Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO

Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO

Di web Saham Gain ini, saya sudah beberapa kali membahas tentang saham2 IPO yang pergerakan harganya cenderung bergerak tidak wajar. Yups, mayoritas saham2 IPO di pasar saham kita merupakan saham-saham gorengan. 

Anda bisa baca kembali beberapa contoh saham IPO yang pernah saya bahas disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT dan Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. 

Di pos ini kita akan bahas saham FILM. Seperti saham IPO pada umumnya, anda bisa lihat grafik saham FILM saat awal IPO, harganya melonjak secara drastis, tidak wajar. 

Grafik saham FILM
Dari harga 400-an saat awal IPO, FILM kemudian melonjak sampai ke harga 1.600 hanya dalam 2 minggu trading bursa, namun dengan likuiditas yang sangat rendah. Setelah harganya naik 4 kali lipat dalam 2 minggu, FILM kemudian mulai bergerak turun drastis. 

Dan setelah itu FILM bergerak sideways dengan volume yang tidak stabil (anda bisa lihat volume dibawah grafik, terkadang muncul dan terkadang sangat tipis). Kemudian dalam 2 minggu terakhir, FILM yang sideways di harga 1.000 turun terus hingga balik ke harga IPO (tanda persegi) di sekitar 400-an.

Saham seperti ini memang bisa diangkat oleh bandar sewaktu-waktu, namun kita tahu apakah kenaikannya bisa membentuk tren yang bagus (uptrend) atau hanya digoreng sesaat. 

Sebagai seorang trader saham, jangan pernah tergiur untuk membeli saham-saham IPO hanya karena naiknya sangat cepat pasca IPO (kecuali anda seorang spekulan). Baca juga: Trader Saham vs Spekulan.  

Seperti saham2 IPO lainnya yang sudah pernah kita bahas (saham SWAT, saham POSA), mayoritas saham2 IPO saat ini memang punya pergerakan harga yang kurang baik dan risikonya tinggi.

Kalau anda terlambat membeli saham2 IPO di harga yang sudah terlanjur tinggi, maka floating loss anda bisa sangat besar, dan satu-satunya cara agar saham anda bisa balik lagi, yaitu berharap agar bandar menaikkan lagi sahamnya. Maka dari itu, penting bagi anda yang membeli saham2 seperti ini untuk jauh lebih disiplin dalam cut loss. 

Namun dari banyak saham2 IPO yang sering menjebak trader, banyak saham yang sudah naik tinggi, kemudian harganya nggak balik naik lagi ke harga titik puncaknya. Saham FILM contohnya, yang harganya langsung diturunkan lagi ke harga IPO-nya.  

Jadi pesan saya, jangan pernah gambling di saham2 IPO. Kita sudah melihat tren pergerakan saham FILM yang cukup mengerikan, harganya bisa jatuh dengan cepat dan kembali ke harga pasca IPO. 

Hal ini sudah sering terjadi di pasar saham kita. Anda boleh saja membeli saham2 IPO, namun anda harus perhatikan dan analisa 2 hal. 

Pertama, anda harus cross check fundamentalnya sebelum membeli. Anda bisa melihat saham2 IPO melalui prospektusnya. Baca juga: Cara Mencari Prospektus. Saat ini banyak saham IPO yang bisa listing di Bursa walaupun laporan keuangannya minus alias rugi. Inilah yang berbahaya. 

Saham2 seperti ini sangat berpotensi menjebak anda ketika nantinya sudah listing di pasar saham. Saham POSA adalah salah satu contoh saham yang prospektusnya jelek (mengalami rugi). Anda bisa lihat pergerakan saham POSA saat listing di Bursa. 

Anda harus cek juga lini bisnisnya. Kalau lini bisnis perusahaan tersebut tidak banyak dikenal masyarakat, atau emitennya tidak terlalu ternama, maka anda harus lihat dulu kinerjanya beberapa kuartal (dari laporan keuangan) setelah listing di Bursa. 

Kedua, perhatikan juga likuiditas transaksinya. Anda bisa perhatikan hari pertama, kedua saat sahamnya listing di pasar saham. 

