Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Belum lama ini saya mendapat pertanyaan dari trader di email 401xdssh@gmail.com untuk membahas pengalaman trading dengan modal kecil. Berikut pertanyaannya: 

"Saya sering baca-baca tulisan Pak Heze di Sahamgain, dan menurut ulasan-ulasan Pak Heze trading saham sebaiknya dimulai dengan modal kecil dulu. Apakah Pak Heze bisa ceritakan pengalaman bagaimana cara trading dengan modal kecil, dan pemilihan saham yang dilakukan dengan modal terbatas?"

Saya tidak ingat berapa pastinya modal yang saya gunakan waktu pertama kali trading dan buka akun di sekuritas. Namun modal yang saya pakai berkisar antara Rp1-3 juta, nggak kurang dan nggak lebih dari itu. 

Sekarang saya akan bercerita pengalaman bagaimana saya trading dan mengelola, dan mengembangkan modal saya. Trading dengan modal kecil harus saya akui, pilihan saham sangat terbatas. Kita nggak bisa beli saham2 yang harganya tinggi. 

Apalagi waktu itu banyak saham2 bagus yang masih belum stock split. Fyi, dulu HMSP harganya 90.000-an per saham, sehingga jelas saya tidak mungkin menjangkau saham2 tersebut, dan BBRI harganya juga sudah hampir 10.000. Tapi sekarang HMSP sudah stock split dan harganya dibawah 4.000 per saham.  

MEMILIH SAHAM DENGAN MODAL KECIL 

Dengan modal kecil, saya hanya memilih saham-saham lapis dua, yang pergerakannya likuid, dan yang sahamnya mudah rebound setelah turun. Untuk bisa mengetahuinya, maka anda perlu melakukan screening saham. Screening saham bagus saya bahas praktik2nya disini: Panduan Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Yup, saham2 lapis dua yang memberikan profit (itu artinya saham tersebut polanya cocok untuk saya), akan lebih sering saya tradingkan. Jadi dengan modal yang masih kecil ini, saya memang cenderung "main aman", dan saya menghindari saham2 lapis tiga.

Pilihan saham yang masih terbatas ini, memang cukup "memberatkan" untuk trading, karena hanya beberapa opsi saham bagus yang bisa saya tradingkan. Namun dengan strategi "main aman" ini, justru modal saya bisa berkembang, daripada risk taker.  

Tapi kalau sekarang, dengan 1 lot yang sudah jadi 100 lembar saham (kalau dulu 1 lot = 500 lembar), pilihan saham anda sudah lebih banyak dan variatif. Anda sudah bisa membeli saham2 blue chip dengan modal segitu. 

Itulah mengapa sebelum terjun ke dunia trading, penting sekali bagi anda untuk paham dahulu apa itu trading, bagaimana cara trading, bagaimana cara memilih saham. Supaya dalam trading nanti anda minimal sudah tahu apa yang harus dilakukan, sudah punya arah ketika mau memilih saham.  

MEMANAJEMEN & MENGEMBANGKAN MODAL 

Modal kecil bisa menjadi berkembang berkali-kali lipat, asalkan anda bisa mengelola modal trading anda dengan benar. Modal bisa berkembang jika anda mendapatkan profit. 

Untuk mendapatkan profit, maka harus memilih saham-saham yang benar untuk trading. Hal ini juga sudah saya jelaskan di paragraf sebelumnya. Selalu gunakan analisa teknikal sebelum anda trading. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Meskipun anda masih pemula dan modal anda masih sedikit, tetap gunakan analisa anda sendiri sebelum beli saham. Jangan mudah terpengaruh ajakan2 untuk membeli saham A, saham B, di mana saham2 tersebut belum tentu saham yang bakalan naik. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Banyak trader yang modalnya habis karena mereka tidak melakukan analisa sebelum beli saham, tidak menggunakan / percaya dengan analisa sendiri, tidak riset sebelum trading. Padahal tahapan awal trading yang benar ini sangat diperlukan untuk perkembangan modal anda. 

Dalam mengembangkan modal, saya juga menggunakan strategi compound, yaitu menginvestasikan kembali profit yang saya dapatkan. So, ketika modal saya masih kecil, saya nggak terlalu banyak menggunakan profit saya untuk kebutuhan2 atau keinginan lain. 

Namun saya lebih cenderung menginvestasikan lagi keuntungan yang saya dapat untuk beli saham lagi. Dengan demikian, modal akan berkembang jauh lebih cepat. Saya pernah bahas  strategi compound disini: Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas. 

