan dalam tempo tertentu. Karena sahamnya nggak terlalu likuid, tidak sulit bagi bandar untuk punya sahamnya dalam jumlah besar. 

Nah, di pos sebelumnya: Contoh Grafik Saham Gorengan, kita sudah membahas tentang beberapa contoh ciri saham gorengan jika dilihat dari teknikalnya.

Sekarang saya mau cerita sedikit banyak pengalaman pribadi tentang saham gorengan. Saya punya teman seorang trader (bukan bandar), tapi trader tersebut punya cukup banyak kenalan / link bandar saham. 

Saat itu lagi ramai-ramainya grup saham Bakrie seperti ELTY, BUMI, dkk digoreng. Dan saham BIPI (salah satu grup Bakrie), juga cukup ramai diperbincangkan karena saham ini tiba-tiba bergerak, dan volatilitasnya cepat, tidak seperti sebelumnya. 

Seorang teman trader memberikan informasi kepada saya (informasi ini berdasarkan informasi bandar), bahwa bandar akan menaikkan saham BIPI sampai ke 250 dalam beberapa bulan kedepan (waktu itu BIPI harganya masih di 80-an). 

Saya nggak ikut beli sahamnya. Tapi soalnya saya penasaran juga, akhirnya coba mengamati terus pergerakan BIPI ini. Dan memang ternyata benar, nggak butuh waktu lama, BIPI beranjak naik sampai 103-104. Perhatikan grafik BIPI dibawah ini:     

Saham BIPI
Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran, pada area tersebut, saham BIPI mulai ramai ditransaksikan, dan saya dapat info dari teman (di mana teman trader saya punya link langsung dari bandar), bahwa BIPI bakal naik ke 250 dalam beberapa bulan. 

Memang saat itu BIPI berhasil naik drastis dair angak 60-an, 70, 80 sampai ke harga 104 kala itu. Namun ternyata BIPI nggak naik sampai 250. Justru sebaliknya, setelah BIPI naik ke 104, BIPI dijual terus. 

Dan yang lebih parah, BIPI saat ini harganya balik ke harga gocap (Rp50), dan tidak ditradingkan lagi. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

Apa pelajaran yang bisa kita ambil bersama dari pengalaman trading ini?

Ada dua poin penting yang ingin saya sampaikan pada anda, yaitu sebagai berikut: 

1. Di pasar saham, jangan percaya siapapun 

Sekalipun anda mendapat informasi, saham A bakal naik, saham B bakal dinaikkan sampai ratusan persen, namun hal ini tidak ada jaminan pasti benar. Saya sudah banyak mendapatkan informasi2 saham yang bakal dinaikkan tapi faktanya sahamnya nggak naik sesuai harapan.

Selain itu, harus anda ketahui juga bahwa ketika bandar mau menggoreng saham dan menetapkan target, itu baru planning, bukan eksekusi. Bandar juga pasti akan melihat situasi kondisi saat akan menaikkan harga saham. 

Misalnya, jika bandar mau menaikkan saham BIPI ke 250, tapi ternyata ketika di harga 100, ada bandar lain yang punya banyak barang di BIPI (nyangkut), dan mau melakukan banyak aksi jual, maka bandar akan berpikir untuk menaikkan BIPI ke 250, karena diatas harga 100, ternyata banyak bandar yang ingin menjual saham, sehingga kemungkinan besar harga akan berat kalau dinaikkan lagi. 

Atas dasar ini, bandar akan memutuskan untuk langsung jual di 100-an, toh profitnya sudah gede.  

Maka dari itu, planning2 yang ditetapkan bandar. Termasuk informasi2 yang anda terima dari luar, tidak selalu akan dieksekusi sesuai dengan apa yang anda dengar. Di dalam trading, anda harus bisa menganalisa sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain.  

2. Jangan mengandalkan bandar, ataupun orang lain sebagai jalan untuk "profit cepat"

Saya banyak menemukan trader yang tidak mau menganalisa, memilih saham, belajar analisa teknikal, tetapi mau langsung untung cepat. 

Akhirnya, 'jalan pintas' yang diambil adalah dengan mengandalkan informasi bandar saham. Kalau bandar bilang mau menggoreng saham A, trader ikut beli. Kalau bandar bilang mau menggoreng saham C, trader juga ikut beli. 

