Dividen Saham: Dividend Yield, Payout Ratio, Per Share

Dividen Saham: Dividend Yield, Payout Ratio, Per Share

Saya pernah mendapat pertanyaan menarik dari rekan trader. Berikut pertanyaannya: "Bung Heze kalau ingin dapat dividen, sebaiknya kita mempertimbangkan dividend yield, dividend payout ratio (DPR) atau dividend per share (DPS)-nya?"

Sebelum kita lanjut, ada baiknya anda baca juga perbedaan ketiganya. Saya sudah pernah menuliskannya artikel2 berikut: 


Ketiganya penting untuk anda analisa jika anda ingin mendapatkan dividen dari saham. Tapi tentu saja, kegunaan analisa dividend yield, DPR, DPS akan berbeda tergantung dari time frame dividen yang ingin anda dapatkan.

DIVIDEN UNTUK JANGKA PENDEK

Sebagai contoh, ASII mengumumkan akan membagikan dividen. Cum date dividennya 2 minggu lagi. Sebelumnya anda belum punya saham ASII dan karena anda melihat ASII mau bagi dividen, anda membeli sahamnya seminggu sebelum tanggal cum date. Setelah anda dapat dividen, anda jual sahamnya di tanggal ex date. 

Ini artinya, anda ingin mendapatkan dividen dengan tujuan dapat untung jangka pendek. Karena anda baru membeli saham mendekati tanggal cum date, dan anda jual sahamnya setelah dapat dividen. 

Nah, kalau tujuan anda memang seperti itu, maka DIVIDEND PER SHARE (DPS) adalah angka yang paling penting untuk anda perhatikan. Karena tujuan anda mendapatkan dividen dalam waktu singkat, sehingga semakin besar DPS, maka semakin besar keuntungan yang akan anda peroleh. 

Jadi kalau anda beli dividen dengan tujuan itu, pilihlah saham2 yang DPS-nya gede dan kinerjanya bagus. Saham2 yang DPS-nya besar umumnya harga sahamnya akan cenderung dibeli banyak trader / investor menjelang pengumuman dividen, sehingga harganya akan naik menjelang cum date. 

Sebaliknya, kalau anda memilih saham yang DPS-nya kecil (DPS kecil biasanya laba perusahaan juga cenderung kecil, dan bukan pemimpin di sektornya), maka pergerakan sahamnya kurang menarik menjelang pengumuman dividen. 

Contoh saham2 yang DPS-nya besar dan kinerjanya baik yaitu saham2 blue chip. Baca juga: Daftar Perusahaan yang Rutin Membagikan Dividen. 

Apakah dividend yield dan payout ratio nggak penting? 

Tetap penting. Anda boleh menganalisa yield dan DPR disamping melihat DPS-nya. Karena DPR atau yield yang besar atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, juga berpotensi membuat trader semakin tertarik membeli sahamnya menjelang cum date. Namun, besar kecilnya DPS tetap paling penting untuk anda perhatikan.   

DIVIDEN UNTUK JANGKA PANJANG 

Kalau anda memang ingin investasi dalam waktu yang sangat panjang (diatas 5 tahun) atau bahkan anda mau dividend for living, maka baik DPR, DPS dan dividend yield harus anda perhatikan, termasuk kinerja fundamental emiten. 

Untuk dividen jangka panjang / pasif income, anda perlu mencari perusahaan2 yang memabagikan dividen paling tidak 40% dari laba bersih (Dividend Payout Ratio). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memang bisa menghasilkan laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam jumlah besar.

Contohnya, saham2 bank seperti BBCA, BBRI, BMRI, BBRI yang membagikan dividen kurang lebih 40% dari laba bersih-nya. 

DPS tentu harus anda perhatikan juga. DPS yang besar menunjukkan emiten mampu memberikan dividen yang tinggi pada pemegang saham. Demikian juga dengan dividend yield. Cari emiten yang dividend yield-nya stabil / diatas rata2 industri. 

DIVIDEN VS DEPOSITO 

Kalau anda ingin membandingkan keuntungan dividen vs deposito, maka dividend yield harus anda perhitungkan. Untuk hal ini tidak akan saya bahas lebih banyak, karena sudah pernah saya tuliskan di pos berikut: Perbadingan Profit Saham vs Deposito.

Jadi DPS, DPS, yield sangat penting untuk kondisi2 tertentu seperti yang sudah kita bahas. Sesuaikan dengan kondisi dan preferensi anda saat ini. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Agar Anda Cepat Kaya

Cara Agar Anda Cepat Kaya

Beberapa waktu lalu, pernah ada seorang rekan bertanya pada saya melalui email. Karena pertanyaannya menurut saya cukup menarik, maka saya putuskan untuk menulis di pos ini. Isi pertanyaan kurang lebih sebagai berikut: 

"Bung Heze, kalau ingin profit terasa besar dari investasi /trading saham kan pasti dibutuhkan modal yang lebih besar. Bagaimana cara agar modal kita bisa cepat banyak, supaya kita bisa lebih cepat kaya (profit semakin besar) di saham"

Ya, memang benar. Perbandingan beli saham dengan modal Rp5 juta dan Rp50 juta, dengan asumsi profitnya sama2 1%, maka total profit yang anda terima akan jauh lebih besar kalau modal anda Rp50 juta. Suka tidak suka harus diakui bahwa besar kecilnya modal juga turut mempengaruhi berapa besar profit yang anda dapatkan. 

Sebenarnya kalau anda bertanya bagaimana agar cara modal kita bisa cepat bertambah, maka jawabannya cukup relatif. Kenapa? Karena setiap dari anda pasti punya cara sendiri untuk menambah modal / kekayaan anda. 

Misalnya, anda yang kerja kantoran. Anda bisa menambah modal anda dengan cara kerja sampingan, bisnis, freelance atau cara2 lainnya. 

Tapi sebenarnya ada satu tips lagi yang bisa anda jalankan supaya modal anda bertambah besar (terutama untuk anda yang masih bergantung dari satu sumber penghasilan). Caranya adalah: Ubahlah pola pikir KONSUMTIF menjadi INVESTASI. 

Kalau selama ini anda masih memiliki pola hidup yang boros, belum bisa menganalisa pengeluaran anda, maka ini itu artinya anda masih konsumtif, dan kemungkinan besar ituah yang menyebakan modal anda masih 'jalan di tempat'. 

Jangan disalah-artikan bahwa saya melarang anda untuk konsumtif. Karena kalau tidak ada transaksi jual beli barang, perekonomian kita tidak akan bergerak. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi diukur dari daya beli masyarakat. 

