Cara Memilih Saham untuk Pemula

Cara Memilih Saham untuk Pemula

Untuk anda para pemula di dunia trading saham, anda memiliki tantangan tersendiri ketika akan memutuskan untuk membeli saham. Anda harus bisa memilih saham yang setidaknya saham tersebut memiliki potensi rugi yang kecil. 

Tapi masalahnya, banyak pemula yang masih belum mengetahui saham apa yang harus dipilih untuk trading. Saham apa yang layak ditradingkan. Saham apa yang harus dibeli dulu dari sekian banyak saham yang ada. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Saya pribadi sering menerima pertanyaan dari trader tentang bagaimana cara memilih saham untuk yang baru pertama trading. Maka dari itu, ada beberapa tips dari saya, khususnya anda trader pemula, agar anda bisa memilih saham-saham untuk trading. Berikut adalah tips2 cara memilih saham untuk pemula: 

1. Pilih saham yang bisa dianalisa menggunakan grafik 

Untuk seorang pemula, saya menyarankan anda untuk memilih saham2 yang bisa dianalisa menggunakan grafik. Dalam hal ini adalah saham2 lapis satu dan saham lapis dua. Sebisa mungkin, pemula hindari dahulu saham2 gorengan. 

Untuk memahami kriteria2 saham gorengan, anda bisa baca pos saya disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Hindari saham2 yang sulit analisa dan prediksi menggunakan analisa teknikal, dan jangan terlalu banyak trading di saham2 yang volatilitas (naik-turunnya) terlalu cepat, karena hal ini akan berisiko untuk pemula. Kalau anda ingin belajar saham2 gorengan, pakailah modal sekecil mungkin.

Untuk menemukan saham2 yang tepat untuk trading, anda juga harus melakukan SCREENING SAHAM. Screening saham bertujuan agar anda bisa menemukan dan membedakan saham yang bagus, dan membuang saham2 yang berisiko. 

Teknik2, strategi dan cara-cara memilih saham bagus untuk trading, baik untuk pemula sampai expert, anda bisa pelajari praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus.

Pemula maupun anda yang sudah trading beberapa tahun, screening saham sangat penting di dalam trading, karena dengan screening saham, anda bisa memiliki arah trading yang lebih baik melalui pemilihan saham yang lebih profitable. 

2. Pilih saham yang sering direkomendasikan di media online 

Cara lain memilih saham untuk pemula adalah: Pilihlah saham2 yang sering direkomendasikan oleh analis. Kalau anda sering2 baca rekomendasi saham entah di media online seperti Kontan, Bisnis, dan lain2. 

Hal ini karena saham2 yang direkomendasikan analis di media2 online merupakan saham2 yang pergerakannya cenderung baik secara analisis teknikal. 

Jadi saham2 ini bisa jadi referensi anda pemula, kalau anda benar2 nggak tahu harus melihat dan membeli saham apa saat jam trading.   

Tapi ingat, bukan berarti anda harus langsung membeli saham yang direkomendasikan. Anda tetap harus melakukan analisa saham secara mandiri / otodidak. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak. 

Rekomendasi saham di media online "hanya" sebagai acuan anda trader pemula untuk menambah daftar stock pick, terutama untuk anda yang masih bingung mau pilih saham apa. Baca juga: Seberapa Akurat Rekomendasi Para Analis?  

Anda yang masih pemula dan bingung mau memilih saham buat trading, anda bisa lakukan dua cara tersebut. Yang terpenting dalam proses trading, anda harus selalu melakukan SCREENING SAHAM (langkah pertama), karena screening saham memegang peranan sangat penting sebagai 'kendali' trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Memilih Saham yang Tepat untuk Trading

Cara Memilih Saham yang Tepat untuk Trading

Kunci untuk bisa mendapatkan profit dalam trading adalah kemampuan anda untuk memilih saham yang tepat. Memilih saham yang tepat adalah tantangan untuk anda, karena di pasar saham ada ratusan jenis saham yang harus anda pilih. Anda harus memilih beberapa saham saja yang dapat memberikan potensi profit yang paling maksimal. 

