Belajar dari Kasus Saham POSA

Belajar dari Kasus Saham POSA

Saham POSA merupakan salah satu dari sekian banyak saham yang digoreng setelah listing di pasar saham. Sebenarnya di web Saham Gain ini, saya sudah beberapa kali membahas tentang saham POSA. 

Anda bisa baca2 kembali tulisan saya disini: Strategi Trading: Memilih Saham yang Baik dan Beli Saham yang Rugi? Kita bisa melihat bagaimana pergerakan saham POSA yang naik-turunnya sangat tidak wajar, begitu juga dengan pergerakan waran POSA. 

Terlebih lagi, prospektus POSA sebelum IPO justru mencatatkan kerugian, namun akhirnya POSA tetap saja bisa listing di BEI. Inilah yang harusnya juga menjadi perhatian dari para pebisnis saham, kalau mau membeli saham pendatang baru, anda harus selalu cek prospektusnya dulu. Baca juga: Pengertian & Cara Mencari Prospektus. 

Terutama kalau anda trader pemula, saham seperti ini sangat berbahaya. Meskipun saham2 yang pergerakannya tidak wajar menawarkan high return, tetapi risikonya lebih tinggi. Dan banyak trader2 yang sudah terjebak di saham POSA ini, maupun di waran-nya, hanya karena tergiur dengan kenaikannya yang cepat. 

Saya beberapa kali menerima pertanyaan2 trader: "Bung Heze, apakah POSA bisa balik lagi?" "Saya nyangkut di POSA, apa harus cut loss?" Dan masih banyak lagi. 

Saham POSA harganya bisa naik 25% maupun turun 20% hanya dalam hitungan menit. Demikian juga dengan waran-nya, di mana waran POSA yang harganya sempat berada di harga Rp490, harganya dengan cepat turun ke Rp15 per saham.

Karena pergerakan saham yang sangat tidak wajar dalam 2 bulan pasca IPO, kantor hukum Timotius & Partners Law Firm ini mengundang manajemen POSA maupun penjamin emisi efeknya, dalam hal ini adalah NH Korindo untuk mediasi, atas adanya: "Dugaan Pelanggaran Hukum Pasar Modal Maupun Menyesatkan, Manipulasi, Menipu Dan Turut Serta Menipu Yang Telah Merugikan Klien dan Para Investor Ritel' (Berita CNBC). 

Dalam hal ini adalah kasus menggoreng saham dan waran tersebut, di mana banyak trader yang belum berpengalaman, yang hanya ikut 'arah angin' di market, akhirnya terjebak di saham POSA dalam waktu singkat. 

Nah, kalau suatu saham sudah bermasah, baik dari sisi fundamental maupun harga sahamnya, maka jelas saham2 seperti ini tidak menguntungkan untuk pebisnis saham, baik trader maupun investor. 

Memang aksi menggoreng saham-saham IPO (maupun saham2 yang sudah lama listing) dan waran, bukanlah sesuatu yang baru di dunia saham. 

Kita sudah berkali-kali menemukan hampir setiap saham yang listing, sahamnya selalu digoreng (karena memang market capnya juga rata2 sangat kecil). Demikian juga dengan pergerakan waran yang selalu tidak wajar.  

Sebagai trader, kita tidak bisa mengatur emiten atau saham. Bahkan kedepan, kita pasti akan terus menemukan saham2 pendatang baru yang pergerakannya nggak wajar, nggak sesuai mekanisme dan fundamental. Jadi ini bukanlah yang baru. 

Yang bisa anda dan saya lakukan sebagai pebisnis saham adalah, menghindari saham2 seperti ini. Kalau anda ingin mentradingkan saham2 yang volatilitasnya tidak wajar (scalping), maka anda harus pakai modal sekecil mungkin dan selalu batasi kerugian (cut loss). 

Melihat pergerakan POSA dan saham2 lain yang pergerakannya sejenis, serta banyaknya trader ritel yang terjebak di POSA, anda dan saya sebenarnya bisa belajar dari kasus saham POSA ini. 

Supaya tidak terjebak di saham2 yang berisiko semacam POSA, anda harus selalu membeli saham berdasarkan analisis teknikal, bukan hanya spekulasi atau ingin untung cepat. Belilah karena anda tahu kenapa saham tersebut layak untuk dibeli. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham-saham yang Bermasalah

Saham-saham yang Bermasalah

Baik trading (jangka pendek) maupun investasi (jangka panjang), anda harus memilih saham2 yang layak untuk dibeli, salah satunya adalah saham2 yang sehat disamping faktor2 teknikal dan likuiditas sahamnya. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Saham-saham yang bermasalah, seperti saham yang terkena suspensi, perusahaan2 yang terlambat menyampaikan laporan keuangan adalah saham2 yang cukup berisiko untuk anda tradingkan, apalagi untuk disimpan dalam jangka yang lebih lama. 

Tapi..... Bagaimana cara mengetahui saham2 yang bermasalah ini? Bukankah di BEI cukup banyak saham2 yang bermasalah, misalnya kena suspen, tidak menyampaikan laporan keuangan, perusahaan di ujung pailit dan lain? 

Untuk mengetahui saham-saham yang bermasalah, and bisa melihatnya melalui situs www.idx.co.id yaitu pada menu NOTASI KHUSUS. Berikut langkah2nya: 

1. Buka situs www.idx.co.id 

2. Buka menu Perusahaan Tercatat --> Notasi Khusus dan akan muncul tampilan seperti dibawah ini:


3. Kemudian akan muncul keterangan notasi khusus yang memuat kriteria saham2 yang bermasalah berdasarkan data update terbaru dari BEI: 
Notasi khusus BEI
BEI sudah mengklasifikasian saham-saham yang bermasalah dalam suatu menu Notasi Khusus yang dibuat. Anda bisa lihat contohnya seperti diatas. Kalau ada kode saham yang diberikan notasi 'B' itu artinya saham tersebut sedang dalam permohonan pernyataan pailit saat itu. 