Kalau sahamnya sudah naik secara tidak wajar (naik puluhan persen), namun volume sangat kecil, dan bid-offernya cuma puluhan, maka saham2 tersebut adalah saham2 gorengan. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Harus diakui mayoritas perusahaan2 yang IPO memiliki banyak kepentingan, sehingga kita bisa lihat sendiri (saham FILM ini contohnya) saham2 IPO punya pergerakan yang tidak wajar setelah listing, banyak digoreng bandar. Jadi, selalu lakukan analisa saham-saham IPO yang lebih mendalam sebelum anda membeli. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Take profit alias ambil keuntungan adalah hal yang harus anda lakukan setelah anda membeli saham. Berapa lamapun jangka waktu take profit anda, sebagai trader, cepat atau lama anda tentu pasti ingin menjual saham anda pada saat harga saham anda sudah mengalami kenaikan. 

Karena tidak ada harga saham yang naik terus. Pada titik tertentu setelah harga saham naik, harga saham pasti akan koreksi lagi. 

Pada praktikknya, pernahkah ketika saham anda naik, dan anda menjual saham, namun harga saham yang anda jual ternyata masih naik lagi? 

"Wah saya pernah mengalami ini, lalu bagaimana solusinya supaya profit kita lebih besar lagi?" Kata anda 

Semua trader pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri. Tapi anda harus tahu beberapa penyebab kenapa saham yang anda jual harganya cenderung masih naik lagi, dengan demikian anda tidak perlu menyesal, jengkel, merasa salah, merasa tidak berbakat, merasa kehilangan profit dan lain-lain. 

Baca juga: Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat. Dari pengalaman trading saya, ada tiga penyebab utama kenapa saham yang anda jual bisa naik lagi: 

1. Anda terburu menjual saham anda 

Kalau anda sering terburu menjual saham, padahal saham yang anda beli masih potensial untuk naik, IHSG juga lagi bagus, saham anda sudah di harga bottom, itu artinya, anda perlu membenahi: Analisa teknikal yang anda gunakan atau anda perlu mendalami psikologis trading lebih baik. 

Baca juga:  Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat dan 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. 

Karena di pasar saham itu sangat dibutuhkan kesabaran. Jika saham yang anda beli baru naik sedikit, lalu anda sudah panik dan langsung jual, maka kemungkinan besar anda harus banyak berlatih lagi bagaimana cara menentukan take profit, melihat kondisi pasar saham secara lebih luas, dan terutama membentuk mindset trading anda.

Seberapa banyak dari anda yang masih sering panik, dan belum bisa tenang dalam menganalisis saham? Hanya anda yang mengetahuinya. Setelah membaca tulisan ini, anda harus melakukan evaluasi pada trading anda. 

2. Anda sudah menetapkan target jual anda 

Nah poin kedua inilah yang ingin saya tekankan pada anda. Jika anda membeli saham di harga 800, lalu setelah membeli saham, anda sudah menetapkan jual di harga 850, setelah harga 850 anda langsung menjualnya. Tapi tidak lama kemudian harga saham naik lagi sampai 920. 

Kalau anda mengalami hal ini, apa yang anda lakukan sudah benar. Lho kok?

Pada saat anda menetapkan harga jual anda setelah beli saham, it means anda sudah menerapkan trading plan dan mematuhi trading plan anda sendiri. 

Harus anda ketahui, dalam trading saham, anda bukan hanya bertugas untuk melakukan analisa, tapi anda harus bisa menyusun trading plan. Trading plan salah satunya poin pentingnya adalah menetapkan anda mau jual saham di harga berapa setelah anda beli. Materi lengkap menyusun trading plan, pernah saya bahas disini: Buku Saham.  

Anda tidak akan bisa tahu harga saham akan naik sampai ke harga berapa. Oleh karena itu, anda harus menetapkan anda mau jual di harga berapa, bukan menunggu harga naik sampai ke level tertinggi, karena sekali lagi, kita semua tidak bisa mengetahui titik resisten paling tinggi dari harga suatu saham, pada kurun waktu tertentu. Dan apakah titik resisten tersebut akan tersentuh dalam waktu dekat, anda juga tidak akan tahu pasti. 

Kalau semua trader bisa mengetahui saham akan naik sampai ke level tertentu, maka tentu semua trader bisa mendapatkan profit di harga yang paling tinggi.  

Satu hal lagi, sebesar banyak profit yang anda dapatkan di hari itu, anda tetap harus bersyukur, karena belum tentu trader lain bisa mendapatkan profit sebesar anda. Banyak trader yang masih harus jatuh bangun untuk belajar dan menekan kerugiannya.  

Tapi sayangnya banyak sekali trader yang menyesal dengan target yang sudah ditetapkan sendiri. Banyak trader yang menyesal kenapa nggak jual saja di harga lebih tinggi. Banyak trader yang berpikir: "Seharusnya saya beli saham lain yang naiknya lebih cepat". 

