Cara Menganalisis Saham yang Baik

Cara Menganalisis Saham yang Baik

Beberapa waktu lalu saya pernah dapat pertanyaan dari rekan trader. Pertanyaannya sebagai berikut: 

"Bung Heze bagaimana cara menganalisis saham yang baik, supaya kita bisa memperoleh profit maksimal?"

Cara menganalisis saham yang baik adalah pertanyaan yang sebenarnya sangat global, karena ukuran "baik" itu kan sangat relatif. Jadi di pos ini, saya ingin memberikan tips-tips agar anda memiliki kunci untuk menganalisa saham yang benar, yang berlaku untuk semua trader. 

Tujuan anda dan saya menganalisa saham adalah untuk mencari saham bagus yang pada akhirnya bisa MENGHASILKAN PROFIT. Jadi, untuk menganalisis saham yang baik, pertama: Anda harus tahu apa yang anda gunakan dalam analisa. 

Analoginya, kalau anda ingin menjadi juara lomba membaca puisi, anda bukan harus bisa membaca puisi saja. Anda harus mengerti teknik-teknik dalam membaca puisi. Misalnya anda harus bisa mengatur tinggi-rendahnya nada, ekspresi wajah, gerakan tubuh dan lain-lain. 

Intinya, anda harus paham apa yang anda lakukan (ilmunya) ketika anda membaca puisi.  Dan pilihlah style yang sesuai dengan karakter anda sendiri. Kalau anda hanya sekedar membaca puisi, tanpa memahami teknik yang benar, jangan berharap anda bisa menjadi seorang juara. 

Sama dengan saham. Untuk menganalisa saham yang baik, anda harus paham apa yang anda gunakan dalam analisa: 

- Apakah analisa yang anda pakai cocok untuk anda? 
- Apakah anda bisa menggunakan analisis tersebut?

Banyak trader yang tidak paham dengan analisis yang sedang digunakan. Trader menggunakan terlalu banyak analisa. Trader tidak paham cara menggunakan analisa yang lebih simpel & sederhana. Trader tidak paham cara menggunakan indikator, namun masih tetap dipakai dalam analisa. 

Hal-hal inilah yang pada akhirnya membuat trader tidak bisa menghasilkan profit maksimal dalam trading, walaupun sudah menggunakan banyak analisa dan indikator teknikal. 

Baca juga cara-cara memilih analisis teknikal yang berkualitas untuk trader saham disini: Ebook Belajar Saham

Jadi, untuk menganalisis saham yang baik, pahamilah analisa-analisa yang cocok dan ideal untuk anda pribadi. Kalau anda masih bingung menentukan indikator2 untuk trading, anda bisa gunakan dulu indikator2 yang umum disini:  5 Indikator Analisa Teknikal yang Sering Digunakan Trader. 

Kedua, perhatikan faktor-faktor lain selain analisa saham itu sendiri. Untuk menghasilkan analisa saham yang baik, harus saya akui kita juga harus melihat analisa2 diluar analisa teknikal saham spesifik. 

Faktor-faktor lain yang saya maksud misalnya: Analisa market (IHSG), sentimen-sentimen yang bisa berpengaruh terhadap pergerakan pasar, kondisi mayoritas saham dan IHSG pada saat itu. 

Kondisi pasar saham yang lagi jelek misalnya, akan membuat banyak saham sulit untuk naik walaupun secara analisa saham sudah menunjukkan sinyal naik. Sehingga, dalam kondisi market yang jelek, anda harus lebih menahan diri untuk membeli saham dalam jumlah yang besar. 

Sebaliknya, kalau kondisi market lagi baik, disitulah anda bisa lebih mempertimbangkan untuk membeli saham dengan porsi lebih banyak, terutama di saham2 yang sinyalnya sudah baik. 

Dengan ikut menganalisa faktor-faktor lain terutama analisa IHSG, sentimen-sentimen market, anda bisa menghasilkan analisis saham yang lebih berkualitas, karena anda tidak asal membeli saham (anda bisa mengatur seberapa besar alokasi modal trading di saat pasar lagi bagus dan jelek). 

