Penurunan IHSG: Saham Apa Yang Bagus?

Penurunan IHSG: Saham Apa Yang Bagus?

Pada saat-saat IHSG sedang bergerak turun, banyak ketidakpastian global, tidak sedikit trader saham yang mulai panik, khawatir jika IHSG akan down terus, dan banyak trader yang bingung harus apa ketika IHSG lagi turun. 

Penurunan IHSG yang saya maksud disini bukan hanya sekedar koreksi normal, tetapi penurunan yang membuat tren IHSG menjadi downtrend atau sideways. Intinya, penurunan IHSG yang membuat tren IHSG sulit bergerak naik. Contohnya seperti ini: 

Historis IHSG
Sebenarnya, secara historis, IHSG kita sudah pernah beberapa kali mengalami penurunan yang cukup tajam. Jadi ketika anda menemukan IHSG yang sedang berada dalam tren turun, anda tidak perlu panik, karena kita sudah pernah mengalami hal tersebut. 

1998 --> IHSG pernah turun 50% lebih dari titik tertinggi sebelum koreksi
2008 --> IHSG mengalami penurunan dari titik tertinggi (sebelum koreksi) sekitar -25%
2013 & 2015 --> IHSG mengalami penurunan sekitar 15-18%
2019 --> IHSG mengalami penurunan sekitar 14% (dari 6.638 ke 5.800), tapi setelah itu IHSG naik lagi. 

Dan setelah IHSG mengalami koreksi besar, IHSG tidak langsung naik, melainkan sideways dulu dan setelah benar-benar berada di titik jenuhnya, barulah IHSG bisa naik. Disitu kemudian saham2 yang sudah murah akhirnya naik lagi bahkan melebihi harga sebelum koreksi besar. 

Jadi kalau anda berada dalam masa-masa penurunan IHSG, anda tidak perlu panik, karena jika anda melihat IHSG dalam jangka panjang, maka IHSG SELALU bergerak naik alias uptrend. Kita bisa lihat grafik historis IHSG berikut: 

IHSG 10 tahun
IHSG selalu uptrend dalam jangka lebih panjang. Walaupun di dalam tren naiknya, anda bisa perhatikan tetap saja ada tren-tren turun yang terjadi. 

Itu artinya, setelah IHSG turun banyak, pasti ada masa di mana IHSG naik, dan karena perkembangan zaman semakin maju, ekonomi semakin maju, maka pelaku pasar akan semakin percaya untuk berinvestasi dan trading di pasar saham Indonesia juga. 

Nah, kalau IHSG mengalami koreksi besar tetapi bukan crash market, anda harus melihat pergerakan IHSG saat itu. Artinya, kalau IHSG cenderung koreksi tapi masih banyak technical reboundnya, maka anda bisa manfaatkan untuk trading. 

Crash market biasanya terjadi kalau IHSG sudah turun 25% lebih dari harga sebelum koreksi seperti tahun 1998 dan 2008. Kalau IHSG masih turun 15% misalnya, maka IHSG belum dikatakan crash market. 

Tetapi jika IHSG sudah crash market atau koreksi tajam dan jarang rebound (seperti yang terjadi tahun 2015), maka memang anda harus banyak wait and see, terutama buat swing dan positioning trader. 

Jika koreksi IHSG masih banyak didukung dengan technical rebound, maka anda bisa memilih saham-saham yang mudah rebound, dan saham2 yang pergerakannya mengikuti IHSG. 

Anda bisa pelajari juga cara-cara memilih saham yang sedang diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Karena IHSG masih turun, maka anda bisa menggunakan strategi trading dengan time frame yang lebih pendek. Misalnya trading harian atau trading mingguan. Hal ini karena ketika IHSG turun, maka mayoritas kenaikan saham biasanya tidak bertahan lama, dan setelah itu akan cenderung koreksi lagi. 

Selama penurunan IHSG, anda juga perlu memperhatikan isu, sentimen yang terjadi di market. Penurunan IHSG bisa jadi menjadi titik balik uptrend atau justru sebaliknya, IHSG semakin turun karena sentimen2 negatif yang masih terus gencar berada di market. 

Tapi intinya disini saya ingin menyampaikan bahwa pada saat IHSG turun tajam, anda tidak perlu panik, karena bukan pertama kali IHSG turun tajam, dan ketika IHSG turun, IHSG selalu balik uptrend dalam waktu lebih panjang. 

Anda tetap bisa trading dengan strategi2 tersebut. Tentunya anda harus disiplin dalam take profit dan cut loss. Dan anda harus tetap perhatikan sentimen2 market saat itu.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Perubahan Bobot Indeks Saham: Free Float Adjusted Index

Perubahan Bobot Indeks Saham: Free Float Adjusted Index

Beberapa waktu lalu sempat ramai saham HMSP dan UNVR yang harganya turun tajam hanya dalam sehari. HMSP penutupan Bursa turun sebanyak 10,29%. Saham UNVR turun 5%. Padahal, saham-saham blue chip dan saham LQ45 lainnya tidak mengalami penurunan separah itu. 

Fyi, saham-saham blue chip sekelas HMSP sangat jarang turun 10% dalam sehari. Tentu saja hal ini sudah 'diluar batas kewajaran'. Sehingga penurunan saham ini sempat menjadi trending topic di kalangan trader. 

Penyebab penurunan saham HMSP dan UNVR ternyata disebabkan adanya pembobotan ulang indeks saham IDX30 dan LQ45 (UNVR dan HMSP masuk dalam kedua indeks tersebut) dengan menggunakan sistem free float (free float adjusted index).  

Apa sih pembobotan saham itu? Apa itu free float? Apa gunanya Bursa Efek melakukan free float adjusted index? Dan apa pengaruhnya ke harga saham? Apakah pengaruh ke fundamental perusahaan juga? 

Mari kita bahas. Perlu anda ketahui, saham-saham yang termasuk dalam indeks IDX30 maupun indeks LQ45 sebenarnya memiliki peringkat bobot saham masing-masing. Semakin besar bobot saham (dalam persentase), maka hal ini menunjukkan bahwa jumlah saham yang bisa diperdagangkan publik semakin besar. Nah, untuk mengukur bobot saham, digunakanlah free float adjusted index. 

APA ITU FREE FLOAT? 

Free float kalau kita terjemahkan secara harafiah ke dalam Bahasa Indonesia artinya 'mengambang bebas'. Free float adalah jumlah saham perusahaan publik yang sifatnya likuid, karena saham ini adalah saham yang benar-benar dimiliki oleh investor / trader untuk diperdagangkan. 

Sesuai definisi Bursa Efek, saham scriptless yang bisa diperdagangkan oleh trader publik adalah saham dengan kepemilikan kurang dari 5%. 

Jadi istilahnya free float atau 'mengambang bebas' karena saham ini adalah saham yang benar-benar bisa anda tradingkan secara bebas di pasar oleh siapapun. Dan saham free float ini tidak termasuk dalam saham yang dimiliki pemegang saham afiliasi, strategis /  pemegang saham pengendali atau pemegang saham lain yang ada hubungan istimewa.

Menurut aturan Bursa Efek, saham free float minimal perusahaan publik porsinya adalah 7,5% dari total jumlah saham beredar. Jadi kalau ada perusahaan tbk yang free floatnya nggak sampai 7,5%, maka emitennya bisa terancam delisting. 

Untuk mengetahui free float, anda bisa melihat melalui laporan keuangan perusahaan, biasanya dicantumkan di catatan atas laporan keuangan di bagian Modal Saham. Contohnya, anda bisa perhatikan free float saham HMSP dibawah ini (di laporan keuangannya): 

Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran hijau. Itulah yang dimaksud dengan free float. Jadi cara bacanya: Free float HMSP adalah sebanyak 7,5%, yaitu sebesar 8.723.855.775 saham. 