Memilih saham yang tepat bukan hanya sekedar memilih saham yang kelihatannya naik atau lagi ramai ditradingkan / jadi trending topic, tetapi anda harus bisa memilih saham2 yang juga sesuai dengan karakter anda, dan dapat dianalisa dengan baik. 

Di pos ini, saya akan memaparkan beberapa cara memilih saham yang tepatAda tiga cara memilih saham yang tepat untuk trading, yaitu sebagai berikut: 

1. Gunakan analisis teknikal yang dapat dipraktikkan 

Analisa teknikal adalah analisa utama untuk trading. Maka dari itu, saham yang tepat bisa anda temukan apabila anda menggunakan analisa teknikal.

Ada ratusan analisa teknikal yang bisa anda gunakan mulai dari indikator, chart pattern dan lain2. Analisa teknikal yang bagus adalah analisa teknikal yang simpel dan dapat dipraktikkan secara langsung untuk memilih saham. 

Analisis-analisis teknikal yang simpel, yang mudah anda praktikkan untuk mencari saham-saham yang naik, bisa anda pelajari praktik2nya disini: Buku Saham Pemula - Expert.

Jadi peran analisa teknikal untuk memilih saham yang tepat itu sangat besar, karena tanpa analisa teknikal, anda tidak akan bisa menentukan momentum-momentum beli dan saham rebound yang akan rebound. 

2. Screening / menyaring saham

Memilih saham yang tepat tidak cukup hanya dilakukan dengan melakukan analisis teknikal. Mengapa demikian? Karena analisis teknikal yang sama hasilnya belum tentu akan sama jika diterapkan pada saham yang berbeda. Sebagai contoh, anda bisa perhatikan perbedaan kedua chart saham dibawah ini: 

Saham BMRI

Saham BIPI
Lebih mudah mana, melakukan analisa teknikal pada grafik saham BMRI atau grafik saham BIPI?  Dengan analisa teknikal yang sama, BMRI tentu akan jauh lebih mudah dianalisa secara analisis teknikal, karena candlestick yang terbentuk lebih jelas, lebih "rapi", volume lebih stabil.  

Untuk memilih saham yang tepat, maka anda harus melakukan SCREENING SAHAM. Screening saham artinya anda harus memilih dan menyaring saham-saham untuk mendapatkan saham yang layak ditradingkan, sehingga trading yang anda lakukan nantinya jauh lebih terarah, karena anda sudah memiliki saham2 pilihan. 

Anda bisa mempraktikkan cara-cara melakukan screening saham untuk menemukan saham-saham yang layak trading, dan membuang saham2 yang berisiko disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus. Baca juga: 2 Aplikasi untuk Screening Saham.

Banyak trader yang belum bisa memilih yang tepat untuk trading karena trader tidak melakukan screening saham. Jadi, poin yang tidak boleh anda lakukan untuk memilih saham yang tepat adalah: Lakukan screening, supaya anda bisa mendapatkan stock pick saham bagus.  

3. Prioritaskan saham-saham pilihan (STOCK PICK) 

Kalau anda sudah memiliki saham pilihan, pada jam trading, maupun saat anda menganalisa, ada baiknya anda selalu memprioritaskan saham2 pilihan anda untuk trading. 

Meskipun dalam praktikknya, anda menemukan banyak saham yang terlihat menarik, tapi kalau saham tersebut belum teruji memberikan profit untuk anda, ada baiknya anda mentradingkan dahulu dengan modal kecil, dan tetap prioritaskan stock pick yang sudah anda miliki. 

Untuk menemukan saham yang tepat, jangan mudah tergoda membeli saham2 yang sedang tren, atau melakukan spekulasi. Anda harus tetap melakukan analisa teknikal dan berjalan sesuai trading plan. 

Untuk bisa menemukan saham2 pilihan, maka kembali lagi ke poin kedua, yaitu anda harus melakukan screening saham. Yup, karena hanya dengan screening saham anda bisa menemukan saham yang layak untuk trading. 

Tiga cara ini harus anda terapkan jika anda ingin memilih saham yang tepat untuk trading

Penting sekali untuk memilih saham yang tepat, karena tujuan kita semua trading adalah untuk dapat profit. Profit bisa didapatkan jika anda dan saya memilih saham yang benar buat trading, bukan hanya sekedar spekulasi. 

