Pengertian Saham Blue Chip: Apa itu Saham Blue Chip?

Pengertian Saham Blue Chip: Apa itu Saham Blue Chip?

Dalam trading atau invetasi saham, anda mungkin sering mendengar istilah saham blue chip. Saham-saham blue chip seringkali diidentikan dengan saham2 yang bisa 'menggerakan' IHSG. Banyak rekan-rekan yang bertanya-tanya, apa itu saham blue chip? Dalam hal apa suatu saham bisa dikategorikan sebagai saham blue chip? Bagaimana cara membedakan saham blue chip dengan saham2 non blue chip?  

Saham2 yang ada di Bursa Efek bisa dibedakan menjadi saham2 lapis satu (biasa disebut blue chip), saham lapis dua dan saham2 lapis tiga (biasanya disebut sebagai saham gorengan / junk stock). Baca juga: Memahami Saham Lapis Satu, Lapis Dua dan Tiga.

Sebenarnya tidak ada kriteria khusus agar suatu saham dikatakan saham blue chip atau bukan. Semua tergantung dari subjektivitas anda. Broker anda mungkin mengatakan saham A adalah saham blue chip. Tapi pandangan ini mungkin saja berbeda dengan orang lain. 

Namun untuk lebih memahami apa itu saham blue chip, ada baiknya anda mengetahui beberapa kriteria umum yang biasa digunakan untuk menilai saham-saham blue chip yaitu sebagai berikut: 

1. Kapitalisasi pasar 

Saham blue chip adalah saham2 yang memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar, yaitu diatas Rp40 triliun. Maka dari itu, saham blue chip sering disebut sebagai saham2 big caps yang mampu mempengaruhi pergerakan IHSG. Baca juga: Jenis Saham Berdasarkan Nilai Kapitalisasi Pasar. 

Dikarenakan nilai kapitalisasi pasarnya yang besar, saham2 blue chip selalu memiliki likuiditas saham yang baik. 

Perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar yang kecil atau menengah biasanya akan dikategorikan sebagai saham lapis dua atau saham lapis tiga. Jadi kalau anda menemukan saham yang kapitalisasi pasarnya, katakanlah hanya Rp10 triliun, maka saham tersebut tidak bisa disebut saham blue chip. 

2. Blue chip adalah mature company

Perusahaan2 blue chip adalah perusahaan yang mature company. Mature company maksudnya adalah perusahaan yang sudah lama sekali berdiri (beroperasi), memiliki brand yang sangat kuat dan melekat di masyarakat, dan memimpin pasar di industrinya. 

Perusahaan2 blue chip pada umumnya memiliki aset, modal dan mampu meraih laba bersih yang jauh lebih besar dibandingkan rata-rata perusaahan di satu sektor sejenis.
Contohnya di sektor finance adalah BBRI, BBCA, BMRI, BBNI. Anda bisa cek laporan keuangan perusahaan2 tersebut, dan anda bandingkan kinerja (baik dari jumah aset, maupun laba bersih) dengan perusahaan2 lainnya di sektor finance. 

Anda bisa lihat perbedaannya, di mana emiten2 tersebut memiliki kinerja yang jauh unggul diatas perusahaan di sektor finance lainnya. Contoh lainnya di sub sektor rokok, anda bisa bandingkan HMSP, GGRM dengan emiten2 rokok lainnya. HMSP dan GGRM memiliki kinerja yang jauh diatas emiten2 sektor rokok lainnya. 

Nah karena perusahaan blue chip ini sudah mature company, tidak melakukan banyak ekspansi dan memiliki peningkatan laba bersih yang stabil, umumnya emiten2 blue chip selalu membagikan dividen yang rutin setiap tahun, bahkan beberapa emiten bisa membagikan dividen lebih dari sekali dalam setahun. 

Di mana kebanyakan saham blue chip ini biasanya membagikan dividen dengan nilai dividend per share (DPS) yang cukup tinggi dibandingkan emiten2 lain yang sejenis(DPS tinggi karena laba bersih yang dihasilkan besar). 

3. Perusahaan blue chip tidak membukukan kenaikan laba bersih yang fantastis 

Karena perusahaan2 blue chip sudah mature di industrinya, perusahaan blue chip umumnya membukukan kenaikan laba bersih yang stabil setiap tahun. Tidak ada kenaikan laba bersih yang fantastis. 

Jadi katakanlah perusahaan UNVR hanya membukukan kenaikan laba bersih sebesar 10%. Atau Bank BRI yang membukukan kenaikan laba bersih 25%. 

Jadi kalau anda menemukan perusahaan yang membukukan kenaikan laba bersih sampai 60% atau bahkan labanya naik 100% lebih dalam setahun, maka perusahaan2 tersebut bukanlah perusahaan blue chip, melainkan growth company.

4. Harga saham blue chip cenderung tinggi 

Pada umumnya saham2 blue chip harganya cenderung mahal (dalam arti nominal). Saham2 blue chip harganya biasanya diatas 3.000 per saham, bahkan banyak saham blue chip yang harganya sudah 5.000 keatas. 

Empat hal inilah yang sering menjadi patokan apakah suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham blue chip atau tidak. 

Jadi kesimpulannya, saham blue chip adalah saham-saham yang perusahaannya memiliki kinerja mumpuni, sudah mapan di industrinya, dan meemiliki brand yang kuat di masyarakat. Selain itu, blue chip memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan punya likuiditas saham yang bagus.  

MENILAI SAHAM BLUE CHIP ATAU BUKAN... 

