Website Belajar Saham Lengkap

Website Belajar Saham Lengkap

Tidak terasa sudah satu tahun lebih saya mengelola website Saham Gain. Seperti yang anda baca pada pos2 saya, website Saham Gain adalah website murni edukasi saham. Namun, barangkali anda bertanya-tanya, mengapa di web ini juga menyajikan teori2 terkait pasar modal? Tapi, ada banyak juga praktik dan strategi belajar saham.

Sebenarnya, siapa saja sasaran pembaca edukasi saham di website Saham Gain yang dikelola Bung Heze ini? Sebelum saya menjawabnya, saya ingin bercerita sedikit pada anda mengapa saya membuat web edukasi saham untuk anda. 

Banyak rekan2 yang meminta saya untuk mengadakan seminar2 edukasi saham, minta no WA (anda hanya bisa minta no WA saya untuk konsultasi berbayar), dan ngajar pasar modal sampai ke pelosok (jauh banget nih...). Saya dahulu memang mengedukasi pasar modal melalui Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM). Anda bisa baca profil saya disini: Profil

Namun, saat ini saya sudah disibukkan dengan aktivitas trading. Sehingga, saya sudah tidak punya waktu untuk mengadakan dan menyiapkan seminar2 edukasi saham. Aktivitas trading sangat melelahkan dan menguras psikologis. Inilah yang menjadi alasan saya tidak lagi mengedukasi saham secara lisan, apalagi sampai harus wira-wiri. 

Tetapi karena saya melihat adanya minat rekan2 yang tinggi untuk belajar saham, ditambah lagi dengan persepsi banyak masyarakat bahwa saham itu judi, maka saya ingin tetap bisa mengedukasi saham. Akhirnya, memutuskan melakukan edukasi lewat tulisan.

Terciptalah website Saham Gain ini. Edukasi saya tidak hanya saya berikan lewat website. Tetapi, anda bisa mendapatkan buku belajar saham dan full trading saham disini: Ebook Saham dan Free Konsultasi dengan Saya. Saya juga memberikan edukasi saham melalui Facebook Belajar Saham. Dan kalau anda ingin konsultasi berbayar, anda bisa menggunakan jasa konsultasi: Konsultasi. 

Tentu saja, rekan2 yang ingin belajar saham bukan hanya dari satu kalangan / profesi, tetapi dari berbagai macam kalangan dan profesi. Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, trader, orang awam, dan masih buanyaak lainnya. 

Itulah mengapa web ini juga menyajikan teori2 pasar modal, yang mungkin sangat dibutuhkan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir atau sekedar membutuhkan pencerahan pasar modal untuk kuliah. Selain itu, web Saham Gain memberikan materi2 untuk orang awam, pemula, maupun expert. 

Web ini memberikan semua seluk beluk tentang saham. Di web ini tidak pernah promosi saham ataupun promosi sekuritas. Justru web Saham Gain ingin memaparkan pada anda bahwa trading saham itu sangatlah berisiko, sehingga anda tidak kaget dengan fakta2 di pasar saham, yang selama ini justru berkebalikan dengan apa yang ditawarkan di luar (saham itu mudah profit besar dan cepat kaya, padahal tidak demikian).   

Satu hal yang tidak bisa saya pungkiri adalah: Saya harus berterima kasih pada anda semua pembaca web Saham Gain ini. Banyak pos2 yang saya tulis di web ini, justru berasal dari pertanyaan rekan2, baik melalui email, Facebook Belajar Saham.   

Harapan saya sih sebenarnya web Saham Gain ini bisa menjadi sebuah "forum diskusi". Saya menginginkan agar rekan2 bisa aktif bertanya melalui komentar langsung di web ini. Komentar / tanggapan rekan2 sangat bermanfaat bagi para pembaca web ini. Komentar rekan2 bisa memberikan pencerahan dan wawasan bagi para pembaca.  

Tetapi banyak rekan2 lebih suka tanya privat melalui email. Ya, sebenarnya sih nggak masalah. Banyak rekan2 yang masih malu-malu kalau bertanya langsung melalui komentar, takut kalau pertanyaannya konyol karena pemula banget. 