Namun yang perlu anda lakukan adalah bijaksanalah dalam menggunakan uang anda, dan analisalah kebutuhan anda. Cobalah untuk mengikuti langkah2 dibawah ini agar anda bisa cepat kaya: 

1. Analisa kebutuhan pengeluaran anda 

Anda harus melakukan analisa, apa saja pengeluaran2 anda dalam sehari, seminggu, sebulan. Terutama pengeluaran2 rutin. Kurangi pengeluaran2 yang tidak benar2 anda perlukan. Dengan demikian, anda akan memiliki lebih banyak uang menganggur (idle money). Tanamkankan mindset untuk menabung. 

2. Sisakan pendapatan anda lebih banyak di tabungan 

Sebelum kita berbicara tentang beli saham, at least anda harus punya konsep bahwa menabung lebih penting daripada kegiatan2 konsumtif yang kurang diperlukan. Tanamkan mindset menabung anda, dan 'pindahkan' pengeluaran2 yang kurang diperlukan ke dalam rekening tabungan anda. Lakukan secara rutin. 

3. Mulai sisihkan tabungan anda untuk diinvestasikan di saham 

Jika anda sudah menganalisa dan menekan pengeluarkan anda, maka modal anda sekarang bisa lebih banyak untuk diinvestasikan ke dalam saham. Kembangkan idle money anda melalui investasi, karena dengan investasi saham dan semakin besar modal yang anda gunakan untuk investasi, keuntungan yang anda dapatkan dalam jangka pendek - panjang akan semakin besar.

Sisihkan sebagian tabungan anda untuk diinvestasikan di saham. Jangan membiarkan modal anda hanya mengendap di tabungan, karena HANYA DENGAN INVESTASI, kekayaan anda bisa bertambah jauh lebih besar, daripada menabung. 

4. Belilah saham-saham perusahaan yang bagus dan prospek

Namun investasi saham juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Anda harus membeli saham dengan cara yang benar, dengan analisa yang benar. Belilah saham yang punya prospek bagus, yang rajin bagi dividen, yang harga sahamnya likuid. ]

Contohnya? Ada banyak. Saham TLKM, ASII, INDF, BBRI, BBCA dan lain2. Saham2 ini punya growth yang lebih stabil dan sering membagi dividen. Daripada modal anda hanya anda simpan di tabungan, ada baiknya anda mulai menambah modal secara bertahap untuk investasi di saham2 yang bagus, dan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. 

Jika saya gambarkan skema 'cara cepat kaya' atau lebih tepatnya 'cara menambah nilai aset anda' adalah sebagai berikut: 


Kalau anda ingin memperdalam analisa2 saham, agar modal anda semakin berkembang, anda bisa memulai belajar saham pemula - expert disini: Buku Saham.  

Jika anda bisa menghemat dan menganalisa pengeluaran2 anda, anda punya mindset menabung dan investasi. Anda punya kemampuan melakukan analisa saham dengan baik, maka modal anda akan meningkat berlipat ganda. 

Kesimpulannya, dua kunci utama agar anda bisa cepat kaya dan modal anda semakin berkembang: Pertama, ubah pola pikir konsumtif menjadi investasi. Kedua, tingkatkan pengetahuan dan analisa anda tentang trading dan investasi saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Agar Anda Cepat Kaya

Cara Agar Anda Cepat Kaya

Beberapa waktu lalu, pernah ada seorang rekan bertanya pada saya melalui email. Karena pertanyaannya menurut saya cukup menarik, maka saya putuskan untuk menulis di pos ini. Isi pertanyaan kurang lebih sebagai berikut: 

"Bung Heze, kalau ingin profit terasa besar dari investasi /trading saham kan pasti dibutuhkan modal yang lebih besar. Bagaimana cara agar modal kita bisa cepat banyak, supaya kita bisa lebih cepat kaya (profit semakin besar) di saham"

Ya, memang benar. Perbandingan beli saham dengan modal Rp5 juta dan Rp50 juta, dengan asumsi profitnya sama2 1%, maka total profit yang anda terima akan jauh lebih besar kalau modal anda Rp50 juta. Suka tidak suka harus diakui bahwa besar kecilnya modal juga turut mempengaruhi berapa besar profit yang anda dapatkan. 

Sebenarnya kalau anda bertanya bagaimana agar cara modal kita bisa cepat bertambah, maka jawabannya cukup relatif. Kenapa? Karena setiap dari anda pasti punya cara sendiri untuk menambah modal / kekayaan anda. 

Misalnya, anda yang kerja kantoran. Anda bisa menambah modal anda dengan cara kerja sampingan, bisnis, freelance atau cara2 lainnya. 

Tapi sebenarnya ada satu tips lagi yang bisa anda jalankan supaya modal anda bertambah besar (terutama untuk anda yang masih bergantung dari satu sumber penghasilan). Caranya adalah: Ubahlah pola pikir KONSUMTIF menjadi INVESTASI. 

Kalau selama ini anda masih memiliki pola hidup yang boros, belum bisa menganalisa pengeluaran anda, maka ini itu artinya anda masih konsumtif, dan kemungkinan besar ituah yang menyebakan modal anda masih 'jalan di tempat'. 

Jangan disalah-artikan bahwa saya melarang anda untuk konsumtif. Karena kalau tidak ada transaksi jual beli barang, perekonomian kita tidak akan bergerak. Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi diukur dari daya beli masyarakat. 

Namun yang perlu anda lakukan adalah bijaksanalah dalam menggunakan uang anda, dan analisalah kebutuhan anda. Cobalah untuk mengikuti langkah2 dibawah ini agar anda bisa cepat kaya: 

1. Analisa kebutuhan pengeluaran anda 

Anda harus melakukan analisa, apa saja pengeluaran2 anda dalam sehari, seminggu, sebulan. Terutama pengeluaran2 rutin. Kurangi pengeluaran2 yang tidak benar2 anda perlukan. Dengan demikian, anda akan memiliki lebih banyak uang menganggur (idle money). Tanamkankan mindset untuk menabung. 

2. Sisakan pendapatan anda lebih banyak di tabungan 

Sebelum kita berbicara tentang beli saham, at least anda harus punya konsep bahwa menabung lebih penting daripada kegiatan2 konsumtif yang kurang diperlukan. Tanamkan mindset menabung anda, dan 'pindahkan' pengeluaran2 yang kurang diperlukan ke dalam rekening tabungan anda. Lakukan secara rutin. 

3. Mulai sisihkan tabungan anda untuk diinvestasikan di saham 

Jika anda sudah menganalisa dan menekan pengeluarkan anda, maka modal anda sekarang bisa lebih banyak untuk diinvestasikan ke dalam saham. Kembangkan idle money anda melalui investasi, karena dengan investasi saham dan semakin besar modal yang anda gunakan untuk investasi, keuntungan yang anda dapatkan dalam jangka pendek - panjang akan semakin besar.