Sama seperti anda menilai apakah suatu saham dikategorikan sebagai saham lapis dua atau saham gorengan, penilaian mengenai saham blue chip atau tidak sebenarnya ada unsur subjektivitasnya. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia

Di pos ini: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia, saya pernah memberikan contoh saham2 blue chip menurut versi saya. Nah, saham2 yang dikategorikan sebagai saham blue chip bisa berubah menjadi saham non-blue chip. Contohnya saham BUMI tahun 2008 merupakan saham blue chip. Tetapi sekarang BUMI justru masuk dalam kategori saham lapis tiga.  

Tetapi saham2 blue chip pada umumnya ya itu-itu saja. Tidak sulit untuk melihat apakah saham dikategorikan blue chip atau tidak. Kalau anda sering baca-baca berita, biasanya saham2 yang menjadi pemberat dan pendongkrak IHSG itulah yang dimaksud dengan saham2 blue chip. 

Contoh2 gampangnya ya HMSP, GGRM, TLKM, BBCA, BBRI, UNVR, ICBP, INDF, BMRI, BBNI, UNTR, ASII itulah contoh2 saham blue chip di pasar saham kita. Anda bisa lihat likuiditas saham tersebut, dan anda bandingkan kinerja emiten2 tersebut dengan emiten lain di sektor sejenis.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip yang Masih Murah

Saham Blue Chip yang Masih Murah

Saham blue chip merupakan saham yang punya pergerakan harga cenderung stabil, kinerja perusahaannya juga baik dan tentu saja risikonya cenderung kecil untuk ditradingkan. Sehingga, banyak trader yang mengincar untuk membeli saham-saham blue chip. 

Namun banyak saham blue chip yang harganya cenderung lebih mahal dibandingkan saham-saham non blue chip. Sehingga, saya banyak menerima pertanyaan rekan-rekan sebagai berikut misalnya: 

"Pak Heze, saham blue chip apa yang masih murah harganya masih di kisaran harga 1.000-an?" 

"Pak bisa kasih saham-saham blue chip yang masih murah yang terjangkau untuk modal pemula?" 

Kalau anda bertanya apa saham blue chip yang masih murah, jawabannya bisa sangat variatif. Hal ini karena menilai saham blue chip itu subjektif. Mungkin Si A menilai saham WSKT adalah saham blue chip, sedangkan Si B bisa saja menganggap WSKT bukan saham blue chip. 

Kedua, seperti yang saya jelaskan pada anda, mayoritas saham blue chip memang harganya cenderung lebih tinggi di pasar saham. Misalnya, anda bisa bandingkan saham2 blue chip TLKM, BBCA, ASII, BBNI yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan saham2 lapis tiga. 

Tapi bukan berarti anda tidak bisa mencari saham blue chip yang murah yang terjangkau trader. Untuk menyamakan persepsi dulu, anda perlu melihat daftar saham blue chip yang umum di pasar saham Indonesia: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. 

Ada dua cara untuk melihat saham blue chip yang masih murah, yaitu:

1. Analisa chart (untuk trading) 

Menemukan saham blue chip yang murah, tidak harus dilakukan dengan mencari saham2 yang harganya dibawah 1.000. Untuk menemukan saham blue chip murah, ada baiknya anda mencari saham2 blue chip yang harganya lagi turun dan sedang DISKON. 

Pada saat saham blue chip sedang diskon akibat koreksi, harga sahamnya akan menjadi jauh lebih mudah terjangkau untuk trader saham. Sebagai contoh, saham TLKM pernah koreksi dari harga 3.900 ke 3.400. Tentu saja, dengan harga 3.400 akan lebih mudah terjangkau (murah) untuk trader ritel. 

Anda bisa pelajari cara-cara dan strategi lengkap menemukan saham murah / diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

Mengapa mencari saham blue chip yang diskon? Hal ini karena saham blue chip yang sudah diskon / murah, sahamnya akan lebih mudah dan cepat naik. Saham2 blue chip umumnya akan banyak diincar trader saham karena likuiditasnya yang bagus dan kinerja fundamentalnya yang menarik. 

Dengan mencari saham-saham blue chip yang terdiskon alias menunggu momentum koreksi, anda berpeluang mendapatkan return, dengan risiko yang lebih kecil. 

2. Analisa valuasi saham (untuk trading jangka menengah - investasi)

Analisa chart seperti poin pertama digunakan untuk trader jangka pendek yang ingin mendapatkan capital gain di saham blue chip yang murah.

Kalau anda seorang investor atau trader jangka menengah, anda bisa mencari saham blue chip yang masih murah dengan cara menganalisa saham2 blue chip yang sudah terdiskon menggunakan analisa valuasi saham. 

Dalam hal ini, anda bisa menggunakan analisa umum yaitu Price Earning Ratio (PER) misalnya. Anda bisa baca pos saya tentang PER disini: Analisis Fundamental Saham: Price Earning Ratio (PER).

Saham-saham blue chip yang PER-nya murah atau kecil dibandingkan sektor industrinya adalah saham2 yang secara fundamental sudah terdiskon. Jika anda ingin mencari saham blue chip yang murah dengan tujuan investasi, carilah yang PER-nya sudah mulai murah.

Dua cara inilah yang bisa anda gunakan untuk mencari saham blue chip yang masih murah. Jadi saran saya, jangan mencari saham blue chip yang harganya dibawah 1.000, tapi untuk mencari saham blue chip yang murah, carilah saham blue chip yang terdiskon secara teknikal ataupun fundamentalnya. 