Artinya, saham yang bisa diperdagangkan di publik adalah sebanyak 8.723.855.775. Saham yang diperdagangkan di publik itu adalah saham yang biasa anda amati pergerakan bid-offernya itu lho.  

Semakin besar jumlah saham free float, maka dapat dikatakan free float saham perusahaan semakin bagus, sehingga hal ini bisa menaikkan bobot indeks sahamnya.

LALU APA ITU FREE FLOAT ADJUSTED INDEX? 

Metode untuk menghitung pembobotan ulang index dilakukan dengan menggunakan metode free float adjusted index. Ini yang selalu menjadi pertanyaan dari banyak trader, tentang pembobotan suatu saham, yang menyebabkan harga saham bisa naik drastis (saat bobot saham bertambah) atau sebaliknya. 

Nah, untuk melakukan perhitungan bobot indeks suatu saham, maka cara menghitungnya adalah sebagai berikut: 


Keterangan:  

Market cap / kapitalisasi pasar = Harga saham x jumlah saham beredar
Rasio free float: jumlah saham free float / total saham beredar perusahaan 
Rata-rata kapitalisasi pasar indeks adalah rata-rata kapitalisasi semua saham yang menjadi konstituen di dalam indeks yang dijadikan perhitungan.

Jadi kalau indeks IDX30 misalnya, maka kapitalisasi pasarnya dihitung dari rata2 30 saham yang ada di indeks tersebut yang sudah disesuaikan dengan aksi korporasi. Nah, dari sini kemudian akan didapatkan bobot saham tersebut.  

Contoh perhitungan free float adjusted index: 

Diketahui jumlah saham beredar saham A adalah sebesar 116.318.076 dan harga sahamnya 3.400. Rasio free float saham A adalah sebesar 7,5%. Dan rata2 kapitalisasi pasar indeks di IDX 30 adalah sebesar 494.184.503.737.000. Maka perhitungan free floatnya adlaah sebagai berikut: 

(116.318.076 x 3.400) x 7,5% / 394.184.503.737.000 x 100%. Maka didapatkanlah hasil sebesar = 20%. 

Jadi saham A disini memiliki bobot sebesar 20% dalam indeks IDX30. Artinya, bobot yang semakin besar dalam indeks menunjukkan bahwa free float perusahaan semakin besar, dan juga sebaliknya. Coba anda ganti angka 7,5% dengan 10% untuk rasio free float, maka bobot sahamnya akan naik menjadi 27%. 

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa bobot saham perusahaan di suatu index bisa naik apabila: 

- Rasio free float bertambah (inilah yang diharapkan oleh Bursa Efek)
- Rata2 kapitalisasi pasar indeks turun, sedangkan faktor lainnya tetap
- Kapitalisasi pasar perusahaan bertambah besar 

TUJUAN DILAKUKAN FREE FLOAT ADJUSTED INDEX

Perlu anda ketahui, perubahan bobot saham berdasarkan free float adjusted index akan diberlakukan Februari 2019, sehingga bisa jadi rumus diatas nanti ada penyesuaian (tapi kemungkinannya kecil). 

Namun metode perhitungan free float adjusted index sudah dilakukan sekarang, sehingga saham2 yang bakalan berkurang bobotnya, harganya sudah turun duluan seperti HMSP dan UNVR. 

Pertanyaan selanjutnya: Kenapa dilakukan perhitungan seperti ini? Ini kan bisa membuat investor ritel jadi korban. Harusnya kan mekanisme pasar berjalan tanpa intervensi pihak Bursa?

Pertanyaan2 ini banyak sekali saya terima dari rekan2 trader. Jadi, anda harus memahami dahulu kenapa BEI melakukan penyesuaian bobot saham. Ada beberapa alasan:

1. Bursa efek ingin mendorong perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham free float

Dengan adanya pembobotan saham berdasarkan free float, BEI sebenarnya ingin agar perusahaan2 yang bobot sahamnya turun, bisa segera meningkatkan jumlah saham free float. Tujuannya kembali lagi: Agar investor publik (kepemilikan dibawah 5%) ini punya kesempatan lebih besar untuk mentradingkan saham perusahan, sehingga dengan free float yang lebih besar lagi, harga saham jadi lebih likuid. 

Kalau saham free floatnya lebih besar lagi, hal ini juga memberikan keuntungan bagi para manajer investasi (MI). MI akan punya lebih banyak pilihan saham untuk dibeli, dan disimpan. 

Cara meningkatkan jumlah saham free float salah satunya dengan melakukan right issue dengan HMETD. Right issue ini bisa meningkatkan jumlah saham publik dibawah 5% sekaligus menambah jumlah saham beredar. Baca juga: Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part I dan Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part II. 

Seperti yang saya tulis tadi, bobot saham di suatu indeks bisa naik apabila: Free float bertambah, kapitalisasi pasar meningkat. Jadi kalau perusahaan melakukan aksi korporasi seperti right issue ini tadi, maka sudah jelas selain free floatnya bertambah, kapitalisasi pasarnya juga naik (soalnya jumlah saham beredar bertambah), sehingga persentase bobot indeksnya akan naik lagi. 

Contohnya HMSP. HMSP memang punya peringkat kapitalisasi pasar yang sangat besar. Tetapi sayangnya, jumlah saham free floatnya kecil, cuman 7,5% (7,5% adalah batas free float minimum yang diterapkan Bursa).

Sedangkan saham2 blue chip lain seperti TLKM, BBRI, ASII rasio free floatnya hampir 50%! Dalam hal ini, BEI ingin mendorong para emiten untuk meningkatkan free floatnya. 

2. Meningkatkan efisiensi portofolio 

BEI ingin agar terjadi keseimbangan dalam portofolio, di mana perhitungan indeks ini dilakukan agar trader tidak hanya mentradingkan saham2 yang kapitalisasi pasarnya besar, tetapi yang free floatnya besar juga. 

Dengan adanya penyesuaian ini, maka MI pun juga bisa membuat keputusan reksadana saham yang lebih baik, yang dengan menempatkan saham yang free floatnya lebih besar pada reksadana pilihannya. 

3. Metode ini sudah menjadi standar umum di bursa-bursa luar negeri 

Metode penyesuaian value index sudah diterapkan di Bursa2 luar seperti Bursa Shanghai, Japan Exchange Group, Nasdaq, Bursa Malaysia dan lain2. Artinya, di Indonesia kita juga harus mulai up-to-date. 

4. Memberikan gambaran riil saham yang bisa diperoleh investor, selain saham yang dimiliki oleh pengendali

Penyesuaian bobot indeks ini akan memberikan gambaran pada investor: Berapa sih sebenarnya likuditas saham tersebut kalau dilihat dari free floatnya / dari bobotnya? 

Disini investor nanti bisa melihat bahwa ternyata kapitalisasi pasar yang besar, free floatnya belum tentu besar dan sebaliknya, sehingga investor bisa menimbang-nimbang untuk memilih saham yang punya free float besar, karena punya potensi likuiditas yang bagus. 

PENGARUHNYA KE HARGA SAHAM DAN FUNDAMENTAL PERUSAHAAN 

Lalu apa pengaruhnya ke harga saham? Apakah kalau bobot indeks saham turun, berarti menandakan likuditasnya turun? Apakah berarti pengaruh ke fundamentalnya juga? 

Seperti yang saya jelaskan: Kalau bobot saham naik, harganya berpotensi naik. Kalau bobot turun, harganya akan turun. Contohnya sudah jelas: HMSP dan UNVR turun. Tapi sampai kapan turunnya? Apakah bakal turun terus? 