Sisihkan sebagian tabungan anda untuk diinvestasikan di saham. Jangan membiarkan modal anda hanya mengendap di tabungan, karena HANYA DENGAN INVESTASI, kekayaan anda bisa bertambah jauh lebih besar, daripada menabung. 

4. Belilah saham-saham perusahaan yang bagus dan prospek

Namun investasi saham juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Anda harus membeli saham dengan cara yang benar, dengan analisa yang benar. Belilah saham yang punya prospek bagus, yang rajin bagi dividen, yang harga sahamnya likuid. ]

Contohnya? Ada banyak. Saham TLKM, ASII, INDF, BBRI, BBCA dan lain2. Saham2 ini punya growth yang lebih stabil dan sering membagi dividen. Daripada modal anda hanya anda simpan di tabungan, ada baiknya anda mulai menambah modal secara bertahap untuk investasi di saham2 yang bagus, dan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. 

Jika saya gambarkan skema 'cara cepat kaya' atau lebih tepatnya 'cara menambah nilai aset anda' adalah sebagai berikut: 


Kalau anda ingin memperdalam analisa2 saham, agar modal anda semakin berkembang, anda bisa memulai belajar saham pemula - expert disini: Buku Saham.  

Jika anda bisa menghemat dan menganalisa pengeluaran2 anda, anda punya mindset menabung dan investasi. Anda punya kemampuan melakukan analisa saham dengan baik, maka modal anda akan meningkat berlipat ganda. 

Kesimpulannya, dua kunci utama agar anda bisa cepat kaya dan modal anda semakin berkembang: Pertama, ubah pola pikir konsumtif menjadi investasi. Kedua, tingkatkan pengetahuan dan analisa anda tentang trading dan investasi saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Investasi Saham Ala Lo Kheng Hong

Investasi Saham Ala Lo Kheng Hong

Lo Kheng Hong (LKH), salah satu investor saham paling sukses di Indonesia memiliki strategi2 investasi saham yang diterapkan. Di beberapa pos web ini saya juga pernah memaparkan mengenai LKH dan beberapa strategi investasinya. 

Anda bisa baca-baca kembali pos saya disini: Tiga Poin Emas dari Investor Saham Indonesia: Lo Kheng Hong dan Lo Kheng Hong dan Cara Profit dari Saham PTRO. 

Salah satu strategi investasi penting yang diterapkan beliau adalah: Beli dan tambah porsi saham SAAT HARGANYA SEDANG TURUN ATAU DISKON. Tetapi tentu saja, pesan yang ingin beliau sampaikan bukan hanya sekedar beli saham saat turun. 

LKH memberi saran bahwa belilah saham yang diskon, dengan catatan anda benar-benar paham dengan fundamental perusahaan, dalam arti fundamental perusahaan bagus, dan valuasi sahamnya murah alias lagi 'salah harga'. Bukan asal membeli.

"Lo Kheng Hong kan duitnya banyak. Gampang aja kalau mau averaging down. Kalau trader ritel mana bisa seperti itu?" Protes anda

Tenang... Pelajaran penting yang perlu anda ambil disini bukan berarti anda harus terus melakukan averaging down, dan menunggu duit anda sebanyak LKH dulu. 

Namun ada dua hal penting yang bisa anda pelajari dan bahkan anda terapkan dalam bisnis saham anda. Apa saja poin-poin penting tersebut? 

1. Belilah saham saat harganya lagi diskon

Pesan LKH adalah: Beli saham saat harganya diskon dan tambah porsi saham (averaging down) saat saham sedang murah. Artinya, kalaupun anda tidak berniat melakukan averaging down, anda bisa ambil pelajaran pertama, yaitu belilah saham saat harganya murah. 

Hal ini berlaku bukan hanya untuk investor, tapi juga untuk trader saham. Kemudian anda bertanya: 

"Pak Heze, bagaimana kita bisa tahu kalau suatu saham sudah diskon? Khususnya untuk trader saham? Karena kadang2 saham yang harganya sudah turun, masih bisa turun lagi dan patah tren"

Untuk memilih saham diskon yang sudah berpotensi rebound / naik, anda harus memperhatikan: Momentum (IHSG), pola pergerakan saham tersebut, analisis teknikal untuk membaca saham2 rebound dan tipikal saham tersebut. 

Karena tidak semua saham yang harganya sudah turun, akan mudah untuk rebound. Maka dari itu, tipikal saham2 yang mudah rebound dan kondisi market adalah penentu utama untuk melihat apakah saham2 yang sudah turun dapat dikatakan diskon dan punya potensi naik. 

Baca juga konsep saham diskon disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Pelajari juga praktik2 dan strategi memilih saham diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.     

Kenapa poin pertama ini sangat penting? Karena dalam praktikknya, banyak sekali trader saham yang ingin mengejar saham2 yang sudah naik drastis, hanya karena takut ketinggalan kereta, karena nggak mau kalah dengan trader2 lain yang sudah profit di saham tersebut. 

Padahal trader tidak menyadari bahwa saham tersebut sudah mau koreksi. Sehingga saat saham berbalik dengan cepat, trader nyangkut di harga puncak. 

Investor saham yang berniat untuk nabung saham pun juga banyak yang menerapkan strategi yang masih kurang tepat. Misalnya, investor membeli saham setiap bulan tanpa memperhatikan momentum saham tersebut, apakah harganya sudah mahal atau murah. Sehingga, banyak investor yang nabung saham, harganya justru nyangkut di harga atas. 

Jadi kalau anda merasa sering salah membeli saham. Anda beli saham yang sudah naik, dan harganya selalu langsung turun setelah anda beli, maka anda bisa menerapkan strategi yang lebih aman, dengan cara membeli saham ketika harganya sedang turun /diskon.   

2. Anda boleh beli saham yang sedang turun, asalkan anda melakukan analisa dan riset 

Pesan kedua LKH, beliau mengatakan bahwa belilah saham yang lagi diskon asalkan anda memahami fundamentalnya. Kalau saya melengkapi statement beliau, anda boleh beli saham diskon, dengan catatan analisa fundamentalnya jika anda investor, dan analisa teknikalnya jika anda trader. 

Artinya, belilah saham diskon dengan cara menganalisa terlebih dahulu. Banyak trader saham yang membeli saham yang sedang turun tanpa menganalisa. Membeli saham hanya karena dapat info dari grup saham: 

"Saham ERAA sudah turun, akhir tren turunnya sudah tercapai. Waktunya dibeli". Atau trader membeli saham hanya karena harganya sedang turun, tanpa memperhatikan titik-titik support resisten, chart pattern dan indikator.

