Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian I

Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian I

Di dalam dunia investasi, istilah terdapat istilah strategi portofolio. Strategi portofolio adalah instrumen investasi tertentu yang anda miliki dengan tujuan mendapatkan profit. 

Teori portofolio pertama kali dibahas oleh Harry M. Markowitz (1972) dalam model investasinya yang dikenal sebagai Model Markowitz. Teori ini dibentuk dengan tujuan menghasilkan portofolio optimal yang mampu memberikan return ekspektasi maksimal dengan tingkat risiko tertentu.  

Teori portofolio yang diperkenalkan oleh Markowitz  bisa diterapkan dalam banyak instrumen investasi, termasuk instrumen investasi saham.

Portofolio saham adalah beberapa kombinasi jenis saham yang dimiliki oleh seorang trader / investor. Menurut komposisi saham, portofolio saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Portofolio konsentrasi dan portofolio diversifikasi

PORTOFOLIO SAHAM KONSENTRASI 

Portofolio konsentrasi merupakan strategi membeli saham dengan cara meng-konsentrasikan saham-saham di sektor yang sama yang memiliki karakteristik pergerakan harga saham yang serupa.

Contoh portofolio konsentrasi misalnya, anda membeli saham-saham yang terdiri dari PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood CBP Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Maka hal ini disebut sebagai portofolio konsentrasi karena anda membeli saham-saham di sektor usaha yang sama (sektor consumer goods). 

PORTOFOLIO SAHAM DIVERSIFIKASI 

Portofolio diversifikasi terdiri dari pembelian saham dengan komposisi yang beragam (differ) dan umunya terdiri dari saham-saham dari sektor yang berbeda dan tidak berpengaruh satu sama lain. 

Contoh portofolio diversifikasi: Anda membeli saham PT Unilever Indonesia Tbk (sektor consumer goods), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (sektor perbankan), dan PT Indika Energy Tbk (sektor pertambangan). 

Tiga saham tersebut berasal dari tiga sektor yang berbeda, yaitu sektor consumer good, sektor perbankan dan sektor pertambangan yang secara umum tidak memiliki korelasi antar sektor (berkorelasi negatif) dan ketiga sektor tersebut tidak saling mempengaruhi satu sama lain.  

Kelebihan portofolio saham diversifikasi, jika salah satu sektor saham mengalami penurunan, diharapkan saham-saham di sektor lain bisa mengalami kenaikan, sehingga dapat menjadi penyeimbang dalam portofolio saham. 

Di dalam menyusun portofolio saham, ada dua strategi yang umum digunakan yaitu: STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF dan STRATEGI PORTOFOLIO PASIF

Strategi Portofolio Aktif 

Strategi portofolio aktif, berarti pelaku pasar saham secara aktif memilih saham berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dan menganalisa pergerakan harga saham yang sedang berlangsung. Seseorang yang menggunakan strategi ini, biasanya lebih aktif dalam melakukan beli-jual saham alias transaksi / berdagang saham. 

Strategi aktif bertujuan untuk memperoleh return ekspektasi diatas rata-rata pengembalian pasar (abnormal return). Di dalam strategi aktif, ada tiga cara yang dipakai: Pemilihan saham, momentum harga saham dan rotasi sektor saham. 

Strategi Portofolio Pasif 

Sebaliknya, pada strategi pasif investor akan lebih pasif dalam melakukan beli-jual saham. Walaupun demikian, investor tetap menggunakan informasi dan analisa-analisa yang dapat membuat mereka bisa mengambil keputusan beli saham. 

Pada strategi ini, investor lebih melakukan analisa detail pada kinerja keuangan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan & harga saham sebelum saham tersebut dibeli. Pada strategi pasif, investor akan lebih melihat kinerja fundamental dan keuangan perusahaan. 

Selebihnya, investor tidak banyak memantau pergerakan harga saham yang sudah dibeli. Hal ini karena strategi portofolio pasif lebih mendasarkan pergerakan pasar saham pergerakan indeks pasar dan fundamental perusahaan yang bersangkutan. 

Ada dua strategi yang dilakukan pada strategi pasif yaitu strategi beli & simpan (buy and hold) dan mengikuti tren indeks (indexing atau follow the trend). 

JENIS-JENIS STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF 

Tadi sudah kita bahas 3 cara yang digunakan dalam strategi portofolio aktif: Pemilihan saham, momentum harga dan rotasi sektor. Sekarang kita bahas ketiganya. 

