10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I

10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part I

Semua pemain saham pasti ingin mencapai kesuksesan dalam dunia trading atau investasi. Ukuran kesuksesan main saham dapat diukur dari PROFIT (keuntungan atau cuan). Seberapa besar dan konsisten profit yang bisa anda peroleh dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun. 

Itulah ukuran sukses tidaknya anda di pasar saham. Memang ukuran profit ini relatif sekali ya, karena kemampuan besar kecilnya modal dan pengalaman setiap orang berbeda satu sama lain. Hanya anda yang bisa mengukur apakah anda sudah sukses meraih profit konsisten, dan profit besar atau belum.   

Tetapi, untuk mencapai kesuksesan di dunia saham, tentu saja anda membutuhkan usaha. Bahkan, anda butuh kerja keras. Seorang trader handal pun tidak akan bisa langsung menjadi trader handal. Sebelum menjadi trader handal, mereka pasti mengalami menjadi seorang pemula, dan jatuh bangun sebelum menjadi trader handal. 

Saya banyak menemui pemula yang gagal di tengah jalan (padahal belum sempat menjadi trader handal). Ternyata, ada 10 penyebab utama yang membuat trader pemula sering gagal di tengah jalan, dan tidak pernah memperbaiki atau bahkan tidak menyadari kesalahannya. 

Apa saja 10 kesalahan yang sering dibuat oleh trader pemula?  

1. Modal besar = Profit besar = Kemampuan bertahan semakin kuat

Semakin besar modal, memang anda bisa berpeluang menghasilkan profit lebih besar. Tetapi, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Trader yang belum banyak memahami dunia saham, sangat rentang terkena kerugian. Pemain saham pro sekalipun tetap pernah rugi. Bagaimana mungkin pemula bisa untung 100% setiap transaksi?

Masalahnya main saham dengan modal besar (kalau psikologi anda bekum kuat), justru akan semakin membuat pikiran anda tidak tenang. Apalagi kalau saham yang anda beli turun dan berpotensi rugi. Jadi, sebanyak apapun modal yang anda gunakan, kalau anda tidak tahu cara main saham, percayalah anda tidak akan bisa bertahan lama. 

Solusi: Sebagai trader pemula, cobalah untuk main saham dengan modal kecil terlebih dahulu. Jangan memaksa main saham dengan modal besar, apalagi menggunakan modal yang seharusnya digunakan keperluan sehari-hari. Baca: Modal Minimal Trading/Investasi Saham

2. Mengejar indikator sempurna

Saya sering heran, banyak trader yang ngotot sekali mencari indikator yang bisa membaca sinyal yang super akurat. Sampai-sampai mereka membeli indikator ini dan itu yang "katanya" indikator tersebut sangat sempurna. Kata siapa indikator itu sempurna?

Saking ingin sempurna, trader pemula akhirnya banyak sekali menggunakan indikator yang justru akhirnya membuat mereka bingung sendiri. Anda harus tahu bahwa tidak ada indiaktor sempurna. Untuk menciptakan indikator sempurna, anda harus bijaksana dalam memilih indikator. Settingan indikator bukanlah rumus matematika.

Gimana caranya? Teruslah berlatih menghadapi market, maka anda akan mengetahui indikator mana yang cocok untuk anda terapkan. Baca: Gunakan Analisis Teknikal Secara Bijak

3. Trading plan yang tidak konsisten

Trader pemula sebenarnya banyak yang sudah memiliki trading plan. Tetapi mereka plin plan. Maunya beli saham A, ternyata malah tergoda beli saham B. Maunya take profit di harga 1.000, malah ngarep naik lagi ke 1.500. Maunya simpan saham 1 minggu, akhirnya malah jadi investor dadakan. Baca: Mengapa Saya Susah Menepati Trading Plan? 

Maunya beli saham dengan 5 juta, malah nekad membeli dengan modal 20 juta. Trading plan yang tidak konsisten ini akan berdampak buruk pada karir trading anda. So, anda sebagai pemula harus bisa mengatur sistem trading anda dengan baik. Baca: Trading Plan Saham yang Baik

4. Ingin menguasai market dalam kondisi dan situasi apapun

Kesalahan selanjutnya, trader selalu ingin menjadi pemimpin pasar. Padahal, kondisi market saat itu sedang lesu, tidak bersahabat. Intinya, market sedang anjlok. Hal ini akhirnya hanya menyebabkan trader rugi sendiri, saham nyangkut di mana-mana

Nafsu mengejar profit, bukanlah sesuatu yang bijaksana. Anda sebagai trader ritel, percayalah anda tidak akan pernah bisa menguasai pasar. Anda lah yang harus mengikuti pasar. Saat pasar bearish, jangan nekad masuk sampai kondisi sudah benar2 stabil. 

Saat harga saham sudah terlalu tinggi, segera realisasikan profit anda. Jangan menunggu dan berharap harga saham naik terus. Intinya, just follow the trend. 

5. fear and greed 

Rasa takut (fear) dan serakah (greed) adalah 2 hal yang pualingg sering dialami trader pemula. Rasa takut saat saham turun, dan rasa serakah saat saham naik. fear and greed adalah hal yang biasa dan semua trader pemula saya rasa pasti akan mengalaminya.

Namun, rasa takut dan serakah harus mampu anda minimalkan. Rasa takut dan serakah yang tidak anda sadari bisa mengancam kelangsungan trading anda. Baca juga: Psikologi Pasar: Fear And Greed dan Mengapa Trader Saham Harus Punya Trading Plan?

Kini anda sudah tahu 5 penyebab utama kesalahan yang sering dilakukan pemula. Ada 5 poin penting lainnya. Apa saja poin2 tersebut? Silahkan simak jawabannya di Part II. Baca: 10 Kesalahan Besar yang Sering Dilakukan Trader Saham Pemula - Part II. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Salah satu quote yang saya ciptakan untuk bisa terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah: 

"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."

Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau anda pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.

Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi anda juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya bisa merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam. 

Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana anda bisa melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro). 

Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau anda langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham anda turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik. 

Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu anda cari, dan anda sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu. 

Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?  

Tentu sangat berhubungan. Kalau anda ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, anda bisa coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya). 

Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham. 

Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, bisa membuat trader kalang kabut.  

Psikologi inilah yang membuat trader tidak bisa menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya bisa anda manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon. 

Jadi untuk menjadi seorang trader pro, anda harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan anda akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat anda tenang, analisa anda akan lebih jeli. 

Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, anda harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio anda. 

Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya anda takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap bisa naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish. 

Prinsip ini harus anda terapkan dalam trading anda. Dengan cara tersebut, anda akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana anda memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun. 

Kemampuan anda inilah yang nantinya akan menentukan apakah anda sudah bisa 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang anda masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka anda masih ada di level pemula. Artinya, anda masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Cara Menjadi Trader Saham Pro

Salah satu quote yang saya ciptakan untuk bisa terus memotivasi saya trading dan mendapat profit adalah: 

"Saat IHSG naik, tidak semua saham naik. Dan saat IHSG turun, tidak semua saham turun. Tugas trader adalah mencari saham yang naik baik saat IHSG sedang bullish maupun bearish."

Quote ini bukan sekedar quote yang saya buat. Quote ini juga sebagai prinsip yang selalu saya pegang dalam trading saham. Kalau anda pernah berkunjung ke halaman profil saya disini: Profil Saya, saya juga menuliskan quote tersebut di akhir pos.

Kata-kata diatas memang mudah dimengerti siapapun. Tetapi anda juga harus mampu mempraktikannya dalam trading. Quote trading ini saya tulis berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan sendiri selama bertahun-tahun. Dari trading saham yang saya lakukan, saya bisa merangkainya dalam tiga kalimat singkat tersebut yang memiliki makna cukup dalam. 

Semuanya ini sebenarnya juga erat kaitannya dengan psikologi saham, dan bagaimana anda bisa melangkah menjadi trader yang lebih hebat (dari trader pemula menjadi trader menengah. Dari trader menengah menjadi trader pro). 