Karena saham2 blue chip yang diskon dan murah, memiliki peluang return yang besar. Saat ini 1 lot  = 100 lembar saham (Dahulu 1 lot = 500 lembar saham), sehingga dengan modal kecil pun anda sebenarnya sudah bisa membeli saham blue chip beda dengan dahulu sebelum dibelarkukannya aturan lot saham yang baru. 

Saat ini ada banyak saham blue chip yang harganya juga terjangkau untuk anda seperti BBRI, HMSP, TLKM, PGAS dan lain2. Dengan modal Rp1-3 juta, anda sudah bisa membeli saham2 blue chip. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip untuk Trading

Saham Blue Chip untuk Trading

Sebagian trader saham yang ingin membeli saham yang aman untuk trading, trader biasanya akan cenderung untuk memilih saham blue chip. Adanya angapan bahwa saham blue chip cenderung aman,  akhirnya banyak mindset yang salah tentang saham blue chip.

Banyak trader menganggap kalau beli saham blue chip pasti aman, dan terhindar dari rugi seperti pada saham gorengan. Perlu anda ketahui, saham blue chip memang risikonya kecil. Tetapi tetap saja risikonya ada. 

Harga saham selalu bergerak fluktuatif (naik-turun). Besar kecilnya fluktuatif dipengaruhi oleh psikologis market, analisa teknikal, dan kondisi market. 

Sehingga, kalau anda membeli saham blue chip tanpa melakukan analisa (karena anda beranggapan blue chip pasti aman), maka anda pun akan terkena risiko nyangkut yang lebih besar. 

Faktanya, dalam kondisi market yang lagi lesu, banyak juga saham blue chip yang harganya turun terus. Atau ketika saham-saham blue chip terdapat berita laba turun pada laporan keuangan kuartalan / tahunannya, maka saham blue chip harganya biasanya juga ikut turun drastis. 

Saham UNVR
Contohnya seperti saham UNVR diatas (tanda persegi). Saat itu UNVR mengumumkan penurunan laba bersih, dan akhirnya diikuti dengan harga saham yang turun drastis saat itu. Ditambah lagi, UNVR saat itu sebelumnya sudah naik tinggi dan sulit untuk breakout.

Jadi kalau anda membeli UNVR saat di harga puncaknya tersebut, maka siap-siap saham UNVR anda koreksi drastis. 

Memang pada umumnya, saham blue chip yang turun, harganya lebih mudah balik naik, dan tren harganya juga lebih pasti dalam jangka menengah - panjang, dibandingkan kalau anda beli saham gorengan. Banyak saham gorengan yang setelah turun, ditinggal bandar sehingga harganya seolah sudah nggak bakalan naik lagi. 

Namun kalau anda ingin mendapatkan untung di saham, maka tentu saja anda harus melakukan analisa yang benar sebelum memutuskan untuk membeli saham, apapun jenis saham yang anda beli. Sehingga, anda bisa mendapatkan profit yang lebih maksimal. 

Jangan termakan dengan stigma saham blue chip adalah saham yang aman, sehingga anda membeli saham blue chip tanpa pertimbangan, dengan pendapat bahwa beli blue chip pasti untung. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Panduan Cara Membeli Saham Blue Chip

Panduan Cara Membeli Saham Blue Chip

Bagaimana cara membeli saham blue chip? Saya sering menerima pertanyaan rekan-rekan trader tentang cara membeli saham blue chip. Jika anda belum tahu saham blue chip dan kriteria2nya, baca lagi pos saya disini: Pengertian Saham Blue Chip: Apa itu Saham Blue Chip?

Untuk bisa membeli saham blue chip, maka anda harus mengetahui dahulu apa saja saham-saham yang termasuk dalam blue chip di Bursa Efek. Lihat juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia. 

Menentukan suatu saham termasuk saham blue chip atau tidak, memang ada unsur subjektivitasnya. Broker anda bisa saja mengatakan saham TINS adalah saham blue chip, sebaliknya broker lain bisa saja mengatakan TINS adalah saham lapis dua.  

Namun daftar2 saham blue chip diatas yang saya tuliskan, adalah saham2 blue chip yang selalu dijadikan acuan Bursa (untuk melihat penyumbang kenaikan / penurunan IHSG), analisa, pelaku pasar. 

Sekarang kita akan masuk ke panduan cara membeli saham blue chip

1. Buka akun di kantor sekuritas

Beli saham harus dilakukan melalui online trading anda. Kalau anda belum punya software trading, anda harus buka akun saham dulu di kantor sekuritas, karena perdagangan saham saat ini dilakukan melalui sistem online trading. 

Langkah2 buka akun di kantor sekuritas (bisa datang langsung maupun secara online), sudah saya bahas di ebook saham gratis yang saya terbitkan (26 halaman). Anda bisa download disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula.   

2. Membeli saham melalui software online trading 

Setelah itu, anda bisa mulai membeli saham blue chip melalui software trading anda. Untuk langkah2 / cara membeli saham, di beberapa pos, saya sudah menuliskan cara panduan cara membeli saham. Anda bisa baca-baca lagi disini: Panduan Cara Membeli Saham BRI. Panduan Cara Membeli Saham Indofood. 

3. Analisa grafik saham 

Sebelum beli saham, anda harus melakukan analisa grafik, untuk memutuskan apakah saham sudah layak beli. Apakah saham harganya sudah murah, atau masih terlalu tinggi? 

Anda harus menggunakan analisa teknikal untuk melakukan analisa saham. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Pos yang saya tulis sebenarnya basic sekali. Tapi berhubung banyak teman-teman yang ingin memulai belajar saham, tapi masih awam soal saham, terutama mengenai cara beli saham, tampilan software saham itu seperti apa. Intinya, masih banyak yang nggak tahu gambaran tentang saham dan trading... 