Kalau ada saham yang diberi notasi 'E', maka perusahaan tersebut memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir dan seterusnya. 

Untuk melihat saham-saham apa saja yang terkena notasi khusus ini, maka anda bisa lihat daftar sahamnya dibawah kode notasi khusus tersebut. Seperti ini daftar2 saham yang terkena notasi khusus: 

Klik gambar untuk memperbesar

Anda bisa lihat saham-saham apa saja yang terkena notasi khusus beserta keterangan dari setiap emiten yang dikenakan notasi. Bisa anda lihat bahwa saham2 yang terkena notasi khusus ternyata cukup banyak, dan inilah saham2 yang bermasalah di BEI. 

Dan kalau kita perhatikan, saham2 yang terkena notasi khusus biasanya adalah saham2 lapis tiga yang pergerakan sahamnya tidak terlalu baik. 

Notasi Khusus BEI ini bagi sebagian anda mungkin masih terdengar asing. Tapi hal ini cukup penting untuk anda ketahui. Jangan sampai anda terjebak membeli saham2 yang fundamentalnya jelek, atau saham2 yang risikonya besar.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO

Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO

Saham-saham gorengan sudah banyak memakan korban para trader ritel... Trader2 ritel yang masih awam, pemula2 yang masih gampang terpengaruh dengan ajakan2 membeli saham yang kelihatannya mudah naik, seringkali terjebak pada saham2 gorengan tersebut. 

Terutama saham-saham yang belum lama melantai / listing di Bursa saham, maka saham2 tersebut harus saya akui, cukup berisiko dan rawan jika ditradingkan. Apalagi kalau anda melihat bid-offer (likuiditasnya) yang sangat jelek, dan harganya yang tiba2 bisa naik puluhan persen dalam hitungan menit.

Pada web Saham Gain ini, saya sudah menuliskan contoh kasusnya juga, yaitu saham SWAT, di mana saham SWAT saat itu banyak menjebak trader ritel. Anda bisa baca2 analisanya lagi disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT.

Di pos ini, saya akan membahas saham POSA, di mana setelah POSA melantai di pasar saham beberapa hari, saham POSA naik terus selama 4 hari. 

Saya pribadi sebenarnya nggak terlalu perhatikan saham POSA, tapi POSA kemudian menjadi perhatian saya sejenak ketika ada trader yang tanya: "Pak Heze saham POSA hari ini auto reject atas. Bid-nya banyak. Apa besok bakalan naik lagi? Saya mau scalping-an" 

Setelah saya lihat chart-nya ternyata POSA baru saja melantai di bursa, dan setelah saya cek likuiditas dan prospektusnya di situs IDX, ternyata POSA bukanlah saham yang layak ditradingkan. Perhatikan chart POSA beberapa hari setelah IPO:

Saham gorengan
Kita bisa lihat chart POSA, bagaimana hebatnya POSA bisa naik dari harga 200-an ke 490 hanya dalam 4 hari (dan ini sering sekali terjadi pada saham2 yang baru IPO). 

Tapi di hari kelima, POSA langsung anjlok 20%, dari harga 530 ke harga 370... Artinya, jika anda berharap POSA bakal terus naik, dan anda membeli sahamnya saat POSA sudah naik tinggi, porto anda bakalan minus dalam waktu yang sangat singkat. 

Sama seperti kasus saham SWAT (yang sudah kita bahas): Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT, saham2 yang kelihatannya menarik dari sisi kenaikan harganya ini, sangat berisiko. 

Pesan yang ingin saya sampaikan di pos ini: Hindarilah saham2 yang baru melantai di pasar saham, karena sekarang mayoritas (bahkan semua yang saya temukan belakangan ini), saham2 yang baru listing pergerakannya selalu terkesan menarik, yaitu bisa naik banyak dalam waktu yang singkat. 

Namun sesungguhnya saham2 seperti ini 'tidak bisa dibeli', karena likuiditas yang jelek dan fluktuatif harga yang tidak masuk akal... 

Apalagi sekarang banyak perusahaan yang prospektusnya jelek, saham beredarnya dikit, tetapi tetap bisa listing di pasar saham. Maka sudah jelas, saham2 seperti itu tidak bagus secara jangka panjang, dan rawan untuk digoreng. 

Anda yang sudah pengalaman di pasar saham, saya yakin anda nggak akan tertarik dengan saham2 jenis ini. Tetapi faktanya, mayoritas trader di pasar kita adalah trader pemula (anda bisa cek di google perkembangan jumlah investor saham tiap tahun, means sekarang justru jauh lebih banyak trader2 pemula daripada yang kawakan). 

Jika anda sudah baca pos ini, sewaktu-waktu kalau anda nemu saham2 yang naik turunnya sejenis saham SWAT, POSA, terutama saham2 yang baru IPO, maka hindari saja sahamnya.. 

Masih buanyaaak saham bagus yang bisa anda beli. Kalau anda sekarang masih punya modal kecil, ya anda nggak perlu nyemplung di saham2 IPO juga. Toh, banyak saham bagus yang harganya (secara nominal) terjangkau dengan modal Rp1-3 juta. Baca juga: Daftar Saham Bagus Harga Murah.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

5 Penyebab Saham Nyangkut

5 Penyebab Saham Nyangkut

Saham nyangkut pasti pernah dialami oleh setiap trader. Tapi pernahkah anda terpikir untuk menelusuri penyebab saham anda nyangkut? Saham nyangkut terjadi ketika anda beli saham, anda berharap saham anda naik, dan anda take profit di harga yang  anda inginkan, tetapi justru sebaliknya, saham anda turun dan anda tidak menjual saham anda, sehingga terjadi floating loss. 