Itulah sedikit banyak pengalaman trading saham saya dengan modal kecil. Anda yang sekarang sedang memulai trading dengan modal kecil, ini adalah kesempatan anda untuk berkembang dalam trading. Baik anda yang part time trader maupun yang bercita-cita jadi full time trader, setiap dari anda punya peluang yang sama untuk sukses. 

Lalu untuk pemula, kapan anda harus berhenti trading? Berapa saham yang ideal untuk pemula? Bagaimana cara diversifikasi portofolio saham yang benar? Kapan harus suntik modal? Kalau sudah profit, apa yang harus dilakukan?

Untuk memanajemen modal saham anda lebih baik, anda bisa membaca langkah2 manajemen modal dan trading plan disini: Manajemen Modal & Trading Plan Saham.  

Intinya, untuk bisa berkembang dalam trading, anda harus memulai dengan LANGKAH YANG BENAR, BUKAN DENGAN MODAL YANG BESAR.  

Justru jika anda merupakan trader pemula, saya menyarankan anda untuk menggunakan modal sekecil mungkin. Jika anda sudah mengalami perkembangan dalam trading (bisa profit dengan rugi sekecil mungkin), anda bisa menambah modal anda secara bertahap. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Pengalaman Trading Saham dengan Modal Kecil

Belum lama ini saya mendapat pertanyaan dari trader di email 401xdssh@gmail.com untuk membahas pengalaman trading dengan modal kecil. Berikut pertanyaannya: 

"Saya sering baca-baca tulisan Pak Heze di Sahamgain, dan menurut ulasan-ulasan Pak Heze trading saham sebaiknya dimulai dengan modal kecil dulu. Apakah Pak Heze bisa ceritakan pengalaman bagaimana cara trading dengan modal kecil, dan pemilihan saham yang dilakukan dengan modal terbatas?"

Saya tidak ingat berapa pastinya modal yang saya gunakan waktu pertama kali trading dan buka akun di sekuritas. Namun modal yang saya pakai berkisar antara Rp1-3 juta, nggak kurang dan nggak lebih dari itu. 

Sekarang saya akan bercerita pengalaman bagaimana saya trading dan mengelola, dan mengembangkan modal saya. Trading dengan modal kecil harus saya akui, pilihan saham sangat terbatas. Kita nggak bisa beli saham2 yang harganya tinggi. 

Apalagi waktu itu banyak saham2 bagus yang masih belum stock split. Fyi, dulu HMSP harganya 90.000-an per saham, sehingga jelas saya tidak mungkin menjangkau saham2 tersebut, dan BBRI harganya juga sudah hampir 10.000. Tapi sekarang HMSP sudah stock split dan harganya dibawah 4.000 per saham.  

MEMILIH SAHAM DENGAN MODAL KECIL 

Dengan modal kecil, saya hanya memilih saham-saham lapis dua, yang pergerakannya likuid, dan yang sahamnya mudah rebound setelah turun. Untuk bisa mengetahuinya, maka anda perlu melakukan screening saham. Screening saham bagus saya bahas praktik2nya disini: Panduan Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Yup, saham2 lapis dua yang memberikan profit (itu artinya saham tersebut polanya cocok untuk saya), akan lebih sering saya tradingkan. Jadi dengan modal yang masih kecil ini, saya memang cenderung "main aman", dan saya menghindari saham2 lapis tiga.

Pilihan saham yang masih terbatas ini, memang cukup "memberatkan" untuk trading, karena hanya beberapa opsi saham bagus yang bisa saya tradingkan. Namun dengan strategi "main aman" ini, justru modal saya bisa berkembang, daripada risk taker.  

Tapi kalau sekarang, dengan 1 lot yang sudah jadi 100 lembar saham (kalau dulu 1 lot = 500 lembar), pilihan saham anda sudah lebih banyak dan variatif. Anda sudah bisa membeli saham2 blue chip dengan modal segitu. 

Itulah mengapa sebelum terjun ke dunia trading, penting sekali bagi anda untuk paham dahulu apa itu trading, bagaimana cara trading, bagaimana cara memilih saham. Supaya dalam trading nanti anda minimal sudah tahu apa yang harus dilakukan, sudah punya arah ketika mau memilih saham.  

MEMANAJEMEN & MENGEMBANGKAN MODAL 

Modal kecil bisa menjadi berkembang berkali-kali lipat, asalkan anda bisa mengelola modal trading anda dengan benar. Modal bisa berkembang jika anda mendapatkan profit. 