Kita tidak tahu sampai kapan turun, tapi tentu saja saham tersebut pasti akan rebound. Nah, berhubung saham2 yang bobot indeksnya turun ini adalah saham2 blue chip yang sebenarnya walaupun free floatnya tidak terlalu besar seperti HMSP, tapi pergerakannya sangat likuid. 

Maka berdasarkan pengalaman trading saya, saham2 bagus yang anjlok sangat dalam, pasti akan naik lagi. Anda yang sudah trading, pasti anda merasakan sendiri, bagaimana saham2 bagus yang turun banyak, tidak lama kemudian harganya akan balik.  

Dulu saham BBCA waktu dilakukan penyesuaian bobot di indeks MSCI, harga sahamnya juga turun drastis dalam dua hari. Dari harga 18.400, tiba2 turun ke 16.500. Tapi setelah itu, ya sahamnya balik naik lagi kok. Anda bisa baca tulisan saya disini: Mengenal Indeks MSCI dan Pengaruhnya ke Harga Saham. 

Penurunan bobot saham ini bukan berarti likuiditas sahamnya turun, karena mau bobot saham tersebut gede atau kecil, free float-nya tetep sama. HMSP nanti bobotnya akan turun dari 11% menjadi 2,36%, tapi free floatnya ya tetep aja 7,5% dengan jumlah saham free floatnya 8.723.855.755 saham.

Kalau anda bertanya apakah fundamentalnya bakal terpengaruh: Saya pikir tidak. Why?

Memang dalam menghitung bobot indeks, ada penilaian kualitatifnya juga, seperti penilaian kinerja keuangan, kepatuhan dan lain2. Penilaian ini hanya BEI yang mengetahui penilain lebih detailnya, jadi saya tidak bisa bahas banyak disini. 

Tapi yang jelas kalau kita bicara tentang bobot indeks saham untuk menilai free float, maka porsi besarnya ya ada pada penilaian kuantitatif itu sendiri (seperti rumus diatas). Itu artinya, bukan berarti ketika bobot saham HMSP turun dari 11% menjadi 2,36% fundamentalnya jelek, LK-nya kedepan bakal buruk. Analisa seperti ini yang salah. 

"Lantas kalau likuiditas nggak turun, fundamental nggak jelek kenapa banyak yang jual sahamnya?" Tanya anda semakin penasaran 

Silahkan baca teruuss...  

OPINI SAYA PRIBADI TENTANG FREE FLOAT 

Perhitungan free float menurut sah-sah saja. BEI nggak salah menerapkan perhitungan ini. Ini bukan juga berarti BEI sengaja melakukan intervensi pasar, mau membuat investor ritel seperti anda dan saya rugi. Nggak gitu juga kali... Tujuan BEI melakukan ini juga positif (baca lagi empat poin yang saya tuliskan diatas). 

Tapi anda tahu sendiri kan, trader2 di pasar saham kita gampang sekali panik dan euforia. Ketika ada sedikit berita yang sebenarnya tidak berpengaruh signifikan, harga saham bisa langsung anjlok atau terbang. 

Inilah yang terjadi pada saham HMSP dan UNVR. Pelaku pasar panik kalau penurunan bobot saham akan membuat likuiditas saham turun, pertanda fundamental mulai jelek dan sebagainya. 

Selain itu, pelaku pasar juga panik kalau para MI yang punya duit gede di HMSP dan UNVR jualan saham besar2-an dan mengalihkan porto-nya, sehingga harganya langsung turun drastis. Sehingga, investor ritel yang lihat HMSP dan UNVR turun, ikut panic selling.

Kalau anda baca pos tentang BBCA dan Indeks MSCI diatas tadi, maka itulah contoh di mana sebenarnya pasar saham menanggapi berita secara berlebihan. Jadi, penurunan harga saham di BEI karena perubahan bobot indeks ini bukan cuma terjadi sekali, tapi sebelum-sebelumnya juga sudah pernah terjadi. 

Dan ketika saham2 ini sudah anjlok, biasanya harganya akan diangkat naik lagi, karena siapa yang nggak mau dapat barang bagus, yang diskon pula... 

Anda yang sudah pegang saham HMSP atau UNVR nggak usah panic selling. Coba anda pertimbangkan, kalau anda cut loss dan rugi gede, butuh berapa lama anda mengganti kerugian anda dari trading di saham lain. Bandingkan kalau anda mau menunggu saham2 tersebut rebound. Worth it mana? Anda bisa pertimbangkan sendiri. 

Kalau anda sudah pegang tapi masih porsi kecil, anda bisa beli lagi di harga bawah secara bertahap. Kalau harga saham sudah mulai rebound, anda bisa beli. Demikian juga dengan anda yang belum pegang sahamnya, anda bisa jadikan kesempatan untuk buy di harga bawah (trading). 

Hanya memang disini dibutuhkan permainan mental yang kuat, karena kita harus mengikuti arus pasar. Walaupun likuditas masih tetap sama, fundamental masih bagus, anda harus menggunakan strategi yang tepat kapan mau buy, atau hold sahamnya, karena faktanya banyak trader yang panic selling. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dampak Positif dan Negatif Perubahan Nilai Tukar Rupiah

Dampak Positif dan Negatif Perubahan Nilai Tukar Rupiah

Berita ekonomi setiap harinya selalu menyajikan informasi nilai tukar Rupiah. Biasanya, disajikan informasi nilai tukar Rupiah terhadap USD. Pergerakan nilai tukar Rupiah selalu ber-fluktuatif. Kadang menguat, kadang melemah. Jika Anda belum paham mengenai kurs beli dan jual, serta penggunaannya, silahkan baca pos: Memahami Kurs Beli dan Kurs Jual.

Tapi, pernahkah Anda bertanya-tanya: Kalau nilai tukar Rupiah menguat atau melemah apa dampaknya bagi sektor usaha? Apakah nilai tukar menguat berarti pasti semakin baik untuk sektor usaha di Indonesia? Di pos ini, saya akan membahasnya. 

Nilai tukar Rupiah menguat menandakan bahwa perekonomian negara semakin baik. Artinya ketika pembagunan infrastruktur berjalan lancar, daya beli masyarakat meningkat, termasuk kebijakan tax amnesty yang baru2 ini berhasil menyerap sentimen positif dari masyarakat Indonesia, maka nilai tukar Rupiah akan menguat.  

Tetapi nilai tukar Rupiah yang terus menguat tanpa ada pelemahan sama sekali, juga memiliki dampak yang kurang baik. Apa dampak kurang baik yang dimaksud? Dampaknya adalah pada neraca perdagangan (terutama pada ekspor). Neraca perdagangan adalah catatan perdagangan ekspor dan impor dalam suatu perioda tertentu. Indonesia dikatakan memiliki surplus dalam neraca perdagangan apabila nilai eskpor lebih besar daripada impor. Sedangkan neraca perdagangan dikatakan defisit apabila nilai impor lebih besar daripada ekspor (pengeluaran ke luar negeri lebih besar daripada pemasukan ke dalam negeri).

Kegunaan neraca perdagangan adalah salah satu alat untuk mengukur kekuatan perekonomian negara. Neraca perdagangan surplus berarti Indonesia memiliki pendapatan dalam bentuk mata uang asing. Pendapatan mata uang asing ini digunakan untuk menutup utang luar negeri, memperoleh pinjaman luar negeri dan transaksi luar negeri. Demikian juga sebaliknya, jika defisit, maka pemerintah akan kekurangan uang untuk membayar utang luar negeri, transaksi luar negeri tidak bisa berjalan dengan lebih lancar.

