Cara Mencari Jumlah Saham Beredar di Laporan Keuangan

Cara Mencari Jumlah Saham Beredar di Laporan Keuangan

Kalau anda mau mencari data berapa jumlah saham yang beredar, anda bisa mencarinya melaui situs www.IDX.co.id. Anda bisa baca langkah2nya disini: Cara Mendapatkan Jumlah Saham Beredar & Diperdagangkan. 

Tapi ada cara lain untuk mengetahui berapa jumlah saham beredar pada laporan keuangan perusahaan. Yap, jadi anda sebenarnya juga bisa mencari berapa jumlah saham beredar perusahaan melalui laporan keuangan. 

Bagaimana caranya? Berikut langkah2 cara mencari jumlah saham beredar di laporan keuangan: 

1. Pertama kalau anda belum punya laporan keuangan perusahaan, anda bisa download laporan keuangan melalui situs www.idx.co.id. Cara download laporan keuangan melalui situs IDX, bisa anda baca langkah2nya disini: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan.  

2. Untuk mengetahui berapa jumlah saham beredar perusahaan di laporan keuangan, anda bisa cari pada Laporan Posisi Keuangan --> Ekuitas. Sudah nemu? 

3. Saya pakai contoh laporan keuangan UNVR. Tampilan laporan ekuitas pada laporan posisi keuangan seperti dibawah ini: 


Klik gambar untuk memperbesar

4. Jumlah saham beredar itu ada di akun Modal Saham , ditempatkan di disetor penuh (perhatikan tanda lingkaran diatas). Jumlah 7.630.000.000 saham biasa itulah merupakan jumlah saham beredar perusahaan. 

Di laporan keuangan yang lain pun cara mencari jumlah saham beredar caranya sama. Jadi anda masuk ke laporan posisi keuangan, lalu lihat bagian ekuitas perusahaan. Cari angka Modal Saham ditempatkan di disetor penuh. 

So, cari jumlah saham beredar pada laporan keuangan caranya simpel sekali, dan semua sudah tersedia di laporan keuangan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Batas Cut Loss Saham

Batas Cut Loss Saham

Saya pernah mendapat pertanyaan dari seorang rekan trader mengenai cut loss saham. Berikut pertanyaannya: "Pak Heze, kira-kira menurut  bapak, berapa batas maksimal dan minimal untuk cut loss trading?"

Pertanyaan ini cukup bagus dan saya rasa sifatnya general, karena memang dalam pratiknya, memang cukup banyak trader saham yang seringkali bingung menentukan level cut loss suatu saham. 

Sebagai contoh, kalau anda beli saham A di harga 1.000. Berapakah level cut loss minimal yang harus ditetapkan? Apakah saat saham A turun ke 900 harus cut loss? 

Bagaimana kalau waktu di cut loss ternyata sahamnya malah naik terus ke 1.200? Bukannya lebih baik hold saja.. Nah, bingung kan?

Jadi untuk menjawab pertanyaan ini, maka sebenarnya anda harus paham dulu dengan tipe saham yang anda tradingkan, dan momentum trading. Karena kalau saya jawab jujur, batas cut loss saham itu nggak bisa ditentukan dengan persentase yang baku

Misalnya, cut loss saham harus ditetapkan 2% dari harga beli. Tidak seperti itu rumusnya. Sebenarnya tidak ada patokan cut loss yang baku, karena anda juga harus fleksibel dalam trading. 

So, kalau anda mendengar "pakar saham" yang mengajarkan level cut loss saham harus ditetapkan 5%, 3% dari harga beli dan seterusnya, maka saya dapat pastikan apa yang dikatakan tersebut hanya mengacu pada teori. Karena penerapan riil di pasar saham tidaklah seperti itu. 

Sama seperti kalau trader ditanya: "Berapa untung saham yang bisa didapatkan sebulan?" Dan kalau trader menjawab: "Saya dapat Rp25 juta per bulan".. Maka itu hanyalah jawaban tanpa dasar, karena kondisi market, saham tiap bulan bisa jadi berbeda-beda, sehingga keuntungan yang anda dapat tidak mungkin flat, pasti akan naik-turun. 

Oke, jadi cut loss saham harus anda tetapkan secara disiplin apabila: Anda membeli saham dengan momentum yang tidak tepat. Momentum tidak tepat ini adalah anda beli saham di harga terlalu tinggi, anda belum melakukan analisa teknikal, anda beli saham karena anda saat itu tidak tenang, anda beli saham karena ikut-ikutan, anda beli saham gorengan, anda beli saham2 yang tidak likuid.

