Cara Beli Saham di IDX - Panduan Lengkap

Cara Beli Saham di IDX - Panduan Lengkap

Anda yang ingin memulai belajar saham, anda pasti sering mendengar istilah Bursa Efek Indonesia (BEI) atau dalam Bahasa Inggrisnya Indonesia Stock Exchange (IDX). IDX ini merupakan tempat di mana para perusahaan / emiten mendaftarkan perusahaannya untuk go public atau listing di Bursa Efek. 

Jadi ketika perusahaan sudah mendaftarkan sahamnya di IDX, maka itu artinya perusahaan akan menerbitkan saham yang siap untuk diperdagangkan oleh masyarakat. Dengan kata lain, anda juga punya kesempatan untuk membeli saham perusahaan go public tersebut, karena perusahaan tersebut statusnya sudah akan berubah menjadi perusahaan 'terbuka' (tbk).

Pertanyaannya: Bagaimana cara membeli saham di IDX? Apakah bisa membeli melalui bank? Berapa modal minimal buat beli saham? 

Ada langkah2 atau tahapan2 agar anda bisa mulai membeli saham. Berikut adalah langkah-langkah cara beli saham di IDX:  

1. Membuka akun di kantor sekuritas 

Membeli saham-saham yang terdaftar di IDX harus dilakukan melalui software online trading. Itu artinya, anda harus membuka akun terlebih dahulu di kantor sekuritas. Membeli saham tidak bisa dilakukan di bank. Anda bisa baca tulisan saya disini: Cara Menabung Saham di Bank.  

Membuka akun di kantor sekuritas, bisa dilakukan secara offline (anda datang di kantor terdekat) maupun secara online (anda membuka akun melalui situs resmi sekuritas). Di pos ini: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta, saya juga sudah memberikan beberapa referensi kantor sekuritas yang bagus, yang deposit awalnya kecil. 

Kalau anda ingin tahu langkah2 membuka akun di kantor sekuritas, anda bisa download ebook gratis yang saya terbitkan disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula.   

Setelah langkah2 membuka akun di sekuritas selesai, anda akan mendapatkan username dan password untuk login di software trading anda. 

Untuk mendapatkan software trading, anda bisa download software online trading di situs resmi sekuritas tempat anda mendaftar akun. Setiap situs sekuritas resmi, pasti menyediakan software trading untuk anda download. 

2. Setor modal / deposit modal

Setelah buka rekening saham di kantor sekuritas (baca lagi langkah2nya di ebook gratis yang saya terbitkan diatas), anda harus setor modal ke rekening saham anda, melalui rekening ATM. 

Ketika anda suntik modal dari ATM ke rekening saham, uang anda akan masuk dalam waktu paling lama 1x24 jam. Setelah itu uang yang anda setor, bisa anda gunakan untuk beli saham.

Jadi ketika anda membuka akun, anda akan diwajibkan untuk mengisi nomor rekening ATM anda. Tujuannya adalah untuk setor modal (deposit) supaya nantinya anda bisa membeli saham, dan juga untuk tarik keuntungan (withdraw) dari rekening saham ke rekening ATM. Baca juga: Cara Mencairkan (Tarik Profit) Keuntungan Saham.

3. Membeli saham 

Jika anda sudah buka akun saham, anda sudah setor modal, anda bisa mulai beli saham. Berikut adalah contoh tampilan software online trading: 


Software online trading saham
Di software online trading inilah, anda baru bisa membeli dan menjual saham. Nah untuk bisa membeli saham, anda harus memahami mekanisme perdagangan saham. 

Yup, karena membeli saham tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Ada mekanisme harga saham yang terbentuk (bid-offer) yang harus anda pahami, sehingga anda tidak salah memasang antrian harga beli. Baca juga: Belajar Saham - Memahami Mekanisme Perdagangan Saham. 

4. Melakukan analisa saham dan mempelajari mekanisma perdagangan saham

Membeli saham harus dilakukan dengan analisa yang benar. Karena tujuan anda beli saham adalah supaya bisa jual untung, maka anda harus mencari saham2 yang bisa naik diatas harga beli, setelah anda membeli sahamnya.

Disini: Buku Saham, saya sudah menjelaskan dengan lengkap strategi2 membeli saham yang bagus yang bisa naik dalam jangka pendek. 