Pada saat saham anda nyangkut, anda harus mengetahui apa yang menyebabkan saham nyangkut, sehingga anda bisa melakukan evaluasi dari kesalahan2 tersebut. Secara umum, ada 5 penyebab utama saham trader nyangkut setelah dibeli  yaitu: 

1. Beli saham di harga terlalu tinggi

Kalau saham anda sering nyangkut, coba anda lihat grafik saham dan tanggal beli anda. Apakah anda ternyata membeli saham ketika sahamnya sudah naik sangat tinggi? 

Inilah salah satu penyebab saham nyangkut: Anda mengejar saham2 di harga puncak. Padahal, tidak saham yang kebal koreksi. Saham yang sudah naik, cepat atau lama pasti akan turun, karena konsepnya: Tidak mungkin saham naik terus. Pada saat harga saham sudah naik, trader pasti akan realisasi profit, karena tujuan semua orang trading adalah untuk dapat profit. 

Jika anda menemukan saham yang sudah naik terlalu tinggi, ada baiknya anda menunggu saham di harga diskon / koreksi. Dan perlu anda perhatikan juga bahwa tipikal tiap saham berbeda. 

Ada saham yang mudah naik setelah turun, ada saham yang cenderung koreksi tanpa rebound yang berarti. Dalam hal ini, anda harus mencari saham2 yang harganya diskon / murah, dan punya potensi rebound. Saya pernah praktik2nya disini: Buku Saham dan Full Praktik Menemukan Saham Diskon.

2. Beli saham yang tidak likuid dan saham2 gorengan

Saham-saham yang nggak likuid, terutama saham gorengan pergerakannya tidak bisa dianalisa dengan grafik / teknikal. Mayoritas saham gorengan tidak memiliki pola grafik yang jelas. Saham2 yang tidak likuid ini bisa dengan mudah dipermainkan oleh bandar saham. 

Saya pernah menemukan trader yang curhat kenapa tiap saham dibeli selalu nyangkut, dan saat saya ditunjukkan portofolionya, ternyata trader punya 8 saham dan isinya adalah saham2 gorengan semua. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Dan ironisnya, saham2 gorengan yang harganya turun, banyak yang tidak kembali ke harga awal. Saya pernah bahas contoh studi kasusnya disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT. 

3. Beli saham saat market masih strong bearish

Market yang masih strong bearish, menyebabkan mayoritas saham turun. Nah, kalau anda memaksakan beli saham, apalagi dalam jumlah yang besar, saham anda bisa nyangkut (turun terus). 

Maka dari itu, kalau anda melihat IHSG lagi turun (apalagi sampai 1% lebih), anda harus wait and see dulu, atau membeli bertahap. Terutama anda yang biasa mengincar saham2 yang berkorelasi positif dengan pergerakan IHSG, maka saat IHSG lagi lesu, jangan terburu membeli sahamnya.   

4. Beli saham tanpa menganalisa

Nah, ini yang sering sekali saya temukan. Banyak trader yang ingin profit, padahal belum paham cara menganalisa saham. Akhirnya nekad beli saham. Banyak trader yang beli saham karena ajakan trader lain tanpa dianalisa terlebih dahulu. 

Karena di luar sana sebenarnya analis2 yang ngawur, nggak pakai pertimbangan yang jelas, subjektif, maka mayoritas trader yang suka ikut2an membeli atau bahkan tidak menganalisa sebelum trading, sahamnya akan langsung nyangkut. 

5. Saham anda belum waktunya naik

Ada saat di mana anda sudah menganalisa, anda sudah membeli di harga yang bagus, tapi saham anda ternyata masih turun. Nah, dalam hal ini anda hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda naik diatas harga beli anda. 

Fluktuatif saham itu biasa terjadi. Artinya, jangan sampai hanya karena saham anda turun beberapa poin, anda langsung cut loss. Jika anda sudah menganalisa dan kondisi market lagi stabil, maka tunggulah anda naik.

Lima penyebab inilah, sering dialami trader. Kalau anda mengalaminya (terutama empat poin pertama), anda harus melakukan evaluasi trading, sehingga anda tidak mengulangi kesalahan2 trading yang sama.  

Saham nyangkut umumnya sering sekali dialami oleh pemula. Hal ini karena pemula masih belum mengetahui cara2 memilih saham yang layak, momentum dan teknikal yang bagus untuk trading. 

Maka, anda yang ingin mempelajari strategi2 trading lebih intens, agar anda tidak mengulangi kesalahan2 kebanyakan pemula, anda bisa mempelajari strategi dan praktik trading disini: Ebook Belajar Saham 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Bisakah Kaya dari Saham Gorengan?

Bisakah Kaya dari Saham Gorengan?

Beberapa waktu lalu, ada seorang rekan trader bertanya pada saya: "Pak Heze, saya pernah mendengar ada trader yang bisa profit besar, ratusan juta hanya dari trading beberapa saham gorengan. Bagaimana caranya agar kita bisa kaya dari saham gorengan saja?"

Anda yang rajin baca-baca tulisan saya di web Saham Gain ini, saya sudah pernah sharing tulisan-tulisan tentang saham gorengan. Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya disini: Saham Gorengan. 

Di pos-pos yang saya tuliskan, saya sudah sering mengatakan pada anda tentang ciri2 pergerakan saham gorengan, serta risiko2 saham gorengan. Yup, saham gorengan adalah saham2 yang risikonya sangat besar, terutama buat trader2 ritel seperti kita. 