Kalau anda beli saham karena faktor2 tersebut, maka anda harus segera disiplin menetapkan batasan cut loss. Berapa level cut lossnya? Saran saya sih sedini mungkin, yaitu bisa anda tetapkan 2-3% dari harga beli anda. 

Apabila anda sudah salah posisi, jangan sampai anda berlarut-larut membiarkan saham anda nyangkut, dan kemudian baru anda cut loss kalau sahamnya sudah turun sangat banyak. Baca juga: Cara Menentukan Take Profit dan Cut Loss Saham yang Tepat. 

Hal ini juga berlaku terutama kalau anda beli saham2 gorengan, anda harus jauh lebih disiplin menetapkan level cut loss. Berdasarkan pengalaman saya, level cut loss yang ideal, adalah 2-3% baik untuk saham2 yang anda beli karena salah posisi, maupun saham2 gorengan. 

Karena dengan level cut loss sekian, kerugian anda tidak terlalu besar, dan ketika saham turun 1-2%, anda masih punya kesempatan untuk menunggu apakah saham bisa berbalik naik.  

Catatan: Level cut loss ideal saya bisa jadi berbeda untuk anda. Ada baiknya anda juga mencoba mempraktikkan dan menerapkan sendiri batasan cut loss yang ideal untuk anda. Apa yang saya tulis ini, mengacu pada pengalaman pribadi saya. 

Tetapi seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bahwa cut loss tidak bisa disama-ratakan level / persentasenya. Karena ada kondisi di mana anda tidak sebaiknya tidak terburu menetapkan cut loss. 

Kondisi tersebut terjadi kalau: Anda sudah membeli saham berdasarkan momentum yang tepat, anda membeli saham karena anda tahu alasannya, karena anda menggunakan analisa teknikal yang tepat, maka anda tidak perlu terburu cut loss kalau saham anda belum naik.   


Nah, kalau anda sudah beli saham berdasarkan momentum yang tepat. Saham yang anda beli juga saham2 yang memang sudah masuk di stock pick anda, maka jika saham tersebut turun, itu adalah hal yang wajar. 

Karena yang namanya pasar saham itu pasti ada fluktuatif. Tidak selalu saham yang anda 100% langsung naik. Tetapi kalau anda beli saham di momen yang tepat, anda sudah paham apa yang harus anda tradingkan, then anda nggak usah panik atau buru2 cut loss hanya karena saham anda turun sesaat. 

Anda hanya perlu bersabar dan menunggu sedikit waktu agar saham anda bisa rebound lagi, dan sepengalaman saya, tidak dibutuhkan waktu yang lama, ketimbang anda beli saham2 yang berisiko itu tadi. Saya juga pernah menuliskannya disini: Saham Turun: Pilih Hold atau Cut Loss? 

Dengan kata lain, kalau kita simpulkan bersama, memang ada saatnya anda harus cut loss, dan ada saatnya tidak perlu cut loss (cukup menunggu momen saham anda naik). Level cut loss setiap trader juga bisa berbeda satu sama lain. Intinya, kalau anda salah ambil posisi, anda harus cut loss sedini mungkin (bisa mengacu pada titik2 support terdekatnya). 

Nah, untuk pemula kemungkinan besar anda akan sering salah memilih momentum trading, salah memilih saham. Maka dari itu, untuk pemula anda harus memahami strategi2 trading serta psikologis trading itu sendiri. Baca juga: Belajar Saham Pemula - Expert.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

2 Strategi Trading Cepat: Intraday & Scalping Trading

2 Strategi Trading Cepat: Intraday & Scalping Trading

Strategi trading cepat saham bisa dilakukan dengan beberapa macam strategi. Inilah yang perlu anda pahami sebagai trader saham, khususnya anda yang ingin menerapkan praktik trading cepat untuk mendapatkan profit harian. 

Trading cepat sendiri sebenarnya terdiri dari 2 strategi yaitu INTRADAY TRADING dan SCALPING TRADING. Walaupun keduanya sama-sama trading cepat, akan tetapi scalping dan intraday trading memiliki strategi yang berbeda. 

Sehingga, anda harus bisa memilih strategi trading cepat yang sesuai dengan karakter anda, dan tidak hanya asal melakukan trading cepat. Jadi, anda perlu memahami perbedaan kedua strategi trading cepat tersebut. Mari kita bahas. 

1. Scalping trading saham 

Trading cepat dengan jangka waktu (time frame) yang paling singkat adalah scalping trading. Scalping trading adalah trading dengan time frame menitan. Anda beli dan jual saham hanya dalam waktu 1 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam. Itulah yang dinamakan dengan scalping trading. 