Tentu saja hal ini hanya akan membuat keputusan trader menjadi salah. Oleh karena itu, belilah saham dengan dasar analisa. Dan analisa dalam trading maupun investasi, harus anda lakukan secara otodidak.

Jadi investasi saham ala LKH ini bisa anda terapkan, baik untuk investor, trader, anda yang bermodal kecil, modal besar, trader kawakan bahkan trader / investor pemula sekalipun.  

Sekali lagi, anda tidak harus menjadi seperti LKH. Anda tidak harus sekaya beliau untuk menerapkan strategi investasi saham ala LKH. Anda tidak harus menjadi seorang master seperti LKH untuk bisa menerapkan strategi yang benar di saham. 

Kalau kita mau berpikir positif, maka sebenarnya banyak nilai-nilai dan pelajaran yang bisa anda ambil dan modifikasi untuk kebutuhan trading dan investasi saham masing2.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Trading Apa yang Paling Profit?

Trading Apa yang Paling Profit?

Instrumen trading sekarang ada banyak sekali mulai trading saham, forex, derivatif  saham (produk2 turunan saham seperti waran, right), option, trading crypto dan lain2. Trading apa yang paling bisa menjanjikan profit paling besar dan konsisten? 

Saya pernah mendapat pertanyaan dari seorang rekan pembaca web Saham Gain ini yang ingin memulai trading: "Pak Heze, saya ingin trading, sebaiknya saya mulai dari trading saham atau forex? Crypto sekarang kayaknya juga lagi nge-trend ya? Saya harus pilih yang mana yang paling untung?" 

Saking banyaknya instrumen trading, terkadang mungkin bua anda yang baru pertama mau coba trading, anda bingung harus memilih yang mana.

Saran saya, kalau anda mau memulai trading, anda harus memilih instrumen trading yang menarik untuk anda dan sesuai dengan passion yang anda suka. Saya sudah pernah menuliskannya disini: Analisis Teknikal: Saham vs Forex

Nah, untuk menguji apakah anda cocok dengan instrumen trading tertentu, memang anda harus praktik langsung. Tetapi tentu anda nggak harus langsung suntik modal untuk praktik. 

Kalau anda belum yakin, anda bisa memulainya dengan demo / virtual trading. Kalau anda merasa cocok dengan instrumen trading tertentu, anda merasa 'sreg', disitulah anda bisa menekuninya pakai modal beneran. 

Seperti yang saya ceritakan di pos:  Analisis Teknikal: Saham vs Forexsaya menceritakan pengalaman saya bahwa saya sebelum fokus di trading saham, saya juga mencoba menekuni trading forex (demo trading). 

Namun karena saya merasa bahwa saya lebih memiliki passion di saham, dan profil risiko saya lebih cocok untuk trading dan investasi saham, maka saya memutuskan untuk lebih fokus menjalankan dan mengembangkan trading saham. 

Yang terpenting untuk menentukan trading apa yang cocok untuk anda, anda harus tentukan dulu passion anda ada di mana. Jangan sampai anda trading karena iming-iming 'cepat kaya dalam semalam', padahal untuk dapat profit besar, semua butuh proses.

Saran saya juga, kalau anda benar-benar bisa mendapatkan profit dalam trading dan menjadi trader mahir, maka anda harus FOKUS. 

Fokuskan pada satu maksimal dua instrumen trading saja. Misalnya, anda cocok dengan trading saham dan forex. Maka anda bisa menekuni dua trading secara bersamaan. Tapi jangan mencoba fokus di lebih banyak instrumen trading, karena hal ini akan membuat konsentrasi anda terpecah. 

Padahal, satu instrumen trading saja sudah membutuhkan banyak praktik, belajar, riset, analisa, meluangkan waktu agar anda bisa benar2 menjadikan trading tersebut sebagai ladang profit. Hal ini saya alami sendiri, karena saya menjalankan trading saham. 

Nah, kalau anda sudah menemukan instrumen trading yang cocok, tepat, sesuai passion anda, tekuni terus sampai bisa menghasilkan profit yang maksimal. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Murah Dividen Besar, Pasti Untung?

Saham Murah Dividen Besar, Pasti Untung?

Apakah benar perusahaan yang membagi dividen besar dan harga sahamnya masih relatif terjangkau, saham-saham tersebut pasti menguntungkan? 

Saham2 yang membagi saham dengan nilai dividend per share (DPS) yang besar biasanya akan selalu menarik perhatian. Saya juga sering menerima pertanyaan2 dari trader: "Saham A bagi dividen besar, apakah sudah bisa dibeli sekarang?"  

Saham yang membagi dividen besar belum tentu memberikan keuntungan untuk pebisnis saham. Mengapa? Ada dua pertimbangan yang harus anda analisa: 

1. Analisa teknikal saham tersebut 

Saham yang dividennya besar belum tentu punya pergerakan saham yang bagus. Dalam arti sahamnya likuid (banya peminat) dan sahamnya uptrend dalam jangka panjang. 

Di pasar saham, ada cukup banyak saham2 dengan dividen besar namun pergerakan sahamnya kurang baik, jarang ditradingkan. Misalnya anda bisa perhatikan beberapa grafik saham seperti ABDA, BRAM, PLIN... 

Sehingga meskipun dividend per share besar, tapi nilai dividen yang anda dapatkan tetap saja sangat kecil, karena nggak bisa membeli sahamnya dalam jumlah banyak (mungkin anda cuma bisa beli beberapa lot karena likuiditas saham yang rendah). 

Contohnya seperti saham BRAM, di mana dividend per share yang dibagikan sebesar Rp300 per saham, tapi likuiditas (bid-offer) sahamnya seperti ini: 


Selain faktor analisa teknikal, ada faktor lain yang membuat dividen besar itu tidak pasti menguntungkan, yaitu dividend trap.   

2. Dividend trap 

Di Saham Gain ini, saya sudah membahas banyak tentang dividend trap. Anda bisa baca lagi analisanya disini: Dividend Trap Saham dan Cara Mengatasinya dan Dividend Trap Saham: Contoh dan Pola.

Dividen yang besar juga dapat meningkatkan risiko dividend trap. Kalau anda mau tahu contohnya, kita bisa lihat saham MPMX, di mana saham ini sempat ramai karena MPMX akan bagi dividen besar. 

Tetapi di satu sisi, MPMX ini baru ramai saat harga sahamnya sudah naik duluan beberapa minggu sebelum pengumuman dividen. Sehingga, banyak pemain besar (bandar) yang sengaja akumulasi saham dalam jumlah besar untuk menjebak ritel. 

Dan pada tanggal ex date dividen, MPMX langsung anjlok dan terkena auto reject bawah (dividend trap). Anda bisa baca lagi tulisan saya disini: Analisa Saham MPMX dan Dividend Trap.