Itulah langkah2 cara membeli saham di IDX. Caranya tidak sulit, simpel. Dan membuka rekening saham tidak harus datang ke kantor sekuritas, anda bisa buka akun secara online (dengan mengisi formulir online). 

Untuk anda yang punya keinginan belajar saham, anda bisa memulai step-step seperti yang saya jelaskan diatas.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Disiplin Trading Plan untuk Profit Saham

Disiplin Trading Plan untuk Profit Saham

Dalam trading saham, kita mengenal trading plan / perencanaan trading. Trading plan memegang peran yang sangat penting untuk mengatur trading kita ke jalan yang benar, dan trading plan ini bukan hanya berlaku untuk trader, namun juga berlaku untuk investor (investor plan). 

Jika anda ingin paham lebih banyak tentang trading plan, cara menyusun trading plan dan menerapkan trading plan yang benar dalam trading anda, anda bisa mendapatkan materinya disini: Menyusun Trading Plan Saham. 

Jadi seharusnya semua keputusan beli-jual saham yang anda lakukan, termasuk keputusan anda untuk hold, wait and see, tidak membeli saham dalam situasi tertentu, semuanya harus anda masukkan dalam trading plan. Dan anda harus mematuhi trading plan yang sudah anda tetapkan. 

Di paragraf pertama saya mengatakan kalau trading plan memegang peranan yang sangat penting dalam trading. Seberapa penting peranan trading plan? Saya berikan satu contoh konkrit yang sering dialami trader:  

Setelah mendapatkan profit 8 kali trading saham hingga pertengahan bulan dengan total keuntungan Rp20 juta, trader memutuskan untuk berhenti dahulu dari aktivitas tradingnya sampai akhir bulan, dengan tujuan meminimalkan risiko kerugian. Namun, di hari berikutnya trader tergoda untuk melipatgandakan profit dengan membeli saham lagi. 

Hasilnya, saham yang dibeli ternyata turun terus, dan trader terpaksa harus melakukan cut loss sebanyak Rp8 juta. Akhirnya total profit yang didapatkan trader adalah Rp12 juta. 

Padahal kalau trader tersebut mau mematuhi trading plan-nya, trader tidak perlu kehilangan / rugi Rp8 juta, tetapi trader tetap bisa menikmati profit Rp20 juta-nya itu tadi. 

Dari contoh tersebut kita semua bisa menilai bahwa trading plan bisa membawa trader untuk lebih disiplin, lebih tenang, tidak gegabah.

Memang memiliki trading plan tidak menjamin anda pasti profit. Trading plan bertujuan untuk mengarahkan kita trader ke jalan trading yang benar. Dengan cara ini, aktivitas trading yang dilakukan akan tetap rapi, sehingga hasil yang didapatkan akan lebih baik.  

Seperti contoh diatas tadi, akibat trader tidak mematuhi trading plan, aktivitas trading yang dijalankan menjadi kacau, tidak rapi dan trader kehilangan beberapa persen dari profit bersih yang sudah diperoleh sebelumnya. 

"Tapi mematuhi trading plan itu nggak gampang Bung Heze. Bagaimana ya cara supaya kita bisa trading di jalur yang sudah kita buat?" Tanya anda

Harus saya akui mematuhi trading plan itu juga tidak mudah. Terkadang, trader sulit mematuhi trading plan yang sudah dibuat. Misalnya, trader membeli saham di harga 1.000 dan sudah memasang target take profit di harga 1.200. 

Namun saat harga saham naik ke 1.200, trader menaikkan lagi batas target take profit hingga 1.300. Ini artinya anda sudah melanggar trading plan anda sendiri. Baca juga:  Mengatasi Rasa Menyesal Saat Take Profit Saham. 

Atau trader seringkali sudah menetapkan untuk membeli saham ketika harganya turun di harga sekian. Namun karena nggak sabaran, trader akhirnya memutuskan untuk langsung membeli sahamnya di harga yang masih cukup tinggi. Ini juga salah satu trader belum bisa menepati trading plannya. 

Agar anda bisa disiplin menerapkan trading plan, maka tahapan-tahapan yang harus anda lakukan adalah: Pertama, pahamilah cara menyusun dan mengaplikasikan trading plan dengan benar. Baca juga: Cara Menyusun dan Menerapkan Trading Plan Saham. Kedua, latih terus kemampuan anda untuk disiplin. 