Sikap2 inilah yang salah, yang pada akhirnya membuat trader sering menjadi latah dan akhirnya sering tidak bergerak sesuai trading plannya lagi. 

Kuncinya, selama anda tetap berada di jalur trading plan anda, dan anda selalu menyusun trading plan beli dan jual saham anda, maka apa yang anda lakukan sudah benar. 

3. Anda langsung menjual saham anda ketika sudah naik 

Kasus ketiga, anda memang belum menetapkan mau jual di harga berapa setelah beli saham. Jadi katakanlah anda beli saham di harga 1.000. Kemudian saat harganya naik ke 1.030, tanpa ancang-ancang dan analisa anda langsung menjual. Tidak lama kemudian harga saham masih  naik sampai 1.100.

Istilahnya, anda asal menjual saham saat saham sudah naik dan anda sudah profit. Kalau anda mengalami hal ini, maka anda harus mulai menetapkan trading plan anda dari awal. Kalau anda tidak menganalisa grafiknya, darimana anda bisa memprediksi harga saham akan naik sampai ke level tertentu?

Trader yang seringkali menjual saham secara spontan, bisa menjadi penyebab kenapa saham yang dijual harganya naik lagi. Penting bagi anda untuk mengetahui titik2 resisten saham, dan posisi IHSG saat itu, sebagai dasar untuk menentukan target jual yang lebih akurat. 

Dari tiga hal ini, anda termasuk tipikal yang mana? Well, kalau anda baca pos ini dan anda resapi baik-baik, maka anda yang berada di tipikal poin kedua, harusnya anda sekarang sudah lebih tenang kalau saham yang anda jual naik lagi. Anda tidak perlu menyesal atau merasa bersalah. Trading must go on. Life must go on.

Namun kalau anda masih masuk pada tipikal trader nomor satu atau tiga, anda perlu melakukan kembali evaluasi trading dan analisa anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Take profit alias ambil keuntungan adalah hal yang harus anda lakukan setelah anda membeli saham. Berapa lamapun jangka waktu take profit anda, sebagai trader, cepat atau lama anda tentu pasti ingin menjual saham anda pada saat harga saham anda sudah mengalami kenaikan. 

Karena tidak ada harga saham yang naik terus. Pada titik tertentu setelah harga saham naik, harga saham pasti akan koreksi lagi. 

Pada praktikknya, pernahkah ketika saham anda naik, dan anda menjual saham, namun harga saham yang anda jual ternyata masih naik lagi? 

"Wah saya pernah mengalami ini, lalu bagaimana solusinya supaya profit kita lebih besar lagi?" Kata anda 

Semua trader pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri. Tapi anda harus tahu beberapa penyebab kenapa saham yang anda jual harganya cenderung masih naik lagi, dengan demikian anda tidak perlu menyesal, jengkel, merasa salah, merasa tidak berbakat, merasa kehilangan profit dan lain-lain. 

Baca juga: Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat. Dari pengalaman trading saya, ada tiga penyebab utama kenapa saham yang anda jual bisa naik lagi: 

1. Anda terburu menjual saham anda 

Kalau anda sering terburu menjual saham, padahal saham yang anda beli masih potensial untuk naik, IHSG juga lagi bagus, saham anda sudah di harga bottom, itu artinya, anda perlu membenahi: Analisa teknikal yang anda gunakan atau anda perlu mendalami psikologis trading lebih baik. 

Baca juga:  Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat dan 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. 

Karena di pasar saham itu sangat dibutuhkan kesabaran. Jika saham yang anda beli baru naik sedikit, lalu anda sudah panik dan langsung jual, maka kemungkinan besar anda harus banyak berlatih lagi bagaimana cara menentukan take profit, melihat kondisi pasar saham secara lebih luas, dan terutama membentuk mindset trading anda.

Seberapa banyak dari anda yang masih sering panik, dan belum bisa tenang dalam menganalisis saham? Hanya anda yang mengetahuinya. Setelah membaca tulisan ini, anda harus melakukan evaluasi pada trading anda. 

2. Anda sudah menetapkan target jual anda 

Nah poin kedua inilah yang ingin saya tekankan pada anda. Jika anda membeli saham di harga 800, lalu setelah membeli saham, anda sudah menetapkan jual di harga 850, setelah harga 850 anda langsung menjualnya. Tapi tidak lama kemudian harga saham naik lagi sampai 920. 

Kalau anda mengalami hal ini, apa yang anda lakukan sudah benar. Lho kok?