1. Pemilihan saham

Investor saham aktif menganalisis dan memilih saham yang dapat memberikan risk & return terbaik dibandingkan alternatif yang lain. Pemilihan saham ini didasarkan analisis fundamental untuk melihat saham2 yang prospek berdasarkan kinerjanya. 

Di satu sisi, investor juga memilih saham2 yang undervalued (murah). Analisa saham undervalued bisa dilihat melalui PER dan PBV. Silahkan pelajari disini: 

Analisis Fundamental: Price Earning Ratio (PER)
Analisis Fundamental: Price to Book Value (PBV)

2. Momentum harga 

Ada saat-saat tertentu di mana harga saham dapat mencerminkan kinerja perusahaan. dan biasanya terjadi ketika pasar saham sedang bullish, perusahaan mencetak kinerja yang bagus saat pengumuman laporan keuangan. 

Inilah yang dinamakan dengan momentum harga dan momentum inilah yang dimanfaatkan oleh investor untuk meraup profit dari strategi investasi di portofolionya.

3. Rotasi sektor 

Ada dua pendekatan dalam strategi rotasi sektor yaitu konsentrasi dan diversifikasi. Strategi konsentrasi: Strategi investasi pada saham2 yang bergerak di sektor yang sama. 

Strategi diversifikasi: Strategi investasi dengan melakukan modifikasi bobot portofolio pada saham2 di sektor industri berbeda guna mengantisipasi perubahan siklus ekonomi dan pertumbuhan nilai saham perusahaan. 

KELEBIHAN & KEKURANGAN STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF 

Kelebihan strategi portofolio aktif

Pada strategi ini, investor harus selalu update analisa-analisa berdasarkan informasi dan data fundamental terbaru. Hal ini membuat keputusan investasi dapat lebih sesuai dengan tren pasar saham yang berlangsung saat itu (Keputusan investasi lebih update dan relevan).

Dengan cara seperti ini, investor akan lebih cermat dan teliti untuk menemukan momentum yang bagus untuk membeli dan menjual saham, sehingga bisa memperoleh return yang maksimal. 


Kekurangan strategi portofolio pasif

Kelemahannya, investor juga bisa berpotensi bias dalam mengambil keputusan investasi, karena ada banyak informasi yang harus disaring dan diupdate dalam analisa pribadinya. Hal ini pada akhirnya juga bisa meningkatkan risiko dalam berinvestasi. 

Strategi aktif juga dapat menimbulkan tingginya fee transaksi saham yang harus dibayar investor jika diaplikasikan pada trader jangka pendek, karena strategi aktif mengharuskan anda untuk lebih sering menganalisa dan memantau market. 

Di tulisan ini tentang 'Strategi Portofolio Aktif dan Pasif ' kita sudah mempelajari tentang strategi portofolio saham dan strategi portofolio aktif. 

Sekarang kita akan masuk ke penjelasan lebih lengkap mengenai strategi portofolio pasif. Anda bisa baca dan pelajari di bagian II tulisan ini disini: Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian II. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Paling Aman untuk Dibeli

Saham Paling Aman untuk Dibeli

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan pertanyaan dari salah satu rekan pembaca web Saham Gain ini. Pertanyaannya sebagai berikut: "Pak Heze saham apa yang paling aman untuk dibeli? Saya ingin beli saham yang pasti dan menghindari fluktuatif harga yang terlalu tinggi. Terima kasih atas jawabannya." 

Jawaban saya: Tidak ada saham yang sangat aman, apalagi saham yang bebas risiko. 

"Tapi Pak, bukannya ada saham blue chip yang harganya stabil dan kinerja fundamentalnya bagus? Bukankah saham-saham tersebut sangat aman untuk dibeli?" Timpal anda.

Anggapan saham blue chip, saham-saham consumer goods adalah saham yang aman menurut saya pribadi kurang tepat. Saya setuju bahwa saham-saham yang kinerjanya bagus, saham2 yang produknya selalu dibutuhkan masyarakat itu merupakan saham yang cenderung aman, akan tetapi tidak ada saham yang terlalu aman. 

Hal ini karena semua saham itu mengalami fluktuatif harga, tidak peduli saham blue chip atau bukan. Ada banyak penyebab mengapa harga saham turun. Beberapa penyebab utama karena sahamnya memang sudah naik tinggi. Kedua, sentimen negatif market yang menyebabkan banyak saham turun terus. Baca juga: 2 Penyebab IHSG Turun. 