Maka di pos ini saya memberikan gambaran mengenai cara membeli saham di software trading, sehingga disini anda juga sekaligus mempelajari basic-basic saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip: Buat Trading atau Investasi?

Saham Blue Chip: Buat Trading atau Investasi?

Saham blue chip merupakan saham2 yang dikenal memiliki kinerja fundamental yang baik, dan rajin membagikan dividen yang besar. Oleh karena itu, para pebisnis saham menganggap saham2 blue chip sebagai saham yang layak dijadikan tempat investasi.

Anda bisa baca-baca pos saya sebelumnya mengenai saham blue chip disini: Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip dan Apa itu Saham Blue Chip?

Saya sering mendengar para pebisnis saham yang mengatakan bahwa saham blue chip itu bagus untuk investasi karena harga sahamnya terus naik dalam jangka panjang, dan dividennya juga besar. 


Saham blue chip UNVR - Tren sahamnya selama 10 tahun
Banyak yang mengatakan bahwa saham2 blue chip kurang cocok buat trading soalnya saham blue chip itu geraknya lama, kenaikannya nggak secepat saham2 lainnya. 

Dulu saya juga punya pikiran yang sama. Tapi setelah mempraktikan analisa2 trading, saya bisa menyimpulkan bahwa saham blue chip adalah saham yang bagus dan cocok untuk trading, bukan hanya investasi. 

Memang harus saya akui, kenaikan saham2 blue chip dalam jangka pendek tidak terlalu tinggi. Jadi katakanlah saat itu market lagi bagus2nya. Seringkali terjadi saham2 blue chip seperti BBRI, ASII naiknya "cuma" 4-5% waktu itu, namun banyak saham lain yang bisa naik diatas 7%. 

Itu artinya, kalau kita buat perbandingan antara saham2 blue chip dan saham2 non blue chip, kenaikan saham blue chip tergolong lebih lama. 

Tapi sekali lagi ingatlah, bukan berarti saham2 blue chip tidak cocok buat trading hanya karena kenaikannya tidak secepat beberapa saham lainnya. 

Apalagi saham blue chip ini biasanya memiliki pola naik / rebound yang lebih smooth. Misalnya saham ASII hari ini "hanya" naik 1%. Namun kenaikan saham2 blue chip ini lebih bertahan lama dan stabil.

Sedangkan banyak saham yang hari ini naiknya bisa sampai 10%, tapi besoknya langsung turun drastis. 

Sehingga, anda tetap bisa mendapatkan return yang maksimal. Saham2 blue chip untuk trading juga memiliki beberapa kelebihan:

- Saham blue chip bisa rebound cepat setelah turun tajam 

Saham blue chip merupakan saham yang banyak ditradingkan, maka dari itu, saham2 blue chip umumnya lebih mudah rebound alias "recovery" setelah sahamnya anjlok. Disinilah anda bisa memanfaatkan profit yang lebih maksimal. 

Cara membaca saham2 yang naik, dan strategi mencari saham2 yang diskon yang akan naik, bisa anda dapatkan strategi2nya disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal.  

Bandingkan dengan saham2 lapis dua atau tiga, di mana banyak saham2 tersebut yang harganya nggak balik naik setelah turun drastis. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

- Saham blue chip risikonya kecil, dan return lebih stabil

Walaupun kenaikan saham blue chip mungkin tidak secepat beberapa saham2 non blue chip, tetapi risiko saham blue chip juga kecil (kita jarang menemukan saham blue chip yang tiba2 turun puluhan persen sehari). 

Sehingga untuk anda yang memang punya profil toleransi risiko yang rendah, anda bisa mengincar saham2 blue chip buat trading.   

Lagian, kalau anda menemukan saham blue chip yang berhasil rebound / naik 2-3% sehari, kenaikan sekian sebenarnya sudah sangat tinggi. 

Jadi, saham blue chip bagus buat investasi maupun trading saham. Justru saham blue chip ini bisa memberikan profit yang lebih stabil. Semua tergantung dari tujuan anda masing2, apakah anda prefer ke trading atau ke investasi?


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip

Saham Blue Chip vs Saham Non Blue Chip

Di pasar saham kita sering sekali mengenal istilah SAHAM BLUE CHIP. Kalau anda ingin lebih memahami tentang saham blue chip, anda bisa baca pos saya disini: Apa itu Saham Blue Chip? 

Singkatnya, saham blue chip merupakan saham-saham yang perusahaannya memiliki kinerja paling bagus di sektor industrinya, sahamnya sangat likuid, membagi dividen yang besar dan rutin tiap tahun, kapitalisasi pasarnya besar, dan selalu diincar oleh trader.

Banyak trader yang bertanya tentang saham-saham blue chip dan non blue chip untuk trading jangka pendek. Berikut adalah pertanyaan2 yang sering saya terima: 

"Apakah sebaiknya trader beli saham2 blue chip saja karena aman?"
"Apakah non blue chip naiknya lebih cepat daripada saham2 blue chip?"
"Kenapa saham blue chip naiknya lama dibandingkan non blue chip?"

Maka dari itu di pos ini, saya akan membahas perbandingan saham blue chip vs saham-saham non blue chip dilihat dari sisi keuntungan dan risikonya masing-masing. Apa yang saya bahas di pos ini, merupakan pengalaman pribadi saya menekuni dunia trading saham. 

Sehingga anda bisa melihat perbandingan saham blue chip dan saham non blue chip untuk trading. Tentu saja, hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap pemilihan (screening) saham yang anda lakukan. 