Tidak donk... Saya pun waktu masih jadi pemula selalu banyak bertanya tentang hal2 yang sangat dasar dalam trading. So, sebenarnya tidak ada yang konyol dengan pertanyaan anda. Karena seorang expert pun masih sering bertanya dan perlu banyak belajar. Intinya, I really appreciate people who willing to learn more.

So, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih pada rekan2 pembaca web Saham Gain, maupun rekan2 yang sudah bertanya tentang saham. Saya akan terus update materi2 tentang saham sebagai bentuk edukasi di dunia saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham-saham (Rekomendasi) Pencetak Return Bulan Januari 2018

Saham-saham (Rekomendasi) Pencetak Return Bulan Januari 2018

Saham-saham watchlist yang saya berikan kepada anda, anda bisa akses di halaman berikut: Rekomendasi Saham, seperti biasa saya memberikan menu saham yang potensial rebound dalam jangka pendek (satu hari sampai maksimal satu bulan). 

Di Bulan Januari 2018 ini ada cukup banyak saham2 watchlist kita yang mengalami kenaikan tinggi. Yap, memang Januari 2018 lalu pasar saham sedang bullish, dan bullishnya bukan 'tipuan', namun sebagian besar saham mengalami kenaikan. 

Selain karena Januari Effect, aksi kerekan saham2 blue chip juga turut membuat IHSG naik sampai ke level 6.700. Lalu bagaimana dengan saham2 rekomendasi kita? Oke kita langsung saja. Berikut adalah saham-saham watchlist dari Saham Gain yang mencetak return di Bulan Januari: 

1. LPCK

LPCK adalah watchlist kita di awal tahun baru ketika harganya masih di kisaran 3.100-3.150. Alasan penulis watchlist LPCK karena LPCK akan right issue diatas harga pasar, yaitu di kisaran 3.800. Dan benar saja, LPCK di bulan Januari ini bisa menyentuh harga 3.640 pada tanggal 29 Januari. Returnnya adalah sebesar 15,5%. 

2. PSSI

PSSI adalah watchlist kita untuk tanggal 4 Januari untuk menu trading cepat. PSSI dibuka di harga 218 dan sempat naik hingga 268. PSSI mengalami kenaikan 22,9%. Anda yang sempat dapat PSSI, kemungkinan potensial return yang anda dapatkan sehari adalah 10-15%. 

3. CLEO

CLEO merupakan menu watchlist kita tanggal 8 Januari di kisaran harga 810. Dan CLEO mampu mencatatkan kenaikan harga saham sampai 960 pada tanggal 30 Januari. 

4. WIKA 

WIKA adalah watchlist kita tanggal 9 Januari saat di harga 1.700, dan saya merekomendasikan saham ini karena WIKA sangat potensial rebound. Dan benar saja WIKA bisa mencatatkan kenaikan harga saham yang fantastis di bulan ini. WIKA naik sampai 2.150 pada tanggal 26 Januari 2018.

5. ELSA

ELSA wathclist kita tanggal 9 Januari di kisaran harga 394. ELSA juga mengalami uptrend hingga harganya melonjak sampai 460 pada tanggal 25 Januari. 

6. TINS 

TINS adalah watchlist kita tanggal 11 Januari di kisaran harga 810. TINS masuk dalam watchlist karena TINS sudah di harga bottom.  And yes, TINS kenaikannya sangat kencang. TINS sempat menembus 1.100 sampai tanggal 26 Januari. 

7. MYOH

MYOH adalah watchlist kita tanggal 15 Januari di harga 730. MYOH mengalami kenaikan hingga 780 sampai tanggal 24 Januari. 

8. BBRI

BBRI juga kita watchlist di tanggal 15 Januari saat harganya 3.550. Dan BBRI ini termasuk saham likuid yang sedang diskon saat itu. BBRI mengalami kenaikan sampai menyentuh harga tertingginya 3.900 pada tanggal 23 Januari. 

9. PGAS

PGAS merupakan watchlist kita tanggal 16 Januari di harga 1.880 dan PGAS mengalami kenaikan yang tinggi mencapai harga 2.690 pada tanggal 23 Januari 2018. Selamat bagi anda yang sudah menikmati profit besar dari PGAS.  