Di saat IHSG naik, tetap ada saham yang turun. Artinya, kalau anda langsung senang ketika IHSG bullish dan membeli saham tanpa pertimbangan yang bagus, maka sangat mungkin saham anda turun, walaupun IHSG hari itu sedang naik. 

Sebaliknya, pada saat IHSG turun, biasanya fase ini akan diikuti pula dengan para trader yang mulai cemas, takut, panik. IHSG yang sedang bearish ini membuat trader akhirnya banyak yang menyerah dan menjual rugi sahamnya. Namun, di saat IHSG turun pun, tidak semua saham turun. Tetap ada saham2 yang naik. Itulah yang perlu anda cari, dan anda sebagai trader tidak perlu panik hanya karena IHSG sedang bearish hari itu. 

Nah lalu apa kaitannya sama psikologi trader?  

Tentu sangat berhubungan. Kalau anda ingin mempelajari bagaimana pola pikir rata-rata trader di Indonesia, anda bisa coba membaca pendapat2 para trader yang ada di grup-grup saham (grup saham yang ramai tentunya). 

Disitulah psikologis dan ketenangan trader akan sangat terlihat. Banyak saya temukan ketika IHSG sehari saja, sebagian trader langsung euforia, senang, optimis, yakin IHSG akan naik lebih kencang, dan mulai banyak pendapat untuk membeli saham. 

Giliran IHSG memasuki fase bearish, psikologis trader berubah 180 derajat menjadi panik, takut, cut loss, tidak tenang, khawatir, dan pesimis. Bahkan di saat2 seperti itu, banyak "analis-analis dadakan" muncul, menakut-nakuti trader untuk cut loss. Penurunan IHSG yang drastis walaupun hanya sehari, bisa membuat trader kalang kabut.  

Psikologi inilah yang membuat trader tidak bisa menerapkan peluang, kesempatan dan momentum yang harusnya bisa anda manfaatkan. Saat IHSG turun, trader malah ikutan rugi, padahal seharusnya trader punya peluang untuk profit, karena tidak semua saham turun saat IHSG turun. Kalaupun sebagian besar saham turun, trader yang tenang akan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mulai koleksi saham2 yang diskon. 

Jadi untuk menjadi seorang trader pro, anda harus memiliki ketajaman analisa dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Ketenangan anda akan berpengaruh terhadap ketajaman analisa saya. Saat anda tenang, analisa anda akan lebih jeli. 

Artinya, saat IHSG naik, tindakan yang tepat bukanlah senang sampai euforia. Namun, anda harus cari saham apa yang kira-kira memberikan keuntungan di portofolio anda. 

Sebaliknya, saat IHSG turun bukan saatnya anda takut, panik, stress, langsung cut loss, tidak tenang, mudah pesimis. Saat IHSG turun, carilah saham yang diskon, atau saham yang tetap bisa naik ditengah-tengah IHSG yang sedang bearish. 

Prinsip ini harus anda terapkan dalam trading anda. Dengan cara tersebut, anda akan menjadi trader yang mahir dalam membaca setiap momentum yang ada di pasar saham, karena pada dasarnya jurus utama seorang trader adalah: Bagaimana anda memanfaatkan momentum, yaitu membeli saham yang naik saat IHSG naik, dan membeli saham yang naik / diskon saat IHSG turun. 

Kemampuan anda inilah yang nantinya akan menentukan apakah anda sudah bisa 'naik kelas' dari trader pemula menjadi trader menengah sampai trader pro. Tapi kalau sekarang anda masih suka euforia saat IHSG naik sesaat, dan langsung panik, cut loss, takut saat IHSG turun sebentar, maka anda masih ada di level pemula. Artinya, anda masih perlu mengasah ketajaman analisis dan ketenangan trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Planning Trading Saham dengan Modal Kecil

Planning Trading Saham dengan Modal Kecil

Di pos ini: Main Saham Modal Besar atau Main saham Modal Kecil? Saya pernah menuliskan sedikit banyak perbandingan trading saham dengan modal kecil dan trading saham dengan modal besar. Di pos tersebut saya mengatakan bahwa main saham dengan modal kecil memungkinan anda untuk mendapatkan profit yang lebih konsisten. 

Jadi, kalau anda ingin trading saya menyarankan pada anda untuk menggunakan modal kecil. Jika anda bisa profit konsisten menggunakan modal kecil, anda bisa mulai menggunakan modal besar. 

"Tapi masalahnya, kapan saya harus suntik modal? Profit konsisten itu di kisaran berapa persen (%) untuk pemula?" Tanya anda 

Untuk memudahkannya, dibawah ini adalah contoh planning trading saham menggunakan modal kecil. Perhatikan tabel dibawah ini. 


Untuk seorang pemula, anda bisa dikatakan profit konsisten apabila anda bisa melakukan di kisaran 2-5% setiap bulan. Seiring dengan pengalaman, profit yang anda dapatkan pasti akan mengalami kenaikan. 

Kalau pada bulan ini anda profit 10% tapi bulan berikutnya anda minus 5%, artinya anda belum bisa profit konsisten. Pada tabel diatas, saya mengumpamakan planning trading selama 2 tahun, dengan modal awal trading Rp3 juta. 

Setelah menggunakan modal Rp3 juta, anda bisa profit konsisten sebesar 2% selama 6 bulan berturut-turut, maka anda bisa menaikkan modal menjadi Rp5 juta. Jika anda menggunakan modal Rp5 juta dan anda bisa profit konsisten selama 5 bulan sebesar 4%, anda bisa menambah modal lagi, dan seterusnya. 

Perencanaan trading ini hanyalah contoh / ilustrasi, bukan aturan pakem. Anda bisa mengembangkannya sendiri sesuai dengan kemampuan dan pengalaman analisis anda. Tapi intinya, jika anda ingin bisa profit konsisten tradinglah dengan modal kecil. Lalu, jika anda bisa profit konsisten selama minimal 3 bulan, anda bisa menambah modal. 

Saran saya, anda bisa menambah modal sebesar Rp1-2 juta. Saya tidak menyarankan anda untuk menambah modal langsung sebanyak puluhan juta jika anda bisa profit konsisten.

Tujuannya adalah supaya anda belajar main saham secara bertahap, dan psikologis anda tidak kaget jika pasar saham tiba2 tidak bergerak sesuai keinginan anda, padahal anda sudah terlanjur main saham dengan modal puluhan juta. 

Selain itu, sebagai pemula lakukanlah planning seperti ini setidaknya selama 2 tahun untuk menguji apakah anda bisa profit konsisten dalam jangka waktu yang lebih lama. Kalau diatas 2 tahun anda bisa profit konsisten, anda bisa menambah modal diatas 1-2 juta. 

Itulah contoh perencanaan trading menggunakan modal kecil. Jika anda ingin memahami lebih dalam mengenai bagaimana cara menyusun trading plan yang benar, mempelajari psikologis saham yang benar, anda bisa mendapatkan materi lengkapnya disini: Buku Trading dan Belajar Saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengapa Anda Harus Punya Trading Plan?

Mengapa Anda Harus Punya Trading Plan?

Trading plan adalah bagian penting dari aktivitas trading yang harus anda jalankan. Trading plan memiliki cakupan yang luas, termasuk di dalamnya adalah melakukan manajemen modal dengan benar. Kalau anda belum tahu bagaimana cara menyusun trading plan, anda bisa baca pos saya disini: Strategi Analisis Teknikal, Menyusun Trading Plan dan Manajemen Modal.

Dalam trading, tidak banyak trader yang memiliki trading plan. Mengapa saya demikian? Karena banyak sekali trader yang tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membeli saham. Banyak trader yang sahamnya penuh dengan saham2 nyangkut. Banyak trader yang membeli saham tanpa tahu mengapa membeli. Sehingga dengan tidak adanya trading plan tersebut, banyak trader yang jalur tradingnya sangat tidak terarah dengan baik. 

