Strategi Trading Saham Pasca Pemilu

Strategi Trading Saham Pasca Pemilu

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan pertanyaan cukup bagus dari rekan trader. Berikut pertanyaannya: 

"Pak Heze, bagaimana strategi trading pasca pemilu presiden? Kenapa saham naik sangat tinggi, tapi setelah itu koreksi tajam lagi?"  

Kalau anda tanya strategi trading saham apa yang sebaiknya diterapkan pasca pemilu, Jawabannya: Semua kembali lagi pada situasi dan kondisi. Secara umum, pergerakan IHSG pasca pemilu presiden mirip-mirip, tapi tetap saja nggak sama persis, sehingga strategi trading juga perlu anda sesuaikan. 

Kenapa bisa begitu? 

Pemilu presiden diadakan 5 (lima) tahun sekali. Namun dampaknya (terutama ke pasar saham, soalnya di web ini kita bahasnya tentang saham) akan sangat besar untuk semua pelaku pasar. 

Seperti saya tuliskan diatas, bahwa strategi trading saham pasca pemilu presiden harus anda sesuaikan dengan pergerakan IHSG, karena tergantung dari beberapa hal berikut: 

1. Calon presiden, visi misi dan prioritas berbeda 

Calon presiden periode saat ini dengan periode mendatang kemungkinan akan berbeda. Kalau di periode ini misalnya, calon presiden (capres) lebih fokus memberikan prioritas dan visi misi pada pembangunan, maka saham2 konstruksi dan infrastruktur bisa menjadi saham2 primadona pasca pemilu.  

Tapi kalau di periode selanjutnya capres-nya beda lagi, dan let say, prioritas capres yang baru adalah membangkitkan perusahaan sektor batu bara, maka sudah jelas saham2 mining ini bakalan jadi inceran investor. Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya disini: Saham yang Bagus Menjelang Tahun Pemilu. 

Jadi saham2 primadona pasca pilpres di tiap-tiap periode pemilu presiden, bisa jadi nggak sama. Nah, tugas anda sebagai trader, anda harus mengetahui program2 setiap calon presiden terhadap sektor2 yang diprioritaskan, karena ini akan berdampak langsung pada harga sahamnya.

Artinya, jauh2 hari sebelum pemilu, anda harus rajin2 baca berita dan peka terhadap dampak pemilu ke sektor2 saham tertentu. 

2. Tergantung kondisi yang diharapkan investor pasca pilpres

Investor saham itu akan selalu menginginkan kondisi pilpres yang aman dan tertib. So kalau kondisi pilpres berlangsung dengan baik, kondusif, maka biasanya harga saham keesokan hari bakalan langsung dibuka melonjak, bahkan sampai meninggalkan gap up. Beberapa waktu lalu, saya juga bahas artikelnya disini: Gap Saham: Jebakan Gap Up.  

Namun kalau kondisi pilpres tidak sesuai harapan investor, maka saham bakal langsung nyungsep keesokan harinya. 

Nah, tetapi pergerakan saham pasca pilpres 5 tahunan, biasanya akan membentuk pola yang mirip: Kalau kondisi sesuai harapan investor, saham akan cenderung naik drastis 1-2 hari pasca pilpres (euforia), tapi nggak lama setelah itu saham akan koreksi lagi (dan inilah yang umumnya terjadi).

Hal ini karena euforia yang terjadi cuma sesaat. Euforia ini membuat saham langsung melambung tinggi, tapi nggak lama kemudian, para trader akan jualan lagi, karena pelaku pasar sejatinya paham, bahwa mereka masih harus wait and see untuk menunggu hasil resmi. 

Setelah itu dalam beberapa waktu kedepan, IHSG umumnya akan bergerak naik-turun, tetapi dengan volume yang nggak terlalu ramai. Soalnya ya itu tadi, pasca pilpres pelaku pasar akan tetap wait and see.

Kesimpulan besarnya: Beberapa hari - minggu pasca pilpres, IHSG bakalan sulit bergerak di jalur uptrend yang kencang. Karena pelaku pasar menunggu kepastian.  

Namun jika mengacu pada pilpres2 sebelumnya, setelah pelantikan presiden resmi, IHSG akan cenderung begerak di jalur uptrend. Inilah mengapa kalau cek grafik IHSG jangka panjang, IHSG akan tetap naik terus. 

STRATEGI TRADING SAHAM PASCA PEMILU

Di pilpres2 selanjutnya, anda hendaknya tidak terbawa dalam euforia atau panik yang berlebihan. Karena pola IHSG dan saham2 pada umumnya, ya gitu-gitu aja setelah pilpres, kecuali kalau ada berita2 atau momen lain (yang kita jelas nggak mungkin bisa mengetahuinya, coz kita nggak tahu apa yang terjadi di masa depan), maka IHSG bisa jadi bergerak tidak sesuai dengan apa yang kita bahas disini, right?