10. HRUM

HRUM adalah watchlist kita tanggal 16 Januari dan saat itu saya merekomendasikan mulai beli ketika HRUM break dari 2.510. HRUM mengalami uptrend dan mampu mencapai level 3.500 pada tanggal 29 Januari.

11. ASII

ASII watchlist kita tanggal 16 Januari di harga 8.175. ASII mengalami kenaikan sampai 8.700 pada akhir Januari. 

12. SRIL

SRIL adalah watchlist kita tanggal 17 Januari di harga 374. SRIL sempat sideways sejenak dan kemudian SRIL mampu naik sampai 390.

13. PTRO

PTRO adalah watchlist kita tanggal 17 Januari. Seperti prediksi kita, PTRO jika menembus 2.300, bisa menuju 2.500. Dan PTRO mampu menyentuh 2.500 pada tanggal 28-29 Januari. 

14. PPRO

PPRO adalah watchlist kita tanggal 22 Januari di harga 198. PPRO mampu naik satu hari hingg menyentuh harga 208. Potensial return adalah sebesar 4% (satu hari).

15. ERAA

ERAA adalah watchlist kita tanggal 22 Januari di harga 745 ketika saya menulis watchlist tersebut. Tanggal 30 Januari, ERAA mampu naik sampai 850.

16. ACES

ACES adalah watchlist kita tanggal 22 Januari di kisaran harga 1.230. ACES mengalami kenaikan signifikan hingga tanggl 31 Januari ke harga 1.350. 

17. SOCI

SOCI saham watchlist kita untuk tanggal 23 Januari di kisaran harga 270. SOCI mengalami kenaikan hingga 290 sampai tanggal 29 Januari. 

18. ANTM

ANTM adalah watchlist kita untuk tanggal 25 Januari di harga 780. ANTM mengalami kenaikan signifikan sampai harga 900 pada tanggal 30 Januari. 

19. TLKM

TLKM masuk watchlist untuk trading tanggal 26 Januari di kisaran harga 3.970. TLKM mengalami kenaikan cepat dalam sehari mencapai harga 4.140. 

20. PWON

PWON masuk list kita tanggal 26 Januari di harga 685 dan PWON mengalami kenaikan sampai harga 705-710. 

21. PGAS

PGAS masuk menu watchlist untuk trading tanggal 31 Januari. PGAS mengalami kenaikan signifikan dalam sehari, yaitu naik 9,62%. 

So, di bulan Januari lalu ada banyak sekali saham kita yang sudah naik kencang. Selamat bagi anda yang sudah membeli saham2 tersebut. 

Bagi anda yang ingin mendapatkan materi mengenai belajar saham, cara menganalisis saham secara mandiri, dan belajar variasi analisis teknikal, anda bisa mendapatkan materinya disini: Buku Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Belajar Saham: Saham Turun & Peluang Trading

Belajar Saham: Saham Turun & Peluang Trading

Mendapatkan keuntungan dari trading saham bisa anda raih jika anda memiliki pengetahuan tentang saham, yaitu anda paham analisa saham dan cara-cara melakukan screening untuk memilih saham bagus. 

Kita sudah pernah bahas bersama disini: Kombinasi Screening Saham dan Analisis Teknikal. Selain analisis teknikal, trading saham itu sebenarnya sangat berkaitan dengan seni MELIHAT PELUANG. 

"Seni melihat peluang, maksudnya bagaimana Pak Heze?" Tanya anda 

Setiap saat harga saham akan bergerak naik dan turun. Pelajari juga: Penyebab Naik Turunnya Harga Saham. Kalau harga saham pada naik dan saham-saham yang anda beli ikutan naik, apa yang anda rasakan?

Anda mungkin akan jauh lebih percaya diri, optimis, senang, berani membeli saham dengan jumlah lebih baik. 

Sekarang kalau dibalik kondisinya: Saham-saham pada turun drastis, IHSG anjlok, saham-saham unggulan yang biasanya harganya bisa naik sekarang pada berjatuhan terus. Apa yang anda rasakan? 

Mayoritas trader yang saya jumpai seringkali langsung merasa pesimis, panic, fear, khawatir (harga saham jatuh terus), tidak ingin memantau saham lagi, cenderung menghindari trading. 