Menetapkan kedisiplinan dalam trading plan memang membutuhkan waktu. Satu-satunya cara yang bisa anda lakukan adalah terus menambah jam terbang trading. Lama-kelamaan, anda akan lebih mampu trading di jalur yang benar sesuai dengan apa yang sudah anda susun.

Di awal trading, saya juga memiliki banyak sekali saham nyangkut, gampang stress, selalu menyesal saat saham sudah naik setelah dijual, pinginnya beli saham terus. Namun, dengan mencoba dan terus belajar, saat ini saya sudah bisa menerapkan trading plan dan menjalani trading dengan lebih disiplin. Tentunya tidak ada sesuatu yang instan. Jika anda ingin sukses dalam trading, anda harus berproses.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Trading Saham Jangka Pendek

Strategi Trading Saham Jangka Pendek

Trading jangka pendek merupakan strategi trading yang paling banyak, paling sering diaplikasikan trader saham. Fluktuatif naik-turunnya saham yang anda amati sehari-hari dikarenakan adanya para trader jangka pendek yang memanfaatkan momentum untuk take profit dalam jangka yang lebih singkat. 

Strategi trading saham jangka pendek memiliki banyak kelebihan. Salah satu kelebihan trading jangka pendek yang paling sering diincar trader adalah keuntungan yang relatif lebih cepat, ketimbang harus hold saham terlalu lama.     

Trading jangka pendek sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa macam strategi. Jadi dalam praktiknya, kalau anda menyebut istilah 'trading jangka pendek', maka strategi2nya nggak bisa disama-ratakan. 

Ada beberapa strategi trading jangka pendek yang sering diterapkan dalam trading saham, yaitu sebagai berikut:   

1. Trading menitan / scalping trading

Strategi ini merupakan strategi trading dengan jangka waktu yang paling pendek. Anda membeli dan menjual saham hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dalam scalping trading, trader umumnya akan mengincar saham2 lapis tiga / saham gorengan, karena di pasar saham, saham2 gorengan-lah yang memiliki potensi naik-turun cepat hanya dalam hitungan beberapa menit.  

Namun di pasar saham, scalping trading ini juga merupakan strategi trading jangka pendek yang paling berisiko, mengingat saham2 lapis tiga memiliki pergerakan harga yang sulit diprediksi dengan analisa teknikal. 

Jadi dalam scalping trading, anda harus jauh lebih disiplin pada saat menetapkan target / level cut loss.    

2. Trading harian / intraday trading

Strategi trading jangka pendek yang paling aman, risikonya lebih kecil adalah intraday trading. Intraday trading dilakukan dengan cara beli saham pagi hari, lalu jual siang atau sore harinya (harian). 

Dan 'toleransi' jangka waktu intraday adalah sampai 3 hari trading. Jadi dalam intraday trading, anda memilih saham2 yang lebih likuid, fluktuatifnya bagus, mudah naik dalam jangka harian, tetapi anda tidak perlu terlalu terburu-buru menjual saham. 

Kalau anda mau trading harian jangka pendek dan mendapatkan profit yang lebih konsisten, maka intraday trading adalah strategi trading yang paling bagus untuk anda.   

Untuk strategi intraday trading, saya pernah menuliskan praktik2nya, cara memilih saham bagus untuk trading harian, dan studi kasusnya langsung disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Jadi di ebook tersebut, anda akan praktik langsung cara-cara yang benar untuk trading harian. Sehingga, anda bisa memperoleh profit konsisten, dan memahami momentum yang tepat untuk trading jangka pendek. 

3. Trading dibawah 1 minggu

Strategi trading jangka pendek ini juga sering diterapkan trader, yaitu trading jangka pendek dengan rentang waktu yang lebih panjang dibandingkan intraday trading. Misalnya anda beli saham hari ini, jual 5 hari kemudian, maka itu juga bagian dari strategi trading jangka pendek.  

4. Trading diatas 1 minggu - 1 bulan (swing trading / trend following)

Dalam trading, anda pasti sudah sering mendengar istilah swing trading. Swing trading ini merupakan trading jangka pendek yang time frame-nya paling panjang, yaitu diatas satu minggu sampai satu bulan. 

Yup, ini sama artinya anda menerapkan strategi HOLD SAHAM, namun jangka waktu hold anda nggak terlalu panjang. Swing trading dilakukan dengan cara mengikuti tren suatu saham. Kalau tren masih naik, anda hold. Kalau tren saham sudah mulai turun, anda jual.