Tapi, kenapa kadang2 ada saja trader yang 'pamer' bisa untung besar dari saham gorengan? Apakah memang trader bisa berpotensi kaya hanya dari saham2 gorengan?

Perlu anda ketahui, trader-trader yang selalu mencetak profit jumbo dari saham gorengan umumnya adalah bandar saham atau trader2 bermodal besar. 

Kok bisa? 

Mari kita bahas...      

1. Bandar saham

Bandar saham umumnya akan selalu mengincar saham2 gorengan yang tidak terlalu likuid, untuk dinaik-turunkan dalam waktu yang cepat. Dengan modal yang sangat besar dan bekerja dalam tim, tentu nggak susah bagi bandar untuk memainkan harga saham, dan menarik "korban" trader ritel untuk ikut masuk di saham gorengan (entah sahamnya dibuat seolah likuid, menggoreng rumor tertentu dan lain2).  

Dari situlah bandar dapat profit besar (saham gorengan). Sedangkan trader2 ritel yang sudah terlanjur terjebak membeli, tidak mengetahui risiko trading di saham gorengan, trader2 ritel inilah yang jadi nyangkuters...      

2. Trader bermodal jumbo (bagian dari bandar)

Saya pribadi pernah menemukan beberapa trader yang memamerkan profit2 besar dari saham gorengan, tapi memang modal yang digunakan pun juga sangat jumbo.  

Di satu sisi, trader yang memiliki modal sangat besar, biasanya trader juga merupakan bagian dari bandar, entah trader tersebut ikutan menggoreng sahamnya (poin nomor 1), atau trader tersebut punya 'link bandar saham', sehingga trader sudah mendapat bocoran saham yang mau digoreng, tanpa harus susah-susah menganalisa ini itu. 

Namun, kita juga nggak tahu apakah trader yang sering pamer profit besar dari saham gorengan, portofolionya bener2 'bersih', atau justru yang ditunjukkan hanya profitnya, tapi aslinya banyak nyangkutnya juga, who knows?  

Tetapi anda bisa bandingkan trader yang punya 'link bandar' ataupun bandar saham itu sendiri jumlahnya tentu hanya sedikit kalau dibandingkan dengan jumlah seluruh trader ritel.  

Saya yakin mayoritas anda yang membaca pos ini, anda adalah trader ritel, sehingga kalau anda benar2 mau untung konsisten plus untung besar di saham gorengan, ya anda harus punya modal besar dan anda juga merupakan 'bagian dari bandar', entah anda punya kenalan bandar. 

"Pak Heze, jadi bisa nggak trader ritel seperti bisa kaya dari saham gorengan?" Tanya anda semakin penasaran.

Anda bisa saja dapat untung dari saham gorengan. Karena saya sendiri juga sudah  pernah merasakan untung di saham gorengan (walaupun bukan bandar saham). 

Tapi saham gorengan tidak bisa dijadikan sebagai lahan untuk mencari profit konsisten (kecuali kalau anda 'memenuhi' dua poin itu tadi). Kenapa? 

Soalnya pergerakan saham gorengan selain tidak pasti, tidak dapat dianalisa secara lebih detail dengan analisa teknikal, sehingga di satu sisi kadang anda bisa untung, kadang anda harus cepat cut loss kalau nggak sesuai harapan, which mean saham2 gorengan tidak bisa dijadikan andalan untuk bisa kaya (apalagi kaya cepat). 

Fakta-fakta yang saya ungkap tentang saham gorengan ini semoga juga bisa membuka pikiran para pemula yang sering terjebak untuk mengikuti seminar2 cepat kaya dari saham gorengan, atau ikut-ikutan beli saham gorengan dari rekomendasi trader lain.   

Sehingga, kalau anda maunya cuma trading di saham gorengan, jadinya anda bukan trading lagi.. Anda lebih ke spekulasi. You know, di mana-mana yang namanya spekulasi itu nggak akan bisa membawa profit yang konsisten. 

Contohnya, orang bisa sukses berbisnis start up dan lain2, mereka tidak melakukan spekulasi. Namun mereka benar2 melakukan analisa, riset pasar, dan lain2.

Boleh saja anda trading di saham gorengan, tapi frekuensi trading di saham gorengan janganlah terlalu sering. Anda yang harus membatasinya. 

Kaya dari saham bisa anda dapatkan jika anda mencari saham2 yang pergerakannya lebih mudah dianalisa secara teknikal. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal.  

Kalau nggak percaya, anda bisa baca-baca kisah sukses trader saham, di mana trader2 sukses nggak ada yang mengandalkan saham gorengan. Trader2 yang sukses semua mengandalkan riset, analisa yang jelas, dan psikologis yang matang. Baca juga: Semua Orang Bisa Sukses Berbisnis Saham.    

Dan kalau anda mau lebih cerdas lagi dalam mengelola portofolio saham, anda bisa membagi modal anda buat trading jangka pendek sama investasi jangka panjang, sehingga baik dalam jangka pendek maupun panjang, anda akan mendapatkan profit yang lebih besar (baik dari kenaikan saham maupun dividen tahunan / interim), nggak hanya dari trading.

Akhir kata dari saya, saya bisa menarik kesimpulan bahwa saham2 gorengan bisa memberikan profit untuk anda, namun karena risikonya yang sangat tinggi, saham2 gorengan tidak bisa dijadikan ladang untuk meraih profit konsisten. 

