Seberapa Penting Manajemen Modal dalam Trading Saham?

Seberapa Penting Manajemen Modal dalam Trading Saham?

Kalau anda seorang pemain saham, hal terpenting UTAMA yang harus anda kuasai adalah: Manajemen modal. Kenapa harus manajemen modal? Kenapa bukan analisis teknikal dan pengetahuan trading lainnya yang lebih penting? Seberapa penting peran manajemen modal dalam trading?

Di  web Saham Gain ini, saya pernah menuliskan bahwa modal trading itu ibarat nyawa. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Cara Agar Anda Tidak Bangkrut di Pasar Saham. Itulah kenapa anda harus menguasai manajemen modal. 

Analisis saham itu sangat penting, tapi kalau anda nggak punya modal sama sekali / modal anda habis sama sekali karena terlalu banyak cut loss dan saham nyangkut, gimana caranya anda beli saham? Selama anda punya modal, selalu ada peluang untuk mengembangkan modal anda menjadi profit. Tapi kalau modal anda sudah habis total, anda tidak bisa melakukan apa-apa lagi (trading).

Saya banyak menemukan trader yang sebenarnya memiliki analisis yang tajam dalam memprediksi harga saham. Tapi, sayangnya trader tidak memiliki manajemen modal yang baik, dan cenderung menjadi rakus (greed) ketika melihat harga saham yang sudah naik terlalu tinggi. 

Saya juga pernah menemukan trader yang menelan kerugian cukup besar karena dengan PD-nya melakukan averaging down menggunakan dana margin. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak trader yang belum bisa melakukan manahemen 

Jadi kalau anda tanya: Memangnya seberapa penting manajemen modal dalam trading? Maka saya jawab: Manajemen modal adalah hal yang sangat penting, bahkan lebih penting daripada canggihnya sistem teknikal yang anda ciptakan. 

Di pos ini, saya dapat menyimpulkan satu hal tentang manajemen modal: Sistem analisis teknikal yang sederhana dibarengi dengan manajemen modal yang baik, akan menghasilkan profit yang lebih besar. Tetapi sistem teknikal yang canggih dan tidak dibarengi dengan manajemen modal yang baik, maka anda tidak akan bisa menghasilkan profit yang besar. 

Jadi sehebat apapun analisis anda, saya tetap menyarankan pada anda untuk mempelajari manajemen modal trading yang benar. Manajemen modal dalam trading juga saya banyak sekali bahas secara lengkap di ebook saham. Anda bisa mendapatkannya disini: Buku Saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Profit Saham: Ilmu Bandarmologi Saham

Profit Saham: Ilmu Bandarmologi Saham

Ilmu bandarmologi untuk mendeteksi pergerakan harga saham merupakan salah satu "analisa" yang seringkali digunakan oleh para trader untuk mendeteksi kecenderungan pergerakan harga saham melalui gerak-gerik bandar.  

Selama ini dalam analisa saham, kita hanya mengenal dua jenis analisa, yaitu analisa teknikal (untuk trader) dan analisa fundamental (untuk investor). Jadi analisa bandarmologi ini boleh saya katakan termasuk dalam analisa lain-lain (selain analisa teknikal dan fundamental yang selama ini dikenal dan digunakan oleh banyak pemain saham). 

Harus diakui bahwa sekarang ini banyak trader yang mencari cara memprediksi saham menggunakan bandarmologi, di mana cara ini bagi sebagaian besar trader dianggap lebih mudah untuk memprediksi kecenderungan pergerakan saham dan "lebih mudah". 

"Pak Heze apakah anda sendiri menggunakan ilmu bandarmologi untuk keputusan trading?" Tanya anda penasaran . 

Jujur saja, saya tidak terlalu menggunakan analisa bandarmologi untuk mengambil keputusan trading. Apalagi sampai menggunakan tool2 khusus untuk memantau gerak-gerik bandar. Analisa2 yang saya lakukan selama ini murni lebih mengarah pada analisa teknikal (grafik, chart pattern, candlestick, support-resisten dan lain2). 

Sebagian trader berpikir: Kalau kita bisa mendeteksi pergerakan bandar saham menggunakan tool2 atau data historis sekuritas, untuk apa kita susah-susah memantau grafik?

Dahulu waktu pertama trading saya juga memiliki pikiran yang sama. Saya mencoba mencari cara dan jejak bandar, di harga berapa bandar akumulasi saham, sehingga saya bisa memperkirakan kapan saya harus masuk di saham2 tertentu. Hasilnya? Terlalu banyak analisa, kepala puyeng, ruwet. Tapi... Hasilnya tidak maksimal.  

Saya mempelajari banyak tentang bandarmologi (karena dalam pergerakan bid-offer itu sendiri sebenarnya bisa ditebak pergerakan bandar). Akan tetapi, analisa saya untuk membeli dan menjual saham berdasarkan bandarmologi sebatas pada analisa bid-offer dan running trade, dan semua analisa tersebut tetap harus di-cover dengan analisa teknikal.

Karena sejak awal trading saham saya sudah mencoba mempelajari banyak bandarmologi dalam trading saham, maka jika anda ingin memutuskan untuk menggunakan analisa bandarmologi total dalam trading anda, anda harus mempertimbangkan dua hal ini: 

1. Bandar bukan trader pemula 

Bandar saham bukanlah trader pemula yang asal memutuskan dalam membeli saham2 yang akan digoreng. Kalau anda berpikir untuk mendeteksi pada harga berapa bandar melakukan akumulasi saham, maka bandar tidak akan dengan mudah memberikan bekas-bekas "jejak" harga historis yang diakumulasi.

Sehingga jika anda menebak, katakanlah, bandar saham sedang akumulasi saham ELSA di harga 370-380, sehingga anda memutuskan ikut membeli ELSA di harga 370-380 dengan harapan anda jual di 390, maka keputusan ini kurang tepat, karena bisa saja tebakan anda benar bandar akumulasi di 370-380, tapi bisa saja bandar besar lain sudah akumulasi besar2 di harga2 bawah, sehingga bisa jadi ketika harga berada di 380-384, then harga sahamnya langsung turun / koreksi. 

Ada baiknya kalau anda mau menggunakan analisa bandarmologi (sah-sah saja sebenarnya analisa tersebut), anda juga harus tetap menganalisis grafik teknikalnya. 

Analisa teknikal adalah analisa yang sebenarnya bisa menggambarkan cerminan psikologis pasar, karena analisa teknikal grafik terdiri dari kumpulan pola-pola candlestick historis, sehingga dengan pola2 teknikal yang anda, anda bisa memprediksi lebih akurat kecenderungan pergerakan harga saham. Baca juga: Belajar Candlestick Saham: Candlestick adalah Cerminan Sinyal dan Psikologis Pasar

2. Bandar saham lebih pintar, lebih banyak modal daripada anda dan saya 

Bandar saham memilliki modal yang jauh lebih besar daripada anda dan saya. Bandar saham memiliki lebih banyak pengalaman dan bandar saham pastinya bekerja dalam tim untuk menggoreng suatu saham. 