"Jadi apakah bikin trading plan itu ribet Bung Heze?" Celetuk anda 

Trading plan tidaklah ribet. Misalnya, sore hari saat market tutup, anda memutuskan memilih beberapa saham yang ingin anda amati dan tradingkan untuk keesokan harinya. Dengan demikian, pilihan saham anda tidak 'kemana-mana' atau tidak mudah tergoda membeli saham2 gorengan. Itu juga sudah termasuk dalam bagian trading plan. Simpel tapi sangat bermanfaat. 

Tapi faktanya, tidak banyak trader yang melakukan hal tersebut. Akhirnya trader tidak bisa menikmati profit dan menyusun portofolionya dengan baik. Nah, jadi trading itu sangat penting. Mengapa anda harus punya trading plan? Ada banyak sekali manfaatnya dalam trading anda sehari-hari: 

1. Trading plan membuat keputusan anda lebih bagus

Dengan trading plan, anda sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam trading. Anda tidak mudah terpengaruh ajakan beli / jual saham, tidak mudah terpengaruh kondisi IHSG yang hanya sesaat, tidak mudah terpengaruh membeli saham2 gorengan. Keputusan yang anda buat akan lebih berkualitas.

Biasakan membuat trading plan. Maka, perlahan anda akan mengetahui tipikal dan karakter trading yang cocok untuk anda. Karena dengan trading plan, anda akan lebih fokus dengan trading anda, sehingga anda akan lebih tahu apa yang cocok untuk anda. 

2. Trading plan membuat trading anda terarah 

Trading plan memang bukanlah analisis teknikal, tetapi trading plan adalah bagian dari eksekusi analisis yang sudah anda buat, yang sudah anda amati sebelumnya. Jadi dengan trading plan, tidak ada lagi kata profit karena untung-untungan. Saham nyangkut di mana-mana, karena faktor panic buying. Trading plan membuat trading anda benar2 menjadi sebuah bisnis yang bagus, bukan karena faktor judi / gambling / untung-untungan. 

3. Trading plan membuat trading anda disiplin 

Pernahkah anda mencoba untuk hidup disiplin? Misalnya biasanya anda sering bangun siang, makan tidak teratur, tidak pernah olahraga. Kini anda mengganti pola hidup tersebut. Anda mulai rutin bangun pagi, makan lebih teratur, olahraga setidaknya seminggu sekali, mengurangi junk food. 

Apa yang anda rasakan? 

Hidup anda lebih berkualitas, teratur dan disiplin tentunya. Hal ini juga sama ketika anda selalu membuat trading plan sebelum trading. Anda akan lebih disiplin, dan percayalah, saham-saham nyangkut  anda akan berkurang. Kedisplinan inilah yang akan membuahkan profit. 

Karena trader yang tidak punya sifat disiplin (membuat dan menjalankan trading plan), maka trader akan sulit untuk mencari celah-celah dalam trading yang bisa dimanfaatkan untuk mencari momentum saham yang baik. 

Itulah pentingnya anda punya trading plan. Dan penulis pribadi sudah merasakan sendiri manfaat (profit) dari memiliki trading plan. Anda yang belum memiliki trading plan, mulailah mencoba membuat trading plan yang simpel (eksekusi beli-jual), dan jalankan trading plan anda. Lama-kelamaan trading plan anda yang disertai dengan evaluasi trading, akan berkembang menjadi trading plan dan eksekusi yang lebih berkualitas.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mau Main Saham? Jawab Pertanyaan Trading Plan ini

Mau Main Saham? Jawab Pertanyaan Trading Plan ini

Mayoritas pemain saham yang belum bisa mendapatkan profit di pasar saham, dikarenakan mereka belum mampu menjalankan sistem trading yang jelas. Seperti apa sistem trading yang jelas itu? 

Sebenarnya, dasar-dasar trading / investasi saham tidak pernah lepas dari 2 pertanyaan penting yang harus anda jawab. Pertama: Anda mau beli saham apa? Kedua: Mengapa anda membeli saham tersebut?  

Dua hal ini kelihatannya sepele. Tapi coba anda renungkan lagi baik-baik dalam trading anda. Apakah anda sudah benar2 melakukan hal ini? Atau hanya kadang-kadang saja? 

Beli saham apa?

Hal pertama yang harus anda lakukan dalam trading adalah membeli saham. Jadi, anda setidaknya harus tahu saham apa yang mau anda beli. Pertanyaan ini sebenarnya tidak terlalu susah. Kenapa begitu?

Karena mayoritas pemain saham sudah tahu saham yang dibeli. Kalau anda ditanya beli saham apa, anda hanya perlu jawab saja saham yang anda miliki di portofolio anda. Tapi trading bukan hanya soal beli saham. Hal yang lebih penting adalah, anda harus tahu MENGAPA ANDA MEMBELI?

Mengapa anda membeli saham tersebut? 

Pertanyaan ini yang seringkali tidak bisa dijawab oleh pemain saham. Trader tahu saham apa yang dibeli, tapi banyak trader tidak tahu mengapa memilih membeli saham tersebut? Nah, inilah yang menyebabkan trader seringkali terjebak beli saham yang jelek, beli saham di harga yang terlalu tinggi, banyak cut loss dan nyangkut.  

Kalau anda beli saham tanpa melihat chart-nya. Anda beli saham hanya melihat isu / berita / rumor. Anda beli saham hanya karena kata teman / analis/ broker. Anda beli saham hanya karena IHSG lagi naik kencang, maka alasan itu masih kurang spesifik, karena anda harus punya dasar yang kuat untuk membeli saham. 

Artinya kalau ditanya kenapa anda beli saham tersebut, maka jawaban anda harus didasarkan pada analisis teknikal. Ada banyak cara untuk melakukan analisis teknikal saham. Saya membahasnya lengkap disini: Buku Saham. 

Apabila anda beli saham karena alasannya adalah harganya sudah diskon, stochasticnya sudah jenuh jual, candlesticknya sudah membentuk pola rebound disertai volume besar, maka itu adalah alasan-alasan beli saham yang bagus. I mean, anda punya dasar yang lebih kuat untuk menjelaskan kenapa anda beli saham tersebut. 

Anda juga bisa membalik pertanyaan 'beli saham apa dan mengapa beli saham tersebut' menjadi 'mengapa beli, dan kemudian baru anda pilih saham yang ingin anda beli'. Jadi misalnya sebelum membeli saham, anda menentukan kriteria2 saham yang hendak anda beli. 

Misalkan anda menentukan beli saham dengan kriteria harga saham harus rebound dari MA 30. Maka jika ada saham yang memenuhi kriteria anda, misalnya rebound dari MA 30, maka anda baru memilih sahamnya. Paham sampai disini?  

Kemudian anda nyeletuk: "Pak Heze, gimana kalau saya ikut beli saham dari rekomendasi saham yang diberikan analis?"

Katakan anda beli saham ASII karena alasannya menurut analis PER ASII yang paling rendah di sektornya. Alasan itu sah-sah saja. Hanya saja, anda harus melihat apakah track record analis tersebut bagus atau tidak. Apakah prediksi analis di masa lalu lebih banyak benar atau salahnya?

Demikian juga kalau anda dapat rekomendasi dari teman anda. Kalau teman anda memberikan rekomendasi beli saham SOCI tanpa ada dasar yang kuat, maka jangan langsung terpengaruh membeli sahamnya. Meskipun teman anda lebih ahli daripada anda. 

Dibalik semua itu, alasan kenapa membeli saham sebenarnya juga tidak sesimpel itu. Meskipun anda sudah punya alasan yang tepat kenapa anda membeli saham, tidak serta-merta harga saham akan naik. Artinya, belum tentu analisa anda akan selalu benar. 

"Terus bagaimana caranya supaya bisa dapat profit konsisten Bung Heze?" Tanya anda lagi 

Satu-satunya cara agar anda bisa memperoleh profit konsisten, anda harus mencoba dan berlatih trial and error analisa teknikal. Apabila hasil trading yang anda gunakan rugi, anda harus mencoba sistem analisis teknikal lain. Kalau untung, lanjutkan. 