Percaya atau tidak, kondisi dan sentimen pasar saham global itu sangat mempengaruhi pergerakan mayoritas saham-saham di Bursa Efek. Jadi anda harus mempelajari sentimen2 yang ada di market (IHSG). 

Cara menganalisis saham yang baik ini  berawal dari pengetahuan anda tentang cara menggunakan analisis untuk membeli dan menjual saham, serta mempelajari faktor2 lain yang dapat mempengaruhi market. 

Hal ini sudah saya praktikkan sendiri selama bertahun-tahun menjalankan aktivitas trading di pasar saham, dan cara-cara ini berlaku untuk semua trader / investor saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menganalisa Saham Sendiri

Cara Menganalisa Saham Sendiri

Semua keputusan yang anda ambil ketika membeli dan menjual saham sepenuhnya adalah tanggung jawab anda, karena anda trading menggunakan modal anda sendiri. Anda juga membeli saham menggunakan akun online trading pribadi. 

Ketika anda profit, anda yang akan menikmati profit di saham. Ketika rugi (cut loss), anda juga yang bertanggung jawab penuh atas transaksi anda. Jadi semua keputusan trading yang anda buat, seluruhnya anda di tangan anda. 

Itulah mengapa anda harus bisa menganalisa saham secara mandiri / otodidak. Pelajari juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Banyak trader memiliki kendala dalam menganalisa saham sendiri, karena mayoritas trader saham adalah trader part time yang memiliki kesibukan masing-masing (pekerjaan utama), sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk memantau dan menganalisa saham sendiri. 

Di satu sisi, banyak juga trader yang malas melakukan analisis sendiri (hal ini yang tidak saya sarankan). 

Akhirnya banyak trader yang join di grup-grup saham premium guna mendapatkan rekomendasi real time yang bisa langsung di-eksekusi untuk trading. Cara ini boleh saja anda gunakan. Namun, anda tetap harus bisa menganalisis saham sendiri, karena dengan menganalisa mandiri, anda bisa tahu kebutuhan trading anda sendiri dan saham2 yang secara pribadi cocok untuk anda. 

Untuk anda yang ingin bisa menganalisa saham secara otodidak, khususnya anda yang memiliki kesibukan2, sehingga memiliki waktu terbatas untuk analisis saham, berikut beberapa cara menganalisa saham otodidak: 

1. Analisa saham saat malam atau pagi hari (sebelum jam kerja anda), atau weekend

Analisa saham otodidak akan lebih sulit dilakukan untuk anda yang memiliki kesibukan bekerja kantoran. Di jam-jam bekerja, anda mungkin tidak memiliki fleksibilitas untuk memantau market. 

Oleh karena itu, anda bisa menganalisa saham saat malam hari (ketika anda pulang kerja), pagi hari (sebelum anda kerja), jam istirahat kerja atau ketika weekend (saat anda libur). 

Setelah menemukan saham2 yang layak dibeli, anda bisa memasang harga beli dan jumlah lot yang anda inginkan menggunakan fasilitas Good Till Cancel (GTC) Order, yaitu memasang harga beli sampai 30 hari kedepan. Jadi anda tidak perlu memantau pasar saham setiap saat. 

2. Prioritaskan saham-saham yang mudah dianalisa 

Dengan keterbatasan waktu, ada banyak saham yang harus anda analisa. Oleh karena itu, ada baiknya anda memprioritaskan menganalisa saham-saham yang mudah dibaca dengan analisa teknikal. 

Agar anda tidak membuang-buang waktu, dan anda bisa memilih saham yang lebih tepat untuk dibeli. Pelajari juga: Cara Memilih Saham untuk Stock Pick. 

3. Prioritaskan analisa di saham-saham pilihan 

Masih berkaitan dengan poin kedua, selain memilih saham2 yang mudah dianalisa, anda saya sarankan untuk memprioritaskan menganalisa saham-saham pilihan. 

Saham pilihan adalah saham2 yang bagus dan memiliki potensi naik / memberikan profit untuk anda. Dengan mengerucutkan pilihan saham, anda bisa lebih fokus dan konsentrasi untuk memilih saham sesuai dengan karakter anda. Pelajari analisa screening disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus. 