Pada saat anda menetapkan harga jual anda setelah beli saham, it means anda sudah menerapkan trading plan dan mematuhi trading plan anda sendiri. 

Harus anda ketahui, dalam trading saham, anda bukan hanya bertugas untuk melakukan analisa, tapi anda harus bisa menyusun trading plan. Trading plan salah satunya poin pentingnya adalah menetapkan anda mau jual saham di harga berapa setelah anda beli. Materi lengkap menyusun trading plan, pernah saya bahas disini: Buku Saham.  

Anda tidak akan bisa tahu harga saham akan naik sampai ke harga berapa. Oleh karena itu, anda harus menetapkan anda mau jual di harga berapa, bukan menunggu harga naik sampai ke level tertinggi, karena sekali lagi, kita semua tidak bisa mengetahui titik resisten paling tinggi dari harga suatu saham, pada kurun waktu tertentu. Dan apakah titik resisten tersebut akan tersentuh dalam waktu dekat, anda juga tidak akan tahu pasti. 

Kalau semua trader bisa mengetahui saham akan naik sampai ke level tertentu, maka tentu semua trader bisa mendapatkan profit di harga yang paling tinggi.  

Satu hal lagi, sebesar banyak profit yang anda dapatkan di hari itu, anda tetap harus bersyukur, karena belum tentu trader lain bisa mendapatkan profit sebesar anda. Banyak trader yang masih harus jatuh bangun untuk belajar dan menekan kerugiannya.  

Tapi sayangnya banyak sekali trader yang menyesal dengan target yang sudah ditetapkan sendiri. Banyak trader yang menyesal kenapa nggak jual saja di harga lebih tinggi. Banyak trader yang berpikir: "Seharusnya saya beli saham lain yang naiknya lebih cepat". 

Sikap2 inilah yang salah, yang pada akhirnya membuat trader sering menjadi latah dan akhirnya sering tidak bergerak sesuai trading plannya lagi. 

Kuncinya, selama anda tetap berada di jalur trading plan anda, dan anda selalu menyusun trading plan beli dan jual saham anda, maka apa yang anda lakukan sudah benar. 

3. Anda langsung menjual saham anda ketika sudah naik 

Kasus ketiga, anda memang belum menetapkan mau jual di harga berapa setelah beli saham. Jadi katakanlah anda beli saham di harga 1.000. Kemudian saat harganya naik ke 1.030, tanpa ancang-ancang dan analisa anda langsung menjual. Tidak lama kemudian harga saham masih  naik sampai 1.100.

Istilahnya, anda asal menjual saham saat saham sudah naik dan anda sudah profit. Kalau anda mengalami hal ini, maka anda harus mulai menetapkan trading plan anda dari awal. Kalau anda tidak menganalisa grafiknya, darimana anda bisa memprediksi harga saham akan naik sampai ke level tertentu?

Trader yang seringkali menjual saham secara spontan, bisa menjadi penyebab kenapa saham yang dijual harganya naik lagi. Penting bagi anda untuk mengetahui titik2 resisten saham, dan posisi IHSG saat itu, sebagai dasar untuk menentukan target jual yang lebih akurat. 

Dari tiga hal ini, anda termasuk tipikal yang mana? Well, kalau anda baca pos ini dan anda resapi baik-baik, maka anda yang berada di tipikal poin kedua, harusnya anda sekarang sudah lebih tenang kalau saham yang anda jual naik lagi. Anda tidak perlu menyesal atau merasa bersalah. Trading must go on. Life must go on.

Namun kalau anda masih masuk pada tipikal trader nomor satu atau tiga, anda perlu melakukan kembali evaluasi trading dan analisa anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengetahui Kinerja Keuangan Perusahaan

Cara Mengetahui Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan adalah sesuatu yang wajib diketahui oleh seorang investor saham agar investor mampu memetakan analisis fundamental dengan baik. Mengenai analisis fundamental saham anda bisa belajar di web Saham Gain. Baca pos: Belajar Analisis Fundamental Perusahaan. 

Cara mengetahui kinerja keuangan perusahaan tentu saja dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan laporan keuangan perusahaan, anda bisa membaca artikelnya disini: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan. 

Informasi2 yang ada dalam laporan keuangan bagi sebagian calon investor mungkin terlalu padat. Anda mungkin hanya membutuhkan informasi2 tertentu yang penting untuk dijadikan patokan untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan, seperti persentase utang terhadap ekuitas, likuiditas perusahaan, price earning ratio dan lain2. 