Kalau anda terjebak dengan dividennya yang besar, dan membeli di dekat tanggal cu date dan ex datenya, anda akan terkena dividend trap ini secara telak.  

Memang dividen besar itu jauh lebih menguntungkan dibandingkan dividen kecil. Faktanya, banyak trader saham jangka pendek yang mengincar dividen besar. Saya pun juga demikian. 

Tetapi sebagai trader, kita harus menganalisa lebih lanjut apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak. 

Jangan hanya "dibutakan" dengan nilai dividen yang besar dan harga saham yang murah. Tapi anda harus menganalisa faktor-faktor lainnya juga, agar anda tidak kehilangan modal anda.

Saran saya, kalau anda tipe trader / semi investor / investor yang suka mencari dividen besar, anda bisa lebih memilih saham-saham blue chip, karena saham2 blue chip selain membagi dividen besar, saham2 blue chip cenderung mudah naik / rebound setelah harganya turun di tanggal ex date. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia

Kesimpulannya, dividen besar itu menguntungkan, tapi tidak semua dividen besar itu sahamnya baik. Buat anda yang incar dividen besar, pilihlah saham2 yang sehat secara teknikal maupun fundamentalnya.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Memanfaatkan Dividen Saham

Cara Memanfaatkan Dividen Saham

Keuntungan trading / investasi saham yang anda dapatkan selain dari kenaikan harga saham itu sendiri adalah dividen tunai. Yup, jadi kalau anda membeli saham, di mana perusahaannya membagikan dividen, maka anda bisa mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut, dengan catatan anda menyimpan sahamnya sampai tanggal cum date. 

Kalau anda belum tahu mengenai pembagian dividen anda bisa baca-baca lagi tulisan saya disini: Arti Ilustrasi Pembagian Dividen. Dibawah ini adalah contoh dividen HMSP yang pernah saya terima: 

Dividen saham
Nah, kalau anda sendiri mendapatkan duit dari dividen, duit tersebut akan anda pakai untuk apa? Reinvestasi? Withdraw untuk kebutuhan konsumtif? Anda pakai untuk liburan? Untuk jalan-jalan? Atau anda withdraw hanya sekedar untuk disimpan di ATM?

Jumlah / nominal dividen yang anda terima setiap orang tentu nggak sama, tergantung dari besar kecilnya modal yang anda miliki dan saham apa yang anda beli. Memang harus diakui bahwa untuk mendapatkan dividen yang jumbo, modal anda juga harus besar. 

Kalau modal anda "hanya" Rp5 juta misalnya, maka dividen yang anda terima kemungkinan besar sekitar puluhan ribu sampai ratusan ribu, itupun dengan catatan anda membeli saham2 yang bagi dividen besar seperti saham2 blue chip (BBRI, BBNI, TLKM dan sebagainya). 

Jika anda dapat dividen dari saham, anda bisa memanfaatkannya untuk hal-hal berikut: 

1. Investasikan lagi 

Dividen yang anda dapatkan bisa anda investasikan lagi buat beli saham. Ini dinamakan dengan strategi compounding. Singkatnya adalah strategi untuk membeli saham tanpa harus menambah modal. Modal dari dividen anda bisa anda gunakan untuk beli saham lagi. 

Jika anda dapat dividen dengan nominal yang kecil, misalnya "hanya" Rp50 ribu, maka ada baiknya anda gunakan modal tersebut untuk menambah modal anda di portofolio. 

2. Gunakan untuk kebutuhan / keinginan anda

Dividen bisa anda gunakan untuk membeli kebutuhan, keinginan anda atau buat liburan. Namun anda juga harus menganalisa apakah anda benar2 butuh uang dari dividen yang anda terima untuk anda pakai kebutuhan konsumtif. 

Kalau anda tidak terlalu membutuhkan pengeluaran2 tersebut, ada baiknya anda menginvestasikan kembali dividen anda.

Anda juga bisa menggunakan dividen yang anda terima untuk investasi di aset riil, atau bahkan investasi untuk mendirikan bisnis anda sendiri. Seperti dibawah ini contohnya: 


Itu adalah salah satu rekan trader / investor saham yang menceritakan pengalaman pribadi di Facebook Belajar Saham, di mana rekan trader tersebut dapat dividen dari saham INDY, dan dividen yang didapatkan diinvestasikan kembali untuk membeli tanah. 

3. Bagi dividen untuk investasi dan kebutuhan 

Anda bisa mamanajemen modal dari dividen yang anda terima, yaitu membagi dividen untuk investasi kembali dan dividen untuk kebutuhan anda. Anda bisa membagi misalnya 50% dividen yang anda terima anda investasikan lagi dan sisanya anda gunakan. 

Banyak trader yang sering saya temui mengatakan bahwa dividen itu nilainya kecil. "Ngapain ngincar dividen, nilainya kecil. Kalau mau dividen besar modal harus gede juga."  

Begitu komentar yang sering saya temui. Memang benar kalau anda ingin dapat dividen yang sangat besar, maka modal anda harus sangat besar juga. Hal ini juga sudah saya tuliskan di paragraf awal tadi, di mana dividen itu sebenarnya nilainya nggak terlalu besar, sehingga kalau modal anda cuma beberapa juta, dividen yang anda terima juga hanya puluhan ribu saja. 

Itupun dengan catatan anda beli saham2 blue chip yang mayoritas bagi dividend per share yang tinggi. Kalau beli saham2 diluar itu, rata2 mereka bagi dividen yang kecil.

Tapi untuk anda yang sekarang modalnya masih kecil, atau anda yang baru memulai trading saham dengan modal sedikit, anda nggak perlu berkecil hati.  

Soalnya penulis sendiri waktu pertama kali trading juga dapet dividen dengan nominal kecil. Tetapi seiring berjalannya waktu, terus menganalisa, memanajemen modal dengan benar, maka modal trading terus bertambah. Dan disinilah penulis akhirnya bisa merasakan dividen yang besar juga.

Dividen memang bukan merupakan kewajiban anda untuk mendapatkannya. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi saya, dividen ini sangat berdampak besar dalam meningkatkan / menambah nilai aset di saham.

Dan tentunya kalau anda dapat dividen, anda harus memanfaatkannya dengan benar sesuai tujuan anda masing2. Cara memanfaatkan dividen yang anda dapatkan yaitu seperti cara-cara yang saya jelaskan diatas.      


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Investor Saham: Kapan Sebaiknya Menjual Saham?

Investor Saham: Kapan Sebaiknya Menjual Saham?

Di pos ini: Strategi Jual Saham di Harga Bagus, saya menulis tentang cara menjual saham di harga dan time frame yang bagus. Dari tulisan tersebut, kemudian ada seorang trader yang bertanya ke saya: Pak Heze kalau dasarnya analisa fundamentalnya bagaimana ya? Kapan sebaiknya menjual saham? Apakah jual di harga target tertentu? 