Saham-saham apa yang bisa naik cepat dalam waktu menitan? Jawabannya adalah saham-saham gorengan (saham lapis tiga). Yup, jadi scalping trading dilakukan dengan cara mencari saham-saham gorengan yang potensial naik dalam waktu menitan. 

Namun untuk mencari saham gorengan, tentu anda harus menggunakan analisa dan momentum. Membeli saham gorengan tidak disarankan untuk dilakukan secara asal-asalan (tanpa analisa). Selain itu, anda harus lebih disiplin dalam manajemen modal dan menetapkan target.  

Cara-cara memilih saham, manejemen modal dan analisa untuk scalping trading dengan mencari saham2 lapis tiga yang potensial naik 5-10% sehari, sudah saya bahas praktik2nya disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading

Karena saham gorengan memiliki risiko tinggi, dan mudah naik-turun dalam waktu cepat, maka saham gorengan adalah saham-saham yang paling cocok untuk scalping trading. 

Scalping trading, 'bahasa gaulnya' adalah strategi hit and run (pukul dan lari). Kalau anda sudah profit, langsung jual (dalam waktu menitan), karena saham2 gorengan tidak cocok untuk disimpan dalam waktu yang lebih lama. 

2. Intraday trading saham 

Intraday trading adalah trading harian, di mana anda melakukan beli jual saham di hari yang sama (misalnya beli saham pagi hari jual sore hari), sampai 1-3 harian trading. 

Jadi baik scalping maupun intraday, sama-sama merupakan strategi trading cepat. Akan tetapi, intraday trading memiliki time frame trading yang lebih panjang dibandingkan scalping. Intraday trading memiliki batas waktu harian (sampai tiga hari), sedangkan scalping dilakukan dengan trading menitan. 

Analisa untuk intraday trading juga berbeda dengan scalping. Pada strategi intraday trading, anda harus memilih saham2 yang likuid, saham-saham yang memiliki fluktuatif stabil, dan mudah naik dalam jangka waktu harian. 

Artinya, intraday trading dilakukan dengan memilih saham2 non-gorengan (saham blue chip ataupun saham2 second liner).

Intraday trading harus dilakukan dengan menganalisa saham dengan analisa teknikal, analisa tape reading dan kombinasi analisa momentum. Berdasarkan pengalaman saya, memilih saham untuk intraday trading cenderung lebih mudah ketimbang scalping, karena dalam intraday, anda bisa mengurangi risiko memilih saham2 yang terlalu volatil. 

Strategi2 dan praktik2 memilih saham yang bagus untuk intraday trading, sudah pernah kita bahas bersama secara lengkap, beserta saham2 yang layak trading disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Pada intraday trading, target take profit anda juga lebih rendah dibandingkan scalping trading. Idealnya, intraday trading dilakukan dengan target profit 1-4% sehari. Sedangkan scalping (memilih saham gorengan), target profit bisa dilakukan 5-10%. Tetapi, risiko intraday trading jauh lebih kecil dibandingkan scalping trading.  

Perlu anda ketahui juga, bahwa intraday trading bisa menjadi scalping trading. Hal ini karena seringkali saham2 yang bagus untuk intraday trading, bisa naik dalam waktu 30 menit sampai 1 jam, sehingga kalau target anda sudah tercapai dalam range waktu tersebut, anda bisa jual sahamnya, tidak perlu menunggu 1-3 hari. 

Jadi, melalui pos ini, anda sudah memahami strategi2 trading cepat di pasar saham. Sekarang anda hanya perlu menentukan strategi trading cepat apa yang cocok untuk anda (anda lebih ke tipikal scalper or intraday?), supaya anda bisa menghasilkan profit maksimal. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

Banyak rekan trader dan investor yang ingin memulai belajar saham, maupun yang sudah memiliki pengalaman trading beberapa bulan sampai dengan 1 tahun, namun masih belum bisa mencetak profit di saham. 

Yap, tidak sedikit trader saham yang belum bisa mencetak profit konsisten di saham karena trader belum paham cara menganalisis saham untuk memilih saham2 yang menguntungkan. Banyak trader yang masih mencari referensi-referensi untuk menambah pengetahuan, serta analisa trading dan investasi. 

Ada 7 sumber pengetahuan belajar saham yang dapat meningkatkan pemahaman anda supaya bisa menganalisa saham, trading saham serta mencetak profit konsisten. Anda bisa pertimbangkan belajar saham dari 7 sumber berikut: 

1. Buku / ebook praktik trading saham 

Buku yang membahas mengenai trading dan investasi saham bisa menambah pengetahuan anda untuk belajar saham. Namun tidak semua buku / ebook saham cocok untuk praktik trading.  