Artinya, kalau anda membeli saham di harga yang sudah terlalu tinggi (momentum dan analisa tidak tepat), atau anda membeli saham saat kondisi IHSG sedang amburadul, maka sangat mungkin saham yang anda beli harganya turun. 

Nah, kalau anda ingin mencari saham yang cenderung lebih aman, dalam arti anda ingin membeli saham dengan tetap meminimalkan  risiko fluktuatif dan turunnya harga saham yang terlalu tinggi, maka pilihlah: 

1. Saham-saham yang likuid 

Saham yang likuid (dan lebih baik didukung dengan kinerja fundamental yang bagus), adalah saham2 yang cenderung lebih aman untuk dibeli. Karena saham yang likuid memiliki banyak peminat (trader), sehingga ketika harganya turun, saham tersebut akan lebih mudah untuk rebound. Selain itu, saham likuid memiliki pola2 yang lebih mudah dianalisa.

Contoh2 saham likuid bisa anda lihat pada saham2 di indeks LQ45 dan indeks IDX80. Sebagai trader saham, hal ini sudah saya alami secara pribadi, di mana saham2 likuid lebih aman dibandingkan membeli saham2 yang pergerakannya tidak pasti dan trennya acak-acakan. 

Pelajari juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

2. Saham yang bagus secara teknikal 

Membeli saham yang likuid saja tentu tidak cukup. Anda harus lakukan analisa juga sebelum membeli saham. Kalau anda ingin trading, anda harus mencari saham2 yang bagus secara analisis teknikal. 

Karena tidak ada saham yang kebal koreksi, tidak ada saham yang anti turun. Dengan analisis teknikal, anda bisa melihat saham-saham yang punya pola bagus untuk dibeli, dan melihat saham2 yang pergerakannya berisiko, sehingga anda bisa memilah saham mana yang cenderung menguntungkan untuk trading, dan saham2 yang berisiko serta harus dihindari. 

Pelajari juga:  Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

3. Saham-saham yang kinerjanya bagus, dengan time frame jangka panjang

Jika tujuan anda beli saham untuk menghindari fluktuatif, maka ada baiknya anda menjadi INVESTOR SAHAM JANGKA PANJANG, dengan cara memilih saham-saham yang fundamentalnya bagus, contohnya adalah saham2 blue chip. Baca juga: Belajar Analisis Fundamental Saham. 

Dalam jangka pendek, saham2 pasti akan fluktuatif dan sangat mungkin suatu saham harganya turun drastis entah karena koreksi atau sentimen market saat itu. Namun, perusahaan yang memiliki kinerja bagus, sahamnya akan naik dalam jangka panjang (diatas 1 tahun). 

Jadi mulai sekarang jangan beranggapan bahwa dengan membeli saham-saham tertentu (yang kata Si A, kata SI B bagus), saham anda bakalan 100% aman tidak ada rugi dan pasti untung terus. 

Seperti saya jelaskan diatas bahwa tidak ada saham yang bebas risiko. Kalau anda membeli saham asal-asalan, membeli saham hanya karena perusahaanya terkenal tanpa melakukan analisis teknikal atau fundamental, tidak melakukan analisa market, maka sangat mungkin saham yang anda beli turun. 

Kalau anda melakukan hal tersebut (beli saham tanpa analisa), hal ini tidak lebih dari sekedar gambling / judi, yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan kerugian dan risiko lebih besar. 

Itulah mengapa sebelum terjun ke pasar saham, setiap dari anda harus memiliki bekal pengetahuan terlebih dahulu, yaitu pelajari dan pahami praktik2 analisis teknikal, analisis fundamental, bandarmologi (tambahan) dan ulasan market / IHSG yang bisa mempengaruhi saham. 

Jika anda sudah memiliki pengetahuan yang benar, anda akan lebih mudah untuk mencari saham paling aman untuk dibeli berdasarkan screening dan analisa pribadi. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham

4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham

Pada saat anda memutuskan untuk membeli saham, anda harus bisa melakukan kombinasi analisa teknikal dengan momen yang bagus. Di web Saham Gain ini, saya juga sudah beberapa kali menuliskan bahwa momentum dalam trading itu sangatlah diperlukan, supaya anda tidak mudah terjebak membeli saham di saat yang salah. 