Strategi swing trading, dan memilih saham2 breakout yang berpotensi naik, pernah saya tuliskan strategi2nya disini: Ebook Panduan Simpel Memilih Saham Bagus. 

Bagaimana dengan trading diatas 1 bulan? Well, kalau sudah diatas satu bulan, maka dapat dikatakan anda melakukan trading jangka menengah, anda membeli saham di harga yang rendah, murah, dan juga melihat fundamentalnya (positioning trading). 

Itulah empat strategi trading jangka pendek yang sering diaplikasikan trader. Terus, mana strategi trading jangka pendek yang paling baik dan efektif? 

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, strategi trading jangka pendek yang paling bagus diaplikasikan adalah INTRADAY TRADING dan SWING TRADING. 

Intraday trading maupun swing trading sama-sama dilakukan dengan memilih saham2 yang bagus, likuid, aman dan momentumnya tepat untuk trading. Dan jangka waktu trading keduanya nggak terlalu cepat, dan nggak terlalu lama, sehingga efektif untuk anda terapkan, bagi anda yang tipikalnya nggak suka risiko terlalu gede dalam trading. Baca juga: Kombinasi Trading Cepat & Swing Trading.   


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Risiko Terburuk Beli Saham Gorengan

Risiko Terburuk Beli Saham Gorengan

Di pasar saham kita, mayoritas saham adalah saham-saham lapis tiga alias saham gorengan. Bahkan kalau anda perhatikan dengan detail, mayoritas saham yang baru listing di Bursa, selalu menjadi saham gorengan, dengan tingkat likuiditas saham yang jelek, dan pergerakan saham yang tidak menentu. 

Saya juga pernah menuliskan artikel tentang ciri-ciri saham gorengan disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. Anda bisa baca-baca tentang kriteria saham gorengan, agar anda nggak terjebak dalam saham gorengan ysng berisiko tinggi. 

Dalam praktiknya, anda akan menemukan banyak sekali anjuran untuk membeli saham-saham gorengan, dengan iming2 return yang besar, padahal saham2 gorengan ini risikonya tinggi. 

Bandar bisa untung besar dari saham gorengan, karena punya duit jumbo dan "kemampuan mengendalikan saham". Tapi untuk anda trader ritel, hal ini akan sangat berisiko buat anda. 

Ada banyak risiko saham gorengan: Risiko saham anda nyangkut, rugi (cut loss). Tapi ada lagi risiko yang lebih buruk, boleh saya katakan risiko yang paling buruk kalau anda terus-terusan beli saham gorengan. Risiko terburuk saham gorengan ada dua, yaitu sebagai berikut: 

1. Saham nyangkut dan tidak kembali ke harga (beli) anda

Banyak sekali saham gorengan yang harganya nggak balik ke harga awal. Hal ini karena banyak saham gorengan yang sudah 'ditinggal oleh bandar'. Selain itu, saham gorengan punya likuiditas yang sangat jelek. 

Dan sekarang ini, saya banyak menemukan saham2 ini pada saham2 yang baru IPO. Anda bisa baca artikel saya disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT.

Saham2 gorengan yang pergerakan saham dan teknikalnya, sifatnya sangat tidak pasti ini membuat banyak saham gorengan yang pergerakannya sangat tidak menentu. 

Saya sering mendengar keluhan2 trader yang sudah bertahun-tahun nyangkut di saham gorengan, harganya nggak pernah balik ke harga awal (bahkan banyak juga yang turun lagi ke Rp50), dan trader juga nggak mendapatkan dividen dari saham2 gorengan tersebut. 

Sehingga, tentu kalau anda beli saham gorengan, risikonya modal anda akan "terpenjara". Kalau anda cut loss, kerugian anda juga sangat besar, dan tentu saja hal ini akan mengacaukan portofolio anda.   

2. Emitennya pailit / bangkrut

Saya pernah mendapat curhat dari seorang trader yang emitennya pailit (yaitu saham DAJK), di satu sisi trader tersebut memegang sahamnya, dan sahamnya nyangkut sudah beberapa tahun. 

Tentu saja, kalau emiten tersebut bangkrut, anda nggak akan bisa mendapatkan profit dari saham tersebut. Jadi itulah risiko yang paling buruk kalau anda selalu membeli saham gorengan. 

Grafik Saham DAJK sebelum pailit. Anda yakin mau beli saham yang grafiknya seperti itu?