4. Gunakan analisa teknikal yang simpel & mudah diterapkan 

Kendala trader dalam menganalisa saham secara otodidak adalah memilih analisa teknikal. Hal ini karena ada banyak sekali variasi analisa teknikal yang bisa anda gunakan, sehingga trader pemula yang belum memahami banyak analisa teknikal, jadi malas menganalisis saham karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. 

Untuk memudahkan anda dalam menganalisa saham, gunakan analisa-analisa teknikal yang simpel, serta mudah untuk anda praktikkan, supaya anda bisa menganalisa saham secara otodidak dengan lebih mudah. 

Di pos berikut: Contoh Analisis Teknikal Saham, saya sudah pernah memberikan contoh bagaimana cara melakukan analisis teknikal. Anda bisa menerapkan contoh analisa teknikal tersebut untuk analisa saham otodidak. 

Baca juga: 5 Indikator Analisa Teknikal yang Sering Digunakan Trader. 

5. Pahami ilmu-ilmu analisa saham 

Poin penting yang tidak boleh anda lewatkan adalah anda harus memiliki pengetahuan tentang analisa saham (analisa teknikal dan analisa fundamental). Banyak trader yang merasa tidak bisa menganalisa saham sendiri karena belum mempelajari dan mempraktikkan analisa untuk trading / investasi, sehingga akhirnya trader hanya bergantung dari rekomendasi / analis. 

Jadi kalau anda belum memiliki basic analisa saham, jangan pernah nekad untuk membeli saham. Aktivitas trading akan menjadi lebih mudah dilakukan secara otodidak, jika anda sudah memahami analisa-analisa yang harus anda gunakan.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Membeli Saham yang Murah

Cara Membeli Saham yang Murah

Istilah saham yang murah seringkali diinterpretasikan berbeda-beda oleh para trader dan investor saham. Tapi kalau mendengar saham murah, trader / investor biasanya akan cenderung mengincar saham tersebut. 

Yup, para analis, broker, trader-trader ritel seringkali mencari saham-saham yang murah untuk dibeli, karena ketika saham sudah murah, anda bisa mendapatkan saham tersebut denga jumlah lot lebih banyak. Selain itu, saham yang sudah murah seringkali diborong oleh trader, sehingga harganya punya potensi naik. 

Ibarat anda pergi ke supermarket. Ketika ada barang yang sedang DISKON, sehingga menjadi lebih murah, maka barang-barang diskon akan cenderung diincar lebih banyak orang. Kurang lebih seperti itulah analogi kenapa saham murah itu menarik. 

Tapi, dalam hal apa saham dikatakan murah? Dalam mencari saham murah, tentu anda tidak boleh asal memilih / membeli. Anda harus memilih saham murah yang punya kualitas bagus. Ada dua cara membeli saham yang murah, yaitu: 

1. Saham-saham diskon secara analisa teknikal

Pilihlah saham murah yang sudah DISKON. Kata kuncinya adalah: Saham yang sudah diskon. Dalam hal ini adalah saham2 yang secara teknikal sudah murah dan memiliki potensi untuk naik / rebound. 

Cara-cara memilih saham diskon dan murah secara teknikal, sudah pernah saya bahas praktik, strategi dan cara-cara tradingnya disini: 
Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. Anda bisa mempelajari dan mempraktikannya. 

Mencari saham yang murah secara teknikal harus anda terapkan terutama untuk trader saham yang mengincar keuntungan / profit jangka pendek. 

2. Saham murah secara valuasi 

Memilih saham yang murah, bisa dilakukan dengan cara memilih saham-saham yang sudah diskon secara valuasi alias membeli saham yang murah secara analisa fundamental. 

Valuasi saham juga bisa dipelajari melalui beberapa ukuran yaitu Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV) dan analisa harga wajar saham. Kalau PER / PBV suatu saham murah / rendah dibandingkan perusahaan sejenis, maka saham tersebut bisa dikatakan diskon alias murah. 

Namun tentu saja, anda juga harus mempertimbangkan kinerja fundamental masing-masing perusahaan, karena tidak semua saham yang diskon secara valuasi memiliki kinerja fundamental bagus. Pelajari juga analisa fundamental disini: Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.