Bandar saham lebih paham timing yang tepat untuk menggoreng saham, kapan harus menaikkan harga besar-besaran, kapan harus menghentikan sementara aktivitas menggoreng sahamnya, kapan harus menjual saham secara masif dalam waktu beberapa bulan atau bahkan dalam hitungan menit.  

Jadi kalau anda mau mendeteksi pergerakan bandar secara pasti, maka usaha anda ibarat 'menangkap angin' alias sia-sia. Di pasar saham, ada banyak sekali kepentingan2 trader yang ada di dalamnya. Anda tidak akan bisa mengetahui apa isi pikiran dan rencana2 trader terhadap suatu saham, apakah mau dinaikkan, diturunkan atau dibuat sideways dulu dalam waktu yang lama. 

Bandar pasti mengerti harga-harga yang sering menjadi acuan trader-trader ritel untuk masuk, sehingga bandar tidak akan dengan mudah memasang harga2 acuan ini untuk bisa memudahkan trader ritel masuk di saham yang akan digoreng. 

So sekali lagi, analisa teknikal tetap harus anda utamakan dalam analisis saham anda. Artinya di pos ini sebenarnya saya juga menyarankan pada anda yang sedang mencari-cari cara untuk mendeteksi bandar seakurat mungkin, untuk tidak terlalu terpaku pada acuan bandar, karena cara2 seperti ini akan membuat anda capek sendiri.   

Analisa teknikal memiliki banyak sekali kelebihan, yaitu dapat digunakan untuk mengambil posisi atau trading dalam beberapa menit saja, beberapa jam, sehari, dua hari, seminggu, sebulan bahkan diatas tiga bulan sekalipunAnalisa teknikal memiliki banyak sekali keleluasaan dalam analisis. Dan satu lagi. Analisa teknikal TIDAK RIBET. 

Kalau ada cara yang bisa anda gunakan untuk mendeteksi harga saham dengan lebih simpel, anda tidak perlu mencari yang rumit, kecuali kalau anda ingin mengembangkan analisa2 anda yang lain. 

Saran saya untuk pemula, mulailah dengan mendalami analisa teknikal, bukan analisa bandarmologi. Kalau anda sudah paham benar analisa teknikal dan bisa mendaptkan profit dari analisis teknikal, anda baru bisa mengembangkan analisa2 lanjutan seperti bandarmologi.  

Gunakan dahulu cara yang simpel, tidak ribet, luwes dan terbukti mampu menghasilkan profit, yaitu analisa teknikal. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Berapa Besar Profit Trading Saham yang Bisa Diraih?

Berapa Besar Profit Trading Saham yang Bisa Diraih?

"Pak Heze, kalau kita trading berapa profit yang bisa kita dapatkan?" 

"Apakah profit dari trading saham bisa sampai 100 juta per bulan?"

"Trader A katanya bisa profit Rp500 juta per bulan dari trading saham. Apakah dengan trading kita bisa mendapatkan profit sebesar itu?"

Saya sering mendapatkan pertanyaan2 seperti ini. Jadi kalau saya boleh rangkum pertanyaan2 tersebut, maka inti pertanyaan tersebut sebenarnya adalah: "Berapa sih profit yang bisa kita dapatkan kalau kita trading saham?"

Anda yang sudah trader kawakan pasti mengerti bahwa profit dari trading itu berbeda-beda setiap orang. Bahkan anda yang katakanlah trading dengan modal Rp2 miliar. Profit yang anda dapatkan tiap bulan juga nggak mungkin flat / tetap. Pasti ada saatnya profit anda jauh lebih besar dibandingkan bulan2 sebelumnya. Ada saatnya profit anda lebih kecil dibandingkan saat2 yang lain.  

Namun sepertinya masih banyak trader yang belum memahami hal tersebut. Misalnya, ketika ada trader yang sukses mendapatkan profit Rp700 juta, akhirnya banyak trader yang menjadikan Rp700 juta sebagai patokan untuk mendapatkan profit di pasar saham. 

Padahal profit Rp700 juta yang didapatkan trader, belum tentu bisa anda dapatkan dengan nominal yang sama. Kenapa demikian? Anda harus mengetahui bahwa ada tiga hal utama yang menyebabkan profit yang anda dapatkan bisa berbeda dibandingkan trader2 lain: 

1. Pengalaman trading 


Pengalaman trading adalah hal utama yang mempengaruhi besar kecilnya profit yang anda dapatkan di pasar saham. Semakin pengalaman anda trading, semakin sering anda memantau saham, semakin sering anda menganalisis, anda akan lebih tahu gaya trading apa yang cocok untuk anda. 

Jika anda sudah menemukan gaya trading anda, analisis yang cocok untuk anda, mendapat profit besar tidaklah terlalu sulit. Hal ini sudah saya alami sendiri. Tetapi jika anda masih buta arah alias masih lampu hijau di dunia saham, jangan pernah berangan-angan terlalu tinggi untuk mendapat profit besar. Anda harus menambah pengalaman trading anda, dan pelajari, terapkan da praktikkan analisis teknikal dengan benar.   

2. Besar kecilnya modal trading 


Semakin besar modal yang anda gunakan dalam trading, profit yang anda dapatkan akan semakin terasa. Sebagai contoh, perhatikan tabel dibawah ini: 

Klik gambar untuk memperbesar

Perhatikan ilustrasi diatas di mana ada dua trader membeli saham WIKA di harga yang sama (1.200) dan jual di harga yang sama (1.700). Tetapi trader pertama membeli WIKA dengan modal Rp6 juta. Sedangkan trader kedua membeli WIKA dengan modal Rp721 juta. 

Maka saat keduanya menjual di harga yang sama, tentu saja profit trader yang membeli WIKA dengan modal Rp721 juta jauh lebih besar (Rp1 miliar) dibandingkan profit didapatkan trader pertama (Rp2,4 juta).  

Jadi mustahil dengan modal katakanlah Rp3 juta atau Rp5 juta tiba2 anda bisa mendapat profit Rp500 juta dalam sebulan, meskipun anda berhasil menjual saham di harga tinggi. Jika anda melihat trader2 yang mendapat profit ratusan juta atau miliaran, kemungkinan besar modal yang mereka gunakan juga sangat besar. Seperti contoh tabel diatas tadi, di mana ketika anda beli dan jual saham di harga yang sama tapi kalau modal anda jauh lebih besar, profit yang anda dapatkan juga pasti lebih terasa. 

Tidak semua trader adalah trader yang punya modal besar. Banyak trader pemula yang harus memulai trading dari nol, karena kita tahu sendiri bahwa BEI sekarang menggalakkan program Yuk Nabung Saham yang berhasil meningkatkan jumlah investor pemula dengan pesat. Maka dari itu, sudah bisa kita tebak bahwa di pasar saham banyak sekali investor dengan modal kecil.

Lalu bagaimana dengan trader yang modalnya masih kecil? Jika modal anda masih belum besar (katakanlah anda masih trading dengan modal Rp1 juta, Rp5 juta), anda harus tetap FOKUS untuk menganalisa saham, dan menambah modal anda secara bertahap. Saat anda sudah mahir dan modal trading anda semakin besar, profit yang anda dapatkan pasti akan lebih besar. 