Nah, inilah cara trading yang salah. Banyak trader yang pakai cara ini, mereka bukannya dapat untung konsisten, malah banyak nyangkut di saham gorengan. 

Karena di poin pertama sudah saya jelaskan, bahwa informasi2 tentang saham yang dikatakan oleh orang lain, belum tentu realitanya akan seperti itu. 

Pengalaman saya dapat informasi BIPI akan dinaikkan sampai ke 250 ini, bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, bahwa untuk bisa dapat untung di saham, anda dan saya sendirilah yang harus mencari, dan praktik sendiri memilih saham. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak.   

Jangan mempercayai informasi2 tentang saham gorengan, apalagi anda ingin dapat profit dengan cara mengikuti apa kata bandar.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Contoh Grafik Saham Gorengan

Contoh Grafik Saham Gorengan

Di pos ini: Daftar dan Contoh Saham Gorengan, kita sudah membahas bersama tentang ciri-ciri pergerakan saham gorengan itu seperti apa. Di pos tersebut, saya juga memaparkan beberapa contoh saham gorengan

Nah, di pos ini saya akan memberikan beberapa contoh grafik saham gorengan. Sebenarnya mayoritas saham di Bursa Efek adalah saham gorengan (saham lapis tiga). Di jam trading, anda bisa perhatikan banyak sekali saham yang pergerakan harganya nggak beraturan, dan tidak likuid.

Selain itu, mayoritas saham2 IPO juga selalu masuk dalam saham gorengan. Karena sekarang syarat IPO lebih mudah, maka banyak emiten yang sudah bisa go public hanya dengan mengeluarkan jumlah saham beredar yang kecil, sehingga sahamnya sangat rentan digoreng.  

Maka, anda juga perlu mengetahui ciri-ciri / tipe saham gorengan jika kita lihat dari chartnya. Oke, berikut beberapa contoh saham gorengan di Bursa Efek:  

1. Saham WICO



Lihat chart WICO, di mana harga saham bisa naik-turun secara drastis (lihat candle yang panjang). Tapi kemudian sahamnya jadi saham tidur cukup lama. Volumenya juga tidak beraturan. Kadang bar volume tinggi, terkadang sangat tipis / nyaris tidak ada volume. 

2. Saham VINS


Saham VINS juga punya pola chart yang tidak beraturan, di mana harga saham ini bisa naik dan turun dengan sangat drastis hanya dalam 1-2 hari (tanda persegi), tapi setelah itu nyaris nggak ada transaksi setelahnya (tanda lingkaran). Ini menunjukkan bahwa saham ini hanya dimainkan bandar sesaat, setelah itu sahamnya 'ditinggal' bandar.   

3. Saham BCIP 


BCIP juga memiliki pola chart yang aneh, di mana saham ini hampir nggak ada transaksi, sideways lamaaaa. Kemudian tiba2 harganya melonjak dalam sekejap. Namun setelah itu, harga saham terus turun tanpa ada yang mengangkat lagi harganya (tanda lingkaran). 

4. Saham BIPI


Saham BIPI bisa anda lihat polanya, di mana harga sahamnya naik-turun puluhan persen dalam 2 hari (lingkaran), setelah itu jadi saham tidur lagi. 

5. Saham CAKK


Grafik CAKK juga terlihat bahwa saham ini tidak bergerak dalam rentang yang sangat lama. Namun tiba2 saham ini naik dengan cepat hanya dalam 3 hari. Tapi tidak lama kemudian, saham ini juga langsung turun puluhan persen dalam 2 hari. 

Walaupun pola kenaikan saham CAKK ini bisa anda manfaatkan juga buat scalping, namun tentu anda juga harus mempertimbangkan risikonya. Kalau anda mau scalping, pakailah modal sekecil mungkin, dan disiplinlah dalam cut loss. 

6. Saham POOL 


Saham POOL juga demikian. Saham ini awalnya sideways lama. Kemudian dalam hitungan beberapa hari sahamnya naik drastis. Namun seteah itu, sahamnya kembali sideways, dan kemudian turun drastis, dan tidak ada yang mengangkat harganya lagi. 

Itulah contoh grafik saham gorengan. Tentu saja ada banyak sekali pola-pola saham gorengan, yang tidak bisa saya sebut satu per satu, soalnya saham gorengan ini, setelah saya screening, jumlah buanyaak amat, ratusan lebih. 