Kalau anda seorang investor jangka panjang dan ingin mencari saham2 yang murah, maka carilah saham2 yang diskon secara valuasi dan memiliki kinerja yang unggul di sektornya.

Jadi jangan memilih saham murah hanya karena nominal harganya. Saham yang turun dari harga 1.000 ke 700 misalnya, belum tentu sahamnya sudah diskon dan murah secara teknikal atau fundamental. 

Banyak saham yang harganya sudah turun 20-30%, tetapi secara valuasi masih mahal.  Itu artinya, saham tersebut masih mahal secara fundamental. Banyak juga saham yang harganya sudah turun banyak, namun secara teknikal masih ada potensi turun lanjutan. 

Buat trader / investor saham, jika anda mengincar saham yang murah, maka pilihlah saham-saham yang murah berdasarkan analisis teknikal atau analisis fundamentalnya (dua poin yang sudah kita bahas sebelumnya). 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Membeli Saham IHSG

Cara Membeli Saham IHSG

Beberapa waktu lalu, melalui email 401xdssh@gmail.com, salah satu pembaca web Saham Gain bertanya: 

"Pak Heze kalau banyak harga saham yang sedang jatuh, bagaimana kalau saya membeli IHSG saja? Karena setelah saya amati, dan saya juga baca di website bapak, IHSG selama 10-15 tahun itu grafiknya selalu uptrend meskipun kita dilanda krisis beberapa kali"

Sehingga kalau beli IHSG untuk jangka panjang, maka saya bisa dapat profit jangka panjang tanpa memikirkan risiko di satu / dua saham"

Sayangnya, jawaban dari pertanyaan ini adalah: Kita tidak bisa membeli IHSG. Yang bisa kita beli adalah saham-saham secara spesifik. Memang di beberapa Bursa saham luar negeri seperti Amerika atau Hong Kong, anda bisa membeli indeks saham tertentu. 

Tetapi untuk Bursa saham Indonesia, kita tidak bisa membeli suatu indeks, apalagi membeli IHSG. Lalu, bagaimana solusinya? 

Kalau anda ingin membeli IHSG, anda bisa pertimbangkan untuk membeli reksadana saham, yaitu reksadana yang berisi saham-saham yang punya pergerakan mengikuti IHSG (di reksadana anda tidak perlu menganalisis terlalu banyak, karena portofolio sudah disiapkan oleh Manajer Investasi). 

Tapi kalau anda tidak berniat membeli reksadana, maka untuk 'membeli IHSG', anda bisa membeli saham-saham yang punya korelasi positif terhadap IHSG

Maksudnya adalah, belilah saham-saham yang punya pergerakan yang cenderung mengikuti arah IHSG atau saham-saham penggerak IHSG. Kalau IHSG naik, saham tersebut cenderung ikut naik dan juga sebaliknya. Dengan cara ini, secara tidak langsung anda sudah ikut 'membeli IHSG', karena secara otomatis anda membeli saham-saham yang berkorelasi positif dengan arah pergerakan IHSG. 

Saham-saham yang berkorelasi positif dengan IHSG adalah saham-saham Indeks LQ45. Di dalam indeks LQ45 mayoritas juga terdapat blue chip, di mana saham blue chip merupakan saham-saham penggerakan IHSG.

Misalnya seperti saham TLKM, BBCA, HMSP, UNVR, di mana kalau saham2 tersebut turun banyak, maka hal ini juga akan sangat mempengaruhi hijau-merahnya IHSG. 

Jadi kalau memang anda ingin membeli IHSG, maka pilihlah saham-saham di Indeks LQ45 tersebut. Dan kalau anda ingin 'lebih membeli IHSG', seleksilah saham-saham di Indeks LQ45 yang memang benar2 menjadi penggerak IHSG. 

Dalam hal ini, anda bisa mencari saham2 yang mempunyai 'Top Market Cap' tertinggi. Datanya bisa anda lihat melalui situs IDX pada bagian: IDX Statistic. 
 
Cara membeli saham IHSG
Data diatas saya ambil di situs IDX, yaitu 10 saham yang punya top market cap. Saham2 inilah yang bisa dikatakan sebagai 'saham juara' yang bisa menjadi penggerak IHSG. 