Jangan pernah menjadikan profit Rp100 juta, Rp600 juta per bulan sebagai patokan anda untuk mendapat profit, apalagi jika modal anda masih kecil. Ketepatan analisis dan psikologis trading yang benar lebih penting daripada semua itu. 

3. Kondisi pasar saham saat itu 

Seperti yang saya tuliskan di awal paragraf, meskipun anda trading dengan modal yang sama, tetapi besar kecilnya profit yang bisa anda dapatkan setiap bulan tidak akan sama. Ada saatnya anda dapat profit besar, ada saatnya profit yang anda dapatkan lebih kecil. 

Hal ini karena kondisi pasar saham tidak selalu sama. Dalam kondisi pasar saham yang bullish kencang mungkin anda akan lebih mudah mendapatkan profit. Tetapi saat kondisi pasar saham sedang strong bearish, kemungkinan besar anda harus lebih banyak wait and see. 

Kondisi pasar saham yang naik dan turun ini membuat anda tidak bisa mematok angka profit yang tetap. Jadi kalau anda bertanya apakah bisa dapat profit Rp500 juta per bulan? Apakah bisa dapat profit Rp1 miliar per bulan? Jawabannya bisa. Namun sekali lagi semua itu tergantung juga dari pengalaman anda, besarnya modal yang anda gunakan dan kondisi pasar saham saat itu. 

And the last, tulisan saya di pos ini mungkin topiknya kelihatannya simpel sekali, karena ya kalau anda ditanya berapa profit yang bisa didapatkan dari trading saham? Jawabannya pasti udah jelas: Profit setiap orang beragam.  

Tetapi masih banyak trader yang belum memahami hal ini. Banyak trader yang ngarep dapat profit ratusan juta padahal belum pernah trading secara langsung. Banyak trader yang menjadikan trader2 besar sebagai patokan mereka untuk mendapatkan profit. 

Mimpi-mimpi seperti ini yang bisa meningkatkan risiko trading, dan akhirnya bisa berujung pada gambling di pasar saham. Maka besar kecilnya profit di pasar saham semuanya kembali lagi pada pengalaman anda, modal yang anda gunakan dan kondisi pasar saham. 

Tambah dulu pengalaman dan praktik trading anda. Seiring berjalannya waktu suntik modal secara bertahap, dan pelajari kondisi pasar saham dengan benar. Maka, profit anda akan meningkat.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengapa Banyak Pemain Saham yang Bangkrut?

Mengapa Banyak Pemain Saham yang Bangkrut?

Sejak berdirinya web Saham Gain ini, saya menemukan banyak rekan2 yang sharing mengenai pengalamannya menekuni dunia saham. Dari banyak sharing yang saya dapatkan ternyata banyak juga 'mantan' pemain saham yang sekarang sudah tidak lagi menggeluti dunia saham. Ketika saya bertanya apa alasan mereka berhenti, banyak yang menjawab: "Karena modal mereka tergerus habis" alias bangkrut. 

Tidak sedikit pemain saham yang bangkrut. Dan tentu saya berharap hal tersebut tidak terjadi pada anda. Seorang pemain saham dikatakan bangkrut apabila modal yang digunakan sudah benar-benar habis. 

Saya sendiri pernah mengalami masa-masa hampir bangkrut di pasar saham. Namun, dengan berbagai pelajaran dan strategi akhirnya saya tetap bisa bertahan dan mencetak profit sampai hari ini. Baca juga: Cara Agar Anda Tidak Bangkrut di Pasar Saham. 

Karena saya pernah mengalaminya sendiri, dan sudah banyak pemain saham yang bangkrut di pasar saham, maka ada beberapa penyebab mengapa pemain saham bangkrut. Beberapa penyebab ini perlu anda simak dengan baik:

1. Trader tidak tahu apa yang harus dilakukan


Ternyata banyak trader yang modalnya tergerus dengan cepat karena mereka tidak tahu bagaimana mereka harus memulai dan tidak tahu dasar analisis seperti apa yang harus digunakan untuk membeli dan menjual saham. Hal ini berakibat trader akhirnya trading dengan keputusan ngawur dan ala kadarnya. Anda bisa menebak ketika mengambil keputusan tanpa didasarkan pertimbangan, pastilah trader akan mengalami kerugian. 

Sebagai solusinya, panduan step by step belajar saham sampai anda bisa trading mandiri, saya pernah menuliskannya dalam satu ebook berjumlah 409 halaman. Anda bisa memperoehnya disini: Buku Trading dan Belajar Saham.

2. Trader tidak mau belajar dan tidak pernah evaluasi 

Nah, poin nomor 2 inilah yang palingggg banyak saya jumpai. Trader yang rugi sedikit langsung emosi dan ingin membalikkan kerugian tersebut. Trader yang sudah profit langsung jumawa. Akhirnya mereka terperangkap dalam mindset dan psikologis yang salah. 

Di satu sisi, trader yang rugi tidak pernah evaluasi. Akhirnya, kesalahan yang sama terus terulang. Percuma saja dong anda main saham jika anda tidak pernah evaluasi kesalahan2 anda. Di pasar saham ada pepatah: "Keledai saja tidak pernah jatuh ke lubang yang sama".

Jika anda tidak ingin bangkrut di pasar saham, maka anda harus terus belajar. Lakukan evaluasi dari hasil trading anda. Terutama ketika ada berada dalam posisi rugi, evaluasilah apa yang menyebabkan anda rugi. Lalu, bagaimana cara melakukan evaluasi trading? Jangan lewatkan pos ini: Cara Tepat Melakukan Evaluasi Trading. 

3. Terlalu banyak mengikuti saran-saran orang lain 

Penyebab ketiga ini memang tidak terlalu banyak dialami. Tetapi, memang ada beberapa trader yang bangkrut karena suka mengikuti 'kata orang'. Yang jadi permasalahan, trader yang suka mengikuti tanpa menganalisis sangat berpotensi menggerus modal mereka, terutama jika trader membeli saham dalam jumlah besar. 

4. Dunia saham bukan bidang yang cocok

Penyebab terakhir ini juga sering dialami pemain saham. Ketika pemain saham mengalami kerugian secara berangsur dan setelah melakukan evaluasi hasilnya sama saja, maka hal ini bisa menunjukkan bahwa memang trader tidak cocok main saham. Kalau nggak cocok, ya mau nggak mau trader harus berhenti main saham.

Keempat hal inilah harus anda pelajari dan pahami dengan baik. Jangan sampai modal tergerus habis di pasar saham. Apabila anda tahu penyebab kerugian di pasar saham, tentu anda bisa melakukan evaluasi trading. Salam profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Memanfaatkan Profit Saham dari Stock Split

Cara Memanfaatkan Profit Saham dari Stock Split

Setiap saham yang akan melaksanakan stock split, saham tersebut akan memberikan peluang bagi anda untuk bisa mendapatkan saham di harga yang murah. So let say dulu BBRI harganya bisa sampai 16.000.