Catat setiap analisa yang anda gunakan dalam trading, untuk menjawab pertanyaan 'mengapa beli saham'? Pahami strategi2 trading agar anda bisa meraih profit di pasar saham. Pahami psikologis trading yang baik, agar anda tidak salah melangkah dalam menerapkan trading plan anda. Baca juga: Strategi Trading Profit dan Psikologis Saham 

Lama-kelamaan anda akan tahu sendiri cara menganalisa saham yang paling cocok untuk anda. Anda akan tahu saham apa yang harus anda hindari. Anda akan tahu kapan waktunya beli saham, kapan waktunya jual. 

Anda akan lebih tenang menghadapi kondisi pasar. Anda yang dulu banyak cut loss, sekarang cut lossnya dikit dan banyak untung. Anda tidak lagi bergantung pada opini dan rekomendasi dari analis, teman, broer. 

Dengan kata lain, anda sudah 'naik level' dari trader pemula jadi trader berpengalaman. Hal ini saya alami sendiri. Artinya kalau mau mendapat untung, ya anda harus terus belajar, terus menganalisa. 

Jadi dua poin inilah yang harus anda jawab kalau anda mau main saham: Apa dan mengapa? Jangan sampai anda tahu beli saham apa tapi tidak tahu mengapa anda membeli. 

Dengan tahu mengapa anda membeli saham, anda bisa menemukan apa yang cocok untuk anda, sekaligus anda bisa mengevaluasi hasil trading anda.   

Catatan: Untuk pemula, anda disarankan untuk menghindari beli saham gorengan. Karena saham gorengan memiliki risiko (potensi kerugian) yang jauh lebih besar dibandingkan saham2 blue chip. Jadi, untuk anda yang masih pemula, ada baiknya anda memulai beli saham2 blue chip dan saham2 lapis dua yang likuid. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Menciptakan Trading Plan Saham: Sederhana, Efisien dan Profit

Menciptakan Trading Plan Saham: Sederhana, Efisien dan Profit

Dalam trading saham, anda dan saya tidak boleh mengabaikan trading plan (rencana trading). Secara sederhana, trading plan berarti rencana yang anda susun sebelum anda melakukan eksekusi trading anda yang mencakup mau beli saham di harga berapa, mau jual di harga berapa, dan dalam hal ini juga termasuk kemampuan anda melakukan manajemen modal. 

Sayangnya banyak trader beranggapan trading plan itu ribet, seringkali susah dijalankan sehingga trader mengabaiknya. Atau yang lebih parah lagi, banyak trader yang masih tidak tahu apa itu trading plan dan bagaimana menjalankannya. 

Trading plan itu ibarat anda ingin membeli sesuatu. Katakanlah anda ingin membeli rumah. Tidak mungkin tiba-tiba anda membeli rumah tanpa ada perencanaan yang jelas. Kalau anda mau beli rumah, anda harus merencanakan harga rumah yang sesuai untuk anda, ukuran rumah, lokasi yang strategis, berapa angsurannya, berapa penghasilan yang anda miliki saat ini dan masih banyak faktor lainnya. 

Coba anda bayangkan jika anda mau beli rumah, namun anda tidak ada perencanaan yang jelas. Kemungkinan besar, uang anda akan terbuang sia-sia  / anda akan salah memilih rumah. Nah, hal ini juga sama dengan trading plan. 

Jadi jika anda mau beli saham dan meskipun anda sudah menganalisis, sehebat apapun analisa yang anda gunakan, namun tanpa trading plan, maka kemungkinan besar sia-sia analisa yang anda gunakan. 

Dengan kata lain, faktor-faktor yang bisa menentukan anda profit di pasar saham sebenarnya bukan hanya ditentukan dari analisa teknikal doank, tapi trading plan justru merupakan faktor yang sangat penting bagi trader saham. 

Menciptakan trading plan itu tidak ribet. Anda hanya perlu melakukan eksekusi dari apa yang sudah anda lakukan. Sebagai contoh, perhatikan contoh trading plan saham berikut ini:


Contoh trading plan: Anda ingin membeli saham ELSA karena menurut anda ELSA berpotensi rebound. Anda memutuskan menetapkan trading plan sebagai berikut:

Buy: 414-416.
Take profit: 430. Jika tekanan beli kuat, maka target kedua adalah 442.
Cut loss: turun dibawah 398.

Ini adalah contoh trading plan yang harus anda buat, di mana anda menentukan level entry buy untuk saham, termasuk menentukan pada harga berapa anda akan take profit dan cut loss. 

Seperti yang saya tulis di paragraf pertama, trading plan juga mencakup kemampuan anda untuk melakukan manajemen modal dengan baik. Selain itu, trading plan juga harus dibarengi dengan psikologis trading yang baik, level take profit dan cut loss yang benar, berapa saham yang mau anda pegang. Artinya, dalam menciptakan trading plan, anda juga harus mempertimbangkan unsur2 tersebut, selain dari pada menentukan buy-sell yang anda lakukan. 

Terkait cara membuat trading plan lengkap, strategi melakukan manajamen modal saham, membentuk psikologis dan mindsetb trading yang baik, anda bisa mendapatkan analisis dan materi lengkapnya disini: Ebook Belajar Saham Pemula - Expert. 
Trading plan tidak perlu anda ciptakan dengan cara yang rumit. Anda hanya butuh menciptakan trading plan yang sederhana dan efisien untuk anda, namun anda bisa menghasilkan profit dari trading plan yang anda buat. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Pada saat harga saham naik, ada banyak trader yang berhasil mencetak profit spektakuler. Disitulah kemudian mulai terjadi euforia pasar, di mana trader2 yang senang mendapat profit besar, akan terus mulai mengincar saham2 yang sudah naik. 

Tetapi sesuai prinsip analisis teknikal, tidak ada harga saham yang naik terus tanpa turun, dan sebaliknya. Setelah harga saham naik, sangat mungkin sebagian besar harga saham mulai koreksi. 

Nah, bagaimana jika kemudian harga saham turun terus dan rebound hanya beberapa saat? Bagaimana jika sebagian besar saham blue chip turun tajam hanya dalam beberapa hari? 

Dalam kondisi market yang turun, maka keadaannya pasti nggak akan sama ketika market sedang bullish. Saat market turun tajam, anda akan sering mendengar anjuran-anjuran untuk membeli saham di harga bawah. 

Anjuran beli saham2 yang udah murah. Anjuran menggunakan strategi buy on weakness (BOW). Anjuran untuk beli di harga support psikologis, dan buanyaak anjuran2 lain.  

Faktanya teori2 seperti ini tidak mudah diterapkan, karena ketika market bearish dan harga saham sudah tampak murah, sangat mungkin harga saham turun lagi. Sebagai contoh, let say anda beli saham TLKM di 3.800, namun TLKM ternyata masih turun lagi sampai 3.700. Ini artinya, tetap aja anda masih beli saham di harga tinggi, bukan? Karena faktanya harga saham masih turun lagi lho. 

Jadi persoalan utamanya sebenarnya bukan beli saham di harga murah, buy on weakness, beli di support, tetapi pertanyaannya adalah: When we should buy?

Karena kita juga tidak tahu pasti apakah IHSG yang turun ini akan langsung naik atau malah turun lagi. 

Saya pribadi sudah berkali-kali mengalami IHSG turun drastis dengan cepat, termasuk menghadapi beberapa kali crash market, salah satunya tahun 2015. Sepengalaman saya, waktu terbaik untuk membeli saham adalah dua kondisi berikut: 

Pertama, ketika sentimen2 negatif yang  berpotensi menjatuhkan IHSG sudah habis atau setidaknya berkurang. 

Kedua, IHSG sudah terjerembab cukup dalam dan mulai sideways alias sudah susah untuk turun lagi. Jadi, kalau biasanya sehari IHSG anjloknya bisa sampai -2%, -2,8% terus, maka ketika IHSG sudah mulai turun terbatas, atau bahkan naik sedikit, maka itu sudah merupakan waktu yang bagus untuk beli.  

Apa artinya? Artinya saat sentimen negatif sudah mulai hilang, dan IHSG sudah sulit untuk turun lebih dalam, itu menandakan bahwa 'amunisi' investor asing dan lokal untuk jualan udah habis. 