"Oke, terus kenapa kok saham gorengan ini risikonya emitennya bisa sampai pailit atau nyangkut nggak balik ke harga beli ya Pak Heze?" Tanya anda

Harus anda ketahui, saham2 gorengan mayoritas perusahaannya memiliki fundamental yang buruk. Kalau anda nggak percaya, anda bisa cek sendiri bagaimana kinerja keuangan perusahaan2 yang sahamnya cenderung gorengan. 

Entah sering terlambat menyampaikan laporan keuangan, sering rugi bersih, ekuitasnya negatif, dan lain2. Sehingga, walaupun anda seorang trader, tetapi penting bagi anda untuk mempelajari analisa fundamental, agar anda nggak terjebak di saham2 seperti ini. 

Logikanya, kalau saham tersebut ramai, diminati trader dan investor, saham beredarnya banyak, maka perusahaan tersebut biasanya adalah perusahaan yang sehat. Yup, harusnya saham2 seperti itulah yang perlu anda tradingkan. 

Dengan kata lain, dua risiko terburuk trading di saham gorengan ini bisa menimbulkan risiko yang fatal untuk anda, yaitu anda nggak akan dapat cuan apapun kalau saham anda sudah terlanjur nyangkut parah. 

Hal ini beda saat saham anda "nyangkut" di saham2 yang bagus kinerjanya, maka saham2 itu akan lebih mudah balik ke harga awal, dan kemungkinan terburuk kalau saham tersebut belum balik (anda juga nggak rela cut loss), anda masih dapat dividen.  

"Berarti kita nggak disarankan main saham gorengan. Begitu kah Pak Heze?" Celetuk anda 

Boleh saja anda trading di saham gorengan, tetapi anda harus trading dengan analisa. Jangan trading karena ikut-ikutan, karena mau untung cepat. Dan yang terpenting, anda harus lebih disiplin dalam menetapkan cut loss untuk saham2 gorengan, karena biar bagaimanapun saham gorengan tetaplah saham2 yang berisiko tinggi. 

Pesan saya, jangan mudah terpengaruh oleh ajakan2 beli saham gorengan, walaupun kelihatannya saham gorengan ini bisa naik lebih tinggi dibandingkan saham2 likuid lainnya, tetapi risiko di saham gorengan juga sangat berbahaya, sehingga kalau anda sudah kena risiko terburuknya, maka otomatis anda nggak akan bisa dapat profit.  



Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Jenis-Jenis Aksi Korporasi Saham Perusahaan

Jenis-Jenis Aksi Korporasi Saham Perusahaan

Di pasar saham, kita mengenal adanya AKSI KORPORASI. Dalam Bahasa Inggrisnya disebut dengan corporate action. 

Aksi korporasi adalah kegiatan inisiatif yang dilakukan perusahaan yang dapat mempengaruhi perubahan jumlah saham beredar, harga saham dan jumlah kepemilikan saham investor.   

Ada beberapa aksi korporasi yang dapat mempengaruhi investor untuk membeli dan menjual saham perusahaan. Aksi2 korporasi ini juga bisa berdampak pada jumlah saham beredar, maupun keyakinan investor terhadap saham perusahaan. 

Berikut ini ada 7 (tujuh) aksi korporasi yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan:  

1. Right issue

Right issue merupakan aksi korporasi yang dilakukan dengan cara menerbitkan saham baru. Jadi, investor punya kesempatan untuk mendapatkan saham baru perusahaan di harga yang (umumnya) lebih murah. 

Tentang right issue, dan pengaruhnya terhadap harga saham, saya bahas sangat lengkap di pos ini: Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part I dan Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part II. Anda bisa baca2 artikel tersebut.  

2. Stock split

Stock split merupakan aksi korporasi yang dilakukan dengan cara memecah nominal harga saham menjadi lebih murah, namun jumlah saham beredar kini menjadi lebih banyak. 

Tentang stock split, serta pengaruhnya terhadap harga saham bisa anda baca di artikel saya disini: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split dan Cara Memanfaatkan Profit Saham dari Stock Split.

3. Reverse stock split (RSS)

RSS adalah kebalikan dari stock split, di mana perusahaan 'menggabungkan' nominal saham, sehingga harganya menjadi lebih mahal, dan jumlah saham beredar menjadi lebih sedikit. 

Tentang RSS dan pengaruhnya terhadap harga saham, bisa anda baca disini: Reverse Stock Split di Bursa Saham dan Reverse Stock Split, Berdampak Buruk terhadap Harga Saham. 