Saat harga saham sedang turun-turunnya, banyak trader yang panic, bahkan "menebar ketakutan": 

"Jangan beli saham, IHSG masih turun terus" 
"Saham A bakalan turun lagi" 
"IHSG sebulan kedepan bakal jatuh lagi ke support sekian"

Bahkan ketika saya mengulas beberapa saham di web Saham Gain ini maupun di grup FB saat IHSG lagi turun-turunnya, tidak sedikit trader yang berkomentar: 

"Kok mau nangkap pisau jatuh"
"Saham-saham lagi jatuh kok disuruh beli"

Padahal kalau kita mau melihat peluang, kita mau menganalisa, sebenarnya justru saat harga saham sedang jatuh.. Saat banyak orang lagi panic selling, disitulah kesempatan anda untuk membeli saham-saham bagus di harga murah, dan mendapatkan profit dari saham2 yang sedang murah. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Di saat harga saham jatuh, disitulah sebenarya SENI TRADING anda DIUJI.. Ketika harga saham jatuh, anda akan diuji untuk: 

- Bisa wait and see, melihat lebih jauh perkembangan support saham-saham
- Tidak gegabah dalam membeli saham
- Melihat peluang ketika suatu saham sudah mulai rebound
- Melihat peluang saham2 bagus yang sedang turun 
- Tidak ikut panik 
Harga saham turun merupakan kesempatan anda untuk memilah saham-saham potensial, sehingga anda bisa mencetak profit ketika saham-saham yang bagus sudah rebound lagi 
Di web Saham Gain melalui halaman: Rekomendasi Saham, saya sering sekali mengulas saham-saham yang sudah turun, yang bagus untuk rekan-rekan watchlist dan tradingkan. Beberapa contohnya, anda bisa lihat chart saham2 berikut:     

Saham PGAS
Saham TLKM


Saham TLKM diatas misalnya, di mana TLKM sempat mengalami koreksi tajam karena IHSG yang sedang turun saat itu. Tetapi ketika saham2 mulai rebound (harga saham tidak mungkin turun terus), maka saham TLKM mulai bergerak naik dari support 3.800 sampai ke 3.900-an (tanda persegi). 

I mean, kalau anda bisa melihat penurunan saham TLKM sebagai peluang trading, disitulah anda bisa mendapatkan profit yang lebih maksimal. 

Sebaliknya, kalau anda melihat saham2 yang sedang turun sebagai sinyal yang berbahaya, harus dihindari, menjadi panik dan takut, menyalahkan pasar saham, maka anda tidak akan bisa meraih keuntungan di saat saham sebenarnya sedang terdiskon. 

Ketika harga saham sedang turun, justru hal ini merupakan kesempatan anda untuk watchlist, amati, dan mulai screening saham2 yang potensial, sehingga anda tidak menyesal ketika harga saham sudah rebound /naik.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Sampai Batas Toleransi Berapa Saya Cut Loss Saham? - Part II

Sampai Batas Toleransi Berapa Saya Cut Loss Saham? - Part II

Baca Part I: Sampai Batas Toleransi Berapa Saya Cut Loss Saham? - Part I. Di Part I saya sudah menjelaskan inti dari ilmu grafik. Jadi, kalau anda mau trading, anda harus paham dahulu yang namanya ilmu grafik. 

Intinya, harga saham akan naik dan turun (demikian akan terulang terus). Jadi, perlukah trader melakukan cut loss? Bukannya lebih baik menunggu saja. Toh, harga saham pada akhirnya naik sendiri kan?

Anda bisa toleransi untuk tidak melakukan cut loss apabila saham 'nyangkut' yang anda pegang memiliki beberapa syarat berikut. Pertama, anda memiliki saham2 yang likuid. Likuid yang saya maksud adalah saham2 lapis 1 (saham blue chip) atau setidak-tidaknya saham lapis 2. Baca juga: Memahami Saham Lapis Satu, Lapis Dua dan Tiga

Saham2 yang likuid, volumenya cenderung stabil, antrian bid-offer setiap hari ramai, maka anda bisa toleransi untuk menunggu harga saham naik. Karena sepengalaman saya, walaupun saham2 tersebut 'hanyalah' saham lapis 2, tapi jika saham tersebut masih RAMAI PEMINAT (tampak dari volume dan bid-offer saat jam trading), maka ketika harga saham tersebut turun banyak, cepat atau lama sahamnya yo mesti naik lagi.. Intinya disini adalah: Sabar menunggu. Sabar bahwa harga saham suatu saat pasti akan naik lagi.  