Untuk mendapatkan profit, maka harus memilih saham-saham yang benar untuk trading. Hal ini juga sudah saya jelaskan di paragraf sebelumnya. Selalu gunakan analisa teknikal sebelum anda trading. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Meskipun anda masih pemula dan modal anda masih sedikit, tetap gunakan analisa anda sendiri sebelum beli saham. Jangan mudah terpengaruh ajakan2 untuk membeli saham A, saham B, di mana saham2 tersebut belum tentu saham yang bakalan naik. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Banyak trader yang modalnya habis karena mereka tidak melakukan analisa sebelum beli saham, tidak menggunakan / percaya dengan analisa sendiri, tidak riset sebelum trading. Padahal tahapan awal trading yang benar ini sangat diperlukan untuk perkembangan modal anda. 

Dalam mengembangkan modal, saya juga menggunakan strategi compound, yaitu menginvestasikan kembali profit yang saya dapatkan. So, ketika modal saya masih kecil, saya nggak terlalu banyak menggunakan profit saya untuk kebutuhan2 atau keinginan lain. 

Namun saya lebih cenderung menginvestasikan lagi keuntungan yang saya dapat untuk beli saham lagi. Dengan demikian, modal akan berkembang jauh lebih cepat. Saya pernah bahas  strategi compound disini: Strategi Investasi/ Trading Saham, Tapi Modal Terbatas. 

Itulah sedikit banyak pengalaman trading saham saya dengan modal kecil. Anda yang sekarang sedang memulai trading dengan modal kecil, ini adalah kesempatan anda untuk berkembang dalam trading. Baik anda yang part time trader maupun yang bercita-cita jadi full time trader, setiap dari anda punya peluang yang sama untuk sukses. 

Lalu untuk pemula, kapan anda harus berhenti trading? Berapa saham yang ideal untuk pemula? Bagaimana cara diversifikasi portofolio saham yang benar? Kapan harus suntik modal? Kalau sudah profit, apa yang harus dilakukan?

Untuk memanajemen modal saham anda lebih baik, anda bisa membaca langkah2 manajemen modal dan trading plan disini: Manajemen Modal & Trading Plan Saham.  

Intinya, untuk bisa berkembang dalam trading, anda harus memulai dengan LANGKAH YANG BENAR, BUKAN DENGAN MODAL YANG BESAR.  

Justru jika anda merupakan trader pemula, saya menyarankan anda untuk menggunakan modal sekecil mungkin. Jika anda sudah mengalami perkembangan dalam trading (bisa profit dengan rugi sekecil mungkin), anda bisa menambah modal anda secara bertahap. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Memanfaatkan Dividen Saham

Cara Memanfaatkan Dividen Saham

Keuntungan trading / investasi saham yang anda dapatkan selain dari kenaikan harga saham itu sendiri adalah dividen tunai. Yup, jadi kalau anda membeli saham, di mana perusahaannya membagikan dividen, maka anda bisa mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut, dengan catatan anda menyimpan sahamnya sampai tanggal cum date. 

Kalau anda belum tahu mengenai pembagian dividen anda bisa baca-baca lagi tulisan saya disini: Arti Ilustrasi Pembagian Dividen. Dibawah ini adalah contoh dividen HMSP yang pernah saya terima: 

Dividen saham
Nah, kalau anda sendiri mendapatkan duit dari dividen, duit tersebut akan anda pakai untuk apa? Reinvestasi? Withdraw untuk kebutuhan konsumtif? Anda pakai untuk liburan? Untuk jalan-jalan? Atau anda withdraw hanya sekedar untuk disimpan di ATM?

Jumlah / nominal dividen yang anda terima setiap orang tentu nggak sama, tergantung dari besar kecilnya modal yang anda miliki dan saham apa yang anda beli. Memang harus diakui bahwa untuk mendapatkan dividen yang jumbo, modal anda juga harus besar. 

Kalau modal anda "hanya" Rp5 juta misalnya, maka dividen yang anda terima kemungkinan besar sekitar puluhan ribu sampai ratusan ribu, itupun dengan catatan anda membeli saham2 yang bagi dividen besar seperti saham2 blue chip (BBRI, BBNI, TLKM dan sebagainya). 

Jika anda dapat dividen dari saham, anda bisa memanfaatkannya untuk hal-hal berikut: 

1. Investasikan lagi 

Dividen yang anda dapatkan bisa anda investasikan lagi buat beli saham. Ini dinamakan dengan strategi compounding. Singkatnya adalah strategi untuk membeli saham tanpa harus menambah modal. Modal dari dividen anda bisa anda gunakan untuk beli saham lagi. 