Anda yang duitnya cuma beberapa juta aja, mungkin nggak bisa beli sahamnya, atau paling maksimal anda cuma bisa beli beberapa lot. Nah setelah BBRI stock split 1:5, harga saham BBRI jadi jauh lebih terjangkau untuk anda yang modalnya kecil. Jadi dengan stock split, kita semua dapat kesempatan untuk beli saham bagus di harga yang lebih murah, dengan jumlah yang lebih banyak.    

Btw kalau anda belum tahu apa itu stock split, anda bisa baca pos saya disini: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split. 

Jika anda perhatikan di media2 online atau grup saham, saham yang stock split biasanya akan jadi bahan perbincangan trader, bukan hanya karena sahamnya bakalan jadi murah, tapi saham2 yang sudah naik tinggi memang umumnya adalah saham yang menarik (bisa karena fundamentalnya memang bagus, likuid atau bahkan banyak trader yang cuma ikut2an saja). Jadi nggak heran kalau saham2 yang mau stock split banyak direkomendasikan oleh para analis. 

Nah salah satu saham bagus yang juga melakukan stock split untuk pertama kalinya adalah saham CLEO (perusahaan air minum Cleo itu lhoo). Saham CLEO ini harga IPO awalnya di kisaran 195 dan dalam satu tahun lebih harga sahamnya sudah naik sampai 1.400. CLEO stock split dan mulai ditradingkan di kisaran harga 250. 

Karena CLEO ini sejak awal melantai di Bursa peminatnya banyak (sehingga harga sahamnya naik terus), maka pertanyaannya selanjutnya: "Apakah CLEO setelah SS harganya bakal balik cepat ke 1.400 seperti semula?"

Well kita sebenarnya tidak bisa langsung menyimpulkan seperti itu. Bukan berarti ketika harga saham stock split, harga sahamnya bakalan naik lagi ke harga semula. Karena faktanya dalam banyak kasus, banyak juga saham yang habis stock split, harganya justru turun dalam jangka cukup lama.

Contohnya PPRO. PPRO pernah naik kencang dari 127 ke 1.500 dalam kurun waktu 1,5 tahun. Akhirnya PPRO melakukan stock split. Tapi setelah stock split harga sahamnya tidak kembali lagi ke 1.500, bahkan masih jauh dibawah 1.000. Atau saham TPIA yang setelah SS, harga sahamnya ternyata cuma di rentang harga segitu-gitu saja. 

Walaupun banyak juga kasus di mana saham2 setelah stock split, harganya bisa balik naik lagi, bahkan kembali ke harga sebelum SS. Dan saham2 seperti ini biasanya lebih sering terjadi pada saham2 blue chip yang memang kinerjanya bagus. 

Jadi kalau ada saham blue chip yang sebelumnya sudah stock split dan harganya balik lagi ke harga awal. Kemudian beberapa tahun setelahnya saham tersebut SS lagi, maka dasar anda untuk mengatakan saham berpotensi naik ke harga awal akan lebih kuat, karena anda bisa mengacu pada harga SS historis sebelumnya. 

Terus kalau saham2 non blue chip kayak CLEO itu tadi, apa bisa balik ke harga semula? Tentu saja bisa. Tapi kita pastinya tidak disarankan untuk langsung borong saham setelah SS, karena seperti yang saya tuliskan tadi, tidak semua saham yang SS harganya langsung balik naik, dan bahkan banyak juga yang harganya justru stagnan setelah SS. 

Agar anda bisa memanfaatkan profit dari saham yang stock split, anda harus memanfaatkan saham2 blue chip. Contohnya BBRI, PTBA, BBNI yang SS, harga sahamnya tidak lama kemudian berbalik naik. 

Dan kalau ada saham2 non blue chip, terutama saham2 yang baru 1-2 tahun IPO kemudian SS. Lalu setelah SS harga sahamnya mulai terlihat stagnan dan tidak banyak pergerakan, maka sebaiknya hindari saja saham tersebut. Karena berdasarkan pengalaman penulis, saham2 seperti ini ujung2nya cuma "jebakan batman".  

Saya juga sudah banyak membahas tentang stock split dan strategi tradingnya disini: Analisis Saham: Saham PTBA Setelah Stock Split, Analisis Saham BBRI 1 Bulan Setelah Stock Split, Pergerakan BBRI Setelah Stock Split, Pergerakan BMRI Setelah Stock Split, Saham BBRI Stock Split Rasio 1:5. Anda bisa baca-baca lagi ulasan saya. 

So far strategi2 yang kita ulas tentang strategi stock split ini sudah berhasil membuahkan hasil yang positif (baca: profit). Jadi bagi anda yang masih penasaran dengan stock split dan strateginya, anda bisa baca-baca kembali pos ini dan pos2 saya lainnya. 

** Rekan-rekan yang ingin belajar trading saham pemula - pro, bisa mendapatkan materi ebook belajar saham lengkap dari saya yang berisi strategi2 trading, cara menyusun trading plan dan manajemen modal, rekan2 bisa mendapatkan ebook trading yang saya susun lengkap (427 halaman) disini: Buku Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Murah Dividen Besar, Pasti Untung?

Saham Murah Dividen Besar, Pasti Untung?

Apakah benar perusahaan yang membagi dividen besar dan harga sahamnya masih relatif terjangkau, saham-saham tersebut pasti menguntungkan? 

Saham2 yang membagi saham dengan nilai dividend per share (DPS) yang besar biasanya akan selalu menarik perhatian. Saya juga sering menerima pertanyaan2 dari trader: "Saham A bagi dividen besar, apakah sudah bisa dibeli sekarang?"  

Saham yang membagi dividen besar belum tentu memberikan keuntungan untuk pebisnis saham. Mengapa? Ada dua pertimbangan yang harus anda analisa: 

1. Analisa teknikal saham tersebut 

Saham yang dividennya besar belum tentu punya pergerakan saham yang bagus. Dalam arti sahamnya likuid (banya peminat) dan sahamnya uptrend dalam jangka panjang. 

Di pasar saham, ada cukup banyak saham2 dengan dividen besar namun pergerakan sahamnya kurang baik, jarang ditradingkan. Misalnya anda bisa perhatikan beberapa grafik saham seperti ABDA, BRAM, PLIN... 

Sehingga meskipun dividend per share besar, tapi nilai dividen yang anda dapatkan tetap saja sangat kecil, karena nggak bisa membeli sahamnya dalam jumlah banyak (mungkin anda cuma bisa beli beberapa lot karena likuiditas saham yang rendah). 

Contohnya seperti saham BRAM, di mana dividend per share yang dibagikan sebesar Rp300 per saham, tapi likuiditas (bid-offer) sahamnya seperti ini: 


Selain faktor analisa teknikal, ada faktor lain yang membuat dividen besar itu tidak pasti menguntungkan, yaitu dividend trap.   

2. Dividend trap 

Di Saham Gain ini, saya sudah membahas banyak tentang dividend trap. Anda bisa baca lagi analisanya disini: Dividend Trap Saham dan Cara Mengatasinya dan Dividend Trap Saham: Contoh dan Pola.

Dividen yang besar juga dapat meningkatkan risiko dividend trap. Kalau anda mau tahu contohnya, kita bisa lihat saham MPMX, di mana saham ini sempat ramai karena MPMX akan bagi dividen besar. 