Seperti apa momen yang bagus untuk membeli saham itu? Berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan, terdapat empat momen bagus yang bisa anda manfaatkan untuk membeli saham:  

1. Saat harga saham sedang diskon atau murah

Ketika anda menemukan banyak saham (terutama saham-saham pilihan anda) yang sedang diskon atau murah, maka itulah momen yang bagus untuk anda membeli saham. Jangan menyia-nyiakan momen ini. 

Konsep dasar trading yang harus anda pahami adalah: Beli saat mau naik dan jual saat mau turun. Ini artinya ketik harga saham sudah diskon, saham tersebut sesungguhnya sudah menunjukkan potensi akan naik. 

Ibarat ketika supermarket memberikan harga diskon di momen tertentu, supermarket tersebut pasti akan lebih ramai, dan orang akan membeli lebih banyak barang. Hal ini juga berlaku di pasar saham. Baca juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Contoh Saham ASII. Ketika turun, harganya akan naik lagi. 

Karena strategi ini terbukti sangat efektif untuk mendapatkan profit, saya menuliskan praktik-praktik tentang menemukan saham-saham yang diskon secara analisis teknikal, dan memiliki potensi naik. Anda bisa baca disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon. Praktik ini bisa anda terapkan untuk pemula sampai expert. 

Hal ini karena saham yang turun dan kelihatannya murah, bisa saja saham tersebut masih turun. Maka dari itu anda harus bisa membedakan saham2 yang murah secara teknikal dan tidak. Selain itu, anda harus bisa mencari saham2 murah yang tepat untuk ditradingkan. 

2. Saat saham breakout 

Pada saat harga saham sudah breakout dari tren turun (downtrend), maka itu adalah salah satu momen yang bagus untuk membeli saham. Kalau suatu saham breakout didukung kondisi IHSG yang bagus, maka saham tersebut biasanya akan mampu naik lebih lama. 

Selain itu, saham2 yang punya likuiditas bagus (banyak buyer dan sellernya), umumnya saham tersebut memiliki peluang naik lebih lama setelah breakout, walaupun di dalam tren breakoutnya, suatu saham pasti juga mengalami fluktuatif. Saya pernah menuliskan sedikit strategi membeli saham breakout disini: Strategi Trading Saham: Buy on Breakout. 

3. Saat IHSG sedang koreksi 

Pada saat IHSG sedang koreksi, umumnya mayoritas saham juga akan mengalami koreksi. Anda harus bisa memanfaatkan momen koreksi IHSG ini untuk membeli lebih banyak saham. Jadi kombinasi menemukan saham yang murah dan melihat momentum IHSG ini merupakan momen yang bagus untuk membeli saham. Baca juga: Makna Dari: "Be Fearful When Others Greedy dan Greedy When Others Are Fearful" - Part II

4. Saat IHSG sedang bagus 

IHSG sedang bagus yang saya maksud adalah ketika IHSG sedang bergerak stabil (tidak downtrend), atau IHSG sedang banyak sentimen2 positif, dan pasar saham lebih ramai dibandingkan biasanya. 

Contohnya? Salah satunya anda masih ingat ketika Tax Amnesty tahun 2016 lagi gencar dijalankan, saat itu pasar saham kita cenderung ramai, stabil dan banyak saham2 yang mulai naik. Momen seperti ini bagus untuk membeli dan menyimpan saham. 

Itulah empat momen yang bagus untuk trading. Artinya kalau anda menemukan momen2 seperti ini, plus anda sudah memiliki pilihan2 saham apa yang mau anda beli, jangan ragu untuk membeli saham. 

Sayangnya banyak trader yang terbalik menerapkan konsep trading ini. Banyak trader yang takut membeli saham saat momennya bagus, dan justru nekad beli saham saat saham2 sudah overvalue atau membeli saham saat market masih lesu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham

4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham

Pada saat anda memutuskan untuk membeli saham, anda harus bisa melakukan kombinasi analisa teknikal dengan momen yang bagus. Di web Saham Gain ini, saya juga sudah beberapa kali menuliskan bahwa momentum dalam trading itu sangatlah diperlukan, supaya anda tidak mudah terjebak membeli saham di saat yang salah. 

Seperti apa momen yang bagus untuk membeli saham itu? Berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan, terdapat empat momen bagus yang bisa anda manfaatkan untuk membeli saham:  

1. Saat harga saham sedang diskon atau murah

Ketika anda menemukan banyak saham (terutama saham-saham pilihan anda) yang sedang diskon atau murah, maka itulah momen yang bagus untuk anda membeli saham. Jangan menyia-nyiakan momen ini. 