Kedua, anda memiliki saham2 yang perusahaannya jelas. Kalau anda nyangkut di saham Indofood, Unilever, Perusahaan Gas Negara, Pakuwon, Bank BRI, maka harga sahamnya biasanya akan cenderung naik lagi ketika harganya turun banyak. Intinya tetap sama, anda hanya butuh sabar menunggu.   

Tapi kalau anda punya saham perusahaan2 yang mulai bermasalah, seperti Cipaganti (CPGT), Sekawan Intipratama (SIAP). Atau, perusahaan2 yang produknya sudah nggak populer untuk go public (misalnya perusahaan pariwisata, travel, ekspedisi), untuk apa anda beli sahamnya? Ada kasus dimana trader nyangkut di CPGT sampai bertahun-tahun dan harga sahamnya masih tidur sampai sekarang. Sayang sekali, kan?

Coba deh anda perhatikan transaksi saham di Bursa Efek. Saham2 yang likuid dan sering ditransaksikan trader adalah saham2 yang produknya umum, seperti makanan, mie instan, perbankan, properti, konstruksi, pertambangan. 

Jadi, sampai batas mana anda harus mulai berani cut loss? Anda harus mulai cut loss apabila saham2 yang anda pegang saham2 seperti yang saya sebutkan diatas: Bermasalah dan perusahaan2 tersebut sama sekali tidak populer. Saham2 seperti ini pada umumnya sudah sepi peminat (bid-offer sedikit buangett bahkan bisa nggak ada peminatnya), dan harga sahamnya dengan mudah terjun bebas, dan sulit sekali untuk balik naik lagi. 

Sedangkan, anda bisa toleransi untuk tidak cut loss, dan lebih sabar menunggu harga saham naik, apabila anda memiliki perusahaan yang bagus secara teknikal, produk, tidak terkena masalah dan didukung dengan kondisi fundamental.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Sampai Batas Toleransi Berapa Saya Cut Loss Saham? - Part I

Sampai Batas Toleransi Berapa Saya Cut Loss Saham? - Part I

Kalau anda belajar saham, anda bakalan sering mendengar istilah CUT LOSS. Sederhanaya, cut loss berarti memotong kerugian dengan cara menjual saham dalam posisi rugi. Cut loss dilakukan trader guna mencegah harga saham terus turun. Daripada saham yang dipegang turun terus, lebih baik kerugiannya di 'cut' (dipotong) agar kerugian trader tidak terlalu besar.

Cut loss ini ibarat proteksi modal. Bagi banyak trader (bahkan mungkin semua trader termasuk saya), cut loss adalah hal yang sangat tidak disukai, karena kalau jual saham rugi, tentu modal kita akan tergerus. 

Waktu ngobrol dengan sesama trader maupun pemula yang awam, saya selalu mendapatkan pertanyaan: "Bung Heze kenapa trader harus cut loss? Bukannya kalau dibiarkan nanti sahamnya juga naik sendiri ya?" "Bung Heze, sampai sejauh mana saya harus melakukan cut loss? Gimana cara menentukan titik cut loss yang pas?"   

Sebenarnya, saya pernah menulis beberapa pos tentang cut loss saham. Anda bisa baca pos2 saya tentang cut loss Disini. Sebelum saya menjawab pertanyaan anda: Sampai sejauh mana batas toleransi cut loss yang harus anda lakukan, ada baiknya saya menjelaskan tenang grafik saham.

Grafik itu selalu fluktutatif. Ada waktunya saham naik, ada waktunya saham turun. I mean, ketika grafik saham naik, tidak mungkin akan naik terus. Ada titik tertentu dimana saham akan turun sesaat. Sebaliknya, saat harga saham jatuh, ada titik dimana harga saham kembali naik lagi. 