Tetapi di satu sisi, MPMX ini baru ramai saat harga sahamnya sudah naik duluan beberapa minggu sebelum pengumuman dividen. Sehingga, banyak pemain besar (bandar) yang sengaja akumulasi saham dalam jumlah besar untuk menjebak ritel. 

Dan pada tanggal ex date dividen, MPMX langsung anjlok dan terkena auto reject bawah (dividend trap). Anda bisa baca lagi tulisan saya disini: Analisa Saham MPMX dan Dividend Trap.

Kalau anda terjebak dengan dividennya yang besar, dan membeli di dekat tanggal cu date dan ex datenya, anda akan terkena dividend trap ini secara telak.  

Memang dividen besar itu jauh lebih menguntungkan dibandingkan dividen kecil. Faktanya, banyak trader saham jangka pendek yang mengincar dividen besar. Saya pun juga demikian. 

Tetapi sebagai trader, kita harus menganalisa lebih lanjut apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak. 

Jangan hanya "dibutakan" dengan nilai dividen yang besar dan harga saham yang murah. Tapi anda harus menganalisa faktor-faktor lainnya juga, agar anda tidak kehilangan modal anda.

Saran saya, kalau anda tipe trader / semi investor / investor yang suka mencari dividen besar, anda bisa lebih memilih saham-saham blue chip, karena saham2 blue chip selain membagi dividen besar, saham2 blue chip cenderung mudah naik / rebound setelah harganya turun di tanggal ex date. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia

Kesimpulannya, dividen besar itu menguntungkan, tapi tidak semua dividen besar itu sahamnya baik. Buat anda yang incar dividen besar, pilihlah saham2 yang sehat secara teknikal maupun fundamentalnya.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Penyebab dan Cara Mengatasi Rugi di Saham

Penyebab dan Cara Mengatasi Rugi di Saham

Trading saham tidak pernah lepas dari kata-kata 'profit' dan 'rugi'. Dalam trading, tidak selamanya anda profit. Pasti ada saat di mana anda harus cut loss, karena harga saham tidak bergerak sesuai harapan anda. 

Namun sebagai trader, anda harus mampu mencetak profit yang lebih besar, dengan kerugian sekecil / seminimal mungkin. Itulah ukuran seorang trader sukses. 

Jadi kalau anda sekarang masih sering rugi. Anda yang bisa profit tapi loss anda lebih besar daripada profit yang anda dapatkan, maka ada yang salah dengan trading anda. Jadi agar anda bisa sukses di pasar saham, anda harus menyadari kesalahan2 tersebut dan anda harus mulai memperbaiki sistem trading anda.

Sebenarnya dalam trading saham, saya "hanya" menemukan dua hal yang menyebabkan trader melakukan kesalahan-kesalahan fatal. 

Lantas, kenapa banyak sekali trader yang tidak mampu mengidentifikasi kerugiannya di pasar saham? Ya karena trader tidak tahu di mana letak kesalahannya. Jadi di pos ini, saya akan bahas dua kesalahan yang menyebabkan trader mengalami kerugian dan tentunya termasuk cara mengatasi kerugian2 tersebut: 

1. Belum mampu melakukan analisis chart / teknikal dengan baik

Penyebab pertama trader mengalami kerugian adalah trader belum mampu menganalisa grafik saham, memahami strategi2 trading yang baik dan mengembangkan analisa. Hal ini sering dialami terutama oleh pemula yang baru trading dibawah 3 tahun. 

Trader seringkali terjebak membeli saham yang salah karena mereka tidak tahu analisa apa yang cocok, yang harus digunakan untuk menganalisa saham. 

Karena trading saham tidak pernah lepas dari analisa teknikal dan grafik, maka hal ini bisa menjadi salah satu penyebab utama trader mengalami kerugian. Nah, kalau anda sering mengalami kerugian (beli saham harganya turun terus), cobalah untuk melihat dari chart tersebut, apa yang membuat anda salah membeli saham?

Apakah karena anda membeli saham downtrend? Apakah karena anda beli saham yang harganya sudah naik terlalu tinggi? Ataukah anda beli saham yang sangat tidak likuid? Catatlah apa yang membuat anda rugi. Jadi anda tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

Jika anda belum memahami banyak strategi analisa teknikal dan trading, dan anda ingin mengetahui strategi2 trading yang benar, anda bisa mempelajari strateginya. Anda bisa lihat disini: Belajar Analisa Teknikal Full.

Tapi saya banyak juga menjumpai rekan2 trader, di mana para trader tersebut sebenarnya memiliki pengetahuan yang luas soal dunia saham, ekonomi, finance, cara membaca dan memprediksi saham. 

Intinya mereka adalah orang-orang cerdas yang bisa mengerti lebih baik dan lebih cepat daripada saya. Just sharing, saat masih satu bulan belajar saham, saya butuh waktu pagi, siang, malam untuk memahami dan mencerna pergerakan bid-offer, gimana cara menginterpretasikan chart dengan benar, bagaimana sistem running trade, gimana cara menggunakan dua indikator, gimana cara mengaplikasikan candlestick dan lain2. 

Sedangkan rekan2 saya, hanya butuh waktu satu-dua minggu saja. Jadi kalau banyak trader yang sebenarnya pintar dan cepat membaca chart dan analisa, pertanyaannya: Masa sih banyak trader yang rugi cuma karena salah baca grafik?  

Dari sini saya baru memahami bahwa penyebab lain (penyebab kedua) trader rugi adalah karena pola pikir / mindset trading yang salah. Seperti apa itu? Kita lanjut ke poin kedua. 

2. Pola pikir trading 

Jadi sehebat apapun anda membaca chart, tapi kalau anda tidak memiliki mindset trading yang baik, maka kemungkinan besar anda akan sulit bertahan menghadapi pasar saham yang sangat fluktuatif. 

Kesalahan2 dalam trading sebenarnya ada banyak sekali kalau kita jabarkan. Dan banyak diantaranya juga adalah kesalahan2 umum yang sering terjadi. Ini akan kita bahas di beberapa paragraf setelahnya. 

Kesalahan2 mindset ini seringkali tidak disadari atau terdeteksi oleh trader itu sendiri. Akibatnya, trader banyak melakukan kesalahan2 fatal, yang berakibat pada kebangkrutan. Barangkali anda ingat ketika krisis global tahun 2008 dan 2015. 

Di saat2 perekonomian lesu, banyak trader yang akhirnya harus gulung tikar di dunia saham alias bangkrut (modalnya habis sama sekali) karena mereka tidak punya pola pikir trading yang baik dan benar. 

Dengan mindset trading baik, anda bukan hanya tahu bagaimana caranya dapat profit, tapi anda juga bisa bertahan dalam kondisi pasar saham apapun, baik kondisi pasar saham naik, turun, atau bahkan sideways. Anda bisa tahu apa yang harus dilakukan saat kondisi pasar saham terkesan seolah membingungkan dan nggak jelas. 

Cara Mengatasi Kerugian di Pasar Saham 

Di pasar saham ada pepatah: "Keledai tidak akan jatuh di lubang yang sama"Artinya sebagai trader saham terutama kalau anda masih pemula, dan anda membuat suatu kesalahan sehingga saham anda nyangkut, anda harus mengetahui kesalahan anda, evaluasi dan perbaiki. 