Jika anda dapat dividen dengan nominal yang kecil, misalnya "hanya" Rp50 ribu, maka ada baiknya anda gunakan modal tersebut untuk menambah modal anda di portofolio. 

2. Gunakan untuk kebutuhan / keinginan anda

Dividen bisa anda gunakan untuk membeli kebutuhan, keinginan anda atau buat liburan. Namun anda juga harus menganalisa apakah anda benar2 butuh uang dari dividen yang anda terima untuk anda pakai kebutuhan konsumtif. 

Kalau anda tidak terlalu membutuhkan pengeluaran2 tersebut, ada baiknya anda menginvestasikan kembali dividen anda.

Anda juga bisa menggunakan dividen yang anda terima untuk investasi di aset riil, atau bahkan investasi untuk mendirikan bisnis anda sendiri. Seperti dibawah ini contohnya: 


Itu adalah salah satu rekan trader / investor saham yang menceritakan pengalaman pribadi di Facebook Belajar Saham, di mana rekan trader tersebut dapat dividen dari saham INDY, dan dividen yang didapatkan diinvestasikan kembali untuk membeli tanah. 

3. Bagi dividen untuk investasi dan kebutuhan 

Anda bisa mamanajemen modal dari dividen yang anda terima, yaitu membagi dividen untuk investasi kembali dan dividen untuk kebutuhan anda. Anda bisa membagi misalnya 50% dividen yang anda terima anda investasikan lagi dan sisanya anda gunakan. 

Banyak trader yang sering saya temui mengatakan bahwa dividen itu nilainya kecil. "Ngapain ngincar dividen, nilainya kecil. Kalau mau dividen besar modal harus gede juga."  

Begitu komentar yang sering saya temui. Memang benar kalau anda ingin dapat dividen yang sangat besar, maka modal anda harus sangat besar juga. Hal ini juga sudah saya tuliskan di paragraf awal tadi, di mana dividen itu sebenarnya nilainya nggak terlalu besar, sehingga kalau modal anda cuma beberapa juta, dividen yang anda terima juga hanya puluhan ribu saja. 

Itupun dengan catatan anda beli saham2 blue chip yang mayoritas bagi dividend per share yang tinggi. Kalau beli saham2 diluar itu, rata2 mereka bagi dividen yang kecil.

Tapi untuk anda yang sekarang modalnya masih kecil, atau anda yang baru memulai trading saham dengan modal sedikit, anda nggak perlu berkecil hati.  

Soalnya penulis sendiri waktu pertama kali trading juga dapet dividen dengan nominal kecil. Tetapi seiring berjalannya waktu, terus menganalisa, memanajemen modal dengan benar, maka modal trading terus bertambah. Dan disinilah penulis akhirnya bisa merasakan dividen yang besar juga.

Dividen memang bukan merupakan kewajiban anda untuk mendapatkannya. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi saya, dividen ini sangat berdampak besar dalam meningkatkan / menambah nilai aset di saham.

Dan tentunya kalau anda dapat dividen, anda harus memanfaatkannya dengan benar sesuai tujuan anda masing2. Cara memanfaatkan dividen yang anda dapatkan yaitu seperti cara-cara yang saya jelaskan diatas.      


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip: Buat Trading atau Investasi?

Saham Blue Chip: Buat Trading atau Investasi?

Saham blue chip merupakan saham2 yang dikenal memiliki kinerja fundamental yang baik, dan rajin membagikan dividen yang besar. Oleh karena itu, para pebisnis saham menganggap saham2 blue chip sebagai saham yang layak dijadikan tempat investasi.

Anda bisa baca-baca pos saya sebelumnya mengenai saham blue chip disini: Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip dan Apa itu Saham Blue Chip?

Saya sering mendengar para pebisnis saham yang mengatakan bahwa saham blue chip itu bagus untuk investasi karena harga sahamnya terus naik dalam jangka panjang, dan dividennya juga besar. 


Saham blue chip UNVR - Tren sahamnya selama 10 tahun
Banyak yang mengatakan bahwa saham2 blue chip kurang cocok buat trading soalnya saham blue chip itu geraknya lama, kenaikannya nggak secepat saham2 lainnya. 

Dulu saya juga punya pikiran yang sama. Tapi setelah mempraktikan analisa2 trading, saya bisa menyimpulkan bahwa saham blue chip adalah saham yang bagus dan cocok untuk trading, bukan hanya investasi. 