Konsep dasar trading yang harus anda pahami adalah: Beli saat mau naik dan jual saat mau turun. Ini artinya ketik harga saham sudah diskon, saham tersebut sesungguhnya sudah menunjukkan potensi akan naik. 

Ibarat ketika supermarket memberikan harga diskon di momen tertentu, supermarket tersebut pasti akan lebih ramai, dan orang akan membeli lebih banyak barang. Hal ini juga berlaku di pasar saham. Baca juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Contoh Saham ASII. Ketika turun, harganya akan naik lagi. 

Karena strategi ini terbukti sangat efektif untuk mendapatkan profit, saya menuliskan praktik-praktik tentang menemukan saham-saham yang diskon secara analisis teknikal, dan memiliki potensi naik. Anda bisa baca disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon. Praktik ini bisa anda terapkan untuk pemula sampai expert. 

Hal ini karena saham yang turun dan kelihatannya murah, bisa saja saham tersebut masih turun. Maka dari itu anda harus bisa membedakan saham2 yang murah secara teknikal dan tidak. Selain itu, anda harus bisa mencari saham2 murah yang tepat untuk ditradingkan. 

2. Saat saham breakout 

Pada saat harga saham sudah breakout dari tren turun (downtrend), maka itu adalah salah satu momen yang bagus untuk membeli saham. Kalau suatu saham breakout didukung kondisi IHSG yang bagus, maka saham tersebut biasanya akan mampu naik lebih lama. 

Selain itu, saham2 yang punya likuiditas bagus (banyak buyer dan sellernya), umumnya saham tersebut memiliki peluang naik lebih lama setelah breakout, walaupun di dalam tren breakoutnya, suatu saham pasti juga mengalami fluktuatif. Saya pernah menuliskan sedikit strategi membeli saham breakout disini: Strategi Trading Saham: Buy on Breakout. 

3. Saat IHSG sedang koreksi 

Pada saat IHSG sedang koreksi, umumnya mayoritas saham juga akan mengalami koreksi. Anda harus bisa memanfaatkan momen koreksi IHSG ini untuk membeli lebih banyak saham. Jadi kombinasi menemukan saham yang murah dan melihat momentum IHSG ini merupakan momen yang bagus untuk membeli saham. Baca juga: Makna Dari: "Be Fearful When Others Greedy dan Greedy When Others Are Fearful" - Part II

4. Saat IHSG sedang bagus 

IHSG sedang bagus yang saya maksud adalah ketika IHSG sedang bergerak stabil (tidak downtrend), atau IHSG sedang banyak sentimen2 positif, dan pasar saham lebih ramai dibandingkan biasanya. 

Contohnya? Salah satunya anda masih ingat ketika Tax Amnesty tahun 2016 lagi gencar dijalankan, saat itu pasar saham kita cenderung ramai, stabil dan banyak saham2 yang mulai naik. Momen seperti ini bagus untuk membeli dan menyimpan saham. 

Itulah empat momen yang bagus untuk trading. Artinya kalau anda menemukan momen2 seperti ini, plus anda sudah memiliki pilihan2 saham apa yang mau anda beli, jangan ragu untuk membeli saham. 

Sayangnya banyak trader yang terbalik menerapkan konsep trading ini. Banyak trader yang takut membeli saham saat momennya bagus, dan justru nekad beli saham saat saham2 sudah overvalue atau membeli saham saat market masih lesu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Saham: Dead Cat Bounce Trading

Analisis Saham: Dead Cat Bounce Trading

Pernahkah anda mendengar istilah DEAD CAT BOUNCE? Istilah ini seringkali digunakan di dalam dunia trading saham khususnya ketika kita membahas analisis teknikal. Jadi, apa maksudnya dead cat bounce itu?

Kalau diterjemahkan secara per kata dead = mati, cat = kucing, bounce = lompatan / pantulan. Di dalam trading saham, istilah dead cat bounce artinya kenaikan harga saham yang bersifat sementara alias 'kenaikan tipuan'. 

Jadi saham hanya naik sebentar lalu membentuk tren turun lagi. Tentu saja hal ini bisa menipu trader. Kebanyakan trader yang melihat saham naik (padahal pasar saham masih bearish), trader mulai berburu sahamnya dalam jumlah, padahal kenaikannya hanya sesaat saja. Tidak lama kemudian saham tersebut balik turun lagi. 