Saham-saham lapis satu dan lapis dua, analisa-analisa teknikal utama, analisa otodidak anda sendiri tetap harus anda gunakan untuk mendapatkan profit yang lebih konsisten di saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Risiko Terburuk Beli Saham Gorengan

Risiko Terburuk Beli Saham Gorengan

Di pasar saham kita, mayoritas saham adalah saham-saham lapis tiga alias saham gorengan. Bahkan kalau anda perhatikan dengan detail, mayoritas saham yang baru listing di Bursa, selalu menjadi saham gorengan, dengan tingkat likuiditas saham yang jelek, dan pergerakan saham yang tidak menentu. 

Saya juga pernah menuliskan artikel tentang ciri-ciri saham gorengan disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. Anda bisa baca-baca tentang kriteria saham gorengan, agar anda nggak terjebak dalam saham gorengan ysng berisiko tinggi. 

Dalam praktiknya, anda akan menemukan banyak sekali anjuran untuk membeli saham-saham gorengan, dengan iming2 return yang besar, padahal saham2 gorengan ini risikonya tinggi. 

Bandar bisa untung besar dari saham gorengan, karena punya duit jumbo dan "kemampuan mengendalikan saham". Tapi untuk anda trader ritel, hal ini akan sangat berisiko buat anda. 

Ada banyak risiko saham gorengan: Risiko saham anda nyangkut, rugi (cut loss). Tapi ada lagi risiko yang lebih buruk, boleh saya katakan risiko yang paling buruk kalau anda terus-terusan beli saham gorengan. Risiko terburuk saham gorengan ada dua, yaitu sebagai berikut: 

1. Saham nyangkut dan tidak kembali ke harga (beli) anda

Banyak sekali saham gorengan yang harganya nggak balik ke harga awal. Hal ini karena banyak saham gorengan yang sudah 'ditinggal oleh bandar'. Selain itu, saham gorengan punya likuiditas yang sangat jelek. 

Dan sekarang ini, saya banyak menemukan saham2 ini pada saham2 yang baru IPO. Anda bisa baca artikel saya disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT.

Saham2 gorengan yang pergerakan saham dan teknikalnya, sifatnya sangat tidak pasti ini membuat banyak saham gorengan yang pergerakannya sangat tidak menentu. 

Saya sering mendengar keluhan2 trader yang sudah bertahun-tahun nyangkut di saham gorengan, harganya nggak pernah balik ke harga awal (bahkan banyak juga yang turun lagi ke Rp50), dan trader juga nggak mendapatkan dividen dari saham2 gorengan tersebut. 

Sehingga, tentu kalau anda beli saham gorengan, risikonya modal anda akan "terpenjara". Kalau anda cut loss, kerugian anda juga sangat besar, dan tentu saja hal ini akan mengacaukan portofolio anda.   

2. Emitennya pailit / bangkrut

Saya pernah mendapat curhat dari seorang trader yang emitennya pailit (yaitu saham DAJK), di satu sisi trader tersebut memegang sahamnya, dan sahamnya nyangkut sudah beberapa tahun. 

Tentu saja, kalau emiten tersebut bangkrut, anda nggak akan bisa mendapatkan profit dari saham tersebut. Jadi itulah risiko yang paling buruk kalau anda selalu membeli saham gorengan. 

Grafik Saham DAJK sebelum pailit. Anda yakin mau beli saham yang grafiknya seperti itu?

"Oke, terus kenapa kok saham gorengan ini risikonya emitennya bisa sampai pailit atau nyangkut nggak balik ke harga beli ya Pak Heze?" Tanya anda

Harus anda ketahui, saham2 gorengan mayoritas perusahaannya memiliki fundamental yang buruk. Kalau anda nggak percaya, anda bisa cek sendiri bagaimana kinerja keuangan perusahaan2 yang sahamnya cenderung gorengan. 

Entah sering terlambat menyampaikan laporan keuangan, sering rugi bersih, ekuitasnya negatif, dan lain2. Sehingga, walaupun anda seorang trader, tetapi penting bagi anda untuk mempelajari analisa fundamental, agar anda nggak terjebak di saham2 seperti ini. 

Logikanya, kalau saham tersebut ramai, diminati trader dan investor, saham beredarnya banyak, maka perusahaan tersebut biasanya adalah perusahaan yang sehat. Yup, harusnya saham2 seperti itulah yang perlu anda tradingkan. 

Dengan kata lain, dua risiko terburuk trading di saham gorengan ini bisa menimbulkan risiko yang fatal untuk anda, yaitu anda nggak akan dapat cuan apapun kalau saham anda sudah terlanjur nyangkut parah. 

Hal ini beda saat saham anda "nyangkut" di saham2 yang bagus kinerjanya, maka saham2 itu akan lebih mudah balik ke harga awal, dan kemungkinan terburuk kalau saham tersebut belum balik (anda juga nggak rela cut loss), anda masih dapat dividen.  

"Berarti kita nggak disarankan main saham gorengan. Begitu kah Pak Heze?" Celetuk anda 

Boleh saja anda trading di saham gorengan, tetapi anda harus trading dengan analisa. Jangan trading karena ikut-ikutan, karena mau untung cepat. Dan yang terpenting, anda harus lebih disiplin dalam menetapkan cut loss untuk saham2 gorengan, karena biar bagaimanapun saham gorengan tetaplah saham2 yang berisiko tinggi. 

Pesan saya, jangan mudah terpengaruh oleh ajakan2 beli saham gorengan, walaupun kelihatannya saham gorengan ini bisa naik lebih tinggi dibandingkan saham2 likuid lainnya, tetapi risiko di saham gorengan juga sangat berbahaya, sehingga kalau anda sudah kena risiko terburuknya, maka otomatis anda nggak akan bisa dapat profit.  



Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Saya di Saham Gorengan

Pengalaman Saya di Saham Gorengan

Saham gorengan adalah saham yang tidak likuid, kinerja fundamentalnya jelek dan tentunya sangat rawan digoreng oleh bandar. Yap, saham2 gorengan ini mayoritas "dikuasai" bandar, dengan tujuan untuk dinaik-turunkan dalam tempo tertentu. Karena sahamnya nggak terlalu likuid, tidak sulit bagi bandar untuk punya sahamnya dalam jumlah besar. 

Nah, di pos sebelumnya: Contoh Grafik Saham Gorengan, kita sudah membahas tentang beberapa contoh ciri saham gorengan jika dilihat dari teknikalnya.

Sekarang saya mau cerita sedikit banyak pengalaman pribadi tentang saham gorengan. Saya punya teman seorang trader (bukan bandar), tapi trader tersebut punya cukup banyak kenalan / link bandar saham. 

Saat itu lagi ramai-ramainya grup saham Bakrie seperti ELTY, BUMI, dkk digoreng. Dan saham BIPI (salah satu grup Bakrie), juga cukup ramai diperbincangkan karena saham ini tiba-tiba bergerak, dan volatilitasnya cepat, tidak seperti sebelumnya. 

Seorang teman trader memberikan informasi kepada saya (informasi ini berdasarkan informasi bandar), bahwa bandar akan menaikkan saham BIPI sampai ke 250 dalam beberapa bulan kedepan (waktu itu BIPI harganya masih di 80-an). 

Saya nggak ikut beli sahamnya. Tapi soalnya saya penasaran juga, akhirnya coba mengamati terus pergerakan BIPI ini. Dan memang ternyata benar, nggak butuh waktu lama, BIPI beranjak naik sampai 103-104. Perhatikan grafik BIPI dibawah ini:     

Saham BIPI
Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran, pada area tersebut, saham BIPI mulai ramai ditransaksikan, dan saya dapat info dari teman (di mana teman trader saya punya link langsung dari bandar), bahwa BIPI bakal naik ke 250 dalam beberapa bulan. 

Memang saat itu BIPI berhasil naik drastis dair angak 60-an, 70, 80 sampai ke harga 104 kala itu. Namun ternyata BIPI nggak naik sampai 250. Justru sebaliknya, setelah BIPI naik ke 104, BIPI dijual terus. 

Dan yang lebih parah, BIPI saat ini harganya balik ke harga gocap (Rp50), dan tidak ditradingkan lagi. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

Apa pelajaran yang bisa kita ambil bersama dari pengalaman trading ini?

Ada dua poin penting yang ingin saya sampaikan pada anda, yaitu sebagai berikut: 

1. Di pasar saham, jangan percaya siapapun 

Sekalipun anda mendapat informasi, saham A bakal naik, saham B bakal dinaikkan sampai ratusan persen, namun hal ini tidak ada jaminan pasti benar. Saya sudah banyak mendapatkan informasi2 saham yang bakal dinaikkan tapi faktanya sahamnya nggak naik sesuai harapan.

Selain itu, harus anda ketahui juga bahwa ketika bandar mau menggoreng saham dan menetapkan target, itu baru planning, bukan eksekusi. Bandar juga pasti akan melihat situasi kondisi saat akan menaikkan harga saham. 

Misalnya, jika bandar mau menaikkan saham BIPI ke 250, tapi ternyata ketika di harga 100, ada bandar lain yang punya banyak barang di BIPI (nyangkut), dan mau melakukan banyak aksi jual, maka bandar akan berpikir untuk menaikkan BIPI ke 250, karena diatas harga 100, ternyata banyak bandar yang ingin menjual saham, sehingga kemungkinan besar harga akan berat kalau dinaikkan lagi. 

Atas dasar ini, bandar akan memutuskan untuk langsung jual di 100-an, toh profitnya sudah gede.  

Maka dari itu, planning2 yang ditetapkan bandar. Termasuk informasi2 yang anda terima dari luar, tidak selalu akan dieksekusi sesuai dengan apa yang anda dengar. Di dalam trading, anda harus bisa menganalisa sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain.  

2. Jangan mengandalkan bandar, ataupun orang lain sebagai jalan untuk "profit cepat"

Saya banyak menemukan trader yang tidak mau menganalisa, memilih saham, belajar analisa teknikal, tetapi mau langsung untung cepat. 

Akhirnya, 'jalan pintas' yang diambil adalah dengan mengandalkan informasi bandar saham. Kalau bandar bilang mau menggoreng saham A, trader ikut beli. Kalau bandar bilang mau menggoreng saham C, trader juga ikut beli. 

Nah, inilah cara trading yang salah. Banyak trader yang pakai cara ini, mereka bukannya dapat untung konsisten, malah banyak nyangkut di saham gorengan. 

Karena di poin pertama sudah saya jelaskan, bahwa informasi2 tentang saham yang dikatakan oleh orang lain, belum tentu realitanya akan seperti itu. 

Pengalaman saya dapat informasi BIPI akan dinaikkan sampai ke 250 ini, bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, bahwa untuk bisa dapat untung di saham, anda dan saya sendirilah yang harus mencari, dan praktik sendiri memilih saham. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak.   

Jangan mempercayai informasi2 tentang saham gorengan, apalagi anda ingin dapat profit dengan cara mengikuti apa kata bandar.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Contoh Grafik Saham Gorengan

Contoh Grafik Saham Gorengan

Di pos ini: Daftar dan Contoh Saham Gorengan, kita sudah membahas bersama tentang ciri-ciri pergerakan saham gorengan itu seperti apa. Di pos tersebut, saya juga memaparkan beberapa contoh saham gorengan

Nah, di pos ini saya akan memberikan beberapa contoh grafik saham gorengan. Sebenarnya mayoritas saham di Bursa Efek adalah saham gorengan (saham lapis tiga). Di jam trading, anda bisa perhatikan banyak sekali saham yang pergerakan harganya nggak beraturan, dan tidak likuid.