Memang harus saya akui, kenaikan saham2 blue chip dalam jangka pendek tidak terlalu tinggi. Jadi katakanlah saat itu market lagi bagus2nya. Seringkali terjadi saham2 blue chip seperti BBRI, ASII naiknya "cuma" 4-5% waktu itu, namun banyak saham lain yang bisa naik diatas 7%. 

Itu artinya, kalau kita buat perbandingan antara saham2 blue chip dan saham2 non blue chip, kenaikan saham blue chip tergolong lebih lama. 

Tapi sekali lagi ingatlah, bukan berarti saham2 blue chip tidak cocok buat trading hanya karena kenaikannya tidak secepat beberapa saham lainnya. 

Apalagi saham blue chip ini biasanya memiliki pola naik / rebound yang lebih smooth. Misalnya saham ASII hari ini "hanya" naik 1%. Namun kenaikan saham2 blue chip ini lebih bertahan lama dan stabil.

Sedangkan banyak saham yang hari ini naiknya bisa sampai 10%, tapi besoknya langsung turun drastis. 

Sehingga, anda tetap bisa mendapatkan return yang maksimal. Saham2 blue chip untuk trading juga memiliki beberapa kelebihan:

- Saham blue chip bisa rebound cepat setelah turun tajam 

Saham blue chip merupakan saham yang banyak ditradingkan, maka dari itu, saham2 blue chip umumnya lebih mudah rebound alias "recovery" setelah sahamnya anjlok. Disinilah anda bisa memanfaatkan profit yang lebih maksimal. 

Cara membaca saham2 yang naik, dan strategi mencari saham2 yang diskon yang akan naik, bisa anda dapatkan strategi2nya disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal.  

Bandingkan dengan saham2 lapis dua atau tiga, di mana banyak saham2 tersebut yang harganya nggak balik naik setelah turun drastis. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

- Saham blue chip risikonya kecil, dan return lebih stabil

Walaupun kenaikan saham blue chip mungkin tidak secepat beberapa saham2 non blue chip, tetapi risiko saham blue chip juga kecil (kita jarang menemukan saham blue chip yang tiba2 turun puluhan persen sehari). 

Sehingga untuk anda yang memang punya profil toleransi risiko yang rendah, anda bisa mengincar saham2 blue chip buat trading.   

Lagian, kalau anda menemukan saham blue chip yang berhasil rebound / naik 2-3% sehari, kenaikan sekian sebenarnya sudah sangat tinggi. 

Jadi, saham blue chip bagus buat investasi maupun trading saham. Justru saham blue chip ini bisa memberikan profit yang lebih stabil. Semua tergantung dari tujuan anda masing2, apakah anda prefer ke trading atau ke investasi?


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Sukses Main Saham, Apa Ukurannya?

Sukses Main Saham, Apa Ukurannya?

Di sela-sela menjalankan aktivitas trading sehari-hari, saya sering sekali mendapat pertanyaan dari rekan-rekan: 

Pak Heze, gimana sih caranya sukses main saham?

Kita bisa dikatakan sukses main saham kalau bisa dapat profit berapa persen per bulan? 

Mungkin anda yang baru membaca web Saham Gain ini atau selama ini menjadi silent reader sebenarnya juga memiliki pertanyaan yang serupa. Jujur saja, pertanyaan ini sebenarnya sulit bagi saya untuk menjawabnya. Lho kok begitu?

Ikuran sukses main saham jawabannya itu sangat relatif. Sukses main saham itu kan tergantung dari modal, pengalaman, dan tujuan anda trading. Apakah profit tersebut bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari (untuk yang trading for a living), apakah uang hasil trading bisa digunakan untuk membantu orang tua, apakah uang hasil trading bisa digunakan untuk hal-hal yang lain?

Ukuran itu tidak akan sama untuk setiap orang. Misalnya anda trading hanya dengan modal Rp1 juta. Dalam satu bulan anda bisa mendapatkan return 50%, yaitu sebesar Rp500 ribu. Return 50% per bulan itu cukup besar. Bahkan kalau untuk ukuran pemula 50% per bulan itu sudah hebat sekali. 

Di satu sisi, kalau anda trading dengan modal Rp10 juta dan mendapatkan return Rp500 ribu per bulan, apakah hal itu bisa dikatakan sukses dalam meraih profit? Hanya anda yang bisa menjawabnya. Dari contoh yang saya paparkan, saya ingin menyampaikan suatu pesan bahwa ukuran sukses main saham tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain. 