SAHAM BLUE CHIP

Keuntungan trading di saham blue chip adalah sebagai berikut: 
  • Saham blue chip mudah rebound setelah harganya turun tajam 
  • Saham blue chip risikonya kecil, sehingga lebih aman ditradingkan 
  • Saham blue chip lebih aman untuk di-hold (fundamentalnya bagus) 
  • Mayoritas saham blue chip membagi dividen besar  
  • Pergerakan saham blue chip lebih stabil 
  • Saham blue chip lebih mudah dianalisa dengan analisis teknikal 
  • Saham blue chip lebih likuid

Risiko / kelemahan trading di saham blue chip adalah sebagai berikut: 
  • Kenaikan saham blue chip tidak terlalu tinggi dibandingkan beberapa saham2 non blue chip 
  • Return saham blue chip dalam jangka pendek seringkali tidak terlalu besar
  • Jumlah saham blue chip tidak banyak, sehingga pilihan saham blue chip sedikit     

SAHAM NON BLUE CHIP 

Sedangkan keuntungan trading di saham-saham non-blue chip (saham2 lapis dua) adalah sebagai berikut: 
  • Sama seperti blue chip, banyak saham2 lapis dua yang mudah rebound setelah harganya jatuh 
  • Banyak saham non blue chip yang bisa naik lebih tinggi dalam jangka pendek dibandingkan saham blue chip (returnya bisa lebih besar dibandingkan blue chip)
  • Banyak saham non blue chip yang punya pergerakan teknikal yang baik, sama seperti blue chip
  • Jumlah saham non blue chip cukup banyak, sehingga anda punya pilihan saham lebih banyak buat ditradingkan. 

Namun saham2 non blue chip juga punya kelemahan dibandingkan saham2 blue chip yaitu: 
  • Banyak juga saham non blue chip yang pergerakannya tidak stabil, tidak terlalu likuid.
  • Anda harus lebih selektif jika mau memilih saham non blue chip 
  • Dividen saham non blue chip tidak sebesar saham2 blue chip 
  • Dari sisi risiko, saham non blue chip risikonya lebih tinggi 

Dari perbandingan saham blue chip dan non blue chip, kita bisa menyimpulkan bahwa baik saham blue chip maupun non-blue chip semuanya sama2 bagus buat trading. Jadi, kalau anda bingung mau pilih saham blue chip atau non blue chip, saran tradingkan saja keduanya. 

Misalnya pilihlah satu saham blue chip dan dua saham non blue chip, atau sebaliknya. Toh, sekarang banyak saham blue chip yang harganya bisa dijangkau dengan modal kecil (Rp1-2 juta). 

Sehingga anda bisa menciptakan keseimbangan portofolio, di mana anda punya saham2 blue chip yang geraknya lebih smooth. Di satu sisi, anda juga punya saham non blue chip yang pergerakannya lebih cepat, namun masih dalam fluktuatif yang wajar.

Selain itu, kalau misalnya anda cuma trading di saham blue chip, maka pilihan saham anda terlalu sedikit.  

Tetapi karena saham2 non blue chip ini punya risiko yang lebih besar. Apalagi banyak saham non blue vihp yang trennya turun terus, maka untuk memilih saham2 non blue chip anda harus lebih SELEKTIF. 

Jika anda ingin mentradingkan saham2 non blue chip, setidaknya pilihlah saham2 yang grafiknya layak untuk ditradingkan. Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus untuk Trading

Dan anda harus yakin dengan analisa anda. Jangan beli saham karena ikut-ikutan trader lain. Karena dalam banyak kasus, saya juga sering menemukan saham2 lapis dua yang pergerakannya kurang menguntungkan untuk trader.   

Selain itu, sebelum membeli saham, entah itu saham blue chip maupun non blue chip, anda harus melakukan analisa teknikal terlebih dahulu, untuk melihat apakah momen dan sinyal beli sudah tepat atau belum. 

Karena di dalam trading tidak ada jaminan bahwa dengan beli saham blue chip anda pasti profit, demikian juga sebaliknya. 

Pos ini menuju pada satu kesimpulan besar yaitu: Semua saham baik tipe saham blue chip dan non blue chip sama2 bagus untuk trading. Untuk saham2 non blue chip, memang anda harus melakukan screening agar anda bisa menyeleksi saham yang bagus untuk trading. 

Tentang strategi2 screening saham, saya jelaskan praktik2nya disini: Cara Melakukan Screening Saham. Walaupun saham2 blue chip dan saham2 non blue chip layk ditradingkan, anda harus tetap cek analisa teknikal dan momentum sebelum membeli saham.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip yang Murah

Saham Blue Chip yang Murah

Saham blue chip merupakan saham-saham yang likuid, kapitalisasi pasarnya paling besar di pasar saham, dan perusahaanya punya kinerja keuangan, prospek yang baik. Sehingga, saham-saham blue chip yang harganya sudah murah, selalu diincar oleh trader maupun investor saham.  

Beberapa contoh saham blue chip yang kita kenal antara lain adalah INDF, UNVR, ASII, ICBP, BBRI, BMRI, TLKM, BBCA, BBNI dan lain2. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia.  

Jadi, kalau anda ingin memanfaatkan profit di saham blue chip, anda bisa memanfaatkan saham blue chip yang murah untuk ditradingkan maupun investasi (jangka panjang). 

Untuk memilih dan mengetahui saham-saham blue chip yang sudah murah, ada dua analisis yang perlu anda lakukan yaitu: 

1. Saham blue chip yang murah secara teknikal 

Kalau tujuan anda untuk trading saham (jangka pendek), maka anda harus melihat pola-pola saham blue chip yang sudah diskon secara analisa teknikal. Cara-cara memilih saham diskon untuk trading juga sudah kita bahas praktik2nya disini: Full Praktik Menemukan Saham Murah & Diskon. 