Grafik Saham
Tidak ada orang yang beli saham terussss tanpa ambil untung, dan tidak ada yang tidak mau beli barang yang harganya sudah murah. Setiap ada kesempatan, pelaku pasar akan selalu ambil. Itulah yang mengakibatkan grafik saham fluktuatif. 

Fluktuatif grafik seringkali membuat trader menjadi tampak bodoh jika harus melakukan cut loss. Karena seringkali ketika cut loss sudah dilakukan, harga saham malah balik naik. Sehingga, kalau tidak di cut loss, dan tunggu harga saham balik naik, seharusnya anda tidak perlu rugi. Nah lho?

"Berarti cut loss itu nggak perlu dilakukan donk Bung Heze?" Tanya anda... Pertanyaan ini memang sering ditanyakan trader, dan trader sering mengalami kegalauan akibat cut loss. Mau tahu jawaban yang paling tepat ? silahkan baca Part II: Sampai Batas Toleransi Berapa Saya Cut Loss Saham? - Part II.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Penyebab Naik Turunnya Harga Saham

Penyebab Naik Turunnya Harga Saham

Harga saham yang anda lihat di tampilan software online setiap harianya akan bergerak naik dan turun. Banyak trader pemula yang bertanya konsep penyebab naik turunnya harga saham tersebut. 

Maka dari itu, kita akan bahas di pos ini. Namun, tentu saja di pos ini kita bukan hanya membahas konsep dasar naik turunnya harga saham. Saya akan memaparkan lebih detail ke aplikasinya di pasar saham. 

Secara konsep dasar, yang menyebabkan naik turunnya harga saham adalah karena adanya PERMINTAAN dan PENAWARAN. Yup, ini adalah konsep yang paling sederhana. Konsep ini berlaku juga dalam perdagangan riil. 

Kalau banyak orang (trader / pelaku pasar) yang ingin membeli saham alias banyak permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, jika banyak pelaku pasar yang ingin menjual saham, maka harga saham akan cenderung turun. 

Jadi harga saham itu bisa naik dan turun karena setiap hari pasti ada banyak trader yang memperdagangkan saham tersebut, yaitu trader2 yang membeli dan trader2 yang ingin menjual saham. 

Disitulah kemudian terbentuklah mekanisme harga, kesepakatan harga (matched order), sehingga ada banyak saham yang naik maupun turun. 

Tetapi permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar saham itu dipengaruhi oleh banyak hal. Trader ingin membeli dan menjual saham karena ada banyak pertimbangan. Apa saja pertimbangan2nya?

Penyebab naiknya harga saham

Secara umum, tiga hal inilah yang bisa membuat harga saham naik. Jadi ketika harga saham sudah diskon / murah secara teknikal, maka trader akan membeli kembali sahamnya (banyak permintaan), sehingga harga saham akan naik kembali atau technical rebound. Anda bisa pelajari konsepnya disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Jadi ketika harga saham turun banyak, bisa karena harganya sudah naik tinggi sebelumnya atau turun setelah ada sentimen2 negatif, maka pelaku pasar akan kembali membeli saham yang sudah murah.  

Demikian juga ketika ada berita-berita positif yang bisa mendongkrak IHSG (Misalnya laba naik, tax amnesty, pertumbuhan ekonomi naik dan lain2), maka hal ini bisa membuat permintaan (beli saham) lebih kuat dari penawaran (jual saham). 

Selain itu, saham2 yang membentuk pola-pola (teknikal) harga yang bagus, biasanya akan dijadikan trader sebagai acuan untuk membeli saham, sehingga harga sahamnya berpotensi naik. 

Perlu anda ketahui, bahwa harga saham itu terdiri dari kumpulan pergerakan harga historis, di mana pola2 historis harga saham tersebut sangat mungkin untuk terulang kembali dan dijadikan sebagai acuan pelaku pasar untuk trading. 


Penyebab turunnya harga saham:


Penyebab turunnya harga saham, yaitu kebalikan dari penyebab naiknya harga saham. Jadi, kalau anda berada pada saat-saat di mana tiba2 harga saham turun drastis (padahal sebelumnya IHSG stabil), maka kemungkinannya kalau nggak harga saham sudah mahal, ada sentimen2 negatif yang terjadi saat itu. 

