Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO

Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO

Saham-saham gorengan sudah banyak memakan korban para trader ritel... Trader2 ritel yang masih awam, pemula2 yang masih gampang terpengaruh dengan ajakan2 membeli saham yang kelihatannya mudah naik, seringkali terjebak pada saham2 gorengan tersebut. 

Terutama saham-saham yang belum lama melantai / listing di Bursa saham, maka saham2 tersebut harus saya akui, cukup berisiko dan rawan jika ditradingkan. Apalagi kalau anda melihat bid-offer (likuiditasnya) yang sangat jelek, dan harganya yang tiba2 bisa naik puluhan persen dalam hitungan menit.

Pada web Saham Gain ini, saya sudah menuliskan contoh kasusnya juga, yaitu saham SWAT, di mana saham SWAT saat itu banyak menjebak trader ritel. Anda bisa baca2 analisanya lagi disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT.

Di pos ini, saya akan membahas saham POSA, di mana setelah POSA melantai di pasar saham beberapa hari, saham POSA naik terus selama 4 hari. 

Saya pribadi sebenarnya nggak terlalu perhatikan saham POSA, tapi POSA kemudian menjadi perhatian saya sejenak ketika ada trader yang tanya: "Pak Heze saham POSA hari ini auto reject atas. Bid-nya banyak. Apa besok bakalan naik lagi? Saya mau scalping-an" 

Setelah saya lihat chart-nya ternyata POSA baru saja melantai di bursa, dan setelah saya cek likuiditas dan prospektusnya di situs IDX, ternyata POSA bukanlah saham yang layak ditradingkan. Perhatikan chart POSA beberapa hari setelah IPO:

Saham gorengan
Kita bisa lihat chart POSA, bagaimana hebatnya POSA bisa naik dari harga 200-an ke 490 hanya dalam 4 hari (dan ini sering sekali terjadi pada saham2 yang baru IPO). 

Tapi di hari kelima, POSA langsung anjlok 20%, dari harga 530 ke harga 370... Artinya, jika anda berharap POSA bakal terus naik, dan anda membeli sahamnya saat POSA sudah naik tinggi, porto anda bakalan minus dalam waktu yang sangat singkat. 

Sama seperti kasus saham SWAT (yang sudah kita bahas): Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT, saham2 yang kelihatannya menarik dari sisi kenaikan harganya ini, sangat berisiko. 

Pesan yang ingin saya sampaikan di pos ini: Hindarilah saham2 yang baru melantai di pasar saham, karena sekarang mayoritas (bahkan semua yang saya temukan belakangan ini), saham2 yang baru listing pergerakannya selalu terkesan menarik, yaitu bisa naik banyak dalam waktu yang singkat. 

Namun sesungguhnya saham2 seperti ini 'tidak bisa dibeli', karena likuiditas yang jelek dan fluktuatif harga yang tidak masuk akal... 

Apalagi sekarang banyak perusahaan yang prospektusnya jelek, saham beredarnya dikit, tetapi tetap bisa listing di pasar saham. Maka sudah jelas, saham2 seperti itu tidak bagus secara jangka panjang, dan rawan untuk digoreng. 

Anda yang sudah pengalaman di pasar saham, saya yakin anda nggak akan tertarik dengan saham2 jenis ini. Tetapi faktanya, mayoritas trader di pasar kita adalah trader pemula (anda bisa cek di google perkembangan jumlah investor saham tiap tahun, means sekarang justru jauh lebih banyak trader2 pemula daripada yang kawakan). 

Jika anda sudah baca pos ini, sewaktu-waktu kalau anda nemu saham2 yang naik turunnya sejenis saham SWAT, POSA, terutama saham2 yang baru IPO, maka hindari saja sahamnya.. 