Jika anda ingin membeli saham blue chip yang diskon, ada baiknya fokus pada analisis teknikal, karena saham blue chip mudah dianalisa dengan analisis teknikal, dan saham2 blue chip memiliki pola2 teknikal yang bagus dibandingkan saham2 lapis dua atau bahkan saham lapis tiga (saham gorengan). 

2. Saham blue chip yang murah secara fundamental 

Jika tujuan anda adalah investasi saham jangka panjang, maka anda harus menganalisa fundamental saham tersebut. Pilihlah saham2 blue chip yang paling bagus secara kinerja dan sektor. 

Dan yang terpenting, perhatikan VALUASI SAHAM dan HARGA WAJARNYA. Karena konteksnya disini adalah: Mencari saham blue chip YANG MURAH. Hal ini bisa anda ketahui melalui valuasinya saat itu, untuk melihat apakah saham sudah diskon atau masih mahal (overvalued). 

Untuk mengetahui saham-saham yang murah secara fundamental, kita juga sudah membahasnya disini: Analisis Fundamental Saham untuk Investasi. Anda bisa pelajari dan praktikkan.  

ANALISA LAIN YANG PENTING

Ada hal lain lagi yang perlu anda pertimbangkan ketika ingin memilih saham blue chip yang murah, entah untuk trading maupun investasi yaitu: Mempertimbangkan kondisi pasar saham.

Pasar saham yang sedang jatuh misalnya, maka mayoritas harga saham akan mengalami penurunan tajam, apalagi saham blue chip. Saham2 blue chip memiliki pergerakan yang searah dengan IHSG. Kalau IHSG turun, kondisi ekonomi kurang bagus, investor akan menjual saham terutama saham2 big caps (blue chip). 

Jadi selain analisis teknikal dan fundamental, untuk melihat saham blue chip yang sudah murah atau belum, anda juga harus meng-kombinasikannya dengan analisis market. 

Perhatikan apakah kondisi market saat itu sedang kondusif atau masih berpotensi turun, masih banyak sentimen negatif, pasar saham luar negeri masih bearish, maka anda juga harus pertimbangkan untuk lebih banyak wait and see. Jangan gegabah membeli saham blue chip walaupun terlihat sudah murah. Pelajari juga: Strategi Menghadapi Kondisi Market Strong Bearish. 

Kombinasi analisis teknikal, fundamental dan analisa market ini pada akhirnya akan membuat anda mampu menyeleksi saham-saham blue chip yang sudah murah plus bonusnya, anda bisa mengambil keputusan yang baik untuk membeli saham blue chip di momen yang lebih tepat.

Jadi dalam memilih saham blue chip, anda harus menggunakan analisa-analisa yang realistis yaitu kombinasi tiga analisa yang sudah kita bahas diatas. 

Dalam membeli saham blue chip, jangan hanya melihat brand perusahaannya. Jangan hanya beli saham karena perusahaannya terkenal, karena banyak diincar. Label sebagai saham blue chip sama sekali bukan jaminan anda pasti profit. 

Untuk menghasilkan profit, anda harus menganalisis saham dengan cara yang tepat. Yup, analisis-analisis yang saya paparkan ini bukan hanya berguna untuk melihat saham blue chip yang murah, tetapi juga untuk menganalisa saham2 yang lain (non blue chip).


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Daftar Saham Blue Chip di Indonesia

Daftar Saham Blue Chip di Indonesia

Banyak trader yang ingin tahu daftar saham-saham blue chip di Indonesia. Sebenarnya, kalau anda tanya saham2 apa saja yang termasuk dalam saham blue chip, jawabannya bisa bervariasi, karena menentukan apakah suatu saham termasuk saham blue chip atau tidak, tidak ada rumus pasti. 

Sama juga dengan saham gorengan. Apakah suatu saham termasuk dalam saham gorengan atau bukan, semua orang memiliki penilaian sendiri-sendiri. Broker anda bisa mengatakan saham A adalah saham blue chip, tetapi belum tentu broker sekuritas lain mengatakan hal yang sama.

Sebenarnya saham2 blue chip rata-rata atau bahkan semua juga merupakan anggota saham-saham LQ45. Tetapi, tidak semua saham  LQ45 adalah saham blue chip. Mengenai kriteria saham blue chip. sebenarnya ada banyak sekali, salah satunya dilihat dari kapitalisasi pasarnya. Baca juga: Cara Mendapatkan Data Jumlah Saham Beredar dan Kapitalisasi Pasar.

Saya banyak membahas panjang lebar mengenai kriteria-kriteria saham blue chip di ebook trading dan belajar saham. Anda bisa mendapatkannya disini: Buku Saham. Oke, sekarang saya akan memaparkan jenis-jenis saham blue chip menurut versi saya. Berikut adalah daftar saham blue chip di Indonesia. 

1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
2. PT AStra Internasional Tbk (ASII)
3. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
4. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
5. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
6. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
7. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA)
8. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
9. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
10. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
11. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
12. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
13. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
14. PT Unilever Tbk (UNVR)
15. PT United Tractor Tbk (UNTR)

Itulah daftar saham blue chip di Indonesia yang saya seleksi, salah satunya berdasarkan nilai kapitalisasi pasar dan fundamental perusahaan. Jumlah saham di Bursa Efek jumlahnya 600 lebih, namun saham2 blue chip jumlahnya hanya puluhan saja. Saham2 inilah yang biasanya selalu menjadi motor penggerak IHSG.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Beli Saham Blue Chip Pasti Untung?