Baca juga: 2 Penyebab IHSG Turun. Jadi secara praktik, tidak ada saham yang naik terus. Saat harga saham sudah naik tinggi, pasti trader akan merealisasikan keuntungan (take profit), dengan cara menjual saham. 

Ketika banyak yang menjual saham (banyak penawaran), maka harga saham akan cenderung turun. Demikian juga ketika ada sentimen negatif, maka trader akan 'keluar' sementara dari pasar saham (menjual saham), sehingga banyak saham yang turun. 

Nah, nanti kalau harga saham sudah pada turun dan murah, maka pasti para trader akan memborong saham, sehingga harganya akan naik lagi. 

Jadi naik turunnya harga saham ini merupakan suatu SIKLUS yang selalu terjadi ketika pasar saham sedang berjalan. 

Penyebab naik turunnya harga saham
Chart saham diatas menunjukkan adanya naik turunnya harga saham karena pengaruh analisa teknikal maupun sentimen2 yang terjadi, sehingga grafik saham membentuk fluktuatif naik dan turun. 

Penyebab Lain Harga Saham Naik dan Turun

Ada alasan2 lain mengapa saham naik dan turun. Kalau anda perhatikan, seringkali ada saham2 yang bisa naik dan turun sampai puluhan persen dalam waktu singkat, padahal secara analisa teknikal, tidak menunjukkan harga saham yang sudah murah / mahal, dan tidak ada sentimen2 tertentu. 

Hal ini dikarenakan adanya permainan bandar saham yang 'menggoreng' saham, sehingga naik turunnya harga saham tidak mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan. 

Kalau anda belum tahu mengenai bandar saham dan seluk beluk saham gorengan, anda bisa pelajari tulisan2 saya disini: Saham Gorengan.

SAHAM TIDUR (SAHAM TIDAK BERGERAK)

Faktanya, tidak semua saham itu naik dan turun. Di pasar saham, kita juga mengenal istilah SAHAM TIDUR alias saham2 yang harganya tidak bergerak. Hal ini karena saham2 tersebut tidaklah ditradingkan (tidak ada transaksi). 

Hal ini terjadi karena suatu saham tidak likuid, bermasalah secara fundamental sehingga sahamnya tidak  banyak diperhatikan oleh trader. Baca juga: Mengenal Saham Tidur dalam Trading.

Melalui pos ini, saya berharap agar kita semua bisa menyikapi dengan bijaksana naik turunnya harga saham. Saat saham turun, disitulah kesempatan trader untuk mendapatkan saham di harga murah. Saat saham lagi naik tinggi, anda harus lebih waspada terhadap koreksi (potensi turunnya saham).


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Saham Harian atau Mingguan?

Trading Saham Harian atau Mingguan?

Pak Heze, saya punya modal sekian juta. Sebaiknya saya mulai menerapkan trading harian atau mingguan? Saya sering menerima pertanyaan2 tentang 'trading harian' dan 'trading mingguan'. 

Dalam trading memang strategi2 trading yang cukup familiar bagi trader adalah trading harian (intraday trading) dan trading mingguan. Karena jangka waktu harian adalah waktu ideal bagi trader yang ingin yang mencetak profit dalam jangka pendek. 

Sedangkan jangka mingguan juga jangka trading ideal, karena jangka waktu mingguan bukanlah waktu yang terlalu lama untuk hold saham. Trader bisa memaksimalkan keuntungan dengan tren saham yang sedang berlangsung. 

Bagi anda yang sekarang sedang bertanya-tanya: "Apakah sebaiknya trading saham harian atau trading mingguan?" Di pos ini saya memberikan beberapa saran pada anda, jika anda ingin memilih trading harian atau trading mingguan.  

Anda saya sarankan untuk menerapkan trading saham harian jika: 

1. Anda memang ingin menjadi trader harian

Kalau anda sudah menetapkan tujuan anda menjadi trader harian, anda merasa trading harian sesuai karakter anda, maka anda bisa fokus untuk trading harian. Tidak ada salahnya. 

Tetapi yang harus anda ingat, jangan sampai anda trading harian hanya karena anda ingin cepat kaya, anda mau profit tiap hari dalam waktu sekejap. Hal ini akan membuat anda terjebak untuk menjadi trader yang rakus (serakah / greed), sehingga anda justru berpotensi terjerumus membeli saham-saham yang salah. 