Cara mengetahui hal2 apa saja penyebab trader rugi, dan cara mengatasi kerugian di pasar saham, saya bahas secara lengkap dalam Ebook Saham (berjumah 427 halaman) dan Ebook Screening Saham (365 halaman). Anda bisa mendapatkan materinya disini: Ebook Pilihan Trader Saham.

Di materi2 tersebut, saya paparkan secara detai dan lengkap tentang apa saja yang sering membuat trader rugi, kehilangan profit, lengah, emosi. Jadi dengan mengetahui kesalahan2 yang ada dalam trading, cara mengatasinya, dan mengetahui strategi2 trading di pasar saham, anda bisa melakukan evaluasi dan mampu bertahan serta mencetak profit dalam kondisi pasar saham bullish maupun bearish. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Sukses Main Saham, Apa Ukurannya?

Sukses Main Saham, Apa Ukurannya?

Di sela-sela menjalankan aktivitas trading sehari-hari, saya sering sekali mendapat pertanyaan dari rekan-rekan: 

Pak Heze, gimana sih caranya sukses main saham?

Kita bisa dikatakan sukses main saham kalau bisa dapat profit berapa persen per bulan? 

Mungkin anda yang baru membaca web Saham Gain ini atau selama ini menjadi silent reader sebenarnya juga memiliki pertanyaan yang serupa. Jujur saja, pertanyaan ini sebenarnya sulit bagi saya untuk menjawabnya. Lho kok begitu?

Ikuran sukses main saham jawabannya itu sangat relatif. Sukses main saham itu kan tergantung dari modal, pengalaman, dan tujuan anda trading. Apakah profit tersebut bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari (untuk yang trading for a living), apakah uang hasil trading bisa digunakan untuk membantu orang tua, apakah uang hasil trading bisa digunakan untuk hal-hal yang lain?

Ukuran itu tidak akan sama untuk setiap orang. Misalnya anda trading hanya dengan modal Rp1 juta. Dalam satu bulan anda bisa mendapatkan return 50%, yaitu sebesar Rp500 ribu. Return 50% per bulan itu cukup besar. Bahkan kalau untuk ukuran pemula 50% per bulan itu sudah hebat sekali. 

Di satu sisi, kalau anda trading dengan modal Rp10 juta dan mendapatkan return Rp500 ribu per bulan, apakah hal itu bisa dikatakan sukses dalam meraih profit? Hanya anda yang bisa menjawabnya. Dari contoh yang saya paparkan, saya ingin menyampaikan suatu pesan bahwa ukuran sukses main saham tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain. 

Tapi untuk memberikan sedikit pencerahan kepada anda (berdasarkan pengalaman saya main saham), sebenarnya ada beberapa ukuran anda bisa dikatakan sukses main saham.  Sebenarnya hanya ada 2 ukuran yang bisa mengatakan anda sukses main saham

1. Anda bisa profit KONSISTEN dan mengalami PENINGKATAN SECARA KONSISTEN

Profit besar bukan berarti anda sukses, kalau ternyata di bulan berikutnya anda rugi lebih besar lagi. Ukuran sukses main saham adalah kalau anda bisa profit konsisten. Misalnya, setiap bulan anda bisa profit 10% per bulan. Itu berarti anda sudah menemukan ritme permainan yang benar, bisa mengontrol emosi, bisa mengelola psikologis. 

Dalam hal ini anda bisa dikatakan sukses, karena tidak banyak pemain saham yang bisa mengelola emosi trading yang benar walaupun memiliki segudang analisis teknikal yang canggih.  

Selain profit konsisten, anda dikatakan sukses main saham jika profit anda bisa meningkat secara konsisten pula seiring dengan bertambahnya modal dan skill anda. Misalnya, anda bisa profit konsisten sebesar 10% setiap bulan dengan modal Rp100 juta. 

Maka, ketika modal anda bertambah menjadi Rp180 juta, seharusnya profit anda juga bisa mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan kalau anda sudah memiliki manajamen modal dan psikologis trading yang baik.

2. Tujuan trading anda tercapai 

Tujuan trading adalah untuk mendapat profit. Tapi ada tujuan yang lebih spesifik lagi: Anda mau trading for a living, trading untuk membiayai kuliah S3, trading untuk penghasilan tambahan per bulan, trading supaya bisa jalan-jalan ke luar negeri, dan tujuan-tujuan lainnya 

Anda dikatakan sukses main saham jika anda bisa mencapai tujuan trading anda. Saya kasih contoh, misalnya anda trading dengan tujuan trading for a living. Maka ketika hasil trading anda cukup digunakan untuk menghidupi anda dan keluarga, maka anda dapat dikatakan sukses main saham.

So, itulah dua ukuran utama untuk menentukan apakah anda sukses main saham atau belum. Nah, kini coba anda jawab pertanyaan saya: Apakah anda sudah berhasil mencapai kedua poin tersebut? Kalau sudah, berarti anda sukses main saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II

Baca pos I: 10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I. Pos ini merupakan kelanjutan dari Pos I, di mana pada pos I, saya sudah menuliskan 4 (empat_ poin pertama kesalahan yang sering dilakukan trader saham. Di Bagian II pos ini, saya akan membahas 5 poin selanjutnya:  

6. Tidak punya trading plan

Tidak memiliki rencana trading adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Pemula seringkali tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membeli saham. Mau jual di harga berapa? Mau cut loss di harga berapa? Trader pemula seringkali tidak memiliki perencanaan seperti ini setelah membeli saham. 

Tidak punya trading plan bisa menjerumuskan trader pemula untuk tergoda membeli saham2 junk stock alias saham gorengan. Tidak punya trading plan membuat aktivitas trading menjadi kacau, tidak terarah dan menjerumuskan trader pemula dalam kerugian yang lebih besar. Baca juga: Ciri-ciri Trader yang Tidak Punya Trading Plan.

7. Tidak disiplin

Trader pemula terkadang sudah punya trading plan, namun mereka tidak disiplin menjalankannya. Mengapa hal ini sering terjadi? Karena pemula masih labil dalam mengelola emosi tradingnya. Hal ini sangatlah wajar. Namun, jika anda belum bisa disiplin anda harus segera memperbaiki kesalahan anda. 

Solusinya: Anda hanya butuh berlatih. Seiring berjalannya waktu, anda pasti akan lebih mudah disiplin ketika anda sudah banyak mempelajari fluktuatif harga saham. 

8. gambling

Istilah populernya adalah judi. Ya, pemain saham pemula sering melakukan spekulasi saat memilih saham yang akan dibeli. Hal ini lebih dikarenakan pemula belum tahu cara membeli saham yang benar. Pemula juga mudah tergiur dengan keuntungan besar, sehingga cenderung mengincar saham2 lapis 3 yang sebenarnya sangat tidak saya sarankan untuk pemula. 

Baca juga: Trading Saham: Antara Analisis dan Judi? - Part I dan Trading Saham: Antara Analisis dan Judi? - Part II.