Masih buanyaaak saham bagus yang bisa anda beli. Kalau anda sekarang masih punya modal kecil, ya anda nggak perlu nyemplung di saham2 IPO juga. Toh, banyak saham bagus yang harganya (secara nominal) terjangkau dengan modal Rp1-3 juta. Baca juga: Daftar Saham Bagus Harga Murah.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Harga Saham Tahunan di IDX

Cara Mencari Harga Saham Tahunan di IDX

Mencari data harga saham bisa dilakukan secara harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Untuk mencari data saham harian, saya sudah pernah menuliskan langkah2nya disini: Cara Mencari Data Harga Saham di Yahoo Finance. 

Mencari data harga saham berarti anda harus mencari harga opening (pembukaan), high (tertinggi), low (terendah) dan close (penutupan) atau OHLC kalau kita singkat. 

Bagaimana jika anda ingin mencari harga saham tahunan? Kalau anda mau cari harga saham tahunan (kuartal IV). Itu artinya, anda harus mencari harga saham akhir tahun per tanggal 31 Desember. 

Anda bisa mendapatkan informasi harga saham tahunan ini melalui situs www.idx.co.id. Sebelum menjelaskan lebih lanjut ada beberapa hal yang harus anda pahami...  

Tanggal 31 Desember bursa saham pasti tutup, karena 31 Desember adalah hari libur Bursa Efek Indonesia (BEI). Maka, carilah harga saham per tanggal 30 Desember. Namun jika tanggal 30 Desember dan 29 Desember adalah hari minggu dan sabtu, maka carilah harga saham tahunan per tanggal 28 Desember. Fyi, bursa saham  Indonesia buka hari Senin-Jumat (kecuali hari libur).  

Banyak yang mencari harga saham tahunan di IDX dengan mencari pada tanggal 31 Desember, sehingga tidak heran kalau datanya tidak ada / kosong. 

Berikut langkah-langkah cara mencari harga saham tahunan di IDX:    

1. Buka situs www.idx.co.id

2. Pilih menu Data Pasar --> Ringkasan Saham



3. Muncul tampilan seperti dibawah ini: 


Untuk mencari harga saham akhir tahun / tahunan di IDX, anda bisa setting tanggal akhir Desember. Kemudian, anda harus centang menu-menu: Kode saham, tertinggi, terendah, penutupan, dan sebelumnya. Sehingga, nanti tampilannya seperti dibawah ini: 

Klik gambar untuk memperbesar

Di situs IDX, harga open price seringkali tidak tampil (nilainya nol). Maka dari itu, anda bisa menggunakan harga "sebelumnya". Harga penutupan hari sebelumnya biasanya tidak jauh beda dengan harga open price. Maka, untuk open price, anda bisa ambil harga sebelumnya.  

Untuk melihat harga saham akhir tahun, anda bisa menggunakan sesuai kebutuhan anda. Anda bisa pakai harga penutupannya saja (closing price, yaitu closing price akhir tahun), atau anda mengambil semua harga OHLC akhir tahun. 

Oke itulah cara mencari harga saham tahunan di situs IDX. Untuk anda yang mau cari harga saham akhir tahun, langkah2 mudah, tinggal terapkan cara2 seperti diatas. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Nabung Saham, Kok Tambah Rugi?

Nabung Saham, Kok Tambah Rugi?

Saya pernah mendapatkan pertanyaan yang cukup bagus dari seorang trader tentang nabung saham (yang saat ini memang lagi gencar disosialisasikan sekuritas2). Berikut inti pertanyaannya: 

"Pak Heze kenapa setelah nabung saham, portofolio saya justru minus sampai 20%. Kenapa nabung saham beda jauh dengan sosialisasi2 yang saya ikuti?" 

Nabung saham sangat saya anjurkan untuk anda, karena nabung saham itu investasi untuk jangka panjang anda. Terutama anda yang punya target memiliki investasi di hari tua, membiayai pendidikan anak anda dan lain2, nabung saham itu perlu. 