Alasan lain kenapa anda harus mempraktikkan tiga cara untuk memilih saham yang tepat ini karena saham itu cukup berfluktuatif. 

Saham yang anda beli bisa saja langsung naik. Tapi sangat mungkin juga, saham yang anda beli harganya turun terlebih dahulu. Nah, kalau anda sudah melakukan langkah2 memilih saham yang tepat, anda terus praktik, berlatih, maka anda bisa meminimalkan kerugian / cut loss. 

Anda hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham2 yang anda beli naik dan memberikan PROFIT YANG MAKSIMAL untuk anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari IHSG di Yahoo Finance

Cara Mencari IHSG di Yahoo Finance

Untuk anda yang ingin mencari data IHSG, terutama data historisnya (untuk kepentingan analisa saham pribadi), ada banyak situs yang menyediakan data IHSG, salah satunya adalah Yahoo Finance. 

Yahoo Finance menyediakan data IHSG yang cukup lengkap, yang bisa anda lihat OHLC-nya per hari selama jangka waktub tertentu (anda bisa setting tanggal yang anda inginkan), sehingga anda bisa menggunakan pergerakan / data IHSG untuk analisa yang lebih komplit.  

Berikut adalah langkah-langkah dan panduan cara mencari IHSG di Yahoo Finance

1. Buka situs finance.yahoo.com

2. Pada menu search, ketikkan simbol: ^JKSE, seperti tampilan dibawah ini: 

IHSG Yahoo Finance
Perhatikan yang saya beri tanda persegi hijau diatas, saat anda ketikkan ^JKSE, makan muncul dua simbol. Anda bisa pilih salah satu (sama saja). Nantinya akan muncul data-data IHSG. 

JKSE sendiri adalah singkatan dari Jakarta Composite Index. Yap, dalam Bahasa Indonesia kurang lebih maksudnya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jadi kalau di Yahoo Finance anda ketikkan 'IHSG', maka anda tidak akan menemukan menu IHSG. 

Kalau mau cari IHSG di Yahoo Finance, anda harus ketikkan: ^JKSE

3. Lalu tampilan IHSG di Yahoo Finance adalah seperti dibawah ini:

Cara mencari IHSG di Yahoo Finance
Kemudian muncullah data IHSG di Yahoo Finance. Anda bisa melihat posisi IHSG di hari itu (lihat tanda persegi kuning). Anda bisa juga melihat summart IHSG (harga open dan previous close) serta menu Chart, yaitu grafik untuk melihat IHSG. 

Nah kalau anda mau melihat data historis IHSG, yaitu data OHLC-nya selama misalnya 6 bulan berturut-turut, anda bisa masuk ke menu 'Historical Data' (lihat tanda persegi hijau). Tampilannya sebagai berikut: 

Data IHSG
Itulah data OHLC IHSG yang muncul per tanggal. Anda bisa setting Time Period sesuai yang anda inginkan, anda bisa tampilkan data historis (frequency) daily atau weekly sesuai kebutuhan anda.

CARA CEPAT MENCARI IHSG YAHOO FINANCE 

Ada lagi cara cepat untuk mencari IHSG di Yahoo Finance. Anda cukup buka Mbah Google, lalu ketikkan JKSE. Then, akan muncul IHSG pada situs Yahoo Finance di page pertama.  Lalu anda klik dan akan langsung masuk pada Yahoo Finance.. Tampilannya seperti dibawah ini:

Itulah cara mencari IHSG di Yahoo Finance.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mencari Saham yang Murah dan Bagus

Mencari Saham yang Murah dan Bagus

Belilah saham kalau harganya sudah murah... Anjuran ini mungkin sering anda dengar. Memang saham yang harganya sudah turun memiliki potensi naik / rebound. 

Saya sendiri sudah pernah menuliskan tentang konsep saham turun / murah disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun, di mana strategi membeli saham yang murah bisa menjadi salah satu strategi trading yang dapat menghasilkan profit maksimal. 