Well, pos tersebut memang lebih banyak saya bahas tentang strategi menjual saham untuk trader. Lalu, bagaimana untuk investor? 

Kalau anda seorang investor saham, kapan sebaiknya anda menjual saham? Apakah harus jual saham anda minimal 1 tahun? Apa harus hold saham terus dalam jangka waktu yang sangat puanjaanngg seperti Warren Buffet? 

Kapan (time frame) dan di harga berapa sebaiknya anda menjual saham anda, jika anda adalah seorang investor jangka panjang? Untuk investor saham, ada dua hal utama yang harus anda perhatikan kalau anda mau menjual saham, yaitu:   

1. Valuasi saham 

Investor saham hendaknya menjual saham ketika valuasi sahamnya sudah mahal / tinggi. Valuasi saham bisa anda ukur menggunakan analisa PER dan PBV. Kalau anda belum tahu cara bacanya, anda bisa baca pos saya disini: Analisis Fundamental: Price Earning Ratio dan Analisis Fundamental: Price Book Value. 

PER dikatakan tinggi kalau PER tersebut berada diatas rata-rata industri. Itu artinya valuasi saham sudah mahal. Jadi dalam hal ini, walapun anda investor saham yang sifatnya lebih pasif dari trader, sesekali anda memang harus cek dan menganalisa valuasi saham anda. 

Jadi kalau saham anda sudah naik sangat tinggi selama berbulan-bulan dari hari beli anda, dan anda melihat valuasi saham anda sudah mahal, anda bisa mempertimbangkan untuk jual saham anda. 

Terkait apakah harus jual sebagian atau seluruhnya itu terserah anda. Tapi kalau anda merasa valuasi sudah mahal, ada baiknya anda realisasi semua profit anda, dan pilih saham2 lain yang valuasi masih murah dan fundamentalnya bagus. 

Catatan dari saya, walaupun valuasi saham mahal, memang bukan jaminan bahwa saham tersebut nggak akan naik lagi. Terkadang kita menemukan saham2 yang valuasinya mahal tapi harga masih bisa naik. Biasanya kita temukan ini di saham2 blue chip sekelas UNVR, BBRI.. 

Karena saham2 tersebut peminatnya banyak, jadi saham2 blue chip ini terkadang harganya bisa naik terus walaupun valuasinya sudah mahal. Tapi suka nggak suka, saham2 yang valuasinya sudah tinggi banget, cepat atau lama bakalan koreksi. 

Nah analisa (mahal murahnya) valuasi saham ini biasanya sangat efektif diterapkan pada saham2 growth company yang valuasinya masih sangat murah. Saham2 yang kinerjanya lagi booming ini umumnya saham akan naik cepat dalam beberapa bulan sampai setahunan, namun saat valuasinya sudah mahal, saham2 ini bakalan stagnan, bahkan akan turun dengan cepat.  

Saya juga sudah pernah menginvestasikan beberapa saham seperti KBLI, PPRO dan lain2. Anda bisa baca2 tulisan saya disini: Saham Prospek Jangka Panjang: Ulasan Sektor Kabel. Saya jual saham2 tersebut karena valuasinya sudah mahal. 

Walaupun setelah saya jual, sahamnya masih naik, tapi nggak lama kemudian saat valuasi saham sudah tinggi, sahamnya nggak bisa naik setinggi saat valuasinya masih murah. 

2. Fundamental perusahaan 

Sebagai investor, anda bisa menjual saham kalau fundamental perusahaannya sudah nggak sebagus dulu lagi. Misalnya, kinerja perusahaan sudah stagnan (pertumbuhan tidak sebagus dulu). Atau perusahaan tiba2 mengalami kondisi force majeur seperti kebakaran, bencana alam yang menyebabkan kondisi fundamental berubah.

JANGKA WAKTU JUAL SAHAM UNTUK INVESTOR 

Pertanyaan selanjutnya yang nggak kalah penting adalah: Jadi harus berapa lama jangka waktu ideal investor untuk jual saham? Investor (jangka panjang) umumnya akan menginvestasikan duitnya di saham dengan jangka waktu minimal 1 tahun. 

Tetapi dalam praktikknya, dunia saham nggak se-hitam putih itu. Seringkali terjadi ketika kita beli saham untuk investasi (dan rencananya di-hold untuk setahun lebih), ternyata harga saham sudah naik tinggi sebelum 1 tahun, katakanlah saham udah naik tinggi selama 8 bulan, dan valuasinya sudah mahal.

Maka, kalau anda mempertimbangkan bahwa saham tersebut udah bakalan mau turun / stagnan, nggak ada salahnya juga anda jual saham anda sebelum satu tahun. 

Demikian juga kalau setelah anda investasi, saham anda sudah naik selama 3 bulan, dan ternyata kondis fundamental perusahaan sudah menurun kinerjanya, maka boleh-boleh saja anda jual sahamnya. 

Namun sebaliknya, jika saham2 yang anda miliki tersebut fundamental masih bagus, valuasi masih murah selama lebih dari setahun, anda bisa hold lebih lama. 

Buat analisis fundamental ini, anda nggak perlu terlalu menetapkan target mau jual saham di harga berapa. Hal ini mungkin berbeda dengan trader saham, di mana kalau anda trader, saya selalu menyarankan untuk menetapkan target jual setelah anda beli sahamya. 

Intinya, sebagai investor anda menjual saham kalau terjadi dua kondisi yang saya sebutkan tadi. Atau anda bisa menjual saham kalau anda merasa profit anda sudah cukup besar, dan anda menemukan "mutiara terpendam" lain yang sudah anda incar.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Investasi Saham Seumur Hidup

Investasi Saham Seumur Hidup

Beberapa waktu lalu saya pernah mendapat pertanyaan dari seorang pebisnis saham. Pertanyaannya sebagai berikut:

"Bung Heze, saya mau tanya... Kalau misalnya saya mau beli saham buat disimpan / investasi seumur hidup apakah bisa? Dan sebaiknya saham-saham apa yang Bung Heze anjurkan untuk diinvestasikan?" 

Investasi saham buat disimpan seumur hidup? Bisa-bisa saja. Intinya, lama tidaknya anda menjual saham anda itu tergantung dari keinginan anda pribadi. Anda mau jual saham anda besok, tahun depan atau bahkan nggak dijual sama sekali boleh2 saja. 

Terkait saham2 apa yang bagus untuk disimpan seumur hidup, menurut saya sih nggak banyak. Tapi memang saya akui, ada beberapa saham (terutama saham2 blue chip), di mana saham-sahamnya layak disimpan untuk seumur hidup. Yap, saya pernah menuliskannya disini: 7 Saham yang Layak Investasi Seumur Hidup. Anda bisa baca-baca kembali. 