Tapi jangan sampai anda salah dalam melangkah. Nabung saham bukan berarti anda "main tabrak", tiap bulan setor modal dan langsung beli saham sesuka hati. Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam menabung saham: 

1. Nabung saham terlalu banyak / nggak konsisten

Nabung saham cukup dilakukan dengan membeli 1-2 saham saja. Nah, kalau anda nabung saham sampai puluhan, ini namanya anda nggak konsisten. Semakin banyak saham yang anda miliki, anda semakin nggak to the point untuk memilih saham yang ditabung. 

Menabung saham targetnya adalah: Anda punya saham yang jumlahnya terus berkembang dalam jangka panjang, sehingga keuntungan yang anda dapatkan (baik dividen maupun naiknya saham anda) semakin besar. 

Kalau anda punya puluhan saham, maka anda tidak akan bisa fokus untuk membesarkan nilai aset anda di saham tersebut, karena anda harus membagi modal anda untuk diversifikasi. 

So, kalau mau nabung saham jangan terlalu banyak diversifikasi. Anda harus fokus pada lebih sedikit saham, yang anda yakin dengan prospek dan kinerjanya. 

2. Membeli saham tanpa melihat momentum

Banyak investor yang hanya asal setor modal tiap bulan, lalu langsung dibelikan saham tertentu, tanpa memperhatikan faktor2 lainnya di market. 

Misalnya: Anda langsung setor modal dan beli saham, padahal saat itu harga sahamnya sudah terlalu tinggi. Sehingga, tidak heran kalau pada akhirnya portofolio anda dari nabung saham justru banyak minusnya, karena anda tidak melihat momentum yang bagus. 

Meskipun konteksnya adalah 'nabung saham' alias buat investasi jangka panjang, tetapi anda harus melihat timing / momentum beli saham yang pas, agar anda bisa mendapatkan harga yang bagus untuk saham yang anda tabung, sehingga porto anda nggak perlu minus berlarut-larut. 

Toh, nabung saham itu tidak kaku. I mean, nabung saham tidak harus dilakukan dengan cara beli saham tiap bulan, setor modal tiap bulan. Anda boleh2 saja kok bulan ini nabung saham, tapi bulan depan anda nggak nabung saham dulu, kalau anda mempertimbangkan kondisi market saat itu belum bagus. 

3. Memilih saham yang salah

Memilih saham yang salah dapat membuat nabung saham anda menjadi berantakan. Sebelum anda memutuskan nabung saham, anda harus menganalisa dengan benar saham2 yang bisa memberikan anda return yang maksimal dalam jangka panjang, baik dari sisi kenaikan harga saham yang stabil, maupun potensi dividen yang anda terima. 

Banyak orang yang memilih saham yang punya kenaikan terlalu cepat dalam kurun waktu tertentu, padahal 

Intinya, sebelum menabung saham, anda harus paham perusahaan yang anda beli, karena nabung saham ini konteksnya bukan untuk seminggu-dua minggu, tapi untuk jangka panjang. 

Jadi kalau dapat saya simpulkan, kesalahan nabung saham yang sering dilakukan adalah: Pebisnis saham tidak mempertimbangkan analisa fundamental dan analisa teknikal (momentum).  

CARA NABUNG SAHAM YANG BENAR

Kalau saya cuma menuliskan kesalahan2 nabung saham tanpa kasih solusi, maka itu ibaratnya saya menyuruh anda untuk hidup sehat tapi tidak memberikan tips-tips apa yang harus dimakan, apa yang tidak boleh dimakan, harus olahraga berapa lama dan berapa kali seminggu.

Jika anda bertanya-tanya, terus gimana cara nabung saham yang benar? Saham2 apa yang sebaiknya ditabung, di Saham Gain ini saya sudah pernah mengulasnya. 