Kalau sehari setelah pilpres, tiba2 saham langsung naik drastis, jangan beli saham, apalagi jangan kebawa euforia. Soalnya, nggak lama lagi saham2 biasanya akan turun / koreksi. 

Setelah itu, saham2 nggak akan terlalu ramai diperdagangkan. Dalam hal ini, anda tentu tetapi bisa trading, tapi anda harus lebih selektif memanfaatkan momen technical rebound

Dan saran saya, saat market masih wait and see ini, ada baiknya anda trading nggak pakai dana terlalu besar, karena kepastian lebih lanjut kita belum tahu. Jadi kalau biasanya anda percaya diri banget beli saham full power, saat market belum pasti, pakai dulu 30% modal anda misalnya.  

Jika hasil pemilu sudah keluar dan ternyata pasar merespon dengan baik, barulah anda bisa membeli saham dengan jumlah yang lebih banyak, hold, terutama saham2 yang jadi prioritas presiden terpilih. 

Itu adalah strategi2 trading, dan strategi mengamati pasar, yang biasa saya gunakan pasca pilpres. Tapi sekali lagi, itu dengan catatan skenarionya berjalan sesuai dengan "behaviour-nya" IHSG pasca pemilu, seperti yang kita bahas.

Nah, anda pun tentu harus lihat juga situasi kondisi, dan hal2 lain. Misalnya, kalau pasca pemilu IHSG memang sudah drop sebelumnya, maka peluang IHSG baik lagi biasanya akan lebih kuat ketimbang kalau IHSG sebelumnya sudah mahal. Momen2 pilpres yang dekat sama Hari Raya misalnya, juga bisa mempengaruhi pergerakan IHSG setelahnya.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Bagus Menjelang Tahun Pemilu

Saham Bagus Menjelang Tahun Pemilu

Pemilihan Umum (Pemilu) presiden diadakan setiap 5 tahun sekali. Setiap menjelang pemilu, selalu banyak kalangan trader, analis, broker yang membicarakan saham-saham yang bagus di saat-saat pemilu tersebut. 

Memang susasana makret saham menjelang pemilu dengan hari2 biasa agak berbeda. Hal inilah yang kemudian harus bisa anda manfaatkan juga untuk mencari saham2 yang punya potensi / mencetak return yang lebih oke menjelang tahun pemilu. 

Saham2 yang bagus menjelang pemilu dapat dikategorikan ke dalam dua jenis saham, yaitu: saham musiman alias bahas kerennya cyclical stock. Kedua, saham non-musiman. Apa bedanya? Mari kita bahas. 

Menjelang tahun pemilu, saham-saham yang berpotensi naik adalah saham2 di sub sektor KONSUMSI (CONSUMER GOODS). Hal ini karena kebutuhan barang-barang konsumsi menjelang pemilu akan mengalami peningkatan yang lebih signifikan. Terutama untuk kebutuhan konsumsi kampanye, konsumsi rapat partai dan kebutuhan2 untuk kampanye lain. 

Saham2 di sektor konsumsi yang bisa anda perhatikan adalah saham2: UNVR, INDF, ICBP, MYOR, GGRM, HMSP. Otomatis peningkatkan permintaan menjelang pemilu ini akan meningkatkan pendapatan pada emiten2 di sektor tersebut, sehingga investor atau trader pasti juga akan melihat peluang ini untuk membeli saham2 musiman tersebut. 

Kedua, industri tekstil. Permintaan untuk pembuatan atribut-atribut kampanye seperti kaos, jaket dan lain2 menjelang juga akan meningkat tajam, sehingga hal ini akan memberikan keuntungan bagi industri tekstil kita. Emiten besar yang terkait dengan industri ini adalah SRIL. 

Jadi menjelang pemilu, saham2 musiman inilah yang biasanya bisa memberikan return, yaitu saham2 di sektor manufaktur, khususnya consumer goods dan tekstil. Namun berdasarkan pengalaman saya, saham2 musiman seperti yang saya sebutkan tadi, umumnya akan bergerak naik stabil. 

Jadi bukan karena ada pemilu kemudian saham2 ini bakalan naik sampai ratusan persen. Maka dari itu, penting juga bagi anda untuk cek bagaimana analisa teknikalnya, valuasinya sebelum memutuskan beli. Kalau saham2 ini sudah naik / mahal duluan sebelum pemilu misalnya, maka anda juga jangan langsung membeli hanya karena sentimen pemilu. 