Sebagai calon investor, pihak Bursa Efek sebenarnya sudah menyediakan laporan ringkas (berasal dari ringkasan kinerja dalam laporan keuangan perusahaan) yang memuat informasi2 penting mengenai fundamental perusahaan. Informasi2 ringkasan yang disajikan tentu bukan dibuat asal2-an, namun sudah mempertimbangkan aspek2 yang dapat membantu investor, dalam memetakan kinerja dan prospek perusahaan lebih lanjut. 

Kalau anda ingin mengetahui kinerja keuangan perusahaan lebih rinci beserta rasio2nya, anda bisa mencarinya melalui situs IDX. Berikut langkah2-nya.

1. Buka www.idx.co.id

2. Pada bagian kiri website, klik menu Publikasi --> Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat


3. Setelah itu, anda bisa langsung download perusahaan yang anda ingin analisis. Disini saya akan menunjukkan contoh PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI).     



Pada ringkasan kinerja keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh IDX, anda bisa melihat dan membandingkan tren kinerja keuangan perusahaan selama 5 tahun kebelakang. Anda juga bisa melihat rasio2 kesehatan keuangan perusahaan, seperti rasio lancar, DER, ROA, ROE. Anda juga bisa membandingkan PER perusahaan dengan PER industri, untuk menilai mahal-murahnya harga saham perusahaan. 

Rasio2 keuangan dan ringkasan laporan kinerja keuangan yang disusun oleh tim Bursa Efek ini merupakan ukuran2 yang benar2 dapat digunakan untuk memetakan prospek perusahaan. Jadi bagi anda yang sedang ingin memetakan tren kinerja perusahaan selama beberapa tahun, anda bisa download data perusahaan di IDX.. 

Selamat mencoba dan salam profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Saham

Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Saham

Kalau anda menekuni dunia saham, baik saat melakuan aktivitas beli dan jual saham, maupun sebagai pengama saham, anda pasti selalu mendengar istilah pasar modal dan pasar saham. Pasar modal dan pasar saham adalah dua hal yang sedikit berbeda. Apa perbedaan pasar modal dan pasar saham? Mari kita simak. 

Pasar modal (capital market) adalah bidang yang cakupannya luas, tidak hanya mencakup pasar saham, tetapi juga mencakup obligasi, reksadana, derivatif (seperti option), waran, right dan hal2 lainnya yang berhubungan dengan pasar modal.  

Pasar saham (stock market) adalah bidang hanya mencakup saham yang diperjual-belikan termasuk turunannya. Aksi-aksi korporasi seperti stock split, right issue, reverse stock split, dividen termasuk dari bagian pasar sahm. Jadi pasar saham adalah bagian dari pasar modal itu sendiri. Pasar saham cakupannya lebih sempit sedangkan pasar modal cakupannya lebih luas. 

Sekarang anda sudah paham perbedaan pasar modal dan pasar saham. Kedua istilah tersebut sering kali dianggap sama dan dicampur menjadi satu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Daftar Saham BUMN di Indonesia

Daftar Saham BUMN di Indonesia

Di pasar saham, ada beberapa perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ada anggapan2 bahwa saham BUMN ini harganya lebih stabil dan aman karena dijamin oleh pemerintah / negara. 

Dan saya sendiri beberapa mendapatkan pertanyaan rekan2: Bung Heze, saya ingin beli saham2 BUMN. Apakah di web ini ada list / daftar saham2 go public yang dimiliki oleh BUMN? 

Maka dari itu, di pos ini saya akan memberikan daftar saham BUMN di Indonesia yaitu saham-saham yang bisa anda tradingkan langsung di pasar saham. Berikut daftar saham BUMN dari berbagai sektor: 

SEKTOR KONSTRUKSI 
1. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) 
2. PT Pembangunan Perumabahan (Persero) Tbk (PTPP)
3. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
4. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

SEKTOR INDUSTRI LOGAM
1. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) 

SEKTOR FARMASI 
1. PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF)
2. PT Kima Farma (Persero) Tbk (KAEF)

SEKTOR PERBANKAN 
1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
3. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
5. PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) 

SEKTOR ENERGI
1. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) 

SEKTOR TELEKOMUNIKASI 
1. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

SEKTOR TRANSPORTASI
1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
2. PT Jasamarga  (Persero) Tbk (JSMR) 

SEKTOR PERTAMBANGAN 
1. PT Timah (Persero) Tbk (TINS)
2. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
3, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)

SEKTOR SEMEN 
1. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
2. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR)
3. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
4. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) 
  
Itulah daftar saham BUMN di Bursa Efek Indonesia. Anda yang ingin mencari saham2 BUMN, anda bisa melihat daftar-daftar saham diatas. 