Alih-alih mau untung cepat, saham anda malah pada nyangkut semua. Jadi Strategi trading apapun yang anda jalankan, anda harus fokus untuk melakukan analisis yang benar. Artinya, kalau anda mau trading harian, anda harus mencari saham yang bagus untuk trading harian. 

Anda harus paham kapan momen yang tepat untuk trading harian. Anda harus paham berapa target profit yang benar untuk trading harian. Baca juga strategi trading harian disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

2. Anda punya kesempatan memantau saham 

Trading harian berarti anda harus memiliki waktu lebih banyak untuk memantau saham anda. Karena trading harian itu memiliki frekuensi trading yang lebih banyak dibandingkan trading mingguan. 

Memang anda tidak harus terus memantau layar secara real time tiap menit (karena order buy dan sell bisa dipasang otomatis). Tetapi mau tidak mau, sebagai trader harian, anda harus punya jam terbang lebih untuk berada di depan layar trading.  

Jadi kalau anda punya waktu untuk memantau saham lebih banyak, anda bisa menerapkan trading harian. Tapi kalau anda punya kesibukan lain, misalnya anda adalah karyawan kantor yang punya banyak pekerjaan, anda seorang auditor yang banyak jalan dinas, maka anda perlu mempertimbangkan lagi trading harian ini. 

3. Anda tidak suka menyimpan saham terlalu lama 

Trading harian cocok untuk anda yang tidak suka simpan saham terlalu lama. Kalau anda  kepikiran terus saat ada banyak saham di porto anda, maka anda bisa mencoba menerapkan trading harian. Carilah saham-saham yang mudah naik dalam jangka pendek, dengan target take profit yang rasional (1-3% dalam 1-2 harian). Baca juga: 4 Strategi untuk Profit Trading Harian. 

Sedangkan anda saya sarankan untuk menerapkan trading dengan jangka yang lebih panjang (mingguan atau bahkan diatas itu) jika: 

1. Anda tidak punya banyak waktu memantau saham 

Bagi anda yang tidak punya banyak waktu untuk memantau saham, karena anda punya kesibukan2 lain, maka anda bisa menerapkan trading mingguan. Biasanya kita menyebutnya sebagai swing trading. 

Anda bisa beli dan simpan saham untuk jangka waktu yang lebih panjang, diatas 5 hari. Sama seperti trading harian, trading mingguan pun juga membutuhkan strategi trading yang benar. Jangan sampai anda asal membeli saham, dan akhirnya justru anda tidak bisa mendapatkan profit maksimal dari trading. 

Anda yang ingin trading minguan, anda bisa memilih saham yang sudah breakout maupun strategi buy on weakness (BOW). Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

2. Anda bukan tipe trader harian 

Anda yang kurang menyukai aktivitas trading yang banyak, dan anda yang tidak suka beli saham sehari jual sehari, maka anda bisa mencoba swing trading / trading mingguan. Semua tergantung dari preferensi serta karakter trading anda tiap pribadi. 

3. Anda lebih suka / penganut trend following  

Kalau anda memang sudah fokus ingin mempelajari trading mingguan, anda adalah penganut trend following, maka trading mingguan adalah tipe trading yang cocok untuk anda, bukan trading harian. 

TRADING HARIAN SEKALIGUS TRADING MINGGUAN 

Bagaimana kalau jadi trader harian sekaligus trader mingguan? Well, kalau anda suka kedua tipe trading tersebut, dan anda ingin mempeljari keduanya, boleh2 saja anda menjadi trader harian sekaligus mingguan. Kelebihannya, anda punya saham yang bisa anda 'putar' untuk jangka harian, dan jangka yang lebih panjang. 

Namun anda harus memiliki manajemen modal yang baik. Jangan sampai porto anda over, sehingga anda bingung mengelola saham2 anda sendiri. 

Yang terpenting, baik trading harian maupun mingguan semua harus sesuai dengan karakter, kemampuan anda. Dan setiap trading membutuhkan analisa yang benar, sehingga anda tidak terjebak dalam gambling. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.