Tapi bagaimana cara mencari saham yang murah dan bagus? Masalahnya tidak semua saham yang harganya kelihatan murah adalah saham2 yang bagus untuk trading / investasi. Maka dari itu, untuk mencari saham yang murah, anda bisa melakukannya dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:

1. Mencari saham yang diskon dan murah secara analisa teknikal 

Jika ada saham yang sudah turun katakanlah dari harga 4.000 ke 3.000, apakah saham tersebut sudah bisa dikatakan murah secara analisis teknikal? Dalam banyak praktik yang kita temukan, seringkali saham2 yang harganya sudah turun, ternyata harganya masih bisa turun lagi lebih banyak. 

Maka dari itu, anda harus bisa membedakan saham yang harganya benar2 sudah murah secara analisa teknikal, dan memiliki potensi rebound, dan saham2 yang harganya sudah turun, namun masih punya potensi turun. 

Cara-cara mencari saham yang murah, diskon dan bagus secara analisis teknikal, saya bahas praktik2 cara memilih sahamnya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon dan Murah. 

Jadi pada praktik2 ini anda mencari saham2 yang diskon, dan saham2 yang mudah rebound. Hal ini karena tidak semua tipe saham yang sedang turun layak untuk trading. Dengan mencari saham2 yang diskon, anda bisa menerapkan strategi buy on weakness (BOW) lebih efektif. 

2. Mencari saham2 yang undervalue  

Jika anda adalah investor / fundamentalist, anda bisa mencari saham2 murah dengan cara melihat valuasi sahamnya. Saham2 yang murah adalah saham2 yang harganya sudah undervalue secara fundamental. 

Beberapa analisa yang bisa dipakai untuk melihat saham2 yang undervalue adalah analisa Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Cara menganalisa saham-saham yang undervalue, bisa anda baca pos saya disini: Saham Undervalue: Mencari Saham Undervalue Terkini.

Saya sudah menuliskan contoh2 melihat saham yang undervalue per sub sektor saham. Saham2 yang undervalue ini bisa menjadi salah satu patokan untuk mencari saham yang murah secara analisa fundamental. 

Kesimpulannya, ada dua cara mencari saham yang murah dan bagus. Pertama, melalui analisa teknikal, yaitu dengan praktik mencari saham diskon yang berpotensi rebound. Baca juga: Praktik Mencari Saham Diskon. Kedua, mencari saham murah dengan pendekatan analisa fundamental. 

Jadi kalau anda adalah seorang trader, maka carilah saham2 yang murah menggunakan analisa teknikal yang simpel dan bisa dipraktikkan. Sebaliknya, kalau anda investor, carilah saham murah menggunakan pendekatan valuasi saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Tujuan dan Motif Lain Perusahaan Go Public

Tujuan dan Motif Lain Perusahaan Go Public

Ketika suatu perusahaan tertutup memutuskan untuk "meningkatkan" statusnya menjadi perusahaan terbuka (Tbk) atau go public, perusahaan tersebut pasti memiliki tujuan. Sebagai seorang trader atau investor, pernahkah Anda berpikir, apa yang menjadi tujuan kok perusahaan memilih untuk jadi perusahaan Tbk? Dan apa fungsinya Anda mengetahui tujuan dan motif lain perusahaan beralih menjadi Tbk?

Sudah jelas, semua perusahaan yang ingin go public pasti karena manajemen ingin mendapatkan pendanaan / modal / uang segar dari hasil penjualan saham perdananya ke masyarakat. Biasanya perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membayar utang, dan ekspansi, itulah mengapa perusahaan memutuskan untuk go public. Perusahaan yang akan go public dan mencatatkan saham perdananya dan melepas saham ke masyarakat prosesnya disebut dengan Initial Public Offering (IPO).  

Saya rasa semua perusahaan yang memilih go public pasti memiliki tujuan: Memperoleh PENDANAAN. Zaman dahulu, kalau perusahaan butuh duit segar, kebanyakan perusahaan meminjam ke perbankan (ngutang), karena zaman dahulu intrumen pasar modal belum seberapa dikenal. Kalau sekarang, akses pendanaan bisa dilakukan dengan dua cara: Perbankan dan pasar modal. Jadi, jalan alternatif perusahaan untuk mendapatkan pendanaan selain perbankan adalah pasar modal. Perusahaan mendapatkan dana segar dari pasar modal melalui proses IPO, dan bisa juga melalui aksi korporasi lainnya (setelah IPO) seperti right issue. 