Nah, kalau saham sudah jenuh jual dan tidak banyak lagi berita2 jelek terkait IHSG, maka TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK MASUK KE PASAR SAHAM lagi. Hanya mungkin, kita tidak tahu pasti kapan IHSG akan benar-benar kembali rebound dengan meyakinkan 

Karena kalau anda ngarep IHSG langsung rebound kenceng, maka itu juga dibutuhkan waktu, dan dibutuhkan sentimen positif yang bisa mengerek kembali IHSG. 

Tapi intinya disini, anda sebagai smart trader atau smart investor, anda harusnya bisa curi start, sebelum IHSG mulai naik beneran dan trader2 lain baru masuk saat IHSG sudah naik kencang. Jadi, keuntungan yang anda dapatkan nantinya akan lebih besar.  

Saya kasih satu contoh. Akhir April 2016, IHSG sempat terkoreksi terus, karena memang IHSG sebelumnya sudah naik tinggi. Saat itu, IHSG sedang dilanda banyak sentimen negatif, seperti isu the FED, efek Brexit dan lain sebagainya. 

Lambat laun, saat IHSG sudah tidak banyak sentimen2 negatif, efek Brexit juga sudah hilang, IHSG sudah mulai sulit turun lagi, lalu kemudian munculah tax amnesty yang jadi sentimen positif IHSG, maka disitulah IHSG kemudian naik sangat kencang hanya dalam waktu 1-2 bulan saja. 

Walaupun penulis menilai saat itu IHSG naiknya terlalu tinggi dan terlalu euforia. Tapi faktanya kalau anda sudah bisa curi start, anda pasti sudah dapat profit yang jauh lebih besar daripada trader yang baru masuk saat IHSG sudah naik beneran. 

Namun kalau ternyata IHSG masih turun, dan pasar saham masih banyak dilanda sentimen2 negatif ini itu, kemudian tiba2 besok IHSG rebound kencang, maka bisa jadi itu hanyalah 'tipuan', karena faktanya IHSG besok2 hari bakalan turun lebih dalam lagi.

So kesimpulannya dua poin itu tadi yang bisa menjelaskan pertanyaan:  When we should buy when the stock market still bearish? 


Jadi jawabannya bukan beli saat saham turun, saat saham murah, saat saham sudah di harga support because everybody knows that. Yang anda dan saya butuhkan adalah, kapan momentum terbaik untuk beli saat market masih turun. Dan di pos ini, saya sudah mengulasnya cukup panjang..

Anda yang teliti baca pos ini kemudian bertanya lagi: "Pak Heze, kalau kondisinya seperti itu apa berarti kita sudah bisa beli saham yang banyak?" 

Kadang anda mungkin masih ragu untuk masuk pasar dengan modal besar, kecuali anda yang memang sudah trader / investor kawakan, yang memang udah incar saham2 blue chip yang murah. Kalau trader pemula, mungkin trader masih takut untuk masuk. 

Maka, dalam kondisi ini, ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk membeli saham saat market turun: 

1. Membeli saham secara bertahap / nggak full power 

Sekali lagi, kita tidak akan tahu persis kapan IHSG akan beneran naik, atau mungkin IHSG akan turun sedikit sebelum naik lagi (meskipun sentimen2 negatifnya udah pada hilang dan sudah jenuh jual), who knows?

Untuk membuat psikologis tenang, anda bisa membeli saham secara bertahap alias tidak full modal / full power. Misalnya anda sudah incar saham BBRI dan anda sudah menyiapkan cash Rp100 juta. 

Kalau anda belum yakin betul, anda bisa beli BBRI dengan modal Rp6 juta dulu. Jika BBRI turun sedikit, anda bisa nyicil beli lagi. Kira-kira seperti itu gambaran membeli saham secara bertahap. Baca juga: Strategi Averaging Down Saham yang Benar. 

Strategi ini terbukti memberikan rasa aman di tengah kondisi market yang masih bearish. Di satu sisi, trader juga sudah senang karena bisa mulai dapat saham2 bagus di harga murah. Hanya perlu tinggal tunggu waktunya panen.. 

2. Manfaatkan momentum pendek 

Dalam kondisi market yang masih turun, IHSG pasti tetap ada reboundnya walau hanya sesaat alias "rebound tipuan" (baca lagi paragraf2 sebelumnya). Disini anda bisa memanfaatkan momentum pendek untuk membeli saham2 yang likuid yang cenderung agak volatil. Contohnya seperti ADRO, JPFA, ELSA dan lain2. 

Sebagai contoh, saat IHSG pernah ditutup turun -2,55%, saham ADRO yang sedang jeblok ke 1.600, ternyata ADRO naik sedikit sampai 1.660, walaupun akhirnya ditutup turun lagi ke 1.640. 

Anda yang bisa memanfaatkan momentum beli ADRO di 1.605 dan jual di 1.650 misalnya, maka anda sudah bisa mendapatkan profit walaupun IHSG saat itu lagi kepayahan.  

Namun kalau anda bukanlah tipe trader seperti ini, anda tidak perlu memaksakan momentum pendek tersebut. Yang perlu anda lakukan, anda bisa mulai beli saham secara bertahap, nggak peduli IHSG mau rebound sehari-dua hari, anda tetap pada trading plan yang sudah dijalankan.  

Happy profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Pada saat harga saham naik, ada banyak trader yang berhasil mencetak profit spektakuler. Disitulah kemudian mulai terjadi euforia pasar, di mana trader2 yang senang mendapat profit besar, akan terus mulai mengincar saham2 yang sudah naik. 

Tetapi sesuai prinsip analisis teknikal, tidak ada harga saham yang naik terus tanpa turun, dan sebaliknya. Setelah harga saham naik, sangat mungkin sebagian besar harga saham mulai koreksi. 

Nah, bagaimana jika kemudian harga saham turun terus dan rebound hanya beberapa saat? Bagaimana jika sebagian besar saham blue chip turun tajam hanya dalam beberapa hari? 

Dalam kondisi market yang turun, maka keadaannya pasti nggak akan sama ketika market sedang bullish. Saat market turun tajam, anda akan sering mendengar anjuran-anjuran untuk membeli saham di harga bawah. 

Anjuran beli saham2 yang udah murah. Anjuran menggunakan strategi buy on weakness (BOW). Anjuran untuk beli di harga support psikologis, dan buanyaak anjuran2 lain.  

Faktanya teori2 seperti ini tidak mudah diterapkan, karena ketika market bearish dan harga saham sudah tampak murah, sangat mungkin harga saham turun lagi. Sebagai contoh, let say anda beli saham TLKM di 3.800, namun TLKM ternyata masih turun lagi sampai 3.700. Ini artinya, tetap aja anda masih beli saham di harga tinggi, bukan? Karena faktanya harga saham masih turun lagi lho. 

Jadi persoalan utamanya sebenarnya bukan beli saham di harga murah, buy on weakness, beli di support, tetapi pertanyaannya adalah: When we should buy?

Karena kita juga tidak tahu pasti apakah IHSG yang turun ini akan langsung naik atau malah turun lagi. 

Saya pribadi sudah berkali-kali mengalami IHSG turun drastis dengan cepat, termasuk menghadapi beberapa kali crash market, salah satunya tahun 2015. Sepengalaman saya, waktu terbaik untuk membeli saham adalah dua kondisi berikut: 

Pertama, ketika sentimen2 negatif yang  berpotensi menjatuhkan IHSG sudah habis atau setidaknya berkurang. 

Kedua, IHSG sudah terjerembab cukup dalam dan mulai sideways alias sudah susah untuk turun lagi. Jadi, kalau biasanya sehari IHSG anjloknya bisa sampai -2%, -2,8% terus, maka ketika IHSG sudah mulai turun terbatas, atau bahkan naik sedikit, maka itu sudah merupakan waktu yang bagus untuk beli.  