4. Dividen

Dividen merupakan aksi korporasi yang dilakukan dengan cara membagikan laba perusahaan kepada investor. Aksi korporasi ini bertujuan untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham, sehingga umumnya pembagian dividen akan berpengaruh pada harga saham. 

Tentang dividen, dan pengaruhnya ke terhadap harga saham, anda bisa baca disini: Arti dan Ilustrasi Pembagian Dividen dan Bahayanya Membeli Saham Saat Ex Date. 

5. Buyback saham

Buyback saham dilakukan perusahaan dengan cara membeli kembali saham perusahaan. Hal ini biasanya dilakukan emiten ketika harga saham perusahaan sedang jatuh (tekanan jual yang sangat besar).   

Tentang buyback saham, tujuan buyback dan pengaruhnya ke harga saham bisa anda baca di artikel saya disini: Apa itu Buy Back Saham?

6. Saham bonus

Saham bonus merupakan saham yang dibagikan emiten pada pemegang saham secara cuma-cuma. Tentu saja tujuannya untuk membuat investor / trader semakin tertarik dengan saham perusahaan tersebut. 

Tentang saham bonus, dan pengaruhnya ke harga saham, bisa anda baca disini: Pengertian dan Ilustrasi Saham Bonus.   

7. Merger dan akuisisi

Ketika perusahaan melakukan merger ataupun akuisisi, hal ini bisa meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli saham, terutama kalau perusahaan melakukan merger dan akusisi pada perusahaan2 yang bagus. 

Demikian juga sebaliknya, saham bisa turun atau bahkan tidak bergerak, kalau investor menilai aksi merger dan akusisi ini merugikan prospek perusahaan. Kalau anda belum perbedaannya anda bisa baca disini: Perbedaan Merger, Akuisisi dan Konsolidasi + Contohnya. 

Itulah aksi korporasi yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Di dalam trading saham, anda harus jeli mengamati setiap perubahan2 yang terjadi akibat aksi korporasi. Aksi korporasi bisa membuat investor membeli atau sebaliknya menjual saham, jadi momentum, pengalaman anda dan analisa harus anda gunakan.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Arti Private Placement Saham dan Contohnya

Arti Private Placement Saham dan Contohnya

Di pasar saham pernahkah anda mendengar istilah private placement? Atau mungkin anda sedang bertanya-tanya arti private placement yang sebenarnya? Di pos ini saya akan menjelaskan lebih detail mengenai arti private placement saham, dan tujuan perusahaan melakukan privat placement. 

Private placement atau Penambahan Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) adalah cara perusahaan menjual saham kepada investor yang sudah dipilih dan ditentukan, bukan kepada investor publik. 


Private placement (Untuk selanjutnya kita singkat PP saja yaa) salah satu bentuk aksi korporasi perusahaan. Masih bingung dengan definisi diatas? Baca terus... 

Jadi kalau right issue menghimpun dana dari investor publik (masyarakat umum seperti saya dan anda bisa membeli saham perusahaan melalui right issue, untuk mendapat tambahan saham baru), maka pada PP, perusahaan sudah memilih investor, misalnya PT A berdasarkan persetujuan bersama, untuk kemudian membeli saham perusahaan di harga tertentu. Artinya, masyarakat umum tidak bisa ikut serta dalam PP. 

Investor yang sudah dipilih perusahaan untuk menyerap dana / saham perusahaan ini disebut sebagai standby buyer (pembeli siaga). Sekuritas berperan sebagai perantara, supaya transaksi yang disepakati perusahaan dengan standby buyer dapat berjalan dengan baik.

Apakah aksi PP ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan? Seharusnya sama sekali nggak pengaruh. Kenapa demikian? 

Karena PP dilakukan di pasar negosiasi, bukan pasar reguler. Artinya, sebanyak apapun lot dan berapapun nominal transaksi yang terjadi di pasar nego tidak akan mempengaruhi harga saham di pasar reguler. Baca juga: Pasar Reguler, Pasar Negosiasi dan Tunai di Bursa Saham.

Tetapi di pasar saham ada faktor psikologis. Para trader di pasar reguler seringkali menganggap PP bisa membuat harga saham mampu mencapai harga PP yang telah ditetapkan.  