Itulah tujuan perusahaan go public. Ujung2nya adalah untuk mendapatkan dana segar. Nah, tapi apakah benar semua perusahaan go public yang jumlahnya 500 lebih memang benar2 memiliki tujuan tersebut? Apakah nggak ada motif lain? Tentu saja ada.. 

Kalau Anda perhatikan, pergerakan harga saham di pasar modal nggak semua likuid. Bahkan, sebenarnya yang likuid cuma puluhan saja. Banyak saham2 gocap, banyak saham2 yang trennya turun terus, banyak saham2 yang polanya nggak karu2-an. Kenyataanya, banyak perusahaan yang laporan keuangannya rugi, utangnya banyak tapi sahamnya masih tercatat di BEI. Dan sudah bisa ditebak, perusahaan2 yang berfundamental jelek / bermasalah, harga sahamnya rata2 anjlok atau jadi saham gorengan. 

Dari kata2 paragraf saya diatas, sudah jelas bahwa ada motif lain tujuan perusahaan yang ingin go public. Lalu apa saja motif2 lainnya?

Pertama. Untuk memperkaya owner / orang penting (dalam) lainnya. Perusahaan melakukan go public bisa saja bertujuan untuk memperkaya owner perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas / pemegang saham dalam jumlah besar. 

Saham baru bisa dijual, apabila dilakukan melalui mekanisma transaksi di pasar modal. Dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek, para pemegang saham mayoritas berharap harga saham yang mereka pegang naik, sehingga mereka bisa melepas sahamnya sewaktu-waktu dan mendapatkan untung yang besar. Contohnya: Tahun 2007 ketika saham BUMI masih menjadi blue chip, Bakrie menjadi orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. 

Kedua. Gengsi. Tidak sedikit perusahaan yang go public hanya semata-mata untuk meningkatkan gengsi di mata publik dan pendiri. Intinya adalah: Gengsi. Walaupun demikian, perusahaan yang berstatus Tbk sama sekali tidak menjamin adanya kemudahan perizinan ekspor impor dan sebagainya, dibandingkan perusahaan lainnya yang berstatus non-Tbk. 

Ketiga. Memperkuat reputasi perusahaan di mata publik. Perusahaan Tbk memiliki tuntutan yang lebih besar ketimbang perusahaan non-Tbk. Terutama dalam hal pengungkapan, laporan keuangan yang harus diaudit, kegiatan2 kemasyarakatan (CSR), GCG, dan tanggung jawab lainnya. Perusahaan Tbk memiliki tanggung jawab yang jauh lebih banyak. Oleh karena itu, perusahaan yang memilih untuk berstatus Tbk, biasanya ingin memperkuat reputasi di mata publik, agar diharapkan dengan adanya pengungkapan2 perusahaan maupun kegiatan2 CSR, publik lebih mengagumi perusahaan, lebih mengenal brand perusahaan. Ujung2nya kembali lagi: Perusahaan berharap supaya produk perusahaan lebih dikenal dan akhirnya bisa meningkatkan profit perusahaan.

Jadi, itulah motif2 perusahaan go public. Tidak semua perusahaan go public memiliki tujuan "mulia". Ada yang cuman gengsi saja, ada yang hanya ingin meningkatan kekayaan pemegang sahamnya saja. Perlu Anda pahami, perusahaan setelah go public sama sekali tidak menjamin bahwa kinerja perusahaan akan lebih bagus untuk kedepan. Karena motif perusahaan melakukan go public ada bermacam-macam. Itulah mengapa di pasar modal harga saham yang likuid hanya puluhan saja, meskipun jumlah saham di BEI ada 500 lebih. Bagaimana jika Anda menemukan perusahaan yang menurut Anda bagus, tetapi harga sahamnya malah turun terus? Silahkan baca pos saya: Perusahaan OK, Kok Sahamnya Anjlok?