Anda harus bisa memilih buku / ebook saham yang mengarah langsung pada strategi trading yang simpel, sehingga bisa anda terapkan secara langsung untuk trading dan memilih saham yang potensial. 

Sehingga dengan adanya buku saham, anda bisa praktik trading dan tidak hanya belajar teori.  Di web Saham Gain, anda juga bisa mendapatkan ebook-ebook trading dan investasi saham yang mengarah langsung pada praktik dan strategi2 trading yang mudah diterapkan untuk semua level trader, mulai pemula - expert. 

Jadi ebook-ebook saham ini berisi full strategi analisis teknikal, screening saham, swing trading, intraday trading, and of course bisa anda terapkan secara langsung untuk memilih saham yang menguntungkan. Ada 3 ebook untuk trading saham, dan 1 ebook investasi saham (analisis fundamental):     


2. Blog atau website belajar saham 

Saat ini ada banyak blog atau website yang membahas tentang pengetahuan & belajar saham yang bisa anda akses secara free. Jika anda ingin menambah pengetahuan saham, anda bisa searching dan mempelajari website2 yang membahas mengenai belajar saham, trading & investasi. 

Salah satu website belajar saham terlengkap bisa anda pelajari di web sahamgain.com ini. Ada banyak tulisan mengenai pengetatuhan saham mulai dari level pemula, analisa-analisa saham, ulasan market hingga wathclist saham yang bisa anda akses secara free. 

3. Seminar saham

Mengikuti seminar saham bisa menjadi opsi untuk menambah pengetahuan belajar saham. Saat ini ada banyak sekali seminar2 tentang saham. Namun untuk mengikuti seminar saham, anda juga harus menyeleksi seminar saham yang bermanfaat.  

Tips dari saya, pilihlah seminar saham yang benar2 memberikan edukasi saham. Hindari seminar2 dengan judul yang terlalu bombastis dan tidak realistis, misalnya: 

- Ikutilah seminar trading jago analisis teknikal dalam 5 menit
- Ikutilah seminar cara profit 25% dalam waktu singkat
- Hadirilah seminar cara untung di saham hanya dalam semalam 

Jangan sampai anda membuang uang jutaan bahkan puluhan juta untuk membeli seminar2 yang ujung2nya hanya menyuruh anda untuk mengikuti seminar lagi yang harganya lebih mahal. Padahal uang tersebut harusnya bisa digunakan untuk modal trading anda.    

4. Youtube saham 

Youtube saham juga bisa anda gunakan sebagai sarana untuk belajar saham. Anda bisa memilih materi2 saham yang sesuai dengan karakter anda (mengenai belajar pemula atau trading atau investasi saham), sebagai pelengkap anda untuk menambah pengetahuan saham. 

5. Grup-grup saham 

Grup saham dapat menambah pengetahuan anda untuk belajar saham, karena di grup saham, banyak trader yang sharing ilmu dan pengalaman trading. Namun, sama seperti anda mengikuti seminar saham, anda juga harus selektif dalam memilih grup untuk belajar saham. 

Perlu anda ketahui juga, banyak grup saham yang 'disusupi' oleh bandar saham, dan banyak grup saham yang seringkali menebar fear (ketakutan) ketika pasar saham sedang jatuh. Jadi anda harus memilih grup saham yang benar-benar dapat memberikan ilmu trading / investasi untuk anda pribadi. Baca juga: Grup Facebook Belajar Saham.  

6. Orang-orang yang lebih pengalaman di saham

Banyaklah belajar dari orang2 yang sudah pengalaman di saham, entah broker anda, atau mungkin anda punya kenalan trader yang bertahun-tahun trading saham, anda bisa belajar banyak dari mereka. 

Saya pribadi saat masih pemula juga banyak mendapatkan ilmu trading saham dari teman-teman yang lebih pengalaman dan banyak belajar dari broker saya di kantor sekuritas. Cara ini sangat efektif untuk menambah sumber pengetahuan anda tentang saham.  

7. Praktik trading otodidak 

Poin ini yang harus benar-benar anda praktikkan, yaitu praktik trading otodidak. Pengetahuan trading anda akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu jika anda mempraktikkan sendiri cara-cara menganalisa, memilih saham dan trading mandiri. 

Setiap analisa saham, mengamati market, membeli saham, semuanya merupakan bagian dari proses belajar saham. Dari sinilah anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan saham, mulai dari cara memilih saham yang benar, hingga kriteria2 saham yang bagus untuk dibeli. 