Untuk anda yang ingin investasi saham dengan mengikuti arah pergerakan IHSG jangka panjang, anda bisa prioritaskan saham-saham tersebut. 

Namun tentu saja untuk mengambil keputusan investasi, jangan asal membeli saham. Seleksi saham diatas "baru" merupakan seleksi awal. 

Selanjutnya, anda harus menentukan dan memilih lagi perusahaan2 yang punya analisa fundamental terbaik, valuasi yang wajar dan momentum yang baik untuk membeli bertahap (untuk investasi, supaya anda mendapatkan saham di harga yang bagus). 

Anda bisa pelajari analisis-analisis fundamental untuk menemukan saham2 bagus jangka panjang, dan strategi memaksimalkan profit dari investasi saham disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Epxert. 

Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan anda semua yang ingin 'membeli IHSG'. Anda bisa memilih atau memprioritaskan saham-saham seperti yang sudah saya paparkan diatas tadi.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Indonesia Tidak Terpercaya?

Saham Indonesia Tidak Terpercaya?

Di saat turun-turunnya harga saham, banyak pendapat yang mengatakan: 

"Beli saham Indonesia itu nggak aman, turun terus. Mending beli gold aja"
"Jangan beli saham, harga saham itu nggak pasti" 
"Saham itu berbahaya, mending deposito saja" 
"Hati-hati beli saham, saham banyak bandarnya" 

Pendapat-pendapat seperti ini banyak sekali saya jumpai, bahkan beberapa yang mengatakan hal tersebut adalah orang-orang yang sudah pernah mencoba dunia saham. 

Ditambah lagi banyaknya kasus-kasus negatif yang seringkali menjebak investor ritel, seperti kasus Jiwasraya, kasus Asabri, saham AISA, kasus-kasus saham IPO seperti POSA dan lain2. Baca juga: Saham Gorengan: Belajar dari Kasus Jiwasraya. 

Apalagi sekarang mayoritas saham yang IPO di Bursa, banyak yang tidak likuid, laporan keuangannya tidak meyakinkan, dan hanya terkesan masuk Bursa "asal-asalan". Saham BAPI misalnya, yang baru beberapa bulan listing di Bursa Efek sudah menjadi saham gocap (Rp50). 

Dengan banyaknya catatan kelam di pasar saham Indonesia, saya rasa wajar kalau banyak trader / investor yang mulai pesimis, bahkan takut untuk masuk ke pasar saham. 

Jadi, apakah benar saham Indonesia itu sekarang sudah tidak terpercaya lagi? 

Harus saya akui bahwa tidak semua saham itu bagus untuk dibeli. Terutama kalau tujuan anda adalah untuk investasi saham jangka panjang (diatas 1 tahun), ada banyak saham yang TIDAK TERPERCAYA untuk investasi. 

Mengapa? Karena seperti yang saya tuliskan diatas tadi, bahwa banyak saham yang masuk Bursa hanya terkesan "asal-asalan", banyak saham yang kinerja fundamentalnya jelek, banyak saham yang tidak menunjukkan prospek jangka panjang yang bagus (manajemennya bermasalah, produk di pasaran tidak jelas). 

Tapi di sisi lain, banyak juga saham yang bagus, baik untuk disimpan jangka panjang, maupun saham-saham yang bagus untuk ditradingkan. Di web Saham Gain ini saya juga sudah banyak membahas ulasan-ulasan dan analisa saham. 

Berdasarkan pengalaman pribadi, pasar saham Indonesia tetap merupakan sarana trading dan investasi yang SANGAT BAGUS. Namun dengan catatan: Pengetahuan saham (analisis teknikal & analisis fundamental + pemahaman tentang pergerakan market) harus anda pelajari. 

Tugas anda sebagai trader ataupun investor saham, anda harus SELEKTIF dalam memilih saham. Agar anda bisa menjadi trader yang selektif, pengetahuan saham adalah hal utama yang perlu anda kuasai. 

Karena ada saham-saham yang bagus, dan banyak juga saham2 yang tidak terpercaya (dalam konteks fundamental dan teknikalnya benar2 jelek dan tidak layak untuk dibeli / disimpan). 