Sebenarnya istilah dead car bounce ini mirip dengan technical rebound (TR). TR adalah kenaikan saham yang terjadi sementara setelah turun. Kalau anda ingin baca lebih lanjut tentang TR, anda bisa baca disini: Technical Rebound Saham. 

Dead cat bounce
Tapi dead cat bounce boleh saya katakan lebih buruk dari TR, karena jangka waktu dead cat bounce sangat singkat, dan kenaikannya tidak bertahan lebih dari satu hari. Dead cat bounce biasanya sering terjadi ketika saham naik sangat tinggi dalam sehari, lalu setelah itu sahamnya turun lagi. Berikut beberapa contoh pola dead cat bounce pada chart saham (saham PTBA):

Perhatikan saham PTBA diatas yang saya beri tanda lingkaran, di mana saham PTBA hanya naik sehari saja setelah itu kembali membentuk tren turun lagi. 

Dan bisa kita lihat, dead cat bounce ini sering terjadi ketika saham naik cepat dalam sehari (lihat candle2 hijau panjang di tanda lingkaran), dan setelah naik tinggi sehari, besoknya saham cenderung turun lagi. 

Lalu, bagaimana cara mengetahui suatu saham bakalan mengalami dead cat bounce? Untuk mengetahui lebih mudah, dead cat bounce itu sangat sering terjadi dalam dua kondisi berikut: 

1. Pasar saham bearish 

Kalau pasar saham cenderung bearish, IHSG lagi turun terus (banyak sentimen negatif), hal ini membuat mayoritas saham akan turun. Sehingga, kenaikan saham mungkin hanya terjadi sebentar lalu melanjutkan tren turunnya lagi. 

Kita sudah berkali-kali menghadapi pasar saham bearish. Kalau anda sudah pengalaman trading, anda pasti mengalami bagaimana kondisi pergerakan saham ketika sedang bearish. 

Itulah mengapa saya sering menyarankan pada anda, terutama ketika pasar saham bearish, sebaiknya anda lebih berhati-hati dalam trading. Jangan gegabah membeli saham dalam jumlah besar.

Jangan gegabah membeli saham hanya karena sahamnya terlihat naik sedikit, padahal kondisi pasar saham sedang turun banyak saat itu. Karena ya itu tadi, anda akan menghadapi risiko DEAD CAT BOUNCE. Baca juga: Belajar Saham: Saham Turun & Peluang Trading.  

Dalam kondisi market bearish sebaiknya tunggulah saham2 dan IHSG-nya sendiri sudah mengalami techincal rebound dan pilihlah saham2 yang secara teknikal punya pola yang bagus, dan mudah naik di saat saham2 sudah mulai rebound, sehingga anda terhindari dari dead cat bounce. 

Anda bisa pelajari cara-cara memilih saham yang sudah murah dan berpotensi rebound disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

2. Saham-saham yang teknikalnya jelek atau saham2 yang sedang bermasalah 

Walaupun kondisi pasar saham sedang tidak bearish, dead cat bounce juga sangat mungkin terjadi, terutama pada saham-saham yang teknikalnya jelek, atau saham2 yang sedang bermasalah secara kinerja. 

Saham2 yang teknikalnya jelek, trennya turun, likuiditasnya rendah, kenaikan saham2 seperti ini sangat mudah menjebak anda, sehingga ada baiknya anda menghindari saham2 tersebut. 

Selain itu, saham2 yang sedang turun banyak karena masalah fundamental juga sangat berpotensi terkena dead cat bounce. 

Kasus saham AISA misalnya yang pernah terkena kasus beras oplosan. Saat itu saham AISA terus turun, namun sesekali saham AISA bisa naik naik sampai 12%. Tetapi kenaikannya hanya sebentar, lalu turun lagi dan sekarang sahamnya balik ke harga gocap. Itulah salah satu contoh dead cat bounce. 

Sudah menangkap apa itu dead cat bounce? 

Intinya, jangan mudah tergoda membeli saham hanya karena sahamnya kelihatan naik. Ada banyak saham yang terlihat naik tapi bisa menipu trader. Oleh karena itu, sebelum membeli saham perhatikan tiga hal penting: 

1. Analisa apakah sahamnya sudah diskon / murah secara teknikal
2. Perhatikan kondisi market
3. Perhatikan pola saham tersebut (layak trading / tidak). Baca juga: Cara Menemukan / Screening Saham yang Layak Trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Harian Saham - Profit Cepat di Saham

Trading Harian Saham - Profit Cepat di Saham

Jika anda ingin trading dengan cara membeli dan kemudian menjual saham dalam waktu cenderung singkat, anda bisa menerapkan strategi TRADING HARIAN (intraday trading saham). 