Jadi, melalui ebook saham, wesbsite, orang2 yang pengalaman, hal ini akan memudahkan anda untuk menerapkannya ke dalam praktik trading. 

Hal ini seringkali dilupakan oleh kebanyakan trader saham, karena tidak sedikit trader dan investor yang maunya mendapatkan profit instan tanpa praktik dan menganalisa saham secara mandiri. 

Padahal untuk menambah pengetahuan di saham, salah satu kuncinya adalah anda harus menajalaninya sendiri dengan cara belajar saham otodidak. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak.

Itulah 7 sumber pengetahuan saham yang bisa anda gunakan untuk menjadikan anda semakin mahir (bisa mencetak profit) dalam trading saham. 

"Bung Heze, dari sekian banyak sumber pengetahuan belajar saham, manakah opsi pengetahuan belajar saham terbaik menurut Bung Heze?" Tanya anda. 

Jawaban ini tentu variatif. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi, mempelajari saham melalui buku saham, website saham, dari orang2 yang lebih pengalaman serta mempraktikkan trading mandiri itulah cara terbaik yang saya lakukan supaya bisa mencetak profit di saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

Banyak rekan trader dan investor yang ingin memulai belajar saham, maupun yang sudah memiliki pengalaman trading beberapa bulan sampai dengan 1 tahun, namun masih belum bisa mencetak profit di saham. 

Yap, tidak sedikit trader saham yang belum bisa mencetak profit konsisten di saham karena trader belum paham cara menganalisis saham untuk memilih saham2 yang menguntungkan. Banyak trader yang masih mencari referensi-referensi untuk menambah pengetahuan, serta analisa trading dan investasi. 

Ada 7 sumber pengetahuan belajar saham yang dapat meningkatkan pemahaman anda supaya bisa menganalisa saham, trading saham serta mencetak profit konsisten. Anda bisa pertimbangkan belajar saham dari 7 sumber berikut: 

1. Buku / ebook praktik trading saham 

Buku yang membahas mengenai trading dan investasi saham bisa menambah pengetahuan anda untuk belajar saham. Namun tidak semua buku / ebook saham cocok untuk praktik trading.  

Anda harus bisa memilih buku / ebook saham yang mengarah langsung pada strategi trading yang simpel, sehingga bisa anda terapkan secara langsung untuk trading dan memilih saham yang potensial. 

Sehingga dengan adanya buku saham, anda bisa praktik trading dan tidak hanya belajar teori.  Di web Saham Gain, anda juga bisa mendapatkan ebook-ebook trading dan investasi saham yang mengarah langsung pada praktik dan strategi2 trading yang mudah diterapkan untuk semua level trader, mulai pemula - expert. 

Jadi ebook-ebook saham ini berisi full strategi analisis teknikal, screening saham, swing trading, intraday trading, and of course bisa anda terapkan secara langsung untuk memilih saham yang menguntungkan. Ada 3 ebook untuk trading saham, dan 1 ebook investasi saham (analisis fundamental):     


2. Blog atau website belajar saham 

Saat ini ada banyak blog atau website yang membahas tentang pengetahuan & belajar saham yang bisa anda akses secara free. Jika anda ingin menambah pengetahuan saham, anda bisa searching dan mempelajari website2 yang membahas mengenai belajar saham, trading & investasi. 

Salah satu website belajar saham terlengkap bisa anda pelajari di web sahamgain.com ini. Ada banyak tulisan mengenai pengetatuhan saham mulai dari level pemula, analisa-analisa saham, ulasan market hingga wathclist saham yang bisa anda akses secara free. 

3. Seminar saham

Mengikuti seminar saham bisa menjadi opsi untuk menambah pengetahuan belajar saham. Saat ini ada banyak sekali seminar2 tentang saham. Namun untuk mengikuti seminar saham, anda juga harus menyeleksi seminar saham yang bermanfaat.  

Tips dari saya, pilihlah seminar saham yang benar2 memberikan edukasi saham. Hindari seminar2 dengan judul yang terlalu bombastis dan tidak realistis, misalnya: 

- Ikutilah seminar trading jago analisis teknikal dalam 5 menit
- Ikutilah seminar cara profit 25% dalam waktu singkat
- Hadirilah seminar cara untung di saham hanya dalam semalam 

Jangan sampai anda membuang uang jutaan bahkan puluhan juta untuk membeli seminar2 yang ujung2nya hanya menyuruh anda untuk mengikuti seminar lagi yang harganya lebih mahal. Padahal uang tersebut harusnya bisa digunakan untuk modal trading anda.    