Nah, kalau anda tidak bisa menjadi trader / investor yang selektif. Jika anda tidak memiliki pengetahuan dan basic2 yang diperlukan untuk trading & investasi, ya pasar saham akan menjadi "tidak terpercaya" untuk anda. Demikian juga sebaliknya.

Dan untuk menghadapi bearish market itu sendiri, kita tidak perlu panik. Karena di pasar saham ada yang namanya 'siklus pasar' dan itu pasti terjadi. Saham2 dalam jangka panjang juga tetap berada di jalu uptrend. Saya juga sudah menuliskan di pos ini: Saham-saham untuk Jangka Panjang

"Tapi Pak Heze, bagaimana dengan kasus-kasus saham IPO atau kasus2 saham gorengan yang selalu memakan korban trader ritel? Bukankah itu membuat pasar saham kita menjadi semakin jelek?" Tanya anda 

Pertanyaan bagus. Di pasar saham manapun saya yakin pasti ada saham2 yang jelek. Namun, apakah kita perlu memilih saham-saham tersebut untuk dibeli? 

Well, saya rasa tidak. Masih banyak pilihan saham yang bagus. Kalau anda mau baca-baca lagi ulasan saya disini: Investasi Saham yang Sehat! Saya pernah menuliskan tentang membangun investasi saham yang benar, termasuk cara-cara kita untuk 'memerangi' saham2 yang menjebak. 

Analoginya, di dunia ini pasti ada hal yang jelek / buruk / negatif. Dan pasti ada juga hal yang bagus / positif / membangun. Sebagai manusia, kita harus menghindari hal2 yang jelek tersebut, dan memilih untuk melakukan hal2 yang positif dan membangun. 

Di pasar saham pun juga demikian. Anda tidak perlu memilih saham2 yang jelek (walaupun ada), dan pilihlah saham2 yang baik. Pengetahuan dan analisa diperlukan agar anda bisa membangun investasi dan trading saham yang profit dan sehat.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Kombinasi Trading Cepat & Swing Trading

Kombinasi Trading Cepat & Swing Trading

Time frame alias bingkai waktu trading saham harus anda pilih pada saat anda memutuskan membeli dan menjual saham. Anda mau trading jangka pendek atau anda mau menjadi trend following itu adalah pilihan anda pribadi. 

Masalahnya trader saham seringkali bingung harus memilih mana diantara tipe trading tersebut. Apakah sebaiknya anda memilih trading cepat, atau trading dengan cara menyimpan saham lebih lama / menjadi trend follower? Mana yang lebih menguntungkan antara trading cepat atau swing trading? 

Saran saya, kalau anda bingung mau pilih mana, anda bisa coba dua-duanya. Dengan catatan, anda memang punya waktu yang lebih banyak untuk analisa, dan mengelola modal trading anda. 

Dengan kata lain, anda bisa melakukan kombinasi trading cepat (intraday trading) dan swing trading (trend following). Maksudnya disini adalah, anda mengalokasikan modal anda sebagian buat trading cepat. Dan sebagian lainnya buat swing trading. 

Saya pribadi juga melakukan kombinasi2 trading. Ada modal yang saya gunakan untuk trading cepat, ada yang saya gunakan untuk swing trading dan satu dua saham untuk jangka yang lebih panjang. 

Keuntungan melakukan kombinasi trading cepat dan swing trading adalah, anda bisa memutar modal anda untuk mendapatkan untung lebih cepat, dengan cara melakukan intraday trading. Selain itu, anda juga bisa memiliki saham-saham yang bisa memberikan return lebih besar dalam jangka yang lebih lama. 

Strategi-strategi tentang memilih saham untuk trading cepat bisa anda dapatkan materinya disini: Teknik Beli Saham Pagi Jual Sore. Sedangkan cara swing trading & memilih saham bagus bisa anda lihat disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Jadi, untuk anda yang pingin dapat untung dengan jangka waktu lebih cepat di saham, dan sekaligus bisa untung dengan cara menyimpan saham yang lebih lama, cobalah untuk melakukan kombinasi swing trading dan trading harian. Namun tentu, anda harus pahami strategi trading dengan benar. Jangan asal memilih saham, jangan bernafsu dengan profit besar. 