Tapi untuk memberikan sedikit pencerahan kepada anda (berdasarkan pengalaman saya main saham), sebenarnya ada beberapa ukuran anda bisa dikatakan sukses main saham.  Sebenarnya hanya ada 2 ukuran yang bisa mengatakan anda sukses main saham

1. Anda bisa profit KONSISTEN dan mengalami PENINGKATAN SECARA KONSISTEN

Profit besar bukan berarti anda sukses, kalau ternyata di bulan berikutnya anda rugi lebih besar lagi. Ukuran sukses main saham adalah kalau anda bisa profit konsisten. Misalnya, setiap bulan anda bisa profit 10% per bulan. Itu berarti anda sudah menemukan ritme permainan yang benar, bisa mengontrol emosi, bisa mengelola psikologis. 

Dalam hal ini anda bisa dikatakan sukses, karena tidak banyak pemain saham yang bisa mengelola emosi trading yang benar walaupun memiliki segudang analisis teknikal yang canggih.  

Selain profit konsisten, anda dikatakan sukses main saham jika profit anda bisa meningkat secara konsisten pula seiring dengan bertambahnya modal dan skill anda. Misalnya, anda bisa profit konsisten sebesar 10% setiap bulan dengan modal Rp100 juta. 

Maka, ketika modal anda bertambah menjadi Rp180 juta, seharusnya profit anda juga bisa mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan kalau anda sudah memiliki manajamen modal dan psikologis trading yang baik.

2. Tujuan trading anda tercapai 

Tujuan trading adalah untuk mendapat profit. Tapi ada tujuan yang lebih spesifik lagi: Anda mau trading for a living, trading untuk membiayai kuliah S3, trading untuk penghasilan tambahan per bulan, trading supaya bisa jalan-jalan ke luar negeri, dan tujuan-tujuan lainnya 

Anda dikatakan sukses main saham jika anda bisa mencapai tujuan trading anda. Saya kasih contoh, misalnya anda trading dengan tujuan trading for a living. Maka ketika hasil trading anda cukup digunakan untuk menghidupi anda dan keluarga, maka anda dapat dikatakan sukses main saham.

So, itulah dua ukuran utama untuk menentukan apakah anda sukses main saham atau belum. Nah, kini coba anda jawab pertanyaan saya: Apakah anda sudah berhasil mencapai kedua poin tersebut? Kalau sudah, berarti anda sukses main saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip

Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip

Di pasar saham kita sering sekali mengenal istilah SAHAM BLUE CHIP. Kalau anda ingin lebih memahami tentang saham blue chip, anda bisa baca pos saya disini: Apa itu Saham Blue Chip? 

Singkatnya, saham blue chip merupakan saham-saham yang perusahaannya memiliki kinerja paling bagus di sektor industrinya, sahamnya sangat likuid, membagi dividen yang besar dan rutin tiap tahun, kapitalisasi pasarnya besar, dan selalu diincar oleh trader.

Banyak trader yang bertanya tentang saham-saham blue chip dan non blue chip untuk trading jangka pendek. Berikut adalah pertanyaan2 yang sering saya terima: 

"Apakah sebaiknya trader beli saham2 blue chip saja karena aman?"
"Apakah non blue chip naiknya lebih cepat daripada saham2 blue chip?"
"Kenapa saham blue chip naiknya lama dibandingkan non blue chip?"

Maka dari itu di pos ini, saya akan membahas perbandingan saham blue chip vs saham-saham non blue chip dilihat dari sisi keuntungan dan risikonya masing-masing. Apa yang saya bahas di pos ini, merupakan pengalaman pribadi saya menekuni dunia trading saham. 

Sehingga anda bisa melihat perbandingan saham blue chip dan saham non blue chip untuk trading. Tentu saja, hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap pemilihan (screening) saham yang anda lakukan. 