Nah, salah satu yang mempengaruhi transaksi ekspor dan impor adalah mata uang suatu negara. Intinya:

Ketika nilai tukar menguat --> Menguntungkan untuk impor, merugikan untuk eskpor.

Ketika nilai tukar melemah --> Menguntungkan untuk ekspor, merugikan untuk impor.

"Kok bisa begitu Bung Heze?" Tanya Anda

Oke, saya akan jelaskan dengan ilustrasi. Saya berikan ilustrasi menggunakan nilai tukar Rupiah terhadap USD.

Karena berbagai kebijakan pemerintah yang menimbulkan sentimen positif, nilai tukar rupiah menguat menjadi:

Kurs beli: 1 USD = Rp11.700. 
Kurs jual: 1 USD = Rp12.000

Karena Dollar sedang perkasa dan pemerintah Amerika mengeluarkan kebijakan2 baru, dalam kurun waktu tertentu akhirnya  nilai tukar melemah menjadi:

Kurs beli: 1 USD = Rp11.900.  
Kurs jual: 1 ISD = Rp12.200

KASUS IMPOR

Apabila perusahaan2 di Indonesia impor barang dari negeri Paman Sam sebanyak $1.000, maka Indonesia harus menukarkan uang Rupiah ke dalam USD. Karena impor artinya membeli barang dari luar negeri, maka Indonesia harus menyediakan mata uang asing (membeli dollar). 

Mengacu pada contoh diatas, kurs jual saat itu adalah 1 USD = Rp12.000. Maka, Indonesia harus menukarkan uang rupiahnya sebanyak Rp12.000.000 (Rp12.000*$1.000) supaya bisa membayar harga barang impor seharga $1.000. 

Jika nilai tukar melemah menjadi 12.200, maka para importir harus menukarkan uang Rupiahnya sebanyak Rp12.200.000 (Rp12.200*$1000). Artinya, kalau kurs Rupiah melemah, para importir harus menyediakan uang yang lebih besar untuk membayar biaya transaksi impor. Sehingga, dapat disimpulkan, jika nilai tukar Rupiah melemah, maka akan memberikan dampak negatif bagi transaksi impor. 

KASUS EKSPOR

Ketika perusahaan Indonesia menjual barang ke negeri Paman Sam (ekspor), dengan nilai jual $4.000, maka Indonesia akan menerima uang masuk dalam bentuk mata uang asing (USD). Para eskportir harus menukarkan uangnya dalam bentuk mata uang Rupiah pasar valuta asing, agar bisa digunakan untuk bertansaksi dalam negeri (eksportir harus menjual Dollar untuk mendapatkan Rupiah). 

Jika mengacu pada kurs diatas, maka para eksportir harus menukarkan uang USD menjadi Rupiah. Dan eksportir akan mendapatkan nilai sebesar Rp46.800.000 ($4.000*Rp11.700). 

Jika nilai tukar Rupiah melemah menjadi Rp11.900, maka eksportir akan mendapatkan uang yang lebih besar dari penukaran mata uang USD kedalam Rupiah, yaitu sebesar Rp47.600.000 ($4.000*Rp11.900). Jadi, jika nilai tukar Rupiah melemah, maka akan memberikan dampak positif bagi transaksi ekspor. Karena dengan melemahnya nilai tukar Rupiah, para eksportir akan mendapatkan uang masuk yang lebih banyak.  

Mana yang baik, nilai tukar Rupiah melemah atau menguat?

Secara umum, nilai tukar menguat menandakan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin bagus dan stabil, dan sebaliknya jika nilai tukar terus melemah, berarti perekonomian Indonesia sdang lesu. Tapiii...

Kalau nilai tukar Rupiah terus menguat, maka dampak yang akan ditimbulkan adalah pada transaksi ekspor. Penguatan nilai tukar Rupiah secara terus menerus akan merugikan transaksi ekspor. Artinya, jika Rupiah terus menguat, maka pendapatan yang diterima negara akan turun, walaupun juga akan memberikan keuntungan dari sisi impor (karena importir membayar biaya yang lebih murah).  Sehingga, kalau Indonesia memiliki banyak transaksi ekspor dan mata uang Rupiah menguat terus, maka hal ini bisa merugikan eksportir, dan bisa memungkinkan adanya defisit neraca perdagangan. 

Sehingga, kalau nilai tukar Rupiah terus menguat, Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan kebijakan2 tertentu, untuk menahan laju penguatan nilai Rupiah.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham

Nilai tukar rupiah secara umum berpengaruh terhadap harga saham. Tetapi, Anda jangan salah mengartikan, bahwa ketika nilai tukar Rupiah hari itu menguat, maka saham2 Anda akan naik. Tidak ada hubungannya sama sekali. Jadi, kalau Anda trader saham, jangan menggunakan informasi nilai tukar Rupiah harian sebagai dasar pengambilan keputusan trading. 

Nilai tukar Rupiah yang menguat mampu memberikan dampak positif pada IHSG akan terasa dalam jangka waktu tertentu, yang tampak dari kebijakan2 ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik dan perbaikan fundamental negara. Ketika nilai tukar Rupiah stabil, dan kebijakan2 pemerintah mampu mendorong perekonomian, maka IHSG juga akan naik.


Salah satu penyebab IHSG naik, salah satunya ditopang oleh data neraca perdagangan. Neraca perdagangan surplus secara umum akan membawa pada kenaikan IHSG dan sebaliknya. Dan neraca perdangan surplus atau defisit, salah satunya juga dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Arti dan Ilustrasi Kurs Beli dan Kurs Jual

Arti dan Ilustrasi Kurs Beli dan Kurs Jual

Pagi hari sebelum jam trading, kalau Anda ngopi sambil baca2  berita ekonomi, maka berita ekonomi akan selalu menyajikan kurs beli dan kurs jual. Omong2 soal kurs beli dan kurs jual, apakah Anda sudah tahu cara membaca kurs beli dan kurs jual? Dan apa pengaruhnya ke perekonomian Indonesia? Dan apa pula pengaruhnya ke harga saham? Silahkan baca pos ini sampai habis.  

Kurs beli = Kurs yang digunakan pada saat pihak bank membeli mata uang asing (Saat Anda menjual  mata uang asing).

Kurs jual = Kurs yang digunakan pada saat pihak bank menjual mata uang asing (Saat Anda menjual  mata uang asing).

Kurs tengah = Rata2 kurs beli dan kurs jual

Jadi, untuk memudahkan supaya Anda lebih cepat paham, maka kurs beli dan jual dilihat dari sisi bank. Kalau kurs beli, berarti bank yang beli mata uang asing (masyarakat jual). Kalau kurs jual, berarti bank yang jual mata uang asing (masyarakat beli).

ILUSTRASI (Saya menggunakan ilustrasi kurs Rupiah terhadap USD)

Kurs beli = Rp12.800
Kurs jual = Rp13.000

Cara membaca kurs diatas: Perbankan membeli Rp12.800 uang Anda untuk senilai 1 Dollar (USD). Sedangkan perbankan akan menjual 1 USD senilai Rp13.000. 

Kalau Anda perhatikan, kurs jual selalu lebih besar daripada kurs beli. Hal ini adalah keuntungan yang diperoleh pihak bank. Itulah kenapa kurs jual selalu > kurs beli. Jadi jika mengacu contoh diatas, maka ada selisih kurs jual dengan kurs beli sebesar Rp200. Rp200 inilah yang menjadi keuntungan bank. Kurs jual ditetapkan lebih tinggi ketimbang kurs beli dengan tujuan agar perbankan dan tempat pertukaran uang (money changer) mendapat keuntungan lebih besar dari transaksi jual mata uang asing dibandingkan transaksi beli. 