Perlu anda ketahui, sebenarnya mayoritas trader melakukan kombinasi2 trading ini. Banyak trader saham jangka pendek yang juga "merangkap" sebagai investor saham. Banyak juga trader harian yang tetap memiliki satu dua saham yang disimpan untuk jangka menengah.  

Dengan melakukan kombinasi2 trading, anda bisa lebih efektif dalam menanam dan mengelola modal anda untuk berbisnis saham. 

Catatan: Pos ini bukan mengajak anda untuk melakukan strategi trading dengan beberapa strategi. Kalau anda hanya merasa cocok dengan satu strategi misalnya swing trading, itu tidak jadi masalah selama anda bisa untung konsisten. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Full Time Trader Saham, Siapkah Anda?

Full Time Trader Saham, Siapkah Anda?

Belum lama ini, ada seorang trader bertanya ke saya melalui WA: "Saya punya modal Rp 50 juta dan saya ingin full time di saham. Berapa untung maksimum kira2 yang bisa saya dapatkan pak?"

Sudah cukup banyak trader yang menginginkan menjadi full time trader (FTT), padahal trader masih belum punya banyak pengalaman trading. Sehingga, jika anda bertanya ke saya tentang keinginan menjadi FTT, anda harus bertanya pada diri anda sendiri: Apakah anda sendiri sudah siap?

"Tapi Pak Heze, gimana caranya kita bisa tahu kalau kita sudah siap menjadi FTT atau belum?" Tanya anda yang semakin ngotot ingin jadi FTT. 

Jika anda selama ini punya pertanyaan2 tentang menjadi FTT, ada beberapa poin yang harus anda perhatikan, supaya anda bisa menimbang-nimbang keputusan menjadi FTT atau menjadi part time trader terlebih dahulu: 

1. Jumlah modal untuk FTT 

Saya sebenarnya tidak hanya sekali ini mendapat pertanyaan tentang trader yang ingin full time di saham. Rata2 trader yang ingin full time bondo modal Rp50 juta, Rp80 juta bahkan ada yang punya modal Rp25 juta sudah ingin menjadi FTT. 

Nah, kalau anda mau jadi FTT besarnya modal menjadi salah satu faktor terpenting. Sekarang, katakanlah anda punya modal Rp50 juta. Asumsikan anda bisa untung 5% sebulan. Berarti untung anda adalah Rp2,5 juta. 

Pertanyaannya: Apakah untung Rp2,5 juta per bulan sudah bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup anda plus ada sisa yang bisa anda tabung.

Satu hal lagi, untung 5% sebulan itu sudah sangat besar. Anda pemain saham yang berpengalaman, anda pasti mengetahui hal ini. 

Kedua, dalam trading anda tidak mungkin bisa mendapatkan untung dengan range yang konstan. Bulan ini mungkin anda untung anda 5% dari modal. Tapi bulan depan bisa lebih besar. Bulan depan lagi bisa jauh lebih sedikit. 

Hal ini karena di pasar saham, harus anda ketahui juga bahwa ada saat2 di mana market tidak bersahabat untuk trader, market lagi bearish di masa2 tertentu. 

Jadi untuk menjadi FTT, anda harus memiliki modal yang cukup. Seberapa besar modalnya? Saya pernah menuliskannya disini: Modal yang Dibutuhkan untuk Menjadi FTT. 

Kalau anda baca pos tersebut, memang saya tidak bisa menjawab jumlah duit minimal untuk jadi FTT, karena hanya anda yang mengetahui kebutuhan anda. Tapi kalau modal anda cuma Rp50 juta, atau bahkan hanya Rp25 juta, anda harus menimbang-nimbang lagi keputusan anda jadi FTT. 

Karena jika kebutuhan hidup anda cukup tinggi, berarti anda punya tuntutan untuk bisa  mencetak profit dengan persentase besar. Misalnya dengan modal Rp50 juta, biaya kebutuhan hidup anda dan keluarga adalah Rp5 juta, maka anda harus bisa dapat profit 10% per bulan.. 

Tapi kalau modal anda katakanlah Rp500 juta, dan kebutuhan hidup anda dan keluarga Rp5 juta, maka anda 'hanya' perlu mencetak untung 1% per bulan.. Bahkan mungkin anda mungkin bisa mencetak profit lebih besar dari 1% per bulan. Tentu 'tuntutan' anda akan lebih ringan, sehingga beban psikologis lebih kecil.   