SAHAM BLUE CHIP

Keuntungan trading di saham blue chip adalah sebagai berikut: 
  • Saham blue chip mudah rebound setelah harganya turun tajam 
  • Saham blue chip risikonya kecil, sehingga lebih aman ditradingkan 
  • Saham blue chip lebih aman untuk di-hold (fundamentalnya bagus) 
  • Mayoritas saham blue chip membagi dividen besar  
  • Pergerakan saham blue chip lebih stabil 
  • Saham blue chip lebih mudah dianalisa dengan analisis teknikal 
  • Saham blue chip lebih likuid

Risiko / kelemahan trading di saham blue chip adalah sebagai berikut: 
  • Kenaikan saham blue chip tidak terlalu tinggi dibandingkan beberapa saham2 non blue chip 
  • Return saham blue chip dalam jangka pendek seringkali tidak terlalu besar
  • Jumlah saham blue chip tidak banyak, sehingga pilihan saham blue chip sedikit     

SAHAM NON BLUE CHIP 

Sedangkan keuntungan trading di saham-saham non-blue chip (saham2 lapis dua) adalah sebagai berikut: 
  • Sama seperti blue chip, banyak saham2 lapis dua yang mudah rebound setelah harganya jatuh 
  • Banyak saham non blue chip yang bisa naik lebih tinggi dalam jangka pendek dibandingkan saham blue chip (returnya bisa lebih besar dibandingkan blue chip)
  • Banyak saham non blue chip yang punya pergerakan teknikal yang baik, sama seperti blue chip
  • Jumlah saham non blue chip cukup banyak, sehingga anda punya pilihan saham lebih banyak buat ditradingkan. 

Namun saham2 non blue chip juga punya kelemahan dibandingkan saham2 blue chip yaitu: 
  • Banyak juga saham non blue chip yang pergerakannya tidak stabil, tidak terlalu likuid.
  • Anda harus lebih selektif jika mau memilih saham non blue chip 
  • Dividen saham non blue chip tidak sebesar saham2 blue chip 
  • Dari sisi risiko, saham non blue chip risikonya lebih tinggi 

Dari perbandingan saham blue chip dan non blue chip, kita bisa menyimpulkan bahwa baik saham blue chip maupun non-blue chip semuanya sama2 bagus buat trading. Jadi, kalau anda bingung mau pilih saham blue chip atau non blue chip, saran tradingkan saja keduanya. 

Misalnya pilihlah satu saham blue chip dan dua saham non blue chip, atau sebaliknya. Toh, sekarang banyak saham blue chip yang harganya bisa dijangkau dengan modal kecil (Rp1-2 juta). 

Sehingga anda bisa menciptakan keseimbangan portofolio, di mana anda punya saham2 blue chip yang geraknya lebih smooth. Di satu sisi, anda juga punya saham non blue chip yang pergerakannya lebih cepat, namun masih dalam fluktuatif yang wajar.

Selain itu, kalau misalnya anda cuma trading di saham blue chip, maka pilihan saham anda terlalu sedikit.  

Tetapi karena saham2 non blue chip ini punya risiko yang lebih besar. Apalagi banyak saham non blue vihp yang trennya turun terus, maka untuk memilih saham2 non blue chip anda harus lebih SELEKTIF. 

Jika anda ingin mentradingkan saham2 non blue chip, setidaknya pilihlah saham2 yang grafiknya layak untuk ditradingkan. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus untuk Trading

Dan anda harus yakin dengan analisa anda. Jangan beli saham karena ikut-ikutan trader lain. Karena dalam banyak kasus, saya juga sering menemukan saham2 lapis dua yang pergerakannya kurang menguntungkan untuk trader.   

Selain itu, sebelum membeli saham, entah itu saham blue chip maupun non blue chip, anda harus melakukan analisa teknikal terlebih dahulu, untuk melihat apakah momen dan sinyal beli sudah tepat atau belum. 

Karena di dalam trading tidak ada jaminan bahwa dengan beli saham blue chip anda pasti profit, demikian juga sebaliknya. 

Pos ini menuju pada satu kesimpulan besar yaitu: Semua saham baik tipe saham blue chip dan non blue chip sama2 bagus untuk trading. Untuk saham2 non blue chip, memang anda harus melakukan screening agar anda bisa menyeleksi saham yang bagus untuk trading. 

Tentang strategi2 screening saham, saya jelaskan praktik2nya disini: Cara Melakukan Screening Saham. Walaupun saham2 blue chip dan saham2 non blue chip layk ditradingkan, anda harus tetap cek analisa teknikal dan momentum sebelum membeli saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Catatan Trading: Meraup Untung dari Saham

Catatan Trading: Meraup Untung dari Saham

Sejak berdirinya web Saham Gain, baru pertama kali ini saya terpikir untuk sharing catatan trading yang sudah saya jalani. Di pos ini saya ingin sharing sedikit mengenai hasil trading sepanjang bulan Mei 2017. Berdasarkan catatan trading saya, di bulan Mei 2017 saya berhasil meraup untung dari saham sebanyak 9,2%. 