Saran saya: Ada baiknya anda mulai main saham jika anda minimal sudah memahami cara beli dan jual saham yang benar. Artinya, paling tidak anda sudah bisa baca indikator, bid-offer, sudah mengerti kategori saham. Baca juga: Memahami Saham Lapis Satu, Lapis Dua dan Tiga

9. Suka rugi, takut profit

Banyak trader pemula yang suka menahan saham rugi terlalu lama. Tidak mau cut loss diawal. Waktu saham turun terus, trader akhirnya menyerah dan cut loss. Artinya, kerugian yang sudah mereka dapatkan jauh lebih besar. Coba jika trader cut loss di awal, maka kerugian yang diderita akan jauh lebih kecil. Sebaliknya, giliran harga saham naik, trader cepat-cepat merealisasikan untung.

Pemahaman ini harus anda ubah. Jika saham yang anda beli turun terus, anda harus segera mengambil langkah cut loss. Sebaliknya, harga saham yang naik sedikit jangan langsung jual. Belilah saham2 yang harganya naik atau rebound.

Jangan membeli saham2 yang tidak jelas secara teknikal maupun fundamental. Prinsipnya: Cut your losses short and let your profit run. 

10. Tidak mengambil rest time 

Trader pemula seringkali memiliki anggapan: Semakin sering trading, semakin besar peluang mendapat keuntungan. Hal tersebut tidaklah benar. Anda membutuhkan waktu cooling down, baik ketika anda sudah mendapatkan profit besar, maupun ketika anda sedang mengalami rugi. 

Hal ini justru bertujuan untuk meminimalkan risiko rugi, serta menenangkan psikologis anda. Percayalah, dengan mengambil waktu istirahat, pengambilan keputusan trading anda di kemudian hari akan lebih berkualitas. Baca juga: Waktu Terbaik Berhenti (Rest) Trading Saham 

Oke, itulah 10 kesalahan besar yang paling sering dilakukan trader pemula. Kesalahan2 tersebut pasti akan dialami setiap pemula. Yang membedakan antara trader sukses dan trader yang gagal, adalah kemampuan mereka dalam menganalisa kelemahan trading. 

Satu hal yang terpenting lagi adalah kemauan mereka untuk mau merubah gaya trading yang selama ini salah. Baca juga: Langkah-langkah Membangun Mindset Sukses Trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I

Semua pemain saham pasti ingin mencapai kesuksesan dalam dunia trading atau investasi. Ukuran kesuksesan main saham dapat diukur dari PROFIT (keuntungan atau cuan). Seberapa besar dan konsisten profit yang bisa anda peroleh dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. 

Itulah ukuran sukses tidaknya anda di pasar saham. Memang ukuran profit ini relatif sekali ya, karena kemampuan besar kecilnya modal dan pengalaman setiap orang berbeda satu sama lain. Hanya anda yang bisa mengukur apakah anda sudah sukses meraih profit konsisten, dan profit besar atau belum.   

Tetapi, untuk mencapai kesuksesan di dunia saham, tentu saja anda membutuhkan usaha. Bahkan, anda butuh kerja keras. Seorang trader handal pun tidak akan bisa langsung menjadi trader handal. Sebelum menjadi trader handal, mereka pasti mengalami menjadi seorang pemula, dan jatuh bangun sebelum menjadi trader handal. 

Saya banyak menemui pemula yang gagal di tengah jalan (padahal belum sempat menjadi trader handal). Ternyata, ada 10 penyebab utama yang membuat trader pemula sering gagal di tengah jalan, dan tidak pernah memperbaiki atau bahkan tidak menyadari kesalahannya. 

Apa saja 10 kesalahan yang sering dibuat oleh trader pemula?  

1. Modal besar = Profit besar = Kemampuan bertahan semakin kuat

Semakin besar modal, memang anda bisa berpeluang menghasilkan profit lebih besar. Tetapi, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Trader yang belum banyak memahami dunia saham, sangat rentang terkena kerugian. Pemain saham pro sekalipun tetap pernah rugi. Bagaimana mungkin pemula bisa untung 100% setiap transaksi?

Masalahnya main saham dengan modal besar (kalau psikologi anda bekum kuat), justru akan semakin membuat pikiran anda tidak tenang. Apalagi kalau saham yang anda beli turun dan berpotensi rugi. Jadi, sebanyak apapun modal yang anda gunakan, kalau anda tidak tahu cara main saham, percayalah anda tidak akan bisa bertahan lama. 

Solusi: Sebagai trader pemula, cobalah untuk main saham dengan modal kecil terlebih dahulu. Jangan memaksa main saham dengan modal besar, apalagi menggunakan modal yang seharusnya digunakan keperluan sehari-hari. Baca: Modal Minimal Trading/Investasi Saham

2. Mengejar indikator sempurna

Saya sering heran, banyak trader yang ngotot sekali mencari indikator yang bisa membaca sinyal yang super akurat. Sampai-sampai mereka membeli indikator ini dan itu yang "katanya" indikator tersebut sangat sempurna. Kata siapa indikator itu sempurna?

Saking ingin sempurna, trader pemula akhirnya banyak sekali menggunakan indikator yang justru akhirnya membuat mereka bingung sendiri. Anda harus tahu bahwa tidak ada indiaktor sempurna. Untuk menciptakan indikator sempurna, anda harus bijaksana dalam memilih indikator. Settingan indikator bukanlah rumus matematika.

Gimana caranya? Teruslah berlatih menghadapi market, maka anda akan mengetahui indikator mana yang cocok untuk anda terapkan. Baca: Gunakan Analisis Teknikal Secara Bijak

3. Trading plan yang tidak konsisten

Trader pemula sebenarnya banyak yang sudah memiliki trading plan. Tetapi mereka plin plan. Maunya beli saham A, ternyata malah tergoda beli saham B. Maunya take profit di harga 1.000, malah ngarep naik lagi ke 1.500. Maunya simpan saham 1 minggu, akhirnya malah jadi investor dadakan. Baca: Mengapa Saya Susah Menepati Trading Plan? 

Maunya beli saham dengan 5 juta, malah nekad membeli dengan modal 20 juta. Trading plan yang tidak konsisten ini akan berdampak buruk pada karir trading anda. So, anda sebagai pemula harus bisa mengatur sistem trading anda dengan baik. Baca: Trading Plan Saham yang Baik

4. Ingin menguasai market dalam kondisi dan situasi apapun

Kesalahan selanjutnya, trader selalu ingin menjadi pemimpin pasar. Padahal, kondisi market saat itu sedang lesu, tidak bersahabat. Intinya, market sedang anjlok. Hal ini akhirnya hanya menyebabkan trader rugi sendiri, saham nyangkut di mana-mana

Nafsu mengejar profit, bukanlah sesuatu yang bijaksana. Anda sebagai trader ritel, percayalah anda tidak akan pernah bisa menguasai pasar. Anda lah yang harus mengikuti pasar. Saat pasar bearish, jangan nekad masuk sampai kondisi sudah benar2 stabil. 

Saat harga saham sudah terlalu tinggi, segera realisasikan profit anda. Jangan menunggu dan berharap harga saham naik terus. Intinya, just follow the trend. 