Selanjutnya, Anda perlu baca poin kedua, karena poin kedua berkaitan dengan poin pertama...  

2. Apakah anda sudah praktik trading dengan modal anda? 

Kalau anda mau jadi FTT dengan modal katakanlah Rp50 juta, maka sebelum jadi FTT, anda harus uji dahulu berapa profit yang bisa anda dapatkan dalam sebulan. Ujilah minimal selama dua tahun. 

Profit yang anda dapatkan harus bisa memenuhi kebutuhan hidup anda sehari-hari. Kalau ternyata setelah anda trading dengan modal Rp50 juta, keuntungan anda belum bisa mencukupi kebutuhan anda sehari-hari, maka bisa disimpulkan bahwa: 

- Anda harus menambah modal anda (artinya Rp50 masih kurang untuk jadi FTT)
- Anda harus jadi part time trader dulu
- Tingkatkan skill trading anda terlebih dahulu 

Dengan kata lain, sebelum jadi FTT, anda harus coba dulu trading dengan sejumlah modal yang anda rencanakan, untuk anda gunakan ketika anda menjadi FTT nantinya. 

Saya sendiri nggak bisa jawab kalau anda tanya: Berapa potensi keuntungan maksimal kalau jadi FTT dengan modal sekian? 

Kan semua itu tergantung dari trading yang anda lakukan sendiri. Setiap dari anda punya skill yang berbeda-beda. Setiap anda juga punya pengalaman trading yang berbeda. Maka dari itu, sebelum jadi FTT, anda sendirilah yang harus ukur kemampuan anda, supaya anda bisa menyimpulkan: Anda siap jadi FTT sekarang atau tidak?  

Sayangnya, banyak trader yang belum mencoba mempraktikan, tapi sudah keburu mau jadi FTT. Yang lebih parah, banyak yang nekad langsung mau jadi FTT padahal belum menguji kemampuan mendapatkan profit. Tentu hal ini akan sangat berisiko. 

3. Risiko menjadi FTT

Menjadi FTT nggak hanya bicara soal modal. Anda harus paham risiko jadi FTT. Jadi FTT berarti anda meninggalkan pekerjaan utama anda dan sumber penghasilan utama anda sekarang dari trading saham. Anda harus bisa jawab pertanyaan2 ini: 

Siapkah jika di waktu2 tertentu anda tidak mendapat profit? Siapkah jika profit anda naik-turun? Siapkah anda melihat IHSG yang lagi jatuh, di satu sisi anda sudah meninggalkan pekerjaan utama anda? 

Kalau anda belum siap... Jadilah part time trader sampai anda siap.  Jadi selain anda punya modal, anda harus siap dengan risiko. Anda harus siap mental. Dua hal ini harus berjalan berbarengan. 

Kalau mental anda kuat, tapi tidak ada modal sama saja bohong. Sebaliknya, kalau anda punya modal jumbo tapi anda nggak siap mengelola, modal anda bisa habis dalam waktu cepat.  

Kesimpulannya, saya menyarankan pada anda (khususnya yang mau jadi FTT), mengingat banyaknya pertanyaan para trader yang bercita-cita punya profesi FTT, bahkan dengan modal yang sebenernya masih relatih kecil.... Jangan terburu menjadi FTT

Meskipun kedengarannya jadi FTT itu enak.. Nggak perlu kerja kantoran. Nggak perlu dimarahi bos. Nggak perlu kena macet. Bisa kerja santai pakai kaos dan celana pendek. Nggak ada yang ngatur-ngatur. Tetapi... 

FTT membutuhkan modal yang besar, praktik trading yang benar, dan mental yang kuat. Kalau salah satu dari itu belum anda kuasai, apalagi praktik trading anda masih kurang, maka jadilah part time trader dulu.

Jika ternyata anda tetap belum siap jadi FTT, jadi part time trader juga nggak buruk. Semua ada kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tergantung bagaimana anda mengelolanya. Baca juga: Part Time Trader Vs Full Time Trader: Persiapan yang Dibutuhkan


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.