Pada saat apa kurs beli dan jual digunakan?

Kurs beli digunakan saat Anda mendapatkan uang / penghasilan apapun dari luar negeri dan Anda ingin menukarkan menjadi Rupiah.  Kurs jual digunakan saat Anda ingin menukarkan Rupiah untuk mendapatkan Dollar, saat Anda membeli barang dari luar negeri. 

Contoh Penggunaan Kurs Beli dan Jual 

Perhitungan Penggunaan Kurs Jual

Misalnya, Anda ingin membeli barang dalam mata uang USD sebesar $20, maka Anda harus membeli Dollar terlebih dahulu, menggunakan kurs jual (bukan kurs beli, jangan terbalik). Maka jika mengacu pada contoh diatas, Anda harus mengeluarkan uang dalam Rupiah sebesar: Rp13.000 x 20 = Rp260.000, untuk ditukarkan menjadi mata uang USD (260.000:13.000= @20). .

Perhitungan Penggunaan Kurs Beli

Misalnya, Anda mendapatkan penghasilan online shop dari luar negeri sebesar $100 dan Anda ingin menukarkannya menjadi  Rupiah. Maka yang Anda gunakan disini adalah kurs beli (bukan kurs jual, jangan terbalik). Jika mengacu contoh diatas, maka Anda akan mendapatkan uang rupiah sebesar $100 x Rp12.800 = Rp1.280.000

Itulah pemahaman mengenai kurs beli dan kurs jual mata uang asing. Masuk ke tahap berikutnya: Apa gunanya Anda mengetahui posisi kurs beli dan kurs jual (terutama bagi pengusaha)? Apa pula pengaruhnya ke perekonomian Indonesia? Bagaimana pengaruh penguatan dan pelemahan kurs? Dan apa pengaruhnya ke pasar modal (harga saham)? Baca pos: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Sektor Usaha. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis IHSG: Arah IHSG Selanjutnya?

Analisis IHSG: Arah IHSG Selanjutnya?

Tidak terasa tinggal 3 bulan lagi sudah memasuki akhir tahun. Setiap hari, pasar saham selalu mengalami fluktuatif, dan untuk anda yang sudah berpengalaman di market, anda pasti selalu menghadapi fluktuatif market ini. 

Untuk saat ini, kita semua menghadapi kondisi market yang cenderung turun / donwtrend, di mana kondisi perekonomian dunia, kondisi politik dalam negeri semuanya serba tidak pasti. 

Kita bisa lihat contoh-contohnya di mana harga komoditas cenderung turun, perang dagang, politik yang masih belum kondusif, plus indeks-indeks utama dunia seperti Dow Jones, Nasdaq yang cenderung downtrend dalam setahun terakhir. 

Hal inipun tentu berimbas ke IHSG. Oke sekarang kita coba lihat chart IHSG selama 6 bulan. 

Analisis IHSG: IHSG 6 bulan
Selama 6 bulan, kita bisa lihat IHSG sempat downteend, di 1-2 bulan, namun ada tekanan rebound dan akhirnya IHSG rally dan sempat kembali ke 6.400-an. Tapi kemudian IHSG sideways, dan akhirnya turun lagi. 

Kenaikan IHSG ini nggak bertahan lama karena banyak sentimen2 negatif seperti yang sudah kita bahas di paragraf kedua pos ini.  

Dan karena sekarang IHSG sudah sempat jatuh dibawah 6.000, maka IHSG secara teknikal maupun fundamental cukup rawan. Karena support-support penting IHSG sudah jatuh. Pertama adalah support 6.025 (tanda lingkaran kedua, ditengah). 

Kedua adalah support psikologis 6.000 (lingkaran ketiga). Namun untuk support psikologis 6.000 ini terkesan masih ditahan supaya nggak jatuh lebih dalam. Karena setelah mencapai upport 5.990, IHSG selalu berhasil rebound lagi diatas 6.000. 

Tapi kalau memang sentimen2 negatif seperti politik, perang dagang masih berlanjut, maka bukan tidak mungkin IHSG benar-benar jatuh dibawah support 6.000. 

Kalau kita chart diatas yaitu chart 6 bulan, sebenarnya masih ada satu support terendah (tanda lingkaran pertama), lebih tepatnya itu ada di angka 5.770, di mana support 5.770 ini berbalik menjadi fase rebound. Jadi kalau IHSG turun dibawah 6.000, 5.900, maka IHSG akan menguji support 5.770 ini.  

Oke, sekarang kita coba perpanjang chart IHSG menjadi 1 tahun. Perhatikan analisis chart IHSG berikut: 

Analisis IHSG - 1 tahun
Sedangkan kalau kita perpanjang chartnya menjadi 1 tahun, maka tampak bahwa IHSG masih ada support lanjutan lagi di 5.500-5.600, di mana boleh saya katakan support ini sebagai strong support karena support ini cukup sering tersentuh (tanda persegi). 

Jadi jika IHSG ternyata turun dibawah 5.770, maka support selanjutnya adlaa 5.500-5.600. Apakah IHSG bakal turun sampai di support2 itu? Kita semua tidak bisa memastikan. Namun kalau kita lihat data-data sentimen negatif yang sedang terjadi: 

  • Perang dagang
  • Kondisi politik belum stabil 
  • Pertumbuhan ekonomi dunia melambat 
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II melambat (meskipun data ini masih jauh lebih bagus dibandingkan tahun 2008, 1998)
  • Harga-harga komoditas jatuh 
  • Kepanikan terhadap potensi resesi

Maka IHSG sangat rawan turun lagi dari support 6.000. Apalagi kita lihat secara, support2 pentingnya 6.025, 6.000 sudah jatuh. Namun, tetap saja ada data-data pendukung yang membuat IHSG masih ada potensi tertahan: 

  • Menjelang akhir tahun (window dressing)
  • IHSG yang sudah jenuh jual (secara teknikal)

Karena ini sudah mulai menjelang akhir tahun, maka ada kemungkinan IHSG juga ada momentum rebound, karena biasanya di akhir tahun IHSG cenderung naik atau setidaknya tertahan dari koreksi. Di satu sisi, IHSG yang sudah mulai jenuh jual secara teknikal, juga membuat IHSG bisa tertahan. 

Satu hal lagi, laporan keuangan kuartal III juga bisa mempengaruhi arah IHSG. Kalau ternyata hasil laporan keuangan emiten banyak yang memuaskan (labanya pada naik), setidaknya IHSG bisa terdongkrak. 

Tapi yang lebih penting, anda juga harus melihat kondisi2 terdekat seperti yang saya sebutkan tadi, misalnya politik (misalnya demo), perang dagang, penurunan harga komoditas. Kalau dalam waktu dekat, ada isu2 yang negatif lagi (tentu kita tidak berharap), maka tidak ada alasan IHSG turun lagi. 

Sejauh ini, IHSG dan mayoritas saham ketika rebound juga masih nanggung, di mana saham2 yang rebound hanya terjadi sebentar. Misalnya, sesi 1 pada naik, tapi sesi 2 balik turun lagi. 

Jadi strategi trading saat ini, untuk para trader, anda harus lebih banyak wait and see dulu, terutama kalau saham-saham sudah jatuh di support2 penting dan strong support-nya, maka amati support2 selanjutnya, dan jangan terburu masuk. 

Trading jangka pendek lebih bagus untuk diterapkan dalam kondisi market saat ini. Artinya, kalau anda sudah profit, jangan hold saham terlalu lama, terutama untuk saham2 komoditas. 

Mengingat tren IHSG yang masih nggak jelas, naik sebentar turun banyak. Dan saya pribadi juga dapat banyak pertanyaan dari rekan2 untuk membahas tentang ulasan dan analisa IHSG ini.  

Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan tentang analisis dan ulasan IHSG, dan membantu anda untuk menyusun strategi trading secara otodidak berdasarkan kondisi riil market saat ini. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Trading Saat Politik Memanas

Strategi Trading Saat Politik Memanas

Kondisi stabil tidaknya politik suatu negara dapat sangat berdampak terhadap optimisme pelaku pasar (trader dan investor) untuk memutuskan apakah mereka akan masuk di saham2 Indonesia atau menjual dan hengkang dulu. 

Kalau kondisi politik sedang memanas, bergejolak, dan sedang tidak kondusif maka pelaku pasar akan memilih untuk menjual saham, sehingga banyak harga saham yang turun. Demikian juga sebaliknya, ketika kondisi politik kondusif atau bahkan sedang bagus2nya, maka pasti banyak trader dan investor yang kembali masuk ke pasar saham. 

Nah, kita sendiri seringkali menghadapi kondisi di mana politik sangat tidak kondusif. Misalnya yang baru-baru ini kita hadapi: Demo mahasiswa (dan banyak pihak2 tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi ini untuk memuat rusuh), demo dan kerusuhan di Papua yang membuat pelaku pasar menahan diri untuk masuk ke pasar hsama Indonesia. 

Maka dari itu, pada saat kondisi politik masih bergejolak dan tidak pasti, ada beberapa strategi trading yang bisa anda gunakan:  

1. Lebih banyak wait and see, dan tunggu saham di support2nya 

Kondisi politik yang bergejolak ada baiknya anda lebih banyak melakukan wait and see, karena dalam kondisi seperti itu, akan ada banyak saham yang harganya turun terus. Dalam kondisi politik yang masih bergejolak, belilah saham2 dengan jumlah (lot) yang lebih kecil. 

2. Manfaatkan momentum technical rebound

Anda bisa memanfaatkan momentum techincal rebound untuk short term trading. Pada saat IHSG turun, pasti ada momentum di mana saham2 yang sudah diskon akan rebound jangka pendek. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Disitulah anda bisa momentum untuk mentradingkan saham2 yang naik pasca turun banyak. Pada saat saham sudah murah / turun berhari-hari, trader pasti akan mengangkat lagi harganya dalam jangkap pendek. Pelajari konsepnya disini: Technical Rebound Saham

Namun walaupun demikian, pada saat kondisi politik sedang bergejolak, banyak saham yang hanya naik sesaat (jangka pendek), sehingga trading jangka pendek lebih cocok diterapkan ketika market berada dalam fase downtrend, dan belum ada tanda-tanda sentimen positif. 

3. Nggak trading atau beli saham sama sekali 

Buat anda yang tidak yakin dengan kondisi politik dan banyak saham yang pergerakannya menunjukkan fake signal, maka anda boleh memutuskan untuk tidak membeli saham terlebih dahulu, dan menunggu sampai tekanan bearish reda (politik kondusif). 

Kondisi politik ujung2nya akan sangat berdampak terhadap perekonomian. Kalau kondisi politik tidak kondusif, dampaknya juga pasti akan ke perekonomian negara. Kondisi politik yang tidak kondusif membuat investor akan was-was untuk menanamkan modal di suatu negar. 

Maka harus diakui bahwa kondisi politik yang sedang tidak kondusif membuat banyak saham bergerak tidak sesuai harapan, karena investor hanya akan investasi di sektor riil maupum masuk pasar saham ketika kondisi politik dan ekonomi sedang baik / stabil. Oleh karena itu, kalau kondisi politik sedang kurang baik, anda harus lebih berhati-hati dalam trading. 

Lebih baik anda menyimpan banyak cash yang bisa anda belanjakan saat saham2 sudah murah, ketimbang anda terburu membeli banyak saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Pasar Saham - Strategi Trading

Analisis Pasar Saham - Strategi Trading

Selain trading saham, sebagai trader dan analis untuk diri anda sendiri, anda perlu melakukan analisis pasar saham atau analisis IHSG. Terutama anda yang sering trading di saham2 LQ45 or saham blue chip, maka analisis IHSG ini penting, karena pergerakan saham2 tersebut seringkali searah dengan IHSG. 

Kita tahu bahwa pergerakan IHSG pastinya fluktuatif. Ada saat di mana IHSG bullish dan saham2 naik. Ada saat IHSG strong bearish. Ada saat IHSG mengalami kondisi ketidakpastian. 

Dan inilah yang akan kita bahas: Ketika IHSG berada dalam tren yang tidak pasti. Seperti ini yang saya maksudkan dengan 'tren IHSG yang tidak pasti': 

Analisis IHSG
Salah satu ciri IHSG yang berada dalam tren yang tidak pasti adalah terjadinya tren sideways IHSG dalam periode tertentu. Seperti yang anda lihat diatas (kedua tanda persegi). Pada kondisi seperti itu, kita tidak tahu apakah IHSG mau bullish or bearish? 

Anda bisa perhatikan tanda persegi pertama saat IHSG sideways, namun kemudian IHSG langsung bearish. Di saat-saat sideways-nya IHSG, akan ada banyak spekulasi IHSG akan lanjut naik atau jatuh di support2 kuatnya. 

Tips untuk menganalisa kondisi seperti ini adalah: Lihatlah sentimen yang banyak dibicarakan saat itu dan perhatikan tren IHSG sebelumnya. 

Sebagai contoh, kalau saat itu lagi banyak sentimen2 negatif, atau jika tren IHSG sebelumnya sudah naik (uptrend), maka IHSG setelahnya sangat berpotensi turun. 

Pada saat masih banyak sentimen negatif, IHSG akan 'sangat sensitif', sehingga berita2 negatif akan dengan mudah membuat IHSG koreksi. Demikian juga ketika IHSG sudah berada dalam tren naik, lalu sideways, maka hal ini pertanda IHSG sudah mulai tidak kuat untuk melanjutkan uptrend-nya lagi. 

Perhatikan juga tanda persegi kedua. Kita juga menghadapi hal yang sama: IHSG trendless. Pada grafik memang ada double bottom (pola rebound), tetapi IHSG nggak mampu rebound dengan meyakinkan. Setelah rebound akan dilanjutkan dengan koreksi besar.

STRATEGI TRADING

Dalam ketidakpastian tren IHSG, trading jangka pendek (harian - beberapa hari) dengan memanfaatkan momentum koreksi - technical rebound adalah strategi trading yang bagus untuk diaplikasikan. 

Karena disitu anda bisa memanfaatkan momentum fluktuatif market yang agak cepat, yaitu momentum membeli ketika technical rebound, dan jual jangka pendek ketika target harga sudah tercapai beberapa persen. Pelajari juga: Strategi Trading Harian Saham

Dalam kondisi market yang masih belum pasti, menyimpan saham lebih lama akan lebih berisiko, karena IHSG masih rentan turun, dan masih ada potensi downtrend lanjutan. Maka umumnya, saham2 yang naik, tidak lama kemudian akan mudah koreksi. 

Untuk anda yang ingin hold, anda tetap bisa hold saham-saham yang pergerakannya tetap naik ketika IHSG sedang turun, namun dalam kondisi market seperti itu, memang tidak terlalu banyak saham yang cenderung bagus untuk di-hold. Anda bisa pelajari strategi swing trading disini: Teknik Strategi Trading Saham Mingguan.

Sedangkan kalau market sedang strong bullish, disitulah anda bisa memanfaatkan momentum untuk buy and hold (anda juga harus memilih saham2 yang pergerakannya bagus). Dalam kondisi market bullish, teknik swing trading tersebut akan lebih menguntungkan dibandingkan saat IHSG dalam tren tidak pasti atau bahkan strong bearish.  