4. Youtube saham 

Youtube saham juga bisa anda gunakan sebagai sarana untuk belajar saham. Anda bisa memilih materi2 saham yang sesuai dengan karakter anda (mengenai belajar pemula atau trading atau investasi saham), sebagai pelengkap anda untuk menambah pengetahuan saham. 

5. Grup-grup saham 

Grup saham dapat menambah pengetahuan anda untuk belajar saham, karena di grup saham, banyak trader yang sharing ilmu dan pengalaman trading. Namun, sama seperti anda mengikuti seminar saham, anda juga harus selektif dalam memilih grup untuk belajar saham. 

Perlu anda ketahui juga, banyak grup saham yang 'disusupi' oleh bandar saham, dan banyak grup saham yang seringkali menebar fear (ketakutan) ketika pasar saham sedang jatuh. Jadi anda harus memilih grup saham yang benar-benar dapat memberikan ilmu trading / investasi untuk anda pribadi. Baca juga: Grup Facebook Belajar Saham.  

6. Orang-orang yang lebih pengalaman di saham

Banyaklah belajar dari orang2 yang sudah pengalaman di saham, entah broker anda, atau mungkin anda punya kenalan trader yang bertahun-tahun trading saham, anda bisa belajar banyak dari mereka. 

Saya pribadi saat masih pemula juga banyak mendapatkan ilmu trading saham dari teman-teman yang lebih pengalaman dan banyak belajar dari broker saya di kantor sekuritas. Cara ini sangat efektif untuk menambah sumber pengetahuan anda tentang saham.  

7. Praktik trading otodidak 

Poin ini yang harus benar-benar anda praktikkan, yaitu praktik trading otodidak. Pengetahuan trading anda akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu jika anda mempraktikkan sendiri cara-cara menganalisa, memilih saham dan trading mandiri. 

Setiap analisa saham, mengamati market, membeli saham, semuanya merupakan bagian dari proses belajar saham. Dari sinilah anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan saham, mulai dari cara memilih saham yang benar, hingga kriteria2 saham yang bagus untuk dibeli. 

Jadi, melalui ebook saham, wesbsite, orang2 yang pengalaman, hal ini akan memudahkan anda untuk menerapkannya ke dalam praktik trading. 

Hal ini seringkali dilupakan oleh kebanyakan trader saham, karena tidak sedikit trader dan investor yang maunya mendapatkan profit instan tanpa praktik dan menganalisa saham secara mandiri. 

Padahal untuk menambah pengetahuan di saham, salah satu kuncinya adalah anda harus menajalaninya sendiri dengan cara belajar saham otodidak. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak.

Itulah 7 sumber pengetahuan saham yang bisa anda gunakan untuk menjadikan anda semakin mahir (bisa mencetak profit) dalam trading saham. 

"Bung Heze, dari sekian banyak sumber pengetahuan belajar saham, manakah opsi pengetahuan belajar saham terbaik menurut Bung Heze?" Tanya anda. 

Jawaban ini tentu variatif. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi, mempelajari saham melalui buku saham, website saham, dari orang2 yang lebih pengalaman serta mempraktikkan trading mandiri itulah cara terbaik yang saya lakukan supaya bisa mencetak profit di saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengenal Trading Halt Saham

Mengenal Trading Halt Saham

Pada saat bursa saham anjlok, kita mulai sering mendengar istilah trading halt. Tahukah anda, apa yang dimaksud dengan trading halt? Dan dalam kondisi apa trading halt diterapkan? Mari kita bahas. 

Trading halt adalah penghentian perdagangan saham sementara waktu dengan tujuan mengurangi fluktuasi penurunan harga saham, tidak turun lebih dalamKebijakan trading halt dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan biasanya kita bisa lihat surat keputusan Direksi BEI melalui situs Idx.co.id. 

Berikut contoh surat trading halt yang dikeluarkan BEI pada tanggal 10 Maret 2020 pada saat wabah virus Corona:  

Klik gambar untuk memperbesar

Dari sini, kita sudah bisa menganalisa bahwa trading halt akan diterapkan apabila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam. Berikut adalah peraturan trading halt dari Bursa Efek Indonesia (BEI), peraturan ini bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti kondisi Bursa saham Indonesia yang terjadi: 

1. Perdagangan saham akan dihentikan sementara (trading halt) selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan mencapai 5%. 