Di dalam trading harian, anda membeli dan menjual saham di hari yang sama, atau sampai 2-3 hari trading. Pelajari juga: Teknik Beli Saham Pagi Jual Sore - Trading Cepat. 

Selama ini trading harian / trading cepat banyak diaplikasikan dalam trading forex, karena pergerakan naik-turunnya mata uang (forex) sangat cepat, sehingga fluktuatif tersebut bisa dimanfaatkan untuk trading dalam waktu yang singkat.  

Namun di dalam praktiknya, trading harian juga sangat efektif diterapkan untuk trading saham, karena banyak saham yang punya fluktuatif yang bagus untuk ditradingkan jangka pendek. 

Praktik-praktik memilih saham yang bagus untuk trading harian plus analisa tape reading untuk intraday saham bisa anda pelajari disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham (357 halaman). 

Saya pribadi juga menerapkan strategi2 trading harian, dan trading harian saham cocok diterapkan untuk anda yang memiliki tujuan-tujuan trading berikut: 

1. Tidak ingin hold saham terlalu lama 

Jika anda adalah tipe trader yang suka membeli dan menjual saham dalam waktu yang cenderung singkat, anda tidak nyaman kalau menyimpan saham sampai saham anda "menginap" di portofolio, maka ada baiknya anda menerapkan strategi intraday trading, karena strategi intraday trading memang dikhususkan untuk anda yang ingin trading cepat. 

2. Mendapatkan profit jangka pendek dari trading (harian)

Anda yang ingin mendapatkan profit jangka pendek, khususnya jangka waktu harian atau beberapa hari, maka anda bisa menerapkan strategi trading harian saham.

Jadi jangan salah menggunakan strategi trading, karena banyak trader yang ingin beli jual saham dalam waktu singkat, namun trader menggunakan analisis-analisis untuk trading bulanan. Tentu saja cara ini justru tidak efektif untuk mendapatkan profit jangka pendek seperti yang anda harapkan.  

3. Intraday trading cocok diterapkan ketika kondisi pasar saham bearish 

Dalam kondisi market yang cenderung bearish, strategi trading harian lebih cocok diterapkan karena market yang bearish umumnya memiliki pola technical rebound beberapa hari sebelum turun lagi dibawah support2nya. 

Sehingga, ketika pasar saham sedang bearish anda bisa memanfaatkan momentum technical rebound di saham2 yang polanya bagus untuk ditradingkan jangka pendek. Di saat market bearish, strategi buy and hold tidak terlalu cocok karena banyak saham yang kenaikannya tidak bertahan terlalu lama. 

STRATEGI TRADING HARIAN, TARGET PROFIT & FREKUENSI TRADING 

Trading harian harus dilakukan dengan strategi dan cara memilih saham yang benar, karena anda harus bisa mencari saham2 yang punya potensi naik jangka pendek. So, anda tidak boleh gambling dalam trading harian. Anda bisa praktikkan: Cara Memilih Saham untuk Trading Harian. 

Walaupun strateginya adalah trading cepat, anda harus membeli saham berdasarkan analisis yang layak, terutama anda harus menggunakan analisis teknikal untuk seleksi saham, analisa tape reading (bid offer) untuk memahami kekuatan beli jual saham saat itu. Baca juga: Teknik dan Analisa Tape Reading Saham. 

Di satu sisi, anda juga harus perhatikan target profit dan frekuensi trading. Trading harian memang sedikit berbeda dengan strategi trading lainnya, karena trading harian memiliki frekuensi trading yang lebih banyak. 

Nah, karena frekuensi trading harian cenderung lebih banyak dan take profit dilakukan dalam jangka pendek, maka target profit untuk trading harian disarankan tidak terlalu tinggi (pasanglah target yang realistis). Saya pernah bahas juga tulisannya disini: Frekuensi Trading Saham Ideal.

Jadi untuk anda yang ingin menjalankan aktivitas trading harian, anda bisa jalankan strategi2 dan perhatikan hal2 perlu dianalisa. Pos ini sudah menjelaskan poin2 penting untuk trading cepat. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Saham Gocap

Analisis Saham Gocap

Saham gocap merupakan saham yang harganya Rp50 per lembar. Dan di pasar reguler, Rp50 adalah harga terendah di pasar saham. Artinya, kalau saham harganya sudah turun terus sampai ke Rp50, maka saham tersebut sudah nggak mungkin turun dibawah itu. 