Beli Saham Blue Chip Pasti Untung?

Di pasar saham kita, saham bisa dibagi menjadi tiga level yaitu saham lapis satu alias blue chip, saham lapis dua dan saham lapis tiga. Tentu saja saham blue chip adalah saham yang levelnya paling tinggi. 

Saham blue chip adalah saham yang paling banyak ditransaksikan, dan juga punya likuiditas saham yang baik, serta termasuk dalam perusahaan yang mana (mature company). Sehingga, saya tidak jarang mendengar trader yang mengatakan bahwa kalau mau untung, kalau mau yang pasti2, beli aja saham blue chip. 

Pertanyaannya: Benarkah kalau anda beli saham blue chip anda pasti untung? 

Berdasarkan pengalaman saya, saham apapun yang anda beli, tidak menjamin anda pasti untung, sekalipun itu adalah salah blue chip. 

Anda yang sering membaca tulisan2 di Saham Gain, anda mungkin protes: Di tulisan ini: Beli Saham Cepat Profit? Belilah Saham Blue Chip, bukannya Pak Heze sendiri yang mengatakan kalau saham blue chip adalah saham yang aman dan cenderung lebih cepat memberikan profit? 

Memang saham2 blue chip adalah saham2 yang lebih mudah naik setelah turun. Selain itu, blue chip juga lebih minim risiko. Di saham blue chip anda juga tidak akan temukan saham yang tiba2 turun 10% hanya dalam hitungan menit. 

Tapi sekali lagi, beli saham blue chip tidak menjamin anda pasti untung. Lagian di pos tersebut, saya juga menuliskan poin-poin tambahan, bahwa kalau anda mau untung di saham blue chip, anda harus melihat momentum yang pas, dan melakukan analisa teknikal yang lebih komprehensif.  Dan sebenarnya ini juga berlaku di saham2 lain (non blue chip). 

Jika anda membeli saham blue chip tapi anda tidak memahami momentum trading yang baik. Jika anda beli saham chip tapi anda tidak tahu cara screening saham. Jika anda beli saham blue chip saat harga sahamnya sudah sangat tinggi misalnya, maka bukan tidak mungkin saham anda justru nyangkut. 

Itu artinya, supaya anda bisa untung dari saham2 blue chip (dan saham2 lainnya juga), anda harus melakukan analisis teknikal, screening saham, dan pahami momentum yang tepat. Baca juga: Cara Memilih Saham Bagus untuk Trading. 

Apabila tujuan anda adalah trading, jangan hanya membeli saham cuma karena saham tersebut brandnya bagus, dikenal, dan banyak yang membeli. 

Itu boleh saja. Tetapi anda perlu melakukan analisa2 dan riset lebih lanjut, untuk memutuskan apakah saham tersebut layak dibeli secara analisis teknikal atau anda masih harus wait and see. 

Walaupun saham2 blue chip kalau kita tarik tren jangka yang sangat panjang diatas 3 tahun, trennya selalu naik, namun tidak bijaksana jika saham anda nyangkut berlama-lama karena anda beli saham, hanya karena ada 'stigma' kata-kata 'saham blue chip'. 

Contoh konkritnya?? Ada banyak. Saya kasih satu contoh saja yaitu saham blue chip BBRI. BBRI setelah stock split kedua kalinya, harganya 'balik' jadi 2.900-3.000. Saat itu BBRI ramai2 diakumulasi karena harganya sangat murah. 

Tidak butuh waktu lama untuk menaikkan saham BBRI dari 2.900 sampai 3.920. Tetapi disini juga banyak sekali trader yang nggak sempat beli sahamnya. Nah, karena ada stigma bahwa BBRI adalah saham blue chip, sehingga nanggung kalau nggak dibeli. 

Ada stigma2 bahwa BBRI sahamnya bagus, maka akhirnya mayoritas trader yang belum sempat beli ini, langsung membeli BBRI begitu saja. Padahal ketika itu mayoritas blue chip sudah naik tinggi. Demikian juga dengan IHSG yang sudah mulai banyak sentimen2 negatif setelah naik drastis. Perhatikan grafik BBRI dibawah ini: 

Analisis Harga Saham BBRI
Di harga yang sudah melambung tinggi dan mulai membentuk double top di 3.900 (tanda persegi), banyak sekali trader yang beli di harga tersebut. Tidak lama kemudian BBRI langsung turun dalam beberapa bulan, sampai dibawah 3.000. 

Saat itu banyak trader yang bertanya apakah BBRI bisa balik lagi diatas 3.900? Sampai kapan BBRI turun? Dan sebagainya. 

Walaupun akhirnya BBRI bisa balik juga sampai diatas 3.950, karena saham ini adalah saham blue chip yang notabene selalu dikoleksi, namun BBRI butuh waktu setahun lebih untuk balik diatas 3.900. 

Apa pelajaran yang anda ambil dari sini? Dari sini kita semua bisa menyimpulkan bahwa beli saham blue chip tidak berarti anda pasti untung. Memang dalam jangka lebih panjang, saham2 blue chip akan uptrend, seperti BBRI ini contohnya. 

Tetapi jika tujuan anda adalah trading, dan saham anda nyangkut lama hanya karena anda tidak melakukan analisis sebelum membeli, maka hal tersebut tidaklah benar, dan tidak saya sarankan.

Dari contoh BBRI diatas, kalau trader tidak terburu-buru membeli hanya karena stigma blue chip ini tadi, maka harusnya anda bisa mendapatkan BBRI di harga lebih murah (bahkan lebih dari sekali), dan menjual di harga tinggi.  