Strategi nabung saham yang benar, pernah saya ulas di pos saya berikut: Strategi Nabung Saham yang Efektif, Cara Nabung Saham untuk Pensiun dan Nabung Saham: Pilih Blue Chip atau Value Investing? Anda bisa baca-baca kembali. 

Di edukasi2 nabung saham, mungkin anda hanya mendapatkan materi2 tentang langkah2 dan simulasi nabung saham, dan potensi return yang anda dapatkan dari nabung saham. 

Tapi jujur saja, saya jarang menemukan cara nabung saham yang lebih masuk ke praktiknya, yaitu NABUNG SAHAM YANG BENAR. Yup, karena nabung saham nggak cuma sekedar suntik modal dan beli saham... Sebagai investor yang cerdas, faktor-faktor diatas itu tadi harus anda pertimbangkan anda aplikasikan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengertian Dividen dan Jenis-jenis Dividen

Pengertian Dividen dan Jenis-jenis Dividen

Dalam pasar modal, anda pasti sudah tidak asing dengan istilah dividen. Kalau anda pembaca setia web Saham Gain ini, saya juga sudah sering sekali membahas tentang pembagian dividen perusahaan pada investor. 

Di pos ini, saya akan lebih membahas mengenai teori dividen, lebih tepatnya pengertian dividen dan jenis-jenis dividen. Untuk anda yang belum paham tentang apa itu dividen, di pos ini saya akan mengulasnya secara lebih detail. 

PENGERTIAN DIVIDEN 

Pengertian dividen adalah bagian dari laba bersih / keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. 

Jadi misalnya perusahaan dalam tahun berjalan perusahaan berhasil memperoleh laba bersih sebesar Rp100 miliar. Perusahaan bisa memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 10% dari laba bersihnya, atau bahkan 50% dari laba bersih. 

Besar kecilnya dividen yang dibagikan ke pemegang saham semuanya tergantung dari kebijakan perusahaan, di mana kebijakan pembagian dividen akan dilaksanakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 

Dividen tidak wajib dibagikan ke pemegang saham. Perusahaan membagikan dividen dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan para investor. 

Sedangkan, meskipun mencetak laba perusahaan bisa memutuskan untuk tidak membagi dividen juga. Misalnya, perusahaan yang ingin melakukan ekspansi usaha, perusahaan bisa saja tidak membagi dividen, karena perusahaan ingin menggunakan labanya untuk mengembangkan usaha. 

Di satu sisi, menurut peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan yang mengalami rugi bersih, perusahaan juga tidak diperbolehkan untuk membagi dividen. 

Oke, lalu kapan dividen dibagikan pada pemegang saham? Dividen biasanya dibagikan dari laba bersih akhir tahun (per 31 Desember). Jadi biasanya dividen akan dibagikan sekitar bulan Januari-Mei. 

Namun ada beberapa perusahaan yang membagikan dividen di tengah tahun, atau membagi dividen di mana dividennya bukan berasal dari kinerja per 31 Desember. Ini disebut dengan dividen interim.  

Bagaimana cara mendapatkan dividen? Bagaimana mekanisme pembagian dividen? Agar anda bisa dapat dividen / pembagian keuntungan perusahaan, anda harus memahami mekanismenya. Anda bisa baca pos saya disini: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen.

Bagaimana cara anda tahu kalau perusahaan akan membagi dividen? Agar anda bisa update dengan informasi dividen yang diberikan, anda bisa mencari informasi dividen melalui situs RTI atau Eddy Elly. Anda bisa baca disini: Daftar dan Jadwal Pembagian Dividen. 

Perlu anda ketahui, bahwa dividen akan dibagikan dalam bentuk dividend per share (DPS). Untuk lebih jelasnya, anda bisa baca pos saya disini: Cara Menghitung Dividen Saham / Dividend Per Share (DPS).

Jadi, jika perusahaan membagikan dividen katakanlah Rp50 per saham, dan anda punya saham perusahaan sebanyak 20 lot (1 lot = 100 lembar), maka dividen yang anda dapatkan adalah: 20 lot * 100 lembar  Rp50 per saham = Rp100.000. 