Sebenarnya nggak masalah anda mau investasi saham buat seumur hidup. Tapi apa motif yang mendasari anda untuk menyimpan saham seumur hidup? Itu yang harus bisa anda jawab. 

Kita semua trading maupun investasi saham tujuannya adalah untuk mendapatkan PROFIT. Entah mengambil profit jangka pendek maupun jangka yang lebih panjang.

Kalau anda menyimpan saham seumur hidup, itu artinya anda tidak mendapatkan profit, karena anda tidak menjual saham anda sama sekali. 

Jadi kalau anda mau simpan saham untuk seumur hidup, hendaknya anda memang memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Anda mau mewariskan saham anda

Jika anda sudah punya tujuan jangka panjang untuk mewariskan saham anda pada anak cucu anda, maka tidak ada salahnya anda menyimpan saham pilihan anda seumur hidup, dan tidak anda jual.

Memang ada beberapa investor saham yang memiliki tujuan ini. Kalau anda mau mewariskan saham anda nantinya, maka anda harus membeli saham2 yang bertumbuh terus dalam jangka panjang, membagi dividen, cari emiten yang ROE-nya diatas 15 kali setiap tahun, dan bisa menjadi pemimpin di sektor industrinya (baik dari segi aset, ekuitas dan laba). Contohnya bisa anda lihat saham2 blue chip seperti UNVR, BBRI, ASII, TLKM.. 

2. Anda ingin mendapatkan pasif income dari dividen

Ini adalah alasan yang banyak saya jumpai mengapa investor memilih untuk menyimpan saham seumur hidup, yaitu dapat pasif income dari dividen. Ingin dapat bisa hidup hanya dari dividen saham (dividend for living). 

Namun perlu anda ingat juga, bahwa untuk dapat pasif income dari dividen, apalagi kalau anda mau dividend for living, maka anda harus punya saham dalam jumlah yang sangat besar. Artinya, modal anda harus sangat besar juga. 

Karena dividen akan anda terima setiap tahun (beberapa perusahaan bagi dividen 2 kali setahun). Kalau dibagi untuk setiap bulan (dibagi 12 bulan), maka nilai dividen akan anda terima bakalan kecil, jika modal anda tidak jumbo. 

So katakanlah ada perusahaan blue chip yang bagi dividen sebesar Rp400 per saham. Anda punya sahamnya sebanyak 100 lot. Jadi dividen yang anda terima per tahun adalah Rp400 x 100 lot x 100 lembar = Rp4.000.000.

Jika dibagi 12 bulan, maka dividen per bulan yang anda terima "hanya" sekitar Rp330.000 per bulan. Apakah uang Rp330.000 ini cukup untuk dividend for living? 

Kemudian anda nyeletuk: "Tapi kan modal bisa ditambah tiap bulan, jadi lama kelamaan modalnya akan semakin besar di kemudian hari".

Betul, saya setuju.. Tapi kalau anda setor modal tiap bulan secara rutin, dengan tujuan investasi saham seumur hidup, maka saya menyarankan agar anda membagi modal anda. 

Misalnya, anda suntik modal Rp1 juta tiap bulan. Maka bagilah modal anda Rp500 ribu untuk saham yang mau anda investasikan seumur hidup, dan sisanya buat trading (sehingga anda juga menghasilkan profit dan mendayagunakan modal menganggur yang anda miliki). 

Karena kalau usia anda masih muda, dan seluruh modal anda masukkan di saham untuk investasi seumur hidup, maka jujur saja, sebenarnya itu sayang sekali. 

Harusnya buat anda yang masih usia produktif, anda juga menggunakan sebagian modal anda untuk trading / investasi (tapi bukan untuk disimpan seumur hidup). 

Nah, jika anda punya rencana untuk investasi seumur hidup, maka ya itu tadi strategi yang saya sarankan, masukkan 50% atau 60% modal anda untuk itu, sisanya anda dayagunakan buat trading, mengingat anda masih produktif dan punya kesempatan belajar saham serta meraih profit. 

Tapi kalau modal anda cuma Rp1 juta, dan anda belum ada rencana buat suntik modal tiap bulan, lebih baik modal segitu anda tradingkan saja, supaya anda bisa mendayagunakan modal kecil untuk mendapatkan profit jangka pendek yang lebih sering. Karena modal kecil justru tidak efektif untuk investasi seumur hidup.

Untuk planning investasi saham seumur hidup, hendaknya anda pertimbangkan dahulu dengan matang. Terutama pertimbangkan kemampuan modal anda.

Actually banyak pebisnis saham yang mau mencoba menerapkan strategi investasi saham seumur hidup karena hanya ikut-ikutan investor2 kawakan sekelas Warren Buffet (kita tahu bahwa WB bisa menyimpan saham dalam jangka waktu yang sangat panjaaaanng).. 

Tetapi WB memang punya modal yang super besar, sehingga mau sahamnya naik atau turun, beliau tetap aja jadi horang kaya karena WB akan dapat dividen yang nominalnya jumbo setiap tahun. 

Jika anda merasa lebih cocok trading dan mendapatkan profit jangka pendek, atau anda lebih cocok untuk investasi 1-2 tahun, maka anda tidak perlu memaksakan strategi beli saham untuk seumur hidup.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Pada saat harga saham naik, ada banyak trader yang berhasil mencetak profit spektakuler. Disitulah kemudian mulai terjadi euforia pasar, di mana trader2 yang senang mendapat profit besar, akan terus mulai mengincar saham2 yang sudah naik. 

Tetapi sesuai prinsip analisis teknikal, tidak ada harga saham yang naik terus tanpa turun, dan sebaliknya. Setelah harga saham naik, sangat mungkin sebagian besar harga saham mulai koreksi. 

Nah, bagaimana jika kemudian harga saham turun terus dan rebound hanya beberapa saat? Bagaimana jika sebagian besar saham blue chip turun tajam hanya dalam beberapa hari? 

Dalam kondisi market yang turun, maka keadaannya pasti nggak akan sama ketika market sedang bullish. Saat market turun tajam, anda akan sering mendengar anjuran-anjuran untuk membeli saham di harga bawah. 

Anjuran beli saham2 yang udah murah. Anjuran menggunakan strategi buy on weakness (BOW). Anjuran untuk beli di harga support psikologis, dan buanyaak anjuran2 lain.  

Faktanya teori2 seperti ini tidak mudah diterapkan, karena ketika market bearish dan harga saham sudah tampak murah, sangat mungkin harga saham turun lagi. Sebagai contoh, let say anda beli saham TLKM di 3.800, namun TLKM ternyata masih turun lagi sampai 3.700. Ini artinya, tetap aja anda masih beli saham di harga tinggi, bukan? Karena faktanya harga saham masih turun lagi lho. 