Apa artinya? Artinya saat sentimen negatif sudah mulai hilang, dan IHSG sudah sulit untuk turun lebih dalam, itu menandakan bahwa 'amunisi' investor asing dan lokal untuk jualan udah habis. 

Nah, kalau saham sudah jenuh jual dan tidak banyak lagi berita2 jelek terkait IHSG, maka TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK MASUK KE PASAR SAHAM lagi. Hanya mungkin, kita tidak tahu pasti kapan IHSG akan benar-benar kembali rebound dengan meyakinkan 

Karena kalau anda ngarep IHSG langsung rebound kenceng, maka itu juga dibutuhkan waktu, dan dibutuhkan sentimen positif yang bisa mengerek kembali IHSG. 

Tapi intinya disini, anda sebagai smart trader atau smart investor, anda harusnya bisa curi start, sebelum IHSG mulai naik beneran dan trader2 lain baru masuk saat IHSG sudah naik kencang. Jadi, keuntungan yang anda dapatkan nantinya akan lebih besar.  

Saya kasih satu contoh. Akhir April 2016, IHSG sempat terkoreksi terus, karena memang IHSG sebelumnya sudah naik tinggi. Saat itu, IHSG sedang dilanda banyak sentimen negatif, seperti isu the FED, efek Brexit dan lain sebagainya. 

Lambat laun, saat IHSG sudah tidak banyak sentimen2 negatif, efek Brexit juga sudah hilang, IHSG sudah mulai sulit turun lagi, lalu kemudian munculah tax amnesty yang jadi sentimen positif IHSG, maka disitulah IHSG kemudian naik sangat kencang hanya dalam waktu 1-2 bulan saja. 

Walaupun penulis menilai saat itu IHSG naiknya terlalu tinggi dan terlalu euforia. Tapi faktanya kalau anda sudah bisa curi start, anda pasti sudah dapat profit yang jauh lebih besar daripada trader yang baru masuk saat IHSG sudah naik beneran. 

Namun kalau ternyata IHSG masih turun, dan pasar saham masih banyak dilanda sentimen2 negatif ini itu, kemudian tiba2 besok IHSG rebound kencang, maka bisa jadi itu hanyalah 'tipuan', karena faktanya IHSG besok2 hari bakalan turun lebih dalam lagi.

So kesimpulannya dua poin itu tadi yang bisa menjelaskan pertanyaan:  When we should buy when the stock market still bearish? 


Jadi jawabannya bukan beli saat saham turun, saat saham murah, saat saham sudah di harga support because everybody knows that. Yang anda dan saya butuhkan adalah, kapan momentum terbaik untuk beli saat market masih turun. Dan di pos ini, saya sudah mengulasnya cukup panjang..

Anda yang teliti baca pos ini kemudian bertanya lagi: "Pak Heze, kalau kondisinya seperti itu apa berarti kita sudah bisa beli saham yang banyak?" 

Kadang anda mungkin masih ragu untuk masuk pasar dengan modal besar, kecuali anda yang memang sudah trader / investor kawakan, yang memang udah incar saham2 blue chip yang murah. Kalau trader pemula, mungkin trader masih takut untuk masuk. 

Maka, dalam kondisi ini, ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk membeli saham saat market turun: 

1. Membeli saham secara bertahap / nggak full power 

Sekali lagi, kita tidak akan tahu persis kapan IHSG akan beneran naik, atau mungkin IHSG akan turun sedikit sebelum naik lagi (meskipun sentimen2 negatifnya udah pada hilang dan sudah jenuh jual), who knows?

Untuk membuat psikologis tenang, anda bisa membeli saham secara bertahap alias tidak full modal / full power. Misalnya anda sudah incar saham BBRI dan anda sudah menyiapkan cash Rp100 juta. 

Kalau anda belum yakin betul, anda bisa beli BBRI dengan modal Rp6 juta dulu. Jika BBRI turun sedikit, anda bisa nyicil beli lagi. Kira-kira seperti itu gambaran membeli saham secara bertahap. Baca juga: Strategi Averaging Down Saham yang Benar. 

Strategi ini terbukti memberikan rasa aman di tengah kondisi market yang masih bearish. Di satu sisi, trader juga sudah senang karena bisa mulai dapat saham2 bagus di harga murah. Hanya perlu tinggal tunggu waktunya panen.. 

2. Manfaatkan momentum pendek 

Dalam kondisi market yang masih turun, IHSG pasti tetap ada reboundnya walau hanya sesaat alias "rebound tipuan" (baca lagi paragraf2 sebelumnya). Disini anda bisa memanfaatkan momentum pendek untuk membeli saham2 yang likuid yang cenderung agak volatil. Contohnya seperti ADRO, JPFA, ELSA dan lain2. 

Sebagai contoh, saat IHSG pernah ditutup turun -2,55%, saham ADRO yang sedang jeblok ke 1.600, ternyata ADRO naik sedikit sampai 1.660, walaupun akhirnya ditutup turun lagi ke 1.640. 

Anda yang bisa memanfaatkan momentum beli ADRO di 1.605 dan jual di 1.650 misalnya, maka anda sudah bisa mendapatkan profit walaupun IHSG saat itu lagi kepayahan.  

Namun kalau anda bukanlah tipe trader seperti ini, anda tidak perlu memaksakan momentum pendek tersebut. Yang perlu anda lakukan, anda bisa mulai beli saham secara bertahap, nggak peduli IHSG mau rebound sehari-dua hari, anda tetap pada trading plan yang sudah dijalankan.  

Happy profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Disiplin Trading Plan untuk Profit Saham

Disiplin Trading Plan untuk Profit Saham

Dalam trading saham, kita mengenal trading plan / perencanaan trading. Trading plan memegang peran yang sangat penting untuk mengatur trading kita ke jalan yang benar, dan trading plan ini bukan hanya berlaku untuk trader, namun juga berlaku untuk investor (investor plan). 

Jika anda ingin paham lebih banyak tentang trading plan, cara menyusun trading plan dan menerapkan trading plan yang benar dalam trading anda, anda bisa mendapatkan materinya disini: Menyusun Trading Plan Saham. 

Jadi seharusnya semua keputusan beli-jual saham yang anda lakukan, termasuk keputusan anda untuk hold, wait and see, tidak membeli saham dalam situasi tertentu, semuanya harus anda masukkan dalam trading plan. Dan anda harus mematuhi trading plan yang sudah anda tetapkan. 

Di paragraf pertama saya mengatakan kalau trading plan memegang peranan yang sangat penting dalam trading. Seberapa penting peranan trading plan? Saya berikan satu contoh konkrit yang sering dialami trader:  

Setelah mendapatkan profit 8 kali trading saham hingga pertengahan bulan dengan total keuntungan Rp20 juta, trader memutuskan untuk berhenti dahulu dari aktivitas tradingnya sampai akhir bulan, dengan tujuan meminimalkan risiko kerugian. Namun, di hari berikutnya trader tergoda untuk melipatgandakan profit dengan membeli saham lagi. 

Hasilnya, saham yang dibeli ternyata turun terus, dan trader terpaksa harus melakukan cut loss sebanyak Rp8 juta. Akhirnya total profit yang didapatkan trader adalah Rp12 juta. 

Padahal kalau trader tersebut mau mematuhi trading plan-nya, trader tidak perlu kehilangan / rugi Rp8 juta, tetapi trader tetap bisa menikmati profit Rp20 juta-nya itu tadi. 

Dari contoh tersebut kita semua bisa menilai bahwa trading plan bisa membawa trader untuk lebih disiplin, lebih tenang, tidak gegabah.

Memang memiliki trading plan tidak menjamin anda pasti profit. Trading plan bertujuan untuk mengarahkan kita trader ke jalan trading yang benar. Dengan cara ini, aktivitas trading yang dilakukan akan tetap rapi, sehingga hasil yang didapatkan akan lebih baik.  

Seperti contoh diatas tadi, akibat trader tidak mematuhi trading plan, aktivitas trading yang dijalankan menjadi kacau, tidak rapi dan trader kehilangan beberapa persen dari profit bersih yang sudah diperoleh sebelumnya. 