JENIS-JENIS DIVIDEN

Jenis-jenis dividen bisa dibagi menjadi 5 jenis dividen yaitu sebagai berikut:  

1. Dividen tunai 

Dividen tunai adalah pembayaran dividen yang dilakukan secara tunai / kas. Pembayaran dividen tunai diambil dari saldo laba ditahan (dari akumulasi laba bersih). Pembayaran dividen tunai akan mengurangi kas dan saldo laba di laporan ekuitas. Dividen tunai adalah jenis pembagian dividen yang paling sering diberikan perusahaan pada pemegang saham.  

2. Dividen saham

Dividen saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk saham. Dividen saham akan menambah jumlah saham yang anda miliki (tidak dalam bentuk kas).

3. Dividen properti 

Dividen properti merupakan pembayaran dividen melalui aset selain kas. Cara ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang ingin membagikan dividen namun perusahaan kekurangan kas. Cara ini jarang dilakukan karena pemegang saham kurang menyukai cara ini, dan mekanismenya cukup rumit. 

Dividen properti bisa diberikan dalam bentuk saham. Bedanya dividen properti dengan dividen saham adalah dividen properti (yang dalam bentuk saham) dibagikan dari saham perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan yang akan membagi dividen. Sedangkan dividen saham hanya dibagikan dari saham yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. 

4. Dividen skrip 

Dividen skrip merupakan dividen yang dibayarkan dengan cara menerbitkan surat janji utang pada pemegang saham. Dalam jangka waktu yang disepakati, perusahaan akan membayar dividen tersebut pada pemegang saham.

Ketika perusahaan menerbitkan skrip pada pemegang saham, maka otomatis perusahaan mengakui (menerbitkan) utang baru dan dicatat dalam neraca. Dividen skrip juga dikenakan bunga. Itu artinya perusahaan selain membayar dividen, juga membayar bunga pada pemegang saham. 

5. Dividen likuidasi

Dividen likuidasi merupakan dividen yang terjadi karena perusahaan akan dilikuidasi / dibubarkan (bangkrut alias pailit). Dengan kata lain, dividen ini merupakan pengembalian modal peusahaan pada pemegang saham akibat adanya likuidasi.

Dividen likuidasi hanya terjadi ketika perusahaan masih memiliki sisa kas / kekayaan setelah dilikuidasi yang siap dibagikan pada para pemegang saham.

Itulah pengertian dividen dan jenis-jenis dividen. Untuk anda yang mencari referensi mengenai dividen, anda sudah menda 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

5 Penyebab Saham Nyangkut

5 Penyebab Saham Nyangkut

Saham nyangkut pasti pernah dialami oleh setiap trader. Tapi pernahkah anda terpikir untuk menelusuri penyebab saham anda nyangkut? Saham nyangkut terjadi ketika anda beli saham, anda berharap saham anda naik, dan anda take profit di harga yang  anda inginkan, tetapi justru sebaliknya, saham anda turun dan anda tidak menjual saham anda, sehingga terjadi floating loss. 

Pada saat saham anda nyangkut, anda harus mengetahui apa yang menyebabkan saham nyangkut, sehingga anda bisa melakukan evaluasi dari kesalahan2 tersebut. Secara umum, ada 5 penyebab utama saham trader nyangkut setelah dibeli  yaitu: 

1. Beli saham di harga terlalu tinggi

Kalau saham anda sering nyangkut, coba anda lihat grafik saham dan tanggal beli anda. Apakah anda ternyata membeli saham ketika sahamnya sudah naik sangat tinggi? 