Jadi strategi trading terkadang juga perlu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi market saat itu. Analisa teknikal, kondisi market, screening saham perlu anda lakukan dalam trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Bull dan Bear di Pasar Saham

Bull dan Bear di Pasar Saham

Istilah BULL dan BEAR di pasar saham tidak asing bagi para trader. Bull atau biasa disebut bullish berarti periode di mana saham atau indeks mengalami KENAIKAN harga. Bear atau biasa disebut bearish merupakan periode di mana saham atau indeks mengalami PENURUNAN. 

Jadi di grafik saham, yang disebut bull dan bear itu yang seperti ini: 


Saat naik, maka kita bisa menyebutnya bullish. Saat saham turun, kita boleh menyebutnya bearish. Tapi harus saya akui, praktiknya dalam trading nggak sesimpel itu. 

Sebagai trader, anda harus menganalisa lebih lanjut bull-bear yang terjadi pada saham-saham yang anda incar, karena momen bullish dan bearish suatu saham inilah yang nantinya anda manfaatkan untuk mencari profit di saham. 

Ada dua poin penting yang harus anda pahami mengenai pergerakan bull dan bear di market: 

1. Ada banyak tipe bullish-bearish di market

Terkadang saham-saham akan mengalami periode bullish dalam waktu yang cepat, lalu kembali bearish. Terkadang saham2 akan mengalami bullish yang cukup lama. Tapi terkadang market akan mengalami periode bearish yang lebih lama, dan setelah banyak saham jatuh, barulah saham2 kembali memasuki periode bullish dan euforia. 

Sentimen2 negatif tentang fundamental makro, bisa menyebabkan periode bearish market yang lebih panjang, demikian juga sebaliknya.  

2. Kemampuan bullish dan bearish tiap saham tidak sama 

Setiap saham juga memiliki kemampuan bull dan bear yang berbeda-beda. Ada saham yang selalu diborong trader ketika sudah memasuki periode jenuh jual (bear), sehingga harganya akan mudah naik (bull) setelah turun.

Tetapi ada juga saham yang harganya turun terus berkepanjangan. Ada saham yang harganya lebih sering sideways. Ada saham yang sulit naik / rebound tajam pada saat harganya sudah turun.

Nah di dalam trading saham anda harus bisa menemukan saham2 yang punya masa2 bullish yang lebih cepat setelah sahamnya mengalami periode bearish, karena saham2 dengan tipe itulah yang bisa memberikan profit yang lebih baik. 

Anda bisa pelajari juga cara-cara menemukan saham2 yang sudah murah / diskon secara analisa teknikal dan siap rebound disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon. 

Apa yang bisa anda pelajari dari poin-poin tersebut? 

Periode bull dan bear di pasar saham ini sangat berkaitan MOMENTUM, yaitu momentum anda untuk membeli saham di harga yang bagus. Termasuk juga momentum untuk menunggu periode yang tepat untuk trading (wait anda see). 

Terutama buat anda yang ingin membeli saham-saham di harga murah, anda harus memahami praktik2 bull dan bear yang terjadi di market, bukan hanya sekedar teori dasar. 

Di pos ini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun, saya juga sudah menuliskan bahwa konsep dasar trading yang harus anda pahami lebih dulu adalah: Bagaimana anda mempraktikkan untuk mencari dan membeli saham2yang lagi turun / akan naik, dan jual saat harganya sudah naik / akan koreksi. 

Anda yang selama ini mungkin hanya sering mendengar istilah 'saham lagi bullish', 'saham sedang bearish', mulai saat ini anda harus melakukan analisa2 teknikal yang lebih spesifik untuk menemukan momentum2 trading dari periode bull dan bear market. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Gap Up IHSG dan Peluang Trading

Gap Up IHSG dan Peluang Trading

Gap up adalah istilah yang cukup populer di saham dan seringkali terjadi di saham2 tertentu maupun IHSG itu sendiri. Kalau anda belum tahu istilah gap up, anda bisa baca lagi tulisan saya disini: Gap Saham: Jebakan Gap Up. 

Gap up terjadi bisa karena adanya sentimen2 positif yang membuat pelaku pasar menjadi EUFORIA SESAAT. Perhatikan kata kuncinya: Euforia sesaat. Jadi gap up yang terjadi pada IHSG bisa disimpulkan TIDAK BERTAHAN LAMA. 

Sebagai contoh, perhatikan gap up IHSG dibawah ini (lingkaran hijau): 


Terkadang saya menemukan IHSG yang pada saat dibuka di sesi pre-opening (08:55), IHSG tiba2 sudah melonjak 1% lebih, dan saat jam trading IHSG terus naik. Di saat-saat seperti ini, mayoritas saham akan hijau, dan terkesan menarik untuk dibeli

Pada saat terjadi gap up di IHSG, saya sering menerima pertanyaan2 dari trader: "Pak Heze IHSG lagi naik, saham apa yang bagus hari ini?" "IHSG langsung naik tajam, apakah ada peluang naik lagi hari ini?"

Namun disaat seperti itulah, justru IHSG sebenarnya rawan koreksi / turun. IHSG yang naik dengan pola gap up, umumnya nggak lama kemudian akan cooling down, yaitu perlahan akan turun dan kembali menutup gap yang ada dibawahnya. 
IHSG yang dibuka gap up ibarat anda berjalan di jalan yang kelihatannya mulus, tapi banyak jebakan kerikil di dalamnya... 
Artinya, IHSG yang sedang gap up ini seolah memperlihatkan momen yang sangat menarik untuk trading. Padahal, di dalam gap up itu sendiri ada risiko yang terkadang tidak disadari, yaitu IHSG akan cooling down lagi dalam waktu cepat, sehingga saham2 yang naik tinggi saat pembukaan, perlahan akan turun menyesuaikan. 

Kalau nggak percaya anda bisa amati pergerakan IHSG ketik gap up. Misalnya IHSG dibuka naik 1,8%. Nggak lama kemudian, IHSG akan perlahan turun ke 1,7%, 1.64% dan seterusnya. 

Karena seperti yang saya tuliskan tadi bahwa gap up IHSG itu hanyalah euforia sesaat, maka kenaikan IHSG karena gap up tidak akan bertahan lama. 

"Apakah ada peluang trading ketika IHSG sedang gap up Pak Heze?" Tanya anda

Tentu ada.. 

Tidak ada salahnya anda membeli saham ketika kondisi IHSG lagi naik-naiknya dan gap up. Tapi saran saya, anda harus tetap menyesuaikan dengan strategi trading yang sudah anda terapkan, serta analisa masing-masing saham.

Jangan sampai karena IHSG lagi gap up, anda ikutan euforia dan kalap membeli banyak saham, padahal disitulah IHSG sebenarnya rawan turun.

Dalam kondisi IHSG yang sedang gap up, waspadai juga saham2 yang dibuka gap up, karena saham2 seperti ini biasanya juga akan menutup gap-nya dalam jangka pendek.   

Anda harus tetap menyesuaikan dengan strategi dan analisa masing2 dan jangan euforia dalam membeli saham. 

Saat IHSG gap up, saham-saham yang harganya masih di bottom umumnya bisa naik lebih lama dibandingkan saham2 yang sudah naik tinggi plus membentuk gap up. So, anda bisa menerapkan strategi bottom fishing saat IHSG lagi euforia sesaat. Baca juga: Analisis dan Strategi Bottom Fishing Saham.  

Catatan: Gap up IHSG dan penurunan IHSG setelahnya memang bukan rumus pasti. Terkadang IHSG yang dibuka gap up, IHSG bisa tetap bertahan dengan pola naiknya selama beberapa hari. 