Selain itu, mayoritas saham2 IPO juga selalu masuk dalam saham gorengan. Karena sekarang syarat IPO lebih mudah, maka banyak emiten yang sudah bisa go public hanya dengan mengeluarkan jumlah saham beredar yang kecil, sehingga sahamnya sangat rentan digoreng.  

Maka, anda juga perlu mengetahui ciri-ciri / tipe saham gorengan jika kita lihat dari chartnya. Oke, berikut beberapa contoh saham gorengan di Bursa Efek:  

1. Saham WICO



Lihat chart WICO, di mana harga saham bisa naik-turun secara drastis (lihat candle yang panjang). Tapi kemudian sahamnya jadi saham tidur cukup lama. Volumenya juga tidak beraturan. Kadang bar volume tinggi, terkadang sangat tipis / nyaris tidak ada volume. 

2. Saham VINS


Saham VINS juga punya pola chart yang tidak beraturan, di mana harga saham ini bisa naik dan turun dengan sangat drastis hanya dalam 1-2 hari (tanda persegi), tapi setelah itu nyaris nggak ada transaksi setelahnya (tanda lingkaran). Ini menunjukkan bahwa saham ini hanya dimainkan bandar sesaat, setelah itu sahamnya 'ditinggal' bandar.   

3. Saham BCIP 


BCIP juga memiliki pola chart yang aneh, di mana saham ini hampir nggak ada transaksi, sideways lamaaaa. Kemudian tiba2 harganya melonjak dalam sekejap. Namun setelah itu, harga saham terus turun tanpa ada yang mengangkat lagi harganya (tanda lingkaran). 

4. Saham BIPI


Saham BIPI bisa anda lihat polanya, di mana harga sahamnya naik-turun puluhan persen dalam 2 hari (lingkaran), setelah itu jadi saham tidur lagi. 

5. Saham CAKK


Grafik CAKK juga terlihat bahwa saham ini tidak bergerak dalam rentang yang sangat lama. Namun tiba2 saham ini naik dengan cepat hanya dalam 3 hari. Tapi tidak lama kemudian, saham ini juga langsung turun puluhan persen dalam 2 hari. 

Walaupun pola kenaikan saham CAKK ini bisa anda manfaatkan juga buat scalping, namun tentu anda juga harus mempertimbangkan risikonya. Kalau anda mau scalping, pakailah modal sekecil mungkin, dan disiplinlah dalam cut loss. 

6. Saham POOL 


Saham POOL juga demikian. Saham ini awalnya sideways lama. Kemudian dalam hitungan beberapa hari sahamnya naik drastis. Namun seteah itu, sahamnya kembali sideways, dan kemudian turun drastis, dan tidak ada yang mengangkat harganya lagi. 

Itulah contoh grafik saham gorengan. Tentu saja ada banyak sekali pola-pola saham gorengan, yang tidak bisa saya sebut satu per satu, soalnya saham gorengan ini, setelah saya screening, jumlah buanyaak amat, ratusan lebih. 

Semoga dengan tulisan ini, anda bisa meningkatkan pemahaman tentang saham gorengan. 

Tapi perlu anda ketahui juga, bahwa saham yang berisiko untuk trader bukan cuma saham2 gorengan seperti pola2 diatas. Saham-saham yang terkesan likuid pun, bisa berisiko untuk trader. Jadi di dalam trading, anda harus cermat dalam memilih saham. Baca juga praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Di pos-pos selanjutnya, nanti akan saya tulis pengalaman pribadi saya tentang jebakan saham gorengan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Cepat Membaca Saham Gorengan

Cara Cepat Membaca Saham Gorengan

Jumlah saham gorengan di Indonesia sangat banyak. Selain itu, menilai apakah suatu saham masuk dalam daftar saham gorengan atau tidak, juga membutuhkan penilaian subjektif dari setiap orang.
Jadi tentu saja kita tidak bisa menyebutkan semua saham gorengan satu per satu. Daftarnya bisa jadi sangat panjaaang. Di beberapa pos berikut yang bisa anda pelajari disini: Daftar dan Contoh Saham Gorengan, Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Saya seringkali mendapatkan pertanyaan dari rekan-rekan: ''Bung Heze, gimana caranya kita bisa mengetahui secara cepat apakah suatu saham masuk saham gorengan atau bukan?" 

Kalau anda bertanya cara melihat saham gorengan SECARA CEPAT, di pos ini saya akan memberikana beberapa tips agar anda bisa mengetahui apakah suatu saham masuk saham gorengan atau tidak. 

1. Lihat saham-saham top stocks

Untuk melihat saham2 gorengan, anda bisa melihat daftar saham yang masuk dalam top stock, yaitu saham2 yang masuk di top gainer dan top loser (pada software online trading anda). 

Atau anda bisa sort / urutkan saham2 berdasarkan kenaikan yang paling tinggi sampai penurunan paling rendah berdasarkan percentage % change-nya. Berikut salah satu contoh tampilan saham-saham yang masuk alam top gainer: 

Daftar saham gorengan
Saham2 yang masuk dalam top gainer, adalah saham2 yang bisa naik puluhan persen dalam waktu singkat (termasuk waran). Anda bisa lihat saham2 diatas seperti YPAS yang naik 35,76% atau saham ITIC yang naik 24,76%. 

Saham2 yang mudah naik dalam puluhan persen dalam sehari adalah ciri-ciri saham gorengan. Demikian juga dengan saham2 yang turun puluhan persen sehari. Hal ini karena saham gorengan memiliki likuiditas yang sangat rendah, sehingga sahamnya sangat mudah dinaik-turunkan oleh bandar dalam waktu singkat. 