Sebagai contoh, katakanlah harga saham ABCD di pasar reguler adalah 400. Kemudian perusahaan melakukan PP dengan kesepakatan standby buyer untuk membeli sahamnya di harga 300. Maka, bisa jadi pelaku pasar atau bandar akan menurunkan harga saham di pasar reguler ke 300-an. Meskipun tidak selalu, namun permainan psikologis ini sangat mungkin terjadi. 

Psikologis ini juga berlaku sama seperti right issue. Perhatikan saham2 seperti JSMR, ADHI PPRO yang harganya berangsur-angsur turun, padahal nggak ada sentimen negatif, dan kinerjanya juga oke-oke saja. Tapi karena perusahaan2 tersebut melakukan right issue dengan harga teoretis dibawah harga pasar, maka harga saham turun ke harga teoretisnya tersebut. 

Lalu apa tujuan perusahaan melakukan private placement?

Tujuan private placement sudah jelas, yaitu untuk menambah modal bagi perusahaan, yang akan digunakan untuk ekspansi, membayar atau untuk menurunkan rasio utang. Sebagai contoh, WINS melakukan PP dengan tujuan menambah modal dan menurunkan rasio debt to equity. 

Anda yang jeli baca pos ini pasti akan bertanya:

"Pak Heze kenapa perusahaan pilih melakukan private placement? Kan ada banyak cara buat dapat tambahan modal? Apalagi cari standby buyer juga nggak mudah" 

Pertanyaan bagus. PP memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, dengan PP perusahaan sudah pasti akan menyerap dana sebesar yang sudah disepakati dengan standby buyer. 

Namun kekurangan utama PP adalah perusahaan tidak bisa menghimpun dana dengan jumlah yang lebih besar atau sangat besar, karena PP tidak memungkinkan investor publik / masyarakat untuk membeli sahamnya melalui aksi korporasi ini.

Standby buyer juga pasti memiliki keterbatasan modal untuk membeli saham perusahaan. Sedangkan kalau perusahaan melakukan right issue (dari masyarakat umum / investor ritel), modal yang didapatkan tidak terbatas, karena semua masyarakat yang trading bisa membeli sahamnya. 

Tapi hal ini akan jadi masalah baru kalau perusahaan yang bersangkutan tidak memiliki banyak investor publik alias sahamnya nggak likuid. Darimana perusahaan akan mendapatkan modal, kalau sahamnya saja hampir nggak ada yang mentradingkan?

Maka disinilah aksi korporasi private placement bisa dilakukan. Kalau anda mau telusuri lebih dalam, coba anda perhatikan perusahaan2 yang melakukan PP. Umumnya (meskipun tidak 100%) perusahaan2 tersebut sahamnya nggak likuid / tidak terlalu aktif diperdagangkan (investor publiknya sangat sedikit).

Contoh-contoh perusahaan yang pernah melakukan private placement adalah WINS, EMTK, FREN, dan lain2. Anda bisa perhatikan sendiri harga dan likuiditas sahamnya. 

Selain itu, perusahaan yang memilih melakukan PP, dikarenakan dana yang didapatkan dari PP sifatnya lebih pasti. Seperti yang saya jelaskan di beberapa paragraf sebelumnya, dengan PP perusahaan sudah pasti menyerap dana sebesar yang diinginkan, sesuai dengan yang sudah disepakati dengan standby buyer. 

Itulah arti dan contoh private placement. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Arti Private Placement Saham dan Contohnya

Arti Private Placement Saham dan Contohnya

Di pasar saham pernahkah anda mendengar istilah private placement? Atau mungkin anda sedang bertanya-tanya arti private placement yang sebenarnya? Di pos ini saya akan menjelaskan lebih detail mengenai arti private placement saham, dan tujuan perusahaan melakukan privat placement. 

Private placement atau Penambahan Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) adalah cara perusahaan menjual saham kepada investor yang sudah dipilih dan ditentukan, bukan kepada investor publik. 


Private placement (Untuk selanjutnya kita singkat PP saja yaa) salah satu bentuk aksi korporasi perusahaan. Masih bingung dengan definisi diatas? Baca terus... 

Jadi kalau right issue menghimpun dana dari investor publik (masyarakat umum seperti saya dan anda bisa membeli saham perusahaan melalui right issue, untuk mendapat tambahan saham baru), maka pada PP, perusahaan sudah memilih investor, misalnya PT A berdasarkan persetujuan bersama, untuk kemudian membeli saham perusahaan di harga tertentu. Artinya, masyarakat umum tidak bisa ikut serta dalam PP. 