Saham2 ini tadi adalah saham2 musiman, yaitu saham2 ini akan terkena dampak positifnya setiap kali ada pemilu. Sehingga, saya yakin para trader dan investor juga pasti lebih jeli melihat peluang2 di sektor ini pada masa2 pemilu. 

Tapi.... Sebenarnya ada lagi saham2 yang bisa naik lebih tinggi menjelang tahun pemilu. Saham apakah itu? 

Saham2 itu (seperti yang saya tulis di poin sebelumnya) adalah saham-saham non musiman. Saham2 ini akan naik sangat tinggi tergantung dari visi misi dan program yang dipaparkan oleh setiap paslon capres-cawapres. 

Salah satunya, ketika menjelang pemilu tahun 2014 dan pasca pemilu saham2 di sektor konstruksi memberikan return yang sangat tinggi. Saham2 di sektor konstruksi ini dalam setahun kurang naik lebih dari 50%, sudah jauh diatas return IHSG. 

Hal ini karena calon presiden Jokowi saat itu memberikan program untuk menggenjot infrastruktur secara besar-besaran, yaitu berupa pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan dan lain2. 

Sehingga, emiten2 konstruksi seperti WIKA, WSKT, PTPP, WTON, ADHI harga sahamnya naik ebih tinggi dibandingkan sektor2 lain. Termasuk efek domino ke sektor infrastruktur yaitu JSMR. Sektor semen SMGR. Sektor properti PWON, ASRI, harga sahamnya mengalami kenaikan yang sangat tinggi. 

Sedikit bercerita pengalaman pribadi, saking bagusnya saham2 konstruksi kala itu, saat itu saya hanya mentradingkan saham2 konstruksi tersebut. Dan beberapa saya hold sampai awal tahun 2015. 

Setelah saya jual saham2 konstruksi pun, ternyata harganya masih bisa naik lagi. Sampai pada akhirnya bulan April 2015 ketika mulai terjadi kelesuan ekonomi mayoritas saham (bukan hanya konstruksi) akhirnya berjatuhan. 

Tapi di pemilu2 berikutnya, belum tentu saham2 konstruksi bakalan naik setinggi pemilu sebelum2nya. Karena semua balik lagi.. Tergantung dari program calon presiden yang dipaparkan. 

Jadi misalnya di pemilu presiden di masa mendatang, ada calon presiden yang memberikan program kemudahan2, insentif untuk emiten di sektor pertambangan batu bara, entah mungkin perijinan dipermudah, ekspor dipermudah dan lain2, maka saya yakin emiten2 batu bara seperti ADRO, PTBA dkk, sahamnya bakal naik gila-gilaan menjelang sampai pasca pilpres.

Ini sudah menjadi suatu kebiasaan, bahwa ketika ada sentimen baik positif maupun negatif, pelaku pasar akan merespon. Dalam pasar saham, kenaikan saham besar2an karena program calon presiden terhadap sektor usaha tertentu inilah yang dinamakan dengan EUFORIA PASAR. 

Artinya begini, kalau anda mau cari saham apa yang bakalan naik tinggi menjelang pemilu, anda sebenarnya harus menyesuaikan dengan program, visi dan misi dari setiap calon presiden. 

Ketika presiden memberikan 'perlakukan istimewa' pada sektor2 tertentu, maka sektor2 itulah yang punya potensi tinggi menjelang Pilpres. 

Apalagi jika sahamnya lagi diskon atau belum naik, maka peluang saham tersebut uptrend setidaknya sampai masa euforia itu akan sangat besar. Seperti contoh sektor konstruksi yang naik tinggi tahun 2014, saham2 konstruksi saat itu memang juga sudah terdiskon. Maka tidak butuh waktu lama saham tersebut untuk naik.

Tapi kalau anda mau cari saham2 musiman menjelang pemilu, maka ya anda cukup cermati saja saham2 di sektor  manufaktur consumer goods atau tekstil tersebut, karena saham2 tersebut akan terkena dampak positifnya tiap pemilu yang diadakan 5 tahun sekali.  

Oke itu saja ulasan-ulasan saya tentang saham-saham apa yang bagus dan potensial menjelang tahun pemilu. Apa yang saya tulis ini berdasarkan pada pengalaman saya menjalankan trading dan investasi saham. 

By the way, saya pribadi sebenarnya belum terpikir untuk menulis pos tentang ini. Namun berhubung banyak rekan trader dan investor yang request untuk membahas saham-saham apa yang sekiranya layak dikoleksi menjelang tahun pemilu, maka saya menulis pos ini. 

Dan tentunya, saya berterima kasih untuk rekan2 yang sudah bertanya, karena dengan pos ini, saya juga bisa sharing tentang edukasi2 dan praktik saham. Semoga bermanfaat untuk anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.