"Tapi mematuhi trading plan itu nggak gampang Bung Heze. Bagaimana ya cara supaya kita bisa trading di jalur yang sudah kita buat?" Tanya anda

Harus saya akui mematuhi trading plan itu juga tidak mudah. Terkadang, trader sulit mematuhi trading plan yang sudah dibuat. Misalnya, trader membeli saham di harga 1.000 dan sudah memasang target take profit di harga 1.200. 

Namun saat harga saham naik ke 1.200, trader menaikkan lagi batas target take profit hingga 1.300. Ini artinya anda sudah melanggar trading plan anda sendiri. Baca juga:  Mengatasi Rasa Menyesal Saat Take Profit Saham. 

Atau trader seringkali sudah menetapkan untuk membeli saham ketika harganya turun di harga sekian. Namun karena nggak sabaran, trader akhirnya memutuskan untuk langsung membeli sahamnya di harga yang masih cukup tinggi. Ini juga salah satu trader belum bisa menepati trading plannya. 

Agar anda bisa disiplin menerapkan trading plan, maka tahapan-tahapan yang harus anda lakukan adalah: Pertama, pahamilah cara menyusun dan mengaplikasikan trading plan dengan benar. Baca juga: Cara Menyusun dan Menerapkan Trading Plan Saham. Kedua, latih terus kemampuan anda untuk disiplin. 

Menetapkan kedisiplinan dalam trading plan memang membutuhkan waktu. Satu-satunya cara yang bisa anda lakukan adalah terus menambah jam terbang trading. Lama-kelamaan, anda akan lebih mampu trading di jalur yang benar sesuai dengan apa yang sudah anda susun.

Di awal trading, saya juga memiliki banyak sekali saham nyangkut, gampang stress, selalu menyesal saat saham sudah naik setelah dijual, pinginnya beli saham terus. Namun, dengan mencoba dan terus belajar, saat ini saya sudah bisa menerapkan trading plan dan menjalani trading dengan lebih disiplin. Tentunya tidak ada sesuatu yang instan. Jika anda ingin sukses dalam trading, anda harus berproses.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Portofolio Saham Ideal untuk Pemula

Portofolio Saham Ideal untuk Pemula

Salah satu kendala yang sering sekali dihadapi seorang pemula ketika pertama kali trading adalah: Banyak saham yang nyangkut. Saya sering sekali menemukan pemula yang bertanya pada saya:

"Bung Heze, saham saya nyangkut di TLKM, PGAS, BBCA, SRIL, dan ICBP. Saya belinya ketinggian. Saya harus hold, cut loss, atau beli saham lainnya supaya modal saya teap bisa diputar?" 

Jika anda mengalami saham nyangkut, apalagi nyangkutnya banyak sekali, maka pertama yang harus anda lakukan adalah: Anda harus mulai meracik komposisi saham yang ideal. Komposisi saham ideal maksudnya adalah seberapa banyak saham yang sebaiknya dipegang oleh pemula. Kenapa demikian?

Karena kalau anda pemula dan anda coba beli saham, kemudian ternyata hampir semua saham anda nyangkut, itu berarti anda belum bisa mengelola lebih banyak saham di portofolio anda. Sayangnya trader pemula sering berpikir kalau saham nyangkut, harusnya beli saham lagi untuk menutup saham nyangkur tersebut, dan supaya tetap bisa menghasilkan profit. 

Jika anda berpikir demikian, kemungkinan besar bukan profit yang anda dapatkan, tapi saham anda yang nyangkut justru akan semakin banyak. Anda yang sedang membaca pos saya ini, ada baiknya anda mulai berpikir untuk menyusun komposisi portofolio ideal untuk pemula. 

"Jadi, seorang pemula sebaiknya harus pegang berapa saham nih Pak Heze?" Tanya anda   
Saran saya, anda sebaiknya mencoba untuk membeli maksimal 2 saham. Kenapa kok cuma 2 saham? Memantau saham itu bukan pekerjaan mudah. Seorang pemula yang masih baru trading kemudian harus memantau puluhan saham, hal ini tentu bukan keputusan yang tepat. Saham2 yang luput dari pantauan anda, bisa berpotensi membuat kesempatan anda untuk take profit dan mencari saham bagus lainnya hilang.

Selain itu, logikanya jika anda belum bisa mendapatkan profit dari 1-2 saham, maka jangan membeli lebih banyak saham. Kalau anda belum bisa profit dari 2 saham saja, jangan berharap untuk bisa profit di 10 saham sekaligus. 

Nah apabila anda nyangkut sampai 7 saham, artinya kedepan anda harus mengurangi dulu jumlah portofolio saham anda. Itu artinya anda belum bisa mengelola 7 saham. Jadi cobalah untuk mengelola 1-2 saham dahulu. Kalau anda merasa 1-2 saham anda sudah bisa profit, anda bisa memonitor sahamnya dengan baik, anda baru bisa menambah jumlah saham anda.  

Anda mungkin bertanya kembali: Gimana kalau anda sudah terlanjur nyangkut? Apakah saya harus cut loss atau hold saja? 

Terkait cut loss atau hold saham, saya pernah membahas beberapa strateginya disini: Sampai Batas Toleransi Berapa Saya Cut Loss Saham? - Part I dan Cara Menentukan Take Profit dan Stop Loss Saham yang Tepat.

Kesimpulannya saat saham anda banyak yang nyangkut, jangan pernah nekad untuk menambah posisi, apalagi jika anda masih belum banyak pengalaman di saham. Hal ini akan sangat berisiko. Bagi anda yang baru memulai belajar saham, ada baiknya anda memulai dengan mencoba membeli 1-2 saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Menyusun Trading Plan Saham: Poin-Poin Penting

Menyusun Trading Plan Saham: Poin-Poin Penting

Menyusun trading plan (perencanaan trading) adalah suatu kebutuhan yang harus anda lakukan sebelum trading, maupun pada saat anda melakukan trading saham. Perhatikan yang saya beri underline: Kebutuhan. Jadi, trading plan itu bukan kewajiban tapi kebutuhan. 

Ibarat anda makan. Anda makan bukan sebuah kewajiban, tapi sebuah kebutuhan. Kalau tidak makan, anda tidak akan bisa menjalankan aktivitas dengan baik. Anda tidak bisa konsentrasi. 

Trading plan pun juga demikian. Kalau dalam trading anda hanya bisa membaca indikator, membaca candlestick, tapi anda tidak punya trading plan, kemungkinan besar anda akan kehilangan arah dalam trading. 

Jadi trading plan itu memuat poin-poin penting yang harus anda jalankan, yaitu sebagai berikut: 

1. Kapan anda buy, kapan anda sell 

Trading saham berarti anda harus tahu kapan anda mau beli saham? Setelah beli saham, anda harus sudah tahu dan menentukan kapan atau tepatnya di harga berapa anda mau jual saham?  

Kalau selama ini anda membeli saham, tapi anda tidak tahu di harga berapa anda menjual. Anda membeli dan menjual saham hanya karena asal mengikuti rekomendasi di grup saham. Maka, anda harus merubah cara trading anda. 

Dalam trading, anda harus tentukan kapan anda mau membeli saham, saat apa anda memutuskan untuk membeli saham. Dan setelah itu, anda juga harus memutuskan di harga berapa anda mau menjual saham. Jangan sampai anda bingung setelah membeli saham. Hal ini bisa mengacaukan trading anda. 

2. Mengapa anda membeli? Mengapa anda menjual?

Nah poin ini sangat penting. Apakah selama ini anda tahu alasan anda membeli saham? Apakah anda tahu kenapa anda menjual saham anda di harga sekian? 

Analisa-analisa yang anda gunakan untuk membeli, menjual, serta keputusan2 yang anda lakukan selama jam trading merupakan bagian dari trading plan yang tidak boleh anda abaikan. Banyak sekali trader yang tidak tahu alasan mengapa membeli saham. Banyak trader yang hanya melakukan analisis saham ala kadarnya.