Investor yang sudah dipilih perusahaan untuk menyerap dana / saham perusahaan ini disebut sebagai standby buyer (pembeli siaga). Sekuritas berperan sebagai perantara, supaya transaksi yang disepakati perusahaan dengan standby buyer dapat berjalan dengan baik.

Apakah aksi PP ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan? Seharusnya sama sekali nggak pengaruh. Kenapa demikian? 

Karena PP dilakukan di pasar negosiasi, bukan pasar reguler. Artinya, sebanyak apapun lot dan berapapun nominal transaksi yang terjadi di pasar nego tidak akan mempengaruhi harga saham di pasar reguler. Baca juga: Pasar Reguler, Pasar Negosiasi dan Tunai di Bursa Saham.

Tetapi di pasar saham ada faktor psikologis. Para trader di pasar reguler seringkali menganggap PP bisa membuat harga saham mampu mencapai harga PP yang telah ditetapkan.  

Sebagai contoh, katakanlah harga saham ABCD di pasar reguler adalah 400. Kemudian perusahaan melakukan PP dengan kesepakatan standby buyer untuk membeli sahamnya di harga 300. Maka, bisa jadi pelaku pasar atau bandar akan menurunkan harga saham di pasar reguler ke 300-an. Meskipun tidak selalu, namun permainan psikologis ini sangat mungkin terjadi. 

Psikologis ini juga berlaku sama seperti right issue. Perhatikan saham2 seperti JSMR, ADHI PPRO yang harganya berangsur-angsur turun, padahal nggak ada sentimen negatif, dan kinerjanya juga oke-oke saja. Tapi karena perusahaan2 tersebut melakukan right issue dengan harga teoretis dibawah harga pasar, maka harga saham turun ke harga teoretisnya tersebut. 

Lalu apa tujuan perusahaan melakukan private placement?

Tujuan private placement sudah jelas, yaitu untuk menambah modal bagi perusahaan, yang akan digunakan untuk ekspansi, membayar atau untuk menurunkan rasio utang. Sebagai contoh, WINS melakukan PP dengan tujuan menambah modal dan menurunkan rasio debt to equity. 

Anda yang jeli baca pos ini pasti akan bertanya:

"Pak Heze kenapa perusahaan pilih melakukan private placement? Kan ada banyak cara buat dapat tambahan modal? Apalagi cari standby buyer juga nggak mudah" 

Pertanyaan bagus. PP memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, dengan PP perusahaan sudah pasti akan menyerap dana sebesar yang sudah disepakati dengan standby buyer. 

Namun kekurangan utama PP adalah perusahaan tidak bisa menghimpun dana dengan jumlah yang lebih besar atau sangat besar, karena PP tidak memungkinkan investor publik / masyarakat untuk membeli sahamnya melalui aksi korporasi ini.

Standby buyer juga pasti memiliki keterbatasan modal untuk membeli saham perusahaan. Sedangkan kalau perusahaan melakukan right issue (dari masyarakat umum / investor ritel), modal yang didapatkan tidak terbatas, karena semua masyarakat yang trading bisa membeli sahamnya. 

Tapi hal ini akan jadi masalah baru kalau perusahaan yang bersangkutan tidak memiliki banyak investor publik alias sahamnya nggak likuid. Darimana perusahaan akan mendapatkan modal, kalau sahamnya saja hampir nggak ada yang mentradingkan?

Maka disinilah aksi korporasi private placement bisa dilakukan. Kalau anda mau telusuri lebih dalam, coba anda perhatikan perusahaan2 yang melakukan PP. Umumnya (meskipun tidak 100%) perusahaan2 tersebut sahamnya nggak likuid / tidak terlalu aktif diperdagangkan (investor publiknya sangat sedikit).

Contoh-contoh perusahaan yang pernah melakukan private placement adalah WINS, EMTK, FREN, dan lain2. Anda bisa perhatikan sendiri harga dan likuiditas sahamnya. 

Selain itu, perusahaan yang memilih melakukan PP, dikarenakan dana yang didapatkan dari PP sifatnya lebih pasti. Seperti yang saya jelaskan di beberapa paragraf sebelumnya, dengan PP perusahaan sudah pasti menyerap dana sebesar yang diinginkan, sesuai dengan yang sudah disepakati dengan standby buyer. 

Itulah arti dan contoh private placement. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.