2. Lihat saham2 yang selama jam trading harganya 0 atau Rp50

Jika anda sort harga saham berdasarkan tinggi rendahnya harga saham saat itu, maka anda akan melihat banyak sekali saham yang saat jam trading harganya Rp50 atau bahkan 0. Saham-saham yang harganya 0 (nol) adalah saham yang tidak ditradingkan di hari itu. 

Saham2 yang diperdangkan di sekitar harga Rp50 dan saham2 yang tidak ditradingkan, adalah saham-saham yang tidak likuid, dan suatu saat ketika saham2 tersebut ditradingkan, umumnya bid-offer dan naik-turunnya juga tidak stabil. Ini adalah ciri-ciri saham gorengan. 


Diatas adalah contoh-contoh saham yang tidak diperdagangkan, sehingga last price-nya Rp0. 

Jadi kalau anda menemukan saham tidur (tidak ditradingkan), atau saham2 yang harganya mendekati gocap, maka saham2 tersebut boleh dikatakan saham gorengan. 

"Tapi Pak Heze, selain saham-saham tersebut, pasti masih ada lagi kan yang masuk dalam daftar saham gorengan?" Tanya anda.  

Yap, dua cara diatas tadi adalah CARA CEPAT membaca saham gorengan. Tapi dengan dua cara itu, anda sudah bisa mendapatkan ratusan daftar saham gorengan di Indonesia, karena di Bursa Efek ada ratusan saham yang harganya Rp0, Rp50 atau yang naik-turun puluhan persen dalam waktu singkat. 

Kalau anda ingin mencoba "cara yang lebih lama", dalam arti analisis saham gorengan yang lebih spesifik, anda harus lebih dalam menganalisa beberapa poin. Dan kita sudah membahasnya disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Suspend & Saham Gorengan

Saham Suspend & Saham Gorengan

Di web Saham Gain, beberapa kali kita mengulas tentang pergerakan-pergerakan saham. Dan salah satu pergerakan saham yang berisiko untuk ditradingkan adalah saham-saham gorengan. 

Likuiditas yang kecil dan fluktuatif harga yang tidak terkontrol menyebabkan banyak trader ritel yang terjebak di saham-saham gorengan ini. 

Ada banyak cara untuk mengetahui apakah suatu saham masuk dalam saham gorengan atau tidak. Anda bisa pelajari beberapa ulasan saya disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia

Salah satu cara paling mudah melihat saham gorengan adalah dengan melihat daftar saham yang sedang di suspend oleh Bursa Efek Indonesia. Daftar saham suspen bisa anda lihat di situs IDX berikut: Suspensi Saham IDX. 

Kalau anda belum tahu tentang suspensi saham dan mengapa suatu saham terkena suspen, anda bisa baca tulisan saya disini: Arti dan Ilustrasi Supsensi Saham.  

Intinya, saham-saham yang terkena suspen umumnya adalah saham2 yang bermasalah secara fundamental dan teknikal (pergerakan harganya tidak wajar) dan mayoritas saham2 yang terkena suspen adalah saham2 yang harganya sangat rendah (biasanya dibawah Rp1.000 per saham).

Untuk anda suka trading dan mencari saham2 yang harganya murah, saya menyarankan agar anda menghindari alias blacklist saham-saham yang dalam waktu dekat sedang terkena suspen.  

Hal ini dikarenakan saham-saham yang terkena suspen, ketika masa suspen-nya dibuka oleh Bursa Efek, pergerakan sahamnya biasanya sangat liar dan volatilitasnya tinggi. Banyak saham yang setelah masa suspen, harganya langsung terjun bebas. Contohnya seperti saham POSA berikut ini: 

Saham POSA
Saham POSA sempat terkena suspen selama kurang lebih 2 minggu. Setelah suspensi dibuka (tana lingkaran), saham POSA terus terjun bebas sampai harganya balik ke titik terendah (Rp50). Hal ini juga terjadi pada banyak saham yang pernah terkena kasus suspen (Contohnya seperti saham SIAP, IATA). 

Walaupun ada kemungkinan suatu saham bisa naik tinggi setelah masa suspen, namun ada baiknya anda tidak perlu bertaruh membeli saham2 yang risikonya besar, karena hal ini berbahaya untuk karir trading anda.

Saya seringkali menemukan trader yang tidak berhati-hati dalam membeli saham. Trader membeli saham hanya karena tertarik dengan pergerakan harganya yang sedang cepat. Padahal saham tersebut belum lama terkena kasus suspen. 

Akhirnya saham2 suspen tersebut justru menjadi bumerang bagi trader. Oleh karena itu, anda yang suka mencari saham2 harga murah dengan volatilitas agak tinggi, sering-seringlah cek saham2 yang sedang di suspen (di situs IDX), agar anda tidak terjebak membeli saham2 yang sedang bermasalah.

Berikut ini adalah contoh saham2 yang sedang di suspen oleh Bursa Efek (dibagikan oleh salah satu member di grup FB Saham Gain):  

Klik gambar untuk memperbesar

Saham2 yang di suspen diatas misalnya saham TRAM, SMRU, MYRX adalah saham2 yang waktu itu sangat bermasalah baik secara fundamental dan teknikal (anda bisa cari di Google tentang kasus Bentjok). Dan saham2 yang sudah bermasalah seperti ini, harganya akan cenderung turun sampai di harga gocap. Kalau saham sudah di harga gocap, anda tidak akan bisa menjualnya di pasar reguler. 

Jadi untuk saham-saham yang sedang di-suspen, ada baiknya anda blacklist sahamnya terlebih dahulu dari daftar trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.