Semua pertanyaan tentang 'mengapa anda membeli dan menjual' bersumber dari analisa teknikal yang benar. Kalau anda ingin mempraktikkan strategi2 analisa teknikal, serta cara2 mencari saham yang naik, anda bisa mendapatkan praktik2nya disini: Belajar Saham Pemula - Expert.   

3. Manajemen modal trading 

Manajemen modal merupakan salah satu bagian utama dalam trading plan. Mengapa? Karena modal / duit adalah hal pertama yang harus anda miliki kalau anda mau trading. Logikanya, kalau anda nggak ada duit, anda nggak akan bisa beli saham. 

Itu artinya, anda harus punya manajemen modal trading, agar anda tetap bisa bertahan di pasar saham. Selama anda ada modal, anda akan tetap bisa trading, dan punya peluang untuk meraih profit. 

Panduan menyusun trading plan dari nol sampai bisa, termasuk menyusun manajemen modal untuk trading, berapa saham yang sebaiknya anda miliki, psikologis trading, bagaimana strategi diversifikasi saham yang tepat, saya menyusunnya dalam satu materi bersama dengan praktik2 analisa teknikal (427 halaman): Buku Saham. 

4. Screening saham pilihan 

Trading plan tidak bisa lepas dari kemampuan anda untuk melakukan screening (memilih) saham. Di Bursa Efek, ada ratusan jenis saham. Tetapi, saham2 yang layak trading tidak banyak. 

Maka dari itu, anda harus bisa memilih saham2 yang cocok / sesuai dengan karakter anda. Dengan kata lain, saham2 yang cocok untuk anda ini harus masuk di dalam list trading yang menjadi prioritas anda. 

Dengan adanya list trading saham2 pilihan, anda tidak akan trading keluar dari jalur. Anda bisa menekan risiko trading. Anda bisa menghindari untuk membeli saham2 yang pergerakannya tidak teratur dan berpotensi merugikan anda. 

Dalam trading, banyak sekali trader yang mengabaikan screening saham ini. Sehingga, pada akhirnya ketika dihadapkan dengan kondisi market, trader bingung harus memilih saham apa, dari sekian banyak jenis saham. 

Kalau anda sudah melakukan screening saham, trading anda akan lebih terarah dan teratur. Hal ini sesuai dengan tujuan trading plan yang sebenarnya: Meluruskan jalur trading. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Jadi, di dalam menyusun trading plan, anda harus memasukkan empat unsur tersebut. Di mana trading plan itu sebenarnya adalah kombinasi dari analisa teknikal yang benar, menyusun portofolio, screening saham, dan manajemen modal. Kalau anda belum memiliki poin2 ini, anda harus segera melakukannya. Jangan sampai anda trading tanpa memiliki "kompas". 

Adanya trading plan, dapat membuat psikologis, perasaan dan pengambilan keputusan trading anda jadi jauh lebih TENANG dan BERKUALITAS, sehingga anda tidak melulu cut loss dan cut loss, karena dengan trading plan, anda ibarat memiliki "buku" panduan untuk praktik trading anda.  

Ciri2 anda yang sudah punya trading plan, terlihat dari kemampuan anda yang sudah bisa melakukan analisa saham secara MANDIRI. Walaupun dalam perjalanannya mungkin anda juga mempelajari rekomendasi2 saham dari analis, dari broker, teman anda. Tetapi anda tetap bisa mengambil keputusan otodidak berdasarkan trading plan yang sudah anda miliki tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Bolehkah Merubah Sistem Trading (Trading Plan)?

Bolehkah Merubah Sistem Trading (Trading Plan)?

Sistem trading (trading plan) harus anda miliki pada saat anda trading. Karena dengan trading plan, anda bisa mengetahui kemana anda akan trading (saham apa yang mau anda beli, anda mau jual di harga berapa, anda mau beli berapa saham, dan lain2). 

Trading plan ini ibarat kompas ketika anda sedang berlayar. Dengan adanya kompas, anda tidak akan tersesat. Anda tahu kearah mana anda harus berlayar. Hal ini sama juga dengan trading plan dalam saham.

Saya pernah pertanyaan dari trader: "Bung Heze, boleh nggak merubah trading plan yang udah kita buat? Kalau boleh, kapan sebaiknya kita merubah trading plan saham?"

Inilah yang akan menjadi fokus pembahasan kita di pos ini, karena faktanya masih banyak trader yang merubah trading di pada momen yang tidak tepat. 

Merubah trading plan tentu saja boleh. Saya pribadi bahkan sudah berkali-kali merubah trading plan, sebelum akhirnya saya menemukan sistem trading yang cocok untuk saya. Tidak ada larangan untuk merubah trading plan.. Tapi.... 

Anda harus merubah trading plan di saat yang benar. Kesalahan utama trader dan paling sering yang saya jumpai, trader langsung merubah trading plannya ketika trader rugi. Dalam kasus yang lebih parah, trader langsung merubah trading plan hanya karena saham yang dibeli langsung turun.    

Merubah trading plan bukanlah seperti itu. Bukan berarti ketika anda rugi sekali, anda langsung merubah trading plan anda. Bukan berarti ketika saham yang anda beli turun, anda langsung merubah trading plan. 

Kalau anda mau menguji apakah trading plan anda berhasil dan akurat, anda harus mengujinya beberapa kali paling tidak lebih dari 3 kali, barulah anda bisa menyimpulkan apakah trading plan yang anda jalankan itu akurat atau tidak.  

Karena kalau anda rugi sekali-dua kali, bisa jadi bukan karena trading plan anda yang jelek, tetapi karena mood anda yang saat itu lagi buruk. Atau karena psikologis anda saat itu sedang jelek. Anda sedang tidak bisa berpikir dengan jernih, terburu-buru dan sebagainya.  

[Catatan: Anda yang belum paham cara menyusun trading plan, dan menjalankan trading plan yang tepat untuk mendapatkan profit konsisten, anda bisa menerapkan praktiknya disini: Membuat dan Menyusun Trading Plan Saham.] 

Jadi, kalau anda mau ubah trading plan, ubahlah ketika trading plan tersebut memang tidak menguntungkan untuk anda, setelah anda mengujinya beberapa kali. Bukan hanya sekali saja. 

Anda juga tidak saya sarankan untuk merubah trading plan, hanya karena saham anda turun setelah anda beli. Banyak kasus di mana sebenarnya trading plan yang sudah dijalankan trader itu bagus. 

Namun hanya karena sahamnya langsung turun setelah dibeli, trader langsung ganti trading plan. Ternyata trader cuma butuh waktu saja untuk menunggu sahamnya naik. Justru dengan trading plan baru, tidak membawa hasil yang lebih baik.  

Apabila dengan trading plan anda, saham yang anda turun, terus 3 hari kemudian saham anda naik, dan anda untung, maka anda tidak bisa mengatakan trading plan anda gagal. Justru sebaliknya, trading plan anda berhasil, karena saham anda bisa naik.  

Tapi kalau dengan trading plan yang anda jalankan sekarang, sudah lebih dari 3 kali saham yang anda beli turun dan tidak balik ke harga beli anda, sehingga anda nyangkut atau terpaksa cut loss, maka anda harus ubah trading plan anda. Itu bisa berarti trading plan yang anda jalankan tidak cocok dengan gaya trading anda. 

Nah, jika anda sudah menemukan sistem trading yang bisa membuat anda profit konsisten, saya sarankan agar anda terus menggunakan trading plan anda tersebut. Jangan terus merubah trading plan dengan harapan anda bisa dapat untung yang jauh lebih besar. 

Anda yang sudah menemukan trading plan yang cocok, pakailah terus, maka seiring berjalannya waktu, modal anda bertambah, analisa anda semakin tajam, dan profit anda meningkat terus. 

Jadi kita bersama dapat menyimpulkan bahwa merubah trading plan itu boleh, tapi ujilah dahulu trading plan anda beberapa kali. Jika trading plan tidak menguntungkan, ubah trading plan anda. 

Sebaliknya, anda yang sudah menemukan trading plan yang cocok, jangan merubah lagi trading plan anda, tapi gunakan, asah dan anda cukup kembangkan (modifikasi) trading plan anda.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.