Namun yang sering terjadi, kecenderungan IHSG memang akan lebih cepat koreksi setelah terjadi gap up. Semakin tinggi gap up, potensi cooling down semakin besar. Itulah mengapa anda harus tetap menganalisa dengan jernih dan objektif sekalipun IHSG lagi bagus. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Memilih Saham Bagus Saat Market Bullish

Cara Memilih Saham Bagus Saat Market Bullish

Judul pos diatas mungkin akan membuat anda bertanya-tanya: Ngapain memilih saham bagus saat market lagi bagus. Harusnya diajari cara memilih saham yang bagus kalau IHSGnya lagi turun. 

Well, itu sudah kita bahas, tentang cara-cara memilih saham saat IHSG turun. Beberapa diantaranya pernah saya tulis disini: Saham yang Naik Saat IHSG Turun, Strategi Beli Saham Saat IHSG Turun, IHSG Turun: Swing, Scalping, Intraday or Investasi?

Tapi jangan salah bahwa memilih saham bagus saat market lagi naik itu penting, bahkan sangat penting. Kenapa demikian? Ada dua hal yang sering membuat trader justru salah memilih saham ketika IHSG naik: 

1. Banyak trader yang bingung mau memilih saham apa saat IHSG naik

Pernahkah anda mengalami kondisi seperti ini: IHSG lagi naik tinggi, saham2 yang sudah pada turun mulai menunjukkan sinyal buy. Saking banyaknya saham yang mau naik, sampai-sampai anda bingung mau membeli saham yang mana. 

Biasanya anda cuma menemukan 2-3 saham yang bagus untuk dibeli, tapi sekarang anda bisa menemukan 9-10 saham yang bagus untuk dibeli... 

"Wah iya nih Pak Heze, saya pernah ngalami seperti ini. Terus gimana strategi tradingnya?" kata anda. 

Jika setelah anda screening, dan anda menemukan banyak saham yang punya potensi naik, tentu anda nggak mungkin membeli semua sahamnya. Kalau anda menemukan ada 10 saham yang bagus karena market strong bullish, maka non-sense kalau anda memutuskan untuk beli 10 saham langsung.

Maka dari itu, saran saya pilihlah 1-2 saham saja. Jangan langsung kalap dan rakus membeli banyak saham saat IHSG strong bullish, karena kalau anda beli saham terlalu banyak, anda harus membagi modal anda lebih banyak, sehingga anda nggak akan bisa fokus nantinya. 

So tujuan saya menyarankan anda beli 1-2 saham, bukannya saya mau membatasi profit anda, tapi justru sebaliknya, supaya anda bisa fokus untuk memilih saham yang paling potensial, memantau saham2 anda lebih spesifik, sehingga profit anda lebih besar.  

Cara memilih 1-2 saham saja diantara puluhan saham yang berpotensi naik adalah: Pertama, carilah saham yang menurut anda paling berpotensi untuk naik.

Kedua, prioritaskan untuk membeli saham dari saham-saham yang ada di stock pick anda. Saham stock pick maksudnya adalah saham-saham pilihan anda pribadi yang sesuai tipikal anda, analisa teknikalnya bagus, sering anda tradingkan dan sering memberikan anda profit.  

Misalnya begini, anda menemukan saham-saham WIKA, PWON, TINS, PTBA, ANTM, GGRM, PGAS, TLKM, CTRA, PTRO, di mana saham2 ini punya potensi naik berdasarkan analisa anda, dan market lagi strong bullish saat itu. 

Tapi dari 10 saham diatas, hanya saham PWON, PGAS, CTRA saja yang masuk dalam stock pick anda, paling sering anda tradingkan, dan anda sering profit di saham2 tersebut, maka prioritaskan untuk membeli saham2 itu tadi.

Strategi screening saham untuk mendapatkan stock pick yang layak ditradingkan, pernah saya bahas praktik-praktik lengkapnya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih (Screening) Saham Bagus.  

Berarti apakah nggak boleh membeli saham di luar stock pick Pak Heze? Tanya anda 

Boleh saja... Nggak ada salahnya anda mencoba. Siapa tahu saham2 diluar stock pick anda justru nantinya menjadi saham2 andalan anda selanjutnya.

Tetapi anda harus memanajemen modal anda. Misalnya anda bisa menggunakan 50% modal anda untuk beli saham2 yang diluar stock pick, dan sisanya anda beli saham yang ada di stock pick anda. 

Intiya, dalam kondisi market strong bullish, tetaplah untuk memanajemen portofolio anda dengan baik. Jangan lupa untuk screening saham dan cek analisa teknikal sebelum beli saham. Dan batasi hanya beli 1-2 saham, atau maksimal 3 saham saat market bullish. 

2. Tidak semua saham naik saat IHSG strong bullish

Setinggi-tingginya IHSG naik dan market euforia, tetap ada saham yang harganya turun. Artinya, bukan berarti IHSG naik, anda langsung asal beli saham. 

Anda harus cross check analisa teknikal masing-masing saham sebelum anda memutuskan mau beli saham apa. 

Yup, jadi anda harus paham mempraktikkan analisis teknikal untuk mencari saham2 yang bagus, dan mencari saham2 yang naik. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal.

Disinilah poin yang sering dilupakan bahkan diabaikan trader saham. Mayoritas trader saat melihat market bullish, trader langsung asal beli saham, hanya beli saham karena ikut-ikutan tanpa melihat sendiri bagaimana chart saham tersebut, tanpa pengetahuan analisa teknikal yang benar. 

Inilah yang mengakibatkan banyak trader yang sahamnya turun meskipun IHSG lagi hijau dan mayoritas saham sedang naik daun. Sayang sekali kan? 

Satu lagi yang perlu anda ingat, kalau IHSG bullish pasti saham2 blue chip dan saham lapis dua bakalan naik dengan return yang memuaskan. Jadi kalau market bullish, prioritaskan buat cari saham2 blue chip dan lapis dua. 

Anda nggak perlu terlalu fokus trading di saham2 gorengan yang berisiko kalau market lagi bullish. Supaya anda nggak ketinggalan momentum di saham2 lapis satu dan dua yang lagi naik daun. 

Soalnya saham gorengan itu nggak usah dicari saat market bullish. Saham gorengan banyak juga yang naik waktu market bearish..

Setelah anda baca pos ini, sekarang saya yakin anda baru mengerti kenapa memilih saham bagus saat market bullish itu penting. Banyak anggapan bahwa saat market bullish nggak sulit mencari saham bagus... 

Memang benar, saya setuju. Tapi mendapatkan saham bagus saat IHSG naik bisa dilakukan kalau anda punya pemahaman analisa teknikal, manajemen modal dan screening saham yang betul. 

Semua trader saham punya sifat ceroboh. Secara sadari maupun tidak, trader saham itu akan cenderung menjadi SANGAT CEROBOH ketika melihat market lagi bagus sekali, dan banyak saham yang mulai naik.

Trader bisa berpotensi asal membeli saham, membeli saham terlalu banyak, lupa dengan analisis teknikal, menjadi serakah.. Kecerobohan inilah yang bisa menjadi sangat berbahaya bagi trader. 

Padahal kalau IHSG bullish dan banyak saham yang berpotensi naik, harusnya peluang anda untuk dapat profit semakin besar. Jadi jangan sampai peluang anda ini hilang begitu saja hanya karena anda ceroboh. 

Nah untuk mengatasi hal-hal tersebut, maka seperti yang saya tuliskan diatas itu tadi, anda harus punya pemahaman praktik analisa teknikal yang baik, screening saham dan manajemen modal. Kunci inilah yang harus anda pegang dalam trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.