2. Trading halt akan dilakukan lagi apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 10%. 

3. Apabila IHSG turun lebih dari 15% di hari itu, maka akan dilakukan trading suspend. Trading suspend dapat dilakukan: Sampai akhir sesi perdagangan saham atau lebih dari satu sesi perdagangan, dengan catatan sudah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Ketika dilakukan trading halt maupun trading suspend, maka anda tidak akan bisa mentradingkan saham saat itu, karena perdagangan dihentikan sementara. 

Catatan: Perbedaan trading halt dan trading suspend adalah pada trading halt seluruh antrian beli jual saham yang sifatnya masih open order (belum match), akan tetap berada pada sistem perdagangan Jakarta Automatic Trading System (JATS). 

Tapi kalau sudah terkena trading suspend, maka seluruh antrian yang statusnya open order, akan otomatis dicabut oleh JATS. Jadi kalau anda sudah antri beli saham, katakanlah TLKM di harga 3.100, dan saat itu terjadi trading suspend, maka antrian 3.100 anda akan dicabut secara otomatis.  

Trading halt dan trading suspend memang disiapkan untuk kondisi2 darurat, seperti gangguan keamanan politik, sosial, bencana, permasalahan pada sistem remote trading di Bursa Efek, hingga penghentian perdagangan saham karena kepanikan pasar (IHSG turun 5% sesuai ketentuan diatas tadi).  

Jadi setelah dilakukan trading halt selama 30 menit, diharapkan pelaku pasar (trader dan investor dapat istirahat sejenak, berpikir, mengambil keputusan ulang untuk tidak panic selling dan mencegah trader2 lain yang masuk ke dalam rasa fear yang berlebihan (ikut-ikutan panic selling). 

Sehingga, setelah 30 menit trading halt, dan perdagangan saham dibuka lagi, diharapkan IHSG minimal bisa mulai meredakan panic selling pelaku pasar.  

TRADING HALT DI PASAR SAHAM INDONESIA

Trading halt pernah terjadi di bulan Maret 2020, di mana dalam sebulan IHSG mengalami trading halt sampai 4 (empat kali), yaitu di tanggal 12 Maret 2020, 13 Maret 2020, 17 Maret 2020 dan 23 Maret 2020 akibat panic selling trader, karena saat itu wabah virus Corona sedang gencar di Indonesia, dan saya akui ini adalah trading halt yang cukup ekstrim yang pernah terjadi. 

Ini adalah salah satu trading halt yang terjadi tanggal 13 Maret 2020, di mana perdagangan saham dihentikan sementara pada 09.15 pada dibuka kembali pukul 09.45. 


Trading halt
Kondisi pasar saham (di software online trading) saat terjadi trading halt tanggal 13 Maret 2020: 


Saat trading halt, banyak sekali saham yang turun, bahkan saham2 lapis dua dan saham blue chip sekelas BBRI terkena auto reject bawah (ARB). Trading halt bukan hanya terjadi di tahun 2020.

Apakah trading halt ini benar-benar efektif membuat pasar saham kembali rebound atau setidaknya meredam penurunan market? 

Well, trading halt yang dilakukan di bulan Maret 2020 sebanyak 4 kali memberikan hasil yang variatif. Setelah 30 menit trading halt, IHSG memang masih turun di kisaran 4-5% lebih. Tetapi, so far trading halt ini membuat penurunan IHSG sedikit reda di hari tersebut, karena beberapa kali setelah trading halt, IHSG setidaknya tidak turun sampai 6% lebih. 

Sebelum munculnya kebijakan trading halt pada 10 Maret 2020, tanggal 9 Maret 2020 IHSG sempat turun 6% lebih. Tapi trading halt ini biasanya hanya berdampak di hari itu saja. Kalau pasar sahamnya masih banyak sentimen negatif, aksi panic selling biasanya masih terus berlanjut. 

Selain itu, kita juga pernah menghadapi trading halt pada tahun 2000 dan 2008. 

1. Trading halt tahun 2000

Pada tanggal 13 September 2000 sekitar jam 15.17 WIB terjadi ledakan bom di gedung BEI, yang berasal dari mobil Toyota. Atas peristiwa ini 15 orang menjadi korban tragedi tesebut. 

Yup, kita sudah tahu apa yang bakal terjadi dengan pasar saham. Tentu IHSG langsung jatuh akibat panic selling. Akhirnya dilakukan trading halt sampai 2 hari yaitu pada tanggal 13-15 September 2000. 