Inilah salah satu penyebab saham nyangkut: Anda mengejar saham2 di harga puncak. Padahal, tidak saham yang kebal koreksi. Saham yang sudah naik, cepat atau lama pasti akan turun, karena konsepnya: Tidak mungkin saham naik terus. Pada saat harga saham sudah naik, trader pasti akan realisasi profit, karena tujuan semua orang trading adalah untuk dapat profit. 

Jika anda menemukan saham yang sudah naik terlalu tinggi, ada baiknya anda menunggu saham di harga diskon / koreksi. Dan perlu anda perhatikan juga bahwa tipikal tiap saham berbeda. 

Ada saham yang mudah naik setelah turun, ada saham yang cenderung koreksi tanpa rebound yang berarti. Dalam hal ini, anda harus mencari saham2 yang harganya diskon / murah, dan punya potensi rebound. Saya pernah praktik2nya disini: Buku Saham dan Full Praktik Menemukan Saham Diskon.

2. Beli saham yang tidak likuid dan saham2 gorengan

Saham-saham yang nggak likuid, terutama saham gorengan pergerakannya tidak bisa dianalisa dengan grafik / teknikal. Mayoritas saham gorengan tidak memiliki pola grafik yang jelas. Saham2 yang tidak likuid ini bisa dengan mudah dipermainkan oleh bandar saham. 

Saya pernah menemukan trader yang curhat kenapa tiap saham dibeli selalu nyangkut, dan saat saya ditunjukkan portofolionya, ternyata trader punya 8 saham dan isinya adalah saham2 gorengan semua. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Dan ironisnya, saham2 gorengan yang harganya turun, banyak yang tidak kembali ke harga awal. Saya pernah bahas contoh studi kasusnya disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT. 

3. Beli saham saat market masih strong bearish

Market yang masih strong bearish, menyebabkan mayoritas saham turun. Nah, kalau anda memaksakan beli saham, apalagi dalam jumlah yang besar, saham anda bisa nyangkut (turun terus). 

Maka dari itu, kalau anda melihat IHSG lagi turun (apalagi sampai 1% lebih), anda harus wait and see dulu, atau membeli bertahap. Terutama anda yang biasa mengincar saham2 yang berkorelasi positif dengan pergerakan IHSG, maka saat IHSG lagi lesu, jangan terburu membeli sahamnya.   

4. Beli saham tanpa menganalisa

Nah, ini yang sering sekali saya temukan. Banyak trader yang ingin profit, padahal belum paham cara menganalisa saham. Akhirnya nekad beli saham. Banyak trader yang beli saham karena ajakan trader lain tanpa dianalisa terlebih dahulu. 

Karena di luar sana sebenarnya analis2 yang ngawur, nggak pakai pertimbangan yang jelas, subjektif, maka mayoritas trader yang suka ikut2an membeli atau bahkan tidak menganalisa sebelum trading, sahamnya akan langsung nyangkut. 

5. Saham anda belum waktunya naik

Ada saat di mana anda sudah menganalisa, anda sudah membeli di harga yang bagus, tapi saham anda ternyata masih turun. Nah, dalam hal ini anda hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda naik diatas harga beli anda. 

Fluktuatif saham itu biasa terjadi. Artinya, jangan sampai hanya karena saham anda turun beberapa poin, anda langsung cut loss. Jika anda sudah menganalisa dan kondisi market lagi stabil, maka tunggulah anda naik.

Lima penyebab inilah, sering dialami trader. Kalau anda mengalaminya (terutama empat poin pertama), anda harus melakukan evaluasi trading, sehingga anda tidak mengulangi kesalahan2 trading yang sama.  

Saham nyangkut umumnya sering sekali dialami oleh pemula. Hal ini karena pemula masih belum mengetahui cara2 memilih saham yang layak, momentum dan teknikal yang bagus untuk trading. 