Jika anda punya saham gocap, anda tidak akan bisa menjualnya di pasar reguler. Untuk menjual saham gocap, anda bisa pelajari kembali tulisan saya disini: Cara Menjual Saham Gocap. 

Kalau anda pembaca setia web Saham Gain ini, saya sebenarnya sudah beberapa kali menuliskan tentang saham gocap. Anda bisa baca-baca lagi disini: Saham Gocap.  Disini saya ingin mengulas saham-saham yang berpotensi untuk menjadi saham gocap. 

"Maksudnya gimana Bung Heze?" Tanya anda  

Saya sering menemukan saham2 yang harganya terus turun sampai dibawah Rp200 bahkan dibawah Rp100 per saham. Cepat atau lama, biasanya saham-saham tersebut bakalan turun terus sampai ke harga gocap. 

Sudah banyak sekali contohnya seperti saham POSA, IATA, TRAM, BKSL, MYRX, BUMI (BUMI sempat naik ke 500 namun tidak bertahan lama) dan masih banyak lainnya. 

Dan saham-saham yang turun terus sampai mendekati gocap, memang secara fundamental perusahaannya juga punya kinerja yang tidak terlalu bagus (sering rugi bersih, PER  dan EPS minus, ekuitas negatif, size perusahaan sangat kecil). 

Saham MYRX
Diatas adalah salah satu contohnya, saham MYRX, di mana saham ini terus turun sampai ke level 100-an dan pada akhirnya MYRX balik ke harga gocap. Saham MYRX ini turun karena kasus saham gorengan Bentjok dan kinerja perusahaan memang menurut saya pribadi, kurang bagus. 

Jadi kalau anda ingin membeli saham entah untuk investasi atau trading, anda harus waspada dengan saham-saham yang harganya sudah turun sampai dibawah Rp200 atau bahkan dibawah Rp100. 

Terutama kalau saham tersebut awalnya ada di harga yang agak tinggi (diatas Rp500), lalu secara berangsur saham terus turun sampai di level Rp100-an. Nah, anda harus waspadai saham2 tersebut, karena saham2 seperti ini sangat berpotensi untuk turun ke harga gocap. 

Kalau saham sudah turun ke gocap, seperti yang saya jelaskan tadi, anda tidak akan bisa jual di pasar reguler. Selain itu, kita tidak tahu kapan saham gocap akan naik lagi, mengingat saham2 yang turun terus sampai ke level terendah mayoritas adalah saham2 yang kinerja perusahaannya jelek. 

Saham TELE
Salah satu contoh lainnya yang saya temukan adalah saham TELE. Saaham TELE ini dulunya harganya sekitar 700-800. Namun kemudian saham ini turun terus sampai harganya di kisaran Rp150-an. 

Walaupun tidak selalu, tetapi saham seperti ini ada potensi untuk 'mencapai' level gocap, karena banyak yang menjual sahamnya dan sahamnya terus turun mendekat Rp50. Logikanya, kalau saham tersebut menarik dan fundamentalnya baik, tentu sahamnya tidak akan turun sampai serendah itu. 

Nah untuk memilih saham yang layak dibeli, anda harus menggunakan analisa2 dan screening saham yang tepat. Saya sudah pernah membahas cara memilih saham yang bagus untuk dibeli, termasuk analisa2nya secara lengkap & praktikal disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus. 

Jadi kalau anda menemukan saham2 yang harganya sedang turun-turunnya, waspadai saham tersebut. Kalau anda ingin mentradingkan sahamnya, gunakan strategi trading cepat alias "hit and run". 

Strategi trading cepat bisa anda pelajari disini: Cara Trading Saham 15 Menit - Scalping Trading. 

Karena kalau anda menyimpan sahamnya terlalu lama, risikonya cukup besar, yaitu potensi saham tersebut mengalami penurunan lanjutan ke level gocap.

Di pasar saham kita, sebenarnya ada banyak saham yang gocap ataupun yang berpotensi menjadi gocap. Namun banyak yang belum mengulas hal tersebut. Semoga tulisan ini bisa menambah pengetahuan kita semua tentang analisis saham gocap di Bursa Efek.   


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.