Semoga dengan tulisan ini, anda bisa meningkatkan pemahaman tentang saham gorengan. 

Tapi perlu anda ketahui juga, bahwa saham yang berisiko untuk trader bukan cuma saham2 gorengan seperti pola2 diatas. Saham-saham yang terkesan likuid pun, bisa berisiko untuk trader. Jadi di dalam trading, anda harus cermat dalam memilih saham. Baca juga praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Di pos-pos selanjutnya, nanti akan saya tulis pengalaman pribadi saya tentang jebakan saham gorengan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

3 Level Psikologis Trading Saham

3 Level Psikologis Trading Saham

Pada saat anda menganalisa saham, kemudian memutuskan beli saham, kemudian saham anda tiba2 langsung naik drastis setelah dibeli. Atau sebaliknya, saham anda langsung turun. Bagaimana perasaan anda? 

Pada saat anda sudah mengincar saham-saham bagus yang mau anda beli, tapi tiba2 IHSG langsung drop 1% lebih saat pembukaan market. Apa yang anda rasakan?

Pada saat trading, trader saham bisa menghadapi banyak sekali perasaan-perasaan yang bercampur aduk. Saat saham naik drastis, trader bisa merasa senang, euforia, atau bahkan cemas (berharap naik terus, namun trader juga khawatir kalau2 saham turun lagi). Saat saham turun, trader pun bisa merasakan takut, panik, cemas, atau bahkan ada yang tetap tenang. 

Perasaan2 inilah yang dinamakan dengan PSIKOLOGIS. Di pasar saham, anda menghadapi banyak sekali fluktuatif harga, dan momen2 yang tidak anda duga sebelumnya. Sehingga, inilah pentingnya anda punya pengelolaan psikologis yang baik. 

Banyak trader yang bangkrut, berhenti total dari trading, kehabisan modal, karena selain trader tidak memiliki pemahaman yang benar tentang trading saham, trader tidak mengasah, mengevaluasi dan meningkatkan level psikologisnya. 

Di dalam dunia saham, ada 3 level psikologis trading yang harus anda pahami.. 

1. Level psikologis trader pemula

Pemula biasanya memiliki pengalaman trading yang masih singkat, yaitu antara 0-2 tahun. Pada level pemula, kecenderungan psikologis yang dialami seorang trader adalah sebagai berikut: 

- Lebih sering tidak tenang saat melihat harga saham turun. 
- Sebaliknya, trader lebih mudah euforia berlebihan ketika dapat untung banyak. 
- Trader mudah panik ketika lihat IHSG jatuh 
- Trader mudah terpengaruh dengan saham gorengan
- Trader mudah terpengaruh dengan isu, ajakan beli saham
- Trader terkadang / sering 'takut ketinggalan kereta' saat lihat saham sudah naik
- Masih mudah gegabah dalam mengambil keputusan trading 

2. Level psikologis trader intermediate

Trader level intermediate (menengah) pada umumnya memiliki pengalaman trading diatas 2 tahun. Kecenderungan psikologis trader intermediate umumnya sebagai berikut: 

- Lebih tenang menghadapi market, walaupun terkadang masih panik
- Terkadang masih terpengaruh dengan rumor, isu, ataupun ajakan2 beli saham
- Mulai punya 'pendirian trading' sendiri 
- Sudah mulai menciptakan dan menjalankan sistem trading 
- Mulai mampu menganalisa saham secara mandiri 
- Sudah mulai punya pertimbangan2 yang matang sebelum beli saham
- Diversifikasi saham lebih baik

3. Level psikologis trader expert

Trader level expert biasanya memiliki pengalaman trading diatas 5 tahun. Walaupun ukurannya tidak baku 5 tahun (karena saya juga pernah menemukan trader dibawah 5 tahun tapi sudah bisa untung konsisten).  