Maka, anda yang ingin mempelajari strategi2 trading lebih intens, agar anda tidak mengulangi kesalahan2 kebanyakan pemula, anda bisa mempelajari strategi dan praktik trading disini: Ebook Belajar Saham 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Panduan Cara Beli Saham BRI

Panduan Cara Beli Saham BRI

Salah satu perusahaan perbankan terbesar di Indonesia adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Kita semua tahu nama besar Bank BRI, dan para pengguna (nasabah) BRI sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia. 

Fyi, bank BRI adalah bank dengan jumlah aset, ekuitas dan laba bersih yang paling tinggi di Indonesia. Yup, nilai aset bank BRI lebih besar daripada bank-bank besar Indonesia lain seperti Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN. 

Karena BRI sahamnya sudah melantai di Bursa Efek alias sudah go public, maka anda sebagai masyarakat memiliki kesempatan untuk membeli saham BRI. Bagaimana caranya? Berikut adalah panduan cara beli saham BRI

1. Sebelum beli saham, anda harus buka akun saham di kantor sekuritas

Perdagangan saham sekarang dilakukan melalui software online trading. Jadi kalau anda mau beli saham BRI, anda harus punya akun saham terlebih dahulu, di mana untuk memiliki akun trading saham (software online trading), anda harus buka akun di kantor sekuritas. 

Buka akun di kantor sekuritas bisa dilakukan secara online. Anda nggak harus datang ke kantor sekuritas. Disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula, saya sudah memberikan langkah2 membuka akun saham, beserta sekuritas rekomendasi yang bagus. Anda bisa download free ebooknya.

2. Anda bisa beli saham BRI melalui akun software trading. Caranya klik tombol Trade --> Buy  


Setelah itu muncul tampilan seperti dibawah ini:

Cara Beli Saham BRI
Untuk beli saham BRI, ketikkan kode saham bank BRI yaitu 'BBRI'. Kemudian muncul tampilan harga saham BBRI seperti diatas (perhatikan lingkaran orange). Itu adalah harga saham bank BRI pada saat itu, yaitu di harga best bid price (paling atas) 4.230 dan best offer price (offer paling atas) di 4.240. 

Jika anda mau beli saham BRI dan langsung mendapatkan sahamnya, anda bisa beli di harga 4.240. Namun jika anda ingin dapat di harga lebih murah, anda bisa beli di 4.230, 4.220 dan seterusnya, tetapi anda harus antri harga. 

Kalau anda belum paham tentang cara membaca bid-offer, anda bisa baca lagi pos saya disini: Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham - Part I.

Setelah itu ketikkan harga saham yang ingin anda beli, ketikkan jumlah lot yang ingin anda beli, lalu tekan 'Buy' (nomor 3). 

Fyi, 1 lot saham = 100 lembar. Jadi kalau anda beli saham BRI di harga 4.230 sebanyak 50 lot, maka uang yang harus anda keluarkan untuk membeli saham BRI adalah Rp4.230 x 50 lot x 100 lembar = Rp21.150.000. 

Anda bisa menambah atau mengurangi jumlah lot sesuai dengan modal yang anda miliki. minimal pembelian saham adalah 1 lot. 

3. Analisa grafik saham BRI

Sebelum membeli saham, anda harus menganalisa chart / saham BRI. Berikut adalah grafik saham BRI: 

Grafik Saham BRI
Tujuan menganalisa saham BRI adalah supaya anda bisa mendapatkan harga beli yang bagus. Terkait konsep dan praktik analisa teknikal, anda bisa terapkan strateginya disini: Buku Saham. 

Itulah panduan cara beli saham BRI. Semoga menjawab pertanyaan rekan-rekan semua. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Apa Itu Beta Saham?

Apa Itu Beta Saham?

Di pasar saham, anda mungkin sering mendengar istilah 'beta saham'. Apa itu beta saham? Dan apa kegunaan anda mengetahui beta saham? 