Jadi sebenarnya pertanyaan: Apakah beli saham blue chip pasti untung? Itu sama dengan kalau anda bertanya: Apakah trading saham itu pasti untung? 

Jawabannya tidak kalau anda tidak memahami analisis2 dan momentum untuk trading. Karena saat anda berada dalam posisi tidak mengerti dan hanya asal membeli, maka itu sama saja dengan gambling. Anda tahu bahwa gambling dalam hal apapun tidak mungkin bisa memberikan keuntungan yang konsisten.

Meskipun dengan melakukan analisa yang benar, saham anda mungkin bisa turun beberapa poin setelah anda beli, tapi faktanya jika anda membeli saham yang benar dan analisa yang tepat, anda cuma perlu menunggu sedikit waktu saja untuk bisa untung. 

Sehingga, anda tidak terjebak melulu membeli saham2 tanpa arah yang jelas. Saya pernah menuliskannya disini: Saham Turun: Pilih Hold atau Cut Loss? 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Blue Chip untuk Trading

Saham Blue Chip untuk Trading

Di dalam trading saham, ada banyak sekali pilihan saham yang bisa anda beli. Mulai dari saham-saham yang likuid, sampai saham yang paling tidak likuid semuanya bisa menjadi opsi trading anda.

Salah satu jenis saham yang cukup terkenal adalah SAHAM BLUE CHIP. Saham blue chip merupakan saham perusahaan yang punya kinerja bagus dan mapan di sektornya, serta harga sahamnya sangat likuid. Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia.  

Karena saham blue chip adalah saham yang likuid (banyak peminat) dan kinerja perusahaan bagus, banyak yang menyarankan agar saham blue chip sebaiknya diinvestasikan jangka panjang, ketimbang digunakan untuk trading jangka pendek. 

Saya pribadi juga sering mendengar pendapat2 bahwa saham blue chip justru tidak enak digunakan untuk trading karena pergerakan saham blue chip cukup lambat (semakin likuid suatu saham, pergerakan naik-turunnya akan semakin lama). 

Apakah benar saham blue chip adalah saham yang kurang memberikan profit maksimal untuk trading? Apakah trading saham sebaiknya dilakukan dengan cara mencari saham2 non blue chip?

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, saham blue chip justru adalah saham yang sangat bagus untuk trading. Walaupun fluktuatifnya tidak secepat saham2 gorengan, tetapi kelebihan saham blue chip untuk trading adalah: 

- Risikonya kecil (fluktuatifnya tidak terlalu tinggi)
- Lebih mudah dianalisa pergerakannya
- Return yang stabil 
- Memberikan rasa psikologis yang lebih baik

Itulah kelebihan saham2 blue chip. Para trader pemula saya sarankan untuk selalu memiliki saham-saham blue chip di portofolionya. Justru dengan membeli saham blue chip, anda bisa belajar lebih banyak tentang menganalisa chart, support-resisten, analisa tren dan lain2. 

Pelajari juga strategi2 analisis teknikal disini: Ebook Trading Saham Full Praktik Trading. 

Di satu sisi, fluktuatif saham blue chip tidak 'seburuk' yang anda bayangkan. Banyak saham blue chip juga memiliki fluktuatif yang cukup baik, yang bisa anda manfaatkan untuk meraih profit, baik profit harian, profit mingguan (swing trading) hingga bulanan. Pelajari juga cara mendapatkan profit dari trading harian disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Saham BBRI
Contohnya adalah chart BBRI diatas. Anda bisa perhatikan bahwa BBRI memiliki fluktuatif harga yang bagus (tidak sideways dalam waktu lama), di mana banyak titik harga yang bisa dijadikan sebagai acuan support (lingkaran) dan resisten (persegi) untuk memperoleh profit baik dari trading harian ataupun mingguan.

Kemudian anda bertanya: "Tapi kan Pak Heze, saham2 blue chip biasanya bisa naik jangka panjang. Kenapa nggak diinvestasikan saja?" 

Itu semua kembali lagi pada preferensi anda masing2. Seperti yang sudah sering saya ulas di web Saham Gain, saya sering menuliskan bahwa setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda. 

Ada yang ingin dapat untung jangka pendek. Ada yang ingin mendapatkan profit jangka panjang. Kalau tujuan anda untuk mendapatkan profit jangka pendek, maka trading saham adalah strategi yang cocok. Namun jika anda ingin dapat profit jangka panjang, silahkan menginvestasikan saham2 blue chip anda. 

Kesimpulannya, saham blue chip adalah saham yang bagus untuk ditradingkan jangka pendek, tidak hanya cocok untuk investasi. 

Anggapan2 yang mengatakan bahwa saham blue chip kurang cocok untuk trading (karena naik-turunnya lembat) menurut saya pribadi kurang tepat, karena banyak saham blue chip yang memiliki fluktuatif harga yang bagus.

Di dalam trading, target kita tidaklah mencari untung sebesar mungkin dengan membeli saham2 yang berisiko tinggi. Namun mencari saham2 yang pergerakannya bagus itu juga sangat penting. 

Namun dalam membeli saham, apapun jenis sahamnya, harus dilakukan dengan dasar analisa. Kalau anda trading, gunakanlah analisa teknikal. Walaupun saham blue chip punya pergerakan yang bagus dan polanya teratur, tetapi anda harus memperhatikan momentum yang tepat untuk membeli saham2 blue chip. 

Ada banyak strategi bagus untuk membeli saham di harga yang tepat. Anda juga bisa mendapatkan strategi2nya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah dan Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.