Namun intinya, semakin pengalaman anda di dunia saham (kalau diatas 5 tahun harusnya sih anda sudah lebih baik secara psikologis trading), tentu anda semakin expert. Berikut ciri-ciri psikologis untuk seorang trader expert: 

- Harga saham turun, tetap santai, slow, nggak mudah panik 
- Tidak rasa euforia saat dapat untung besar
- Sudah memiliki trading plan yang jelas 
- Sudah mampu memilih, menganalisa dan mengambil keputusan trading
- Mengambil keputusan trading murni berdasarkan analisa pribadi 
- Tidak terpengaruh dengan isu, ajakan2, saham gorengan 
- Mampu membedakan saham yang layak beli dan tidak 

Nah, anda berada di level yang mana sekarang?

Kemudian anda nyeletuk: "Pak Heze, gimana kalau saya sudah trading beberapa tahun, tapi saya masih ada di level psikologis pemula? Apa ada yang salah dengan trading saya?"

Memang walaupun trader sudah trading beberapa tahun, namun hal ini juga tidak 100% menjamin bahwa level psikologis trading mereka pasti lebih baik. 

Psikologis trading itu harus selalu terus diasah, berbarengan dengan analisa-analisa otodidak, analisa market yang anda lakukan sendiri. Dalam hal ini anda juga perlu mempelajari praktik2 psikologis trading. 

Kalau anda merasa anda sudah trading beberapa tahun, namun psikologis trading anda masih kacau, berarti anda perlu melakukan evaluasi trading. Atau anda yang masih pemula, namun masih bingung bagaimana membangun psikologis trading, maka anda harus memulai secara bertahap. 

Jadi saya menyarankan pada anda, agar anda tidak bosan untuk melakukan analisa2 saham otodidak. Jangan hanya mau untung instan tanpa menganalisa. Jangan hanya meminta rekomendasi saham, tanpa anda mau menganalisa sendiri. Jangan hanya berharap dapat untung besar dalam sekejap, padahal pengalaman trading masih minim. 

Karena hal2 seperti ini tidak akan bisa membawa anda kearah psikologis trading yang lebih matang.   

Anda juga saya sarankan untuk membaca ebook analisa teknikal, mindset dan psikologis trading: Buku Saham, agar anda bisa membentuk psikologis trading yang benar, dan tidak mengulangi kesalahan2 yang sama yang kerap kali dilakukan trader. 

Bagi saya tidak penting anda sekarang berada di level psikologis yang mana, tetapi tulisan ini saya maksudkan agar setiap dari anda selalu mengasah skill trading saham anda. 

Bukan cuman analisa teknikal, tapi juga psikologis trading. Seperti yang saya tuliskan, bahwa banyak sekali trader yang sudah trading beberapa tahun (artinya harusnya mereka bukan pemula apalagi trader awam).... 

Namun faktanya, masih banyak trader yang sering rugi, dan level psikologi tradingnya belum berkembang. Jadi mulai sekarang, ketahuilah level psikologis anda, dan asah terus kemampuan trading anda dengan cara praktik.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Main Saham dengan Modal Besar: Saham Apa yang Sebaiknya Dibeli?

Main Saham dengan Modal Besar: Saham Apa yang Sebaiknya Dibeli?

Setelah menjalani trading saham, saya yakin banyak dari anda yang sudah berhasil mengembangkan modal anda menjadi berlipat ganda. Katakanlah saat awal memulai trading, anda cuman punya modal Rp5 juta. Karena anda menghasilkan profit demi profit dan anda menyisihkan gaji anda untuk membeli saham, modal anda bisa berkembang menjadi Rp150 juta. 

Terkadang ketika trader sudah memiliki modal besar, trader justru bingung dalam menentukan dan menyeleksi saham yang dibeli. Memang, ketika modal anda semakin besar, anda harus semakin selektif dalam memilih saham, karena semakin besar modal, semakin besar pula keuntungan dan risiko. 

Hal ini saya alami sendiri. Saya pernah mengalami kerugian karena saya membeli banyak saham. Saya berpikir bahwa dengan modal besar, untung akan semakin besar. Karena kesalahan tersebut (mentang-mentang modalnya udah gede), saya terpaksa harus melakukan banyak cut loss. 

Dari sinilah saya mulai evaluasi. Ternyata kesalahan yang saya lakukan adalah terlalu percaya diri membeli saham. Perlahan tapi pasti, kerugian saya berubah menjadi profit. Dan tentunya, dibutuhkan waktu untuk mencapai profit tersebut. 