Secara sederhana, beta saham merupakan indikator yang berguna sebagai pengukur level risiko saham terhadap tingkat risiko pasar. Beta saham ini merupakan ukuran yang bisa menggambarkan perubahan return saham anda dibandingkan dengan perubahan indeks saham (IHSG). Misalnya, anda bisa membandingkan imbal hasil saham UNTR dibandingkan dengan IHSG. 


Kegunaan beta saham, anda bisa menilai seberapa besar level sensitivitas saham dengan risiko pasar yang ada. Di pasar saham, terdapat beberapa jenis saham berdasaran beta sahamnya: 

- Saham perusahaan dengan beta kurang dari satu 

Saham yang betanya kurang dari satu, menandakan sensitivitas harga saham lebih kecil terhadap IHSG. Sebagai contoh, jika beta suatu saham 0.4, artinya fluktuasi harga saham adalah sebesar 40% dari IHSG. Let say, IHSG naik sebesar 1%, maka saham tersebut akan naik sebesar 0,4% (1% * 0,4). Demikian juga ketika IHSG turun sebesar 1%, maka saham tersebut akan turun sebesar -0,4%. 

- Saham dengan beta diatas satu 

Jika saham memiliki beta diatas satu, artinya saham tersebut memiliki tingkat fluktuatif diatas harga pasar / IHSG. Misalnya saham memiliki beta sebesar 2. Maka, ketika IHSG meningkat sebesar 3%, harga saham akan naik sebesar 6% (2 * 3%). Sebaliknya, ketika IHSG turun sebesar 3%, maka harga saham yang betanya diatas 1 ini juga akan mengalami penurunan yang lebih besar ketimbang penurunan IHSG-nya. 

- Beta saham negatif 

Beta saham negatif artinya pergerakan harga saham berbanding terbalik dengan pergerakan IHSG. Katakanlah ketika IHSG sedang sideways, harga saham justru meningkat tajam. Sebaliknya, ketika IHSG mengalami peningkatan, harga saham justru mengalami penurunan. 

APLIKASI BETA SAHAM DI PASAR SAHAM

Ini artinya beta saham dapat menjadi pengukur risiko pasar. Kelebihan beta saham adalah dapat menjadi ukuran risiko saham. Kedua, anda juga bisa mendapatkan informasi tambahan tentang kecenderungan pergerakan harga saham secara data historis.

Satu-satunya kelemahan beta saham adalah beta saham tidak 100% akurat, sama halnya dengan indikator analisis teknikal saham. Beta saham diatas satu tidak selalu harga saham akan naik diatas kenaikan return IHSG dan sebaliknya. Artinya, beta saham hanyalah salah satu analisis saham dari banyak analisis lain yang bisa anda gunakan. Beta saham adalah pelengkap analisis anda.  

CARA MENDAPATKAN DATA BETA SAHAM 

Sebagian dari anda mungkin bertanya-tanya: "Gimana caranya kita bisa tahu beta saham suatu saham?" Anda bisa mendapatkan data beta saham di situs Reuters.com. Berikut tampilannya.


Lalu pada bagian kanan atas ada menu search (perhatikan yang saya beri lingkaran merah). Kemudian anda bisa ketikkan kode saham yang anda inginkan. Jangan lupa untuk menambahkan .jk dibelakang kode saham. JK adalah kepanjangan dari Jakarta Composite Index alias IHSG. 

Misalnya anda ingin mencari beta saham Unilever. Maka anda bisa ketikkan UNVR.JK. Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini: 


Kemudian anda klik nama perusahaan yang ditulis warna biru dan akan muncul tampilan seperti dibawah ini:


Anda bisa melihat beta saham UNVR sebesar 0,62. Ini artinya UNVR termasuk dalam emiten yang beta sahamnya dibawah 1. 

Pada umumnya, saham2 yang bagus untuk trading (jika anda juga menggunakan beta saham untuk analisis), adalah saham2 yang betanya dibawah 1, karena saham2 tersebut memiliki unsur risiko yang tidak terlalu tinggi. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.