Sebagian besar saham BUMN memang adalah saham2 yang pergerakannya likuid. Dan kalau anda perhatikan daftar2 saham BUMN di Indonesia, mayoritas juga masuk di dalam anggota LQ45, dan beberapa diantaranya bahkan merupakan  saham2 blue chip misalnya: TLKM, SMGR, PTBA, JSMR, BBNI, BBRI, BMRI. 

Terkait saham2 BUMN ini, banyak trader/investor yang beranggapan bahwa saham BUMN aman dan menguntungkan untuk trading/ investasi. Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut: Apakah saham2 BUMN memang cenderung aman? Anda bisa baca kembali tulisan saya disini: Beli Saham BUMN, Pasti Untung? 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Bandar Saham: Apa yang Disukai oleh Bandar Saham?

Bandar Saham: Apa yang Disukai oleh Bandar Saham?

Saya sering mendapat pertanyaan dari para pembaca web Saham Gain mengenai "goreng-menggoreng saham", maka dari itu di web ini saya ingin memaparkan tentang bandar saham. Sebenarnya saya sudah pernah menuliskan cara bandar menggoreng saham. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Sekelumit Cara Bandar Menggoreng SahamNamun banyak juga trader yang bertanya: 

Pak Heze, saham-saham seperti apa yang biasanya sangat disukai oleh bandar? 

Sebenarnya banyak sekali tipikal2 saham yang disukai bandar. Kalau saya bahas di pos ini semua pasti akan terlalu panjang. Saya akan membahas salah satu tipe saham yang sering menjadi perhatian bandar saham, yaitu: Saham yang anjlok jangka pendek akibat sentimen / berita negatif. 

Saham2 seperti ini menjadi kesempatan yang bagus bagi bandar untuk memancing pemodal ritel supaya ikut membeli sahamnya. Mengapa demikian? Pertama, saham tersebut sudah diskon besar, sehingga kalau bandar menaikkan harganya kemungkinan besar trader ritel akan ikut masuk. 

Kedua, saham2 yang turun drastis dalam jangka pendek akibat sentimen/ berita negatif, manajemen perusahaan biasanya akan membuat statement untuk menaikkan kembali ekspektasi investor. Saat2 inilah biasanya momen tersebut digunakan bandar untuk mengangkat harga sahamnya dalam waktu cepat. 

Contohnya adalah PT Indo Beras Unggul (IBU) yang merupakan anak usaha dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA). Anda masih ingat ketika AISA terkena kasus beras oploasan, di mana AISA mencampur beras kualitas kualitas subsidi dengan premium dandijual dengan harga premium. Saat berita negatif beredar, harga saham langsung turun 24% dan terkena auto reject bawah. Perhatikan grafik AISA dibawah ini. 



Harga saham AISA langsung turun 24% dalam sehari (perhatikan tanda panah) dan ditutup di harga 1.205. Keesokan hari, AISA langsung turun lagi sampai 905 (perhatikan tanda lingkaran), namun AISA dengan cepat berbalik naik sampai menyentuh 1.250. AISA kemudian dengan cepat koreksi lagi dan ditutup di harga 1.135. 

Disini terlihat adanya akumulasi bandar keesokan harinya (tanda lingkaran) dan disertai dengan kenaikan volume dibandingkan hari2 sebelumnya. Beberapa hari kemudian, saham AISA masih digoreng dengan cepat.

AISA yang sebelumnya tidak pernah bergerak secepat itu, saat berita negatif tersebut muncul pergerakan saham AISA benar2 berubah. Ketika  banyak ritel yang keluar (menjual sahamnya), kemudian banyak bandar dari sekuritas besar yang berbondong2 koleksi sahamnya dengan jumlah besar, sehingga sahamnya dengan mudah naik dan turun. 

Saat bandar mulai menaikkan harga, disinilah kemudian para pemodal ritel mulai ikut masuk, untuk mencari keuntungan cepat dari harga saham yang sudah diskon besar. 

Inilah salah satu tipikal saham yang disukai oleh bandar. Saham2 seperti ini biasanya sering menjadi 'sarang' bandar. Saham2 seperti ini saya akui cukup berbahaya dalam jangka pendek, karena volatilitasnya yang luar biasa di sekitar periode kejadian. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.