Oke cukup sharingnya. Jadi kalau modal kita sudah besar, sebaiknya saham apa, atau lebih tepatnya, strategi apa yang sebaiknya dilakukan untuk trading? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, anda harus tahu perbandingan trading dengan modal kecil dan trading dengan modal besar. 

Main saham dengan modal kecil dan modal besar tidak bisa 100% disamakan. Saat modal anda kecil, anda hanya bisa beli beberapa lot saham. Anda tidak bisa beli saham blue chip (saham blue chip rata2 harganya sudah tinggi). Dengan modal kecil, kemnungkinan besar anda akan cenderung  beli saham untuk time frame yang lebih pendek. 

Sebaliknya, kalau modal anda sudah besar, semuanya akan berbeda. Anda bisa beli saham blue chip. Anda bisa dapat dividen gede, anda bisa beli lebih banyak saham, tentunya lebih banyak lot. Anda bisa beli saham apapun yang anda mau.

Tapi justru disinilah bisa jadi berbahaya kalau anda gegabah membeli saham (seperti pengalaman saya tadi). Jadi untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan profit, jika anda punya modal besar, ada dua saran yang bisa berikan pada anda: 

1. Beli saham yang cenderung aman 

Kalau dulu saat modal kecil anda sering beli saham untuk trading cepat, maka saat modal anda sudah besar, ada baiknya anda membeli saham yang cenderung memberikan rasa aman, seperti saham blue chip / saham2 yang kinerjanya bagus. Saham2 ini (berdasarkan pengalaman saya), memang bisa memberikan potensi return yang lebih baik, dengan tingkat risiko yang lebih kecil.

Memang membeli saham apapun itu, harus didasarkan pada momentum. I mean, bukan berarti anda beli blue chip anda pasti untung. Kalau anda tidak bisa membaca analisis teknikal dan arah pasar, anda tetap berpotensi rugi. Jadi, momentum adalah segalanya.

Katakanlah anda sudah bisa membaca momentum, maka jauh lebih baik anda membeli saham-saham yang cenderung aman (secara teknikal polanya bagus / diskon, dan likuid). 

Nah, bayangkan kalau anda punya duit sebesar Rp200 juta, terus anda beli saham gorengan semua. Psikologis anda pasti tidak akan tenang, apalagi kalau sampai saham anda nyangkut sebanyak itu. 

Nggak ada salahnya mengalokasikan modal untuk trading di saham lapis tiga. Toh, faktanya kalau anda tahu cara trading di saham lapis tiga, returnnya gede dan cepat. Namun jangan gegabah mengalokasikan modal sebesar mungkin untuk saham-saham tersebut. Karena ketika psikologis anda lebih tenang, anda bisa berpikir dan mengambil keputusan trading lebih baik. Got it?

Mengenai alokasi modal saham-saham yang berpotensi naik cepat, dan cara menemukan saham-saham potensial naik cepat 5-10%, saya pernah membahas strateginya disini: Ebook Trading Saham: Panduan Simpel dan Efektif Menemukan Saham yang Bagus.

2. Alokasikan modal anda untuk investasi 

Saat modal anda sudah mulai berkembang, anda bisa mempertimbangkan untuk memperpanjang time frame main saham anda. Jika anda dulu beli saham sehari jual sehari, anda bisa mulai memilih saham bagus dan mengalokasikan modal anda untuk beli saham tersebut dan simpan jangka menengah-jangka panjang. 

Alokasi modal bisa disesuaikan dengan tujuan anda masing-masing. Anda bisa alokasi modal 20% trading - 80% investasi, 50% trading - 50% investasi, 80% trading - 20% investasi dan sebagainya. 

Jika modal anda besar, tidak ada salahnya anda mulai coba beli saham untuk disimpan jangka menengah, karena selain rasa aman, return yang anda dapatkan akan lebih terasa, dibandingkan jika anda beli saham hanya dengan modal Rp1 juta untuk disimpan 6 bulan, maka profit yang anda dapatkan akan terasa lebih lama.

Nah dari dua poin ini, intinya adalah: Kalau anda punya modal besar, kemampuan anda untuk alokasi modal itu yang terpenting (dengan asumsi anda sudah bisa membaca momentum dan arah pasar). Alokasikan modal anda untuk membeli saham2 yang bagus, aman, perpanjang time frame. Dan mulai kurangi membeli saham yang berisiko. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.