5. fear and greed 

Rasa takut (fear) dan serakah (greed) adalah 2 hal yang pualingg sering dialami trader pemula. Rasa takut saat saham turun, dan rasa serakah saat saham naik. fear and greed adalah hal yang biasa dan semua trader pemula saya rasa pasti akan mengalaminya.

Namun, rasa takut dan serakah harus mampu anda minimalkan. Rasa takut dan serakah yang tidak anda sadari bisa mengancam kelangsungan trading anda. Baca juga: Psikologi Pasar: Fear And Greed dan Mengapa Trader Saham Harus Punya Trading Plan?

Kini anda sudah tahu 5 penyebab utama kesalahan yang sering dilakukan pemula. Ada 5 poin penting lainnya. Apa saja poin2 tersebut? Silahkan simak jawabannya di Part II. Baca: 10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Salah satu quote yang saya ciptakan untuk bisa terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah: 

"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."

Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau anda pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.

Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi anda juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya bisa merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam. 

Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana anda bisa melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro). 

Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau anda langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham anda turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik. 

Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu anda cari, dan anda sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu. 

Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?  

Tentu sangat berhubungan. Kalau anda ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, anda bisa coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya). 

Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham. 

Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, bisa membuat trader kalang kabut.  

Psikologi inilah yang membuat trader tidak bisa menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya bisa anda manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon. 

Jadi untuk menjadi seorang trader pro, anda harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan anda akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat anda tenang, analisa anda akan lebih jeli. 

Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, anda harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio anda. 

Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya anda takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap bisa naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish. 

Prinsip ini harus anda terapkan dalam trading anda. Dengan cara tersebut, anda akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana anda memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun. 

Kemampuan anda inilah yang nantinya akan menentukan apakah anda sudah bisa 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang anda masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka anda masih ada di level pemula. Artinya, anda masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Salah satu quote yang saya ciptakan untuk bisa terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah: 

"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."

Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau anda pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.

Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi anda juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya bisa merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam. 

Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana anda bisa melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro). 

Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau anda langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham anda turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik. 

Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu anda cari, dan anda sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu. 

Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?  

Tentu sangat berhubungan. Kalau anda ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, anda bisa coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya). 

Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham. 

Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, bisa membuat trader kalang kabut.  

Psikologi inilah yang membuat trader tidak bisa menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya bisa anda manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon. 

Jadi untuk menjadi seorang trader pro, anda harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan anda akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat anda tenang, analisa anda akan lebih jeli. 

Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, anda harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio anda. 

Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya anda takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap bisa naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish. 

Prinsip ini harus anda terapkan dalam trading anda. Dengan cara tersebut, anda akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana anda memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun. 

Kemampuan anda inilah yang nantinya akan menentukan apakah anda sudah bisa 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang anda masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka anda masih ada di level pemula. Artinya, anda masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Menjadi Trader Saham Sukses Indonesia

Menjadi Trader Saham Sukses Indonesia

Salah satu keunikan web Saham Gain ini, adalah saya menyediakan rekomendasi saham gratis, dan anda bisa melihatnya disini: Rekomendasi Saham Hari Ini. Memang rekomendasi saham ini "tidak lengkap" karena sifatnya adalah watchlist. Tapi dengan watchlist, justru saya ingin agar anda juga belajar menganalisa saham dari sudut pandang anda sendiri. 

"Lalu apa hubungan rekomendasi saham dengan judul di pos ini Bung Heze?" Tanya anda

Tentu saja ada kaitannya. Apa kaitannya?

Sejak ada halaman rekomendasi saham, banyak sekali rekan-rekan yang tanya prediksi saham pada saya. Namun tidak sedikit juga trader yang mulai gusar saat saham2 yang saya tuliskan di watchlist ternyata masih belum kunjung naik, plus ketika IHSG-nya mulai anjlok. 

Akhirnya, trader memilih untuk menyerah, cut loss, dan tidak sabar menunggu. Padahal kita hanya perlu menunggu sedikit saja momentum, maka saham tersebut sudah rebound melebihi harga beli anda (harga watchlist saat itu).  

Sebagai contoh, saya terkadang menuliskan saham watchlist, tapi saham tersebut tidak kunjung rebound, melainkan sideways dulu 2-3 hari. Tapi di hari berikutnya harga saham baru rebound kencang. Misalnya saya pernah watchlist HMSP (saat itu saya watchlist di 3.400-an). 

Memang setelah saya tulis di watchlist, HMSP tidak langsung rebound, melainkan turun dan sideways selama 2 hari sampai di level 3.330-3.370. Tetapi sehari setelahnya, HMSP naik drastis 9%, dan lanjut naik lagi di hari berikutnya hingga ke harga 3.920. Artinya, kalau anda mau sabar menunggu, anda sudah mendapatkan profit berlipat-lipat. Jadi, katakanlah anda beli HMSP di 3.400 dan jual di 3.900, maka profit anda adalah 14,7%!  

Dari sini saya juga bisa menyimpulkan bahwa di dunia trading, ternyata banyak trader-trader dengan tipikal: 

- Saat IHSG jatuh, langsung panik, pesimis, cut loss (seperti contoh diatas tadi). 

- Saat IHSG naik sehari, langsung euforia, langsung yakin IHSG akan naik kencang, padahal sebelumnya sudah pesimis saat IHSG turun.

- Saat harga saham naik, banyak trader berharap terlalu tinggi (harga saham akan naik terus, sehingga tidak mau take profit). 

- Saat harga saham turun, trader langsung putus asa.

- Trader mudah terpengaruh oleh kata-kata trader lain (Misalnya saat trader lain bilang saham BKSL mau turun lagi ke 130, trader langsung tidak berani beli sahamnya, padahal BKSL rebound ke 155).

- Dan masih banyak lainnya. 

Inilah yang menyebabkan trader menjadi sulit untuk sukes di pasar saham. Kalau anda sering dengar quote: "Orang sukses hanya 10% dari total populasi manusia". Quote tersebut ada benarnya, dan di dunia saham pun walaupun banyak trader sukses, tapi faktanya trader yang gagal dan menyerah jauh lebih banyak. Baca juga: Adakah Trader Saham yang Sukses?  

Nah untuk menjadi trader sukses, intinya anda harus bisa melakukan analisa dan juga melatih mental anda. Mental trading berarti berkaitan dengan psikologis dan mindset trader. Karena tanpa dua hal tersebut, anda tidak akan bisa meraih kesuksesan dalam trading / investasi saham. 

Lalu bagaimana caranya agar anda bisa melatih mental trading yang benar, sehingga bisa menjadi trader sukses? Saya membahas materi tersebut dengan detail disini: Buku Saham.  Anda bisa mendapatkan materinya.

Jika anda sudah memiliki psikologis dan mindset trading baik, dan selama anda bisa memilih saham yang benar (momentumnya pas dan sahamnya juga likuid), sebenarnya tidak anda yang perlu khawatirkan, anda juga tidak perlu panic selling. Anda hanya perlu kesabaran menunggu momentum saham anda naik, because pattience makes difference.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.