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham-saham yang Bermasalah

Saham-saham yang Bermasalah

Baik trading (jangka pendek) maupun investasi (jangka panjang), anda harus memilih saham2 yang layak untuk dibeli, salah satunya adalah saham2 yang sehat disamping faktor2 teknikal dan likuiditas sahamnya. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Saham-saham yang bermasalah, seperti saham yang terkena suspensi, perusahaan2 yang terlambat menyampaikan laporan keuangan adalah saham2 yang cukup berisiko untuk anda tradingkan, apalagi untuk disimpan dalam jangka yang lebih lama. 

Tapi..... Bagaimana cara mengetahui saham2 yang bermasalah ini? Bukankah di BEI cukup banyak saham2 yang bermasalah, misalnya kena suspen, tidak menyampaikan laporan keuangan, perusahaan di ujung pailit dan lain? 

Untuk mengetahui saham-saham yang bermasalah, and bisa melihatnya melalui situs www.idx.co.id yaitu pada menu NOTASI KHUSUS. Berikut langkah2nya: 

1. Buka situs www.idx.co.id 

2. Buka menu Perusahaan Tercatat --> Notasi Khusus dan akan muncul tampilan seperti dibawah ini:


3. Kemudian akan muncul keterangan notasi khusus yang memuat kriteria saham2 yang bermasalah berdasarkan data update terbaru dari BEI: 
Notasi khusus BEI
BEI sudah mengklasifikasian saham-saham yang bermasalah dalam suatu menu Notasi Khusus yang dibuat. Anda bisa lihat contohnya seperti diatas. Kalau ada kode saham yang diberikan notasi 'B' itu artinya saham tersebut sedang dalam permohonan pernyataan pailit saat itu. 

Kalau ada saham yang diberi notasi 'E', maka perusahaan tersebut memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir dan seterusnya. 

Untuk melihat saham-saham apa saja yang terkena notasi khusus ini, maka anda bisa lihat daftar sahamnya dibawah kode notasi khusus tersebut. Seperti ini daftar2 saham yang terkena notasi khusus: 

Klik gambar untuk memperbesar

Anda bisa lihat saham-saham apa saja yang terkena notasi khusus beserta keterangan dari setiap emiten yang dikenakan notasi. Bisa anda lihat bahwa saham2 yang terkena notasi khusus ternyata cukup banyak, dan inilah saham2 yang bermasalah di BEI. 

Dan kalau kita perhatikan, saham2 yang terkena notasi khusus biasanya adalah saham2 lapis tiga yang pergerakan sahamnya tidak terlalu baik. 

Notasi Khusus BEI ini bagi sebagian anda mungkin masih terdengar asing. Tapi hal ini cukup penting untuk anda ketahui. Jangan sampai anda terjebak membeli saham2 yang fundamentalnya jelek, atau saham2 yang risikonya besar.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Berapa Modal Awal Trading Saya?

Berapa Modal Awal Trading Saya?

Beberapa kali saya pernah mendapatkan pertanyaan dari rekan-rekan pembaca web Saham Gain ini terkait 'modal trading'. Lebih tepatnya, banyak pertanyaan / request untuk membahas: "Berapa banyak sebenarnya modal awal yang dulu saya pakai buat trading saham?"

Maka dari itu, di pos ini saya akan membagikan sedikit banyak pengalaman saya tentang modal awal trading yang saya gunakan. Inilah modal awal trading saya:

Pertama kali trading, saya hanya menggunakan modal Rp1 juta. Anda mungkin bertanya-tanya lagi dengan penasaran: 

Kenapa Rp1 juta? Kenapa nggak sekalian Rp50 juta?
Kenapa kok pakai modal kecil apa profitnya terasa? 
Gimana caranya beli saham kalau modalnya cuma Rp1 juta? 
Beli satu satu saham atau diversifikasi?

Saya menggunakan modal awal Rp1 juta karena dua pertimbangan. Pertama kali trading saya memang nggak punya modal besar. Saya hanya punya duit nganggur Rp2 juta. Tapi saya putuskan untuk masukkan Rp1 juta dulu di saham. 