Oke, supaya saya tidak dianggap hoax, berikut adalah rincian buy-sell trading saham saya selama bulan Mei 2017. 

(Catatan: Saham PWON dan HRUM pada gambar diatas tercatat saya membeli dan menjual beberapa kali di harga yang sama. Saya hanya membeli satu kali. Mungkin kesalahan pencatatan sistem saja yang dicatat lebih dari satu kali)

"Kenapa cuma sharing bulan Mei Pak Heze?" Tanya anda penasaran

Profit sebesar 9,2% per bulan dari saham untuk ukuran pemain saham sudah lumayan besar, tetapi bukanlah keuntungan yang spektakuler. Pada bulan-bulan sebelumya, masih bisa mendapatkan return yang lebih tinggi dibandingkan 9,2%. Saya pun yakin anda pasti bisa mencetak return lebih besar. 

Tetapi kenapa saya justru sharing bulan Mei? Pertama, di bulan Mei 2017 ini frekuensi trading saya cukup minim, dan bulan Mei bersih dari cut loss. Bulan Mei banyak waktu yang saya gunakan untuk update ebook dan launching ebook baru. 

Kedua, bulan Mei sering dikaitkan dengan fenomena sell in may and go away. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Sell in May and Go Away di Pasar Saham: Fakta atau Mitos? Ketiga, saya nggak trading saham gorengan sama sekali.  

Kalau anda lihat transaksi saya diatas, saya hanya trading di saham PGAS, PWON, HRUM, INDY, ANTM. Saya hanya trading sampai tanggal 19 Mei. Selanjutnya, saya sudah off. Tapi keputusan trading yang saya ambil ini bukan asal mengambil keputusan. Saya off bukan karena malas trading. 

Saya hanya trading di 5 saham. Saya mencari saham2 yang sudah diskon yang memiliki potensi rebound. Dari 5 saham 3 saham diantaranya adalah saham2 LQ45. Kelima saham yang saya pilih sudah saya pilih berdasarkan screening dan trading plan yang saya buat, sehingga saya nggak gampang tergiur beli saham2 yang nggak jelas atau ikut2an orang lain

Di satu sisi, karena mengelola modal besar dan juga ada titipan orang tua, maka saya jadi lebih serius mengambil keputusan trading, supaya nggak mudah terjebak. Inilah yang jadi salah satu alasan mengapa saya tidak trading di saham gorengan.

TARGET PROFIT DAN ANALISA MARKET 

Seperti saya jelaskan sebelumnya, saya hanya main saham sampai 19 Mei. Saya mengambil keputusan ini karena target profit saya sudah tercapai dan mencukupi, sehingga selama sisa bulan Mei saya hanya memantau pergerakan market saja, sambil mengincar lagi saham2 diskon untuk bulan depan. 

Selain itu pada analisa market, IHSG yang tiba-tiba naik sebanyak 2,59% pada 18 Mei karena investment grade yang menaikkan saham2 LQ45 setinggi langit, membuat IHSG rawan koreksi. Dan benar saja, kalau anda perhatikan saham2 LQ45 di minggu keempat bulan Mei ini, sudah banyak yang turun lagi. 

Prinsip saya: Daripada nekad beli dan nyangkut alangkah baiknya pegang full cash. Inilah pentingnya mengelola emosi, trading plan, dan manajemen modal dalam trading. Trading plan memang tidak bisa menjamin pasti untung. Tetapi trading plan bisa mengarahkan kita untuk trading sesuai jalur yang benar

Ketika target profit sudah tercapai, maka ya mau nggak mau harus ambil rest time dari trading. Jangan turuti emosi. Maunya trading terus incar untung segede mungkin setiap saat. Kalau saya turuti emosi dan trading terus, bukan tidak mungkin profit yang saya dapatkan 9,2% malah tergerus habis di sisa bulan Mei. 

Sifat dasar manusia adalah manusia tidak akan pernah puas. Profit 9,2% pasti masih dianggap kurang. Profit 20% pun juga pasti masih akan kurang. Oleh karena itu, anda sendiri yang harus bisa kontrol emosi dan keinginan anda. Caranya? Anda harus punya trading plan dan manajemen modal.  

O iya, satu lagi sell on may and go away (seperti yang saya jelaskan sebelumnya) ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap market. Buktinya, di bulan Mei saya masih bisa dapat profit. And the last, baca terus kata-kata yang saya garis bawah. Anda harus menerapkannya dalam trading anda


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.