2. Trading halt tahun 2008 

Krisis 2008 membuat IHSG turun berbulan-bulan, dan pada 8 Oktober 2008, IHSG sempat turun 10,38% ke angka 1.451,67 dan peristiwa ini disebut Black Wednesday. Akhirnya pukul 11.08 WIB dilakukan trading halt sebagai upaya untuk mencegah fluktuatif penurunan saham terlalu dalam. Suspensi perdagangan saham berlangsung sampai tanggal 13 Oktober 2008. 

Itulah penjelasan tentang trading halt. Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan mengenai apa itu trading halt saham dan praktikknya di pasar saham Indonesia. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Main Saham Indonesia atau Saham Luar Negeri: Pengalaman Pemain Saham

Main Saham Indonesia atau Saham Luar Negeri: Pengalaman Pemain Saham

Saya sering mendapat pertanyaan dari rekan2 trader: Bung Heze, enaknya main saham Indonesia atau saham luar negeri ya? Mana yang recommended? Jawaban saya sih biasanya simpel saja. Kalau anda orang Indonesia dan tinggal di Indonesia, harusnya anda mulai mencoba main saham Indonesia. Dan sebaliknya. 

"Tapi Bung Heze, katanya saham luar negeri (terutama Bursa AS) jauh lebih likuid daripada saham Indonesia?" Tanya anda penasaran 

Kata siapa lebih likuid? Tapi, kalau anda punya statement bahwa Bursa saham negara2 maju, terutama AS lebih likuid, kali ini saya SANGAT SETUJU. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan yang mendasarinya.

Pertama, dari jumlah emiten saja perusahaan Indonesia yang go  public jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan Singapura, Amerika, Tiongkok dan negara2 maju lainnya. Minimnya jumlah perusahaan public, tentu berpengaruh pada likuid tidaknya transaksi di Bursa saham. Dari sekian perusahaan go public di Indonesia, sebagian diantaranya bahkan memiliki kinerja fundamental yang buruk dan biasa2 saja. Jadi, ya gimana mau se-likuid Bursa luar negeri?

Mau tahu alasan yang lebih teknis dan praktik? Tentunya, di bursa saham Indonesia tidak banyak saham2 likuid, karena investor hanya main di saham2 yang terkenal (LQ45 dan blue chip). Sehingga, kalau anda mau main scalping trading di Bursa saham Indonesia, bisa membuat anda stres sendiri.

Kurang likuidnya Bursa saham Indonesia, membuat trader sulit menjadikan trading saham untuk scalping. Di Bursa saham Amerika anda akan lebih mudah scalping-an karena transaksi saham di AS jauh lebih volatil. Hal ini juga didukung dengan jumlah investor saham di luar negeri yang sangat besar ketimbang pemain saham di Bursa Indonesia. 

Dari pengalaman saya main saham, saya hanya berani men-tradingkan saham2 yang memang chart dan pola pergerakannya jelas, serta likuid (contohnya adalah saham LQ45, saham blue chip dan saham2 lapis dua). Itupun jumlahnya hanya puluhan saja.

Di Bursa saham Indonesia, sebagian besar saham sangat tidak likuid dan buanyaak sekali saham2 yang tidak diperjualbelikan. Istilah "bekennya": Cuman numpang nama di Bursa Efek. 

Sedangkan kalau saya melihat posisi top stocks saham pada awal market buka (sekitar jam 09.05), dan saya melihat ada saham yang tiba2 sudah naik 7%, ternyata saat lihat chartnya yang amburadul.. Ampunn dahhh.. Saya nggak pernah berani beli sahamnya. Anda pemain saham, pasti mengerti maksud saya.    

Berarti apakah Bursa saham luar negeri lebih menguntungkan? Tanya anda 

Siapa bilang? Anda jangan terdoktrin dengan kata-kata "luar negeri". Orang Indonesia ketika mendengar kata-kata luar negeri, kesannya selalu "wah" banget. Padahal, luar negeri belum tentu bagus (kalau dalam komteks saham, main saham luar negeri belum tentu bisa menjamin anda bisa profit lebih banyak dan besar). 

Maksud saya begini, kalau anda tidak memahami cara trading, psikologis dan pola pergerakan saham2 luar negeri yang cenderung jauh lebih likuid dan dinamis, artinya sama saja anda tidak akan bisa mendapatkan keuntungan. Yang ada, anda malah buntung. 

Jadi, main saham Indonesia atau luar negeri kembali lagi pada diri anda masing-masing. Mau main saham "lokal" atau "asing", anda harus tetap mengasah kemampuan trading anda. Saham-saham di Amerika memang jauh lebih likuid daripada Indonesia. Namun, tidak ada jaminan bahwa main saham luar negeri bisa lebih untung daripada main saham lokal, dan juga sebaliknya.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.