Boleh dikatakan saya benar2 memulai dari nol. Cuma punya modal apa adanya, belajar dari banyak sumber, berhati-hati memilih saham dan berusaha mengembangkan analisa yang lebih baik. 

Kedua, sebelum trading saham, saya sudah banyak membaca kisah2 trader pemula yang mengalami kerugian besar karena nekad memasukkan modal Rp50 juta, Rp100 juta. Atas dasar itulah saya memutuskan untuk memulai bertahap.

Jadi andaikata saat itu pun saya punya duit Rp100 juta, saya juga nggak akan berani langsung masukkan uang sebesar itu buat trading. 

Seiring berjalannya waktu, saat saya sudah mulai bisa untung, memilih saham yang cocok, yang bagus untuk trading, sudah bisa meminimalkan kerugian, saya mulai menambah modal hingga menjadi Rp2-3 juta. 

Anda bisa baca juga pengalaman2 trading pribadi yang saya ulas disini: Pengalaman Trading Saham:  Berapa Lama Trader Bisa Dapat Profit Konsisten? 

Pelajari juga praktik2, manajemen dan strategi trading saham disini: Ebook Belajar Saham Anda bisa mendapatkan praktik2 langsung analisa teknikal, diversifikasi saham yang benar, cara2 memilih analisa teknikal saham yang bagus, dan manajemen modal yang baik.  

Terkait strategi membeli saham, saya melakukan strategi diversifikasi, yaitu membeli 2 saham, maksimal 3 saham. Memang kalau trading pakai modal Rp1 juta, saya nggak bisa membeli saham terlalu banyak, dan diversifikasi juga terbatas. 

Tapi kalau anda nggak trading di era sekarang, maka dengan modal Rp1 juta anda harusnya bisa memiliki pilihan saham yang lebih banyak, karena sekarang 1 lot sudah menjadi 100 lembar (dulu masih 500 lembar), sehingga sekarang harganya sudah jauh lebih terjangkau. Baca juga: Daftar Saham Bagus Harga Murah. 

Dulu sebagai pemula, saya merasakan manfaat2 yang luar biasa dengan menggunakan modal awal trading sekecil mungkin. Manfaat pribadi yang saya rasakan adalah:
  • Psikologis jauh lebih tenang
  • Kalau saya cut loss, kerugiannya sangat kecil (karena pakai sedikit modal)
  • Tidak kaget menghadapi market (karena nggak ngotot pakai modal jumbo)
  • Bisa lebih fokus menganalisa saham, dan tidak terlalu orienstasi profit
Dari sinilah (modal kecil), justru akhirnya saya bisa mengembangkan modal lebih besar, karena sebagai pemula (waktu itu) psikologis lebih tenang, saya bisa lebih fokus menganalisa. 



Jadi saran saya, buat anda yang masih pemula (pertama kali terjun di dunia trading), pakailah modal sekecil mungkin. Meskipun anda mungkin punya duit gede, tapi jangan nekad memasukkan modal besar, apalagi kalau anda belum memiliki pengalaman trading. 

Supaya seperti yang saya tuliskan di poin2 tadi, selain psikologis lebih tenang, dengan modal kecil, nominal cut loss anda juga cenderung lebih sedikit. 

Banyak pemula yang ingin memulai dengan modal puluhan juta, karena mendegar anjuran2 dan persepsi2: 

"Kalau modal cuma Rp1 juta, kapan untungnya?"
"Kalau mau untung besar di saham, modalnya harus besar. Modal Rp1 juta nggak akan terasa untungnya" 

Inilah yang menjadi penyebab trader pemula rugi besar di saham, karena trader yang belum punya bekal pengalaman langsung nekad, dan hanya ingin orientasi ke profit besar dalam waktu singkat. 

Padahal seorang pemula targetnya bukan untung besar, tapi belajar dulu. Terutama: Belajar agar anda bisa meminimalkan kerugian. Baca juga ulasan saya disini: Target Trading Saham untuk Pemula.

Kalau anda bisa membangun trading anda step by step, anda akan menerima manfaatnya dalam jangka panjang, karena pondasi-pondasi trading dan analisa anda sudah terbentuk dengan baik.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.