Jadi persoalan utamanya sebenarnya bukan beli saham di harga murah, buy on weakness, beli di support, tetapi pertanyaannya adalah: When we should buy?

Karena kita juga tidak tahu pasti apakah IHSG yang turun ini akan langsung naik atau malah turun lagi. 

Saya pribadi sudah berkali-kali mengalami IHSG turun drastis dengan cepat, termasuk menghadapi beberapa kali crash market, salah satunya tahun 2015. Sepengalaman saya, waktu terbaik untuk membeli saham adalah dua kondisi berikut: 

Pertama, ketika sentimen2 negatif yang  berpotensi menjatuhkan IHSG sudah habis atau setidaknya berkurang. 

Kedua, IHSG sudah terjerembab cukup dalam dan mulai sideways alias sudah susah untuk turun lagi. Jadi, kalau biasanya sehari IHSG anjloknya bisa sampai -2%, -2,8% terus, maka ketika IHSG sudah mulai turun terbatas, atau bahkan naik sedikit, maka itu sudah merupakan waktu yang bagus untuk beli.  

Apa artinya? Artinya saat sentimen negatif sudah mulai hilang, dan IHSG sudah sulit untuk turun lebih dalam, itu menandakan bahwa 'amunisi' investor asing dan lokal untuk jualan udah habis. 

Nah, kalau saham sudah jenuh jual dan tidak banyak lagi berita2 jelek terkait IHSG, maka TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK MASUK KE PASAR SAHAM lagi. Hanya mungkin, kita tidak tahu pasti kapan IHSG akan benar-benar kembali rebound dengan meyakinkan 

Karena kalau anda ngarep IHSG langsung rebound kenceng, maka itu juga dibutuhkan waktu, dan dibutuhkan sentimen positif yang bisa mengerek kembali IHSG. 

Tapi intinya disini, anda sebagai smart trader atau smart investor, anda harusnya bisa curi start, sebelum IHSG mulai naik beneran dan trader2 lain baru masuk saat IHSG sudah naik kencang. Jadi, keuntungan yang anda dapatkan nantinya akan lebih besar.  

Saya kasih satu contoh. Akhir April 2016, IHSG sempat terkoreksi terus, karena memang IHSG sebelumnya sudah naik tinggi. Saat itu, IHSG sedang dilanda banyak sentimen negatif, seperti isu the FED, efek Brexit dan lain sebagainya. 

Lambat laun, saat IHSG sudah tidak banyak sentimen2 negatif, efek Brexit juga sudah hilang, IHSG sudah mulai sulit turun lagi, lalu kemudian munculah tax amnesty yang jadi sentimen positif IHSG, maka disitulah IHSG kemudian naik sangat kencang hanya dalam waktu 1-2 bulan saja. 

Walaupun penulis menilai saat itu IHSG naiknya terlalu tinggi dan terlalu euforia. Tapi faktanya kalau anda sudah bisa curi start, anda pasti sudah dapat profit yang jauh lebih besar daripada trader yang baru masuk saat IHSG sudah naik beneran. 

Namun kalau ternyata IHSG masih turun, dan pasar saham masih banyak dilanda sentimen2 negatif ini itu, kemudian tiba2 besok IHSG rebound kencang, maka bisa jadi itu hanyalah 'tipuan', karena faktanya IHSG besok2 hari bakalan turun lebih dalam lagi.

So kesimpulannya dua poin itu tadi yang bisa menjelaskan pertanyaan:  When we should buy when the stock market still bearish? 


Jadi jawabannya bukan beli saat saham turun, saat saham murah, saat saham sudah di harga support because everybody knows that. Yang anda dan saya butuhkan adalah, kapan momentum terbaik untuk beli saat market masih turun. Dan di pos ini, saya sudah mengulasnya cukup panjang..

Anda yang teliti baca pos ini kemudian bertanya lagi: "Pak Heze, kalau kondisinya seperti itu apa berarti kita sudah bisa beli saham yang banyak?" 

Kadang anda mungkin masih ragu untuk masuk pasar dengan modal besar, kecuali anda yang memang sudah trader / investor kawakan, yang memang udah incar saham2 blue chip yang murah. Kalau trader pemula, mungkin trader masih takut untuk masuk. 

Maka, dalam kondisi ini, ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk membeli saham saat market turun: 

1. Membeli saham secara bertahap / nggak full power 

Sekali lagi, kita tidak akan tahu persis kapan IHSG akan beneran naik, atau mungkin IHSG akan turun sedikit sebelum naik lagi (meskipun sentimen2 negatifnya udah pada hilang dan sudah jenuh jual), who knows?

Untuk membuat psikologis tenang, anda bisa membeli saham secara bertahap alias tidak full modal / full power. Misalnya anda sudah incar saham BBRI dan anda sudah menyiapkan cash Rp100 juta. 

Kalau anda belum yakin betul, anda bisa beli BBRI dengan modal Rp6 juta dulu. Jika BBRI turun sedikit, anda bisa nyicil beli lagi. Kira-kira seperti itu gambaran membeli saham secara bertahap. Baca juga: Strategi Averaging Down Saham yang Benar. 

Strategi ini terbukti memberikan rasa aman di tengah kondisi market yang masih bearish. Di satu sisi, trader juga sudah senang karena bisa mulai dapat saham2 bagus di harga murah. Hanya perlu tinggal tunggu waktunya panen.. 

2. Manfaatkan momentum pendek 

Dalam kondisi market yang masih turun, IHSG pasti tetap ada reboundnya walau hanya sesaat alias "rebound tipuan" (baca lagi paragraf2 sebelumnya). Disini anda bisa memanfaatkan momentum pendek untuk membeli saham2 yang likuid yang cenderung agak volatil. Contohnya seperti ADRO, JPFA, ELSA dan lain2. 

Sebagai contoh, saat IHSG pernah ditutup turun -2,55%, saham ADRO yang sedang jeblok ke 1.600, ternyata ADRO naik sedikit sampai 1.660, walaupun akhirnya ditutup turun lagi ke 1.640. 

Anda yang bisa memanfaatkan momentum beli ADRO di 1.605 dan jual di 1.650 misalnya, maka anda sudah bisa mendapatkan profit walaupun IHSG saat itu lagi kepayahan.  

Namun kalau anda bukanlah tipe trader seperti ini, anda tidak perlu memaksakan momentum pendek tersebut. Yang perlu anda lakukan, anda bisa mulai beli saham secara bertahap, nggak peduli IHSG mau rebound sehari-dua hari, anda tetap pada trading plan yang sudah dijalankan.  

Happy profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.